You are on page 1of 4

Nama : Mochamad Ainun Najib NIM : 2009730029

Tutor : dr. Kartono

Laporan Jurnal Reading Glycated Hemoglobin, Diabetes, and Cardiovascular Risk In Nondiabetic Adults (GlikoHb, diabetes, dan resiko kardiovaskular pada orang dewasa nondiabetes) Latar belakang

Glukosa puasa adalah ukuran standar yang digunakan untuk mendiagnosis diabetes di Amerika Serikat. Baru-baru ini, glikoHb juga dianjurkan untuk pememriksaan ini. Di amerika serikat dilakukan pemeriksaan untuk diabetes melitus dengan melakukan pemeriksaan glukosa puasa namun telah dikeluarkan rekomendasi baru dari amerikan association diabetes bahwa glikoHb sekarang digunakan untuuk mendiagnosis diabetes melitus karena sangat berkaitan erat dengan penyakit mikrovaskular, selain itu pemeriksaannya juga lebih mudah dan lebih banyak disukai karena pasien tidak perlu melakukan puasa terlebih dahulu apalagi jika puasa dilakukan oleh Negara-negara non puasa akan terasa lebih berat.

Metode

Kami membandingkan nilai prognostik/gambaran kedepan dari glikoHb dan glukosa puasa untuk mengidentifikasi orang dewasa yang berisiko untuk diabetes atau penyakit kardiovaskular. Metode yang kami lakukan adalah mengukur glikoHb dalam seluruh sampel darah(whole blood) dari 11.092 orang dewasa hitam atau pun putih yang tidak memiliki riwayat penyakit diabetes atau jantung dan yang hadir dalam kunjungan kedua (terjadi pada periode 1990-1992) Risiko Aterosklerosis dalam Komunitas (ARIC).

Hasil

Hasil dari penelitian, nilai glikoHb yang didapat dari pemeriksaan akan menentukan diagnose baru untuk diabetes dan penyakit kardiovaskular. Disini peneliti mengumpulkan lima kelompok menurut kadar glikoHbnya yakni yang di bawah 5% sebanyak 949 orang, 5 sampai 5,5% sebanyak 4950 orang, 5,5 sampai 6 % sebanyak 3683, 6 sampai 6,5% sebanyak 1031 orang dan yang terakhir kelompok yang kadar glikoHb nya lebih dari 6,5%. Ternyata didapatkan hasil: Bahwa kelompok yang memiliki kadar glikoHb yang tinggi memiliki resiko tinggi untuk menderita penyakit diabetes, stroke, serangan jantung dan penyakit-penyakit lain yang dapat menyebabkan kematian. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa pemeriksaan glikoHb lebih sensitive dibandingkan dengan pemeriksaan glukosa puasa, karena glikoHb sudah menyatakan kadar rata-rata glukosa dalam darah selama 3 bulan.hal ini dapat mengurangi manipulasi data pasien di bandingkan dengan cara glukosa puasa.selain itu pemeriksaan glikoHb juga lebih mudah dilakukan di Negara-negara yang memang tidak memiliki kebiasaan berpuasa sehingga mereka tidak merasa keberatan diandingkan dengan pemeriksaan glukosa puasa yang memang harus berpuasa terlebih dahulu.

Diantara orang AS yang tidak ada riwayat diabetes, lebih dari 2,4 juta orang memiliki nilai gliko Hb > 6,5% dan 7 juta orang memiliki kadar glikoHb >6%, temuan ini menunjukkan peningkatan risiko terjadinya diabetes pada orang yang memiliki kadar glikoHb > 6%. Ini juga menunjukkan peningkatan gangguan kardiovaskular. Juga ditemukan meningkatnya risiko PJK pada orang yang memiliki kadar glikoHb yang tinggi. Hasil ini juga menyebutkan bahwa kadar glukosa puasa tidak nyata terkait dengan kejadian dibandingkan glukiHb. GlikoHb juga memiliki keunggulan dengan validitas tepat selama 2-3 bulan daripada glukosa saat puasa dan postpandrial dan untuk stratifikasi jangka panjang makrovaskular. Rekomendasi untuk diagnosis diabetes didasarkan pada hubungan antara glukosa puasa dan glikoHb dan penyakit mikrovaskular misalnya retinopati. Meskipun demikian, penyakit jantung adalah penyebab utama kematian dan perawatan inap di rumah sakit pada pasien diabetes. Data menunjukkan bahwa nilai

glikoHb dapat mengidentifikasikan orang dengan peningkatan risiko untuk PJK, stroke dan kematian sebelum diagnosis diabetes. Dan merupakan penanda risiko kardiovaskular dan kematian Karena sebab apapun. Studi ini telah merekomendasikan peningkatan risiko kardiovaskular dengan peningkatan kadar glikoHb, meskipun demikian penurunan glikoHb sedikit bermanfaat dan memberikan beberapa kerugian untuk mencegah kejadian kerdiovaskular. Walaupun penurunan glikoHb tidak berpengaruh pada penurunan risiko kardiovaskular yang signifikan dan tidak terbukti adanya kadar yang berbeda secara signifikan karena perbedaan ras dan warna kulit. Telah dilakukan penelitian pada ras kulit hitam dan putih selama 15 tahun yang menunjukkan ras kulit hitam lebih sedikit terkena diabetes daripada kulit putih, yang diyakini akibat dari keterlambatan diagnosis. Penelitian ini tidak menggunakan ras spesifik untuk mengidentifikasi orang yang berisiko, tetapi analisis ini membandingkan antara definisi diabetes berdasarkan tingkat glukosa puasa, penggunaan obat dan informasi yang dilaporkan sendiri oleh pasien, semua tersedia untuk 6 tahun pertama dengan hasil yang sama. Populasi kulit hitam adalah tambahan bagi kita untuk melakukan analisis perbedaan rasial dalam menentukan risiko yang kuat. Dalam populasi penelitian diabetes komunitas orang dewasa yang tidak menderita diabetes hitam/putih, glikoHb lebih unggul dari glukosa puasa untuk penilaian risiko jangka panjang dari penyakit jantung berikutnya, terutama pada nilai gluko Hb > 6%. Prognostic tersebut, dapat menambah bukti mendukung penggunaan glikoHb sebagai tes diagnostic untuk diabetes.

Kesimpulan

disimpulkan bahwa glikoHb sangat berhubungan dengan resiko diabetes dan lebih kuat lagi hubungannya dengan penyakit kardiovaskular dan berbagai penyakit yang menyebabkan kematian. Semakin tinggi kadar glikoHb seseorang maka resiko seseorang untuk mengidap penyakit diabetes dan kardiovaskular semakin besar. Untuk itulah mengapa pemeriksaan glikoHb sangat dianjurkan untuk pemeriksaan diabetes.

You might also like