You are on page 1of 6

KIMIA ANORGANIK ASAM, BASA, GARAM DAN TEORI HSAB : REAKSI BUFFER

Disusun Oleh: KELOMPOK 4

Fakultas Sains dan Matematika Jurusan Kimia Universitas Diponegoro Semarang 2011

I.

Latar Belakang

II. Dasar teori 2.1 Asam Asam menurut teori Arrhenius adalah semua zat yang dalam larutan air melepaskan ion hidrogen (H+). Menurut teori Browsted Lowry dapat memberikan proton.

Sedangkan menurut teori Lewis asam adalah zat yang dapat menerima sepasang elektron. Sifat sifat asam : Menghasilkan ion H+ (sebagai H3O+) dalam air ( Rasanya asam Mengkorosi logam Elektrolit Bereaksi dengan basa membentuk garam dan air pH kurang dari 7 Dapat memerahkan kertas lakmus biru

Penamaan asam : Asam yang tidak mengandung O2 diberi akhiran ida, sedangkan asam yagn memiliki O2 diberi akhiran at dan it. Contoh : HCl (asam klorida) Cl (ion klorida) SO32 (ion sulfit) SO42 (ion sulfat)

H2SO3 (asam sulfit) H2SO4 (asam sulfat)

2.2 Teori HSAB (hard soft acid and base) Teori HSAB (hard soft acid and base) yang menggolongkan asam dalam tiga kategori (asam keras, sedang dan asam lunak) dan basa juga dalam tiga kategori (basa keras, sedang dan basa lunak) merupakan pengembangan dari teori asam basa Lewis. Asam lewis meliputi: 1. H+, karena memiliki orbital kosong 1s 2. senyawa yang kekurangan elektron valensi menurut aturan oktet, seperti BeH2, AlH3, dan BH3

3. Spesies yang memiliki kemampuan untuk menambah elektron valensinya lebih dari 8, seperti PR3, dan SR2 4. Spesies yang memiliki ikatan rangkap polar sehingga memiliki kutub positif sehingga dapat menarik pasangan elektron, seperti R2C=O, O=C=O, dan O=S=O Sedangkan basa lewis meliputi: 1. Carbanion, R3C:2. NH3, PH3, AsH3, SbH3, dan basa konjugasinya dan turunanya (PR3 dll) 3. H2O, H2S, basa konjugasinya dan turunanya. 4. Anion-anion halida 5. Senyawa yang memiliki ikatan rangkat dua dan ikatan rangkap tiga dan ionionnya. Untuk menentukan atau membandingkan kekuatan relatif antar basa lewis dapat dilakukan dengan mengukur perubahan entalpi reaksi dengan menggunakan standar asam. Khusus untuk kekuatan basa dengan standard asam proton (H+), pada asam basa Bronsted-Lowry, dikenal sebagai afinitas proton (PA). Kebasaan diukur dengan afititas proton (kkal/mol) pada keadaan gas sesuai urutan: CH3->NH2->H->OH->F->SiH3>PH2>HS->Cl->Br->I->NH3>PH3>H2S>H2O>HI> Namun jika asam standarnya diganti selain proton, afinitas terhadap asam terukur belum tentu sama dengan urutan tersebut, seperti terjadi pada penggunaan asam lewis Hg2+. Hg2+ Sc2+ : afititas I- > Br- > Cl- >F: afititas F -> Cl-> Br- >I-

Kareana keadaan yang demikian kemudian Ahrland, Chatt dan Davies, membagi table periodik dalam 3 kelas yaitu Klas a Klas b Klas c : afinitas terhadap F- lebih besar daripada afinitas terhadap I: borderline /sedang : afinitas terhadap I- lebih besar daripada afinitas terhadap F-

Penjabaran lebih jauh sifat-sifat keasaman dan kebasaan yang dikembangkan dari pemikiran Ahrland, Chatt dan Davies dikemukakan oleh Pearson (1968) yang menggolongkan akseptor dan donor elektron ke dalam asam dan basa keras dan lunak. Asam/basa keras Ukuran kecil Densitas muatan besar Polarisabilitas rendah Asam/basa lunak Ukuran besar Densitas muatan kecil Polarisabilitas tinggi

Asam-basa keras digambarkan sebagai suatu spesies yang mempunyai ukuran relatif kecil, bermuatan tinggi dan mempunyai polarisabilitas rendah. Sebaliknya asam-basa lunak digambarkan sebagai suatu spesies yang mempunyai ukuran relatif bermuatan rendah dan mempunyai polarisabilitas tinggi. besar,

Tabel 1. Klasifikasi beberapa asam basa berdasar HSAB (Bowser, 1993) Asam Keras H+, Li+, Na+, K+, Be2+, Mg RCO+,
2+

Lunak , Ca2+, Cu+, Ag+, Au+, Hg+, CH3Hg+, Ti+ Si4+, GaCl3, GaI3, InCl3, CH3, carbena, Br2,

Sr2+, BF3, B(OH)3, AlH3, AlCl3, Pd2+, Pt2+, Cd2+, Hg2+, BH3, GaMe3, AlMe3, CO2, NC+, CH3Sn3+, N3+, Cl3+, I5+, I7+,Al3+, Sc3+, I2, Br+, I+, Atom-atom logam Ga3+, In3+, La3+, Cr3+ , Fe3+, Co3+, Ti4+, Zr4+, Hf4+ sedang: Fe
2+

Ru , Os , Co , Rh , Ir ,Ni 2+, Cu2+, Zn2+, Bme3, GaH3, R3C, C6H5+, Sn2+, Pb 2+, NO+, Sb3+, Bi3+, SO2 Basa

2+

2+

2+

3+

3+

Keras:
2-

Lunak:

CO3 , CH2CO2 , NH3, RNH2, N2H4, CO, CN , RNC, C2H4, C6,H6, R3P, H2O, OH-, ROH, RO-, R2O F- ,Cl-, NO3-, PO43-, SO42-, ClO4(RO) 3P, R3As, R2S, RSH, H-, R-, I-, SCN-, S2O3sedang: N2,N3, NO2-, C5H5N, C6H5NH2, Br -

Terdapat hubungan antara energi orbital dengan kekerasan ataupun kelunakan asambasa. Asam keras lebih stabil kemungkinannya pada orbital LUMO (lowest unoccupied molecular orbital), sedangkan basa keras kurang stabil pada orbital HOMO (highest occupied molecular orbital). Besarnya perbedaan energi antara orbital asam-basa keras

menyebabkan transfer muatan dari basa ke asam sangat eksotermik, dalam hal ini interaksi yang paling dominan adalah interaksi ionik. Sebaliknya asam dan basa lunak mempunyai energi orbital molekul yang kira-kira setara, sehingga interaksi kovalen menjadi sangat dominan. Overlab orbital yang paling efektif adalah orbital yang mempunyai level energi yang setara. Umumnya asam keras lebih cenderung untuk berpasangan dengan basa keras, sedangkan asam lunak lebih menyukai basa lunak.

Donor number dan Acceptor number Donor numbe r(DN) dan acceptor number (AN) khusus dipakai untuk penentuan aspek kuantitatif dari tendensi keasaman Lewis pelarut atau kebasaan Lewis pelarut. Ukuran kuantitatif menggunakan data thermodinamika. Jika Afinitas Proton (PA) diukur dengan menggunakan proton sebagai asam, maka pengukuran DN (pendonoran) dan AN digunakan SbF5 dan SbCl5 sebagai asam. Pengukuran DN menggunakan SbF5. sedangkan pengukuran AN menggunakan SbCl5. SbCl5 memiliki harga AN = 100, dan harga DN= - sedangkan heksana memiliki harga AN = 0. Satuan DN dan AN dalam kkal/mol. Pelarut dengan harga DN lebih besar dari pada AN (misalnya piridin dan dietil eter) memiliki kecenderungan lebih kuat sebagai basa lewis. Sedangkan pelarut dengan harga AN lebih besar dari pada DN (misalnya metanol dan asam asetat) maka pelarut tersebut memiliki kecenderungan lebih kuat sebagai asam lewis.

Kekuatan asam-basa pada medium air. Kekuatan asam basa biasanya diekspresikan dengan harga Ka dan Kb. Jika asam HA terdissosiasi maka : HA H+ + AKa = [HA] Jika basa MOH terdissosiasi maka : MOH M+ + OHKa = [MOH] [M+ ][ OH-] [H+ ][ A-]

Harga Ka dan Kb yang dapat diukur secara langsung berkisar antara 10-8 - 104 (HA atau MOH terdissosiasi antara 0,01% -99,99%). Asam kuat akan memiliki harga Ka besar, dan basa kuat akan memiliki Kb besar. Kekuatan asam-basa juga dapat diekspresikan dengan harga PA (afinitas proton) maupun DN (donor number) dan AN (acceptor number) walaupun pemakaiannya tidak seluas Ka dan Kb.

You might also like