You are on page 1of 58

I.

PENDAHULUAN

I.1 Profil Desa Desa Brebeg merupakan salah satu desa di Kecamatan Jeruklegi Kabupaten Cilacap. Sebelah utara berbatasan dengan desa jeruklegi kulon, sebelah barat berbatasan dengan desa Ujung Manik, sebelah selatan berbatasan dengan Kutawaru, sebelah timur berbatasan dengan desa Jeruklegi wetan. Letak desa Brebeg berupa perbukitan yang mempunyai topografi naik turun. Jumlah penduduk mencapai 4.541 jiwa. Terdiri dari laki-laki 2259. jiwa dan perempuan 2.282 jiwa. Tingkat pendidikan penduduk pada umumnya tamat SMP. Warga Brebeg telah dapat memanfaatkan pekarangan rumah mereka dengan menanami tanaman obat keluarga dan sayur-sayuran . Jenis ternak yang dipelihara oleh warga antara lain sapi, kambing dan unggas, yang berupa ayam. Ada beberapa warga yang memelihara ikan, jenis ikan tersebut anatara lain mujaer, dan patin. Mata pencaharian utama penduduk adalah petani dan pengrajin gula merah. Desa Brebeg sendiri mempunyai 4 dukuh yaitu Cikorol, Ciptosari, Watukumpul dan Sumur Bandung. Dari data tahun 2007 yang kami peroleh jumlah warga miskin yang ada di Desa Brebeg adalah sejumlah 1790 warga dari 4.541 warga Desa Brebeg, untuk Dukuh Ciptosari sebesar 558 warga miskin atau kurang lebih sekitar 140 Kepala Keluarga (KK). Dari data

tersebut Posdaya dan juga pemerintah desa Brebeg masih harus berusaha dengan keras untuk mengatasi kemiskinan yang jumlahnya signifikan. I.2 Latar Belakang Kegiatan KKN POSDAYA secara Umum Desa Brebeg merupakan salah satu desa berkembang yang membutuhkan sebuah stimulasi positf yang terencana dan terorganisir yang dapat mendorong perkembangan desa yang lebih terarah dan terpadu maka harus didukung oleh Kecamatan dan Desa. Oleh karena itu diperlukan komitmen para pemangku kepentingan (stake holders) dan seluruh komponen masyarakat. Pos pemberdayaan keluarga adalah merupakan strategi pergerakan dan pemberdayaan masyarakat agar terbentuk budaya perilaku hidup sehat, cerdas dan mandiri Keterlibatan Perguruan Tinggi (Universitas Jenderal Soedirman) dalam mempercepat proses pembangunan di Kabupaten Cilacap

dimanifestasikan melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata yang bertema POSDAYA (KKN tematik POSDAYA) yang merupakan bentuk

pengintegrasian antara pengabdian kepada masyarakat dengan pendidikan dan penelitian yang akan dilaksanakan oleh mahasiswa secara

interdisipliner. Melalui KKN POSDAYA diharapkan mampu memberikan solusi terhadap permasalahan yang muncul dalam kehidupan bermasyarakat sesuai dengan disiplin ilmu masing - masing. Peran serta mahasiswa KKN POSDAYA 2012 Universitas Jenderal Soedirman direalisasikan dengan berbagai bentuk kegiatan yang relevan dengan permasalahan pemberdayaan keluarga yang meliputi berbagai aspek

kehidupan masyarakat desa yang di bakukan kedalam empat pilar program KKN POSDAYA yang meliputi bidang kesehatan, pendidikan,

kewirausahaan, dan pemberdayaan lingkungan

yang ada di Kabupaten

Cilacap secara umum dan Dusun Ciptosari Desa Brebeg Kecamatan Jeruklegi pada khususnya. Melalui penyelengaraan kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan mampu memotivasi dan membangkitkan semangat masyarakat untuk lebih aktif dan lebih dinamis dalam menyukseskan upaya pembangunan yang digalakkan di Kabupaten Cilacap.

II.

PELAKSANAAN PROGRAM DAN PEMBAHASAN

2.1 Kegiatan Non Fisik Tabel 2.1 Hasil Kegiatan Non Fisik No Bidang Kegiatan Satuan Target Realisasi Vol I. BIDANG KELEMBAGAAN 1. Sosialisasi Lingkungan 40 Org Pengurus posdaya dan warga Pengurus 1 kali 100 100.000 100.000 % Dana Holcim Mhs. Jumlah

2. Koordinasi dengan pengurus Posdaya II.

10 Org

1 kali

100

BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT 1. Penyuluhan tentang PHBS 2. Penyuluhan pentingnya ASI eksklusif 44 Anak 20 Org PAUD bakti persada Ibu-ibu PKK 1 kali 1 kali 100 100 -

3. Penyuluhan Jumantik III. BIDANG PENDIDIKAN 1. Penyuluhan pentingnya peran serta orang tua dalam pendidikan anak 2. Pendataan tenaga pengajar dan kelompok belajar BIDANG EKONOMI 1. Penyuluan UKM/KUB

20 Org

Ibu-ibu PKK

1 kali

100

20 Org

Ibu-ibu PKK RW I Siswa SD kelas 5 & 6

1 kali

100

25 Org

1 kali

100

IV.

2 Org

V.

2. Penyuluhan managemen 20 Org keuangan keluarga BIDANG PEMBERDAYAAN LINGKUNGAN 1. Penyuluhan pemanfaatan Lahan sekitar rumah 25 Org TOTAL

Utusan posdaya Ibu-Ibu PKK

1 kali 1 kali

100 100

20.900 -

75.000 -

95.900 -

Bapak-bapak

1 kali

100

195.900

2.1.1BIDANG KELEMBAGAAN Kegiatan Non Fisik 1. Sosialisasi Program Kerja Tujuan : Masyarakat mengetahui Program Kerja Tim KKN Desa Brebeg, Dusun Ciptosari tahun 2012. Masalah : Masyarakat belum mengetahui kegiatan Tim KKN. Lokasi Sasaran Waktu : Rumah ketua RW 1 (bapak Sukarjo S.Pd) : masyarakat dusun Ciptosari : 23 Januari 2012 25 Januari 2012 Biaya : Rp 100.000,-

Volume : 2 kali Realisasi : Ketua RW dan masyarakat Dusun Ciptosari menyambut baik program kerja KKN dan adanya timbal balik berupa penyesuaian jadwal Program Kerja yang akan dilaksanakan di masing-masing tempat. Pembahasan 1) Faktor Penghambat Warga Dusun Ciptosari sedang sibuk dengan pekerjaan di sawah (bertani) sehingga pada siang hari warga tidak bisa melakukan pertemuan, sedangkan pada malam Jumat dan malam Selasa mereka mempunyai rutinitas tahlilan / yasinan. 2) Faktor Pendorong

Ketua RW dan masyarakat dusun Ciptosari sangat antusias dan mendukung kegiatan Tim KKN Dusun Ciptosari Desa Brebeg. 3) Solusi Permasalahan Sosialisasi ini dilakukan pada malam hari tepatnya pada malam Kamis. 4) Upaya di Masa Mendatang Diharapkan adanya kerjasama dan pertemuan rutin intern RW (antar RT).

2.1.2

BIDANG KESEHATAN

Kegiatan Non Fisik 1. Penyuluhan dan pelatihan Juru Pemantau Jentik Tujuan : Melatih ibu-ibu agar bisa mencegah perkembangan nyamuk penyebab penyakit secara alami dan tanpa bahan kimia. Masalah : Banyak nyamuk di desa Brebeg dan kebanyakan ibu-ibu menggunakan Abate atau kaporit pada bak mandi untuk membunuh jentik-jentik nyamuk, pemakaian bahan kimia dalam jangka waktu yang lama akan menjadikan nyamuk kebal/resisten. Sasaran Waktu Biaya : ibu ibu PKK : tanggal 29 Januari 2012, pukul 14.00-17.00 di Posdaya Mekar Jaya : Rp 19.000,-

Volume : 1 kali Realisasi : ibu ibu mendapatkan pengetahuan mengenai jenis jenis jentik dan jenis nyamuk yang menjadi pembawa suatu penyakit tertentu (DBD, malaria dll)

Pembahasan 1) Faktor pendukung Ibu ibu sangat antusias dalam penyuluhan dan pelatihan jumantik ini, karena di desa Brebeg memang terdapat banyak sekali nyamuk. 2) Faktor penghambat Kurangnya alat peraga dalam sosialisasi PHBS dan banyak ibu-ibu yang mengajak anaknya dalam program ini sehingga terganggu dengan ramainya anak-anak bermain. 3) Solusi Permasalahan Tidak hanya ibu-ibu PKK tetapi anak-anak Sekolah juga perlu diberi materi dan pelatihan tentang PHBS secara singkat tetapi mudah dimengerti sehingga nantinya akan mudah dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari khususnya di lingkungan sekolah. 4) Upaya di masa mendatang Terbentuk Juru Pemantau Jentik untuk setiap dasawisma minimal satu juru pemantau jentik.

2. Penyuluhan ASI Eksklusif Tujuan : Tujuan dilakukannya penyuluhan ASI eksklusif adalah ibuibu dapat mengerti pentingnya ASI dan melaksanakan ASI Eksklusif untuk kesehatan dan kecerdasan anaknya. Masalah : Masih banyak ibu yang mempunyai bayi/balita yang tidak memberikan ASI Eksklusif, hal ini karena 8

kurangnya pengetahuan ibu akan pentingnya ASI Eksklusif dan karena ibu bekerja. Waktu Pelaksanaan : Penyuluhan ASI ekslusif dilakukan pada tanggal 29 Januari 2012 pukul 14.00-16.30 di dusun Ciptosari Desa Brebeg (Posdaya Mekar Jaya). Capaian/Sasaran : Sasaran dari kegiatan ini adalah ibu-ibu. jumlah peserta 40 orang yang terdiri dari ibu dan balita. Biaya Volume : Rp 19.000,: 1 Kali

Pembahasan 1) Faktor Pendorong Penyuluhan ASI eksklusif di Posdaya Mekar Jaya berjalan dengan lancar, faktor pendorong kegiatan ini adalah pengurus Posdaya dan ibu-ibu yang memberikan izin dan waktu kepada mahasiswa KKN serta memberikan dukungan penuh pada kegiatan KKN. 2) Faktor penghambat Banyak ibu-ibu yang kurang focus dalam mendengarkan isi dari penyuluhan dikarenakan anak mereka yang ramai bermain. 3) Rekomendasi Perbaikan Program : Program ini akan semakin baik jika

didorong dengan adanya pemantauan dan konsultasi ASI di setiap pertemuan posyandu.

3. Penyuluhan PHBS Waktu Pelaksanaan : Penyuluhan PHBS dilakukan pada tanggal 16 Februari 2012 pukul 08.00-10.00 di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Bakti Persada dusun Ciptosari Desa Brebeg. Tujuan dan Manfaat :Tujuan dilakukannya penyuluhan PHBS adalah

memberikan pengetahuan dasar akan pentingnya pola hidup bersih dan sehat serta menerapkan PHBS dalam kehidupan sehari-hari, lebih dini lebih baik. PHBS memberikan manfaat yang besar bagi kesehatan siswa seperti terhindar dari berbagai penyakit. Capaian : sasaran program adalah anak PAUD dan guru/bagian dari sekolah dengan jumlah peserta sebanyak 42 siswa. Biaya Pembahasan 1) Faktor Pendorong Penyuluhan dan penerapan PHBS di berjalan dengan lancar, faktor pendorong kegiatan ini adalah guru PAUD yang memberikan izin dan dukungan penuh pada program KKN, serta antusias siswa yang sangat besar terhadap kegiatan ini. 2) Faktor penghambat Hambatan kegiatan penyuluhan dan penerapan PHBS di PAUD Bakti Persada seperti turunnya hujan dari malam sampai pagi sehingga ada :-

10

beberapa siswa yang tidak hadir atau telat masuk, dan ada sebagian yang masih susah diatur. 3) Rekomendasi Perbaikan Program Program ini harus diterapkan dan dilanjutkan secara berkesinambungan (menjadi agenda rutin) dalam kehidupan sehari-hari.

2.1.3

BIDANG PENDIDIKAN

Kegiatan Non Fisik 1. Motivasi pentingnya peran serta orang tua dalam pendidikan Tujuan : Memberikan pemahaman kepada orang tua di Dusun Ciptosari Desa Brebeg mengenai pentingnya perhatian dan peran serta orang tua dalam proses tumbuh kembang anak, karena pendidikan tidak hanya berlangsung di sekolah atau lembaga pendidikan, melainkan juga dilaksanakan di lingkup terdekat, yaitu keluarga. Dimana orang tua memiliki peran penting dalam menentukan keberhasilan masa depan anak mereka. Masalah : Kondisi di lingkungan Dusun Ciptosari Desa Brebeg

menggambarkan bahwa peran serta orang tua dalam pendidikan anak masih dirasa kurang. Hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya anak yang melihat tayangan televisi tanpa didampingi oleh orang tuanya, banyak anak yang bermain melebihi jadwalnya untuk belajar, juga banyak anak yang bersekolah hanya sampai

11

tingkat pertama (SMP) dan setelah itu mereka merantau keluar daerah. Lokasi Sasaran Waktu Biaya : Rumah ketua RW 1 (Bapak Sukarjo S.Pd) : masyarakat Dusun Ciptosari (ibu-ibu PKK) : 5 Februari 2012 : ,-

Volume : 1 kali Realisasi : Masyarakat sangat antusias mendapat pengarahan mengenai pentingnya peran serta orang tua dalam pendidikan anak. Hal ini mengubah pandangan mereka bahwa pendidikan itu tidak hanya dilaksanakan di sekolah-sekolah saja, tapi juga di lingkungan keluarga, orang tua tetap mempunyai tugas untuk mendidik dan membimbing anak-anaknya agar kelak menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa. Pembahasan 1) Faktor Penghambat Tuntutan kebutuhan menjadi faktor utama kurangnya peran serta orang tua (bapak atau ibu) dalam pendidikan anak di lingkungan keluarga. Di tengah kondisi ekonomi yang sulit, para orang tua kadang lupa untuk memberikan pengarahan-pengarahan ke anak-anaknya, mereka lebih memikirkan bagaimana mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Mereka menyerahkan sepenuhnya masalah pendidikan kepada lembaga pendidikan tempat anak-anak mereka bersekolah.

12

2) Faktor Pendorong Kesadaran orang tua untuk lebih meningkatkan dan mendekatkan hubungan mereka dengan anaknya, agar para orang tua bisa mengawasi perkembangan tingkah laku anak-anak mereka dan bisa memotivasi anaknya untuk bisa berprestasi dan sukses. 3) Solusi Permasalahan Warga masyarakat yang telah memiliki anak (orang tua) diberikan wawasan mengenai pentingnya peran serta mereka dalam proses tumbuh kembang anak mereka, terutama dalam bidang pendidikan dan beberapa tips agar anak mereka bisa berprestasi disekolah. Hal yang paling sederhana misalnya menemani anak-anak mereka ketika melihat tayangan televisi, karena dalam tayangan tersebut mungkin ada adegan atau kalimatkalimat yang seharusnya tidak boleh diperdengarkan ke anak di bawah umur. Sedangkan salah satu tips agar anak berprestasi disekolah yaitu perhatian orang tua, maksudnya adalah ada usaha dari orang tua untuk mengetahui perkembangan anak di sekolah, misalnya dengan berkunjung ke sekolah atau mengetahui lingkungan sekolah. Orang tua memberikan sarana dan mendukung minat anak, sehingga akan berkembang kemampuan anak selain itu juga akan berpengaruh pada aktivitas anak di sekolah. 4) Upaya di Masa Mendatang

13

Setelah diadakan penyuluhan ini diharapkan para orang tua di Dusun Ciptosari Desa Brebeg lebih memberikan dan meningkatkan partisipasi mereka dalam pendidikan anak.

2. Pendataan Kelompok Belajar Tujuan : Dengan pembuatan kelompok belajar bagi siswa SD kelas 5 dan 6, diharapkan bisa memancing semangat belajar siswa siswa dalam kegiatan belajar, bisa saling membantu dalam penyelesaian tugas tugas dari sekolah sehingga bagi anak yang belum paham di sekolah bisa ditanyakan pada teman teman yang sudah paham saat belajar kelompok, sedangkan bagi yang sudah paham bisa menjadi lebih paham karena telah mengajarkannya ke yang lain dan ilmunya bisa bermanfaat. Masalah : Di lingkungan sekitar Dusun Ciptosari pada khususnya, jumlah anak-anak sekolah sangat banyak, akan tetapi di lingkungan tersebut belum ada kelompok belajar. Sepulang sekolah anak anak tersebut sering menyia-nyiakan waktu siang hari dengan bermain-main kecuali hari Senin Kamis, karena pada hari ada beberapa dari mereka yang mengikuti kegiatan TPQ di Posdaya Mekar Jaya Dusun Ciptosari. Lokasi Sasaran Waktu : Posko Posdaya Bidang Pendidikan. : Siswa-siswa SD kelas 5 dan 6. : 31 Januari 2012

14

Biaya Volume

:: 1 kali

Realisasi : Siswa-siswa di lingkungan sekitar Dusun Ciptosari sangat antusia dalam pembentukan kelompok belajar ini karena dengan pembentukan kelompok belajar ini mereka jadi lebih

bersemangat dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah. Pembahasan 1) Faktor Penghambat Diwaktu luang setelah pulang sekolah, siswa-siswa lebih sering menghabiskan waktunya dengan bermain-main. Apalagi untuk siswa yang tidak mengikuti kegiatan TPQ, banyak waktu luang yang terbuang sia-sia. 2) Faktor Pendorong Antusias siswa-siswa dalam pembentukan kelompok belajar menjadikan mereka bersemangat dalam mengikuti kegiatan ini. 3) Solusi Permasalahan Pembuatan kelompok belajar ini menjadi salah satu solusi untuk lebih mengoptimalkan waktu belajar anak dan memecahkan tugas sekolah secara bersama-sama. 4) Upaya di Masa Mendatang Diharapkan terbentuk kelompok belajar yang makin padu dan bisa menular ke adik-adik kelasnya sehingga bisa mendukung kegiatan belajar yang telah dilakukan di sekolah.

15

2.1.4 BIDANG EKONOMI Kegiatan Non Fisik 1. Penyuluhan manajemen keuangan keluarga Tujuan : Memberikan pemahaman kepada masyarakat di Dusun Ciptosari Desa Brebeg mengenai pentingnya pengelolaan keuangan dalam keluarga sehingga keluarga da Masalah : Uang bukanlah segalanya, tapi dapat membuat Anda kelimpungan jika Anda tidak mengelola uang Anda dengan baik. Uang bukan segalanya, tetapi miskin akan uang bisa menjadi awal dari sebuah kejahatan. Banyak orang tidak begitu pusing dengan menajemen keuangan dan percaya bahwa pekerjaan dengan penghasilan yang lebih tinggi akan menyelesaikan semua masalah keuangan mereka. Lokasi Sasaran Waktu Biaya : Rumah ketua RT 1 : masyarakat Dusun Ciptosari RT 1 : 9 Februari 2012 : Rp 10.000,-

Volume : 1 kali Realisasi : Bermula dari undangan dari ketua RT 1 kepada mahasiswa KKN untuk menghadiri Arisan LOT-LOTAN para bapak-bapak warga ciptosari. Dalam acara tersebut kami sekaligus mengadakan penyuluhan tentang manajemen keuangan keluarga. Masyarakat cukup antusias dalam mengikuti penyuluhan kami..

16

Pembahasan 1) Faktor Penghambat Keuangan keluarga merupakan permasalahan yang sangat rumit dalam keluarga. Masyarakat umumnya tidak mengalokasikan penghasilan mereka dalam pembelanjaannya. Yang ada dalam angan mereka adalah apa yang mereka dapat hari ini,, adalah yang akan mereka makan hari esok. Jadi tidak ada penganggaran jangka panjang dari penghasilan mereka. 2) Faktor Pendorong Kesadaran masyarakat untuk menabung cukup baik. Masyarakat sudah mempunyai kebiasaan menabung dalam bentuk arisan yang dalam desa brebeg ini masyarakat sebut LOT-LOTAN. Arisan ini sangat membantu dalam pemenuhan kebutuhan yang cukup besar seperti resepsi pernikahan atau lainnya. Jika salah satu anggota akan mempunyai hajat besar, mereka dapat menarik arisan tersebut untuk sumber pembiayaannya. 3) Solusi Permasalahan Setiap kali menerima penghasilan, warga sebaiknya menyiapkan anggaran pengeluaran mereka. Mereka dapat memprioritaskan yang sedulunya di dahulukan. Agar kehidupan tenang dan bahagia, langkah awal yang harus dipikirkan adalah membayar Hutang atau Cicilan hutang. Selanjutnya sebagai warga negara yang beragama, selayaknya menyisihkan uang untuk kepentingan agamis dengan kata lain beramal. Baru setelah dua hal penting terlaksana lalu kita pikirkan menabung. Tabungan memang jika

17

ada sisa uang lebih. Namun jika menunggu uang sisa maka tak akan pernah jadi menabung, maka dalam menabung sebaiknya kita ambil misal 10% setelah kita menerima penghasilan alias dipotong di awal. Setelah semua terlaksana baru anda dapat membelanjakan uang untuk keperluan sehari-hari. 4) Upaya di Masa Mendatang Setelah diadakan penyuluhan ini diharapkan para orang tua di Dusun Ciptosari Desa Brebeg lebih dapat mengalokasikan anggaran

pembelanjaan penghasilan mereka pada prioritas-prioritas teretentu.

2.1.5 BUDIDAYA LINGKUNGAN Kegiatan Non Fisik 1. Penyuluhan pemanfaatan lahan sekitar rumah Tujuan : memberikan pengetahuan akan pentingya pemanfaatan lahan sekitar rumah. Masalah : kurangnya kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan lahan sekitar rumah agar bisa dioptimalkan untuk kebutuhan hidup. Lokasi Sasaran Waktu Biaya Volume : rumah Bapak Sumarjo : warga Dusun Ciptosari RW 1 : 8 Februari 2012 :: 1 kali

18

Realisasi

: warga sangat antusias mengenai materi yang telah diberikan dan diharapkan warga bisa mempraktekannya, sehingga dapat mengurangi pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari.

Pembahasan 1) Faktor Pendorong Antusias warga dalam memperhatikan materi penyuluhan yang diberikan oleh mahasiswa. 2) Faktor Penghambat Masih banyak warga yang datang tidak tepat waktu sehingga mengganggu jalannya penyuluhan. 3) Solusi Permasalahan Diadakannya penyuluhan mengenai pemanfaatan lahan sekitar rumah agar menjadi produktif.

19

2.2 Kegiatan Fisik Tabel 2.2 Hasil Kegiatan Fisik Realisasi Vol I. 1. Pembuatan plang dan stempel KKN POSDAYA 4 buah KKN 1 kali % 100 Holcim Dana Mhs. 82.250 Masy. Jumlah 82.250

No

Bidang Kegiatan

Satuan

Target

BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT 1. POSYANDU lansia 2. POSYANDU Balita II. 3. Praktek PHBS di PAUD 4. Pelatihan Jumantik 5. Pemeriksaan Asam Urat, Kolesterol dan Gula Darah 6. Senam Lansia 30 Org 40 anak 44 anak 20 Org 30 Org 30 org Manula Balita RW I Siswa PAUD Ibu-ibu PKK manula Manula 1 kali 2 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 100 100 100 100 100 100 88.450 19.000 88.450 19.000 -

7. Program makanan tambahan

40 anak

Balita

2 kali

100

56.000

22.000

78.000

BIDANG PENDIDIKAN III. 1. Penataan Perpustakaan Posdaya 2. Berpastisipasi dalam TPQ 3. Bimbingan Belajar 1 rak buku 10 Org 25 anak Warga dan anak-anak Ibu-Ibu PKK Siswa SD kelas 5&6 1 kali 1 kali 4 kali 100 100 50 816.500 74.000 816.500 74.000

BIDANG EKONOMI 1. Pengadaan kambing untuk IV. warga tidak mampu 2. Berpastisipasi dalam pembuatan Gula Merah Organik 3. Pelatihan pembuatan kacang coklat 15 org Ibu-ibu PKK 1 kali 100 122.600 41.500 164.100 30 Org Ibu-Ibu PKK 1 kali 100 47.500 47.500 15 Org Ibu-Ibu PKK 1 kali 30 -

21

BIDANG PEMBERDAYAAN LINGKUNGAN 1. Neonisasi 2. Pembagian dan V. Penanaman TOGA dan Kebun Gizi 3. Gotong Royong TOTAL 10 Org Warga 1 kali 100 36.000 36.000 3.474.050 10 Org Warga 1 kali 100 225.000 225.000 30 Org Warga 1 kali 100 1.300.250 23.000 520.000 1.843.250

22

2.2.1 Bidang Kelembagaan Kegiatan Fisik 1. Pembuatan dan Pemasangan Plang Posdaya Tujuan : Sebagai penunjuk jalan dari jalan raya Jeruklegi ke posko KKN

Masalah : jalan menuju posko KKN yang sangat jauh dan banyak persimpangan. Lokasi Sasaran Waktu : dari pertigaan Jeruklegi sampai Posko KKN. : Mahasiswa KKN dan tamu yang ingin berkunjung ke posko : 19 Januari 2012 20 Januari 2012 Biaya : Rp 82.250,-

Volume : 1 kali Realisasi : pembuatan plang posdaya dilakukan pada tanggal 19 januari sedangkan pemasangannya dilakukan pada tanggal 20 januari 2012 Pembahasan 1) Faktor Penghambat Jalan dari pertigaan Jeruklegi menuju Desa Brebeg terdapat banyak persimpangan. 2) Faktor Pendorong Bahan bahan pembuatan plang sudah tersedia dan masyarakat memberikan ijin untuk pemasangan plang. 3) Solusi Permasalahan

23

jumlah plang yang dibuat disesuaikan dengan jumlah persimpangan yang ada di jalur menuju posko KKN. 4) Upaya di Masa Mendatang agar pemasangan plang posdaya di jalan menuju lokasi posko lebih menarik dan mudah dilihat oleh orang yang lewat.

2.2.2. BIDANG KESEHATAN Kegiatan Fisik 1. Pelatihan Juru Pemantau Jentik Tujuan : melatih ibu-ibu agar bisa mencegah perkembangan nyamuk penyebab penyakit secara alami dan tanpa bahan kimia. Masalah : Banyak nyamuk di desa Brebeg dan kebanyakan ibu-ibu menggunakan Abate atau kaporit pada bak mandi untuk membunuh jentik-jentik nyamuk, pemakaian bahan kimia dalam jangka waktu yang lama akan menjadikan nyamuk kebal/resisten. Sasaran Waktu Biaya : ibu ibu PKK : tanggal 29 Januari 2012, pukul 14.00-17.00 di Posdaya Mekar Jaya : Rp 19.000,-

Volume : 1 kali Realisasi : ibu ibu mendapatkan pengetahuan mengenai jenis jenis jentik dan jenis nyamuk yang menjadi pembawa suatu penyakit tertentu (DBD, malaria dll)

24

Pembahasan 1) Faktor pendukung Ibu ibu sangat antusias dalam penyuluhan dan pelatihan jumantik ini, karena di desa Brebeg memang terdapat banyak sekali nyamuk. 2) Faktor penghambat Kurangnya alat peraga dalam sosialisasi PHBS dan banyak ibu-ibu yang mengajak anaknya dalam program ini sehingga terganggu dengan ramainya anak-anak bermain. 3) Solusi Permasalahan Tidak hanya ibu-ibu PKK tetapi anak-anak Sekolah juga perlu diberi materi dan pelatihan tentang PHBS secara singkat tetapi mudah dimengerti sehingga nantinya akan mudah dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari khususnya di lingkungan sekolah. 4) Upaya di masa mendatang Terbentuk Juru Pemantau Jentik untuk setiap dasawisma minimal satu juru pemantau jentik.

2. Penerapan PHBS Waktu Pelaksanaan : Penyuluhan PHBS dilakukan pada tanggal 16 Februari 2012 pukul 08.00-10.00 di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Bakti Persada dusun Ciptosari Desa Brebeg. Tujuan dan Manfaat :Tujuan dilakukannya penyuluhan PHBS adalah

memberikan pengetahuan dasar akan pentingnya pola 25

hidup bersih dan sehat serta menerapkan PHBS dalam kehidupan sehari-hari, lebih dini lebih baik. PHBS memberikan manfaat yang besar bagi kesehatan siswa seperti terhindar dari berbagai penyakit. Capaian : sasaran program adalah anak PAUD dan guru/bagian dari sekolah dengan jumlah peserta sebanyak 42 siswa. Biaya : Rp 88.450,-

Pembahasan 1) Faktor Pendorong Penyuluhan dan penerapan PHBS di berjalan dengan lancar, faktor pendorong kegiatan ini adalah guru PAUD yang memberikan izin dan dukungan penuh pada program KKN, serta antusias siswa yang sangat besar terhadap kegiatan ini. 2) Faktor penghambat hambatan kegiatan penyuluhan dan penerapan PHBS di PAUD Bakti Persada seperti turunnya hujan dari malam sampai pagi sehingga ada beberapa siswa yang tidak hadiratau telat masuk, dan ada sebagian yang masih susah diatur. 3) Rekomendasi Perbaikan Program Program ini harus diterapkan dan dilanjutkan secara berkesinambungan (menjadi agenda rutin) dalam kehidupan sehari-hari.

26

3. Pemeriksaan Kolesterol, Gula Darah, dan Asam Urat dalam Kegiatan Posyandu Lansia Waktu Pelaksanaan : Pengukuran tensi dilakukan pada tanggal 4 Februari 2012 pukul 08.00-11.30 WIB di balai desa Brebeg. Tujuan dan Manfaat : Tujuan dari kegiatan ini adalh untuk memeriksa kesehatan masyarakat secara umum. Manfaat dari pengukuran tensi adalah mendeteksi penyakit secara dini, upaya pencegahan dan pengobatan secara dini, serta mengontrol/mencegah penyakit agar tidak lebih parah. Sasaran/Capaian : sasaran program adalah lansia dan masyarakat umum. Masyarakat dapat mengontrol kolesterol, gula darah dan asam urat dengan harga yang terjangkau. Pembahasan 1) Faktor Pendorong Faktor pendorong dalam kegiatan ini adalah warga yang cukup antusias dan pihak Posyandu Lansia yang sangat kooperatif. 2) Faktor Penghambat Adapun penghambat dalam acara ini adalah kurangnya promosi dan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kolesterol, gula darah dan asam urat sehingga hanya sedikit yang mau memeriksakan kesehatannya. 3) Rekomendasi Perbaikan Program

27

Program harus di laksanakan secara berkelanjutan, dan pentingnya meningkatkan pengetahuan masyarakat sehingga masyarakat sadar mau dan mampu mengontrol kesehatannya.

4. Posyandu Balita Waktu Pelaksanaan : Posyandu balita dilaksanakan pada tanggal 11 Februari pukul 08.30-10.30 Tujuan : Tujuan dari kegiatan ini adalah membantu memberikan pelayanan kesehatan bagi balita, ibu hamil dan menyususui, serta memanfaatkan persediaan pangan dari desa Brebeg dengan menjadikan program

pemberian makanan tambahan. Manfaat : Manfaat dari kegiatan ini adalah manghasilkan masyarakat yang sehat, kususnya ibu dan anak. Capaian : Seluruh bayi dan balita dapat yang dikontrol dan

pertumbuhannya.

Bayi/balita

datang

ditimbang sebanyak 38 dari jumlah total 41 bayi dan balita. Volume : 2 kali

Pembahasan 1) Faktor Pendorong

28

Program ini dikatakan berhasil, hal ini karena antusias warga yang tinggi dan juga pihak posyandu yang sangat kooperatif. 2) Faktor Penghambat Adapun hambatan yang dihadapi adalah ada yang tidak melaporkan hasil pengukuran Tinggi Badan sehingga terjadi ketidaktelitian pendataan pertumbuhan bayi dan balita. 3) Rekomendasi Perbaikan Program Pendataan Berat Badan dan Tinggi Badan harus benar-benar teliti dan tercatat rapi.

5. Program Pemberian Makanan Tambahan Waktu pelaksanaan : program PMT ini dilaksanakan di posyandu balita tanggal 11 Februari 2012 dan di PAUD Bakti Persada pada tanggal 16 Februari 2012. Manfaat dan tujuan : memberikan makanan tambahan bagi bayi dan balita dengan memanfaatkan ketersediaan pangan yang ada di desa Brebeg, sehingga dapat meningkatkan status gizi. Masalah : kurangnya difersifikasi pangan dalam meningkatkan status gizi masyarakat. Sasaran Biaya Volume : bayi dan balita : Rp. 78.000,: 2 kali

29

Realisasi

: peningkatan status gizi dengan memanfaatkan hasil pertanian/perkebunan.

Pembahasan 1) Faktor pendukung Keterbukaan kader kesehatan dan guru PAUD dalam membantu program PMT 2) Faktor penghambat Tidak ada hambatan dalam Pemberian Makanan Tambahan (PMT) 3) Solusi Permasalahan Difersifikasi pangan di setiap program baik program pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lain-lain. 4) Upaya di masa mendatang PMT rutin diberikan tidak hanya dalam kegiatan posyandu dan paud, khususnya memanfaatkan ketersediaan pangan desa Brebeg sebagai PMT.

2.2.3. BIDANG KEWIRAUSAHAAN Kegiatan Fisik: 1. Pengadaan Kambing Tujuan : Peningkatan taraf hidup masyarakat dan pengentasan kemiskinan adalah tujuan utama POSDAYA di bidang Ekonomi. Ternak kambing di desa dapat memberikan

penghasilan tambahan bagi masyarakat karena di desa

30

masyarakan dapat dengan mudah mendapatkan rumput untuk pakan. Masalah : Berawal dari keperihatinan melihat para ustadz dan Ustadzah TPQ yang sangat semangat dengan penuh perjaungan menjadi tenaga pengajar yang hampir tak pernah menerima gaji. Hal ini terjadi karena pemasukan TPQ hanya berasal dari infaq santri TPQ yang nominalnya tak seberapa. Infaq tersebut juga digunakan untuk melengkapi sarana dan prasarana TPQ dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Hanya harapan pahala dan sedikit nominal rupiah mereka berjuang menjadi tenaga pengajar dalam TPQ. Lokasi : Posdaya Mekar Jaya bidang pendidikan. (TPQ miftahul Jannah) Sasaran Waktu Biaya Volume : Tenaga pengajar TPQ : 5-6 februari 2012 :: 1 kali

Realisasi : pengadaan hewan ternak untuk kapasitas kami selaku mahasiswa KKN bukanlah hal yang mudah. Namun dengan dukungan dari perusahaan Holcim untuk KKN di kabupaten Cilacap mejadikan program ini memungkinkan kami masukan dalam proker. Holcim merupakan pengelola POSDAYA di Cilacap. Setelah kami berkonsultasi dengan pihak Holcim

31

akhirnya kami memutuskan untuk mendampingi POSDAYA Mekar Jaya dalam penyusunan Proposal Pengadaan ternak Kambing tersebut serta menunjukan jalur kemana proposal tersebut akan ditujukan. Untuk dana yang cukup besar holcim tidak dapat semena-mena memberikan kami dana tersebut. Holcim membutuhkan pertanggungjawaban yang jelas dari POSDAYA, sehingga untuk proker ini dapat menjadi program kelanjutan POSDAYA untuk rencana Program Tahunan POSDAYA. Pembahasan : 1) Faktor Penghambat Dalam program kerja ini kami tidak menemukan hambatan yang berarti. Namun memang program ini bikan program yang kecil dan sederhana sehingga dalam waktu 35 hari masa kami KKN belum bisa terealisasi. Kami yakin tidak lama setelah kami meninggalkan lokasi KKN tercinta ini program tersebut dapat terealisasi karena kami telah menunjukan jalur yang tepat kepada pengurus POSDAYA. 2) Faktor Pendorong Kreatifitas serta keuletan yang tinggi yang dimiliki para pengurus POSDAYA Mekarjaya memberikan kami yakin kalau mereka dapat memperjuangkan terlaksananya pengadaan ternak kambing ini dalam jangka menengah. Mereka sangat aktif dalam berkoordinasi dengan masyarakat dan dengan pengelola mereka yaitu Holcim.

32

3) Solusi Permasalahan Para Ustadz TPQ yang sebagian besar juga warga kurang mampu akan diberi seekor kambing yang sudah siap kawin sehingga dalam waktu dekat bisa cepat berkembang biak. Kambing tersebut tidak semena-mena diberikan, namun masih dalam pengawasan POSDAYA. Di sini dengan istilah maro dalam bagi hasilnya.jika kambing tersebut beranak,laka hasilnya 50% untuk pengelola dan 50% untuk POSDAYA yang selanjutnya akan dialokasikan ke masyarakat dengan persentase tertentu. 4) Upaya di Masa Mendatang Ternak yang dikelola para ustadz akan tetap mendapat pengawasan dari holcim dan posdaya agar dapat dipertanggungjawabkan oleh

pemeliharanya dan kedepannya akan memberikan manfaaat yang berkelanjutan bagi masyarakat. Setelah kambing tersebut membuahkan hasil dan akan di jual harus dapat dipertanggungjawabkan dan hasil penjualan dapat untuk membeli kambing lagi agar program tersebut tidak terhenti dan semakin berkembang.

2. Berpartisipasi pembuatan gula merah organik Tujuan : Mencari petani nira atau pembuat gula jawa merah yang masih menggunakan bahan organik seperti tatal tewel atau serpihan kayu nangka dan gamping atau bubuk kapur sebagai pengawet sekaligus pewarna gula merah sehingga aman dikonsumsi. Selain mencari, kami berpastisipasi dalam pembuatanya dan menambah

33

nilai jual dari gula organik dengan wadah POSDAYA MEKARJAYA dengan pemberian label dalam pemasaran walau dan secara langsung kami ingin memberikan impuls kepada petani nira dan pembuat Gula Merah untuk kembali menggunakan bahan organik atau bahan alami sebagai bahan pengawet serta pewarna dalam pembuatan gula merah.

Masalah : Menurut observasi yang kami lakukan pada awal serta penuturan dari informan, diketahui 80% penduduk desa Brebeg adalah petani nira atau pembuat gula merah dan juga sebagai petani padi, oleh karena itu kami tertarik untuk melihat lebih dekat tentang kegiatan pembuatan gula merah yang sebagian besar menjadi mata pencaharian warga desa. Dari proses pencarian data melalui konsultasi serta observasi, diketahui ada masalah dalam pembuatan gula merah, yaitu pemakaian bahan kimia yang keras sebagai bahan pengawet, pewarna serta untuk mempercepat proses pembuatan gula merah ini. Pemakaian obat pengawet kimia ini memang sudah dilakukan para petani nira atau penderes di desa Brebeg sudah berlangsung puluhan tahun sejak obat pengawet ini dikenalkan. Sebelum dikenalkan obat pengawet, perajin gula merah masih

menggunakan gamping atau batu kapur serta serpihan kayu nangka sebagai pengawet dan pewarna dalam proses

34

pengumpulan air nira atau badeg sehingga cenderung gula merah lebih aman dan higienis untuk dikonsumsi. Hampir semua petani nira di desa Brebeg menggunakan bahan kimia, sehingga dalam program ini sedikit pesimis untuk mencari penderes dan pembuat gula jawa merah yang masih memakai tatal tewel atau serpihan kayu nangka dan bubuk kapur sebagai pewarna dan pengawet gula merah. Dari observasi diketahui masih ada petani Gula merah yang masih menggunakan serpihan kayu dan bubuk kapur dalam proses pembuatan gula merah dari air badeg sampai terbentuknya gula merah yang siap dikonsumsi. Dengan melihat dari proses pembuatan Gula Merah dengan organik, sebenarnya sama, tetapi petani lebih memilih dengan bahan kimia dengan asumsi peningkatan produksi gula merah serta asumsi lebih tahan lamanya Gula Merah yang akan didistribusikan ke konsumen. Lokasi : Desa Brebeg, Dusun Sumur Bandung Sasaran : Petani Nira dan Pembuat Gula Merah Waktu : 14 dan 17 Februari 2012 Biaya : 47.500,Volume : 2 kali Realisasi : Di Desa Brebeg hanya ditemukan satu perajin gula merah yang masih menggunakan bahan organik sebagai bahan pembuat / campuran dalam gula merah.

35

Pembahasan 1) Faktor Penghambat Sedikitnya bahkan sangat jarang pembuat gula merah yang masih menggunakan bahan organik seperti tatal tewel atau serpihan kayu nangka serta bubuk kapur sehingga program ini terealisasi pada minggu terakhir masa KKN, kami bahkan observasi sampai di luar dusun Ciptosari. 2) Faktor Pendorong Informasi-informasi dari konsultasi dengan pengurus Posdaya Mekar Jaya yang lebih tahu secara Kultural, topografi maupun sosial ekonomi dari desa Brebeg yang sangat membantu dalam pelaksanaan program kerja ini. 3) Solusi Permasalahan Melihat permasalahan ketergantungan terhadap pemakaian bahan kimia sebagai pewarna serta pengawet oleh petani nira dan pembuat gula merah di Desa Brebeg maka kami memberikan impuls kepada masyarakat dengan lebih memasarkan dan mensosialisakan manfaat Gula Merah organik bagi yang konsumen dan bagi petani nira sendiri. 4) Upaya di Masa Mendatang Peningkatan jumlah petani yang menggunakan bahan organik dengan melalui wadah Posdaya Mekar Jaya. Serta mempertahankan petani nira dan pembuat Gula Merah yang masih eksis hingga sekarang, walaupun sangat sedikit jumlahnya.

36

3. Pelatihan pembuatan Kacang Coklat Tujuan : Memberikan alternatif lain dalam pengolahan makanan kepada ibu ibu desa Brebeg mengenai cara pengolahan kacang dan pisang selain dibuat makanan biasanya, yang bisa dikembangkan seperti kacang coklat,pisang coklat,roti kacang, kacang bawang, pisang goreng sehingga para ibu desa Brebeg memiliki alternatif lain dalam pengolahan makanan agar anak-anak mereka lebih tertarik untuk makan dan juga bisa dijadikan makanan untuk acara-acara seperti lebaran atau acara pengajian dan lain sebagainya. Masalah : Melihat potensi para ibu di desa Brebeg yang cukup besar namun pengetahuan ibu-ibu pada salah satu bahan untuk pembuatan kacang coklat, dna pisang coklat masih kurang, selain itu ibu-ibu juga kesulitan untuk mendapatkan coklat dark karena di pasar daerah Brebeg tidak ada toko bahan kue yang menjual coklat dark sehingga masyarakat desa Brebeg harus mencari coklat dark dan bahan-bahan lain ditoko bahan kue yang jauh dari desa. Lokasi Sasaran Waktu Biaya Volume : Rumah Ketua Posdaya Rw 1 : Ibu ibu Arisan Desa Brebeg Rw 1 : Selasa, 5 Februari 2012 : Rp 164.600,00 : 1 Kali

37

Realisasi

Para peserta dikenalkan dengan alat-alat dan bahan-bahan untuk pembuatan kacang coklat dan pisang coklat seperti: coklat dark,spikel, krat, kacang, pisang, keju, meses, margarin. Kemudian Para peserta ditunjukkan bagaimana cara pembuatan kacang coklat dan pisang coklat, setelah para peserta memahami cara membuat kacang coklat dan pisang coklat, para peserta mencoba membuat yang telah didemokan dan diharapkan para ibu dapat mempraktikan dirumah, sehingga makanan yang dimakanan oleh anak-anak mereka dapat terkontrol dan lebih sehat.

Pembahasan: 1) Faktor Penghambat Salah satu bahan yang kurang dimengerti oleh para ibu-ibu, selain itu juga jarak yang jauh untuk mendapatkan bahan-bahannya. 2) Faktor Pendorong Semangat untuk keingintahuan dari para ibu-ibu untuk mengikuti kegiatan tersebut tinggi 3) Solusi permasalahan Para peserta diberikan penyuluhan mengenai kegunaan bahan-bahan, alatalat dan cara pengolahannya serta manfaat untuk anak-anak mereka. 4) Upaya di masa mendatang

38

Diharapkan para ibu di desa Brebeg dapat mempraktekannya dirumah dan diharapkan dapat dijadikan sebagai peluang usaha untuk membantu perekonomian keluarga.

2.2.4 BIDANG PENDIDIKAN Kegiatan Fisik 1. Bimbingan belajar Tujuan : Setelah dilakukan pendataan kelompok belajar selanjutnya adalah membimbing kelompok belajar tersebut dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah atau membantu

menjelaskan pelajaran sekolah yang masih mereka rasa belum jelas. Namun dalam hal ini bukan semata-mata mutlak membantu mengerjakan tugas tersebut, tapi hanya membimbingnya jika mereka kesulitan. Masalah : anak-anak yang ada didalam kelompok belejar tersebut membutuhkan bimbingan dalam belajarnya karena

kemampuan anak-anak dalam kelompok belajar tersebut masih setara. Lokasi : Posko Posdaya Bidang Pendidikan ( TPQ Miftahul Jannah ) dan Posko KKN Posdaya Sasaran Waktu : siswa SD kelas 5 dan kelas 6 disekitar lingkungan RW 1. : 27 Januari 2012 28 Januari 2012

39

31 Januari 2012 Biaya Volume Realisasi :: 3 kali : siswa- siswa SD kelas 5 dan kelas 6 disekitar lingkungan RW 1 sangat antusias mengikuti bimbingan belajar ini karena mereka jadi lebih paham mengenai pelajaran yang telah disampaikan di sekolah dan tugas-tugas yang diberikan di sekolah bisa diselesaikan dengan baik. Pembahasan 1) Faktor penghambat Waktu yang tersedia untuk bimbingan belajar cukup terbatas karena mereka juga mengikuti TPQ, jadi tidak bisa setiap hari. Disisi lain tidak ada tempat yang cukup luas untuk menampung anak-anak tersebut kecuali tempat yang digunakan untuk TPQ. 2) Faktor pendorong Antusias siswa SD kelas 5 dan kelas 6 disekitar lingkungan RW 1 sangat tinggi sehingga membuat kondisi bimbingan belajar ini sangat kondusif dan berjalan lancar. Disamping itu juga tersedia tempat yang cukup luas yang bisa menampung cukup banyak siswa tersebut. 3) Solusi permasalahan Bimbingan belajar dilakukan pada hari Jumat dan Sabtu saat mereka tidak ada kegiatan TPQ dan tempat TPQ itu kosong sehingga bisa menampung banyaknya anak yang mengikuti bimbingan belajar ini.

40

4) Upaya di masa mendatang Setelah beberapa kali diadakan bimbingan belajar oleh mahasiswa KKN, diharapkan anak-anak tersebut bisa melakukan kegiatan belajar kelompok secara mandiri, tapi jika memang tidak bisa menyelesaikannya secara bersama-sama, mereka bisa minta bimbingan kepada guru mereka.

2. Berpartisipasi dalam TPQ Tujuan : ikut membantu dalam kegiatan yang dilakukan di TPQ Miftahul Jannah Masalah : jumlah santri TPQ yang cukup banyak sedangkan tenaga pengajarnya yang sedikit sehingga membutuhkan tenaga bantuan. Lokasi Sasaran Waktu : Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Miftahul Jannah : santri-santri TPQ : 25 Januari 2012 26 Januari 2012 31 Januari 2012 2 Februari 2012 7 Februari 2012 Biaya Volume : Rp 74.000,: 5x

41

Realisasi

: Dengan ikut mengajar para santri TPQ, beban tenaga pengajar yang sudah ada bisa lebih berkurang karena ada bantuan tenaga dari mahasiswa KKN.

Pembahasan 1) Faktor penghambat Ruangan yang digunakan untuk kegiatan TPQ ini kurang luas padahal minat anak-anak untuk mengikuti kegiatan TPQ ini sangat besar sehingga tidak bisa menampung semua anak-anak yang ingin mengikuti TPQ ini. 2) Faktor pendukung Antusias santri dan ustadzah yang menerima baik kedatangan serta partisipasi mahasiswa KKN dalam kegiatan TPQ ini. 3) Solusi permasalahan Jumlah santri yang ada di TPQ ini terbatas sesuai dengan luas ruangan yang ada yaitu untuk sekitar 55 santri. 4) Upaya di masa mendatang Diharapkan TPQ ini bisa lebih berkembang misalnya dengan penambahan jumlah ruangan atau perluasan ruangan yang telah ada. Dari TPQ ini juga diharapkan bisa mencetak generasi muda yang bisa berbakti pada bangsa dan agama.

3. Pengadaan Rak Perpustakaan Posdaya Tujuan : Agar buku-buku yang sudah ada di Posko Posdaya Bidang Pendidikan ini bisa tertata dengan rapi sehingga bagi calon

42

pembaca akan lebih mudah dalam memilih buku mana yang akan dibaca atau dipinjam. Masalah : tersedianya buku-buku bacaan di Posko Posdaya Bidang Pendidikan yang belum tertata rapi sekitar 400 buku karena tidak mempunyai tempat ( rak / almari ) yang bisa digunakan untuk menata buku tersebut sehingga saat ada anak yang membaca buku atau meminjam buku akan merasa kesulitan untuk mencarinya. Lokasi : Posko Posdaya Bidang Pendidikan (TPQ Miftahul Jannah)

Sasaran : masyarakat Dusun Ciptosari dan sekitarnya Waktu Biaya : 15 Februari 2012 : Rp 816.500,-

Volume` : 1 kali Realisasi : ketua posdaya dan para pengurus posdaya bidang pendidikan sangat antusias karena dengan adanya rak buku ini buku-buku yang ada di posko bisa tertata rapi sehingga untuk mengambil atau mengembalikan buku ke tempat asal juga lebih mudah dan penataan ruang pun akan terasa lebih rapi dan indah.

Pembahasan 1) Faktor penghambat Untuk buku-buku yang ada sangat beragam jenis dan ukuran jadi dalam penataan cukup merepotkan dalam penyusunan buku agar terlihat rapi dan indah. Disisi lain tukang kayu yang membuat rak tersebut hanya satu

43

orang dan tidak tiap hari kerja jadi waktu pengerjaan rak tersebut jadi lebih lama. 2) Faktor pendukung Sudah tersedia buku-buku dari buku anak sampai buku setingkat perguruan tinggi dan juga lokasi untuk rak buku tersebut sudah tersedia. 3) Solusi permasalahan Rak dibuat menggunakan kayu dengan dimensi menyesuaikan ruangan yang tersedia yaitu 2m x 0,6m x 1,8m ( p x l x t), dengan dimensi seperti ini diharapkan bisa menampung jumlah buku yang kurang lebih 400 buah. 4) Upaya di masa mendatang Diharapkan penataan buku tersebut lebih sistematis dengan dilakukan pelabelan pada buku dan rak sehingga lebih mudah dalam pengawasan peminjaman buku karena sudah tertera pada label rak dan label buku. Selain itu juga diharapkan ada penambahan buku-buku baru yang lebih berbobot dan sesuai perkembangan jaman.

2.2.5 BIDANG LINGKUNGAN Kegiatan Fisik 1. Neonisasi Tujuan : Agar kondisi jalan di Dusun Ciptosari yang tadinya gelap gulita menjadi terang dan keamanannya lebih terjaga. Masalah : Kondisi lingkungan di Dusun Ciptosari yang masih gelap gulita karena tidak ada yang memasang penerangan di tepi

44

jalan / depan rumah mereka sehingga ketika akan keluar pada malam hari terasa kurang aman dan nyaman. Di lingkungan Dusun Ciptosari ini juga terdapat ular Bedudak Macan yang cukup mematikan, ular ini beraktifitas di malam hari dan biasanya berkeliaran di jalanjalan desa dan di tempat yang bersih. Dengan keadaan seperti ini tentunya masyarakat akan merasa terancam jika akan keluar pada malam hari dengan kondisi yang gelap gulita. Lokasi Sasaran : Dusun Ciptosari RW 1 : masyarakat Dusun Ciptosari RW 1 yang sudah mempunyai listrik sendiri Biaya : Rp1.823.500,-

Tabel 2.3 Dana bantuan Neonisasi Barang Neon Maxecori Neon Maxxis Kabel akiku Kabel pro Fitting Fitting Tutup Cat Banyak 55 7 16 rol 4 rol 55 7 25 4 Harga @Rp 4.500,@Rp 6.000,@Rp 30.000,@Rp 35.000,@Rp 1.000,Rp 17.000,@Rp 5.000,Rp 90.000 Jumlah Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 247.500,42.000,480.000,140.000,55.000,17.000,125.000,90.000,-

45

Pylox Paku Kuas Minyak cat Gergaji besi Transportasi Jumlah

2 kg 4 3 2

@Rp 20.000,Rp 6.500,-

Rp Rp Rp Rp Rp Rp

40.000,6.500,12.000,23.500,5.000,20.000,-

@Rp 3.000,Rp 23.500,@Rp 2.500,Rp 20.000,-

Rp 1.303.500,-

Swadaya : Tabel 2.4 Dana swadaya masyarakat untuk neonisasi Bambu Tenaga Jumlah 60 potong x @Rp 2.000,20 orang x @Rp 20.000,Rp 120.000,Rp 400.000,Rp 520.000,-

Volume Realisasi

: 1 kali : Masyarakat RW 1 sangat antusias dengan adanya

pengadaan program neonisasi ini, Karena warga banyak menegeluh dengan keberadaan ular yang sangat mematikan di lingkungan Dusun Ciptosari yang sering disebut ular Bedudak Macan yang sudah memakan banyak korban karena sebelum adanya neonisasi Dusun Ciptosari sangat gelap sehingga tidak terlihat adanya hewan mematikan itu pada saat malam hari, dan warga setiap keluar rumah selalu membawa senter untuk penerangan jalan pada malam hari. Dengan adanya program neonisasi warga dapat keluar rumah dengan sedikit lebih nyaman tanpa membawa

46

senter dan warga merasa lebih aman dan nyaman dengan adanya progam neonisasi.

Pembahasan 1) Faktor penghambat Tidak semua warga mempunyai listrik sendiri, ada beberapa yang numpang di tempat tetangga sehingga jika diberi neon ini ditakutkan akan menjadi beban untuk dampak selanjutnya. Disisi lain kesadaran warga akan pentingnya penerangan jalan ini juga masih kurang jika tidak ada yang memotivasi dan mempeloporinya. 2) Faktor pendorong Antusias warga sangat tinggi mengenai program ini, terbukti mereka mau berswadaya bambu dan tenaga mereka untuk neonisasi ini. Bahkan, jumlah warga yang ingin memasang neon ini melampaui target yang ditentukan. 3) Solusi permasalahan Untuk mengatasi permasalahan yang ada di Dusun Ciptosari RW 1 ini yaitu dengan diadakannya program neonisasi ( pemasangan penarangan jalan untuk tiap rumah ). Warga diharuskan swadaya bambu dan tenaga untuk menyukseskan program ini. 4) Upaya di masa mendatang Setelah neonisasi ini berjalan, warga diharapkan bisa membuat tiang penerang jalan itu dengan menggunakan bahan yang lebih baik (selain

47

bambu) bisa menggunakan pipa paralon yang diisi semen (beton) sehingga lebih tahan lama. Disisi lain juga perlu adanya pengawasan agar tetap menyalakan lampu untuk waktu ke depan, jadi tidak hanya menyala pada saat awal-awal saja.

2. Pembagian dan penanaman TOGA dan kebun gizi Tujuan : sebagai pelecut semangat untuk memanfaatkan lahan sekitar rumah menjadi lahan yang produktif. Tanaman yang dibagikan adalah bibit Pepaya California dan bibit Jahe. Masalah : masyarakat butuh dorongan / pelecut agar mau bergerak memanfaatkan lahan sekitar rumah mereka. Lokasi Sasaran Waktu Biaya Volume Realisasi : rumah Bapak Amirudin : warga Dusun Ciptosari RW 1 : 15 Februari 2012 : Rp 235.000,: 1 kali : warga sangat senang dengan adanya pembagian bibit-bibit ini dan langsung menanamnya di pekarangan rumah mereka.

Pembahasan 1) Faktor Penghambat

48

Bibit Pepaya yang diberikan masih sangat kecil jadi butuh waktu yang lama agar bisa memproduksi buah. 2) Faktor Pendorong Warga langsung bisa mempraktekan apa yang telah mereka terima dari penyuluhan pemanfaatan lahan sekitar rumah dengan cara menanam bibitbibit tersebut. 3) Solusi permasalahan Masyarakat dibagikan bibit Pepaya California dan bibit Jahe secara cumacuma (gratis). 4) Upaya di masa mendatang Diharapkan tidak hanya bibit itu saja yang ada di pekarangan mereka, tapi bisa menambah tanaman lain yang bisa bermanfaat untuk mengurangi pengeluaran mereka.

3. Gotong-royong Tujuan Masalah : mempererat rasa sosialisme yang ada dimasyarakat. : kurang adanya kegiatan yang bisa menguatka rasa

sosialisme di masyarakat. Lokasi Sasaran Waktu Biaya Volume : lingkungan RW 1 : warga Dusun Ciptosari RW 1 : 5 Februari 2012 : Rp 36.000,: 1 kali

49

Realisasi

: warga Dusun Ciptosari melakukan kerja bakti untuk

membersihkan lingkungan mereka sekaligus dalam pemasangan neonisasi sehingga bisa selesai dalam sehari.

Pembahasan 1) Faktor Penghambat Ada beberapa warga yang lebih memilih menjalani kesibukan / rutinitas mereka yaitu bertani dan pencari nira. 2) Faktor Pendorong Warga antusias dalam kegiatan kerja bakti ini terbukti pemasangan neon ini bisa selesai dalam waktu sehari. 3) Solusi permasalahan Melakukan kerja bakti untuk membersihkan lingkungan sekitar rumah dan jalan desa agar terlihat indah serta untuk membantu pemasangan neonisasi. 4) Upaya di masa mendatang Diharapkan kegiatan ini bisa rutin dilakukan agar lingkungan nyaman untuk ditempati dan mempererat rasa sosialisme antar warga, jadi tidak hanya dilakukan pada saat ada peringatan hari tertentu atau ada acara tertentu.

2.3 program tambahan 2.3.1 Lomba untuk anak TPQ : sarana refreshing anak-anak TPQ.

Tujuan

50

Masalah

: anak-anak TPQ butuh hiburan untuk menghilangkan penat mereka yang setiap hari terfokus pada materi pembelajaran.

Lokasi Sasaran Waktu Biaya Volume Realisasi

: posko KKN posdaya : anak-anak TPQ : 11 Februari 2012 : Rp 74.000,: 1 kali : anak-anak TPQ sangat antusias mengikuti lomba-lomba yang diadakan dan mereka sangat terhibur. Lomba yang diadakan yaitu lomba membawa kelereng untuk siswa kelas 1 dan 2, lomba makan kerupuk untuk siswa kelas 3 dan 4, lomba balap karung untuk siswa putra kelas 5 dan 6, lomba ambil koin di dalam jeruk untuk siswa putri kelas 5 dan 6.

Pembahasan 1) Faktor Penghambat Kurangnya persiapan dalam pelaksanaan lomba ditambah antusias anakanak sangat besar sehingga membuat penyelenggara kewalahan. 2) Faktor Pendorong Para ustadzah menyambut baik kegiatan ini dan antusias anak-anak sangat besar dalam mengikuti lomba-lomba yang diadakan. 3) Solusi permasalahan

51

Diadakan lomba-lomba untuk anak TPQ sekedar untuk menghilangkan penat mereka yaitu lomba membawa kelereng pakai sendok, balap karung, ambil koin di jeruk dan makan krupuk. 4) Upaya di masa mendatang Diadakan lomba-lomba yang edukatif, seperti lomba adzan, kaligrafi atau semacamnya sehingga tidak hanya bersenang-senang tapi ada sisi mendidiknya juga. 2.3.2 Pendataan anak yatim : mendata anak yatim dan kurang mampu yang masih bersekolah untuk diusulkan mendapatkan bantuan dari Holcim. Masalah : holcim dapat membantu anak yatim dan kurang mampu yang masih bersekolah dengan cara memberikan beasiswa atau bantuan biaya pendidikan. Lokasi Sasaran : Dusun Ciptosari RW 1 : anak-anak yatim dan kurang mampu yang masih bersekolah Waktu Biaya Volume Realisasi : :: 1 kali : pendataan anak yatim dilakukan di Dusun Ciptosari RW 1.

Tujuan

Pembahasan

52

1) Faktor Penghambat Belum begitu mengenal lingkungan sekitar, sehingga menyulitkan dalam pendataan. 2) Faktor Pendorong Adanya saran dari Ketua RW mengenai data anak-anak yatim yang ada di RW 1 ini, sehingga memudahkan dalam pendataan tersebut. 3) Solusi permasalahan Pendataan anak-anak yatim dilakukan di RW 1. 4) Upaya di masa mendatang Posdaya selalu meng-update data anak-anak yatim tersebut ssehingga mudah dalam mengusulkan ke pihak yang akan memberikan bantuan.

2.4 Usulan Program Kerja Posdaya Mekar Jaya Tahun 2012 1. Pengadaan kambing untuk warga tidak mampu. Warga yang tidak mampu akan diusulkan ke Holcim untuk mendapatkan bantuan Kambing dan hasil yang diperoleh akan dibagi dengan sistem Maro yaitu 50 % untuk warga tersebut, 2,5 % untuk Masjid / Mushola, dan sisanya untuk Posdaya.

2. Perawatan dan perbaikan tiang lampu menggunakan bahan yang lebih awet.

53

Neonisasi yang sudah dilaksanakan agar dirawat dengan baik dan jika tiangnya sudah mulai rapuh agar diganti menggunakan bahan yang lebih awet, seperti paralon yang diisi beton.

3. Penomoran buku dan rak agar penataan lebih mudah dalam pengaksesan / penempatan buku-buku. Rak dan buku-buku yang sudah ada agar diberi nomor (label) sehingga penempatan pengaksesan. buku lebih sistematis dan lebih mudah dalam

4. Penambahan buku-buku untuk perpustakaan Posdaya. Di perpustakaan posdaya ditambahkan buku-buku terbaru yang sesuai dengan perkembangan jaman, jadi para pengunjung akan lebih tertarik untuk membacanya.

5. Penyuluhan bahaya penggunaan bahan kimia dalam proses produksi gula merah. Hampir semua produsen gula merah di Brebeg menggunakan bahan kimia sebagai pengawet nira (bahan dasar gula merah) yang sangat berbahaya bagi tubuh manusia. Peyuluhan ini ditujukan agar masyarakat kembali menggunakan bahan organik tetel pohon nangka atau kulit manggis dan kapur sirih yang tidak berbahaya bagi kesehatan.

54

6. Penyuluhan Kelompok Usaha Bersama Ekonomi (KUBE) Diharapkan dapat terbentuk KUBE pembuatan Paving blok karena posdaya sudah memiliki alat pembuatan paving blok tersebut dan sudah ada kader yang memiliki keahlian karena sudah pernah mengikuti pelatihan pembuatan paving blok.

7. Pendataan anak yatim dan tidak mampu yang masih sekolah untuk diusulkan mendapatkan beasiswa GOTA. Agar dilakukan pendataan anak yatim dan tidak mampu sesuai data yang ada saat itu (data terbaru). 8. Plesterisasi jalan setapak. Plesterisasi dilakukan karena jalan setapak yang ada sudah dilakukan pengerasan jalan, jadi dengan plesterisasi diharapkan jalan setapak tersebut bisa lebih mudah dilewati.

9. Pembentukan kader jumantik (juru pemantau jentik). Pembentukan ini diharapkan dapat melakukan pemantauan jentik nyamuk dilingkungan RW 1 secara teratur sehingga keberadaan jentik nyamuk tersebut bisa dituntaskan.

10. Renovasi lumbung padi milik RW 1

55

Renovasi ini agar dilakukan pada lumbung padi yang sudah ada menggunakan bangunan semi permanen atau permanen karena lumbung tersebut sudah rapuh.

56

III.

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan 1. Dalam pembuatan program kerja KKN Posdaya ini kami berusaha untuk menyentuh semua kelompok lapisan masyarakat yang ada di Desa Brebeg, mulai dari anak-anak sampai kelompok manula. 2. Keberhasilan dalam pelaksanaan program-program kerja yang telah kami susun untuk kegiatan KKN Posdaya Desa Purwonegoro ini sudah mencapai 100%. 3. Secara umum faktor-faktor yang mendukung jalannya programprogram kerja kami adalah: a. Kerjasama antar anggota tim KKN Posdaya Brebeg yang cukup baik dalam pelaksanaan program. b. Pihak kepala desa beserta jajarannya, dan ketua RW dan RT Desa Brebeg yang senantiasa memberikan masukan dan dukungan terhadap terlaksananya program kerja kami. c. Rasa ingin menambah pengetahuan yang besar dari masyarakat Desa Brebeg. 4. Secara umum faktor-faktor yang menjadi penghambat programprogram kerja kami adalah: a. Keadaan cuaca buruk yang dapat membuat acara mundur dari jadwal yang telah ditetapkan. b. Budaya kurang menghargai waktu dari masyarakat setempat, yang cukup memperlambat jalannya acara.

57

c. Jadwal bulanan dari setiap RT hampir bersamaan sehingga kita sedikit kesulitan untuk membagi waktu antar RT, sedangkan setiap RT menginginkan untuk dikunjungi. d. Sebagian besar mata pencaharian warga adalah bertani dan perajin gula merah sehingga kami merasa kesulitan untuk melakukan pertemuan / acara pada siang hari karena kesibukan mereka juga siang hari.

3.2. Saran Untuk pelaksanaan kegiatan KKN Posdaya selanjutnya sebaiknya bantuan dana yang dikucurkan baik dari pihak Pemerintah ataupun Universitas lebih ditingkatkan lagi, karena dana ini nantinya juga akan digunakan untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada di masyarakat tersebut. Untuk KKN Posdaya periode selanjutnya diharapkan bisa menggerakkan kegiatan dibidang ekonomi, karena saat ini bidang ekonomi ini masih kurang mendapatkan perhatian yang cukup.

58

You might also like