You are on page 1of 1

4 ABSTRAK

Perkembangan perekonomian yang begitu pesat di Indonesia mendorong peningkatan kebutuhan akan dana investasi yang harus dipenuhi, melalui berbagai alternatif sumber pembiayaan yang dapat merupakan sumber dari pembiayaan asing juga terdapat pembiayaan dalam negeri. Keduanya berpengaruh dalam memfasilitasi penyediaan dana bagi kalangan dunia usaha. Perusahaan pembiayaan leasing merupakan perusahaan pembiayaan yang masih relatif baru, pada awal perekembangannya usaha leasing dipacu oleh pemerintah dalam rangka mendorong dunia usaha dengan memberikan beberapa fasilitas antara lain dengan memberikan penundaan pembayaran perpajakan, sehingga usaha leasing berkembang dengan sangat maju dan pesat. Hubungan lessor dan lessee adalah hubungan timbal balik, menyangkut pelaksanaan kewajiban dan peralihan suatu hak atau tuntutan kewajiban dari kenikmatan menggunakan fasilitas pembiayaan, untuk itu antara lessor dan lessee dibuat perjanjian kontrak leasing. Mengenai perlindungan hukum terhadap lessor dalam perjanjian sewa guna usaha, timbullah beberapa permasalahan seperti apa sajakah syarat syarat umum yang menjadi ketentuan dasar terhadap calon lessee sebagai kualifikasi kelayakan lesse, faktor faktor penyebab terjadinya wanprestasi dari pihak lessee dalam perjanjian leasing, serta upaya upaya penyelesaian wanprestasi yang dapat dilakukan oleh lessor maupun lessee. Metode penelitian yang digunakan adalah gabungan antara metode penelitian hukum normatif dan metode penelitian hukum empiris. Dari hasil penelitian dan analisis ada beberapa hal yang dapat ditarik sebagai kesimpulan seperti, Prosedur mekanisme leasing sangat diperlukan dalam proses pembuatan perjanjian leasing sebab dalam prosedur tersebut terdapat tahapan yang mengatur setiap tindakan yang harus diambil para pihak. Resiko yang sering dihadapi PT. OTO Multiartha Divisi Mobil adalah macetnya cicilan dari pihak leasing. Kerugian yang dialami PT. OTO Multiartha adalah barang modal yang dilease tidak menjadi hak milik dari orang yang menggunakan barang modal tersebut. Faktor lainnya adalah pihak lessee pailit atau bangkrut, sehingga tidak dapat membayar uang sewa yang telah diperjanjikan. PT. OTO Multiartha mempunyai tiga alternatif apabila terjadinya wanprestasi yaitu negosiasi, melalui badan arbitrase dan melalui pengadilan.
Dalam menganalisa kelayakan dari leesee sebaiknya lebih teliti dengan membandingkan data dilapangan apakah sudah sesuai dengan syarat-syarat dan prosedur yang dikeluarkan oleh lessor serta perlu didukung dengan data support dengan prospek calon leessee kedepannya. Lembaga leasing perlu meningkatkan penmgawasan, hal ini perlu dilakukan untuk mengurangi faktor penyebab terjadinya wanprestasi. Serta perlunya dibuat undang undang yang mengatur secara khusus mengenai leasing.

Universitas Sumatera Utara

You might also like