Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Sebuah Induktor atau reaktor adalah sebuah komponen elektronika pasif (kebanyakan berbentuk torus) yang dapat menyimpan energi pada medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melewatinya. Kemampuan induktor untuk menyimpan energi magnet ditentukan oleh induktansinya, dalam satuan Henry. Biasanya sebuah adalah sebuah kawat penghantar yang dibentuk menjadi kumparan, lilitan membantu membuat medan magnet yang kuat didalam kumparan dikarenakan Hukum Induksi Faraday. Induktor adalah salah satu komponen elektronik dasar yang digunakan dalam rangkaian yang arus dan tegangannya berubah ubah dikarenakan kemampuan induktor untuk memproses arus bolak balik. Dalam eksperimen ini, praktikan akan menyelidiki sebuah induktansi yang ditimbulkan oleh suatu induktor, dengan bantuan alat osiloskop. Dengan osiloskop, dapat digambarkan kelakuan induktor ketika dilewati arus AC. Dengan hal tersebut, dapat diketahui besar nilai induktansi dalam induktor.
1.2. Tujuan
Mengukur nilai induktansi diri dari suatu induktor Menyelidiki kelakuan induktor ketika dilewati arus AC Menyelidiki rangkaian RL dengan menggunakan osiloskop
=L
dengan
Dalam praktikum ini, kita akan mencari nilai induktansi dengan 2 metode, yaitu metode beda tegangan dan metode beda fase. 1. Beda Tegangan Secara Matematis VA didefinisikan sebagai berikut : RL = wL = 2 f L RR = R
VA =
=
VB = I . R Dengan mengkondisikan di layar CRO VA = 2 VB pada setiap frekuensi osiloskop yang dipilih, maka akan diperoleh : f 2. R Beda Fase Rangkaian yang digunakan adalah sama seperti metode 1 yaitu rangkaian RL. Beda fase antara resistor dan induktor didefinisikan sebagai berikut :
3.4.
6. Bila diperlukan, hal-hal yang menyebabkan ketidakpastian atau kesalahan dalam eksperimen juga dicatat
b. Beda Fase x 0,80000 1,50000 2,20000 2,80000 3,20000 3,40000 3,50000 3,70000 3,90000 4,00000 y 4,00000 4,00000 4,00000 4,00000 4,00000 4,00000 4,00000 4,00000 4,00000 4,00000 R 1000,00000 2000,00000 3000,00000 4000,00000 5000,00000 6000,00000 7000,00000 8000,00000 9000,00000 10000,00000
2. Grafik
a. Beda Tegangan
b. Beda Fase
3. Analisa Data
a. Beda Tegangan VB = I R VA = 2 VB VA = 1 2 I R = i (2f L + R)
L =
b. Beda Fase
L =
4. Perhitungan
a. Beda Tegangan x 1000,00 2000,00 y 22,50 40,00 x2 1000000,00 4000000,00 y2 506,25 1600,00 xy 22500,00 80000,00
0,02122
9,23436
0,00102
12,98482
L =
0,62208
L = 12,98482
0,62208
b. Beda Fase x 1000,00 2000,00 3000,00 4000,00 5000,00 6000,00 7000,00 8000,00 9000,00 10000,00 55000,00 y 0,20 0,38 0,55 0,70 0,80 0,85 0,88 0,93 0,98 1,00 7,25 x2 1000000,00 4000000,00 9000000,00 16000000,00 25000000,00 36000000,00 49000000,00 64000000,00 81000000,00 100000000,00 385000000,00 y2 0,04 0,14 0,30 0,49 0,64 0,72 0,77 0,86 0,95 1,00 5,91 xy 200,00 750,00 1650,00 2800,00 4000,00 5100,00 6125,00 7400,00 8775,00 10000,00 46800,00
0,00008
0,09352
0,00001
12,63538
L =
1,54991 1,54991
L = 12,63538
V. Pembahasan
1. Metode Dibahas Kelebihan dan Kekurangan
Metode yang digunakan pada praktikum pengukuran induksi diri ini adalah metode grafik dengan perhitungan menggunakan regresi linier. Alasan penggunaan metode grafik karena metode ini memiliki banyak keunggulan, diantaranya : 1. Dapat diketahui plot yang tidak valid karena berada diluar persamaan linier 2. Mampu menentukan ralat menggunakan regresi linier bahkan dengan nilai yang sangat kecil 3. Mempermudah pembaca memperoleh informasi yang disajikan 4. Dapat dibandingkan dengan hasil eksperimen lain Sedangkan kekurangannya adalah hasil persamaan linier pada umumnya tidak akan tepat 100%, hal ini disebabkan karena skala grafik yang terlalu besar, pembuatan persamaan linier dengan 1 angka dibelakang koma dan 2 angka dibelakang koma akan berbeda jauh, padahal data ini akan digunakan untuk menghitung regresi linier. Sehingga mengakibatkan hasil yang berbeda-beda. Selain itu, dikarenakan data diambil melalui proses pengamatan secara manual,