Professional Documents
Culture Documents
Mikrsokop Cahaya
Mikroskop cahaya memiliki perbesaran 1000 kali. Mikroskop ini memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa
obyektif, okuler, dan kondensor.
Lensa obyektif berfungsi untuk membentuk bayangan pertama dan lensa okuler berfungsi untuk
memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif sebesar 4 sampai 25 kali. Sedangkan lensa
kondensor berfungsi untuk mendukung terciptanya pencahayaan pada obyek yang akan dilihat sehingga
dengan peraturan yang tepat akan diperoleh daya pisah maksimal (Mikroskop wikipedia 10/09/2008).
B. Mikroskop Fluoresens
Mikroskop fluoresens mengambil keuntungan dari sifatfluoresens, suatu kemampuan untuk menyerap
gelombang cahaya yang pendek (UV) dan memancarkan gelombang cahaya panjana (terlihat). Beberapa
organism secara natural berfluoresens di bawah sinar UV. Jika specimen tidak memperlihatkan sifat
tersebut saat di sinari dengan ultraviolet, maka specimen diberi warna menggunakn dluorochrome.
Prinsip mikroskop fluoresens adalah teknik diagnose yang disebut fluorescent-antibody (FA)
techniqueatau immunofluoresence (Tortora, 2001 ).
D. Mikroskop Elektron
Mikroskop Elekron mempunyai perbesaran sampai 100 ribu kali, elektron digunakan sebagai pengganti
cahaya.
Sumber lain menyatakan bahawa mikroskop elektron mampu melakukan perbesaran obyek sampai 2
juta kali, yang menggunakan elektro statik dan elektro magnetik untuk mengontrol pencahayaan dan
tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran obyek dan resolusi yang jauh lebih bagus
dibandingkan mikroskop cahaya (Mikroskop electron wapedia 10/09/2008).
Mikroskop elektron mempunyai dua tipe, yaitu mikroskop elektron scanning (SEM) dan mikroskop
elektron transmisi (TEM).
1. Transmission Electron Microscope (TEM)
Mikroskop ini bekerja seperti layaknya sebuah slide proyektor, di mana obyek yang akan diamati
ditembus oleh elektron dan pengamat dapat mengamati hasil tembusannya lewat layar. Pada resolusi
yang tingi pengamat bahkan dapat melihat struktur kristal. Namun sampai sekarang pengembangan
akan mikroskop electron jenis ini masih terus dilakukan sebab peneliti kerap kali merasa tidak puas
terhadap syarat “agar obyek pengamatan setipis mungkin” terutama bagi peneliti yang obyek
pengamatannya tidak dapat dipertipis begitu saja.
2. Scanning Electron Microscope (SEM)
Mikroskop ini memfokuskan sinar elektron pada permukaan obyek kemudian mengambil gambarnya
dengan mendeteksi elektron yang muncul di permukaan obyek. Sinar electron tersebut nantinya akan
digerakkan oleh coil pembelok sinar ke seluruh permukaan obyek yang diamati. Kelemahan mikroskop
ini adalah electron yang diamati bukan dari sinar electron yang dipancarkan namun electron dari dalam
obyek itu sendiri. Sehingga untuk menanggulangi terjadinya penumpukan electron maka obyek yang
diamati harus bersifat kondusif supaya electron dapat mengalir. Sedangkan untuk obyek yang tidak
kondusif dapat diatasi dengan melapisi permukaan obyek tersebut menggunakan emas, karbon atau
platina setipis mungkin. Namun seperti halnya TEM, SEM ini juga tidak memuaskan peneliti terutama
bagi mereka yang obyek penelitian tidak dapat dipertipis dan tidak kondusif. Sebab peneliti tersebut
ingin mengamati obyek apa adanya
F. Mikroskop Konvokal
Dalam menghasilkan gambar yang tajam dua atau tiga dimensi dengan menggunakan cahaya, mikroskop
konvokal tak tertandingi. Selain itu, mikroskop konvokal ini dapat juga digunakn untuk melihat apa yang
terdapat di dalam jaringan hidup specimen (Lichtman, 1998)