Professional Documents
Culture Documents
berkembang biaknya mikroorganisme yang menyebabkan inflamasi pada kandung kemih. Cystitis dibedakan menjadi dua, yaitu : Tipe infeksi Disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan parasit Tipe non infeksi Disebabkan oleh bahan kimia, radiasi, dan interstisial (tidak diketahui penyebabnya / ideopatik)
ETIOLOGI Infeksi pada cystitis disebabkan oleh : Bakteri Kebanyakan berasal dari bakteri Escherichia coly yang secara normal terletak pada gastrointestinal. Pada beberapa kasus infeksi yang berasal dari uretra dapat menuju ginjal. Bakteri lain yang bisa menyebabkan infeksi adalah Enterococcus, Klebsiella, Proteus, Pseudomonas, dan Staphylococcus Jamur Infeksi jamur, penyebabnya misalnya Candida Virus dan parasit Infeksi yang disebabkan olehvirus dan parasit jarang terjadi. Contohnya : Trichomonas, parasit ini terdapat dalam vagina, juga dapat berada dalam urine Etiologi cystitis yang non infeksi biasanya terjadi karena : Paparan bahan kimia, contohnya obat Cyclophosphamide (Cytotaxan, Procycox) obatan (misalnya,
Radio terapi Reaksi imunologi, biasanya pada pasien SLE (Systemic Lupus Erytematous) Penyabab lain dari cystitis belum dapat diketahui. Tapi ada penelitian yang menyatakan bahwa cystitis bisa disebabkan tidak berfungsinya epitel kandung kemih untuk menyimpan urine yang menyebabkan adanya kebocoran pada lapisan dalam kandung kemih.
INSIDEN Cystitis kebanyakan terjadi pad wanita usia lanjut dengan angka kejadian 0,2 % tiap bulan. Setiap wanita mempunyai resiko sebesar 50 % untuk terserang cystitis. Pada laki laki usia lanjut, resiko terjadinya cystitis > Bayi premature Wanita usia subur Wanita yang menggunakan kontrasepsi yang berupa IUD atau spermasida Diabetes HIV Penurunan obstruksi saluran kencing
MANIFESTASI KLINIS 1. Disuria 2. Rasa panas seperti terbakar saat kencing 3. Ada nyeri pada tulang punggung bagian bawah 4. Urgensi (rasa terdesak saat kencing) 5. Nocturia (cenderung sering kencing pada malam hari akibat penurunan kapasitas kandung kemih) 6. Pengosongan kanding kemih yang tidak sempurna 7. Inkontininsia 8. Retensi 9. Nyeri suprapubik
PATOFISIOLOGI Agen infeksi kebanyakan disebabkan oleh bakteri E. coly. Tipikal ini berada pada saluran kencing dari uretra luar sampai ke ginjal melalui penyebaran hematogen, lymphogen dan eksogen. Tiga factor yang mempengaruhi terjadnya infeksi adalah : 1. Virulensi dari organisme 2. Ukuran dari jumlah mikroorganisme yang masuk dalam tubuh 3. Keadekuatan dari mekanisme pertahanan tubuh Terlalu banyaknya bakteri yang menyebabkan infeksi dapat mempengaruhi pertahanan tubuh alami klien. Mekanisme pertahanan tubuh merupakan penentu terjadinya infeksi, normalnya urine dan bakteri tidak dapat menembus dinding mukosa bladder. Lapisan mukosa bladder tersusun dari sel sel urotenial yang memproduksi mucin yaitu unsur yang membantu mempertahankan integritas lapisan bladder dan mencegah kerusakan serta inflamasi bladder. Mucin juga mencegah bakteri melekat pada sel urotelial. Selain itu pH urine yang asam dan penurunan / kenaikan cairan dari konstribusi urine dalam batas tetap, berfungsi untuk mempertahankan integritas mukosa, beberapa bakteri dapat masuk dan system urine akan mengeluarkannya. Bentuk anatomi saluran kencing, keduanya mencegah dan merupakan konstribusi yang potensial untuk perkembangan terjadinya infeksi. Urine merupakan produk yang steril, dihasilkan dari ultrafiltrasi darah pada glumerolus dari nefron ginjal dan dianggap sebagai sistem tubuh yang steril. Tapi uretra merupakan pintu masuk bagi patogen yang terkontaminasi. Selain itu pada wanita 1/3 bagian distal uretra disertai jaringan periuretral dan vestibula vaginalis banyak dihuni bakteri dari usus karena letak anus tidak jauh dari tempat tersebut. Kolonisasi basi pada wanita di daerah tersebut diduga karena : Perubahan flora normal dari daerah perineum Berkurangnya antibody normal Bertambahnya daya lekat oeganisme pada sel spitel pada wanita Cystitis lebih banyak pada wanita dari pada laki laki, hal ini karena uretra wanita lebih pendek dan lebih dekat dengan anus. Mikroorganisme naik ke bladder pada wktu miksi karena tekanan urine. Dan selama miksi terjadi refluks ke dalam kandung kemih setelah mengeluarkan urine.
1. Nama Usia
Identitas Diri Klien : Tn. Syamsul Bahri : 27 Th : 18 April 2012, : Belum menikah : Islam : Betawi : SMA
Mengeluh Kencing merembes dan tidak memancar, 2 hari sebelumnya menjalani insisi di area suprapubik. Diagnosa dokter menyatakan Tn. Syamsul Bahri terkena Cystitis.
2.
Kepala Mata
Reaksi terhadap cahaya Konjungtiva Penglihatan Hidung Suara Nafas Wheezing Ronchi
: Tidak Anemis : Baik : Normal, tidak ada tanda tanda radang : Vesikuler : (-) : (-)
TD
: 130/70mmHG
Masih mengeluh diarea suprapubis pasca insisi. Terpasang polycatheter dengan jumlah urine 300ml, berwarna kemerahan.
3.
Hasil Laboratorium :
Protrombine time APTT Protein Total Albumin Globulin Bilirubin Total Hb Ht Trombosit Leukosit
: 12,7 : 38,4 : 8,14 g/dl : 4,3 g/dl : 3,8 g/dl : 0,7 mg/dl : 14,4 g/dl : 45% :5,1 rb : 8000u/l
Ureum Creatinin Natrium Kalium Clorida Alkali Fosfatase SGOT SGPT : 1,0
: 42
: 145 mg/dl : 3,9 mg/dl : 101 mg/dl : 88 u/L : 19 u/L :28 u/L
Klien masih tampak lemah, sedikit berkeringat, sesekali mengeluh sakit, skala nyeri saat dikaji yaitu 5
Data Subjektif Abnormal : Tn. S mengeluh kencing merembes dan tidak memancar Normal : Nadi TD
Data Objektif
: 80x/menit :
Tn. S masih mengeluh diarea suprapubis pasca insisi Tn. S sesekali mengeluh sakit
130/70mmHG
Abnormal : Terpasang polycatheter dengan jumlah urine 300ml, berwarna kemerahan Tn. S masih tampak lemah Tn. S sedikit berkeringat Skala nyeri saat dikaji yaitu 5
ANALISA DATA Data DS : Tn. S masih mengeluh diarea suprapubis pasca insisi Tn. S sesekali mengeluh sakit Etiologi Ketidaknyamanan akibat insisi area suprapubis Masalah Keperawatan Nyeri di area post insisi suprapubis
DO :
Tn. S masih tampak lemah Tn. S sedikit berkeringat Skala nyeri saat dikaji yaitu 5
dan tidak memancar DO : Terpasang polycatheter dengan jumlah urine 300ml, berwarna kemerahan
DS : Tn. S masih mengeluh diarea suprapubis pasca insisi Tn. S sesekali mengeluh sakit
DO :
Terpasang polycatheter dengan jumlah urine 300ml, berwarna kemerahan Tn. S masih tampak lemah Tn. S sedikit berkeringat
RENCANA KEPERAWATAN Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri area suprapubis b/d post Tujuan TUM : Menunjukkan nyeri hilang Intervensi Kaji nyeri, perhatikan lokasi, karakteristik, intensitas (skala 5) Rasional Membantu evaluasi derajat ketidaknyamanan
insisi suprapubis
TUK : Perasaan nyaman Berikan waktu istirahat yang cukup dan tingkat aktivitas yang dapat di toleran Membantu klien istirahat dengan tenang dan dapat merilekskan otot-otot
Menurunkan tegangan otot, meningkatkan relaksasi dan dapat meningkatkan kemampuan koping
TUM : Menunjukkan keluaran urine yang adekuat TUK : Pola eliminasi stabil
Mencegah terjadinya penumpukan urine Anjurkan untuk berkemih setiap 2 3 dalam vesika urinaria jam Mengetahui adanya distensi kandung kemih
Kaji suhu tubuh pasien setiap 4 jam dan lapor jika suhu diatas 38,50 C
Untuk mencegah stasis urine Anjurkan pasien untuk minum 2 3 liter jika tidak ada kontra indikasi Menjaga kebersihan dan menghindari bakteri yang membuat infeksi uretra
IMPLEMENTASI No Tgl/Jam 18 April 2010/09.0 0-10.00 Diagnosa Nyeri area suprapubis b/d post insisi suprapubis Implementasi 1. Catat nyeri suprapubik, khususnya tibatiba, nyeri hebat atau nyeri menyebar Paraf
2. Observasi haluan urine terhadap perubahan warna, bau, dan pola berkemih, masukan dan haluan setiap 8 jam serta hasil urinalisis ulang
Hasil : mengetahuia
EVALUASI No Tgl/Jam 20 April 2012/09.0010.00 Diagnosa Nyeri area suprapubis b/d post insisi suprapubis Evaluasi S : Klien mengatakan sudah tidak merasakan sakit O : Klien tampak segar A : nyeri akibat insisi suprapubis P : Pertahankan intervensi Paraf
20 April 2012/09.0010.00
S : Klien mengatakan sudah lancar berkemih O : tidak ada lagi hematuria A : masalah teratasi P : Pertahankan intervensi
S : Klien mengatakan tidak merasakan sakit O : Klien terlihat segar A : infeksi disebabkan karena bakteri P : Pertahankan intervensi