You are on page 1of 18

GANGGUAN SUASANA PERASAAN (MOOD)

GAMBARAN UMUM Gejala pokok perubahan suasana perasaan (depresi, elasi) + perilaku yang sesuai sebagian besar cenderung berulang Prevalensi seumur hidup depresi berat 15%, wanita bisa sampai 25%, bipolar I 1%, kejadian bipolar I pria = wanita Onset bipolar I 5/6 -50 tahun, rata-rata 30 tahun, depresi berat 50% antara usia 20-50 tahun, umumnya sekitar 40 tahun (bipolar 1 bisa pada anak-anak) Depresi berat & bipolar I > banyak pada yang tidak menikah / bercerai Bipolar I > banyak pada keluarga sosek tinggi

ETIOLOGI
BIOLOGIK Amine biogenik norepinefrin, serotonin (sangat berperan pada gangguan depresi), dopamin Patologi sistem limbik (daerah emosi), ganglia basalis, hipotalamus

GENETIK Kejadian bipolar I / depresi berat pada kembar identik 33-90% (50%) & kembar non identik 5-25% 1 orang tua bipolar kemungkinan anaknya menderita bipolar 25%, 2 orang tua bipolar anaknya menderita bipolar 50-75% Kromosom 5, 11 & x mungkin berperan pada bipolar I

PSIKOSOSIAL Stresor eksternal berperan pada sakit pertama Kehilangan ortu pada usia < 11 tahun, istri / suami depresi Dependen, histerikal, obsesif depresif Distimik (gangguan mood, sedih terus menerus paling sedikit 2 tahun), siklotimik bipolar I Loss of love object introjeksi rasa marah ditujukan pada obyek yang sudah diintroyeksi tersebut depresi Aspirasi realitas depresi Gagal (berulang) hadapi masalah hidup pasrah (learned helplessness) Teori kognitif : misinterpretasi kognitif sikap negatif terhadap kehidupan (diri negatif, pesimis, tak berdaya) depresi

GAMBARAN KLINIK
DEPRESI Mood depresi, berpikir lambat, retardasi / agitasi psikomotor Bicara, tingkah laku lambat (blocking) Rasa senang (-), minat (-), rasa tak berdaya, tak berguna, tak bisa menangis 2/3 coba bunuh diri, 10-15% berhasil risiko saat mulai ada perbaikan (paradoxical suicide) 97% mengeluh tenaga tugas, pekerjaan tak selesai, motivasi 80% bangun pagi>dini, sering terbangun malam (terminal & mid-insomnia), pada depresi insomnia bisa terjadi di awal, tengah, akhir tidur Nafsu makan & BB (ada yang ), mens abnormal, aktivitas seksual , 90 % juga mengalami ansietas penyalahgunaan zat, keluhan fisik menyulitkan terapi

50% alami variasi diurnal gejala pagi parah (dipengaruhi hormon kortisol), sore & malam lebih ringan 84% mengalami gangguan konsentrasi (+ pelupa), 65% tak mampu berpikir pseudodemensia Pikiran negatif tentang diri sendiri & dunia luar, Wawasan penyakit >> Pada anak: fobia sekolah, tak bisa lepas dari orangtua Pada remaja: prestasi sekolah<<, PGZ, perilaku antisosial, mencuri dan lari dari rumah Pada ortu: >populasi umum prevalensi 25-50% berkaitan dengan status sosek<, kehilangan pasangan hidup, ada penyakit jasmaniah Bisa ada gejala psikotik (Hamilton Depression Rating Scale) ringan, sedang, berat HDRS

PPDGJ III-1993 DEPRESI


Gejala utama Afek disforik Hilang minat Kehilangan energi Gejala tambahan Gangguan konsentrasi, makan, tidur, rasa putus asa, masa depan suramide bunuh diri Sekurang-kurangnya 2 minggu

MANIA (suasana perasaan yang meningkat)


Mood yang , ekspansif & iritabilitas Bicara >>, suara keras, sukar dihentikan, hiperaktif Dandanan berani & menor, impulsif, abaikan hal-hal kecil, boros, berlebihan Preokupasi tema-tema religi, politik, ekonomi, seksual & rasa dikejar / diincar orang Toleransi frustrasi rendah marah, hostilitas Pikiran-pikiran tentang kebesaran - kehebatan diri 75% bisa menyerang (assaultive) Wawasan penyakit & daya nilai buruk Suka berbohong

PERJALANAN PENYAKIT

Kronis berulang Depresi tanpa terapi 6-13 bulan, dengan terapi 3 bulan, dalam 20 tahun mengalami 5-6 episode Bipolar I 67% (pria) & 75% (wanita ) dimulai dengan depresi, 10-20% hanya ulangan episode manik, onset cepat (jam-hari), tanpa terapi + 3 bulan, setelah 5 x sakit, masa antar episode stabil antara 6-9 bulan

DIAGNOSIS EPISODE MANIK Suasana perasaan + tingkah laku yang sesuai (hipoman, mania, mania + psikotik) Satu episode manik (tunggal) GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR Suasana perasaan / + tingkah laku yang sesuai (episode hipoman, manik, manik + psikotik, depresi ringan / sedang, depresi berat, depresi berat + psikotik, campuran, remisi) Episode berulang (>1x) sebelumnya mania / depresi Episode manik 2 minggu - 4/5 bulan, rata-rata 4 bulan, depresi rata-rata 6 bulan, didahului / tidak didahului stresor kehidupan

EPISODE DEPRESIF Gejala-gejala depresif > 2 minggu : konsentrasi, perhatian , harga diri, kepercayaan diri , rasa bersalah / tidak berguna, masa depan rasanya suram / pesimis, membahayakan diri / upaya bunuh diri, tidur terganggu (mid-insomnia), nafsu makan Ringan, sedang, berat + gejala somatik (bangun > dini, retardasi / agitasi psikomotor, nafsu makan , BB 50% dalam 1 bulan, libido ) GANGGUAN DEPRESIF BERULANG Berulang ringan, sedang ( + gejala somatik ), berat ( + gejala psikotik) Episode: baru pertama kali (1x) mengalami serangan Gangguan : sudah >1 kali serangan

TERAPI HOSPITALISASI Ada risiko bunuh diri / membunuh, gejala-gejala berkembang progresif, tak mampu mengurus diri / tak ada yang mampu mengurus

PSIKOTERAPI terapi kognitif, terapi interpersonal, terapi perilaku FARMAKOTERAPI antidepresan (trisiklik, tetrasiklik, RIMA, SSRI, Nassa) antimania (lithium, karbamazepin)

PROGNOSIS
DEPRESI Kronis, berulang Indikator prognosis baik gejala ringan, gejala psikotik (-), masa remaja sosialisasi baik, keluarga stabil, fungsi sosial 5 tahun sebelum sakit baik, gangguan psikiatrik lain (-), gangguan kepribadian (-), usia lebih tua, perawatan untuk gangguan depresi < 1 x BIPOLAR I Kronis, berulang Indikator prognosis jelek riwayat kerja buruk, penyalahgunaan zat, ada gejala psikotik, ada gejala depresi, ada gejala depresi pada antar episode, laki-laki

GANGGUAN SUASANA PERASAAN MENETAP Menetap, fluktuatif tapi tidak bisa disebut episodik Secara genetik berkaitan dengan gangguan suasana perasaan SIKLOTIMIA Diagnosis ketidakstabilan menetap (dewasa < 2 tahun / anak-anak < 1 tahun) suasana perasaan (mood) banyak periode depresi ringan bergantian dengan elasi ringan << gejala bipolar I Prevalensi di masyarakat : 1%, wanita : pria = 3:2 50-75% onset pada usia 15-25 tahun

Faktor genetik mungkin berperan, 30% pasien punya keluarga yang menderita bipolar I Hipomania merupakan upaya asadar untuk mengatasi SuperEgo yang keras rasa sedih (false euphoria) Onset insidious pada masa remaja, kronis, 1/3 akan mengalami gangguan suasana perasaan terutama bipolar II (episode-episode depresi berat & hipomanik)

TERAPI Antimania Antidepresan harus hati-hati karena sensitifitas pasien terhadap gejala manikhipomanik akibat antidepresan Psikoterapi untuk coping mechanism pasien terhadap perubahan-perubahan perasaannya

DISTIMIA Diagnosis depresi harian (kronis), ringan, fluktuasi + < 2 tahun (anak-anak & remaja iritabilitas < 1 tahun) Prevalensi 3-5%, > banyak pada lajang, sosek < Kekecewaan pada hubungan interpersonal pada awal kehidupan ambivalensi pada relasi cinta di masa dewasa ancaman kehilangan kasih sayang depresi Realitas harapan harga diri , tak berdaya depresi Bisa menjengkelkan (sarkastik, menuntut, nihilistik, brooding)

Double depression depresi berat + distimia prognosis > buruk dari depresi berat 50% onset insidious pada usia < 25 tahun 20% akan alami depresi berat 25% tak pernah sembuh Terapi terapi perilaku, kognitif, farmakoterapi

DST (DEXAMETHASONE SUPRESSION TEST) Konfirmasi diagnosis depresi (berat) Ramalan kekambuhan Deksametason long acting synthetic glucocorticoid 1 mg 25 mg cortisol 1 mg deksametason jam 11 pm plasma kortisol diukur jam 8 am, 4 & 11 pm kadar > 5 g / dl = non supresi hasil (+) supresi kortisol berarti fungsi aksis hipotalamus-adrenalhipofisis baik disfungsi aksis berkaitan dengan depresi

Bipolar 1 : Episode depresi dan manic Bipolar 2 : hipomanic, depresi

You might also like