Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Pemeriksaan fisik
Anamnesis
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis
Komponen Anamnesis
Identifikasi data dan reabilitas
Riwayat Keluarga
Riwayat personal
Riwayat sosial Review per sistem
Identifikasi data
Identifikasi data
Identitas pasien
Relibialitas
Kreadibilatas sumber data
Sumber data
Perkembangan pasien
Auto anamnesis alloanamnesis
Keluhan Utama
Gejala yang membuat pasien datang berobat Batuk Demam
1 2
Alasan pasien datang ke rumah sakit (bukan keluhan) General check-up Vaksinasi
Keluhan
Tambahan Tambahan
Utama
Tambahan Tambahan
Kronologis/urutan waktu
Deskripsi gejala/keluhan (analisis gejala) Perkembangan penyakit(riwayat perawatan/pengobatan) Data yang positif Kata-kata pasien
Keluhan terpenting
Sehat
kapan diderita bagaimana diobati Keadaan penyakit tersebut sekarang riwayat operasi kecelakaan, keracunan, dan alergi.
Penyakit dahulu
Menyebabkan -Memperberat
Penyakit sekarang
masa kanakkanak
remaja
dewasa
Kebiasaan - kebiasaan
Makan Minum Merokok Minum obat-obatan Tidur Buang air besar / buang air kecil
KEPALA
Kontur
Ukuran Bentuk
RAMBUT
WAJAH
TELINGA
INSPEKSI
PALPASI
BANTUAN ALAT
Daun telinga
Deformitas, tanda radang atau tofi.
Liang telinga
Serumen, sekret atau deskuamasi
Membran timpani
Utuh atau tidak
PEMERIKSAAN OTOSKOPIK
1. Pasangkan spekulum yang bersih pada otoskop. 2. Dengan kepala pasien dicondongkan menjauh dari pemeriksa, pegang heliks (daun telinga) dan tarik ke arah posterosuperior. 3. Masukkan spekulum ke dalam saluran telinga pasien untuk dilihat secara langsung. Saat melewati kanalis, lakukan observasi jaringan parut, eritema, titik perdarahan atau discharge. 4. Lanjutkan pemasukan spekulum dengan visualisasi langsung sampai membran timpani terlihat semua. 5. Inspeksi membran mengenai warna, translusensi, refleks cahaya, ruptur, eritema dan penonjolan.
HIDUNG
SENTRALITAS
PERMUKAAN KULIT
SEPTUM NASI
INSPEKSI
PEMERIKSAAN LEHER
INSPEKSI
PALPASI
AUSKULTASI
PEMERIKSAAN KHUSUS
INSPEKSI
Asimetri Massa atau Pembengkakan
Pergerakan
Webbed neck
Merupakan salah satu gambaran KLINIS dari Leher yang Asimetris
Goiter
Contoh gambaran pembesaran kelenjar Thyroid pada pasien Goiter
Pulsasi A. Carotis Aorta insufisiensi Anemi Hipertiroidism Aneurisma a.carotis Kelainan-kelainan jantung seperti Premature contraction Auricular fibrillation
PALPASI
Pembesaran/massa pada leher dapat disebabkan oleh: Limpoma Tumor seperti: Branchial cyst tumor Tumor carotid body Sarcoma
Horse collar
PALPASI THYROID
PALPASI THYROID
Terdapat 2 metode palpasi dalam pemeriksaan kelenjar thyroid pada leher, yaitu dengan menggunakan 2 tangan dan menggunakan 1 tangan
2 TANGAN
1 TANGAN
Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening : Dinilai : Ukuran Nyeri tekan Kemerahan Suhu pd perabaan Mobilitas Konsistensi
AUSKULTASI
Auskultasi dilakukan untuk mencari ada tidaknya bruit dalam pemeriksaan KELENJAR THYROID
PEMERIKSAAN KHUSUS
Jugular Venous Presure (JVP) 1. JVP diukur pada seseorang dengan posisi setengah duduk 45 dalm keadaan rileks 2. Bendunglah vena itu di daerah proksimal (disebelah atas klavikula), sampai vena itu tampak jelas 3. Bendunglah dengan jari di sebelah distal yaitu di bawah dagu 4. Bendungan di atas klavikula di lepas. 5. Perhatikan ujung kolom darah tadi ke garis/ bidang horizontal yang melalui angulus sternalis lodovici.
Pemeriksaan kaku kuduk Untuk memeriksa kaku kuduk Tangan pemeriksa ditempatkan dibawah kepala pasien yang sedang berbaring Kepala ditekukan ( fleksi) dan diusahakan agar dagu mencapai dada Selama penekukan diperhatikan adanya tahanan. Bila terdapat kaku kuduk kita dapatkan tahanan dan dagu tidak dapat mencapai dada. Kaku kuduk (+) menunjukkan tanda peradangan meningen (co: meningitis)
THORAX
Inspeksi dilakukan untuk mengetahui adanya lesi pada dinding dada, kelainan bentuk dada, menilai frekuensi, sifat dan pola pernapasan.
PALPASI THORAX
Paru-paru - Nyeri tekan dan abnormalitas pada kulit yang berada di atasnya - Tes ekspansi respiratorius - Vocal fremitus Jantung Ictus Cordis Thrill
Tes ekspansi respiratorius - Perhatikan : jarak antara kedua ibu jari tangan, kesimetrisan, adakah gerakan tertinggal
Gerakan Dada tertinnga unilateral Mengembang secara - efusi pleura simetris dengan melebarnya - pneumonia lobaris jarak diantara kedua ibu jari - obstruksi bronkial yang dan tidak ada gerakan yang unilateral. tertinggal.
Normal
pasien Kemudian minta pasien untuk mengucapkan kata tujuh puluh tujuh,
Pada keadaan - PPOK yang membuat isi - Efusi pleura paru menjadi lebih - pneeumothorax padat (konsolidasi), seperti : - Pneumonia lobaris - Tuberkulosis
Jika tidak ditemukan, minta pasien untuk posisi lateral dekubitus kiri Lakukan perabaan lagi pada dinding dada anteriornya. Tentukan lokasinya dan amplitudonya.
Palpasi thrill
adalah getaran yang teraba pada dinding thoraks yang berasal dari terjadinya turbulensi aliran darah di dalam jantung atau saat dipompa keluar dari jantung.
Thrill = murmur pada auskultasi Turbulensi aliran darah dapat terjadi : - stenosis katup jantung - insufisiesi katup jantung
Punctum maximum
Fase (sistole/diastole )
Teknik perkusi
mengetuk dinding toraks secara langsung dengan paru reflex (percussion hammer) meletakkan jari tengah kiri (falanks III) pada dinding toraks untuk kemudian diketuk dengan ujung jari III kanan melalui fleksi tangan
Teknik 1
Teknik 2
meletakkan jari tengah kiri (falanks III) pada dinding toraks untuk kemudian diketuk dengan ujung jari III kanan melalui fleksi tangan
Teknik perkusi
Dilakukan di tempat-tempat simetris kiri dan kanan supaya lebih mudah untuk menentukan kawasan yang abnormal
ditentukan batas-batasnya,(paru-hepar, parujantung) agar dapat diperkirakan lokalisasi serta luasnya kelainan dalam paru.
Sonor
Hipersonor (suara terdengar lebih keras)
Redup
Pekak
Atelektasis, Schwarte
Paru-hepar-jantung
batas paruhepar kanan (bagian depan)
pada daerah sela iga, yaitu sepanjang garis mid-clavikularis kanan.
Biasanya suara sonor akan mendadak berubah menjadi suara redup pada sela iga 5 sampai dengan 6
dari suara sonor menjadi redup biasanya akan didapatkan setinggi processus thoracalis ke10 atau ke11.
Dari suara sonor menjadi redup di ics III,IV,VI pada garis sternalis kanan
Paru Anterior
Paru Posterior
2. Suara napas vesikuler yag memanjang Rasio fase inspirasi : ekspirasi menjadi 3:2 atau 3:3 lumen bronchiolus mengalami penyempitan 3. Suara napas terdengar lemah Dapat diakibatkan dinding dada yang tebal, atau akibat aliran udara yang berkurang emfisema, bronkus yang mengalami obstruksi ataupun akibat interposisi cairan atau udara di dalam rongga pleura efusi pleura, pnemothorax
Akibat adanya infiltrat pada paru dan ateletaksis paru akibat kompresi sedangkan lumen bronkus tetap terbuka.
5. Suara napas amforik
Menyerupai tiupan pada botol yang kosong Dapat terjadi bila terdapat kavitas besar yang berhubungan terbuka dengan suatu bronkus
6. Suara nafas cog-wheel
Suara nafas yang tersendat-sendat Pada pleuritis adhesiva alveolus mengembang tidak serentak dan tidak merata setiap inspirasi.
7. Suara nafas metamorphosing
Suara inspirasi yang mendadak berubah dari halus => kasar sumbatan bronkus/bronkiolus yang mendadak lepas
8. Suara nafas asthmatic : ekspirasi yang memanjang disertai dengan
wheezing.
Ronch i
adanya cairan eksudat/infiltrate/darah di dalam lumen bronchus bersifat encer ronchi basah (kasar, sedang, halus) Ronchi kering dapat terdengar nyaring/tak nyaring, bila terdengar nyaring maka kemungkinan terjadi konsolidasi Ronchi basah : terdengar pada akhir fase inspirasi dan awal fase ekspirasi.
Krepitasi
seperti suara gesekan rambut. Berasal dari cairan di dalam alveolus/ Alveolus mengempis dan pada inspirasi mengembang seperti balon karet hanya terdengar pada fase awal inspirasi saja
Mengi
Terjadi pada obstruksi bronchus baik lokal ataupun menyeluruh seperti pada bronkospasme asmatik.
gesekan antara kedua permukaan pleura yang menjadi kasar peradangan terdengar sepanjang inspirasi dan ekspirasi terdengar di bagian basal paru
Pemeriksaan Jantung
Penilaian Auskultasi Bunyi jantung (1 dan 2) Splitting Bunyi Jantung Tambahan Irama dan Frekuensi Denyut Jantung Bising Jantung Pericardial friction rub
Bunyi jantung
Bunyi Jantung I
katup mitral dan trikuspid menutup bersamaan katup aorta dan pulmonal bersamaan membuka katup Mitral di garis midklavikula sinistra intercostae V katup Trikuspid di garis parasternal sinistra intercostae IV Mengeras pada keadaan Mitral stenosis/tricuspid stenosis Takikardia Blokade jantung Hipertiroidisme Anemia Demam rematik akut
Melemah pada keadaan Fibrosis katup mitral Infark miokard Emfisema Efusi pericardial/pleura kiri
Splitting
Dewasa dengan hipertensi pulmonal (misalnya karena payah jantung kiri) bunyi jantung II terdengar pecah/splitting karena katup pulmonal dan katup aorta tidak menutup secara bersamaan. Bisa normal dengan ciri pada inspirasi splitting terdengar jelas sedangkan pada ekspirasi splitting menghilang Pada RBBB, dengan cirri splitting dapat terdengar jelas baik saat inspirasi maupun ekspirasi Splitting bunyi jantung II pada orang normal disebabkan karena pada waktu inspirasi, katup pulmonal menjadi lebih terlambat menutupnya daripada katup aorta
Opening snap
Terjadi karena aliran darah dalam jantung menjadi turbulen sehingga menimbulkan getaran dibedakan menjadi :
Murmur Sistolik Murmur Diastolik
Pansistolik murmur Bila pada fase sistolik katup atrioventikular menutup tidak sempurna Terdapat pada MI
Ejection sistolik murmur Bila pada fase sistolik katup semilunaris membuka tidak sempurna Terdapat pada AS, PS
Early diastolic murmur Bila pada fase distolik katup semilunaris menutup tidak sempurna
Mid diastolic murmur Bila pada fase diastolik atrioventikular membuka tidak sempurna
Terdapat MS
di
PEMERIKSAAN
ABDOMEN
Kuadran Abdomen
Regio Abdomen
Persiapan
Cuci Tangan Penjelasan dan Informed Consent Lisan Pengosongan Vesika Urinaria Memposisikan Pasien Persiapan Lingkungan
Inspeksi
Warna Kulit
Inspeksi
Bentuk Abdomen
Inspeksi
Pulsasi
Massa
Efloresensi
Pigmentation
Striae
Inspeksi
Caput Medusa
Roseola Spot
Inspeksi
Hematom
Ptekiae
Inspeksi
Bekas Operasi
Inspeksi
Umbilikus
Inspeksi
Hernia Umbilikus
Pengamatan Gerak Dinding Perut Saat Keadaan Statis dan Saat Bernafas
Auskultasi Abdomen
Auskultasi diatas hepar yang membesar kadang menunjukkan harsh bruit tumor vaskuler, terutama hepatoma, atau friction rub kasar dari nodul permukaan, venous hum pada umbilikus dapat menandakan hipertensi portal dan peningkatan aliran darah kolateral di sekitar hepar.
Perkusi Abdomen
Fungsinya : 1. Mendeteksi kandung empedu atau vesika urinaria: suara redup atau pekak 2. Memperkirakan ukuran hati dan limpa 3. Distensi abdomen: penuh gas, masa tumor, dan ascites
Pemeriksaan ascites
Pemeriksaan menentukan adanya redup yang berpindah (shifting dullness)
Pemeriksaan gelombang cairan (undulasi)*
Pasien dalam posisi telentang di perkusi dari garis tengah sedikit ke bawah umbilicus kearah lateral kiri
Pasien berbaring telentang dan tangan pemeriksa diletakkan pada satu sisi, tangan lainnya mengetukngetuk dinding perut pada sisi lainnya
Pada tempat mulainya terjadi perubahan bunyi dari timpani ke redup (dullness) beri tanda. Kemudian pasien diminta berbaring pada sisi kanannya
tangan pemeriksa lainnya (atau tangan pasien sendiri) diletakkan ditengahtengah perut dengan sedikit tekanan
Shifting dullnes positif jika bunyi redup berpindah ke sisi terendah saat perkusi.
Knee-chest position
Untuk cairan yang lebih sedikit dilakukan pemeriksaan dengan posisi pasien tengkurap dan menungging
Perkusi dilakukan dari lateral ke medial (atas ke bawah). Pada perkusi daerah perut yang terendah jika terdapat cairan akan didengar bunyi redup.
dengar perbedaan suara yang ditimbulkan karena ketukan jari pada sisi perut sedangkan stetoskop digeserkan melalui perut tersebut ke sisi lainnya
Bila dilakukan perkusi seluruh dinding perut pada pasien dengan posisi terlentang, akan diperoleh daerah redup berbentuk huruf U.
Batas Hepar
- Batas bawah hepar garis midklavikula dimulai dari SIAS ke atas sampai terdengar bunyi pekak. - Batas atas hepar batas bawah hepar ke atas (midclavicula) hinga terdengar redup.
Palpasi abdomen
1. Meminta izin dan jelaskan tujuan dilakukan palpasi 2. Menanyakan pada pasien apakah ada nyeri ada abdomen sebelum dilakukan palpasi, menanyakan tentang makan, BAB, dan BAK 3. Buat agar kondisi rileks
Posisi pasien: relaks telentang, kedua tangan pasien diletakkan di samping, dengan kedua tungkai fleksi pada sendi paha dan lutut. Pakaian pasien dilepas seperlunya Pemerisa: pemeriksa berdiri di sebelah kanan perut pasien
Dalam keadaan normal, semua organ di dalam rongga perut pasien tidak dapat diraba, kecuali pada orang kurus dan dinding perut yang lembek; dapat diraba: sedikit ujung hepar di proc. Xiphoideus, kutub bawah ginjal kanan, aorta abdominalis, vertebrae lumbalis IV dan V, uterus dalam keadaan gravid >3 bulan, vesica urinaria yang penuh.
Hepar, Vesica fellea, Lien, Ren, Vesica urinaria Uterus, dan adnexanya
Melakukan palpasi superficial secara menyeluruh dan lakukan pemeriksaan turgor kulit
Menyeluruh di 9 regio abdomen
Yang dinilai: Kesupelan dinding perut Rigiditas / defense muskular* Nyeri tekan Turgor kulit*
Turgor kulit*
Ginjal normal tidak teraba, kecuali pada orang kurus, terutama wanita, kutub bawah ginjal kadang dapat teraba. Ballotement positif dapat terdapat pada perbesaran ginjal atau tumor pada ginjal.
cara ini dilakukan untuk megetahui apakah ada ascites pada abdomen
Pemeriksaan Anorektal
Posisi miring (symposisi), lithotomi, maupun knee-chest Memeriksa keadaan kelenjar prostat, hemoroid, dan tonus sphincter ani Menggunakan lubrikasi
Dilakukan dengan satu tangan maupun dua tangan (bimanual, satu tangannya di atas pelvis).
Pada posisi lithotomi diagnosis letak kelainan menggunakan posisi jam yakni jam 3 sebelah kanan, jam 9 sebelah kiri, jam 6 ke arah sacrum dan jam 12 ke arah pubis
InspeksiObservasi daerah inguinal untuk memeriksa adakah tonjolan atau tonjolan tidak simetris dari salah satu kantong skrotum atau yang lain. Batuk, tertawa, atau manuver valsava dapat menyebabkan tonjolan Palpasipalpasi hernia inguinalis dengan cara menepatkan permukaan telapak tangan jari telunjuk atau tengah langsung di daerah lateral terhadap setiap tuberkel pubis dan minta pasien untuk batuk
Inspeksidistribusi rambut pubis, retraksi labia mayora melihat klitoris apakah ada lesi. Lebarkan labia minora untuk melihat orificium uretra apakah ada kemerahan, sekret. Inspeksi orificium vagina apakah ada fluor albus lalu perineum dan lubang anus Palpasi : pemeriksaan kelenjar bartholini1
Daftar Pustaka
OGCCU King Edward Memorial Hospital team. Clinical Guidelines Abdominal Examination / Palpation Section B; 2009. P 1-2. Available at : http://www.kemh.health.wa.gov.au/development/manuals/O&G_guidelines/sectionb/1/b1.6 .2.pdf, accessed on March 31th 2012. M. Reza, P. Paraskevas. Hospital Surgery chapter Abdominal Examination; 2009. P 742 J. Michael, M.D. Klamut. Introduction to the Practice of Medicine II, Examination of the Abdomen; 2003. P 14. Available at : http://www.meddean.luc.edu/lumen/meded/medicine/pulmonar/pdself/abdomen.pdf, accessed on March 31th 2012. Khasnis, R.M. Gokula. Spider Nevus. J postgrad Med; 2002. P48:307. Available at : http://www.jpgmonline.com/text.asp?2002/48/4/307/71. Accessed on March 31th 2012. http://www.professionalmedicaleducation.co.uk/finals-revision-guide-book/course-guidelearning_surgery-abdomen.pdf. accessed on 31th March 2012. Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam Vol. 4. Kurt J Isselbacher, et.al. 2002. Hal 270 Aru W, Bambang S, idrus A, Marcellus S, Siti S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 5 thed. Interna Publishing. 2009: p 70-2) Undulation test. Available at: http://www.scribd.com/doc/27922543/pemeriksaan-asites. Accessed on March 31th 2012. Region of abdomen. Available at: http://www.scribd.com/doc/20431022/1/PEMERIKSAANFISIK-ABDOMEN. Accessed on March 31th 2012. Diagnosis Fisik: Evaluasi Diagnosis dan Fungsi di Bangsal. Janice L Willms, Henry Schneiderman & Paula S. Algranati. 2005. Hal 282. Seluk Beluk Pemeriksaan Kesehatan. Dr. R. Darmanto Djojodibroto Spp. Fccp. Pustaka Populer Obor. Jakarta 2001. Hal 53
PEMERIKSAAN FISIK
EKSTREMITAS
EKTREMITAS ATAS
EKTREMITAS BAWAH
INSPEKSI
Bentuk: proporsi ukuran terhadap tubuh, deformitas, simetris
G O
G O
Koordinasi gerak
G O
Deformitas
Kuli t
Warna Kulit
HIPEREMIS
IKTERIK
PUCAT
SIANOSIS
Plaque
Makula
Efloresensi
Urtikaria Papul
Pustul
Palmar eritem
Rambut
Rambut rontok Hirsutisme
Edema
KUKU
SPLINTER HEMORAGI CLUBBING FINGER
Kekuatan Otot
Jika nyeri atau ada injury, mulailah pada sisi normal. Pemeriksaan kekuatan otot dapat dilakukan dengan menggunakan pengujian otot secara manual atau Manual Muscle Testing (MMT) Pelaporkan hasil uji kekuatan otot: 5 : mampu bergerak dengan luas, gerak sendi penuh, melawan gravitasi, dan melawan tahanan maksimal. Normal 4 : mampu bergerak dengan luas, gerak sendi penuh, melawan gravitasi, dan melawan tahanan sedang. Good 3 : mampu bergerak dengan luas, gerak sendi penuh, melawan gravitasi, tanpa tahanan. Fair 2 : mampu bergerak dengan luas, gerak sendi penuh, tanpa melawan gravitasi. Poor 1 : tidak ada gerakan sendi, tetapi kontraksi otot dapat dipalpasi. Trace
Suhu
PALPASI KULIT
Kelembaban
Nyeri
Palpasi Otot
Atrofi
REFLEKS FISIOLOGIS
Biceps Triceps Patella Achilles Kremaster Manuver Jendrassik
Refleks Biceps
Refleks Triceps
REFLEKS PATELLA
REFLEKS ACHILLES
REFLEKS BRACHIORADIALIS
Refleks bisep
Refleks trisep
Reflek brachioradial is
dapat dilakukan dengan duduk. Lengan bawah harus beristirahat longgar di pangkuan pasien.
Reflek patella
Reflek achiles
reflek kremaster
Posisi
dilakukan dengan pasien duduk, dengan membiarkan lengan untuk beristirahat di pangkuan pasien, atau membentuk sudut sedikit lebih dari 90 derajat di siku.
dilakukan dengan pasien duduk. dengan Perlahan tarik lengan keluar dari tubuh pasien, sehingga membentuk sudut kanan di bahu. atau Lengan bawah harus menjuntai ke bawah langsung di siku
pasien duduk, kaki menggantung di tepi meja ujian. Atau dengan berbaring terlentang dengan posisi kaki melintasi diatas kaki di atas yang lain atau mengatur kaki dalam posisi tipe katak.
Identifikasi: mintalah pasien untuk plantar flexi.
Cara
Identifikasi: pasien memflexikan siku. pemeriksa mengamati fossa antecubital. Tendon akan terlihat dan terasa seperti tali tebal ketukan pada jari pemeriksa yang ditempatkan pada tendon m.biceps brachii, posisi lengan setengah diketuk pada sendi siku.
ketukan pada tendon otot triceps, posisi lengan fleksi pada sendi siku dan sedikit pronasi
ketukan pada tendon otot brakioradialis (Tendon melintasi (sisi ibu jari pada lengan bawah) jari-jari sekitar 10 cm proksimal pergelangan tangan. posisi lengan fleksi pada sendi siku dan sedikit pronasi.
Identifikasi: menggores permukaan dalam paha dengan benda tajam kontraksi m.kremaster dan penarikan testis ke atas
REFLEKS PATOLOGIS
Babinsky Chaddock Oppenheim Gordon Schaffer Gonda Hoffmann-Tromner Klonus
BABINSKI
CHADDOCK
OPPENHEIM
GORDON
SCHAFFER
Hoffman-tromner
Klonus
Laseque