You are on page 1of 159

Diagnostik Fisis

Pandas RUMKITAL Mintohardjo

PENDAHULUAN

Pemeriksaan fisik

Anamnesis

Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis

Komponen Anamnesis
Identifikasi data dan reabilitas

Riwayat Keluarga

Keluhan utama Keluhan Tambahan

Riwayat personal
Riwayat sosial Review per sistem

Riwayt penyakit sekarang

Riwayat penyakit dahulu

Identifikasi data

Tanggal dan Waktu


Data terbaru

Identifikasi data
Identitas pasien

Relibialitas
Kreadibilatas sumber data

Sumber data
Perkembangan pasien
Auto anamnesis alloanamnesis

Keluhan Utama
Gejala yang membuat pasien datang berobat Batuk Demam

1 2

Alasan pasien datang ke rumah sakit (bukan keluhan) General check-up Vaksinasi

Keluhan
Tambahan Tambahan

Utama
Tambahan Tambahan

Riwayat Penyakit Sekarang


Dimulai dari akhir masa sehat

Kronologis/urutan waktu
Deskripsi gejala/keluhan (analisis gejala) Perkembangan penyakit(riwayat perawatan/pengobatan) Data yang positif Kata-kata pasien

Keluhan terpenting

Lamanya Keluhan utama

Keluhan penting lainnya

Sehat

Akhir masa sehat

Minta pertolongan dokter/ Petugas kesehatan

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Penyakit yang jelas diagnosisnya Pernah diderita pasien dahulu

kapan diderita bagaimana diobati Keadaan penyakit tersebut sekarang riwayat operasi kecelakaan, keracunan, dan alergi.

Penyakit dahulu

Menyebabkan -Memperberat

Penyakit sekarang

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Penyakit terdapat dalam keluarga pasien (sedarah) atau penyakit menular pada orang-orang yang amat dekat hidupnya dengan pasien (suami / istri). (3) Diabetes Melitus Hipertensi Penyakit jantung Batu ginjal / batu empedu Alergi

RIWAYAT HIDUP DAN KEBIASAAN


Hal-hal penting dalam perjalanan kehidupan pasien Kebiasaan-kebiasaan. (3)

masa kanakkanak

remaja

dewasa

Kebiasaan - kebiasaan
Makan Minum Merokok Minum obat-obatan Tidur Buang air besar / buang air kecil

KEPALA
Kontur

Ukuran Bentuk

RAMBUT

WAJAH

TELINGA
INSPEKSI

PALPASI

BANTUAN ALAT

Daun telinga
Deformitas, tanda radang atau tofi.

Liang telinga
Serumen, sekret atau deskuamasi

Membran timpani
Utuh atau tidak

- Nyeti tarik aurikula - Nyeri tekan tragus - Tofi

PEMERIKSAAN OTOSKOPIK
1. Pasangkan spekulum yang bersih pada otoskop. 2. Dengan kepala pasien dicondongkan menjauh dari pemeriksa, pegang heliks (daun telinga) dan tarik ke arah posterosuperior. 3. Masukkan spekulum ke dalam saluran telinga pasien untuk dilihat secara langsung. Saat melewati kanalis, lakukan observasi jaringan parut, eritema, titik perdarahan atau discharge. 4. Lanjutkan pemasukan spekulum dengan visualisasi langsung sampai membran timpani terlihat semua. 5. Inspeksi membran mengenai warna, translusensi, refleks cahaya, ruptur, eritema dan penonjolan.

HIDUNG
SENTRALITAS

PERMUKAAN KULIT

SEPTUM NASI

INSPEKSI

Warna Sekret MUKOSA Perdarahan

Deviasi SEPTUM Warna mukosa

Konka DINDING Meatus


LATERAL

PEMERIKSAAN LEHER

INSPEKSI

PALPASI

AUSKULTASI

PEMERIKSAAN KHUSUS

INSPEKSI
Asimetri Massa atau Pembengkakan

Pergerakan

Pulsasi Vena Jugularis

Pulsasi Arteri Carotis

Webbed neck
Merupakan salah satu gambaran KLINIS dari Leher yang Asimetris

Goiter
Contoh gambaran pembesaran kelenjar Thyroid pada pasien Goiter

Pulsasi V.Jugularis Obstruksi Cardiac failure Pembesaran kelenjar limfe cervical

Pulsasi A. Carotis Aorta insufisiensi Anemi Hipertiroidism Aneurisma a.carotis Kelainan-kelainan jantung seperti Premature contraction Auricular fibrillation

PALPASI
Pembesaran/massa pada leher dapat disebabkan oleh: Limpoma Tumor seperti: Branchial cyst tumor Tumor carotid body Sarcoma

Horse collar

PALPASI THYROID

Nilai kesan tentang Besar, Batas, Dan Keras/Lunaknya

PALPASI THYROID
Terdapat 2 metode palpasi dalam pemeriksaan kelenjar thyroid pada leher, yaitu dengan menggunakan 2 tangan dan menggunakan 1 tangan

2 TANGAN

1 TANGAN

Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening : Dinilai : Ukuran Nyeri tekan Kemerahan Suhu pd perabaan Mobilitas Konsistensi

AUSKULTASI
Auskultasi dilakukan untuk mencari ada tidaknya bruit dalam pemeriksaan KELENJAR THYROID

PEMERIKSAAN KHUSUS
Jugular Venous Presure (JVP) 1. JVP diukur pada seseorang dengan posisi setengah duduk 45 dalm keadaan rileks 2. Bendunglah vena itu di daerah proksimal (disebelah atas klavikula), sampai vena itu tampak jelas 3. Bendunglah dengan jari di sebelah distal yaitu di bawah dagu 4. Bendungan di atas klavikula di lepas. 5. Perhatikan ujung kolom darah tadi ke garis/ bidang horizontal yang melalui angulus sternalis lodovici.

Pemeriksaan kaku kuduk Untuk memeriksa kaku kuduk Tangan pemeriksa ditempatkan dibawah kepala pasien yang sedang berbaring Kepala ditekukan ( fleksi) dan diusahakan agar dagu mencapai dada Selama penekukan diperhatikan adanya tahanan. Bila terdapat kaku kuduk kita dapatkan tahanan dan dagu tidak dapat mencapai dada. Kaku kuduk (+) menunjukkan tanda peradangan meningen (co: meningitis)

THORAX

Inspeksi dilakukan untuk mengetahui adanya lesi pada dinding dada, kelainan bentuk dada, menilai frekuensi, sifat dan pola pernapasan.

PALPASI THORAX
Paru-paru - Nyeri tekan dan abnormalitas pada kulit yang berada di atasnya - Tes ekspansi respiratorius - Vocal fremitus Jantung Ictus Cordis Thrill

PALPASI THORAX (2)


Posisi pasien : - duduk untuk memeriksa dada bagian belakang - berbaring terlentang untuk memeriksa dada bagian depan

Posisi pemeriksa: di sebelah kanan pasien

PALPASI THORAX (3)


Palpasi dengan hati-hati pada setiap daerah tempat terasanya nyeri yang dikeluhkan atau tempat terlihatnya lesi atau memar. Nyeri tekan interkostal terdapat pada daerah pleura yang mengalami inflamasi.

Luka memar biasanya ditemukan di daerah fraktur tulang iga

Tes ekspansi respiratorius - Perhatikan : jarak antara kedua ibu jari tangan, kesimetrisan, adakah gerakan tertinggal

Tes ekspansi respiratorius

Gerakan Dada tertinnga unilateral Mengembang secara - efusi pleura simetris dengan melebarnya - pneumonia lobaris jarak diantara kedua ibu jari - obstruksi bronkial yang dan tidak ada gerakan yang unilateral. tertinggal.

Normal

Pemeriksaan Vocal Fremitus


Letakkan kedua telapak tangan di dinding dada

pasien Kemudian minta pasien untuk mengucapkan kata tujuh puluh tujuh,

Rasakan getaran yang terasa di tangan dan bandingkan kesimetrisannya

Hasil Pemeriksaan Vocal Fremitus


Normal Mengeras Melemah

Simetris, tidak ada yang mengeras atau melemah

Pada keadaan - PPOK yang membuat isi - Efusi pleura paru menjadi lebih - pneeumothorax padat (konsolidasi), seperti : - Pneumonia lobaris - Tuberkulosis

Palpasi Ictus Cordis


Posisi pasien tidur terlentang Letakkan telapak tangan di dada bagian anterior setinggi ics IV tau V di linea midklavikularis kiri Rasakan apakah teraba getaran

Jika tidak ditemukan, minta pasien untuk posisi lateral dekubitus kiri Lakukan perabaan lagi pada dinding dada anteriornya. Tentukan lokasinya dan amplitudonya.

Palpasi Ictus Cordis (2)


Normal :
iktus cordis teraba di ics V atau ics IV di sebelah medial linea midklavikularis kiri dengan amplitudo kecil dan pelan.
Pergeseran iktus cordis ke arah lateral mungkin dapat disebabkan : - pembesaran jantung yang dapat ditemukan di gagal jantung kongestif, kardiomiopati. - deformitas dinding dada

Palpasi Ictus Cordis (3)


iktus cordis ini tidak selalu teraba. Terjadi pada : - Tebalnya dinding dada - Emfisema - Efusi pericardial, - Shock, - Dekstrokardia (jarang)

Palpasi thrill
adalah getaran yang teraba pada dinding thoraks yang berasal dari terjadinya turbulensi aliran darah di dalam jantung atau saat dipompa keluar dari jantung.

Thrill = murmur pada auskultasi Turbulensi aliran darah dapat terjadi : - stenosis katup jantung - insufisiesi katup jantung

Palpasi thrill (2)


Meraba thrill paling baik dengan menggunakan kepala tulang metakarpal (bukan dengan ujung jari) dan ditekan dengan sangat ringan pada kulit.

Palpasi thrill (3)


Tentuka n apabila teraba thril

Normal Tidak teraba di keempat katup jantung

Punctum maximum

Fase (sistole/diastole )

Teknik perkusi
mengetuk dinding toraks secara langsung dengan paru reflex (percussion hammer) meletakkan jari tengah kiri (falanks III) pada dinding toraks untuk kemudian diketuk dengan ujung jari III kanan melalui fleksi tangan

Teknik 1

Teknik 2

meletakkan jari tengah kiri (falanks III) pada dinding toraks untuk kemudian diketuk dengan ujung jari III kanan melalui fleksi tangan

Teknik perkusi

Perkusi dilakukan meliputi bahagian depan, tepi dan belakang

Dilakukan di tempat-tempat simetris kiri dan kanan supaya lebih mudah untuk menentukan kawasan yang abnormal

ditentukan batas-batasnya,(paru-hepar, parujantung) agar dapat diperkirakan lokalisasi serta luasnya kelainan dalam paru.

Bunyi perkusi dada:

Sonor
Hipersonor (suara terdengar lebih keras)

Bunyi normal paru


Bila di dalam paru terdapat banyak udara pneumotoraks

Timpani (lebih keras dan nyaring)

Bila dalam paru ada rongga kosong

Bulla, kavitas besar

Redup

Bila konsistensi paru agak padat

Infiltrat pada pneumoni lobaris, TBC dll

Pekak

Bila konsistensi paru padat sekali

Atelektasis, Schwarte

Paru-hepar-jantung
batas paruhepar kanan (bagian depan)
pada daerah sela iga, yaitu sepanjang garis mid-clavikularis kanan.

Batas paruhepar(bagian belakang)


perkusi ringan bagian dari ujung scapula terus ke bawah

Batas kanan jantung


perkusi di atas tulang iga dari lateral kanan (di atas paruhati) terus ke tengah

Biasanya suara sonor akan mendadak berubah menjadi suara redup pada sela iga 5 sampai dengan 6

dari suara sonor menjadi redup biasanya akan didapatkan setinggi processus thoracalis ke10 atau ke11.

Dari suara sonor menjadi redup di ics III,IV,VI pada garis sternalis kanan

Batas kiri jantung


perkusi dari lateral kiri ke tengah pada batas paru-hepar
Didapatkan bunyi sonor menjadi pekak ics V pada 1cm medial dari garis midklavikularis kiri.

Batas atas jantung


Perkusi dari ics I di parasternal kiri

ics III di parasternal kiri

Teknik Auskultasi Paru

Paru Anterior

Paru Posterior

Suara Nafas Normal


Suara Nafas tracheal Suara Nafas bronchial

Suara Nafas brocovesicular / sub bronchial


Suara Nafas vesicular

Suara nafas Normal

Suara Napas yang Abnormal


Terdapatnya suara napas tracheal, bronchial, subbronchial/bronkovesikuler di tempat yang tidak seharusnya bronchiolus di daerah prifer dada mengalami infiltrasi/konsolidasi
1.

2. Suara napas vesikuler yag memanjang Rasio fase inspirasi : ekspirasi menjadi 3:2 atau 3:3 lumen bronchiolus mengalami penyempitan 3. Suara napas terdengar lemah Dapat diakibatkan dinding dada yang tebal, atau akibat aliran udara yang berkurang emfisema, bronkus yang mengalami obstruksi ataupun akibat interposisi cairan atau udara di dalam rongga pleura efusi pleura, pnemothorax

4. Suara napas mengeras

Akibat adanya infiltrat pada paru dan ateletaksis paru akibat kompresi sedangkan lumen bronkus tetap terbuka.
5. Suara napas amforik

Menyerupai tiupan pada botol yang kosong Dapat terjadi bila terdapat kavitas besar yang berhubungan terbuka dengan suatu bronkus
6. Suara nafas cog-wheel

Suara nafas yang tersendat-sendat Pada pleuritis adhesiva alveolus mengembang tidak serentak dan tidak merata setiap inspirasi.
7. Suara nafas metamorphosing

Suara inspirasi yang mendadak berubah dari halus => kasar sumbatan bronkus/bronkiolus yang mendadak lepas
8. Suara nafas asthmatic : ekspirasi yang memanjang disertai dengan

wheezing.

Ronch i

adanya cairan eksudat/infiltrate/darah di dalam lumen bronchus bersifat encer ronchi basah (kasar, sedang, halus) Ronchi kering dapat terdengar nyaring/tak nyaring, bila terdengar nyaring maka kemungkinan terjadi konsolidasi Ronchi basah : terdengar pada akhir fase inspirasi dan awal fase ekspirasi.

Krepitasi

seperti suara gesekan rambut. Berasal dari cairan di dalam alveolus/ Alveolus mengempis dan pada inspirasi mengembang seperti balon karet hanya terdengar pada fase awal inspirasi saja

Mengi

Terjadi pada obstruksi bronchus baik lokal ataupun menyeluruh seperti pada bronkospasme asmatik.

Pleural friction rub

gesekan antara kedua permukaan pleura yang menjadi kasar peradangan terdengar sepanjang inspirasi dan ekspirasi terdengar di bagian basal paru

Pemeriksaan Jantung

sela iga 2, tepi sternum kanan/garis sternalis

sela iga 2, tepi sternum kiri

tepi sternum bawah kiri

ICS 5 sedikit medial dari garis midklavikularis kiri

Penilaian Auskultasi Bunyi jantung (1 dan 2) Splitting Bunyi Jantung Tambahan Irama dan Frekuensi Denyut Jantung Bising Jantung Pericardial friction rub

Bunyi jantung
Bunyi Jantung I
katup mitral dan trikuspid menutup bersamaan katup aorta dan pulmonal bersamaan membuka katup Mitral di garis midklavikula sinistra intercostae V katup Trikuspid di garis parasternal sinistra intercostae IV Mengeras pada keadaan Mitral stenosis/tricuspid stenosis Takikardia Blokade jantung Hipertiroidisme Anemia Demam rematik akut

Melemah pada keadaan Fibrosis katup mitral Infark miokard Emfisema Efusi pericardial/pleura kiri

Penilaian Auskultasi Bunyi jantung


Bunyi Jantung II
katup Aorta dan Pulmonal menutup bersamaan katup Mitral dan Trikuspid bersamaan membuka katup Aorta di garis sternalis dextra intercostae II katup Pulmonal di garis sternalis sinistra intercostae II Melemah pada keadaan Hipotensi Shock Fibrosis katup semilunar Emfisema Pulmonal stenosis

Mengeras pada keadaan Setelah aktifitas Hipertensi sistemik Hipertensi pulmonal

Splitting
Dewasa dengan hipertensi pulmonal (misalnya karena payah jantung kiri) bunyi jantung II terdengar pecah/splitting karena katup pulmonal dan katup aorta tidak menutup secara bersamaan. Bisa normal dengan ciri pada inspirasi splitting terdengar jelas sedangkan pada ekspirasi splitting menghilang Pada RBBB, dengan cirri splitting dapat terdengar jelas baik saat inspirasi maupun ekspirasi Splitting bunyi jantung II pada orang normal disebabkan karena pada waktu inspirasi, katup pulmonal menjadi lebih terlambat menutupnya daripada katup aorta

Bunyi jantung Tambahan


Bunyi Jantung III setelah bunyi jantung II, nada > rendah. N : anak/dewasa muda sehat. Abn : usia > 40 thn. Pada : regurgitasi mitral tanpa adanya gagal jantung sesaat sebelum jantung I. bunyi

N : amat sangat lemah tidak terdengar Patologis ventrikel : hipertrofi

Bunyi jantung Tambahan


segera setelah bunyi jantung I, nada >
Krn distensi tiba2 pada aorta/a.pulmonalis yang patologik saat systole (aneurysma, hipertensi pulmonal, AS, PS, AI) Pada ekspirasi terdengar > jelas PM : pulmonal (pulmonary ejection sound) /di apex (aortic ejection sound) bunyi diastolik yang tajam pada keadaan mitral stenosis. terjadi dengan cepat setelah bunyi jantung II stenosis mitral berat pada apeks, pada tepi kiri bawah sternum, atau diantaranya

Opening snap

Bunyi jantung Tambahan


Terdengar ditengah fase sistolik
Systolic click Umumnya tidak patologik terdengar pada perikarditis. walaupun kadang

Irama dan Frekuensi Denyut Jantung


60-100x/menit,reguler pada irama sinus yang normal.

ditemukan pada beberapa penyakit jantung

Anemia, hipertiroidisme, demam dan anxietas

Terjadi karena aliran darah dalam jantung menjadi turbulen sehingga menimbulkan getaran dibedakan menjadi :
Murmur Sistolik Murmur Diastolik

Pansistolik murmur Bila pada fase sistolik katup atrioventikular menutup tidak sempurna Terdapat pada MI

Ejection sistolik murmur Bila pada fase sistolik katup semilunaris membuka tidak sempurna Terdapat pada AS, PS

Early diastolic murmur Bila pada fase distolik katup semilunaris menutup tidak sempurna

Mid diastolic murmur Bila pada fase diastolik atrioventikular membuka tidak sempurna

Terdapat pada AI, PI

Terdapat MS

di

Terdengar seperti bunyi sepatu kulit yang masih baru


karena permukaan pericardium parietal dan visceral menjadi kasar dan pada pergesekan waktu systole dan diastole jantung menimbulkan bunyi Terdapat pada perikarditis

PEMERIKSAAN

ABDOMEN

Kuadran Abdomen

Regio Abdomen

Tahap Pemeriksaan Fisik Abdomen

Inspeksi Auskultasi Perkusi Palpasi

Persiapan
Cuci Tangan Penjelasan dan Informed Consent Lisan Pengosongan Vesika Urinaria Memposisikan Pasien Persiapan Lingkungan

Inspeksi
Warna Kulit

Inspeksi
Bentuk Abdomen

Inspeksi
Pulsasi
Massa

Efloresensi
Pigmentation

Striae

Inspeksi
Caput Medusa

Roseola Spot

Inspeksi
Hematom

Ptekiae

Inspeksi
Bekas Operasi

Inspeksi
Umbilikus

Inspeksi
Hernia Umbilikus

Pengamatan Gerak Dinding Perut Saat Keadaan Statis dan Saat Bernafas

Auskultasi Abdomen

Auskultasi dapat menunjukkan - Bunyi ramai (rushing sound), bernada tinggi

obstruksi intestinal awal


- Bunyi seperti terkocak (succussion sound) peningkatan cairan dan udara dalam viskus cekung yang berdilatasi

Auskultasi diatas hepar yang membesar kadang menunjukkan harsh bruit tumor vaskuler, terutama hepatoma, atau friction rub kasar dari nodul permukaan, venous hum pada umbilikus dapat menandakan hipertensi portal dan peningkatan aliran darah kolateral di sekitar hepar.

Perkusi Abdomen
Fungsinya : 1. Mendeteksi kandung empedu atau vesika urinaria: suara redup atau pekak 2. Memperkirakan ukuran hati dan limpa 3. Distensi abdomen: penuh gas, masa tumor, dan ascites

Normal perkusi abdomen : timpani

Pemeriksaan ascites
Pemeriksaan menentukan adanya redup yang berpindah (shifting dullness)
Pemeriksaan gelombang cairan (undulasi)*

Pasien dalam posisi telentang di perkusi dari garis tengah sedikit ke bawah umbilicus kearah lateral kiri

Pasien berbaring telentang dan tangan pemeriksa diletakkan pada satu sisi, tangan lainnya mengetukngetuk dinding perut pada sisi lainnya

Pada tempat mulainya terjadi perubahan bunyi dari timpani ke redup (dullness) beri tanda. Kemudian pasien diminta berbaring pada sisi kanannya

tangan pemeriksa lainnya (atau tangan pasien sendiri) diletakkan ditengahtengah perut dengan sedikit tekanan

Shifting dullnes positif jika bunyi redup berpindah ke sisi terendah saat perkusi.

Knee-chest position
Untuk cairan yang lebih sedikit dilakukan pemeriksaan dengan posisi pasien tengkurap dan menungging

Pemeriksaan Puddle sign


Seperti posisi knee chestdengan menggunakan stetoskop yang diletakkan pada bagian perut terbawah

Perkusi dilakukan dari lateral ke medial (atas ke bawah). Pada perkusi daerah perut yang terendah jika terdapat cairan akan didengar bunyi redup.

dengar perbedaan suara yang ditimbulkan karena ketukan jari pada sisi perut sedangkan stetoskop digeserkan melalui perut tersebut ke sisi lainnya

Perkusi pada posisi tegak


Bunyi redup akan terdapat dibagian bawah karena pada posisi ini cairan akan terkumpul di bagian terbawah rongga abdomen

Bila dilakukan perkusi seluruh dinding perut pada pasien dengan posisi terlentang, akan diperoleh daerah redup berbentuk huruf U.

Batas Hepar

- Batas bawah hepar garis midklavikula dimulai dari SIAS ke atas sampai terdengar bunyi pekak. - Batas atas hepar batas bawah hepar ke atas (midclavicula) hinga terdengar redup.

Palpasi abdomen

1. Meminta izin dan jelaskan tujuan dilakukan palpasi 2. Menanyakan pada pasien apakah ada nyeri ada abdomen sebelum dilakukan palpasi, menanyakan tentang makan, BAB, dan BAK 3. Buat agar kondisi rileks

Posisi pasien: relaks telentang, kedua tangan pasien diletakkan di samping, dengan kedua tungkai fleksi pada sendi paha dan lutut. Pakaian pasien dilepas seperlunya Pemerisa: pemeriksa berdiri di sebelah kanan perut pasien

Dalam keadaan normal, semua organ di dalam rongga perut pasien tidak dapat diraba, kecuali pada orang kurus dan dinding perut yang lembek; dapat diraba: sedikit ujung hepar di proc. Xiphoideus, kutub bawah ginjal kanan, aorta abdominalis, vertebrae lumbalis IV dan V, uterus dalam keadaan gravid >3 bulan, vesica urinaria yang penuh.

Objek yang diperiksa pada pemerisaan palpasi abdomen

Rigiditas dinding perut/defense muskular

Nyeri tekan/raba atau nyeri lepas

Ada tidaknya ascites

Tumor ekstra/intra abdominal

Gaster, duodenum, jejunum, iLeum, colon

Hepar, Vesica fellea, Lien, Ren, Vesica urinaria Uterus, dan adnexanya

Melakukan palpasi superficial secara menyeluruh dan lakukan pemeriksaan turgor kulit
Menyeluruh di 9 regio abdomen
Yang dinilai: Kesupelan dinding perut Rigiditas / defense muskular* Nyeri tekan Turgor kulit*

Rigiditas / defense muskular*

Turgor kulit*

Melakukan pemeriksaan untuk nyeri tekan dan nyeri lepas


Perhatikan wajah pasien Tanyakan apakah terasa sakit atau tidak saat menekan dan saat melepas tekanan tersebut

Melakukan pemeriksaan palpasi hepar


Diakukan mulai dari caudal ke cranial Lakukan palpasi saat ekspirasi dan rasakan hepar saat inspirasi Nilai:
Perbesaran hepar Tepi Permukaan Konsistensi Nyeri tekan

Melakukan palpasi vesica fellea


Pemeriksaan dilakukan dari caudal ke cranial sepanjang linea mediana sampai ke arkus costae Nilai:
- Perbesaran vesika fellea - Murphy Sign

Melakukan pemeriksaan palpasi lien


Pemeriksaan melengkung spanjang garis schuffner
Nilai: - Perbesaran lien - Tepi - Permukaan - Konsistensi - Nyeri tekan

Melakukan palpasi ginjal


Dilakukan dengan 2 tangan (bimanual) Nilai: - Perbesaran ginjal - Nyeri ketok

Ginjal normal tidak teraba, kecuali pada orang kurus, terutama wanita, kutub bawah ginjal kadang dapat teraba. Ballotement positif dapat terdapat pada perbesaran ginjal atau tumor pada ginjal.

Melakukan pemeriksaan asites dengan teknik undulasi

cara ini dilakukan untuk megetahui apakah ada ascites pada abdomen

Pemeriksaan Anorektal
Posisi miring (symposisi), lithotomi, maupun knee-chest Memeriksa keadaan kelenjar prostat, hemoroid, dan tonus sphincter ani Menggunakan lubrikasi

Dilakukan dengan satu tangan maupun dua tangan (bimanual, satu tangannya di atas pelvis).

Pada posisi lithotomi diagnosis letak kelainan menggunakan posisi jam yakni jam 3 sebelah kanan, jam 9 sebelah kiri, jam 6 ke arah sacrum dan jam 12 ke arah pubis

Pemeriksaan Genitalia Pria

InspeksiObservasi daerah inguinal untuk memeriksa adakah tonjolan atau tonjolan tidak simetris dari salah satu kantong skrotum atau yang lain. Batuk, tertawa, atau manuver valsava dapat menyebabkan tonjolan Palpasipalpasi hernia inguinalis dengan cara menepatkan permukaan telapak tangan jari telunjuk atau tengah langsung di daerah lateral terhadap setiap tuberkel pubis dan minta pasien untuk batuk

Pemeriksaan Genitalia Wanita

Inspeksidistribusi rambut pubis, retraksi labia mayora melihat klitoris apakah ada lesi. Lebarkan labia minora untuk melihat orificium uretra apakah ada kemerahan, sekret. Inspeksi orificium vagina apakah ada fluor albus lalu perineum dan lubang anus Palpasi : pemeriksaan kelenjar bartholini1

Daftar Pustaka
OGCCU King Edward Memorial Hospital team. Clinical Guidelines Abdominal Examination / Palpation Section B; 2009. P 1-2. Available at : http://www.kemh.health.wa.gov.au/development/manuals/O&G_guidelines/sectionb/1/b1.6 .2.pdf, accessed on March 31th 2012. M. Reza, P. Paraskevas. Hospital Surgery chapter Abdominal Examination; 2009. P 742 J. Michael, M.D. Klamut. Introduction to the Practice of Medicine II, Examination of the Abdomen; 2003. P 14. Available at : http://www.meddean.luc.edu/lumen/meded/medicine/pulmonar/pdself/abdomen.pdf, accessed on March 31th 2012. Khasnis, R.M. Gokula. Spider Nevus. J postgrad Med; 2002. P48:307. Available at : http://www.jpgmonline.com/text.asp?2002/48/4/307/71. Accessed on March 31th 2012. http://www.professionalmedicaleducation.co.uk/finals-revision-guide-book/course-guidelearning_surgery-abdomen.pdf. accessed on 31th March 2012. Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam Vol. 4. Kurt J Isselbacher, et.al. 2002. Hal 270 Aru W, Bambang S, idrus A, Marcellus S, Siti S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 5 thed. Interna Publishing. 2009: p 70-2) Undulation test. Available at: http://www.scribd.com/doc/27922543/pemeriksaan-asites. Accessed on March 31th 2012. Region of abdomen. Available at: http://www.scribd.com/doc/20431022/1/PEMERIKSAANFISIK-ABDOMEN. Accessed on March 31th 2012. Diagnosis Fisik: Evaluasi Diagnosis dan Fungsi di Bangsal. Janice L Willms, Henry Schneiderman & Paula S. Algranati. 2005. Hal 282. Seluk Beluk Pemeriksaan Kesehatan. Dr. R. Darmanto Djojodibroto Spp. Fccp. Pustaka Populer Obor. Jakarta 2001. Hal 53

PEMERIKSAAN FISIK

EKSTREMITAS

EKTREMITAS ATAS

EKTREMITAS BAWAH

INSPEKSI
Bentuk: proporsi ukuran terhadap tubuh, deformitas, simetris
G O

Kulit, kuku, otot, tulang, dan sendi

G O

Koordinasi gerak

G O

Proporsi ukuran terhadap tubuh

Deformitas

Kuli t

Warna Kulit

HIPEREMIS
IKTERIK

PUCAT

SIANOSIS

Plaque

Makula

Efloresensi
Urtikaria Papul
Pustul

Palmar eritem

Rambut
Rambut rontok Hirsutisme

Edema

KUKU
SPLINTER HEMORAGI CLUBBING FINGER

OSLER NODE KOILONYCHIA

1.Tremor 2.Chorea 3.Atetose 4.Distonia 5.Balismus 6.Spasme

Kekuatan Otot
Jika nyeri atau ada injury, mulailah pada sisi normal. Pemeriksaan kekuatan otot dapat dilakukan dengan menggunakan pengujian otot secara manual atau Manual Muscle Testing (MMT) Pelaporkan hasil uji kekuatan otot: 5 : mampu bergerak dengan luas, gerak sendi penuh, melawan gravitasi, dan melawan tahanan maksimal. Normal 4 : mampu bergerak dengan luas, gerak sendi penuh, melawan gravitasi, dan melawan tahanan sedang. Good 3 : mampu bergerak dengan luas, gerak sendi penuh, melawan gravitasi, tanpa tahanan. Fair 2 : mampu bergerak dengan luas, gerak sendi penuh, tanpa melawan gravitasi. Poor 1 : tidak ada gerakan sendi, tetapi kontraksi otot dapat dipalpasi. Trace

Finger to finger Finger to nose Heel to knee

Suhu

PALPASI KULIT

Kelembaban

Nyeri

Edema pitting Non pitting

Pergerakan sendi Pergerakan sendi aktif Pergerakkan sendi inaktif

Palpasi Otot

Atrofi

REFLEKS FISIOLOGIS
Biceps Triceps Patella Achilles Kremaster Manuver Jendrassik

Refleks Biceps

Refleks Triceps

REFLEKS PATELLA

REFLEKS ACHILLES

REFLEKS BRACHIORADIALIS

MANUVER JENDRASSIK, REFLEKS KREMASTER

Refleks bisep

Refleks trisep

Reflek brachioradial is
dapat dilakukan dengan duduk. Lengan bawah harus beristirahat longgar di pangkuan pasien.

Reflek patella

Reflek achiles

reflek kremaster

Posisi

dilakukan dengan pasien duduk, dengan membiarkan lengan untuk beristirahat di pangkuan pasien, atau membentuk sudut sedikit lebih dari 90 derajat di siku.

dilakukan dengan pasien duduk. dengan Perlahan tarik lengan keluar dari tubuh pasien, sehingga membentuk sudut kanan di bahu. atau Lengan bawah harus menjuntai ke bawah langsung di siku

dapat dilakukan dengan duduk atau berbaring terlentang

pasien duduk, kaki menggantung di tepi meja ujian. Atau dengan berbaring terlentang dengan posisi kaki melintasi diatas kaki di atas yang lain atau mengatur kaki dalam posisi tipe katak.
Identifikasi: mintalah pasien untuk plantar flexi.

berbaring terlentang dengan paha sedikit abduksi

Cara

Identifikasi: pasien memflexikan siku. pemeriksa mengamati fossa antecubital. Tendon akan terlihat dan terasa seperti tali tebal ketukan pada jari pemeriksa yang ditempatkan pada tendon m.biceps brachii, posisi lengan setengah diketuk pada sendi siku.

ketukan pada tendon otot triceps, posisi lengan fleksi pada sendi siku dan sedikit pronasi

ketukan pada tendon otot brakioradialis (Tendon melintasi (sisi ibu jari pada lengan bawah) jari-jari sekitar 10 cm proksimal pergelangan tangan. posisi lengan fleksi pada sendi siku dan sedikit pronasi.

ketukan pada tendon patella

Identifikasi: menggores permukaan dalam paha dengan benda tajam kontraksi m.kremaster dan penarikan testis ke atas

ketukan hammer pada tendon achilles

REFLEKS PATOLOGIS
Babinsky Chaddock Oppenheim Gordon Schaffer Gonda Hoffmann-Tromner Klonus

BABINSKI

CHADDOCK

OPPENHEIM

GORDON

SCHAFFER

Hoffman-tromner

Klonus

Lasegue, brudzinski, kernig

Laseque

You might also like