You are on page 1of 35

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Simulasi merupakan bagian penting dalam sebuah proses produksi maupun penerapan system yang lain. Simulasi mampu memberikan efektifitas yang cukup baik sehingga mampu mengurangi biaya. Oleh karena itu, pembelajaran tentang simulasi sangat diperlukan. Permasalahan yang mungkin terjadi pada sebuah proses produksi mampu digambarkan secara visual sehingga dapat diketahui solusi dan dilakukan perbaikan untuk selanjutnya. Misalnya, pada sebuah produksi yang terjadi antrian dapat dilakukan pengaturan mekanisme penghentian aliran sampai jumlah antrian tertentu. Mengetahui skill operator dengan pembebanan kerja yang berbeda untuk memperbaiki system kerja menjadi lebih baik. Pada modul ini, dijelaskan bagaimana cara mensimulasikan

permasalahan yang telah disebutkan sebelumnya dengan berbagai modul yang telah tersedia pada fitur-fitur software arena. . 1.2 Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum Sistem Simulasi Industri adalah : 1. Memperkenalkan Software Arena pada praktikan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dengan menggunakan 2. Memberikan pemahaman pada praktikan dalam penggunaan Modul HOLD,BATCH, SEPARATE

BAB II TEORI

2.1 Kasus A (Hold Module)


Modul ini digunakan untuk menahan entity hingga saat yang ditentukan. Misal pada saat penumpang kapal menunggu alarm berbunyi. Untuk menahan penumpang hingga alarm berbunyi menggunakan modul hold. Modul Hold ini

terdapat di advance proccess yang ada pada template panel.

2.2 Kasus B (Batch dan Separate Modul)


Modul ini digunakan untuk menggabungkan beberapa entity/assembly. Seperti penggabungan beberapa part dalam sebuah proses assembly. Sedangkan untuk modul separate digunakan untuk men-disassembly hasil dari modul batch, atau juga bisa diasumsikan sebagai aliran entity yang terpisah. Misal pada sistem rumah sakit pasien membawa resep dokter, maka aliran antara entity pasien dengan resep akan berbeda pada titik-titik tertentu.

Modul Batch dan Separate ini di dapat dari Basic proses yang ada pada template panel.

2.3 Kasus C (Penyelesaian Pekerjaan yang berbeda oleh operator terlatih) Merupakan suatu simulasi yang menggunakan resource operator ahli ke dalam proses. Pada kasus ini di digunakan sebagai simulasi yang akan di jalankan oleh operator yang ahli dan juga hasil pendapatan yang di dapat dari tiap tiap produk. Oleh karena itu, dapat diketahui seberapa keuntungan dalam

menggunakan tenaga ahli tersebut dan seberapa efektif dalam melakukan pekerjaan yang berbeda.

2.4 Kasus D (Penggunaan Daily Revenue) Merupakan suatu simulasi yang menggambarkan hasil pendapatan yang dilakukan dalam sehari. Pada kasus ini menggunakan resource, set dan juga

variable yang berfungsi untuk mengetahui jumlah biaya yang didapat dan juga produk yang didapatkan.

2.5 Kasus E (Ongkos Produk cacat) Merupakan suatu simulasi yang di gunakan untuk mengetahui jumlah ongkos produk cacat pada kasus ini.dalam hal ini memakai modul assign dan record untuk memilih atau menentukan ongkos produk cacat. seperti gambar di bawah ini : 2.6 Modul
Modul-modul arena yang digunakan untuk simulasi dalam modul 5 ini sama dengan modul-modul arena pada modul-modul sebelumnya akan tetapi pada modul 5 ini ditambah 3 modul arena yaitu modul Hold, Batch, dan Separate, penambahan modul ini dilakukan untuk mensimulasikan kasus yang telah dijelaskan sebelumnya. Seperti penghentian sementara ketika terjadi antrian yang panjang dan permasalahan lainnya. Pada simulasi kali ini menggunakan modulmodul sebagai berikut:

2.6.1 Create Modul Create berfungsi untuk mengenerate kedatangan entity kedalam simulasi, pada modul Create terdapat Name yang harus di isi nama produk, dan Entity Type. Sedangkan pada Time Between Arrivals ada Type, Value dan Unit, Kemudian ada Entities per Arrival, Max Arrivals, First Creation.

Gambar 2.1 Modul Create

Time between arrival type pada modul create adalah : a) Random (Expo) : merupakan distribusi exponensial secara acak

b) Shcedule : merupakan distribusi terjadwal c) Constant : merupakan distribusi tetap

d) Exsperetion : merupakan distribusi

2.6.2 Modul Station Modul ini menggambarkan tempat dari seluruh aktivitas baik proses maupun pergerakan entity dalam sistem.

Gambar 2. 3 Modul Station

Dalam modul ini terdiri dari : a) Name : kolom ini berisi nama seperti nama jenis sepatu b) Station type : mendefinisikan tipe dari modul Station, Menggunakan set apabila terdiri dari beberapa station (kumpulan station). c) Station Name : mendefinisikan nama station yang menjadi tujuan (destination) entitas. Pengisian nama ini harus hati-hati karena bisa menjadi tujuan Route.

2.6.3 Modul Route Modul Route digunakan untuk membuat route antar stasiun, route dapat digunakan antara lain ketika membuat waktu transfer dari satu stasiun ke stasiun lainnya. Route terdapat pada Advanced Transfer. Modul ini juga digunakan untuk menentukan arah pergerakan dari entity dalam station tanpa menggunakan alat bantu seperti forklift, conveyor dan sebagainya.

Gambar 2. 4 Modul Route

Dalam modul Route ini terdiri dari : a) Name : mengidentifikasi nama modul dan menunjukkan bentuk dari modul b) Route Time : perjalanan waktu dari lokasi entitas pada tujuan (destination).

c) Units : merupakan waktu unit yang di gunakan Route Time, dalam units ini ada seconds (digunakan pada waktu satuan detik), minutes (digunakan pada waktu satuan menit), hours (digunakan pada waktu satuan jam), Days (digunakan pada waktu dibutuhkan Route Time dalam harian). d) Station Name : mendefinisikan nama station yang menjadi tujuan (destination) entitas. e) Destination Type : metode untuk menentukan lokasi tujuan entitas. Diseleksi dengan menentukan urutan (requines) yang harus menempatkan nama urutan tersebut dan urutan itu sendiri dijelaskan. Dalam destination type tardiri dari Attribute (digunakan apabila mendefinisikan nama atribute pada station name yang ber rute pada entitas), Exspression (digunakan apabila menggunakan waktu route yang berdistribusi tertentu), sequential (digunakan apabila menggunakan waktu route dengan sebab-sebab tertentu), Station (digunakan apabila mentransfer dari route yang satu dengan yang lain).

2.6.4 Process Modul Process berfungsi untuk memproses entity dari sistem, pada modul ini juga terdapat Name dan Type. Kemudian ada Logic yang terdiri dari Action, selanjutnya yaitu pada modul ini juga terdapat Resources, Delay Type, Unit, Allocation, Minimum, Value (Most Likely), Maximum dan Report Statitics yang harus di centang.

Gambar 2.3 Modul

Process

Action pada modul proses ini terdir : a) Delay : merupakan proses menunggu akan tetapi tidak diproses. b) Seize Delay : merupakan proses menunggu kemudian diproses tetapi tidak dilanjutkan.

c) Seize Delay Release : merupakan proses menunggu kemudian diproses dan dilanjutkan. d) Delay Release : merupaka proses menunggu kemudian langsung dilanjutkan. e) Unit berfungsi untuk menentukan waktu suatu proses yang terdiri dari seconds (detik), minutes (menit), hours (jam), days (hari). Delay type : merupakan type menunggu dan terdiri dari : a) Triangular : Distribusi ini di fungsikan dalam situasi dari distribusi yang belum di ketahui akan tetapi di sedikan nilai-nilai yang memungkinkan

sedangkan nilai maximum dan minimumnya diperkirakan. b) Exponential : Distribusi ini biasanya di fungsikan untuk pemodelan pada rincian proses dan random kedatangan c) Uniform : Distribusi ini berfungsi apabila nilai nya dianggap memiliki kemungkinan yang sama dan terbatas karena hal ini digunakan ketika ada informasi. Allocation : merupakan jenis aktivitas transfer yang terjadi pada modul ini, dalam Allocation terdiri dari : a) Value added : merupakan penambahan nilai dari material input menjadi output pada prose yang dilakukan . b) Non value added : tidak terjadi proses penambahan nilai dari material input menjadi output (misalkan kegiatan inspeksi). c) Transfer : waktu transfer dari satu tempat ke tempat lain. d) Wait : waktu tunggu sebelum entity melakukan aktivitas berikutnya. e) Other

2.6.5 Assign Modul Assign ini digunakan untuk memasukkan nilai baru pada variable, entity atribute, entity type atau variable lain pada sistem. Pada modul ini ada Name dan Assignments, kemudian apabila di klik add maka akan tampil Assignments yang terdiri dari Type, Attribut Name, New Value.

Gambar 2.5 Modul Assign

Type modul Assign ini yaitu : a) Variabel : merupakan suatu nilai yang tetap dari sistem b) Attribute : merupakan bagian dari sistem seperti waktu proses eyelet c) Entity Type : merupakan inputan type dari entitas d) Entity Picture : merupakan inputan gambar dari entitas. e) Other

2.6.6 Decide Decide merupakan modul yang berfungsi untuk membuat keputusan berdasarkan satu atau beberapa kondisi, modul ini terletak pada Basic Process. Pada modul ini ada juga Name, Type dan Percent True (0-100) yang merupakan presentasi dari kebenaran.

Gambar 2.4 Modul Decide

Type pada Decide ini mengidentifikasikan apakah keputusan berdasarkan pada kondisi dan hal ini ada beberapa jenis, yaitu: a) 2-way : hal ini digunakan jika hanya untuk 1 kondisi benar atau salah. b) 2-way by chance : hal ini mendefinisikan satu atau lebih presentase. c) 2-way by condition : hal ini mendefinisikan satu atau lebih kondisi. d) N-way : digunakan untuk berapapun jumlah kondisi.

2.6.7 Record Modul Record digunakan untuk memunculkan data statistik pada model simulasi, type data statistik yang dapat dimunculkan seperti waktu antar
kedatangan. Pada modulini terdapat Name, Type, Value dan Counter Name.

Gambar 2.6

Record

Type pada Record terdiri dari : a) Count : menyatakan jumlah nilai. b) Entity Statistics : merupakan inputan Statistics dari entitas. c) Time Interval : menyatakan interval waktu yang digunakan. d) Entity Picture : merupakan inputan gambar dari entitas. e) Other

2.6.8 Batch Modul ini digunakan untuk menggabungkan beberapa entity/assembly. Pada modul ini entity yang banyak dijadikan 1 batch untuk dilanjutkan ke proses selanjutnya.

Gambar 2.2 Modul Batch

Type pada modul batch terdiri dari: a) Permanent : Penggabungan entity tersebut secara permanen b) Temporary : Penggabungan entity tersebut hanya sementara saja.

2.6.9 Separate
Modul ini digunakan untuk men-disassembly hasil dari modul batch, atau juga bisa diasumsikan sebagai aliran entity yang terpisah. Misal pada sistem rumah sakit pasien membawa resep dokter, maka aliran antara entity pasien dengan resep akan berbeda pada titik-titik tertentu.

Gambar 2.2 Modul separate

Type pada modul ini adalah: a) Duplicate originally : Memisahkan entity yang tergabung uth seperti batch awalnya b) Splite Existing Batch : Memisahkan entity menjadi beberapa bagian dari batch sebelumnya. 2.6.9 Dispose Modul Dispose berfungsi untuk mengeluarkan entity dari sistem, pada modul ini terdapat Name dan ada Record Entity Statistics yang harus di centang.

Gambar 2.2 Modul Dispose

BAB III MODEL

3.1 Kasus A (HOLD Modul) Pada praktikum ini terbagi dari berbagai kasus, yang pertama adalah hold modul, yang menggambarkan sebuah proses penghentian sementara untuk mengurangi antrian yang panjang.

Gambar 4.3.1 Simulasi Kasus A (Hold modul)

Simulasi ini merupakan pengembangan dari simulasi yang sebelumnya sehingga pada simulasi ini hanya melanjutkan dari simulasi sebelumnya. Langkah-langkah dalam pengembangan simulasi akan dijelaskan berikut: 1. Langkah pertama yaitu klik 2 kali pada sub model logo sepatu joss, kemudian akan muncul modul-modul yang telah dikoneksikan. Pada konektor modul assign (Ti Joss eyelet time) dengan end submodel dihapus dan disisipi dengan modul HOLD, untuk penambahan modul hold, pada bagian Advance proccess klik hold tahan dan geret ke bagian sub model setelah Ti Joss eyelet time. Dan

kemudian tmbahkan modul route setelahnya. Sedangkan untuk nilai-nilai yang dimasukkan kedalam kedua modul tersebut seperti gambar diabawah ini:

Gambar 4.3.2 Dialogbox Hold dan Route Sehingga model simulasi seperti berikut:

Gambar 4.3.3 Model simulasi pada sub model Ti Joss Logo Karena pada sub model tersebut telah terdapat route yang menuju stasiun eyelet, maka konektor pada sub model dihapus.
DELETE

Gambar 4.3.4 sub model awal Sehingga sub model terlihat seperti gambar berikut:

Gambar 4.3.5 sub model setelah konektor dihapus

Seperti halnya pada Ti joss Logo, hal yang sama dilakukan pada Ti Prutt Logo, nilai-nilai yang diisikan tidak jauh beda seperti sebelumnya. Nilai tersebut seperti gambar berikut:

Gambar 4.3.6 Dialogbox Hold dan Route Dan sub model setelah diubah mejadi seperti gambar berikut:

Gambar 4.3.7 Model simulasi pada sub model Ti Prutt Logo Pada pertanyaan kasus A (Hold modul) bahwa apa yang terjadi pada eyelet stasiun jika tidak ada transfer time adalah simulasi tidak bisa dijalankan karena pada properties sub model tidak ada number of exit point.

3.2 Kasus B (Batch dan Separate) Pada kasus ini, disimulasikan jika adanya pembagian dan penggabungan batch entity, hal ini dilakukan untuk memisahkan atau mengelompokkan sesuai dengan jenisnya (Kanan/Kiri) untuk kemudahan dalam pemprosesan pada working center selanjutnya. Untuk mensimulasikan hal tersebut diperlukan modul batch dan separate. Tahapan-tahapan dalam membuat dan mensimulasikan hal tersebut akan dijelaskan berikut ini:

Setelah kasus A (Hold modul) selesai, dilanjutkan ke kasus B (batch dan Separate) hal pertama yang dilakukan adalah merubah resource di eyelet dari 2 menjadi 4. Kemudian kita menambahkan modul Separate diantara Modul Hold dengan Route. Cara menambahkan modul ini dengan mengkilik dan menahan modul separate yang ada di basic process, kemudian menggeret dan meletakkannya di sub model. Hal ini juga dilakukan pada sub model Ti Prutt Logo. Untuk nilai yang dimasukkan pada modul separate seperti gambar berikut:

Gambar 4.3.7 dialogbox separate Kemudian setelah modul separate diberi pada masing-masing Ti Joss Logo dan Ti Prutt. Maka sepatu yang telah dipisah dengan modul separate digabungkan lagi menggunakan modul Batch. Sehingga model simulasi pada sub model exit process eyelet seperti berikut:

Gambar 4.3.8 Model setelah diberi batch

Sedangkan untuk nilai yang diinputkan pada modul batch seperti gambar berikut:

Gambar 4.3.9 dialogbox batch Setelah semua tahap dilakukan, jalankan model simulasi tersebut dan dibandingkan dengan model pada kasus A (Hold modul), apakah terjadi perbedaan pada record bagus dan buruk pada kualitas sepatu. Dan ternyata setelah dilihat dari hasil output terdapat perbedaan.

3.3 Kasus C (Penyelesaian Pekerjaan yang berbeda oleh operator terlatih) Pada kasus C ini disimulasikan untuk mengetahui ketrampilan seorang operator melakukan pekerjaan yang berbeda. Hal pertama yang dilakukan adalah menghapus semua resource awal dan mengganti dengan 6 resource baru dengan cara klik spreadsheet resource ( menjadi seperti berikut: ) pada basic process. Sehingga spreadsheet

Gambar 4.3.9 spreadsheet resource Capacity pada spreadsheet diisi 2 yang artinya 1 tim terdiri dari 2 orang, namun hanya ketua tim yang tercantum. Setelah resource selesai diganti, kemudian membuat set untuk masing-masing Ti Joss, Ti Prutt dan Eyelet.

Untuk membuat set, hal yang pertama dilakukan adalah klik set (

) pada

basic process. Setelah diklik set akan muncul spreadsheet dibagian bawah seperti gambar berikut:

Gambar 4.3.10 spreadsheet set Untuk mengisi operator yang bekerja dan ditempatkan dimana klik rows sehingga muncul kotak dialog seperti berikut:

Gambar 4.3.9 members Setelah itu pilih 2 nama operator untuk menjadi member Ti joss, Ti Prutt dan Eyelet. Setelah itu hubungkan proses, dan gunakan pilihan preferred order pada resource process eyelet dengan cara double-klik modul process eyelet stasion sehingga muncul kotak dialog seperti gamabar berikut:

Gambar 4.3.11 dialogbox process

Setelah muncul kotak dialog diatas klik edit, dan kemudian muncul kotak dialog seperti gambar berikut:

Gambar 4.3.11 dialogbox recources Pada selection rule pilih yang preferred order. Dan klik OK. Setelah dijalankan ternyata terdapat perubahan pada hasil output dari ketiga kasus tersebut (A,B, dan C). Perbedaan tersebut dikarenakan adanya perubahan mekanisme aliran material yang semula belum dipisah hingga adanya pembagian tim setiap work center-nya.

3.4 Kasus D (Penggunaan Daily Revenue) Pada kasus ini disimulasikan untuk mengetahui keuntungan perhari untuk masing-masing sepatu dengan menggunakan 3 metode yaitu: 1. hanya melibatkan satu variable 2. dengan menambahkan counter Record module pada metode pertama. 3. Ketiga mempergunakan output statistic Hal yang pertama kali dilakukan adalah merubah replication length menjadi 1 hari (24 jam). Kemudian sesuai dengan harga masing-masing jenis sepatu seperti gambar berikut: Table 4.3.1 Harga masing-masing sepatu

Pada masing-masing modul Assign (cowok dan cewek) ditambah nilai assignment, dengan cara klik 2 kali pada modul assign. Kemudian klik add dan akan muncul kotak dialog seperti gambar berikut:

Gambar 4.3.11 dialogbox assignments Pada new value diisi sesuai dengan harga yang telah ditentukan sebelumnya. Setelah semua modul Assign ditambahkan dengan harga jual, maka kotak dialog akan terlihat seperti gambar berikut:

Gambar 4.3.11 dialogbox assign Kemudian untuk menambah daily revenue harus dihitung terlebih dahulu pendapatan perhari. Caranya yaitu dengan menambahkan revenue dari masing-masing sepatu. Untuk itu, hal pertama yang dilakukan adalah menambahkan modul assign sesudah record bagus. Untuk nilai yang diinputkan pada modul assign seperti gambar berikut:

Gambar 4.3.11 dialogbox assignment

Sehingga kotak dialog assign seperti gambar berikut:

Gambar 4.3.11 dialogbox assign Setelah itu, karena tidak dapat melihat value pada hasil output, namun dapat dilihat pada variable basic process. Kemudian untuk menghitung daily revenue tambahkan satu modul record jenis count ( ) dari basic process. Dan ubah

nilai attribute harga jual. Lebih jelasnya nilai yang diinputkan seperti gambar berikut:

Gambar 4.3.12 dialogbox record Setelah semua tahapan dilakukan step by step maka model simulasi seperti gambar berikut:

Gambar 4.3.13 Model Simulasi setelah penambahan Assign dan Record

3.5

Kasus E (Ongkos produk cacat) Pada kasus ini, menghitung ongkos yang harus di keluarkan untuk produk yang cacat. Ongkos yang harus dikeluarkan untuk sepatu Ti Joss tanpa melihat gender sebesar 150rb rupiah, sedangkan untuk Ti Prutt sebesar 200rb rupiah. Dengan cara yang sama untuk menghitung daily revenue pada kasus D tadi, tambahkan modul assign setelah record buruk. Sehingga model simulasi seperti gambar berikut:

Gambar 4.3.14 Model Simulasi setelah penambahan Assign Untuk nilai yang diinputkan pada modul assign seperti gambar berikut:

Gambar 4.3.15 dialogbox assign

Gambar 4.3.16 dialogbox assignments

BAB IV ANALISIS OUTPUT

Dari model yang disimulasikan tersebut dapat diketahui hasil outpu setelah kita jalankan. Seperti analisis hasil output pada modul sebelum-sebelumnya, pada modul ini pun akan dijelaskan untuk masing-masing kasus yang telah disimulasikan. Adapun analisisnya sebagai berikut:

4.1. Analisa system summary

Gambar 4.4.1 Analisa system Summary

Analisis: Dari gambar diatas diketahui number out pada kasus ini rata-rata 2.001 unit.

4.1.2 Analisa Entity a. Kasus A

b. Kasus B

c. Kasus C

Analisis: Berdasarkan hasil otput di atas dapat diketahui bahwa VA Time 1,56 menit, NVA Time 0,00 menit, Transfer Time 1,00 menit, Wait Time 1,81 menit sedangkan Other Time 0,00 menit sehingga total waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan TI JOSS adalah 4,36 menit.

Sedangkan untuk TI PRUTT dapat diketahui bahwa VA Time 0,78 menit, NVA Time 0,00 menit, Transfer Time 0,50 menit, Wait Time 0,36 menit sedangkan Other Time 0,00 menit. sehingga total waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan TI PRUTT adalah 1,65 menit. Jadi untuk menyelesaikan keseluruhan diperlukan waktu sebanyak 6,01 menit. Dan number In dan number out dari TI JOSS adalah 1.097 dan 1.096, dan untuk TI PRUTT 907 dan 905

4.1.3 Analisis Queue

Analisis: berdasarkan hasil output di atas dapat diketahui bahwa nilai waiting time terbesar pada TI Joss LOGO Queue dengan nilai sebesar 4,09 menit dan pada number waiting terbesar pada TI JOSS LOGO Queue sebesar 1,03.

4.1.4 Analisis Resource

4.2.4 Analisis User Specified

BAB V DAFTAR PUSTAKA

Materi kuliah pertemuan ke-1 pengendalian dan penjaminan mutu oleh bpk nachnul anshori.ST 2011

(lulu-.blogspot.com) diakses tanggal 20 maret

You might also like