You are on page 1of 61

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TIM PENDIDIK AGAMA ISLAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PERKULIAHAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


Bobot 3 SKS (2-1); dilaksanakan 2 jam tatap muka (dosen), 4 jam responsi (asisten), dan UTS & UAS Jumlah dosen pengasuh (2 staf); asisten (minimal 2 orang) Kehadiran minimal 80 % kuliah, 100 % asistensi (kecuali sakit yang dibuktikan surat dokter) Tenaga pengajar 19 orang (8 dosen tetap, 11 dosen luar biasa) Tenaga Asisten > 100 orang (prestasi akademik > 3.0) Mahasiswa membawa Al Qur-an (Tarjamah) dan berpakaian rapi, disarankan bagi akhwat berkerudung

TUJUAN PENDIDIKAN AGAMA


Depdiknas: Mahasiswa yang ber IMTAQ, rasional, dinamis, wawasan luas, mengembangkan iptek & seni untuk kepentingan nasional IPB: Pemahaman integral antara ilmu kealaman (kauniyah) dan Al Qur-an dan Sunnah (qauliyah), menyadari urgensi ilmu pengetahuan dan penerapannya secara tepat dengan tidak bersikap dikhotomis

KANDUNGAN MATA AJARAN


GBPP Depdiknas dengan modifikasi

Islam dan Iptek (3 x) Manusia dan Agama (3 x) Aqidah Islamiyah (3 x) Syariah Islamiyah (3 x) Akhlaq Islamiyah ( 1 x) Dakwah (1)

Studium General di Masjid (satu semester sekali) Responsi Ibadah Praktis dan Bacaan Al Qur-an

STAF PENGAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR (IPB)


1. Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin,MS 2. Dr. H. Ahmad, MS 3. Dr. Hasyim, DEA 4. Dr. Abdul Munif, M.Sc 5. Dr. Irzaman, M.Sc 6. Drs. E. Syamsuddin 7. Drs. Romli Sujai, M.Ag 8. Drs. Hamzah, M.Si 9. Dra. Neneng Hasanah, MA 10. Dr. Hamim 11. Dra. Ruminah 12. Drs. E. Faried 20. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.

Furqon Syarief H, S.Ag, M.Pd.I Asep Nurhalim, LC, M.Pd.I Musthofa, S.Ag, M.Pd.I A. Soleh, S.Ag, M.E.I Muh. Isman al Maududi, SEI Drs. Kokom Komariah Drs. Undang, MA Ela Sulistiawati, S.Ag, M.Si

21.

M. Syahirulalim, Lc

AL QUR-AN DAN ILMU PENGETAHUAN

TIM PENDIDIK AGAMA ISLAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

ISLAM & ILMU PENGETAHUAN

PENDAHULUAN

(Sain dan Realitas Implementasinya)

Sekularisasi memandang Al Qur-an & Iptek Minim pemahaman thd Al Qur-an (Al Qur-an adalah masa lalu tidak mampu menyelesaikan kekinian, perang pemikiran, warisan budaya penjajah) Taqlid buta thd sains (sains segalanya, fasilitas materi dari sains segera dirasakan) Produk sekularisasi Sains Kerusakan sumber daya alam (hutan, flora-fauna, plasma nutfah, erosi, hujan asam, rusak lapisan ozon, pengerasan tanah, pencemaran air tanah, dll) Dehumanisasi (konflik horizontal, individualistik, amoralisme, kompetisi tak sehat, monopoli, dll) Kesenjangan sosial (hilang solidaritas, penguasa menjauh dan dijauhi rakyat, yang kuat menzholimi yang lemah, yang lemah benci pada yang kuat, dll) Ancaman bahaya senjata kimia, biologi (perang ekonomi, budaya, informasi, dll)

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar) Q.S. Ar Ruum : 41 Perlu pengkajian secara jujur dan proporsional terhadap Sains hasanah

URGENSI ILMU DALAM AL QUR-AN


Wahyu Pertama Qiroah & Kitabah (96:1-5) Manusia sbg KHOLIFAH berilmu (2:30-33) Manusia Ideal Iman, Ilmu & Akhlaq (58:11) Allah memberi nimat dg Al Qur-an & Al Bayan (55:1-4) Manusia jadi Pemimpin Berilmu (2:247) Allah melarang perbuatan tanpa dasar Ilmu (17:36) Manusia yang Takut pada Allah Ulama (35:28, 26:197)

URGENSI ILMU DALAM SUNNAH


Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim (HR Muslim) Sesungguhnya para makhluq Allah memohonkan ampun bagi penuntut ilmu, bahkan ikan-ikan di lautan ikut memohonkan ampun (HR Ibn Abdil Barr dari Anas) Barangsiapa menempuh jalan menuntut ilmu, Allah mudahkan jalan ke surga (HR Muslim) Keutamaan seorang berilmu atas ahli ibadah laksana keutamaan bulan purnama atas bintang-bintang (HR Ahmad) Para ulama adalah pewaris para nabi (HR Ahmad) Seorang yang memanfaatkan ilmunya lebih baik dari seribu ahli ibadah (HR Dailami dari Ali r.a) Ilmu itu adalah hayatnya Islam dan tiang Iman, Barangsiapa mengajarkan ilmu Allah sempurnakan pahalanya, barangsiapa mempelajari ilmu lalu mengamalkannya, Allah akan mengajarkan apa yang belum diketahuinya (HR Abu Syaikh)

Ilmu adalah pemimpin bagi amal sedangkan amal mengikutinya

SUMBER ILMU PENGETAHUAN


(An Nash, Alam, Diri Manusia, Sejarah)

An Nash; Al Qur-an (memikirkan ayat-Nya, mengambil pelajaran, mengamalkan; 12:1-3, 38:39, 4:82;62:2) Sunnah ar-Rosul (tauladan, 33:21; mengamalkan yang diperintah dan menjauhi yang dilarang, 59:7) Alam (Al Qur-an memerintahkan untuk memikirkan alam ciptaan Allah, 41:53)

Keajaiban ciptaan Allah (13:2-5) Penciptaan langit dan bumi (16:14-18) Hujan dan halilintar (30:24, An Nur: 43) Langit dan bintang-bintang (50:6) Flora (50:9-11) & fauna (24:45) Mineral (35:27)

Sumber Ilmu Pengetahuan


(lanjutan) Al Qur-an memerintah untuk meneliti:
Materi yang mendasari penciptaan (86:7-9) Proses penciptaan (32:7-9) Proses perubahan fenomena alam (39:21; 30:54) Hubungan Manusia dan Alam (31:20) Diri Manusia Anfus : Fisiologi (86:5-10) & Psikologi (15:28-29; 91:7-8) Watak manusia (70:19-25)

Sejarah Kehidupan Umat Manusia (baik & buruk)


Ibroh (12:111)

TUJUAN PENGEMBANGAN ILMU


Mengenal tanda kekuasaan Allah, menyaksikan kehadiranNya, tunduk pada keagunganNya (3:191, 35:28, 2:26) Memahami maksud Pencipta & menemukan keteraturan hidup (21:16)

Alam fisik (6:95-97) & alam sosial (30:41, 42:30 Penyebab kerusakan (kekufuran 16:112 & 17:16; ingkar janji, hidup bebas nilai, kezaliman, tidak mengeluarkan zakat)

Mengambil manfaat bagi manusia dan lingkungan (47:22-24, 28:77-78)

CARA MEMPEROLEH ILMU


(KAUNIYYAH & QAULIYYAH) Panca Indera (eksperimen dan pengamatan, 10:101; misal mengubur mayat 5:31; Allah mengecam orang yang tak menggunaka indera untuk mencari ilmu, 7:179) Akal (manusia mengetahui yang lahir saja, 30:7, 69:38-39; Allah menyuruh manusia memikirkan kejadian di alam semesta 2:164), namun akal mengalami distorsi:

Tidak ada iman (67:21-22; 63:3) Mengikuti hawa nafsu (45:23) Cinta dan benci yang buta (89:20, 43:79) Tradisi tanpa seleksi (2:170) Takabbur (40:35), Tergesa-gesa (49:6), tak jujur berpikir (67:10)

WAHYU (akal manusia terbatas; Wahyu mutlaq 2:1-5; Wahyu untuk Nabi, 4:163; ibu nabi Musa mendapat ilham, 20:37-39)

Adab Menuntut Ilmu


Meluruskan niat (Qs. 39:11-12, 6:162, 98:5, 38:82-83) Sabar dalam menghadapi rintangan ( Qs.3:46, 46:35, 2:153) Menjauhi kemaksiatan (45:7-8) Saling tolong menolong sesama penuntut ilmu (Qs. 5:2) Tawakal kepada Allah SWT (Qs. 3:16, 11:88) Mengamalkan ilmu (Qs. 14:52) Tawadhu Wara (hati-hati) Mendengarkan dan menghormati para pengajar Berdoa kepada Allah

TANDA ILMUWAN MUSLIM


Sungguh-sungguh mencari ilmu (3:7) Mampu memilah yang baik dan buruk dan kritis (39:18, 5:100) Menyampaikan ilmu (14:52) Hanya takut kepada Allah (2:197) Rajin ruku dan sujud (39:9) Memadukan fikir dan dzikir (3:190-191) Thaat kepada Allah dan profesional

MANUSIA dan AGAMA

(Tinjauan Al Qur-an & Sunnah)

PENDAHULUAN
(Waqiiyyah)

Manusia dan Agama Dua Dimensi Terpisah

Agama Urusan Pribadi Terbatas pada Ritual dan Seremonial Split personality, standar ganda Kapitalisme (materialisme, rasionalisme; Q.S. 7:175-176) Sekularisme (fragmatisme; Q.S. 25:43, 45:23) Marifatul insan (dari mana Q.S. 86:5-10, untuk apa Q.S. 51:56, mau kemana Q.S. 31:14) Ikatan keagamaan Ayat qouliyyah (petunjuk) & Ayat kauniyyah (sarana hidup)

Proses Pemisahan pada Dua Sisi


Keberagamaan Bersifat Menyeluruh (Q.S. 3:112)

Manusia dalam Al Qur-an


Istilah Qur-aniyyah:

Al Basyar (Q.S. 30:20; 41:6; 18:10) Al Insaan (Q.S. 14:34; 16:4; 15:26) An Naas (Q.S. 114:1-6) Bani Adam (Q.S. 17:70) Manusia Pertama (Q.S.32:7; 3:59) Manusia Kedua (Q.S. 4:1) Tanpa Proses Perkawinan (Q.S. 3:59; 19:16-36) Keturunan Adam (Q.S. 23:12-16; 31:9; tahapan 40 hari) Makhluq yang tersusun dari ruh (langit) dan jasad (bumi), berderajat mulia, bertugas ibadah, sebagai kholifah di bumi, mewujudkan kebahagiaan dunia & akhirat.

Proses Kejadian:

Pengertian Manusia

Karakteristik Manusia
Manusia dicipta dengan kehebatan, potensi,kedudukan, dan tugas Kehebatan (ilmu, kehendak, akal, daya khayal, dll) Potensi Qs. 16 78 (qolbu, pendengaran, penglihatan) Kedudukan dan keistimewaan manusia: Makhluk paling mulia (Qs. 17:70) Sempurna bentuk dan kejadiannya (Qs. 95:4) Mampu memilih dan membedakan yang baik dan buruk (Qs.95:4) Mempunyai potensi yang luar biasa (Qs. 16:78, 67:23) Tugas hidup manusia; Sebagai khalifah (Qs. 2:30, 38:26) Beribadah kepada Allah (51:56) Memamurkan bumi (11:61) dan mendistribusikannya (43:2)

Karakteristik Manusia
Lanjutan

Sifat-sifat Kekhalifahan: Adamu haqiqat al mulkiyah (bukan pemilik asli) (Qs. 33:72) Tasharuf bil iradatil mustakhlaf (menggunakan sesuai dengan kehendak yang mewakilkannya) Adamu taadi alal hudud (tidak menentang terhadap peraturan) Mempunyai sifat fitrah (Beriman kepada Allah SWT Qs.30:30) Manusia yang menyalahi/ menolak fitrah, seperti binatang (Qs.7:79), babi (Qs.5-60), batu, keledai (Qs.62:5), kera (Qs.2:62), anjing (Qs.7:176) Kejiwaan (Q.S. 91:7-10) Muthmainnah (Q.S. 89:27-30) Amarah (Q.S. 12:53; 70:19-31) Lauwamah (Q.S. 75:1-2)

Tugas, Peranan, Tujuan, Pedoman, Teladan, kawan & lawan


Tugas Hidup: Mengabdikan diri kepada Allah dalam berbagai aspek kehidupan (Ibadah), QS. 51:56 Peranan Hidup: sebagai Khalifah (memakmurkan bumi, mensejahterakan kehidupan; QS. 6:165, 11:61) dan menyampaikan serta membela ajaran Allah (QS. 3:110) Tujuan Hidup: Ridho Allah (QS. 6:163, 10:25) yang terjabar dalam QS. 2:200 (yaitu hasanah di dunia,hasanah di akhirat dan terpelihara dari api neraka) - Hasanah di dunia: Rizki yang halal, ilmu yang bermanfaat, istri/suami yang sholeh dsb. - Hasanah di akhirat : Nikmat syurga dan bebas dari api neraka Pedoman Hidup : Al-Quran dan As-Sunnah sebagai peraturan untuk menata kehidupan ke arah yang sejahtera bagi pribadi (QS. 17:9), keluarga (QS. 66:1) dan masyarakat (QS. 59:7)

Teladan Hidup: 1. Muhammad SAW (QS. 33:21) dan Para Rasul Lainnya (60:4) 2. Orang-orang yang mengikuti petunjuk Allah (Para Nabi, Shiddiqin (QS. 4:69), para syuhada, sholihin dll) Kawan Hidup: Muminin dan muminah (sebagai saudara; QS.49:10, dan pembela; QS. 9:71) serta orang-orang yang tidak memusuhi Islam (berlaku adil dan berlaku baik, QS. 60:8-9) Lawan Hidup: Segala sifat buruk dan merusak (Iblis, manusia) syaithan (Qs. 23:97-98; 6:112 dan 96:6) Bekal Hidup: Hal-hal tersebut diatas dan alam semesta serta segala isinya (Qs. 45:13)

Sifat-Sifat Manusia
Sifat Taqwa; Syukur (Qs.14:7), Sabar (Qs.2:45, 153; 3:16, 200) penyantun, penyayang, suka berataubat, lemah lembut, jujur, dapat dipercaya keberhasilan Sifat Fujur; Tergesa-gesa (17:11, 21:37), kikir dan berkeluh kesah (Qs.70:19-23), gelisah (Qs. 70:20), susah payah (Qs.90:4), senang berdebat (Qs.18:54), pembantah (Qs.100:6), Zalim (Qs.14:34, 33:72), jahil (Qs.33:72), Lemah (4:28) Merasa cukup (Qs.96:6-7), Sombong (Qs.17:83), Merugi (103: 2), Kufur (Qs. 4:89), Syirik (Qs. 61:9), Memusuhi Allah (Qs. 60:1), Nifaq (Qs. 4:140), Ifsad (QS. 10:81) Kegagalan

Agama Bagi Manusia


Urgensi beragama;

Sebagai kebutuhan fitrah manusia (Qs. 30:30, 7:172), Untuk memelihara, mengembangkan dan mengarahkan potensi positif (taqwa) dan mengendalikan potensi negatif (Fujur) yang ada pada diri manusia (Qs. 91:7-9), Sebagai benteng pertahanan dari berbagai tantangan dan rongrongan yang dihadapi manusia, seperti hawa nafsu, bisikan syetan (Qs. 12:5, 17:53) dan teror yang direkayasa secara sistimatis untuk memalingkan manusia dari Allah SWT ( Qs. 8: 36), Ad Dien bagi manusia sebagai jawaban/ nasehat yang diyakini akan kebenarannya dan sandaran yang kuat, Manusia butuh aturan-aturan dan norma- norma etika dalam bersosialisasi baik sesama, antar sesama dan dengan khaliknya. Sistem hidup universal yang menyeluruh, meliputi sistem keyakinan, ibadah, prilaku, tata nilai dan norma hidup baik berkaitan dengan pribadi, masyarakat, maupun manusia secara universal, yang menuntut ketundukan dan konsekuensi (balasan), menghantarkan manusia pada tujuan hidupnya. (Q.S. 5:50; 3:83,85)

Pengertian Agama

Ad Dien menurut Al Quran


Dienullah, Dien Islam, Agama Samawi (Agama Wahyu)

Ciri-cirinya; Agama Wahyu (Diturunkan untuk manusia) Memiliki kitab suci Dibawa oleh manusia pilihan Ajarannya tetap Konsep ketuhannya adalah Tauhid Kebenarannya universal Dien ghoir Dienullah, Dienul Ardhi (Dien bukan dari Allah) (Qs. 48:28, 61:9), Ciri-cirinya; Lahir dari masyarakt Tidak memiliki kitab suci Tidak disampaikan oleh rasul Ajarannya berubah-ubah Konsep ketuhanannya; dinamisme, animisme, politeisme Kebenarannya parsial

Al Islam agama diridhai Allah


(Q.S. 3:19, 83, 85; 5:50)

Agama semua para Nabi & Rosul (Q.S. 3:84-85, 10:72, 3:67, 10:84, 19:31, 5:3) Tidak ada keraguan, absolut benar (Q.S. 2:1-5, 23-24; 17:88) Diturunkan Allah dan langsung dijaganya (Q.S. 15:9), turun berangsur (Q.S. 17:106), dihafal dan dikodifikasikan secara langsung.
Agama selain Islam ? Penyimpangan terhadap Agama samawy dan hanya buatan (Q.S. 2:78-81; 5:13). Kodifikasi Injil 100 thn dari Isa wafat, tidak ada bahasa asli; sumber tidak jelas. Bagaimana Karakteristik AL ISLAM

Robbaniyyah; Allah centris (niat, tujuan cara); menuntut ilmu (96:1-5); makan (2:168, 172); hidup (28:77; 6:163); bekerja, beraktivitas (9:105); memimpin, berjihad (hadits) Insaniyyah wa alamiyah (manusiawi dan Universal); 2:256, 286; 21:107 Syumuliah (menyeluruh, integral); 6:38; 2:208 Basathah (Mudah) 2:185; 7:157 Adalah (adil), 5:8 Wasath dan Tawazzun (moderat dan seimbang) 2:143, 28:77 Tsabat dan Murunah (Tidak berubah dan menerima perubahan)

AQIDAH ISLAMIYYAH

(Tauhid dan Arkanul Iman)

AQIDAH ISLAMIYYAH
(Pendahuluan)

Islam sebagai agama, diibaratkan sebatang pohon yang baik, memiliki akar yang kuat, batang dan cabang yang subur, dan buah yang lebat (Q.S. 14: 24-27), lebih jauh AKAR menjadi tumpuan pertumbuhan batang dan berbuah tidaknya pohon AKAR agama adalah AQIDAH, yaitu ikatan (komitmen) nilai, moral, pemikiran, dan amal, dengan prinsip TAUHID, yaitu Laa ilaha illallah (Q.S. 21:25, 3:18) Islam didirikan atas lima dasar, yakni (1) Bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah hamba dan RosulNya, (2) mendirikan shalat, (3) menunaikan zakat, (4) berpuasa Ramadhan, dan (5) beribadah haji (HR. Bukhori & Muslim); Q.S. Al Baqoroh:177 Pengertian Tauhid adalah menjadikan Allah sebagai ilah (Tuhan), yakni sesuatu yang dithaati (Q.S.4:59) , dicintai (Q.S. 2:165), dan ditakuti (Q.S. 2:40) Setiap manusia memiliki sesuatu yang di-ilah-kan (dituhankan), paling tidak dirinya (hawa nafsunya) sendiri (Q.S. 25:43; 45:23), orang beriman menundukannya hanya kepada Allah SWT (Q.S. 2:165, 8:1-5)

Pembagian Tauhid
Tauhid Rububiyah, yaitu; Mentauhidkan Allah SWT dalam segala perbuatn Nya, bahwa Dia adalah pencipta (Qs. 39:62), Pemberi rizki (Qs. 11: 6) Penguasa alam (Qs.3:26-27,1:2) Tauhid Uluhiyah (Ibadah), yaitu; Mentauhidkan Allah SWT dalam segala perbuatan ibadah. Peribadatan, kepatuhan dan ketaatan secara mutlak hanya kepadaNya (Qs.6: 102, 51:56) Tauhid Asma wa Sifat, yaitu; Mengimani segala sesuatu yang datang dari al Quran dan as Sunnah tentang nama-nama dan sifat-sifat Nya dan menetapkan sesuai dengan kehendak Allah SWT(Qs.112: 1-4, 42:11, 16:60) Kalimat Laa ilaha illallah bermakna An Nafyu (Peniadaan) dan al Itsbat (Penetapan) seperti termaktub dalam Qs. 2:256, 43:26-27. Bersaksi dengan Laa ilaha illallah harus disertai dengan ilmu, yaqin, qabul, inqiyad, shiddiq, ikhlas dan mahabbah.

Manifestasi tauhid
Ibadah. Tidak ada yang patut disembah kecuali Allah SWT (AlFatihah/1:1-7), Doa karena tidak ada dzat yang pantas menerima dan memenuhi doa kecuali Allah SWT (Al Fatihah/1:1-7). Nafkah dan Ekonomi. tidak ada dzat yang memberi rizki kecuali Allah SWT (Al-Baqarah/2:284) dan Pemilik mutlak seluruh apa yang ada adalah Allah SWT (An-Nur/24:33). Pendidikan dan dakwah karena hanya Allah SWT yang dapat memberikan petunjuk (hidayah) kepada seseorang (An-Nahl/16:37; AlQashash/28:56). Berpolitik karena penguasa yang Maha Mutlak hanyalah Allah SWT (5:18, 67:1) dan seseorang hanya akan memperoleh sesuatu kekuasaan karena anugerah Allah SWT semata (3:126) karena kemuliaan dan kekuasaan hanyalah kepunyaan Allah SWT (10:65). Hukum karena hukum yang benar hanyalah hukum yang datang dari Allah SWT (12:40) dan sumber kebenaran yang mutlak adalah Allah SWT (12:67). Oleh karena itu seluruh hukum yang disusun manusia harus mengacu dan tidak bertentangan dengan hukum Allah SWT. Ucapan sehari-hari; Mulai pekerjaan dengan Bismillah, Mengakhiri dengan Al hamdulillah, berjamji dengan Insya Allah dan lain-lain.

Yang Merusak Tauhid


Syirik

Syirik, yaitu mempersekutukan Allah SWT dengan melakukan perbuatan yang seharusnya ditujukan hanya kepada Allah SWT, adalah dosa besar. Allah SWT tidak akan mengampuni dosa syirik, sebagaiman firmannya dalam surat An-Nisa (4) ayat 48 dan 116.
Nifaq, munafik

Tanda-tanda munafik adalah sebagai berikut. Lemah keyakinan (Al-Baqarah/2:10). Membuat kerusakan di muka bumi dengan menyebarkan berbagai kemaksiatan (2:11). Menuduh orang-orang mukmin yang baik dan taat sebagai orang bodoh dan jahat (2:13). Menjadikan orang-orang kafir sebagai pemimpin dan pelindung serta meninggalkan orang-orang beriman (4:138-139). Yang diutamakan adalah keuntungan yang bersifat duniawi walaupun harus mengorbankan keyakinan (4:141). Niat dan tujuan ibadah yang dilakukan hanya semata-mata riya ingin dipandang manusia, bukan karena Allah SWT (4:142-143).

Yang Merusak Tauhid


(lanjutan)
Sombong, takabur Orang yang sombong atau takabur selalu merasa dirinya lebih baik. Oleh karena itu ia tidak mau menerima nasehat dan tidak mau mengakui kesalahan. Takabur adalah sikap iblis laknatullah Selalu berdusta Jauhilah perbuatan dusta karena sesungguhnya dusta itu menyebabkan seseorang itu jauh dari iman yang benar. Ahmad). Mengubah-ubah hukum Allah SWT, menghalalkan haram atau sebaliknya Tidak mempunyai rasa malu di dalam mengerjakan apa dilarang dan tidak mengerjakan apa yang diperintahkan.

akan (HR yang yang

Arkanul Iman
Pengertian Iman: Ucapan lisan, Pembenaran hati, dan Pembuktian perbuatan Bukan iman, yang hanya dengan cita-cita dan angan-angan, akan tetapi iman adalah apa yang terkristal di dalam hati dan dibenarkan dengan perbuatannya (HR. Ibnu Najar & Dailami) Al Qur-an memerintahkan orang beriman untuk mengikhlashkan keimanannya (Q.S. 49:14-15) Arkanul Iman: Dalil Qur-ani : Q.S. 2:177, 285; 4:136, 78-79 Dalil Sunnah: Iman adalah engkau mengimani Allah, para malaikatNya, kitab-kitabNya, para rosulNya, hari kemudian, dan mengimani taqdir yang baik dan yang buruk (HR. Muslim)

Iman kepada Allah


Mengimani wujud Allah SWT (fithrah, aqal, syary, dan inderawi Q.S. Ath Thuur (52): 35 Mengimani Rubbubiyyah Allah SWT (menciptakan, memiliki, memelihara, memberi rezeki, mengatur, memerintah; Q.S. 23:84-89; 43:9; 26:77-80) Mengimani Uluhiyyah Allah SWT (yang disembah dan diibadahi dengan penuh kecintaan dan pengagungan; Q.S. 2:163, 3:18, 53:23, 22:62, 12:40). Penyembahan selain dari padaNya adalah bathil (Q.S. 25:3, 34:22-23, 7:191-192). Orang-orang musyrik mengakui Allah sebagai Tuhan mereka (2:21-22, 43:87, 10:31-32) Mengimani Asma wa Sifat Allah SWT (Q.S. 7:180, 16:60, 42:11), menjauhi tahrif, tathil, takyif, dan tamsil. Buah iman kepada Allah: Tidak mengharap, tidak takut, tadak menyembah melainkan hanya kepada Allah Menyempurnakan cinta serta mengagungkan nama-Nya Merealisasikan ibadah ikhlash kepada-Nya, menegakan yang diperintah dan menjauhi yang dibenci-Nya

Iman kepada Malaikat


Malaikat adalah alam ghaib, makhluq dan hamba Allah yang tidak memiliki keistimewaan Rububiyyah atau Uluhiyyah, ia dicipta dari cahaya dengan kethaatan sempurna kepada Allah (Q.S. 21:19-20), jumlahnya banyak, 70 000 di Baitul Mamur Iman kepada Malaikat dengan mengimani wujud (Qs. 11:69-70, 19:16-17), mengenal nama-nama yaitu; (Jibril, Mikail, Isrofil, Izroil, Munkar, Nakir, Roqib, Atid, Malik, dan Ridwan), mengenal sifat-sifatnya yaitu; Makhluk yang dimuliakan (Qs.21:26-27), Tidak Sombong 21:19), tidak membangkang/ taat (Qs.16:50, 66:6), Buah iman kepada Malaikat: Mengenal keagungan Allah Syukur kepada Allah Cinta kepada Malaikat karena ibadahya Beberapa ungkapan Al Qur-an (Q.S. 35:1, 8:50, 6:93, 34:23, 13:22-23) Beberapa ungkapan hadist: Apabila Allah mencintai seorang hambaNya, Ia memberi tahu Jibril bahwa Allah mencintai Fulan, dan menyuruh Jibril untuk mencintainya, maka Jibril pun mencintainya. Jibril lalu memberi tahu penghuni langit bahwa Allah mencintai Fulan dan menyuruh mereka untuk mencintainya, maka penduduk langitpun mencintainya. Kemudian ia diterima di atas bumi. (HR. Bukhori)

Iman kepada Kitab Allah


Al kitab dalam al Quran menunjukkan beberapa pengertian yaitu; diturunkan kepada para Nabi dan Rasul (Qs. 2:177), Kitab tertentu sebelum Al Quran seperti Taurat (Qs.2:87), dan Al Quran (Qs. 2:2) Iman kepada Kitab-kitab meliputi; Mengimaninya dari Allah Mengimani yang telah dikenal (Taurat Q.S. 5:44; Zabur Q.S. 17:55; Injil Q.S. 5:46; Shuhuf Q.S. 53:36-42, 87:14-19; Qur-an Q.S. 5:48) Membenarkan seluruh beritanya Mengamalkan hukummnya yang belum dinasakh, tanpa reserve (Q.S. 5:48) Penyimpangan kitab-kitab terdahulu; Mengubah, menyembunyikan bahkan menghilangkan teks dan kata (Qs.2:79, 2:89,90, 109,146; 3:71-72) Hubungan Al Quran dengan Kitab-Kitab sebelumnya; berfungsi sebagai nasikh, muhaimin dan mushaddiq (Qs.5:48) mengoreksi dan penyempurna (Qs.16:64)

Iman kepada Nabi dan Rosul Allah


Iman Kepada Nabi dan Rasul, yaitu meyakini risalah yang dibawa dari Allah, mengimani Nama-nama Nabi dan Rasul, Membenarkan beritaberitanya, mengamalkan syariat yang disampaikan. Setiap umat diutus Rosul (Q.S. 16:36; 10:47; 40:78; 35:24) Nabi dan Rosul dalam Al Qur-an (Q.S.21:7, 6:83-86;7:65,73,85; 11:50,61,84; 3:33; 21:85) Diantaranya Ulul Azmi (Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, Muhammad) Q.S. 46:35, 42:13, 33:7 Kewajiban (tashdiq & thaat Q.S. 4:150-151, 80, 64) Rasul adalah manusia (Q.S. 7:188, 72:21-22, 26:79-81, 17:3, 25:1, 38:45-47, 43:59) Muhammad saw sebagai penutup (Q.S. 33:40, 4:65, 9:128)

Iman kepada Hari Akhir


Mengimani hari kiamat; (7:187, 22: 1-2, 81:1-14, 54:1, 39:68, 82:1-5) Mengimani (Barzakh) fitnah kubur, siksa & nimat kubur (Q.S. 6:93, 40:46) Mengimani bats (Q.S.21:104, 23:16,115),hanya Allah yang mengetahui Berkumpul di Mahsyar; (54:7-8, 70: 43-44, 10: 26-28) Mengimani hisab & jaza (Q.S. 88:25-26, 6:160, 21:47) As Syirath dilalui setelah proses hisab dan wazn dilaksanakan (Qs.19:71,72) Mengimani surga & neraka (Q.S. 3:131, 18:29, 32:17, 98:7-8, 33:64-66)

Iman kepada Qadha dan Taqdir


Mengimani bahwa Allah Maha mengetahui (Qs. 6: 59, 22:70, 3:5) Mengimani bahwa semi tertulis dalam lauh mahfuzh (Q.S. 57: 22, 20:51-52) Semua terjadi atas kehendak Allah (Q.S. 28:68, 3:6, 6:137) Buah iman kepada taqdir: Selalu bersandar pada Allah Tidak sombong dan kufur nimat Merasa tenteram (Q.S. 57:22-23) Tidak terjebak Jabbariyyah & Qodariyyah

Pengertian, Urgensi, Prinsip-prinsip, Karakteristik dan Ruang lingkup Syariah

SYARIAH ISLAMIYAH

SYARIAT ISLAM
Secara etimologi adalah Jalan nyata & lurus, jalan air, menuju tempat air (sumber) (Qs. 45:18, 5:48) Secara Terminologi adalah hukum atau undang-undang yang diwahyukan Allah SWT, untuk mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, sesama manusia, dengan Alam semesta sehingga terwujud kebahgiaan dunia dan akhirat (Qs.42:13, 3:112, 16:97) Urgensi Syariah: Bukti keimanan kepada Allah SWT dan Rasul (Qs. 9:5, 11) Indikator kebahagian hidup (Qs. 23:1-11) Solusi berbagai persoalan hidup (Qs.2:208)

Prinsip-prinsip Syariah
Sesuai dan selaras dengan nilai dasar manusia (fitrah) (Qs.30:30) misalnya; Pendidikan (Qs. 16:78, 96:1, 58:11), Pernikahan (Qs.30:21, 3:14), menutup aurat (Qs. 33:59, 24:31) Bersifat flexsibel/ lentur (Qs. 2:186), misalnya rukshah dalam memakan barang yang haram karena kondisi darurat (Qs.2:173, 6:145) Penetapan syariat secara berangsur-angsur, misalnya pengharaman miras (Qs. 2:219, 4:43, 5:59), Riba (Qs. 30:39, 4:161, 2:275-281), demikian pula al Quran diturunkan secara bertahap. Beban yang ada pada syariat hanya sedikit Bertujuan untuk kemaslahatan hidupmanusia, larangan riba (Qs.2:278), larangan judi dan miras (Qs. 5:90-91), larangan pergaulan bebas (17:32), Qishas (2:178-179) Diberlakukan secara adil (Qs. 4:135).

Karakteristik Syariat Islam


Robbaniyyah ( 5:50; 33:36 ) Insaniyyah & alamiyah / Global ( 21:107; 7:158; 34:28; 3:110; 3:64 ) Syumul / Universal ( 6:38; 16:89 ), bidang ekonomi (Qs. 2:282), eksekusi atas perbuatan kriminal (Qs.2:178) Asholah & Tsabat / Orisinil & Abadi ( 15:9 ) Mudah & Menghapus Kesulitan ( 2:185; 22:78; 2:286 ) Melindungi Maslahat Ummat Manusia; bersifat dharuriyat (agama, jiwa, kehormatan, akal & harta), hajiyat, dan tahsiniyat Tawazun / proporsional ( 24:27; 62:10; 2:177; 28:77; 7:32) Koheren Aqidah & Kehidupan ( 2:275-281; 2:179; 5:44-50)

SYARIAH & FIQIH


Fiqih ialah hukum syariat yang bersifat praktis yang diambil dari dalil tafsili/ terperinci Sumber Fiqh & Kekuatan Argumentasi (Hujjah) AL QUR-AN ialah Firman Allah dibawa Ruhul Amin ke qalbu Rosul Muhammad, berbahasa Arab sebagai manhaj dan hidayat, membacanya ibadah dimulai Al Fatihah dan diakhiri An Nas disampaikan secara mutawatir. Kehujjahan Al Quran; Validitas/tsubut qathy Konotasi/dalalah qathy & zhanny AS SUNNAH adalah Ucapan, perbuatan & pengakuan Rosul. Kehujjahan As Sunnah: Sejajar Qur-an ( 33:36 ) Memperkuat (perintah sholat, zakat dll) Memperjelas (merinci, membatasi, dan mengkhususkan) Menentukan yang baru Shahih (mutawatir, masyhur, ahad) vs Dhoif (fadhoilul amal) IJMA ialah Kesepakan mujtahid pada suatu waktu ( 4:59 ) yang wajib diikuti QIYAS ialah Analogi suatu masalah ( 5:90; 62:9 )

CAKUPAN SYARIAT

(IBADAH & MUAMALAH)

Ibadah secara bahasa; taat dan tunduk (Qs. 36:60) Secara terminologi; yang mencakup setiap sesuatu yang dicintai Allah dan diridhoinya berupa perkataan dan perbuatan, baik secara dhahir dan bathin. Pembagian Ibadah yaitu Ibadah Mahdhoh : Yang ketentuannya telah pasti dan diatur oleh Allah SWT dan dijelaskan secara rinci oleh rasulnya. Contoh : Shalat, puasa, Zakat, Haji. Ibadah Ghoer Mahdoh : Ibadah yang tujuannya untuk mencapai ridho Allah, namun tidak diatur langsung oleh Allah ketentuannya Syarat ibadah yaitu Niat yang benar, Pelaksanaannnya sesuai dengan syariah dan contoh Rasul dan Ikhlas. Bentuk ibadah adalah universal (Qs. 6:162-163), Perbuatan mumin bernilai amal shaleh, sedangkan orang kafir hanya bernilai amal baik saja (Qs. 22:31; 2:264; 24:39; 25:23)

Muamalah
Ibadah (khusus) penguatan hubungan dengan Allah Syariah Muamalah penguatan hubungan sesama manusia Rasulullah SAW bersabda; Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yamg baik-baik atau diam, Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berbuat baik kepada tatangganya dan Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya. (HR. Bukhari dan Muslim). Rasulullah SAW bersabda; Bukan orang mumin yang ia sendiri tidur dalam keadaan kenyang tetapi tetangganya kelaparan (dibiarkan). (HR. Bukhari). Rasulullah SAW bersabda; Pedagang yang terpercaya dan jujur (kelak di surga) akan bersama dengan para Nabi, Shiddiqin, Syuhada dan Shalihin. (HR. Turmudzi)

Kaidah prinsip dalam ibadah


(khusus) Hukum pokok dari ibadah (pokok) adalah tidak boleh Kecuali ada dalil yang mewajibkannya. Contoh Shalat tidak boleh ada tambahan apapun (Jumlah rakaat, gerakan, bacaan dengan terjemah dsb), ibadah haji, ibadah shaum (puasa) dsb. Tidak boleh ada Ijtihad dalam ibadah Hukum pokok dari muamalah adalah boleh kecuali ada dalil yang mengharamkannya. Contoh Apapun kegiatan ekonomi boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.

Prinsip-prinsip Muamalah
1. Tidak boleh jual-beli benda yang diharamkan (minuman keras, obat-obatan terlarang, daging babi, dsb ) Rasulullah SAW bersabda; Allah dan Rasul-Nya melarang jual-beli Khamar, bangkai babi dan berhala/patung yang disembah. (HR. Bukhari dan Muslim) 2. Tidak boleh menipu, seperti mempermainkan takaran/timbangan dan kwalitas (QS. 83 : 16). Rasulullah SAW bersabda; Barangsiapa yang suka menipu maka bukan termasuk umatku. 3. Tidak boleh melakukan suap/sogok/risywah (QS. 2: 188) Rasulullah SAW bersabda; Allah melaknat orang yang menyuap, yang menerimanya dan yang menjadi perantaranya. (HR. Ahmad) Korupsi perbuatan fasad ( yang merusak tatanan kehidupan) 4. Tidak boleh melakukan Riba. Bunga termasuk Riba (QS. 30:39, 4:161, 3: 130-131, 2:278 279) Lembaga-lembaga yang mengharamkan bunga (identik dengan Riba) Majlis Tarjih muhammadiyah (Sidoarjo, 1968) Lajnah bahsul masail NU (Bandar Lampung, 1982) Sidang Organisasi Konferensi Islam (Pakistan, 1970) Mufti Negara Mesir (1989) Konsul Kajian Islam Dunia (Cairo, 1969) Komisi Fatwa MUI (Desember, 2003)

Perbedaan Investasi dengan membungakan uang


Investasi adalah kegiatan usaha yang mengandung resiko karena berhadapan dengan unsur ketidakpastian. Dengan demikian, perolehan kembaliannya (return) tidak pasti dan tidak tetap Membungakan uang adalah kegiatan usaha yang kurang mengandung resiko karena perolehan kembaliannya berupa bungan yang relatif pasti dan tetap. Di Lembaga Keuangan syariah (LKS) termasuk kegiatan investasi, karena perolehan kembaliaannya (return) tidak pasti dan tidak tetap. Besar kecil return dari waktu ke waktu tergantung kepada hasil usaha yang benar-benar terjadi dan dilakukan bank sebgai mudharib atau pengelola dana. Perbedaan hutang uang dan hutang barang Jenis hutang ada 2, yaitu : 1. Pinjam meminjam uang. Hutang seperti ini uang tidak boleh ada tambahan kecuali dengan alasan yang pasti dan jelas, misalnya biaya materai, notaris dan studi kelayakan 2. Pengadaan barang. Hutang yang terjadi karena biaya pengadaan barang harus jelas dalam satu kesatuan yang utuh atau disebut jual beli.

Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil


Bunga a. Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi harus selalu untung b. Besarnya persentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang dipinjamkan c. Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi d. Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat sekalipun jumlah keuntungan berlipat atau keadaan ekonomi sedang booming

Bagi hasil

a.

Penentuan besarnya rasio/nisbah bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan rugi Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh Bagi hasil tergantung pada keuntungan proyek yang di jalankan. Bila usaha merugi, kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan.

b.

c.

d.

Pengertian, Sumber, Urgensi, Ruangligkup dan Pembagian Akhlak

AKHLAK ISLAMIYAH

AKHLAK
Secara etimologi adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Secara terminologi akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga dia akan muncul secara spontan bilamana diperlukan tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan lebih dahulu, serta tidak memerlukan dorongan dari luar. (diambil dari definisi Akhlaq oleh Imam Al-Ghozali dan Ibrahim Anis) Hubungan antara Aqidah,Syariah dan Akhlak: satu kesatuan meskipun bisa dibedakan(QS 14:24-26), Hadist-hadist Rasulullah SAW. Sumber akhlak adalah yang menjadi ukuran baik dan buruk atau mulia dan tercela, yaitu Al-Quran dan Assunnah. Urgensi Akhlak; Sebagai penuntun kebaikan (Qs.68:4) Indikator kesempurnaan iman Mendapatkan keutamaan di hari akhirat

Ruang Lingkup
terhadap Allah SWT Akhlak terhadap Makhluk terhadap manusia: terhadap diri sendiri sesama muslim sesama umat manusia terhadap selain manusia: terhadap Flora dan Fauna terhadap hutan, tanah,udara dll

PEMBAGIAN AKHLAK
A. Buruk/tercela, contoh: a. / /Sombong(QS 7:12,2:34,28:4-5) b. / Hasad/iri/dengki ) ( c. //Kikir/tidak mau memberi (QS 3:8-10,3:180,47:36-38,64:15-18) d. /Khianat ) :...... ( B. Baik/terpuji As Shabru, sabar ketika ditimpa musibah (Qs. 2:155-156), menjalankan syariat (Qs. 41:30) dan dalam meninggalkan dan menjauhi kemaksiatan. Faktor-faktor kesabaran yaitu Sajaah (keberanian), al Quwwah (Fisik, akal dan hati) dan manfaat Ar Rahmah ( kasih sayang) dalam keluarga, tetangga, masyarakat dan sesama makhluk. Sifat ini melahirkan; as Sakha (Pemurah/ tidak kikir), al Islah, at Taawun, al Afwu, al Islah dan silaturrahim. Al Iqtishad, hemat dalam harta benda (Qs.25:67), tenaga (Qs.2:286) dan waktu

Pengertian, Urgensi, Sasaran, karakteristik dan tahapa-tahapan dakwah

DAKWAH ISLAMIYAH

Pengertian Dawah;

Dakwah: mengajak manusia kepada Allah dengan hikmah dan nasihat yang baik sehingga mereka meninggalkan thogut dan beriman kepada Allah,agar mereka keluar dari kegelapan jahiliyah menuju terangnya Islam.(QS 16:125,2:256) Kondisi umat hari ini: Lemah (Aqidah,Tarbiyah,Tsaqofah, Dakwah, Tandzim,Akhlaq), Perpecahan, Kemiskinan, Dominasi kemunkaran. Kondisi ini, membutuhkan Dakwah islamiyah shohihah Setiap muslim (termasuk mahasiswa) wajib untuk berdakwah (mengajak manusia kepada kebaikan dan mencegah dari keburukan ) sesuai dengan kemampuannya sendiri. Perhatikan (QS. 3:104,12:108, 3:110, 5:63, 28:87) Rasulullah Saw bersabda : Sesungguhnya manusia itu jika melihat kemungkaran dan tidak mengubahnya maka Allah akan menimpakan azab kepada mereka secara merata. (HR. Abu Daud, At-Tirmidzi dan Ahmad).

URGENSI DAKWAH
Sebagai bukti keimanan dan sarana memperoleh rahmat Allah (QS. 9:71) Sebagai bukti kesalehan hamba Allah SWT (QS. 3:114) Dawah adalah ucapan dan perbuatan yang terbaik (QS. 41:33) Sebagai jalan untuk mencapai umat terbaik ( QS. 3:110 ) Sebagai sarana untuk memperoleh keuntungan ( QS. 3: 104)
TUJUAN DAKWAH

Di dalam Al-Qur an surat Yusuf ayat 108 dan QS. An-Nahl ayat 125 ditandaskan bahwa tujuan dakwah adalah Ilallah, yaitu mengajak manusia ke jalan Allah SWT, meninggikan kalimat-Nya. Tujuan-tujuan ini bisa disimak dari ayat-ayat alQur an surat Ash-Shaf:9 ; At-Taubah :40; al-Baqarah ; 198 dan al-Anfal : 39.

Sasaran Pembinaan Dawah


Sasaran Pembinaan Dawah: Mengajak, menyadarkan dan mengantarkan manusia menuju pada pengetahuan Islam yang jelas sebagai al manhaj al kully Meningkatkan kwalitas pemahaman, penghayatan dan pengamalan Islam dan membangun kesadaran ke arah peleksanaan kerja untuk Islam Berjuang bersma menuju ridla Allah SWT

Karakteristik Dawah
Bersifat ketuhanan maksudnya niat, cara dan bertujuan semata-mata untuk tegaknya hukum Allah (Qs. 3:79, 3:146-148) Menyeluruh dan tidak parsial (Qs.2:208) Nasional dan Internasional (Qs. 6:92, 21:107) Bersifat ilmiah dan argumentatif yang islami Pemahaman tentang Islam yang utuh, meningkatkan spritualitas dan menguasai kondisi medan dakwah ( daerah, kebiasaan, latar belakang) Sarana Dakwah; Lisan Tulisan Ekonomi Pendidikan Teknologi Media cetak Media elektronik dll

TAHAPAN DAKWAH
AKTIFITAS DAKWAH TAHAPAN TUJUAN

Merubah kejahiliyahan Tabligh Menyampaikan kepada marifah (penyampaian Memperbaiki ilmu (pengenalan) umum) Talim (pengajaran) Merubah marifah kepada fikrah Mengubah fikrah kepada harakah Mengubah harakah kepada hasil Takwin Memperbaiki Fikrah Melatih amal

Tandzim

Menyatukan Shaf Mengkoordinasikan amal Mengawasi kegiatan Merealisasikan amal

Mengubah hasil menjadi tujuan yaitu Ridha Allah SWT

Tanfidz

You might also like