You are on page 1of 3

Tuberkulosis Definisi Penyakit tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.

Penyakit ini paling sering menyerang paru-paru walaupun pada sepertiga kasus menyerang organ tubuh lain dan ditularkan orang ke orang. Cara penularan melalui ludah atau dahak penderita yang mengandung basil tuberkulosis paru. Pada waktu batuk butir-butir air ludah beterbangan diudara dan terhisap oleh orang yang sehat dan masuk kedalam paru-parunya yang kemudian menyebabkan penyakit tuberkulosis paru (TB Paru).7

Etiologi Penyebab penyakit ini adalah bakteri kompleks Mycobacterium tuberculosis. Sejenis bakteri berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/m dan tebal 0,3-0,6/m. Mycobacteria termasuk dalam famili Mycobacteriaceae dan termasuk dalam ordo Actinomycetales. kompleks Mycobacterium tuberculosis meliputi M. tuberculosis, M. bovis, M. africanum, M. microti, dan M. canettii. Dari beberapa kompleks tersebut, M. tuberculosis merupakan jenis yang terpenting dan paling sering dijumpai. M. tuberculosis yaitu bakteri aerob, berbentuk batang, yang tidak membentuk spora. Walaupun tidak mudah diwarnai, jika telah diwarnai dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen bakteri ini tahan terhadap peluntur warna (dekolarisasi) asam atau alkohol, oleh karena itu dinamakan bakteri tahan asam atau basil tahan asam. Mycobacterium Tuberkulosis dapat tahan hidup diudara kering maupun dalam keadaan dingin (25C).7 Epidemiologi Penyakit tuberkulosis merupakan penyakit menular yang kejadiannya paling tinggi dijumpai di India sebanyak 1.5 juta orang, urutan kedua dijumpai di Cina yang mencapai 2 juta orang dan menurut WHO Global Tuberculosis Control, Short Update to the 2009 report,

indonesia mengalami penurunan menjadi urutan kelima yang sebelumnya pada tahun 2007 berada di peringkat ketiga. Survei prevalensi TBC yang dilakukan di enam propinsi pada tahun 1983-1993 menunjukkan bahwa prevalensi TBC di Indonesia berkisar antara 0,20,65%. Sedangkan menurut laporan Penanggulangan TBC Global yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2004, angka insidensi TBC pada tahun 2002 mencapai 555.000 kasus (256 kasus/100.000 penduduk), dan 46% diantaranya diperkirakan merupakan kasus baru.2 Pada tahun 1997-2004, terjadi peningkatan pada tahun 2001, yaitu tingkat pelaporan kasus TBC meningkat dari 43 menjadi 81 per 100.000 penduduk, dan pelaporan kasus BTA positif meningkat dari 25 menjadi 42 per 100.000 penduduk. Sedangkan berdasarkan umur, terlihat angka insidensi TBC secara perlahan bergerak ke arah kelompok umur tua (dengan puncak pada 55-64 tahun), meskipun saat ini sebagian besar kasus masih terjadi pada kelompok umur 15-64 tahun. Dari hasil catatan di seluruh dunia kasus TB pada tahun 1998 ada 3.617.047 kasus. Dan pada tahun tersebut pula di Cina, India, dan Indonesia berturutturut 1.828.000, 1.414.000, dan 591.000 kasus. BTA positif pada tahun yang sama di indonesia adalah 266.000. Epidemiologi TB pada masa kanak-kanak mencerminkan TB pada orang dewasa, terkait dengan keadaan sulit secara sosioekonomi dan lingkungan yang sama.8 Anak dengan TB sering berasal dari kelompok rentan atau rangkaian miskin, tinggal dalam keadaan padat tanpa ventilasi yang cukup (sering di permukiman perkotaan yang padat) dan kemungkinan mempunyai sistem kekebalan tubuh yang dilemahkan oleh malagizi, HIV atau penyakit berat lain. TB pada masa kanak-kanak adalah bidang penanggulangan TB yang sudah lama diabaikan, tetapi kasus TB pada masa kanak-kanak adalah kurang lebih 15% beban TB keseluruhan di dunia. Bayi terutama berisiko meninggal cepat akibat TB,1 dan anak dengan

HIV mempunyai risiko kematian akibat TB yang sepuluh kali lipat lebih tinggi dibandingkan anak hanya dengan TB.

You might also like