You are on page 1of 14

TRAUMA TELINGA ANATOMI - FISIOLOGI TELINGA Anatomi Telinga Luar T e l i n g a l u a r , y a n g terdiri dari aurikula(atau pinna) d a n k a n a l i s a u d i t o r i u s eksternus, dipisahkan d a r i t e l i n g a t e n g a n o l e h s t r u k t u r s ep e r t i c a k r a m y a n g dinamakan

membrane timpani (gendang telinga). Telinga terletak pada kedua sisi kepala kurang lebih setinggi mata. Aurikulus melekat ke sisi kepala oleh kulit dan tersusun terutama oleh kartilago,k e c u a l i l e m a k d a n jaringan bawah kulit pada lobus telinga. Aurikulus m e m b a n t u pengumpulan gelombang suara dan perjalanannya sepanjang kanalis auditorius eksternus.Tepat di depan meatus auditorius eksternus adalah sendi temporal mandibular. Kaput mandibula dapat dirasakan dengan meletakkan ujung jari di meatus auditorius eksternusketika membuka dan menutup mulut. Kanalis auditorius eksternus panjangnya sekitar 2,5 sentimeter. Sepertiga lateral mempunyai kerangka kartilago dan fibrosa padat di manakulit terlekat. Dua pertiga medial tersusun atas tulang yang dilapisi kulit tipis. Kanalis auditorius eksternus berakhir pada membrana timpani. Kulit dalam kanal mengandung k e l e n j a r k h u s u s , g l a n d u l a s e r u m i n o s a , y a n g m e n s e k r e s i s u b s t a n s i s ep e r t i l i l i n y a n g d i s e b u t s e r u m e n . M e k a n i s m e p e m b e r s i h a n d i r i t e l i n g a m en d o r o n g s e l k u l i t t u a d a n serumen ke bagian luar telinga. Serumen nampaknya mempunyai sifat antibakteri dan memberikan perlindungan bagi kulit. Anatomi Telinga Tengah Telinga tengah tersusun a t a s m e m b r a n t i m p a n i ( g e n d a n g telinga) t i m p a n i m e n a n d a i d i sebelah lateral dan kapsulo t i k d i s e b e l a h m e d i a l c e l a h t e r l e t a k p a d a a k h i r a n kanalis aurius eksternus d a n b a t a s lateral telinga, Membran i n i s e k i t a r t e l i n g a t e n g a h terletak di antara kedua m e m b r a n a

1 c m d a n s e l a p u t t i p i s n o r m a l n y a berwarna kelabu mutiara dan translulen.Telinga tengah merupakan rongga berisi udara merupakan rumah bagio s i k u l i ( t u l a n g t e l i n g a t e n g a h ) d i h u b u n g k a n d e n g a n t u b a e u s t a c h i i k e n a s o f a r i n g berhubungan dengan beberapa sel berisi udara di bagian mastoid tulang temporal.Telinga tengah mengandung tulang terkecil (osikuli) yaitu malleus, inkus stapes. Osikuli dipertahankan pada tempatnya oleh sendian, otot, dan ligamen, yang membantu hantaran s u a r a . A d a d u a j en d e l a k e c i l ( j e n d e l a o v a l d a n d i n d i n g m e d i a l t e l i n g a t e n g a h , y a n g memisahkan telinga tengah dengan telinga dalam. Bagian dataran kaki menjejak pada jendela oval, di mana suara dihantar telinga tengah. Jendela bulat memberikan jalan kegetaran suara. Jendela bulat ditutupi oleh membrana sangat tipis, dan dataran kaki stapesditahan oleh yang agak tipis, atau struktur berbentuk cincin. anulus jendela bulat maupun j e n d e l a o v a l m u d a h m e n g a l a m i r o b e k a n . B i l a i n i t e r j a d i , c a i r a n d a r i d a l a m d a p a t mengalami kebocoran ke telinga tengah kondisi ini dinamakan fistula perilimfe.Tuba eustachii yang lebarnya sekitar 1mm panjangnya sekitar 35 mm, menghubngkantelingah ke nasofaring. Normalnya, tuba eustachii tertutup, namun dapat terbuka akibat kontraksi otot palatum ketika melakukan manuver Valsalva atau menguap atau menelan.T u b a b e r f u n g s i s e b a g a i d r a i n a s e u n t u k s e k r e s i d a n m e n y e i m b a n g k a n t e k a n a n d a l a m telinga tengah dengan tekanan atmosfer. Anatomi Telinga Dalam Telinga dalam tertanam jauh di dalam bagian tulang temporal. Organ untuk pendengaran(koklea) dan keseimbangan (kanalis semisirkularis), begitu juga kranial VII (nervusfasialis) dan VIII (nervus koklea vestibularis) semuanya merupakan bagian dari komplek anatomi. Koklea dan kanalis semisirkularis bersama menyusun tulang labirint. Ketigakanalis semisi posterior, superior dan lateral erletak membentuk sudut 90 derajat satusama lain dan mengandung organ yang berhubungan dengan keseimbangan. Organ ahir reseptor ini distimulasi oleh perubahan kecepatan dan arah gerakan seseorang. K o k l e a b e r b e n t u k seperti rumah siput dengan panjang sekitar 3,5 cm dengan dua setengah lingkaran spiral dan mengandung organ akhir untuk pendengaran, dinamakan o r g a n C o r t i . D i d a l a m l u l a n g l a b i r i n , n a m u n t i d a k s e m - p u r n a mengisinya,Labirinmembranosa terendam dalam cairan yang dinamakan

p e r i l i m f e , y a n g b e r h u b u n g a n langsung dengan cairan serebrospinal dalam otak melalui aquaduktus koklearis. Labirin

membranosa tersusun atas utrikulus, akulus, dan kanalis semisirkularis, duktus koklearis,dan organan Corti. Labirin membranosa memegang cairan yang dinamakan endolimfe.Terdapat keseimbangan yang sangat tepat antara perilimfe dan endolimfe dalam telingad a l a m ; banyak kelainan telinga dalam terjadi bila keseimbangan ini t e r g a n g g u . Percepatan angular menyebabkan gerakan dalam cairan telinga dalam di dalam kanalis dan merangsang sel-sel rambut labirin membranosa. Akibatnya terjadi aktivitas elektrisyang berjalan sepanjang cabang vesti-bular nervus kranialis VIII ke otak. Perubahan p o s i s i k e p a l a d a n p e r c e p a t a n l i n e a r m e r a n g s a n g s e l - s e l r a m b u t u t r i k u l u s . I n i j u g a mengakibatkan aktivitas elektris yang akan dihantarkan ke otak oleh nervus kranialisVIII. Di dalam kanalis auditorius internus, nervus koklearis (akus-dk), yang muncul darikoklea, bergabung dengan nervus vestibularis, yang muncul dari kanalis semisirkularis,utrikulus, dan sakulus, menjadi nervus koklearis (nervus kranialis VIII). Yang bergabungdengan nervus ini di dalam kanalis auditorius internus adalah nervus fasialis (nervuskranialis VII). Kanalis auditorius internus mem-bawa nervus tersebut dan asupan darah ke batang otak .

Fisiologi Pendengaran Normal Getaran suara ditangkap oleh daun telinga yang diteruskan ke liang telingadan mengenai membran timpani sehingga membran timpani bergetar. Getaran ini diteruskan ke tulang-tulang pendengaran yang berhubungan satu sama lain.Selanjutnya, stapes menggerakkan foramen ovale yang juga menggerakkan perilimfe dalam skala vestibuli. Getaran diteruskan melalui membran Reissner yang mendorong endolimfe dan membran basalis ke arah bawah. Perilimfe dalam skala timpani akan bergerak sehingga foramen rotundum terdorong ke arah luar .Pada waktu istirahat, ujung sel rambut corti berkelok dan dengan terdorongnya membran basalis, ujung sel rambut itu menjadi lurus. Rangsangan fisik ini berubah menjadi rangsangan listrik akibat adanya perbedaan ion natrium dan kalium yang diteruskan ke cabang-cabang nervus vestibulokoklearis.Kemudian meneruskan rangsangan itu ke pusat sensorik pendengaran di otak melalui saraf pusat yang ada di lobus temporalis.

Gambar 2. Proses mendengar (Benjamin C., 2010)

TRAUMA TELINGA
Klasifikasi: 1. Trauma Telinga Luar a. Laserasi *Sering mengorek2 telinga dengan jari atau suatu jepit rambut atau klipkertas laserasi dinding kanalis perdarahan sementara, pasien cemassegera hubungi dokter *Tidak memerlukan pengobatan tapi hentikan perdarahan *Kalau ada laserasi hebat pada aurikula eksplorasi dulu apakah ada kerusakan tulang rawan atau tidak. Tulang rawan perlu diperiksa sebelum reparasi plastik pada kulit. Kalau ada luka infeksi pada perikondrium beri antibiotik profilaktik b. Frosbite

-Frosbite pada aurikula ->timbul cepat pada suhu rendah+angindingin yang kuat. Terjadi perubahan yang perlahan-lahan->tidak terasa nyeri sampai telinga (tergantung pada dalamnya cedera dan lamanya paparan). Cedera dianggap sebagai kerusakan selular dan gangguan mikrovaskular. Yang mengarah pada iskemia lokal. Terapi: -Pemanasan cepat dengan air hangat bersuhu antara 100-108 derajat sampai terlihat tanda-tanda pencairan. -Beri analgesik -Kalau ada infeksi beri antibiotik c. Hematoma -Sering ditemukan pada pegulat atau petinju. Kalau tidak diobati ->terbentuknya telinga bunga kol (cauliflowers ear) Terapi: insisi dan drainase kumpulan darah dalam kondisisterilpemasangan balut tekan pada konka Terapi paling baik dilakukan segera setelah cedera, sebelum terjadiorganisasi hematoma >>Para pegulat diingatkan untuk memakai pelindung kepala pada saat berlatih

2. Trauma Telinga Tengah Bisa disebabkan karena:


a.

Trauma Penetrasi ( trauma tumpul dan trauma tajam)

Trauma tumpul dapat disebabkan oleh kecelakaan atau pukulan langsung sedangkan trauma tajam disebabkan oleh tusukan. Kedua hal ini menyebabkan perubahan tekanan mendadak di membran timpani sehingga membran timpani pecah. T r a u m a t u m p u l y a n g d i h u b u n g k a n d e n g a n k e c e l a k a a n , b i a s a n y a menyebabkan benturan pada daerah tulang terutama tulang temporal.Trauma tulang temporal dan fraktur basis kranium adalah trauma yang dapat menyebabkan cedera membran timpani. Gejala klinis yang tampak adalah edema, hematoma, dan laserasi.

b. Trauma kompresi : Barotrauma


Barotrauma adalah keadaan dengan terjadinya perubahan tekanan yang tiba-tiba di luar telinga tengah sewaktu di pesawat terbang atau menyelam,yang menyebabkan tuba gagal untuk membuka. Hukum Boyle menyatakan bahwa suatu penurunan atau peningkatan pada tekanan lingkungan akan memperbesar atau menekan (secara berurutan) suatu volume gas dalam ruang tertutup. Bila gas terdapat dalam struktur yang lentur, maka struktur tersebut dapat rusak karena ekspansi ataupun kompresi. Barotrauma dapat terjadi bilamana ruang-ruang berisi gas dalam tubuh (telinga tengah, paru- paru) menjadi ruang tertutup dengan menjadi buntunya jaras-jaras ventilasi normal. Barotrauma paling sering terjadi pada telinga tengah, hal ini terutama karena rumitnya fungsi tuba Eustachius. Tuba Eustachius secara normal selalu tertutup namun dapat terbuka pada gerakan menelan, mengunyah,menguap, dan dengan manuver Valsava. Rinitis alergika serta berbagai variasi anatomis individual, semuanya merupakan predisposisi terhadap disfungsi tuba Eustachius. Seperti yang dijelaskan di atas, tekanan yang m e n i n g k a t p e r l u d i a t a s i u n t u k m en y e i m b a n g k a n t e k a n a n , s e d a n g k a n t e k a n a n y a n g m en u r u n b i a s a n y a d a p a t d i s e i m b a n g k a n s e c a r a p a s i f . Penurunan tekanan lingkungan akan membuat udara dalam telinga tengah m en g e m b a n g d a n s e c a r a p a s i f a k a n k e l u a r m e l a l u i t u b a E u s t a c h i u s , sedangkan peningkatan tekanan lingkungan membuat udara dalam telinga tengah dan dalam tuba Eustachius menjadi tertekan. Hal ini cenderung menyebabkan penciutan tuba Eustachius.

Jika perbedaan tekanan antara rongga telinga tengah dan lingkungan sekitar menjadi terlalu besar (sekitar 90 sampai 100 mmHg), maka bagian kartilaginosa dari tuba Eustachius akan sangat menciut. Hal ini disebabkan otot yang normal aktivitasnya tidak mampu membuka tuba. Pada keadaan ini terjadi tekanan negatif di rongga telinga tengah, sehingga cairan keluar dari pembuluh darah kapiler mukosa dan kadang-kadang disertai dengan ruptur pembuluh darah sehingga cairan di telinga tengah dan rongga mastoid tercampur darah. Jika tidak ditambahkan udara melalui tuba Eustachius untuk memulihkan volume telinga tengah, maka struktur-struktur dalam t e l i n g a t e n g a h d a n j a r i n g a n d i d e k a t n y a a k a n r u s a k d e n g a n m a k i n bertambahnya perbedaan tekanan. Terjadi rangkaian kerusakan yang dapat diperkirakan dengan berlanjutnya keadaan vakum relatif dalam rongga telinga tengah. Mula-mula membran timpani tertarik ke dalam. Retraksi menyebabkan membran teregang dan pecahnya pembuluhpembuluh darah kecil sehingga tampak gambaran injeksi dan bula hemoragik pada gendang telinga. Dengan makin meningkatnya tekanan, pembuluh-pembuluh darah k e c i l p a d a m u k o s a t e l i n g a t e n g a h j u g a a k a n b e r d i l a t a s i d a n p e c a h , menimbulkan hemotimpanum. Kadang-kadang tekanan dapat menyebabkan ruptur membran timpani Gejala-gejala barotrauma telinga tengah : nyeri, rasa penuh dan berkurangnya pendengaran. Diagnosis : Dipastikan dengan otoskop. Gendang telinga tampak mengalami injeksi dengan pembentukan darah di belakang g e n d a n g t e l i n g a . K a d a n g- k a d a n g m e m b r a n t i m p a n i a k a n m e n g a l a m i perforasi. Dapat disertai gangguan pendengaran konduktif ringan. Hidung tersumbat karena alergi, pilek, atau infeksi saluran pernafasan atas juga lebih mungkin untuk terkena barotrauma. Komplikasi barotrauma telinga : I n f e k s i t e l i n g a a k u t , t u l i , r u p t u r a t a u p e r f o r a s i m e m b r a n e timpani. Pada tinitus yang menetap, vertigo, dan tuli sensorineural adalah gejala-gejala kerusakan telinga dalam. Barotrauma telinga tengah tidak jarang menimbulkan kerusakan telinga dalam. Kerusakan telinga dalam merupakan m a s a l a h y a n g s e r i u s d a n m u n g k i n m e m e r l u k a n p e m b e d a h a n u n t u k mencegah kehilangan pendengaran yang menetap. Semua

orang yang mengeluh kehilangan pendengaran dengan barotrauma harus menjalani uji pendengaran dengan rangkaian penala untuk memastikan bahwa gangguan pendengaran bersifat konduktif dan bukannya sensorineural. Episode-episode vertigo yang singkat yang terjadi saat naik atau turun disebut v e r t i g o a l t e r n o b a r i k . H a l i n i s e r i n g d i k e l u h k a n d a n l a z i m m e n y e r t a i barotrauma telinga tengah. Selama vertigo dapat mereda dalam beberapa detik, tidak diperlukan pengobatan ataupun evaluasi lebih lanjut. PENGOBATAN Jika selama mengikuti penerbangan perubahan tekanan yang terjadi secara tiba-tiba menyebabkan rasa penuh atau nyeri di telinga, maka untuk menyamakan tekanan di telinga tengah dan mengurangi rasa nyeri bisa diatasi dengan: - menguap -mengunyah permen karet -mengisap permen -menelan. Mengunyah atau menelan bisa membantu membuka tuba eustakius sehingga udara bisa keluar-masuk untuk menyamakan tekanan dengan udara luar. Penderita infeksi atau alergi hidung dan tenggorokan bisa mengalami rasa nyeri ketika bepergian dengan pesawat terbang atau menyelam.Untuk meringankan penyumbatan dan membantu membuka tuba eustakius bisa diberikan dekongestan, misalnya penilefrin dalam bentuk tetes hidung atau obat semprot. PENCEGAHAN Gunakan dekongestan atau antihistamin sebelum mengalami perubahan ketinggian.Selama menderita infeksi saluran nafas atas atau selama serangan alergi sebaiknya tidak mengikuti penerbangan, menyelam atau bepergian ke daerah dengan ketinggian yang berbeda

C. Trauma Termal
Terjadi karena perubahan suhu yang terlaluekstrim atau pada orang2 yang bekerjadengan area dengan suhu yang panas. Biasa terjadi pada tukang las atau pekerja industrimetal. Gejala klinis: - Hearing loss - Dizziness

CSF, otorhea dan rhinorrhea Facial Nerve injuries

3.

Trauma Telinga Dalam

A. Energi akustik Trauma akustik sering dipakai untuk menyatakan ketulian akibat pajanan bising, maupun tuli mendadak akibat ledakan hebat, dentuman, tembakan pistol,serta trauma langsung ke kepala dan telinga akibat satu atau beberapa pajanan dalam bentuk energi akustik yang kuat dan tiba-tiba Etiologi Trauma akustik dapat disebabkan oleh bising yang keras dan secara tiba-tiba atau secara perlahanlahan yang dapat dikarenakan oleh suara ledakan bom,petasan, tembakan, konser, dan telepon telinga (earphone) Patofisiologi Pada trauma akustik terjadi kerusakan organik telinga akibat adanya energy suara yang sangat besar. Efek ini terjadi akibat dilampauinya kemampuan fisiologis telinga dalam sehingga terjadi gangguan kemampuan meneruskan getaran ke organ corti. Kerusakan dapat berupa pecahnya gendang telinga,kerusakan tulang-tulang pendengaran, atau kerusakan langsung organ corti. Pada

trauma akustik,cedera koklea terjadi akibat rangsangan fisik berlebihan berupa getaran yang sangat besar sehingga merusak sel-sel rambut. Namun pada pajanan berulang kerusakan bukan hanya semata-mata akibat proses fisika berupa mekanik semata, namun juga proses kimiawi berupa rangsang metabolik yang secara berlebihan merangsang sel-sel tersebut .Pada proses mekanik terjadi pergerakan cairan dalam koklea yang begitu keras menyebabkan robeknya membran Reissner dan terjadi percampuran cairan perilimfe dan endolimfe sehingga menghasilkan kerusakan sel-sel rambut,pergerakan membran basilaris yang begitu keras menyebabkan rusaknya organ korti sehingga terjadi percampuran cairan perilimfe dan endolimfe akhirnya terjadi kerusakan sel-sel rambut. Pada proses metabolik juga dapat merusak sel-sel rarnbut melalui cara vasikulasi dan vakuolasi pada retikulum endoplasma sel-sel rambut dan pembengkakkan mitokondria yang akan mempercepat rusaknya membran sel dan hilangnya sel-sel rambut . Selama paparan trauma akustik, jaringan di telinga dalam memerlukan oksigen dan nutrisi lain dalam jumlah besar. Oleh sebab itu terjadi penurunan tekanan O2 di dalam koklea,sehingga konsumsi O2 akan meningkat. Peneliti lain mengatakan pada kondisi tersebut akan terjadi vasokonstriksi pembuluh darah di dalam koklea .Akibat rangsangan ini dapat terjadi disfungsi selsel rambut yang mengakibatkan gangguan ambang pendengaran sementara atau justru kerusakan sel-sel rambut yang mengakibatkan gangguan ambang pendengaran yang permanen .Pada trauma akustik yang menyebabkan gangguan pendengaran sementara terjadi perubahan fisiologi dari metabolisme sel yang mengakibatkan gangguan dari sel rambut. Sel rambut menjadi edema dan mengganggu arah putaran dari stereosilia ke membrana tektoria. Gangguan ini hanya terjadi selama beberapa jam atau hari.Pada trauma akustik yang mengakibatkan penurunan pendengaran permanen terjadi edema sel rambut sampai terjadi ruptur sehingga gangguan pendengaran diakibatkan karena sel rambut akan menjadi distorsi dan arah stereosilia tidak dapat kembali ke membrana tektoria. Apabila terjadi kerusakan yang progresif dapat terjadi degenerasi syaraf pendengaran dan perubahan dari pusat pendengaran Apabila penurunan ambang dengar terjadi dalam beberapa minggu, maka gangguan dengar tersebut bersifat permanen, dan bila penurunan ambang dengar mencapai 70 dB serta mencakup pula frekuensi percakapan, maka dipastikan telah terjadi kerusakan pada serabut saraf pendengaran dan telinga dalam. Suatu trauma akustik dengan frekuensi tinggi akan mengakibatkan rusaknya sel sel rambut bagian basal, sedangkan trauma akustik dengan frekuensi rendah akan mengakibatkan rusaknya sel sel rambut bagian apex. Bila kerusakan akibat frekuensi nada tinggi akan di dekat

foramen ovale, dan frekuensi nada rendah di daerah apex. Lokasi kerusakan terletak 10 15 mm dari foramen ovale yakni pada reseptor frekuensi 4000 Hz. Gejala Klinis : -tinnitus (suara mendenging), -ringing (suara berisik di telinga), - gejala sensasi penuh (fullness), -nyeri telinga, -kesulitan melokalisir suara, dan kesulitan mendengar di lingkungan bising

Diagnosis Ditegakkan berdasarkan anamnesa, pemeriksan fisik (otoskop),serta pemeriksaan penunjang (audiometri). Pada anamnesis dapat ditanyakan juga apakah pemah bekerja atau sedang bekerja di lingkungan bising dalam jangka waktu yang cukup lama biasanya 5 tahun atau lebih. Pernahkah terpapar atau mendapat trauma pada kepala maupun telinga baik itu berupa suara bising, suara ledakan, suara yang keras dalam jangka waktu yang cukup lama.Pada pemeriksaan fisik telinga tidak ditemukan adanya kelainan dari telinga luar hingga membran timpani. Pada tes dengan garpu tala menunjukkan adanya tuli sensorineural. Pemeriksaan audiometri nada murni didapatkan tulisensorineural pada frekuensi antara 3000-6000 Hz dan pada frekuensi 4000 Hz sering terdapat takik (notch) yang patognomonik untuk jenis ketulian akibat taruma akustik . Penatalaksanaan Pada trauma akustik ini dapat diberikan secepatnya setelah trauma. Trauma akustik akut sebaiknya diobati sebagai kedaruratan medis. Apabila penderita sudah sampai pada tahap gangguan pendengaran yang dapat menimbulkan kesulitan berkomunikasi maka dapat dipertimbangkan menggunakan ABD (alat bantu dengar). Latihan pendengaran dengan alat bantu dengar dibantu dengan membaca ucapan bibir, mimik, anggota gerak badan, serta bahasa isyarat agar dapat berkomunikasi . Komplikasi Kehilangan pendengaran progresif itu adalah komplikasi utama dari trauma akustik

Pencegahan Pencegahan terhadap trauma akustik antara lain dengan menghindari suara bising dan gaduh (mendengarkan musik yang terlalu keras dalam jangka waktuyang lama),berhati-hati dalam aktivitas yang berisiko seperti menembak,pelindung pendengaran. Langkah terakhir dalam pengendalian kebisingan adalah dengan menggunakan alat pelindung pendengaran (earplug, earmuff, dan helmet).

Prognosis Jenis ketulian pada trauma akustik ini merupakan ketulian saraf koklea yang sifatnya menetap dan tidak dapat diobati, maka prognosisnya kurang baik sehingga faktor pencegahan lebih diutamakan B. Energi mekanis >Pada cedera yang mengakibatkan trauma mekanis terhadap tulang temporal, maka dapat terjadi fraktur pada tulang tersebut, yang biasanya disertai dengan gangguan lainnya berupa gangguan kesadaran, hematoma subdural atau epidural. Fraktur temporal : a.. Fraktur longitudinal : Merupakan 70-90% dari fraktur tulang temporal, berawal dari foramen magnum,trauma meluas ke liang telinga, telinga tengah,tuba eustakhius dan foramen laserum. Sering menyebabkan kerusakan pada membran timpani,tulangtulang pendengaran, dan bahkan dapat melibatkan ganglion genikulatum. Gejala dan tanda: Perdarahan dari liang telinga, gangguan pendengaran konduktif, Otore LCS, Paresis Fasial. b. Fraktur tranversal : Merupakan 20-30% dari fraktur tulang temporal, lebih berat. Gejala dan tanda : Hemotimpanum, Rinore LCS, Gangguan pendengaran sensorineural, sering menyebabkan cedera labirin, parese fasial pada 50% kasus karena garis frakturnya melintasi labirin.

Penatalaksanaan: Menstabilkan keadaan neurologis dan keadaan yang mengancam jiwa, observasi, pemberian antibiotika. Operasi diindikasikan pada keadaan perforasi membran timpani yang menetap,gangguan pendengaran konduktif, parese fasialis dan kebocoran LCS yang menetap.

You might also like