You are on page 1of 2

Lap.

Analisa Sampah
Tujuan Percobaan: 1. mengetahui kadar air sampah 2. menentukan kadar volatil yang terkandung dalam sampel sampah tertentu 3. menentukan kadar abu dalam sampah Dasar teori Umum Sampah merupakan buangan padat atau setengah padat terdiri dari zat organik dan zat anorganik yang kehadirannya tidak diinginkan atau tidak berguna oleh masyarakat. Setiapaktivitas manusia menghasilkan sampah, dengan bertambahnya jumlah penduduk mengakibatkan sampah yang dihasilkan semakin besar. Hal ini menyebabkan masalah sampahmulai mengganggu baik terhadap kesehatan manusia maupun terhadap lingkungan yangmenyebabkan tercemarnya tanah, air dan udara. Maka dari itu sampah tersebut perlupengelolaan khusus agar tidak membahayakan kesehatan manusia, lingkungan danmelindungi investasi pembangunan (Tchobanoglous, 1993).Sampah menurut SNI 19-2454-1991 tentang Tata Cara Pengelolaan Teknik

SampahPerkotaan didefenisikan sebagai limbah yang bersifat padat terdiri atas zat organik dan zatanorganik yang tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak mengganggu lingkungan danmelindungi investasi pembangunan. Sampah umumnya dalam bentuk sisa makanan (sampahdapur), daun-daunan, ranting, karton/kertas, plastik, kain bekas, kaleng-kaleng, debu sisapenyapuan dan sebagainya.Berdasarkan komposisinya, sampah dibedakan menjadi dua, yaitu (Idafi, 2009)1. Sampah Organik Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambildari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah inidengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besarmerupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisatepung, sayuran, kulit buah, dan daun.2. Sampah Anorganik.Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam sepertiplastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikanoleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama.Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol plastik, tasplastik, dan kalengUntuk menghindari hal tersebut diharapkan

keseriusan pemerintah serta keikutsertaanmasyarakat dalam pengolahan persampahan. Untuk melakukan pengelolaan persampahan

Pembahasan

Pada praktikum di laboratorium buangan padat pada tanggal 14 April 2012, praktikanmelakukan percobaan penetapan kadar air, kadar volatil dan kadar abu dalam sampel sampahyang diambil dari sampah organik. Sampah organik yang dijadikan sampel berupa sampahsayur yang sudah membusuk. Perlakuan awal sampel adalah pengecilan ukuran sampeldengan cara dihaluskan menggunakan lumpang alu. Kemudian sampel dipanaskan pada suhu 105 C dan ditimbang sehingga diperoleh berat setelah pemanasan. Selanjutnya dilakukanperhitungan dan diperoleh nilai kadar air sampah sebesar 33,21 %. Berarti sekitar sepertigadari berat total sampah yang dijadikan sampel tersebut adalah terdiri dari air.Selanjutnya sampel kembali dipanaskan pada suhu 600 oC dan ditimbang. Setelah ditimbangdan dilakukan perhitungan diperoleh kadar volatil sampah sebesar 66,42%. Hal inimenandakan bahawa sampel yang digunakan mengandung banyak bahan-bahan organik yanglebih mudah hancur dan menguap apabila dipanaskan. Kadar volatil penting untuk prosesdekomposisi oleh mikroorganisme, sehingga sampah jenis ini juga cocok untuk dijadikankompos. Setelah dibakar pada suhu 900 oC, ditimbang dan dilakukan perhitungan, diperolehkadar abu sampel sampah sebesar 0,26%.Nilai kadar abu ini menunjukkan bahwa sampel sampah mengandung sedikit bahan-bahananorganik yang tidak terbakar pada suhu 900 oC. Bahan-bahan anorganik yang tidak hancurketika dibakar pada suhu 900 oC tersebut antara lain terdiri dari logam besi dan karbon.Penentuan kadar air, kadar volatil dan kadar abu sampah ini sangat penting dalammenentukan bagaimana sistem kerja dari mesin insenerator yang digunakan dalampengolahan sampah.Sampah organik merupakan sampah yang dapat diolah menjadi kompos. Menurut SNI nomor19-7030-2004 mengenai standar kualitas dari kompos, kadar air maksimum yangdiperbolehkan dalam kompos adalah 50 %, sedangkan dari percobaan yang dilakukandidapatkan hasil kadar air dalam sampah adalah 33,21 %, sehingga dapat disimpulkan bahwasampah sayuran yang digunakan sampel layak digunakan sebagai kompos.

You might also like