You are on page 1of 22

ANATOMI ORGAN REPRODUKSI

1. Pendahuluan Pada modul ini akan dibahas mengenai anatomi organ reproduksi pada hewan jantan, yang meliputi: testis, epididimis, duktus deferens/vas deferens, kelenjar aksesori (kelenjar vesikularis/vesikula seminalis, prostat dan bulbouretralis/cowper), uretra dan penis. Anatomi organ reproduksi hewan betina juga akan dibahas yang meliputi: ovarium, tuba falopii, uterus, serviks, vagina, vulva, dan kelenjar susu (glandula mamaria). babi dan kuda) dan pada unggas. Setelah menyelesaikan modul ini, Anda diharapkan dapat menggunakan pengetahuan yang telah dimiliki dalam mempelajari mata kuliah lanjutan lainnya yang berhubungan dengan ilmu reproduksi pada hewan/ternak. 2. Kompetensi Khusus Setelah mempelajari modul ini Anda dapat: a. b. c. d. Menjelaskan anatomi dari organ reproduksi jantan pada ternak Menjelaskan anatomi dari organ reproduksi betina pada ternak Membedakan organ reproduksi pada ternak mamalia (sapi, kuda dan babi) Membedakan organ reproduksi mamalia dan unggas Anda juga akan mempelajari mengenai perbedaan anatomi organ reproduksi ternak pada ternak mamalia (sapi,

3. Kegiatan Belajar 3.1 Kegiatan Belajar 1

ANATOMI ORGAN REPRODUKSI HEWAN JANTAN 4.1.1 Uraian Organ reproduksi hewan jantan dapat dibagi atas 3 komponen: 1) organ kelamin primer, yaitu gonad jantan, disebut testis atau testiculus (jamak: testes atau testiculae), disebut juga orchis atau didymos, 2) kelenjar aksesori yaitu kelenjar

vesikularis/vesikula seminalis, prostat dan bulbouretralis/cowper dan saluransaluran yang terdiri atas epididimis dan duktus deferens, 3) alat kelamin luar atau organ kopulatoris yaitu penis yang berfungsi menyalurkan sperma dari hewan jantan ke betina (Toelihere, 1979). Peranan hewan jantan dalam hal reproduksi terutama adalah memproduksi sperma dan sejumlah kecil cairan untuk memungkinkan sel sperma meluncur menuju rahim Organ kelamin primer atau testis berjumlah dua buah dan pada ternak mamalia secara normal terdapat dalam skrotum. Saluran-saluran (duktus) kelamin berpangkal pada testis dan bersambung ke uretra yang kemudian menjadi bagian dari penis dan merupakan jalan bersama bagi urin, sekresi kelenjar aksesori, dan sel-sel kelamin jantan. Kelenjar aksesori terletak pada atau di sekitar uretra dan bermuara ke dalam uretra. Organ-organ kelamin jantan secara anatomi berhubungan dengan saluran pengeluaran urin, yang terdiri atas ginjal dan vesica urinaria serta saluran-salurannya (disebut traktus urogenitalia). Kita hanya akan membahas saluran genitalia/kelamin/reproduksi. Skrotum Skrotum disebut juga kantung buah zakar. Lapisan-lapisan pada scrotum terdiri atas kulit (merupakan bagian paling lateral), tunika dartos (melekat di kulit), lamina parietalis tunika vaginalis dan tunika vaginalis propria. lapisan-lapisannya disajikan pada Gambar 1. Fungsi utama skrotum adalah untuk memberikan kepada testis suatu lingkungan yang memiliki suhu 1 sampai 8C lebih dingin dibandingkan temperatur rongga tubuh (Soleh, 2009). Fungsi ini dapat terlaksana disebabkan adanya pengaturan oleh otot yang menarik testis mendekati dinding tubuh untuk memanaskan testis atau membiarkan testis menjauhi dinding tubuh agar lebih dingin. Skrotum dan

Gambar 1. Skrotum dan lapisan-lapisannya

Testis Testis terdiri atas 2 buah, berbentuk oval dan dibungkus tunika albuginea yang terdapat di profundal dari tunika vaginalis propria. Testis terletak pada daerah prepubis, terbungkus dalam kantung skrotum dan digantung oleh funikulus spermatikus yang mengandung unsur-unsur yang terbawa oleh testis dalam perpindahannya dari cavum abdominalis melalui canalis inguinalis ke dalam skrotum. Ujung sebelah dorsal dari testis disebut extremitata capitata, ujung ventral disebut extremitata caudata, sisi bebas di sebelah lateral adalah margo liber, dan sisi yang berbatasan dengan epididimis adalah margo epididimis (Soesetiadi, 1990). Gambar testis dapat dilihat pada Gambar 2. Gonad indiferen sewaktu embrio dini pada betina berdeferensisi menjadi ovarium, sedangkan pada jantan menjadi testis. Fungsi testis yaitu menghasilkan

hormon seks jantan yaitu androgen dan menghasilkan gamet jantan yang disebut sperma. Sperma dihasilkan di tubulus seminiferus. Spermatogonia tumbuh menjadi spermatosit primer, yang setelah pembelahan meiosis pertama tumbuh menjadi spermatosit sekunder, kemudian menjadi spermatid yang setelah mengalami sederetan transformasi disebut spermiogenesis, kemudian tumbuh menjadi sel sperma yang terdiri atas sebuah kepala, bagian tengah (tubuh) serta bagian ekor. Fungsi testis lainnya yang penting adalah sekresi hormon seks jantan. Bukti-bukti yang ada menunjukkan bahwa hanya sel leydig yang terdapat pada jaringan interestisial mensekresi hormon testoteron (salah satu bentuk kimia androgen). Epididimis Dari tubula seminiferus testis, sperma lewat ke dalam saluran mengulir pada epididimis. Selama perjalanan ini sperma menjadi motil dan mendapatkan kemampuan untuk membuahi. Selama ejakulasi, sperma didorong dari epididimis melalui vas deferens. Kedua duktus ini berawal dari skrotum dimana masingmasing menyatu dengan duktus dari vesikula seminalis, yang membentuk duktus ejakulasi yang pendek. Duktus ejakulasi itu membuka ke uretra. Uretra terdapat di sepanjang penis dan membuka keluar pada ujung penis. Epididimis terdiri atas caput (dorsal), corpus (tengah) dan cauda (ventral) (Gambar 2). Cauda epididimis berhubungan dengan testis melalui ligamentum testis proprium (Soesetiadi, 1990). Cauda epididimis juga dihubungkan dengan lamina parietalis tunika vaginalis dan fascia propria oleh ligamentum inguinale testis (ligamentum cauda epididimis). Di permukaan lateral antara testis dan epididimis terdapat legok memanjang yaitu sinus/bursa epididimis.

Gambar 2. Testis dan epididimis

Duktus Deferens/Vasdeferens Merupakan saluran yang menjadi lanjutan dari duktus epididimis. Duktus ini menuju ke dorsal sepanjang sisi medial epididimis, kemudian berjalan caudodorsal masuk ke ruang pelvis (lihat Gambar 2). Di dalam funiculus spermaticus, duktus ini berjalan di dalam lipatan peritoneum tersendiri yaitu plica ductus deferens. Sistem duktus Sistem duktus pada hewan jantan sebagian besar berasal dari sistem duktus wolff pada ginjal mesonefrik. Tubulus mesonefrik berkembang menjadi vasdeferens, duktus mesonefris menjadi epididimis, sedangkan vesikula seminalis dibentuk terakhir dari evaginasi duktus. Sisa-sisa dari sistem duktus yang lain (uretra prostatik membranosa dan kavernosa) berkembang dari sinus urogenitalis seperti halnya dua kelenjar asesoris jantan yang lain, yaitu kelenjar prostat dan kelenjar cowper (kelenjar bulbouretralis). Vasdeferens dibungkus oleh lapisan otot yang berkembang baik yaitu lapisan-lapisan otot longitudinal luar dan dalam dengan lapisan sirkuler diantara keduanya. Kontraksi lapisan otot ini mungkin merupakan sebagian yang bertanggung jawab pada gerakan sperma yang melalui sistem duktus (Soleh, 2009). Kelenjar Aksesori (kelenjar vesikula seminalis, prostat dan bulbouretralis ) Vesikula seminalis menyumbangkan sekitar 60% total volume semen (Saleh, 2009). Cairan tersebut mengandung mukus, gula fruktosa (yang menyediakan sebagian besar energi yang digunakan oleh sperma), enzim pengkoagulasi, asam askorbat, dan prostaglandin. dan bermuara bersama ductus deferens di uretra. Kelenjar prostat adalah kelenjar pensekresi terbesar. Cairan prostat bersifat encer dan seperti susu, mengandung enzim antikoagulan, sitrat (nutrient bagi sperma), dan sedikit asam. Kelenjar prostat terdiri atas 2 bagian. Bagian yang kompak terletak di ujung duktus deferens. Pars disseminata tersebar sekitar uretra di daerah pelvis. Vesikula seminalis terletak lateral dari bagian ujung duktus deferens. Salurannya disebut duktus excretorius

Kelenjar bulbouretralis adalah sepasang kelenjar kecil, terletak di permukaan dorsal uretra, kranial dari musculus bulbocavernosus. urin asam yang masih tersisa dalam uretra. Penis Radix penis terletak di kaudal, bertaut ke arcus ischiadicus. Bagian corpus adalah bagian tengah penis, yang terdiri atas corpus cavernosum penis di dorsal dan corpus cavernosum urethrae di ventral (Soesetiadi, 1990). Di bawah margo anterior dari os pubis, corpus penis ini membentuk huruf S (flexura sigmoidea). Glans penis adalah bagian ujung dari penis. praeputium. Penis dibungkus oleh kulit yang disebut Sebelum ejakulasi kelenjar tersebut mensekresikan mukus bening yang menetralkan setiap

Gambar 3. Penis pada sapi

Pada kambing dan domba, uretra menjulur di sebelah kranial glans penis sebagai processus urethralis. Penis domba berukuran panjang 35cm dengan flexura sigmoidea yang berkembang baik. Penis sapi termasuk dalam tipe fibro elastik dan bersifat agak kaku walaupun dalam keadaan tidak ereksi. Sebagian besar badan

penis pada keadaan tidak ereksi berbentuk huruf S (flexura sigmoidea) (Gambar 3). Penis babi mirip penis sapi tetapi flexura sigmoideanya terletak precostal. Bagain cranial penis tidak mempunyai glans, tetapi berputar seperti spiral ke arah yang berlawanan dengan arah jarum jam. Penis kuda bertipe vasculer, tidak mempunyai flexura sigmoidea. Pada keadaan tidak ereksi, penis terasa lunak dan tertarik ke dalam praeputium. Pada waktu ereksi ukuran panjang dan diameternya menjadi dua kali lipat, dengan glans penis yang sangat membesar berbentuk jamur (Gambar 4).

Gambar 4. Penis pada kuda

Anatomi Organ Reproduksi Jantan pada Mamalia Pada mamalia, organ reproduksi jantan terdiri atas sepasang testis, duktus deferens, vesikula seminalis, kelenjar prostat, uretra dan penis. Testis berjumlah sepasang, bentuknya bulat telur dan di bungkus oleh skrotum, skrotum berbentuk sebuah kantung. Epidedimis mengeluarkan material yang mampu mempertahankan kehidupan sperma selama penyimpanan di dalam testis. Testis dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa, tunika albugenia. Ukuran testis tergantung pada hewannya. Jika testis tidak turun ke skrotum disebut cryptorchydism yang unilateral atau bilateral. Cryptochid bilateral menyebabkan sterilitas. Lintasan antara rongga abdomen dan rongga skrotum disebut saluran inguinal (duktus inguinalis).

Gambar 5. Anatomi saluran reproduksi pada sapi jantan

Gambar 6. Anatomi saluran reproduksi pada babi jantan

Pada mamalia, testis terletak di luar tubuh, dan dihubungkan dengan tubulus spermatikus dan terletak di dalam skrotum. Ini sesuai dengan fakta bahwa proses spermatogenesis pada mamalia akan lebih efisien dengan suhu lebih rendah dari suhu tubuh (< 37C).

Penis adalah organ seksual jantan yang dibungkus oleh kulit yang disebut kalup (praeputium). Lapisan dalam kalup disuplai dengan kelenjar keringat yang mengeluarkan smegma. Uretra pada hewan jantan adalah tabung mukoid yang memanjang mulai dari vesica urinaria (kandung kemih) ke bagian depan penis. Pada Gambar 5 dan Gambar 6 Anda dapat melihat perbedaan anatomi pada saluran reproduksi sapi jantan dan saluran reproduksi babi jantan. Anatomi Organ Reproduksi Unggas Jantan Organ reproduksi unggas jantan dibagi dalam tiga bagian utama, yaitu sepasang testis, sepasang duktus deferens, dan kloaka (dapat dilihat pada Gambar 7).. 1. Testis Testis unggas jantan terletak di rongga badan dekat tulang belakang, melekat pada bagian dorsal dari rongga abdomen dan dibatasi oleh ligamentum mesorchium, berdekatan dengan aorta dan vena cava, atau di belakang paru-paru bagian depan dari ginjal. Meskipun dekat dengan rongga udara, temperatur testis selalu 41-43oC karena spermatogenesis (pembentukan sperma) akan terjadi pada temperatur tersebut (Insani, 2007a). Testis ayam berbentuk seperti biji buah buncis dengan warna putih krem. Testis terbungkus oleh dua lapisan tipis transparan, lapisan albuginea yang lunak. Bagian dalam dari testis terdiri atas tubuli seminiferi (85% 95% dari volume testis), yang merupakan tempat terjadinya spermatogenesis, dan jaringan intertitial yang terdiri atas sel glanduler (sel Leydig) tempat disekresikannya hormon steroid, androgen, dan testosteron. Besarnya testis tergantung pada umur, strain, musim, dan pakan. 2. Duktus Deferens Duktus deferens dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian atas yang merupakan muara sperma dari testis, serta bagian bawah yang merupakan perpanjangan dari saluran epididimis dan dinamakan duktus deferens. Duktus deferens ini akhirnya bermuara di kloaka pada daerah proktodeum yang berseberangan dengan urodium dan koprodeum. Di dalam duktus deferens, sperma mengalami pemasakan dan penyimpanan sebelum diejakulasikan. Pemasakan dan

penyimpanan sperma terjadi pada 65% bagian distal duktus deferens (Insani, 2007a). 3. Alat Kopulasi Alat kopulasi pada ayam berupa papila (penis) yang mengalami rudimenter, kecuali pada itik berbentuk spiral yang panjangnya 12-18 cm. Pada papila ini juga diproduksi cairan transparan yang bercampur dengan sperma saat terjadinya kopulasi. Mekanisme Spermatogenesis Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel sperma yang terjadi di epitelium (tubuli) seminiferi di bawah kontrol hormon gonadotropin dan hipofisis (pituitaria bagian depan). Tubuli seminiferi ini terdiri atas sel sertoli dan sel germinalis. Spermatogenesis terjadi dalam tiga fase, yaitu fase spermatogenial, fase meiosis, dan fase spermiogenesis yang membutuhkan waktu 13 14 hari.

Gambar 7. Anatomi saluran reproduksi pada ayam jantan

3.2 Kegiatan Belajar 2 ANATOMI ORGAN REPRODUKSI HEWAN BETINA 3.2.1 Uraian Anatomi Organ Reproduksi Mamalia Betina Organ reproduksi hewan betina terdiri atas organ-organ reproduksi primer dan sekunder. Organ reproduksi primer, yaitu ovaria, menghasilkan ova (sel telur) dan hormon-hormon kelamin betina. Organ-organ reproduksi sekunder atau saluran reproduksi terdiri atas tuba falopii (oviduct), uterus, serviks, vagina dan vulva. Fungsi organ reproduksi primer adalah menghasilkan sel-sel kelamin betina yang penting untuk membentuk suatu individu baru. Fungsi organ-organ reproduksi sekunder adalah menerima dan menyalurkan sel-sel kelamin jantan dan betina, memberi makan dan melahirkan individu baru. Kelenjar susu (glandulae mamaria) dapat dianggap sebagai suatu organ kelamin pelengkap, karena sangat erat berhubungan dengan proses-proses reproduksi dan esensial untuk pemberian makanan bagi individu yang baru lahir.

Gambar 8. Anatomi saluran reproduksi pada sapi betina

Gambar 9. Anatomi saluran reproduksi pada kuda betina

Gambar 10. Anatomi saluran reproduksi pada babi betina Ovarium Ovarium terdiri atas 2 buah, berbentuk oval dan terletak kira-kira di kranial dari arteri iliaca externa. Pada ovarium terdapat dua permukaan yaitu facies lateralis dan medialis. Margo mesovarium terdapat dengan alat penggantung yang disebut mesovarium, sedangkan tepi yang bebas adalah margo liber. Extremitas tubaria adalah bagian yang berhubungan dengan tuba falopii, sedangkan extremitas uterinae adalah ujung ovarium yang berhubungan dengan corpus uteri melalui ligamentum ovaricus proprius.

Tuba falopii Tuba falopii adalah saluran yang sifatnya fleksibel. Di dekat ovarium, tuba ini membesar seperti corong (infundibulum tubae), yang sisinya berumbai (fimbriae). Ujung tuba di dekat ovarium berhubungan langsung dengan ruang perut. Ujung posterior dari tuba berhubungan dengan cornua uteri melalui lubang kecil (ostium uterinum tubae). Uterus Uterus terdiri atas cornua, corpus dan cervix. berbentuk spiral. berbelok lagi ke caudodorsad. urinaria. Cornua dan corpus tergantung ke dinding perut dan panggul melalui ligamentum lata uteri (mesometrium). Mukosa dari cornua dan corpus membentuk penjuluran-penjuluran yang oval yaitu cotyledon (carunculae) uterinae. ini menjulur ke ruangan vagina sebagai portio vaginalis uteri. Vagina Vagina terletak caudal dari uterus. Di dinding ventral bermuara uretra. Di sebelah caudal dari permuaraan uretra ini terdapat saluran buntu yaitu diverticulum suburethrale. Saluran buntu ini perlu diperhatikan pada waktu memasukkan keteter ke vesica urinaria. Vulva Vulva terletak sebelah caudal dari vagina. Lubang keluar berbentuk celah vertikal disebut rima vulva. Rima ini dibatasi oleh dua bibir (labia vulva). Di dorsal, labia membentuk sudut yang tajam yang disebut commissura dorsalis dan commissura ventralis berbentuk tebal. Di dinding ventral terdapat klitoris yang berbentuk bulat. Cervix uteri merupakan bagian posterior dari uterus yang menyempit. Ke caudal, cervix Cornua uteri melingkar Mula-mula melengkung ke ventrocraniolaterad, kemudian Corpus uteri mempunyai bidang dorsal yang

berbatasan dengan rektum sedangkan bidang ventralnya berbatasan dengan vesica

Kelenjar Susu (Glandulae mamaria) Terdapat dua buah kelenjar susu yang terletak di regio inguinalis dengan bagian dorsal yang merapat ke dinding caudal abdomen. Tiap kelenjar terdiri atas corpus mamae (badan) dan papilla mamae (putting). trabeculae yang fibroelastis menjadi gelambir-gelambir. Corpus dibagi dalam Di dalm gelambir-

gelambir ini terdapat tubuli dan alveoli. Tiap gelambir mempunyai saluran yang menuju ke suatu ruangan, sinus lactiferus. Dari sinus ini berjalan ductus lactiferus di dalam putting menuju keluar. Di bagian paling caudodorsal dari tiap-tiap kelenjar terdapat lymphonodus supramammaria (inguinalis superficialis). Anatomi Organ Reproduksi Unggas Betina Ovarium adalah tempat sintesis hormon steroid seksual, gametogenesis, dan perkembangan serta pemasakan kuning telur (folikel). Oviduk adalah tempat menerima kuning telur masak, sekresi putih telur, dan pembentukan kerabang telur. Pada unggas umumnya dan pada ayam khususnya, hanya ovarium kiri yang berkembang dan berfungsi, sedangkan yang bagian kanan mengalami rudimenter. Ovarium pada unggas dinamakan juga folikel. Bentuk ovarium seperti buah anggur dan terletak pada rongga perut berdekatan dengan ginjal kiri dan bergantung pada ligamentum meso-ovarium. Besar ovarium pada saat ayam menetas 0,3g kemudian mencapai panjang 1,5cm pada ayam betina umur 12 minggu dan mempunyai berat 60g pada tiga minggu sebelum dewasa kelamin (Insani, 2007b). Ovarium terbagi dalam dua bagian, yaitu cortex pada bagian luar dan medulla pada bagian dalam. Cortex mengandung folikel dan pada folikel terdapat sel-sel telur. Jumlah sel telur dapat mencapai lebih dari 12.000 buah. Namun, sel telur yang mampu masak hanya beberapa buah saja (pada ayam dara dapat mencapai jutaan buah). Adapun urutan perjalanan terbentuknya sebutir telur pada saluran reproduksi ayam betina adalah sebagai berikut (Yuwanta, 2004): a. Infundibulum/papilon : panjang 9 cm fungsi untuk menangkap ovum yang masak. Bagian ini sangat tipis dan mensekresikan sumber protein yang mengelilingi membran vitelina. Kuning telur berada di bagian ini berkisar 15-30 menit.

Pembatasan antara infundibulum dan magnum dinamakan sarang spermatozoa sebelum terjadi pembuahan. b. Magnum : bagian yang terpanjang dari oviduk (33cm). Magnum tersusun dari glandula tubiler yang sangat sensibel. Sintesis dan sekresi putih telur terjadi disini. Mukosa dan magnum tersusun dari sel gobelet. Sel gobelet mensekresikan putih telur kental dan cair. Kuning telur berada di magnum untuk dibungkus dengan putih telur selama 3,5 jam. c. Isthmus: mensekresikan membran atau selaput telur. Panjang saluran isthmus adalah 10 cm dan telur berada di sini berkisar 1 jam 15 menit sampai 1,5 jam. Isthmus bagian depan yang berdekatan dengan magnum berwarna putih, sedangkan 4 cm terakhir dari isthmus mengandung banyak pembuluh darah sehingga memberikan warna merah. d. Uterus : disebut juga glandula kerabang telur, panjangnya 10 cm. Pada bagian ini terjadi dua fenomena, yaitu dehidrasi putih telur atau /plumping/ kemudian terbentuk kerabang (cangkang) telur. Warna kerabang telur yang terdiri atas sel phorphirin akan terbentuk di bagian ini pada akhir mineralisasi kerabang telur. Lama mineralisasi antara 20 21 jam. e. Vagina: bagian ini hampir tidak ada sekresi di dalam pembentukan telur, kecuali pembentukan kutikula. Telur melewati vagina dengan cepat, yaitu sekitar tiga menit, kemudian dikeluarkan (/oviposition/) dan 30 menit setelah peneluran akan kembali terjadi ovulasi. f. Kloaka: merupakan bagian paling ujung luar dari induk tempat dikeluarkannya telur. Total waktu untuk pembentukan sebutir telur adalah 25-26 jam. Ini salah satu penyebab mengapa ayam tidak mampu bertelur lebih dari satu butir/hari. Di samping itu, saluran reproduksi ayam betina bersifat tunggal. Artinya, hanya oviduk bagian kiri yang mampu berkembang. Padahal, ketika ada benda asing seperti /yolk/ (kuning telur) dan segumpal darah, ovulasi tidak dapat terjadi. Proses pengeluaran telur diatur oleh hormon oksitosin dari pituitaria bagian belakang.

Gambar 11. Anatomi saluran reproduksi pada ayam betina

5. Penutup Melalui Kegiatan Belajar 1 dan 2 ini Anda telah diperkenalkan pada organ reproduksi hewan jantan dan betina. Perbedaan-perbedaan anatomi saluran reproduksi pada beberapa jenis ternak juga telah diuraikan. Organ-organ pada saluran reproduksi hewan jantan menghasilkan sel-sel kelamin jantan atau spermatozoa yang hidup, aktif dan potensial, dan secara sempurna meletakkannya ke dalam saluran kelamin betina. Organ-organ pada saluran reproduksi hewan betina menghasilkan sel-sel kelamin betina yang penting untuk membentuk suatu individu baru, juga menyediakan lingkungan dimana individu tersebut terbentuk, diberi makan dan berkembang selama masa-masa permulaan hidupnya. 6. Tes Formatif

Soal tes formatif in terdiri atas 2 bagian, masing-masing bagian terdiri atas 5 soal. Bagian I adalah gambar anatomi organ reproduksi jantan, dan Bagian II adalah gambar organ reproduksi betina. Tentukan nama dari bagian yang telah ditentukan. I. Organ reproduksi hewan jantan

1. Nomor 1 pada gambar Bagian I adalah: a. Skrotum b. testis c. epididimis d. glans penis e praepitium 2. Nomor 2 pada gambar Bagian I adalah: a. Vasdeferens b. caput epididimis c. cauda epididimis d. skrotum e praepitium 3. Nomor 3 pada gambar Bagian I adalah: a. Skrotum

b. testis c. epididimis d. glans penis e praepitium 4. Nomor 4 pada gambar Bagian I adalah: a. Vasdeferens b. caput epididimis c. cauda epididimis d. skrotum e praepitium 5. Nomor 5 pada gambar Bagian I adalah: a. Vasdeferens b. caput epididimis c. cauda epididimis d. skrotum e praepitium II. Organ reproduksi hewan betina

6. Nomor 1 pada gambar Bagian II adalah: a. Vulva

b. vagina c. cervix d. ovarium e. tuba falopii 7. Nomor 2 pada gambar Bagian II adalah: a. Vulva b. vagina c. cervix d. ovarium e. tuba falopii 8. Nomor 3 pada gambar Bagian II adalah: a. uterus b. ovarium c. oviduct d. tuba falopii e. cervix 9. Nomor 4 pada gambar Bagian II adalah: a. uterus b. ovarium c. oviduct d. tuba falopii e. cervix 10. Nomor 5 pada gambar Bagian II adalah: a. uterus b. ovarium c. oviduct d. tuba falopii e. cervix

Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi dalam modul ini. Rumus: Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban Anda yang benar x 100% 10 Arti tingkat penguasaan yang Anda capai: 90% - 100% 80% - 89% 70% - 79% 69% = baik sekali = baik = cukup = kurang

Kalau Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan dengan modul berikutnya. Tetapi kalau kurang dari 80%, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1-4, terutama bagian yang belum Anda kuasai. Kunci Jawaban Tes Formatif 1. d 2. d 3. b 4. b 5. c 6. a 7. b 8. c 9. b 10. a

7. Daftar Pustaka

Insani, G.A. 2007a. Sistem reproduksi ayam betina. http://chickaholic. wordpress.com/2007/10/19/sistem-reproduksi-ayam-betina/ [23 Oktober 2007]. Insani, G.A. 2007b. Sistem reproduksi ayam jantan. http://chickaholic. wordpress.com/2007/10/23/sistem-reproduksi-ayam-jantan/ [23 Oktober 2007]. Soesetiadi, D. 1990. Penuntun Praktikum Anatomi Veteriner III. Kedokteran Hewan IPB. Bogor. Fakultas

Soleh, I.A. 2009. Sistem reproduksi hewan jantan. http://search.mywebsearch. com/GGmain.jhtml? id=ZKfox000&ptb=Ld8tVdFBSfzW.IS5NrkNYQ&psa=&ind=2010032419 Yuwanta, T. 2004. Dasar Ternak Unggas. Kanisius. Yogyakarta.

You might also like