Professional Documents
Culture Documents
Pengenalan alat-alat laboratorium disertai dengan pengarahan dan simulasi bagaimana penggunaan alat laboratorium dengan benar dan baik. Pengetahuan mengenai alat-alat laboratorium mikrobiologi sangat dibutuhkan agar tidak terjadi kesalahan cara penggunaan yang dapat mengaibatkan gagalnya suatu percobaan atau mengakibatkan kerusakan pada alat laboratorium (Anonim, 2008). Pada saat melakukan percobaan, praktikan diharuskan mengetahui peraturan dan tata tertib pada saat praktikum berlangsung, guna mencegah terjadinya kecelakaan praktek. Kecelakaan dalam laboratorium biasanya disebabkan oleh api, racun, pecahan alat gelas bahkan ledakan. Berbeda dengan laboratorium lainnya, laboratorium mikrobiologi yang pada dasarnya banyak berurusan dengan mikroba, mengharuskan kesterilan dari praktikan maupun alat dan bahan yang dipergunakan. Karena itu pada laboratorium mikrobiologi banyak terdapat peraturan dan tata tertib yang memerlukan perhatian mendetail. Sebelum memulai praktikum, praktikan sebaiknya dapat mengenal terlebih dahulu peralatan yang akan dipergunakan beserta fungsinya. Agar dalam praktikum, peralatan dapat dipergunakan dengan sebagaimana fungsinya sehingga dapat meminimalisir terjadinya kesalahan (Anonim, 2010)..
1.2.
Tujan praktikum. Untuk mengetahui dan mengenal alat- alat yang digunakan dalam laboratorium mikrobiologi.
Untuk mengetahui teknik persiapan serta penggunaan alat- alat tersebut dengan baik.
Untuk mengetahui fungsi dan prinsip kerja alat- alat laboratorium mikrobiologi.
2.1.Peralatan Praktikum Mikrobiologi Adapun alatalat praktikum mikrobiologi yang sering digunakan pada saat praktikum pengenalan peralatan berdasarkan fungsi maupun prinsip kerjanya diantaranya adalah :
A. Mikroskop
Gambar 1. Mikroskop
KomponenKomponen Mikroskop:
1. Lensa Objektif
Lensa yang terletak didekat objek.Biasanya mempunyai perbesaran 4,10,40 dan 100 kali. 2. Lensa Okuler
3. Cermin Terdiri dari: Cermin datar dan Cermin cekung. Cermin berguna untuk menangkap cahaya dan memantulkan cahaya ke kondensor. 4. Diafragma Untuk mengatur besar kecilnya lubang yang dilalui cahaya yang akan diterima oleh lensa. 5. Kondensor Untuk mengatur intensitas cahaya dari sumber cahaya menuju ke lensa Pengaturan dilakukan dengan menaik-turunkan kondensor 6. Meja Objek (Stage) Tempat meletakkan objek 7. Makrometer Pengatur kasar naik turunnya stage 8. Mikrometer Pengatur halus naik turunnya stage 9. Revolver Pengatur penggunaan Lensa Objektif B. Colony counter
ini
berguna
Jumlah koloni pada cawan Petri dapat ditandai dan dihitung otomatis yang dapat di-reset. Selain itu terdapat colony counter berbentuk seperti pulpen dengan ujung pulpen dilengkapi dengan sensor sehingga penekanan terhadap perhitungan koloni selain menandai koloni dengan tinta sekaligus juga menghitung otomatis setiap penekanan pada cawan.
C. Inkubator
Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang terkontrol (umumnya diatas suhu ambient). Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu, dan pengatur waktu. Kisaran
suhu untuk inkubator misalnya adalah 10 70 C .
Gambar 3. Inkubator
Semakin kecil ukuran inkubator maka semakin rentan pula perubahan suhunya saat pintu inkubator dibuka.Perlu dipertimbangkan pula keseragaman suhu yang ada didalam dengan memperhatikan pola penempatan elemen pemanas
5
Hot plate stirrer dan Stirrer bar (magnetic stirrer) berfungsi untuk menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan. Pelat (plate) yang terdapat dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat
Gambar 4. Hot Plate Stirrer
proses homogenisasi.
Hot plate stirrer dan Stirrer bar (magnetic stirrer) berfungsi untuk menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan. Pengadukan dengan bantuan batang magnet Hot plate dan magnetic stirrer seri SBS-100 dari SBS misalnya mampu menghomogenkan sampai 10 L, dengan kecepatan sangat lambat sampai 1600 rpm dan dapat dipanaskan sampai 425oC.
E. Electric Shaker
Electric shaker dalam mikrobiologi digunakan untuk membantu dalam pengadukan larutan supaya homogen dan mudah untuk dianalisa. Digunakan sebagai alat untuk mempermudah pengocokan, sehingga larutan dapat laru dengan sempurna.
Gambar 5. Electric Shaker
F. Lemari Pendingin
Lemari pendingin digunakan sebagai tempat penyimpan biakan atau kultur. Freezer dan
6
mikrobiologi refrigerator dan freezer sangat penting diperlukan untuk menyimpan sampel yang dianalisa serta media-media yang mudah menuap dan media yang tidak tahan terhadap panas.
Gambar 6. Lemari Pendingin
G. Oven
Oven berfungsi sebagai alat sterilisasi dengan prinsip panas kering. Umumnya alat-alat yang disterilisasi dengan oven adalah alat gelas seperti cawan atau pipet ukur.
Gambar 7. Oven
Sterilisasi dapat dilakukan pada suhu 60-180o C selama sampai 3 jam.Untuk sterilisasi menggunakan panas kering. Dapat diatur suhu nya sesuai yang diinginkan.
H. Autoclave
Gambar 8. Autoclave
Timbangan Analitik
Timbangan analitik adalah alat untuk mengetahui berat / massa suatu bahan. Di dalam lab mikrobiologi umumnya dipakai untuk menimbang media pertumbuhan, menimbang sampel, dll. Timbangan digital saat ini dilengkapi dengan penara kembali (tare), pengubah satuan, ketelitian yang tinggi, dan fitur lainnya. AOAC (2000) menyebutkan bahwa timbangan analitik standar untuk mikrobiologi harus memiliki ketelitian 0,1 g dengan kapasitas 2000 g. 2.2 Peralatan inkubasi dalam mikrobiologi Peralatan inkubasi dalam praktikum mikrobiologi berfungsi sebagai alat yang dapat memudahkan proses inokulasi, isolasi maupun transfer mikroba. Diantaranya sebagai berikut :
J.
Ose Jarum inokulum berfungsi untuk memindahkan biakan untuk ditanam/ditumbuhkan ke media baru. Jarum inokulum biasanya terbuat dari kawat nichrome atau
8
loop / transfer loop, dan yang berbentuk lurus disebut inoculating needle / transfer needle. Inoculating loop cocok untuk melakukan streak di permukaan agar, sedangkan inoculating needle digunakan untuk inokulasi secara tusukan pada agar tegak (stab inoculating). Terdapat juga jarum inokulum berbentuk L yang sangat bermanfaat saat membelah agar untuk preprasi Heinrichs Slide Culture.
K. Bunsen
Bunsen adalah alat bantu aseptisasi ruang kerja dan sterilisasi jarum Ose untuk inokulasi, isolasi dan transfer mikroba.
L. Tabung Reaksi
Di dalam mikrobiologi, tabung reaksi digunakan sebagai tempat media pertumbuhan atau penampungan cairan lainnya seperti pelarut dalam pengenceran. Tabung reaksi dipilih karena bentuknya yang vertikal (bandingkan dengan cawan petri) sehingga mempermudah penanganan dan menghemat tempat penyimpanan. Tabung reaksi dapat diisi media padat maupun cair. Media padat
9
Cawan petri berfungsi untuk membiakkan (kultivasi) mikroorganisme. Medium dapat dituang ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup. Cawan petri tersedia dalam berbagai macam ukuran, diameter cawan yang biasa berdiameter 15 cm dapat menampung media sebanyak 15-20 ml sedangkan cawan berdiameter 9 cm kira-kira cukup diisi media sebanyak 10 ml.
N. Pipet Tetes
Pipet tetes berdiameter 6-7 mm ini berfungsi untuk memindahkan sejumlah kecil cairan dengan menghisapnya memakai gelembung karet elastis yang dapat ditekan.
..... 14. Pipet Tetes
Pipet ukur merupakan alat untuk memindahkan larutan dengan volume yang diketahui. Tersedia
10
Cara penggunaanya adalah cairan disedot dengan pipet ukur dengan bantuan filler sampai dengan volume yang diingini. Volume yang dipindahkan dikeluarkan menikuti skala yang tersedia (dilihat bahwa skala harus tepat sejajar dengan mensikus cekung cairan) dengan cara menyamakan tekanan filler dengan udara sekitar.
P. Balon Pipet
Filler adalah alat untuk menyedot larutan yang dapat dipasang pada pangkal pipet ukur. Karet sebagai bahan filler merupakan karet yang resisten bahan kimia. Filler memiliki 3
Gambar 16. Balon Pipet
Katup yang bersimbol A (aspirate) berguna untuk mengeluarkan udara dari gelembung. S (suction) merupakan katup yang jika ditekan maka cairan dari ujung pipet akan tersedot ke atas. Kemudian katup E (exhaust) berfungsi untuk mengeluarkan cairan dari pipet ukur.
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM 3.1. Waktu dan tempat. Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 15 September 2011 jam 10.00 11.30 WIB WIB di Laboratorium Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan FPIK Universitas Padjadjaran, Jatinangor. 3.2. Alat dan Bahan. Peralatan
1. Mikroskop 2. Colony counter
11
7. Oven, Autoklaf
8. Timbangan Analitik 9. Ose 10. Lampu spirtus 11. Tabung reaksi
14. Pipet ukur 15. Balon pipet Bahan Pada percobaan ini tidak ada bahan yang digunakan. 3.3. Prosedur kerja. 1. Diberi penjelasan mengenai alat-alat praktikum dan mencatat hal penting yang disampaikan oleh asisten. 2. Membuat laporan sementara mengenai prinsip kerja dan prosedur penggunaan alat-alat praktikum tersebut.
12
13
Medium yang dimasukan ke dalam cawan petri dan dibungkus kertas masukan ke dalam inkubator selama 24 jam dengan suhu konstan sesuai dengan yang diinginkan.
14
5.
Elektrik shaker
untuk mengigantasi/mengho mogenkan medium dan mikroba dengan tujuan memberikan oksigen yang cukup untuk pertumbuhan mikroba dan agar pertumbuhan mikroba merata.
Mikroba yang telah di campurkan ke dalam media kemudian di letakkan di atas elektrik shaker.
Nyalakan elektrik shaker agar medium dan mikroba tercampur dengan rata
6.
Lemari es
Tempat yang digunakan untuk menyimpan media yang telah selesai di biakan. Suhu lemari es rata-rata 5-1 c. agar proses perkembangbiakan mikroba berhenti dan tahan lama
Masukan tabung reaksi atau cawan petri yang telah berisi media yang di tempati oleh mikroba yang telah berkembang biak ke dalam lemari es.
Oven
Sterilisasi udara kering dengan membebaskan alat- alat gelas yang tahan segala kehidupan panas dari macam (mikroba)
Cuci bersih alat-alat gelas yang akan di sterilisasi Lap alat hingga kering Bungkus dengan kertas coklat hingga tidah ada celah yang masuk. Masukan alat kedalam oven secara teratur. Nyalakan oven dengan suhu tertentu kemudian biarkan dalam waktu tertentu Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoklaf. Jika air kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah
tanpa kelembaban. 8. Autoklaf Autoclave adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat
15
Nyalakan autoklaf, diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu 121oC. Tunggu samapai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen autoklaf dan terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian klep pengaman ditutup (dikencangkan) dan tunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 15 dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm.
Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam kompartemen turun hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan (jarum pada preisure gauge menunjuk ke angka nol). Kemudian klep-klep pengaman dibuka dan keluarkan isi autoklaf dengan hati-hati. Menyalakan timbangan analitik Menyimpan alas di atas timbangan Mereset timbangan analitik meletakan objek yang akan ditimbang di atas timbanagan menghitung dan catat hasilnya
9.
Timbangan Analitik
timbangan digital yang fungsinya untuk menimbang berat sampel dan berat media. Dengan keakuratan 0.001 gram
10.
Ose
Jarum inokulum berfungsi untuk memindahkan biakan untuk ditanam/ditumbuhkan ke media baru
Nyalakan spirtus Pindahkan mikroba yang ada di media lama kemedia baru dengan ujung jarum ose diatas api spirtus agar tidak terkontaminasi dengan lingkungan
Ose ada dua macam yang ujungnya berbentuk lingkaran/ inoculating loop dan yang berbentuk lurus / inoculating needle.Ose berbentuk lingkaran membawa lebih banyak mikroba daripada yang ujungnya lurus
11.
Bunsen
Nyalakan korek api, dekatkan api ke sumbu pada lampu spirtus Lakukan pengerjaan secara aseptik Setelah selesai di gunakan , matikan api dengan
16
12.
Tabung reaksi
tempat atau wadah media biakan mikroba. Tabung reaksi dapat di isi media padat dan media cair.
sebelum di gunakan tabung reaksi dicuci bersih dahulu lalu di sterilkan dengan menggunakan oven ataupun autoclave. Setelah steril tabung reaksi tersebut dapat digunakan sebagai tempat atau wadah biakan mikroba.
13.
Cawan Petri
Cawan Petri atau telepa Petri adalah sebuah wadah yang bentuknya bundar dan terbuat dari plastik atau kaca yang digunakan untuk membiakkan sel . Media dapat di tuangkan ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagi penutup
Membersihkan cawan petri Lap smpai kering Bungkus alat menggunakan kertas lalu diikat Sterilisasi alat menggunakan oven atau autocalve Alat siap digunakan
14.
Pipet tetes
Membantu memindahkan cairan dari wadah yang satu dengan yang lain dalam jumlah sangat kecil(tetes demi tetes)
Mula-mula bilas gelas kimia atau tabung reaksi dengan larutan dengan larutan dari labu takar. tuangkan larutan ke dalam gelas kimia atau tabung reaksi, untuk membilas pipet. Pipet 3 sampai 5 ml larutan
pegang pipet pada arah horizontal, lalu pipet diputar-putar sehingga semua bagian dalam pipet dibasahi larutan. Pegang pipet dengan ibu jari dan jari tengah. Gunakan jari telunjuk untuk menekan ujung atas pipet, tidak terlampau kuat tetapi seringan mungkin, cukup menjaga agar larutan tidak keluar. Sebelum ujung pipet dicelupkan kedalam larutan, tetesan cairan yang terdapat di ujung pipet ditiup keluar, atau tetesan cairan ini diusap dengan kertas saring.
17
cairan disedot dengan pipet ukur dengan bantuan filler sampai dengan volume yang diinginkan. Volume yang dipindahkan dikeluarkan mengikuti skala yang tersedia (dilihat bahwa skala harus tepat sejajar dengan mensikus cekung cairan) dengan cara menyamakan tekanan filler dengan udara sekitar. Masukan pipet ukur kedalam balon pipet Hisap cairan yang akan di pindahkan dengan menekan balon hingga kempis Atur skala yang diinginkan Pindahkan cairan yang ada di pipet ukur ke tempat lain dengan menekan tombol keuaran pada balon
16.
Balon Pipet
Filler ( balon pipet) adalah alat untuk menyedot larutan yang dapat dipasang pada pangkal pipet ukur. Karet sebagai bahan filler merupakan karet yang resisten bahan kimia. Filler memiliki 3 saluran yang masingmasing saluran memiliki katup
17.
Dry stirrer
Dry stirrer memiliki fungsi yang sama dengan hot plate stirrer , hanya saja dry stirrer di gunakan untuk menghomogenkan larutan yang berwadah tabung reaksi.
Letakan larutan yang berwadah tabung reaksi kedalam dry stirrer. Nyalakan alat. Atur waktu serta koecepatan putaran sesuai kebutuhan. Matikan alat jika larutan telah homogen.
18
jenis alatnya,bisa saja nantinya akan mempengaruhi nilai takaran dan keakuratannya,juga mempengaruhi kinerja alat itu sendiri. Adapun contoh alat yang perlu perlakuan penanganan sterilisasi khusus diataranya seperti spektrofotometer, autoklaf, laminar air flow, neraca analitik, coloni counter, shaker, spektrofotometer, waterbath, oven, sentrifuge, dan destilasi air.
4.3 Pendalaman
a. Menurut Saudara, proses sterilisasi apa yang paling tepat untuk melakukan sterilisasi media kultur ? Menurut saya proses sterilisasi yang tepat untuk melakukan sterilisasi media kultur adalah dengan menggunakan oven sebagai alat yang mensterilkan berbagai alat media kultur pada praktikum mikrobiologi artinya proses sterilisasi yang kering yang saya pilih, karena bila menggunakan proses sterilisasi yang basah yaitu menggunakan autoklaf sebagai alatnya. Bisa menutup kemungkinan menggunakan proses sterilisasi dengan proses yang basah akan memicu adanya mikroba karena mensterilkannya dengan menggunakan air, sedangkan bila menggunakan
19
20
21
DAFTAR PUSTAKA
22