You are on page 1of 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Di Indonesia banyak dijumpai jalan untuk kendaraan bermotor yang bergelombang atau tidak bergelombang. Hal itu disebabkan oleh beda tinggi yang tidak rata yang mengakibatkan jalan tersebut tidak sempurna. Dalam ilmu keprofesian di Teknik Sipil kita akan membahas tentang ilmu Ukur Tanah dimana kita dapat mengetahui letak kemiringan atau kedataran suatu tanah tersebut. Memang tidak menutup kemungkinan faktor eksternal yang menyebabkan tanah atau jalanan tidak rata salah satunya ialah tanah atau jalan tersebut sering dilalui oleh truk-truk besar. Truk besar yang membawa muatan tersebut secara tidak langsung akan memberikan beban kepada tanah yang tidak direspon balik oleh beda tinggi tersebut yang menyebabkan tidak ratanya tanah dan bisa juga bergelombang. Dalam pelajaran ilmu ukur tanah ini kita akan membahas tentang kedataran tanah dan kemiringannya dan juga mengerti gambar dari beda tinggi tersebut. Dari berbagai masalah yang ada kita dapat memahami dan belajar tentang beda tinggi dalam ilmu ukur tanah ini. 1.2 Rumusan Masalah a. Bagaimana cara untuk mengetahui letak kedataran suatu tanah. b. Bagaimana cara menggunakan alat praktek ilmu ukur tanah memanjang dan melintang. c. Apa fungsi dari alat praktikum yang digunakan untuk praktikum memanjang dan melintang 1.3 Tujuan Praktikum a. Mahasiswa dapat mengetahui letak kedataran tanah dan kemiringannya. b. Mahasiswa bisa mengukur tanah menggunakan alat praktek. c. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari alat praktek tersebut.

1.4 Manfaat Paraktikum Materi Ilmu Ukur Tanah sangat bermanfaat untuk mengetahui letak kedataran dan kemiringan tanah. Karena tanah merupakan dasar tempat untuk terbuatnya jalan raya. Jika kita tidak mengetahui kedataran tanah maka jalan yang akan kita buat tidak sesuai dengan yang diinginkan. Selain dapat mengetahui letak dasar tanah kita juga menggunakan alat ukur tanah, seperti contoh : waterpass, tripod, baak ukur dsb. Dari praktikum tersebut kita bisa menentukan letak kedataran dan kemiringan suatu tanah. 1.5 Lokasi Pengukuran

Gambar 1.1. Lokasi praktikum

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengukuran waterpass ini dimaksudkan untuk menentukan tinggi suatu titik dengan cara melakukan pengukuran beda tinggi antara dua titik, sehingga satu diantara dua titik tersebut harus diketahui tingginya. Untuk mendapatkan beda tinggi antara dua titik A dan B dapat dilakukan dengan cara menempatkan rambu ukur atau bak ukur di atas titik A dan B, sehingga dengan pertolongan garis bidik suatu waterpass akan diperoleh bacaan rambu di titik A dan B yang masing-masing a dan b. Waterpass juga bisa digunakan untuk mengukur jarak dengan cara mengetahui Benang atas rambu ukur dikurangi Benang bawah rambu ukur yang kemudian dari hasil pengurangan tersebut dikalikan 100.

2.1. Pngukuran waterpass dengan metode memanjang

Gambar 2.1. Pengukuran waterpass cara memanjang Dalam pengukuran waterpass memanjang kita dapat mengetahui kebenarannya nilai benang tengah dengan cara : Benang tengah = Benang atas + Benang bawah 2 Dan dalam mencari jarak dapat menggunakan rumus : Jarak = (Benang atas Benang bawah) x 100

Beda tinggi yang dicari bisa didapatkan dengan cara : Beda tinggi = Benang tengah belakang Benang tengah muka
4

Lalu untuk rata-rata beda tinggi dapat diperoleh dengan : Rata-rata beda tinggi = Beda Tinggi pergi + Beda Tinggi pulang 2 Dalam menentukan rata-rata beda tinggi tanda minus (-) dimutlakkan, lalu pada hasilnya tanda akan mengikuti beda tinggi pergi. Misal pada beda tinggi untuk pergi, menunjukkan plus (+), maka hasil dari rata-rata beda tinggi akan mengikuti (+) juga. Dalam menentukan elevasi, pertama-tama harus mengetahui elevasi awal yang biasanya sudah ditentukan dari awal, lalu elevasi awal tersebut ditambahkan dengan rata-rata beda tingginya jika (+), dan jika (-) akan dikurangi dengan beda tingginya. Lalu hasil dari elevasi awal dengan patok awal tersebut didapat, hasil tersebut ditambahkan atau dikurangi dengan patok selanjutnya. Begitu pula seterusnya. 2.2. Pengukuran Waterpass dengan metode Melintang

Dalam mencari benang tengah dan jarak dalam waterpass melintang, cara yang dilakukan sama dengan waterpass memanjang, yaitu : Benang tengah Jarak = Benang atas + Benang bawah 2 = (Benang atas Benang bawah)x 100\

jika mencari beda tinggi, hal pertama yang perlu diketahui adalah tinggi pesawat, yaitu jarak dari waterpass sampai kepatok. Sehingga dapat diperoleh rumus : Beda tinggi = Tinggi pesawat Benang tengah

untuk masing-masing titik.Dan untuk mencari elevasi, dapat dicari dari elevasi masing-masing titik pada tabel data waterpass memanjang. Lalu ditambahkan atau dikurangi dengan beda tingginya sesuai dengan tanda pada beda tingginya. Jika beda tinggi (+), maka ditambahkan, dan jika beda tinggi (-), maka dikurangkan.

BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Peralatan yang diperlukan

FUNGSI ALAT-ALAT PRAKTEK ILMU UKUR TANAH 1. WATERPAS Fungsi : Berfungsi sebagai mengukur beda tinggi antar titik maupun object existing.

Gambar 3.1 waterpas

2. STATIF / TRIPOT Fungsi : Berfungsi sebagai kaki dari alat waterpas.

Gambar 3.2. STATIF / TRIPOT

3. BAK UKUR Fungsi : Target bacaan dari alat Thedolite manual atau waterpass yang dibaca benang atas, benang tengah, dan benang bawah

Gambar 3.3. BAK UKUR

4. ROL METER Fungsi : Sebagai alat pengukur objek.

Gambar 3.4. ROL METER

5. PAYUNG Fungsi : Sebagai pelindung dari panas matahari bagi pengukur dan menghalangi cahaya matahari sampai ke optik waterpas.

Gambar 3.5. PAYUNG

6. BUKU UKUR Fungsi : Untuk mencatat semua hasil pengukuran yang telah diambil dari praktek Ukur Tanah

Gambar3.6. BUKU UKUR

7. ALAT TULIS Fungsi : Sebagai alat untuk menulis semua hasil praktek Ukur tanah

Gambar 3.7. ALAT TULIS

4.2. Langkah kerja - Pengukuran waterpass memanjang pergi-pulang Pemasangan patok dan pengukuran : a. Tempatkan waterpass diatas patok A. b. Lalu sentering, bahwa alat tepat diatas patok A. c. Gelembung nivo ketengahkan. d. Ukur tinggi alat diatas patok. e. Bidik bak ukur pada titik dari titik akhir kelompok sebelumnya dan titik 1. f. Baca benang atas, benang tengah, dan benang bawah. g. Hitung jarak dari alat ke bak ukur. h. Lakukan hal yang sama (e, f, g) pada setiap titik. i. Ini pada patok A, untuk pengukuran pada patok B, maka alat bisa dipindahkan pada patok B. j. Untuk patok-patok elanjutnya bisa dilakukan seperti urut-urutan diatas.
10

Gambar 3.8. Pengukuran waterpass cara memanjang - Pengukuran waterpass melintang Pemasangan patok dan pengukuran : a. Tempatkan alat pada titik 1. b. Lakukan sentering. c. Atur nivo supaya berada tepat ditengah. d. Ukur tinggi alat diatas titik. e. Bidik bak ukur diatas titik a1. f. Baca benang atas, benang tengah, dan benang bawahnya. g. Hitung jarak optis dari alat ke bak ukur. h. Lakukan hal yang sama (e, f, g) pada titik b, c, d, e, dan seterusnya. i. Demikian juga pada titik 2 dan seterusnya, lakukan seperti langkah-langkah sebelumnya.

Gambar 3.9. Pengukuran waterpass cara melintang


11

BAB IV ANALISA DATA

4.1 Menghitung hasil pengukuran waterpass memanjang


Waterpass memanjang, bacaan pergi

12

Waterpas memanjang, bacaan pulang

13

Dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan, dapat kita ketahui kebenaran pengukuran Waterpass. Sebagai contoh, perhatikan pada tabel Memanjang bacaan Pergi Cek kebenaran benang tengah Patok A pada titik (0) menunjukkan bahwa benang atas = 1,410 benang bawah = 1,312 benang tengah = 1,361 dengan rumus , maka hasilnnya adalah 1,361 berarti pengukuran sudah benar. Menghitung Jarak Untuk mengetahui jarak dari patok (A) ke (0) dengan cara , maka (1,410 1,312) 100 = 9,8 meter ,

jadi jaraknya adalah 9,8 meter Menghitung beda tinggi Untuk mengetahui beda tinggi antara (0) dengan (1) pada patok (A) dengan rumus benang tengah belakang benang tengah muka, artinya Benang tengah titik (0) benang tengah titik (1) , maka 1,361 1,320 = 0,041 jadi beda tingginya adalah 0,041. Pada penghitungan memanjang pulang juga menggunakan rumus yang sama. Menghitung beda tinggi rata-rata Untuk mengetahui beda tinggi rata-rata pada patok (A) dilakukan dengan cara berikut , jadi
14

= 0,042 , maka beda tinggi rata-ratanya adalah 0,042. Menghitung Elevasi Untuk mencari elevasi setiap titik dilakukan dengan cara menjumlahkan elevasi titik yang telah ditentukan dengan rata-rata beda tinggi patok. Misalnya pada titik (1), Elevasi titik (0) menunjukkan 5,9 Rata-rata beda tinggi patok (A) menunjukkan 0,042 , maka elevasi titik (1) adalah Elevasi titik (1) = Elevasi titik (0) + rata-rata beda tinggi patok (A) = 5,9 + 0,042 Jadi elevasinya adalah 5,942

Semua metode perhitungan tersebut terus dilakukan pada titik-titik yang lain.

15

4.2

Menghitung hasil pengukuran waterpass melintang


DI UKUR OLEH : KELOMPOK 7 ALAT UKUR : WATERPASS NO. SERI : PERMUKAAN AIR TING GI ELEVA SI

TITIK A JENIS PENGUKURAN : WATERPASS MELINTANG / CROSS LOKASI : JALAN MANYAR

TANGGAL : 8 NOPEMBER 2010 T. ALAT PEMBACAAN BAAK UKUR JARA TING BELAKANG MUKA KD GI (m) ATAS ATAS YANG TENG TENG DI BAWA BAWA AH AH BIDIK H H 1105 a1 1039 13,2 973 1103 b1 1046 11,4 989 1112 c1 1056 11,2 1000 1079 d1 1052 5,4 1025 TITIK A 1050 i2 h2 g2 f2 e2 d2 c2 b2 a2 1053 1043 1044 2140 2935 2142 1045 1058 1055 1053 1033 1055 1033 2152 2128 2960 2910 2179 2105 1083 1007 1098 1018 1106 1004 0,6 2 2,2 2,4 5 7,4 7,6 8 10,2

BEDA TING GI

ELEVA SI

0,011 0,004 0,006 0,002

5,953 5 5,946 5 5,936 5 5,940 4 5,942 5

0,003 0,007 0,006 -1,09 1,885 1,092 0,005 0,008 0,005

5,939 5 5,949 5 5,948 5 4,852 5 4,057 5 4,850 5 5,947 5 5,934 5 5,937 5

16

Dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan, dapat kita ketahui kebenaran pengukuran Waterpass memanjang. Sebagai contoh, perhatikan pada tabel Memanjang Cek kebenaran benang tengah Titik A pada (a1) menunjukkan bahwa benang atas = 1105 benang bawah = 973 benang tengah = 1039 dengan rumus , maka hasilnnya adalah 1039 berarti pengukuran sudah benar. Menghitung Jarak Untuk mengetahui jarak dari titik (A) ke (a1) dengan cara , maka (1105 973) 100 = 13,2 meter , jadi jaraknya adalah 13,2 meter.

Menghitung beda tinggi Untuk mengetahui beda tinggi antara titik (A) dan (a1) dengan rumus Tinggi alat benang tengah muka, artinya tinggi alat di titik (A) benang tengah titik (a1) , maka 1050 1039 = 0,011 jadi beda tingginya adalah 0,011. Menghitung Elevasi Untuk mengetahui elevasi di titik (A) dengan cara berikut Elevasi titik + beda tinggi yang dibidik, berarti Elevasi titik (A) + Beda tinggi titik(A) dengan(a1) 5,9425 + 0,011 = 5,9535, jadi elevasinya diketahui sebesar 5,9535.

Semua metode perhitungan tersebut terus dilakukan pada titik-titik yang lain.
17

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Dengan adanya Ilmu Ukur Tanah 1 Mahasiswa diharapkan mampu menggunakan alat ukur survey waterpass dan Theodolith serta bisa menghitung dan menggambar hasil survey waterpass melintang. Dan untuk bisa digunakan dalam hal pekerjaan nyata. Serta dapat mahir menggunakan waterpass, membuat kerangka peta dan membuat survey dengan rumusan. Melaksanakan pengukuran penampang memanjang dan melintang/saluran serta menggambar hasil pengukuran. Hasil bacaan memanjang

: : + 5,9 : + 5,9425 : + 5,9535 : + 5,974 : + 6,0105 : + 6,038 : + 6,082 :

Elevasi di titik 0 Elevasi di titik 1 Elevasi di titik 2 Elevasi di titik 3 Elevasi di titik 4 Elevasi di titik 5 Elevasi di titik 6

Hasil bacaan melintang

Elevasi di titik 1 (a1) : + 5,9535 Elevasi di titik 1 (b1) : + 5,9465 Elevasi di titik 1 (c1) : + 5,9365 Elevasi di titik 1 (d1) : + 5,9404 Elevasi di titik 1 (i2) : + 5,9395

18

Elevasi di titik 1 (h2) : + 5, 9495 Elevasi di titik 1 (g2) : + 5, 9485 Elevasi di titik 1 (f2) : + 4, 8525 Elevasi di titik 1 (e2) : + 4, 0575 Elevasi di titik 1 (d2) : + 4, 8505 Elevasi di titik 1 (c2) : + 5, 9475 Elevasi di titik 1 (b2) : + 5, 9345 Elevasi di titik 1 (a2) : + 5, 9375

Untuk Elevasi di titik 2, 3, 4, 5, 6 sesuai pada lampiran di pengukuran waterpass dengan cara melintang. Untuk mencari perhitungan lebar jalan dapat dicari menggunakan rumus c1 + i2 Jadi,

hasil perhitungan lebar jalan di titik 1 = 11,8 hasil perhitungan lebar jalan di titik 2 = 11,2 hasil perhitungan lebar jalan di titik 3 = 11,0 hasil perhitungan lebar jalan di titik 4 = 11,2 hasil perhitungan lebar jalan di titik 5 = 11,2 hasil perhitungan lebar jalan di titik 6 = 12,0

19

Untuk mencari perhitungan lebar sungai dapat dicari menggunakan rumus c2 - g2 jadi, hasil perhitungan lebar sungai di titik 1 = 5,4 hasil perhitungan lebar sungai di titik 2 = 5,8 hasil perhitungan lebar sungai di titik 3 = 5,4 hasil perhitungan lebar sungai di titik 4 = 5,4 hasil perhitungan lebar sungai di titik 5 = 5,2 hasil perhitungan lebar sungai di titik 6 = 5,2

5.2 Saran

Pastikan alat-alat seperti Waterpass, bak ukur, meteran, dan peralatan lainnya sudah diperiksa serta layak pakai untuk kelancaran pengukuran.

Lakukan tahapan-tahapan sesuai instruksi yang benar. Lakukan pengukuran dengan teliti untuk menghindari kesalahan.

Gunakan waktu secara efektif Jaga keselamatan dan kondisi tubuh masing-masing individu. Jagalah peralatan agar tetap dalam kondisi baik.

Saling berkoordinasi antar anggota kelompok untuk saling bekerjasama dalam pelaksanaan pengukuran.

20

You might also like