You are on page 1of 5

Laporan Kimia Analitik KI-3121

ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN

Nama NIM Kelompok

: Kartika Trianita : 10510007 :1

Tanggal Percobaan : 21 September 2012 Tanggal Laporan Asisten : 28 September 2012 : Ocky (105091004)

Laboratorium Kimia Analitik Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung 2012

Abstrak
Kumarin yang saat ini merupakan kelompok yang penting dari senyawa organik digunakan sebagai zat aditif untuk makanan dan kosmetik, bahan pencerah optik, pewarna fluorescent, dan laser. Derivatif dari kumarin biasanya digunakan sebagai metabolit sekunder yang ada dalam biji, akar, dan daun dari spesi tanaman. Fungsinya yaitu untuk regulator pertumbuhan, fungistat, dan bakteriostat. Oleh karena itu penting untuk mensintesis kumarin dan turunannya dengan cara yang sederhana dan efektif. Kumarin dapat disintesis dari banyak metode, salah satunya adalah kondensasi knoevenagel. Pada percobaan ini, kumarin disintesis dengan mereaksikan salisilaldehid, etil asetoasetat, dan piridin. Produk berupa kristal yang diperoleh memiliki massa 10,04 gram dengan rendemen 278,89% dan titik lelehnya 108-114oC dengan galat 8,0645%. Selain itu juga dilakukan pengukuran spektrum IR dan UV-Vis. Senyawa yang diperoleh merupakan senyawa turunan kumarin dilihat dari adanya puncak pada daerah panjang gelombang untuk gugus aromatik yang terdapat pada struktur kumarin. Kata kunci: Kumarin, kondensasi knovenagel, spektrum IR, UV-Vis

Abstract
Coumarins are nowadays an important group of organic compounds that are used as additives to food and cosmetics, optical brightening agents, dispersed fluorescent, and laser dyes. The derivatives of coumarin usually occur as secondary metabolites present in seeds, root, and leaves of many plant species. Their function are used to plant growth regulators, fungistats and bacteriostats. It is therefore of utmost importance that the synthesis of coumarin and its derivatives should be achieved by a simple and effective method. Coumarins can be synthesised by many methods, the one of such methods is the knoevenagel condensation. In this experiment, coumarin synthesised by reacting salicylaldehyde, ethyl acetoacetate, and pyridine. Product obtainedin the form of crystal has a mass of 10,04 grams with 278,89% %yield and melting point of 108114oC with an error 8,0645%. It also carried out measurements of IR spectra and UV-Vis. The compound obtained is a coumarin derivative compound of the peaks seen in the wavelength region for the aromatic group present in the structure of the coumarin. Keyword: Coumarin, knoevenagel condensation, IR spectra, UV-Vis

1. PENDAHULUAN
Nama kumarin berasal dari bahasa Karibia Coumarou yang berarti pohon tonka (Coumarouna adorata Abl), yaitu tumbuhan pertama yang diketahui mengandung kumarin. Barulah pada tahun 1868, kumarin dikenal dengan rumus C9H6O2. Senyawa yang mengandung kumarin (2H-1benzopyran-2-one) merupakan sebuah kelompok yang penting dari heterosiklis dan banyak contoh yang ditemukan di alam. Kumarin sendiri pertama kali diisolasi tahun 1822 dari kacang tonka. Kumarin dan turunannya juga telah diisolasi dari semanggi, rumput banteng dan woodruff. Kumarin adalah kelompok senyawa organik yang banyak sekali aplikasinya, diantaranya sebagai zat aditif makanan dan kosmetik, bahan yang memiliki sifat fisiologis aktif untuk farmasi dan agrokimia, zat pencerah, zat pendispersi berfluoresensi, dye-laser, OLED (organic light emitting diode), dan masih banyak lagi. Senyawa turunan kumarin di alam ditemukan sebagai metabolit sekunder yang terdapat pada biji-bijian, akar, dan daun pada banyak spesies tumbuhan. Fungsi bagi tumbuhan yang menghasilkan senyawa ini diantaranya adalah untuk regulator pertumbuhan, fungistat, dan bakteriostat. Senyawa turunan kumarin dapat disintesis dengan berbagai

metode, salah satunya dengan kondensasi Knoevenagel. Reaksi kondensasi Knoevenagel adalah pembentukan suatu alfa, beta asam tidak jenuh atau alfa, beta ester tidak jenuh secara sintesis dengan cara mereaksikan aldehid atau keton dengan senyawa metilena aktif dengan sejumlah katalis asam karboksilat.

2. METODE PERCOBAAN
Cara kerja sintesis senyawa kumarin dengan reaksi knoevenagel adalah sebagai berikut. Sebanyak 0,020 mol salisilaldehid (Mr 122), 0,024 mol etil asetoasetat (Mr 130), dan 0,08 gram piperidin dimasukkan ke dalam cawan. Kemudian, cawan berisi campuran reaksi ini dimasukkan ke dalam oven microwave lalu ditutup dengan kaca arloji. Lalu dilakukan radiasi selama 5 detik dengan daya 20% (diset pada oven microwave). Cawan diukur suhunya dengan termometer IR. Caranya adalah dengan membuka pintu oven kemudian ditembakkan sinar IR ke dalam oven mengenai campuran reaksi. Iradiasi diulang hingga suhu mencapai 90oC. Setelah proses iradiasi selesai, campuran reaksi didinginkan hingga suhu kamar. Kemudian dilakukan rekristalisasi terhadap padatan

kasar yang diperoleh menggunakan campuran etanolair. Rekristalisasi dilakukan dengan cara padatan dilarutkan dengan sesedikit mungkin etanol panas, kemudian ditambahkan air perlahan-lahan tetes demi tetes sampai terbentuk kekeruhan, bahkan saat larutan masih dalam keadaan panas. Kemudian ditambahkan etanol secukupnya hingga larutan jernih kembali atau tidak keruh lagi. Setelah itu, campuran tersebut didinginkan perlahan sampai terbentuk kristal. Kristal yang diperoleh disaring dengan penyaringan vakum (corong Buchner) dan dibilas dengan sesedikit mungkin larutan dingin etanol:air = 1:1. Pada kristal yang diperoleh dilakukan pengukuran massa kristal, titik leleh, spektroskopi IR, dan UV-Vis.

Dari persamaan reaksi di atas dapat diketahui bahwa mol salisilaldehid yang bereaksi sama dengan mol kumarin yang dihasilkan. mol salisilaldehid = mol kumarin 0,020 mol =
4

0,020 mol = Massa = 3,76 gram

Jadi, massa teoritis kumarin adalah 3,76 gram. Rendemen = = x 100% x 100%

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Data pengamatan Massa (gram) 10,04 108-114 Titik leleh (oC) Taabel 2. Pengukuran spektrum UV-Vis (nm) absorban 370 375 378 379 380 381 389 390 400 2,565 1,711 1,1128 0,989 0,856 0,742 0,276 0,211 0,084

= 267,02% Titik leleh literatur = (119-124)oC Galat titik leleh = = x 100% = 8,0645% Pada percobaan ini dilakukan sintesis senyawa turunan kumarin dengan reaksi kondensasi knoevenagel, yaitu dengan mereaksikan salisilaldehid, etil asetoasetat, dan piridin. Proses pemanasan tidak hanya bisa dilakukan dengan menggunakan pemanas listrik seperti biasanya. Pada percobaan ini, campuran reaksi dimasukkan ke dalam oven microwave. Oven microwave berfungsi untuk memanaskan campuran reaksi. Dengan menggunakan oven microwave ini, proses pemanasan dapat berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan melakukan pemanasan menggunakan pemanas listrik. Pada pemanasan dengan oven microwave ini, molekul-molekul dalam campuran reaksi akan beresonansi mengikuti frekuensi gelombang elektromagnet. Hal ini terjadi dikarenakan molekul pada hakikatnya adalah dipoldipol listrik yang bisa terpengaruh oleh gelombang elektromagnetik. Dengan beresonansinya molekul tersebut, molekul akan bergerak makin lama makin cepat sehingga suhu naik. Selain itu, oven microwave memiliki kipas konveksi untuk meratakan panas dalam oven sehingga campuran reaksi tidak perlu diaduk dengan batang pengaduk atau stirer terlebih dahulu sebelum diukur suhunya. Pengukuran suhu dilakukan menggunakan termometer IR. Prinsip dasar termometer IR ini adalah semua objek memancarkan energi infra merah. Semakin panas suatu benda maka molekulnya semakin aktif dan semakin banyak energi infra merah yang dipancarkan. Termometer IR terdiri dari sebuah lensa yang fokus mengumpulkan energi IR dari objek ke alat pendeteksi atau detektor. Setektor akan x 100%

Tabel 3. Pengukuran pada max = 379 nm konsentrasi (ppm) 5 10 15 20 25 absorban 0,256 0,494 0,721 0,989 1,186

Reaksi kondensasi knoevenagel yang terjadi adalah sebagai berikut.

Gambar 1. Reaksi kondensasi knoevenagel

mengonversi energi menjadi sebuah sinyal listrik yang menguatkan dan melemahkan dan ditampilkan dalam unit suhu setelah dikoreksi terhadap variasi suhu ambien dan suhu dibaca secara digital. Oleh karena merupakan termometer digital, suhu yang terukur lebih akurat, sesuai dengan angka yang tertera. Termometer ini digunakan dengan menembakkan laser pointer ke objek yang ingin diukur suhunya. Dengan menggunakan termometer IR, suhu campuran reaksi dapat diukur tanpa harus dilakukan kontak fisik terhadap termometer dan campuran reaksi sehingga tidak perlu repot pula untuk mengeluarkan cawan dari dalam oven karena suhu dapat diukur dengan cawan tetap berada di dalam oven. Pada percobaan ini digunakan piridin yang berfungsi sebagai katalis basa. Piridin akan bereaksi dengan etil asetoasetat membentuk ion enolat. Mekanisme reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.

bahwa kristal yang diperoleh tidak murni senyawa turunan kumarin, namun juga masih banyak mengandung pengotor. Hal ini bisa terjadi disebabkan proses rekristalisasi yang tidak sempurna. Dimungkinkan air yang ditambahkan terlalu banyak sehingga menghasilkan larutan yang terlalu keruh dan menyebabkan kristal yang diperoleh pun jauh lebih banyak dari yang seharusnya. Dari hasi perhitungan diperoleh galat titik leleh sebesar 8,0645%. Perbedaan antara titik leleh yang diperoleh dengan titik leleh literatur dapat terjadi dikarenakan senyawa yang diperoleh bukan merupakan senyawa murni. Selain rendemen dan titik leleh dilakukan pula pengukuran spektrum IR dan UV-Vis. Spektrum IR yang diperoleh adalah sebagai berikut.
Spektrum IR senyawa turunan kumarin
0,05

1323.66043 1133.75625
0,00 -0,05

3029.96359

C-H

Gambar 2. Mekanisme reaksi piridin dan etil asetoasetat Ion enolat hasil reaksi di atas akan beraksi dengan salisilaldehid menghasilkan senyawa turunan kumarin. Mekanisme reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.

Absorbansi

-0,10 -0,15 -0,20 -0,25 -0,30 -0,35 3000 2000 1000


-1

1677.95925 1210.2848 C=O 979.28196

C-O-C

Aromatik group
758.19949
0

Bilangan Gelombang (cm )

Gambar 4. Spektrum IR produk Dari struktur IR ini dapat diketahui bahwa terdapat puncak pada bilangan gelombang 3029 cm-1 yang menunjukkan adanya gugus C-H, 1677 cm-1 yang menunjukkan adanya gugus C=O, 979 cm-1 untuk gugus C-O-C, serta pada 758 cm-1 yang menunjukkan adanya gugus aromatik. Spektrum IR ini memberikan karakteristik terhadap senyawa turunan kumarin karena menggambarkan adanya gugus-gugus yang terdapat pada senyawa turunan kumarin yang diperoleh. Spektrum UV-Vis diperoleh dari data nilai (nm) dan absorban. Dari data tersebut ditentukan nilai dari max terlebih dahulu, yaitu terjadi pada = 379 nm. Dengan mengetahui nilai max ini, maka dapat ditentukan penyerapan panjang gelombang maksimal terjadi pada = 379 nm. Setelah ditentukan nilai max, dibuat spektrum UV-Vis yang merupakan kurva nilai absorbansi terhadap konsentrasi (ppm) pada max. Spektrum UV-Vis ditunjukkan pada gambar berikut.

Gambar 3. Mekanisme reaksi pembentukan kumarin Dapat dilihat dari mekanisme reaksi di atas bahwa reaksi antara salisilaldehid dengan ion enolat akan menghasilkan air. Berdasarkan hasil perhitungan, rendemen yang diperoleh lebih dari 100%. Hal ini menunjukkan

3 2.5 Absorban 2 1.5 1 0.5 0 360 370 (nm) 1.5 Absorbansi 1 0.5 0 0 10 20 30 Konsentrasi (ppm) Gambar 5. Spektrum UV-Vis Kurva absorbansi terhadap waktu dapat digunakan untuk analisis kuantitatif. 380 390

keberjalanan praktikum dan kesabaran beliau, serta kepada ibu-ibu analis yang telah menyediakan zat-zat kimia yang kami butuhkan dalam melakukan percobaan. Saya mengucapkan terima kasih kepada Husna Effida, S. A. Primadesta, M. Ihsan M, Farjumzal, Desyka Sari, Anita Yuwita, Hendry Himawan sebagai rekan sekelompok praktikum saya yang telah membantu dalam pelaksanaan percobaan ini dan berdiskusi.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/53057422/43/ReaksiKnoevenagel (23 April 2012; 08.43) Bogdal, Darek. Coumarins - Fast Synthesis by the Knoevenagel Condensation under Microwave Irradiation. Politechnika Krakowska: Institute of Organic Chemistry. Hal 1 V. Singh, J. Singh, P. Kaur, G. L. Kad, J. 1997. Chem. Research (S). Hal 58. http://www.jagokomputer.com/content/view/71/27/ (24 April 2012; 06.21) http://www.fisikaasyik.com/home02/content/view/25 9/44// (24 April 2012; 06.21)

4. KESIMPULAN
Senyawa yang diperoleh sebanyak 10,04 gram dengan rendemen sebesar 278,89% dan titik lelehnya adalah 108-114oC dengan galat sebesar 8,0645%. Penentuan spektrum IR menunjukkan adanya gugus aromatik pada bilangan gelombang 750 nm yang merupakan gugus terkandung pada senyawa turunan kumarin. Spektrum UV-Vis ditentukan dari kurva absorbansi terhadap konsentrasi (ppm) pada max = 379 nm.

UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur saya panjatkan kepada ALLAH Subhanahu wataala karena atas karunia dan kuasaNya sehingga tugas ini dapat diselesaikan dengan baik. Ucapan terima kasih juga saya berikan kepada orang tua saya yang telah membantu dengan doa dan pemberian fasilitas sehingga penyelesaian tugas ini bisa lebih mudah. Saya ucapkan terima kasih pula kepada Bu Deana sebagai pimpinan praktikum Kimia Organik serta kakak-kakak asisten praktikum yang telah membimbing kami selama melakukan percobaan. Tak lupa ucapan terima kasih juga kepada bapak-bapak laboran atas bantuannya selama

You might also like