Professional Documents
Culture Documents
Tuberculosis merupakan masalah kesehatan yang sudah sangat tua, bahkan lebih tua daripada zaman manusia. Gambaran adanya TBC telah terekam sejak zaman dahulu kala. Dunia medis baru mengenal sosok kuman TB setelah Robert Koch berhasil mengidentifikasinya pada abad ke-19, yaitu pada tanggal 24 Maret 1882 yang kemudian diperingati sebagai Hari TB Dunia. Hingga saat ini TB masih tetap merupakan masalah kesehatan dan justru semakin berbahaya, sehingga disebut sebagai the re-emerging disease. Sepanjang dasawarsa terakhir abad ke-20, jumlah kasus baru TB meningkat di seluruh dunia, 95% kasus terjadi di Negara berkembang. Di Indonesia, TB juga masih merupakan salah satu masalah yang utama. Bahkan secara global, Indonesia menduduki peringkat ke-3 sebagai penyumbang kasus terbanyak di dunia. Tuberculosis anak mempunyai masalah diagnosis, pengobatan, pencegahan, serta TB pada infeksi HIV. Gejala TB pada anak seringkali tidak khas. Diagnosis pasti ditegakkan dengan menemukan kuman TB pada pemeriksaan mikrobiologi. Pada anak sulit mendapatkan specimen diagnostic yang representative dan berkualitas baik. Seringkali, sekalipun specimen dapat diperoleh, M. tuberculosis jarang ditemukan pada sediaan langsung maupun biakan. Oleh karena itu, uji tuberculin memegang peranan penting dalam mendiagnosis TB pada anak. Karena slitnya mendiagnosis TB pada anak , sering terjadi overdiagnosis yang diikuti dengan overtreatment. Untuk menanggulangi hal tersebut, dalam menegakkan diagnosis TB pada anak, diperlukan kajian menyeluruh terhadap semua data klinis da penunjang yang mendukung, dan tidak hanya berdasarkan satu data saja, misalnya hanya berdasarkan pemeriksaan foto Rontgen toraks. Sumber penularan TB umumnya adalah orang dewasa dengan sputum BTA positif. Oleh sebab itu, penganggulangan TB lebih ditekankang pada pasine TB dewasa.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Anak RumkitPusPol Raden Said Sukanto Universitas Pelita Harapan Fakultas Kedokteran 15 November 2010-22 Januari 2010
penanggulangan tidak dilaksanakan dengan tepat, (4) infeksi endemic HIV, (5)migrasi penduduk, (6)mengobati sendiri, (7)meningkatnya kemiskinan, dan (8) pelayanan kesehatan yang kurang memadai. Tuberculosis anak merupakan faktor penting di Negara-negara berkembang karena jumlah anak berusia <15 tahun adalah 40-50% dari seluruh jumlah populasi. Jumlah seluruh kasus TB anak dari tujuh Rumah Sakit (RS) Pusat Pendidikan di Indonesia selama 5 tahun (1998-2002) adalah 1086 penyandang TB dengan angka kematian yang
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Anak RumkitPusPol Raden Said Sukanto Universitas Pelita Harapan Fakultas Kedokteran 15 November 2010-22 Januari 2010
(tenang), demikian pula dengan proses patologiknya. Sarang di apeks paru disebut dengan focus Simon, yang di kemudian hari dapat mengalami reaktivasi dan terjadi TB apeks paru saat dewasa.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Anak RumkitPusPol Raden Said Sukanto Universitas Pelita Harapan Fakultas Kedokteran 15 November 2010-22 Januari 2010
KUMAN MATI
KUMAN HIDUP berkembang biak Pembentukan focus primer Penyebaran limfogen Penyebaran hematogen
T B P R I M E R
SAKIT TB Komplikasi kompleks primer Komplikasi penyebaran hematogen Komplikasi penyebaran limfogen
Imunitas turun
SEMBUH
SAKIT TB
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Anak RumkitPusPol Raden Said Sukanto Universitas Pelita Harapan Fakultas Kedokteran 15 November 2010-22 Januari 2010
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Anak RumkitPusPol Raden Said Sukanto Universitas Pelita Harapan Fakultas Kedokteran 15 November 2010-22 Januari 2010
A. Manifestasi klinis o Manifestasi sistemik Manifestasi klinis adalah gejala yang bersifat umum dan tidak spesifik karena dapat disebabkan oleh berbagai penyakit atau keadaan lain. Sebagian besar anak dengan TB tidak memperlihatkan gejala dan tanda selama beberapa waktu. Sesuai dengan sifat kuman TB yang lambat nmembelah, manifestasi klinis TB umumnya berlangsung bertahap dan perlahan kecuali TB diseminata yang dapat berlangsung dengan cepat dan progresif. Gejala umum pada TB anak adalah sebagai berikut: 1. Demam lama ( 2 minggu) dan/atau berulang tanpa sebab yang jelas (bukan demam thypoid, infeksi saluran kemih, malaria, dan lain-lain), yang dapat disertai dengan keringat malam. Demam umumnya tidak tinggi. 2. Nafsu makan tidak ada (anoreksia) dengan gagal tumbuh dan BB tidak naik dengan adekuat. 3. Berat badan turun tanpa sebab yang jelas, atau tidak naik dalam 1 bulan dengan penanganan gizi yang adekuat. 4. Batuk lama > 3 minggu, dan sebab lain telah disingkirkan. 5. Malaise. 6. Diare persisten yang tidak sembuh dengan pengobatan baku diare. o Manifestasi spesifik organ/local Tabel 2. Bentuk Klinis tuberculosis pada anak Infeksi TB Uji tuberculin positif tanpa kelainan klinis, radiologis, 9
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Anak RumkitPusPol Raden Said Sukanto Universitas Pelita Harapan Fakultas Kedokteran 15 November 2010-22 Januari 2010
Kelenjar limfe Otak dan selaput otak Tulang dan sendi Saluran cerna termasuk hari, kandung empedu, pancreas Saluran kemih termasuk ginjal Kulit Mata Telinga dan mastoid Jantung Membrane serous (peritoneum, pericardium) Kelenjar endokrin (Adrenal) Saluran napas bagian atas (tonsil, laring, kelenjar endokrin)
B. Pemeriksaan Penunjang Uji tuberculin Tuberculin adalah komponen protein kuman TB yang mempunyai sifat antigenic yang kuat. Jika disuntikkan secara intrakutan kepada seseorang yang telah terinfeksi TB (telah ada kompleks primer dalam tubuhnya dan telah terbentuk imunitas seluler terhadap TB), maka akan terjadi reaksi berupa indurasi di local suntikan. Hal ini terjadi karena vasodilatasi local, edema, endapan fibrin dan terakumulasinya sel-sel inflamasi di daerah suntikan. Ukuran indurasi dan bentuk reaksi tuberculin tidak dapat menentukan tingkat aktivitas dan beratnya proses penyakit. Uji tuberculin mempunyai
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Anak RumkitPusPol Raden Said Sukanto Universitas Pelita Harapan Fakultas Kedokteran 15 November 2010-22 Januari 2010
10
dalam
masa
Tuberculosis pada anak tidak selalu bermanifestasi klinis secara jelas, sehingga perlu dilakukan deteksi dini yaitu dengan uji tuberculin. Pada anak yang tinggal di daerah
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Anak RumkitPusPol Raden Said Sukanto Universitas Pelita Harapan Fakultas Kedokteran 15 November 2010-22 Januari 2010
11
Foto Rontgen toraks tidak cukup hanya dibuat secara anteroposterior (AP), tetapi harus disertai dengan foto Rontgen lateral mengingat bahwa pembesaran KGB di daerah hilus biasanya lebih jelas pada foto Rontgen lateral.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Anak RumkitPusPol Raden Said Sukanto Universitas Pelita Harapan Fakultas Kedokteran 15 November 2010-22 Januari 2010
12
C. Penegakan Diagnosis Penegakan diagnosis kerja TB anak dibuat berdasarkan adanya kontak terutama dengan pasien TB dewasa aktif/baru, kumpulan gejala dan tanda klinis, uji tuberculin, dan gambaran sugestif pada foto Rontgen toraks. Meskipun demikian, sumber
terhadap semua data klinis sangat diperlukan. Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan ditemukannya kuman TB pada pemeriksaan apusan langsung dan /atau biakan yang merupakan pemeriksaan baku emas, atau gambaran PA TB. Hanya saja, diagnosis pasti pada anak sulit didapatkan karena jumlah kuman yang sedikit pada TB anak dan lokasi kuman di daerah parenkim yang jauh dari bronkus, sehingga hanya 10-15% pasien TB anak yang hasil pemeriksaan mikrobiologiknya positif/ditemukan kuman TB. Diagnosis TB tidak dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisis saja, atau pemeriksaan penunjang tunggal misalnya hanya dari pemeriksaan radiologis. Oleh karena itu, analisis kritis perlu dilakukan tehadap sebanyak mungkin fakta untuk menegakkan diagnosis. Dalam menegakkan diagnosis TB pada anak, semua prosedur diagnostic yang dapat dilakukan sebaiknya diperiksa selengkap mungkin, mulai dari anamnesis untuk mencari adanya gejala dan tanda yang mengarah ke tuberculosis baik gejala sistemik maupun local. Adanya kontak yang jelas harus selalu dicari. Status diagnosis sumber penularan harus diklarifikasi sejelas mungkin, apakah dilakukan pemeriksaan sputum dan bagaimana hasilnya. Apabila sumber penularan hanya didiagnosis dari foto Rontgen saja atau hanya atas dasar adanya keluhan batuk darah atau batuk lama.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Anak RumkitPusPol Raden Said Sukanto Universitas Pelita Harapan Fakultas Kedokteran 15 November 2010-22 Januari 2010
13
jelas) Uji Tuberkulin + (>10mm, atau > 5mm dalam keadaan imunosupresi) BB/ status gizi BB/TB < 90% atau BB/U < 80% Klinis gizi buruk atau BB/TB < 70% -
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Anak RumkitPusPol Raden Said Sukanto Universitas Pelita Harapan Fakultas Kedokteran 15 November 2010-22 Januari 2010
14
Demam
yang
> 2 minggu
tidak diketahui penyebabnya Pembesaran KGB colli, > 1cm, jumlah > 1, tidak -
Ada pembengkakan
Gambaran sugestif TB
II, 4 PENATALAKSANAAN PENGOBATAN: Isoniazid (INH) Reaksi negatif Hepatitis (kalau dosis >10mg/kg/h & bersama RIF Allergi Neuropati periferal
Catatan: Pyrodoxine ditambah kepada anak diabetes, malnutrisi, hamil, uremia & epilepsi 15
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Anak RumkitPusPol Raden Said Sukanto Universitas Pelita Harapan Fakultas Kedokteran 15 November 2010-22 Januari 2010
PENGOBATAN: Rifampin (RIF) Reaksi negatif Air kencing, mata d.l.l. berwarna ORENJ ! Mual / muntah Hepatitis (Cf. INH)
Catatan: Pil KB mungkin kurang efektif Melintasi BBB* bila berinflamsi Bakteriosida Mempercepat metabolisme Rx steriod theophylin, antikonvulsant, estrogen Dosis: 10 20 mg/kg/h atau 2x/mgg ( 600)
Catatan: Monitor pendengaran & faal ginjal Harus diinjeksi intramuskular Melintasi BBB* hanya bila berinflamsi Bakteriosidal Dosis: 20mg/kg/h atau 20-40mg/kg 2X/mgg (1gm
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Anak RumkitPusPol Raden Said Sukanto Universitas Pelita Harapan Fakultas Kedokteran 15 November 2010-22 Januari 2010
16
Catatan: Mudah melintasi BBB* Paling efektif pada 2 bulan Rx pertama Bakteriosidal Dosis: 30mg/kg/h atau 50mg/kg 2X/minggu ( 2gm)
PENGOBATAN: Ethambutol (EMB) Reaksi Negatif: Neuriitis Mata Buta warna (merah/hijau) Visi dikompromi Allergi
Catatan: Dipakai kalau ada resistansi terhadap Rx lain Butuh periksa visi/buta warna tiap bulan Bakteriostatik kalau dosis 15 mg/kg/hari Bakteriosidal kalau dosis 25 mg/kg/hari Dosis 2X/minggu: 50mg/kg ( 2.5 gm)
Regimen Pengobatan Infeksi TBC Monoterapi mengundang resistansi! Maka dari itu: 6 bulan: standard untuk semua umur & semua kasus yang non-extrathorax: INH+RIF+PZA /hr x 2 bulan lalu INH+RIF 2X/mgg x 4 bulan (+ EMB atau SM bila ada resiko resistensi)
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Anak RumkitPusPol Raden Said Sukanto Universitas Pelita Harapan Fakultas Kedokteran 15 November 2010-22 Januari 2010
17
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Anak RumkitPusPol Raden Said Sukanto Universitas Pelita Harapan Fakultas Kedokteran 15 November 2010-22 Januari 2010
18
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Anak RumkitPusPol Raden Said Sukanto Universitas Pelita Harapan Fakultas Kedokteran 15 November 2010-22 Januari 2010
19
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Anak RumkitPusPol Raden Said Sukanto Universitas Pelita Harapan Fakultas Kedokteran 15 November 2010-22 Januari 2010
20
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Anak RumkitPusPol Raden Said Sukanto Universitas Pelita Harapan Fakultas Kedokteran 15 November 2010-22 Januari 2010
21