You are on page 1of 11

Penanganan Luka Terbuka Luka terbuka : Tanpa perdarahan Dicuci dengan air mengalir, dikeringkan, plester Dengan perdarahan

Tekanan langsung pada luka akan menghentikan perdarahan Perdarahan pada anggota badan dapat diatasi dalam waktu singkat (<10 menit) dengan menggunakan manset sfigmomanometer yang dipasang pada bagian proximal pembuluh arteri. Penggunaan torniquet yang terlalu lama bisa merusak ekstremitas. Menghentikan perdarahan:

Penanganan terkilir (R.I.C.E): -

Rest: hindari aktivitas yang menyebabkan nyeri, bengkak atau rasa tidak nyaman, jangan hindari semua aktivitas fisik. Ice: segera berikan es di bagian yang terkilir sebelum mencari pertolongan medis. Gunakan kompres es kira-kira 15-20 menit dan ulangi setiap 2-3 jam dalam 48-72 jam pertama. Dingin mengurangi rasa nyeri, pembengkakan dan inflamasi pada otot, sendi, dan jaringan penyambung yang terkilir; juga menghambat perdarahan jika terjadi luka terbuka. Kalau daerah yang dikompres dingin berubah menjadi putih, hentikan segera.

Compression: membantu menghentikan pembengkakan, tekan bagian yang terkilir, jangan terlalu kencang. Elevasi: mengurangi bengkak, elevasi bagian yang terkilir lebih tinggi daripada jantung terutama saat malam hari.

Pembidaian Penanganan patah tulang yang paling utama adalah dengan melakukan pembidaian. Pembidaian adalah berbagai tindakan dan upaya untuk mengistirahatkan bagian yang patah.

Tujuan pembidaian 1. Mencegah pergerakan/pergeseran dari ujung tulang yang patah. 2. Mengurangi terjadinya cedera baru disekitar bagian tulang yang patah. 3. Memberi istirahat pada anggota badan yang patah. 4. Mengurangi rasa nyeri. 5. Mempercepat penyembuhan Beberapa macam jenis bidai: 1. Bidai keras Umumnya terbuat dari kayu, alumunium, karton, plastik atau bahan lain yang kuat dan ringan. Pada dasarnya merupakan bidai yang paling baik dan sempurna dalam keadaan darurat. Kesulitannya adalah mendapatkan bahan yang memenuhi syarat di lapangan. Contoh: bidai kayu, bidai udara, bidai vakum. 2. Bidai traksi Bidai bentuk jadi dan bervariasi tergantung dari pembuatannya, hanya dipergunakan oleh tenaga yang terlatih khusus, umumnya dipakai pada patah tulang paha. Contoh: bidai traksi tulang paha. 3. Bidai improvisasi Bidai yang dibuat dengan bahan yang cukup kuat dan ringan untuk penopang. Pembuatannya sangat tergantung dari bahan yang tersedia dan kemampuan improvisasi si penolong. Contoh: majalah, koran, karton dan lain-lain. 4. Gendongan/Belat dan bebat Pembidaian dengan menggunakan pembalut, umumnya dipakai mitela (kain segitiga) dan memanfaatkan tubuh penderita sebagai sarana untuk menghentikan pergerakan daerah cedera. Contoh: gendongan lengan.

Pedoman umum pembidaian Membidai dengan bidai jadi ataupun improvisasi, haruslah tetap mengikuti pedoman umum sebagai berikut: 1) Sedapat mungkin beritahukan rencana tindakan kepada penderita. 2) Sebelum membidai paparkan seluruh bagian yang cedera dan rawat perdarahan bila ada. 3) Selalu buka atau bebaskan pakaian pada daerah sendi sebelum membidai, buka perhiasan di daerah patah atau di bagian distalnya. 4) Nilai gerakan-sensasi-sirkulasi (GSS) pada bagian distal cedera sebelum melakukan pembidaian. 5) Siapkan alat-alat selengkapnya. 6) Jangan berupaya merubah posisi bagian yang cedera. Upayakan membidai dalam posisi ketika ditemukan. 7) Jangan berusaha memasukkan bagian tulang yang patah. 8) Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Sebelum dipasang diukur lebih dulu pada anggota badan penderita yang sehat. 9) Bila cedera terjadi pada sendi, bidai kedua tulang yang mengapit sendi tersebut. Upayakan juga membidai sendi distalnya. 10) Lapisi bidai dengan bahan yang lunak, bila memungkinkan. 11) Isilah bagian yang kosong antara tubuh dengan bidai dengan bahan pelapis. 12) Ikatan jangan terlalu keras dan jangan longgar. 13) Ikatan harus cukup jumlahnya, dimulai dari sendi yang banyak bergerak, kemudian sendi atas dari tulang yang patah.
14)

Selesai dilakukan pembidaian, dilakukan pemeriksaan GSS kembali,

bandingkan dengan pemeriksaan GSS (Gerak, Sensasi, Sirkulasi) yang pertama. 15) Jangan membidai berlebihan. Luka Bakar Luka bakar pada permukaan kulit biasanya menyebabkan kulit berwarna kemerahan dan rasanya sakit sekali. Maka yang harus Anda lakukan adalah: Begitu terkena benda atau cairan panas langsung singkirkan pakaian di sekitar luka bakar. Lakukan sesegera mungkin jangan sampai benda atau cairan panas itu mengenai pakaian yang lelehannya bisa jatuh kekulit Anda.

Segera basuh luka dengan air yang bersih. Kira-kira selama 15 menit atau lebih sampai luka terlihat lebih baik. Air yang digunakan untuk luka bakar adalah air bening dengan suhu yang biasa, tidak dingin, tidak pula panas. Hal ini untuk mendinginkan luka sebelum terkena obat. Kompres luka dengan kain kasa. Jangan gunakan kapas atau bahan lain yang sekiranya bisa menempel di kulit. Jika Anda pernah melakukan pertolongan pertama dengan menggunakan odol - mulai sekarang jangan pernah lakukan hal tersebut. Hindari odol, mentega, kecap atau putih telur, karena hanya akan menambah kemungkinan infeksi pada luka. Air bersih yang mengalir cukup untuk meredakan nyeri luka bakar. Hindari juga memberi es atau cairan yang sangat dingin pada luka, karena malah akan merusak luka akibat perubahan suhu yang terlalu mendadak. Sebaiknya segera setelah memberi pertolongan pertama pada luka bakar, bawalah korban luka bakar ke Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit terdekat. Pemeriksaan di UGD ini harus dilakukan bila badan yang terkena luka bakar luas, timbul bula / kulit melepuh, kulit yang mengalami luka bakar berwarna putih atau hitam. Semua tanda ini menunjukkan derajat luka bakar yang parah. Evakuasi Korban Pada dasarnya syarat korban dievakuasi yaitu: a. Penilaian awal sudah dilakukan lengkap, dan monitor terus keadaan umum korban b. Denyut nadi dan napas korban stabil dan dalam batas normal c. Perdarahan yang ada sudah diatasi dan dikendalikan d. Patah tulang yang ada sudah diatasi e. Mutlak tidak ada cedera spinal f. Rute yang dilalui memungkinkan dan tidak membahayakan penolong dan korban Penggunaan tubuh penolong dalam melakukan pengangkatan dan pemindahan korban perlu mendapatkan perhatian yang serius. Jangan sampai akibat cara melakukan yang salah

mengakibatkan cedera atau keadaan korban bertambah parah, atau bahkan penolong mengalami cedera. Untuk mencegah hal-hal diatas ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu: a. Pikirkan kesulitan memindahkan sebelum mencobanya b. Jangan coba nagkat dan turunkan korban jika tidak dapat mengendalikannya. c. Selalu mulai dari posisis seimbang dan tetap jaga keseimbangan d. Rencanakan pergerakan sebelum mengangkat e. Upayakan untuk memindahkan beban serapat mungkin dengan tubuh penolong f. Lakukan gerakan secara menyeluruh, serentak dan upayakan agar bagian tubuh saling menopang g. Bila dapat kurangi jarak atau tinggi yang harus dilalui korban. h. Perbaiki posisi dan angkat secara bertahap i. Punggung tegak waktu mengangkat korban atau menjaga kelurusan tulang belakang. Berbagai contoh cara memindahkan korban: menarik kemeja korban (shirt drag), menarik selimut korban (blanket drag), menarik ketiak / lengan (shoulder/forearm drag), menarik kain (sheet drag), gendong punggung (piggy back carry), memapah (one rescuer crutch), angkat depan (cradle carry), menarik dengan merangkak (fire fighter drag), dipikul (fire fighter carry), dan lain-lain.

1. Aturan umum tentang evakuasi : Perhatikan kondisi korban, apakah mengalami cedera atau trauma yang membutuhkan kehati-hatian dalam pengevakuasian. Bila mungkin,terangkan kepada korban apa yang akan dilakukan, agar dapat bekerjasama. Jangan pindahkan korban sendiri kalau bantuan belum tersedia. Jika beberapa orang melakukan evakuasi, 1 orang memberikan komando Angkat dan bawa korban dengan benar agar tidak mengalami cedera otot/sendi Jangan abaikan keselamatan penolong sendiri. 2. Aturan dalam mengangkat dan menurunkan korban : Tempatkan posisi kaki senyaman mungkin, salah satu kaki ke depan guna menjaga keseimbangan Tegakkan badan dan tekukkan lutut Pegang korban / balut dengan seluruh jari tangan Usahakan Badan korban yang diangkat dekat dengan penolong Jika kehilangan keseimbangan / pegangan, letakkan korban, atur posisi kembali, lalu mulai kembali mengangkat. 3. Hal-hal yang harus diperhatikan bila membawa korban dengan tandu : Tandu diperiksa dari kerusakan, dicoba apa mampu menahan berat korban Korban tidak sadar yang dibawa ke tempat jauh, sebaiknya selalu diikat Penolong yang paling berpengalaman, memberikomando untuk tiap gerakan Kaki korbanselalu di depan, kecuali pada keadaan : Korban cedera tungkai berat menuruni tangga / turun di tempat yang miring Korban hipotermia,menuruni tangga/turun di tempat yang miring

Korban dengan stroke/kompresi otak tidak bolehdi angkat dengankepala lebih rendah dari kaki

4. Cara mengusung korban : - Satu orang penolong : a. Mengusung untuk jarak dekat Cara menarik penderita untuk jarak pendek. Cara ini hanya dilakukan apabila sudah pasti tidak ada tanda-tanda patah tulang leher, tulang belakang, tulang tengkorak, dan gegar otak. b. Tongkat manusia 1. Anda berdiri di samping korban pada sisi yang cedera atau lemah. Lengannya dilingkarkan di bahu anda dan peganglah tangan atau pergelangan tangannya. 2. Lengan anda yang satu lagi melingkar di pinggang korban,dan pegang baju atau pinggangnya. 3. Langkahkan kaki yang sebelah dalam dan berjalandisesuaikan dengan kecepatan korban. Tongkat atau dahan kayu dapat menjadi penopang tambahan. Korban harus ditenangkan. c. Mengusung korban yang sadar tetapi tidak dapat berjalan sendiri Cara mengusung korban yang tidak mampu berjalan sendiri dan lemas. Meskipun sadar, korban hanya mampu menggantungkan tangannya secara pasif ke leher penolong. d. Cara mengendong
1) Anda jongkok di samping korban, selipkan lengan di sekitar tubuhnya, di atas

pergelangan tangan.
2) Selipkan lengan yang satunya di bawah paha korban. Badannya dipeluk ke arah anda

dan angkat. e. Cara ditarik


1) Letakkan tangan korban menyilang pada dadanya. Anda jongkok di belakang korban,

pegang melalui ketiak, dan angkat.


2) Jika korban bisa duduk, silangkan lengannya pada dada. Pegang pergelangan tangan

melalui ketiak dan angkat.


3) Jika korban memakai jaket , lepaskan kancingnya, dan tarik jaket ke bawah

kepalanya. Pegang jaket melalui bahunya dan angkat. f. Mengusung melalui lorong sempit Mengusung korban yang pingsan melalui lintsan yang sempit (misalnya terowongan atau di lorong kapal). Tangan korban diikat dan digantungkan pada leher penolong. g. Mengangkat penderita yang tidak sadar dengan cara katak

Korban ditidurkan diatas punggung penolong, kemudian penolong berjalan merangkak. h. Mengusung dengan selimut pada korban pingsan Mengusung korban yang pingsan dengan selimut yaitu korban yang seharusnya diusung dengan usungan. - Dua orang penolong :
a. Mengusung korban dengan menggunakan tangan sebagai tandu,dikerjakan

oleh dua orang b. Kursi dua tangan


1.

Jingkokkan kedua sisi korban, silangkan lengan dipunggung Kedua lengan yang lain diselipkan bawah lutut korban, dan

korban dan pegang ikat pinggangnya.


2.

penolong saling memegang pergelangan tangan. Lengan yang saling memegang dibawa ke pertengahan paha korban.
3.

Bergeraklah mendekati korban, punggung tetap lurus,bangkit

pelanpelan dan jalan bersama-sama. c. Mengangkat depan belakang 1. Korban didudukan dan tangannya disilangkan pada dada
2. Jongkok di belakang korban, selipkan lengan melalui ketiak korban dan pegang

pergelangan tangannya kuat-kuat.


3. Penolong jongkok di samping korban dan lengannya diselipkan di bawah paha

korban.
4. Bekerja secara serentak, bangkit pelan-pelan dan berjalan. Catatan: jangan melakukan

cara ini pada cedera lengan atau bahu. d. Kursi pengangkut Mengusung korban dengan menggunakan kursi sebagai tandu. - Tiga orang penolong : Cara meletakan tangan untuk mengusung korban yang seharusnya diusung dengan usungan 5. Cara mengangkat tandu : Langkah langkah dalam mengangkat tandu :
Seorang pengangkat berdiri di keempat ujung tandu. Jika ada tiga orang, dua berdiri

dekat kepala dan satu pada kaki.

Seorang pengangkat berdiri di keempat ujung tandu. Jika ada tiga orang, dua berdiri

dekat kepala dan satu pada kaki. Semua pengangkat jongkok dan memegang mengikuti aba-aba, bangkit serentak dan berdiri memegang tandu secara rata
Aba-aba berikutnya semua pengangkat melangkahkan kaki sebelah dalam dengan

langkah pendek Untuk menurunkan korban, para pengangkat berhenti kalau ada aba-aba. Pada aba-aba berikutnya semua jongkok dan meletakkan tandu hati-hati. Cara mengangkat tandu yang baik :
-

Mengangkat dan menurunkan tidak boleh salah, baik korban maupun anda sendiri. Anda harus selalu menggunakan otot seperti paha, pinggul dan bahu dengan mengikuti peraturan berikut: Tempatkan posisi kaki anda senyaman mungkin Salah satu kaki agak ke depan Posisi seperti ini berguna untuk menjaga keseimbangan. Tegakkan badan dan lekukkan lutut anda Usahakan berat korban yang anda angkat dekat dengan anda
Bila anda mulai kehilangan keseimbangan,rendahkan korban aturlah posisi atau

pegangannya kembali jika perlu, lalu mulailah mengangkatnya. Tandu Buatan Sendiri Meskipun dalam keadaan darurat kita bisa membuat tandu, tetapi sebaiknya ditunggu sampai bantuan dan peralatan khusus datang. Jika anda harus memindahkan korban ke tempat terlindung, tandu dapat dibuat dari permukaan yang keras seperti pintu, tongkat, atau papan iklan. Dapat juga dengan menyisipkan tiang melalui lengan jaket. Kekuatan tandu harus selalu dicoba dulu sebelum digunakan. Selimut Pengangkat Selimut digulung menurut panjangnya sampai setengah dari lebarnya dan letakkan di samping korban. Korban digulingkan pada sisinya dan selimut digulung di bawah punggungnya. Korban digulungkan ke arah selimut dan samping. Gulungan selimut dibuka hingga korban tepat berbaring di atasnya. Selimut yang telah terbuka digulung kearah korban dengan erat dan gulungan ini sebagai pegangan bagi pengangkat. Dua pengangkat jongkok di kedua sisi korban pada tubuh dan kakinya. Gulungan dipegang dengan kuat. Keempat

pengangkat mengangkat korban serentak dengan cara mencondongkan badan kebelakang lalu meluruskan lutut. Menggunakan Satu Selimut: Selimut terbuka diletakan diagonal diatas tandu, sehingga ujung-ujungnya mengantung di pinggir, atas, dan bawah tandu. Korban diletakkan ditengah tandu. Terangkan apa yang akan anda lakukan. Ujung yang menggulung ditutup pada kakinya dan diselipkan dibawah pergelangan kaki. Ujung yang disamping di pasang menyelimuti korban kemudian diselipkan dibawah badannya .Lipat sisi lainnya dan selipkan ke dalam. Tenangkan korban dan terangkan apa yang akan anda lakukan. Selipkan bagian atas selimut ke kepala dan leher korban, hingga tertutup. Sementara wajah dibiarkan terbuka.

You might also like