Professional Documents
Culture Documents
sdm
- makan tiap 2 jam
- beri antibiotik
- lewat selang, jika tidak sadar
Evaluasi setelah 30menit, jika masih ada tanda2 hipoglikemi,ulang pemberian gula
Pencegahan:
- beri makan tiap 2 jam
- selalu berikan makan sepanjang malam
- beri antibiotik
2. Mencegah dan mengatasi HIPOTERMI
Hipotermi : suhu anak < 35
0
C pd pengukuran di ketiak selama 3 menit atau suhu
rektal slm 1 menit
penyebab : paparan angin
menempel pd benda dingin
jarang diberi makan
infeksi
Pengelolaan :
- ruangan harus hangat dan bersih
- sering diberi makan
- pakaian, tutup kepala, sarung tangan, kaos kaki
- didekap ibu (metode kangguru)
- cepat ganti popok yg basah
- diberi antibiotik
monitoring
- pengukuran suhu rektal tiap 2 jam sampai suhu > 36,5
0
C
- pastikan anak memakai pakaian, tutup kepala, dan kaos kaki
3. mencegah dan mengatasi DEHIDRASI
- ReSoMal (Rehydration Solution for Malnutrition)
- dosis 70-100ml/kgBB dalam 12 jam atau
- mulai dg 5 ml/kgBB tiap 30 menit scr oral dlm 2 jam pertama
- selanjutnya 5-10 ml/kgBB utk 4-10 jam berikutnya : jumlahnya harus
disesuaikan dg seberapa banyak anak mau, feses yg keluar dan muntah.
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
Gantilah jumlah Resomal pada jam ke 4,6,8,10 dgn F-75 jika rehidrasi
masih dilanjutkan pada saat ini, kemudian
- Lanjutkan pemberian makan dengan F-75
Monitoring: pernapasan, nadi, JVP, frekuensi berak dan muntah
Pencegahan dehidrasi ketika anak terus mengalami diare cair
- gantilah volume kehilangan feses dengan Resomal. 50-100 ml setiap berak
cair
- tetap diberikan makan mulai dari F-75
- jika masih minum ASI, ASI tetap dilanjutkan
4. Koreksi gangguan Elektrolit
Semua anak gizi buruk mempunyai Na berlebihan dlm tubuhnya, wlw Na plasma
mgkn rendah. Terdapat pula def. K dan Mg, butuh waktu min.2minggu utk
mengoreksinya
Berikan:
- Ekstra K 150-300 mg/kgBB/hari
- Ekstra Mg 0,4-0,6 mmol/kgBB/hari
- Ketika rehidrasi, berikan cariran rehidrasi yg rendah garam (Resomal)
Ekstra K dan Mg (mineral mix) dapat ditambahkan pd makanan cair. Jika tidak
terdapat mineral mix, paling tidak harus diberikan K Cl 2 g/L F-75
5. Mengatasi dan mencegah infeksi
Infeksi ditandai dg hipotermi dan hiperglikemi, jarang timbul demam
Beri antibiotika:
- komplikasi(-) : kotrimoksasol 5 hari
- komplikasi(+) (hipoglikemi, hipotermi, atau kelihatan sakit berat) :
amoksisilin 15 mg/kgBB tiap 8 jam untuk 5 hari
6. Mulai Pemberian makan
- porsi kecil, sering
- scr oral atau pipa nasogastrik
- Energi : 100 kkal/kgBB/hr
- Protein : 1-1,5 g/kgBB/hr
- cairan : 130 ml/kgBB/hr utk penderita dg marasmus, marasmik kwashiorkor atau
kwashiorkor dg edem derajat +,++. Jika ada edem berat (+++) berikan cairan 100
ml/kgBB/hr.
Pantau jumlah makan yg diberikan, sisa, muntah, frek.berak cair, BB tiap hari.
7. koreksi kekurangan zat gizi mikro
Jangan beri Fe pd awalnya, tunggu hingga anak punya nafsu makan yg baik dan
BB mulai naik (biasanya mgg ke2), karena Fe dpt memperburuk infeksinya.
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
Berikan tiap hari sbb (min.2mgg)
- suplemen multivitamin
- As.Folat (5 mg hari 1, dan slnjtnya 1 mg/hr)
- Zinc 2 mg/kgBB/hari
- Besi 1-3 mg Fe selemental /kgBB/hr, sesudah 2 mgg perawatan
- Beri vit.A pd hari1 (umur <6 bulan 50.000 IU, 6-12 bln: 100.000 IU,
>1tahun: 200.000)
8. memberikan makanan untuk tumbuh kejar
- beri F-100 yg mengandung 100 kkal dan 2,9 g protein/100ml
- dpt diberikan modifikasi makanan keluarga yg mempunyai jumlah energi dan
protein yang sebanding
- makanan dg porsi kecil, sering, dan gizi.
- minyak utk tambahan kalori
- cukup masukan protein
9. memberikan STIMULASI untuk tumbuh kembang
- pemberian mainan, perhatian, pendampingan, dan perlakuan lemah lembut untuk
stimulasi tumbuh kembang
10. mempersiapkan untuk tindak lanjut di rumah
Setelah anak mencapai BB/PB -1 SD, maka anak dikatakan sembuh. Pemberian
makanan secara praktis dan stimulasi harus dilanjutkan di rumah.
Tunjukkan kepada ortu: frekuensi dan jumlah makanan yg sesuai
Berikan terapi bermain untuk anak
Sarankan kepada ortu :
- bawa anak scr teratur utk tindak lanjut
- pastikan pemberian imunisasi booster
- pastikan pemberian vitaminA tiap 6 bulan sekali
KRITERIA SEMBUH WHO
1. anak - BB/PB mencapai -1 SD NCHS/WHO
- Nafsu makan baik
- peningkatan BB baik
- telah mendapat pengobatan vitamin dan mineral
- penyakit infeksi dapat diatasi
- telah dimulai imunisasi
2. ibu/ortu
- tahu bagaimana merawat anak, menyiapkan makanan, beri stimulasi,
mengobati infeksi, diare, dll
3. petugas kesehatan
- mampu melakukan follow up
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
ASI EKSKLUSIF
Dr.Mustarim Sp.A
Mitos
Kuning
Payudara
lembek
ASI encer
Bayi
nangis/tidur
Berat badan
turun
Bayi diare
ASI belum
keluar
Gampang
lapar
KEUNTUNGAN MENYUSUI
Nutrisi sempurna
Mudah dicerna
Efisien
ASI
Menyusui
Melindungi dari
infeksi
Lebih HEMAT
dibanding susu
formula
Mempererat
hubungan ibu &
bayi
Menjaga
kesehatan ibu
Menjarangkan
kehamilan
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
Anatomi Payudara
Ad a ber ba gai be ntuk da n u kura n p ayudar a d an ham pi r sem ua
dapat disu sui ol eh bayi
BAHAYA SUSU FORMULA
Ibu
Mempengaruhi ikatan
ibu-bayi
Diare & ISPA
lebih sering
Diare persisten
Malnutrisi,
Defisiensi vit A
Kematian >>
Kehamilan >>
Meningkatkan risiko
anemia, kanker payudara
& ovarium
Kegemukan
IQ lebih rendah
Meningkatkan risiko
beberapa
peny.kronis
Alergi &
intoleransi
susu >>
Mengapa ASI sempurna ??
- Imunoglobulin,
lekosit, lact.
Bacillus
bifidus,
Lactoferrin,
lisosim,
antibodi
Faktor-faktor
protektif
Tidak cukup cukup Vitamin
4 4 Zinc
0,5 (absorp <<) 0,5 (absorp >>) Besi
Susu Sapi ASI Komponen
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
Kolustrum
KANDUNGAN MANFAAT
Kaya Antibodi - Melindungi dari infeksi dan alergi
Lekosit >> - Melindungi dari infeksi
Pencahar - Membersihkan mekonium, membantu
mencegah ikterik
Faktor pertumbuhan - Membantu pematangan usus,mencegah alergi &
intoleransi
Kaya Vitamin A - Mengurangi beratnya infeksi,
mencegah penyakit mata
Variasi komposisi ASI
+ Kolostrum
- diproduksi pada hari-hari pertama setelah kelahiran
- kental, kekuningan atau jernih
+ Fore milk
- diproduksi pada saat menyusui awal,jumlah banyak
- kaya akan protein, laktosa dan nutrien lain
+ Hind milk
- tampak lebih putih, kaya akan lemak
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
Bagaimana bayi menyusu ?
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
Apakah ASI cukup ?
1. Tanda Subyektf
- Anak yang semula menangis menjadi diam
- Payudara yang kencang menjadi lembek
- Berat badannya naik
- Bayi tidur pulas
2. Tanda Obyektif
- Kencing 6 kali atau lebih /hari
- Berat Badan akan turun tidak lebih dari 10% dan kembali ke berat badan lahir
paling lambat saat bayi umur 2 minggu
- Tumbuh sesuai KMS
PENYEBAB dan PENCEGAHAN MBANGKAKI
PENYEBAB PENCEGAHAN
Susu >>
Terlambat memulai - Mulai menyusui segera menyusui
menyusui setelah melahirkan
Posisi yang salah - Pastikan posisi yang baik
Jarang dikeluarkan - Jangan membatasi menyusui
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
ASI EKSKLUSIF = 10 LANGKAH
1. Ada perhatian tertulis dan disosialisasikan
2. Pelatihan
3. Ibu hamil
4. Netek dini
5. Membantu mengatasi problem
6. Tidak memberi PASI kecuali ada indikasi medis
7. Rawat gabung total
8. Menyusui on demand
9. Tidak memberi dot
10. KP ASI
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
ASFIKSIA
Dr.Mustarim Sp.A
PENDAHULUAN
Asfiksia pada BBL penyebab kematian 19% dr 5 jt kematian BBL/th
Angka kematian krn asfiksia di RS pusat rujukan propinsi di Ind : 41,94%
10% BBL bantuan utk bernafas (ringan- resusitasi ekstensif)
Walaupun kebutuhan resusitasi dpt diantisipasi sebag.bsr BBL, kdg2
kebutuhan resusitasi tak dpt diduga
DEFINISI
Resusitasi BBL : prosedur yg diaplikasikan pd BBL yg tdk dpt bernafas scr
spontan & teratur pd saat lahir atau bbrp saat stlh lahir
BBL by baru lahir bbrp jam selanjutnya
Periode neonatal : periode by baru lahir 28 hr
Asfiksia pd BBL :
Hipoksemia
Hiperkarbia
Asidosis
AAP & ACOG (2004), karakteristik asfiksia perinatal :
Asidemia metabolik/campuran pH<7
Nilai Apgar 0-3 pd menit ke 5
Manifestasi neurologi pd periode BBL segera
Disfungsi sistem multiorgan
PATOFISIOLOGI ASFIKSIA
Kegagalan penurunan resistensi vaskular paru
Hipertensi pulmonal persisten pd BBL
Aliran darah paru inadekuat
Hipoksemia relatif
Ekspansi paru inadekuat
Gagal nafas
Pada Asfiksia .
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
DERAJAT ASFIKSIA : BERDASARKAN NILAI APGAR
T A N D A N I L A I
0 1 2
Appearence(warna) Biru/pucat Ext.Biru Seluruh tbh
badan merah merah
Pulse (Frek. Jantung) Tidak ada < 100X/mnt > 100X/mnt
Grimace(Respon Reflex) Respon ( - ) Sedikit Bersin/nangis
Activity(Tonus otot) Lemas Sedikit fleksi Aktif
Respiration Tidak ada lambat/ # teratur Menangis
0-3 : Berat dirawat
4-6 : Sedang dirawat
7-9 : Ringan
NILAI APGAR TIDAK DIGUNAKAN SEBAGAI DASAR UNTUK MULAI
MELAKUKAN RESUSITASI
MENUNJUKKAN RESPON BAYI BARU LAHIR PADA
LINGKUNGAN EKSTRA UTERIN, SERTA PROGNOSA
PENILAIAN ASFIKSIA
Berdasarkan keadaan klinis
Penilaian awal dilakukan pd semua BBL penatalaksanaan
Penilaian berkala sth setiap langkah resusitasi tiap 30 dtk
Penatalaksanaan siklus menilai, menentukan tindakan, melakukan
tindakan diagram alur resusitasi BBL
TUJUAN RESUSUTASI BBL
Memperbaiki fungsi pernafasan dan jantung bayi yang tidak bernafas
TEHNIK MELAKUKAN RESUSITASI BBL
Persiapan & antisipasi sebelum tindakan
Persiapan petugas yg trampil melakukan resusitasi
Pencegahan infeksi dg melakukan standar pencegahan infeksi
Persiapan peralatan & obat-obatan
Persiapan keluarga
Persetujuan tindakan medik
Persiapan & antisipasi utk menjaga bayi tetap hangat
FAKTOR RISIKO
FAKTOR RISIKO ANTEPARTUM
Diabetes pada ibu
Hipertensi dalam kehamilan
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
Hipertensi kronik
Anemia janin atau isoimunisasi
Riwayat kematian janin atau neonatus
Perdarahan pd trimester 2 dan 3
Infeksi ibu
Ibu dg penyakit jantung, ginjal, paru, tiroid, atau kelainan neurologi
Polihidramnion
Oligohidramnion
Ketuban pecah dini
Hidrops fetalis
Kehamilan lewat waktu
Kehamilan ganda
Berat janin tidak sesuai masakehamilan
Terapi obat seperti magnesium karbonat, beta blocker
Ibu pengguna obat bius
Malformasi atau anomali janin
Berkurangnya gerakan janin
Tanpa pemeriksaan antenatal
Usia < 16 atau > 35 tahun
FAKTOR RISIKO INTRAPARTUM
Seksio sesaria darurat
Kelahiran dengan ekstraksi forcep atau vakum
Letak sungsang atau presentasi abnormal
Kelahiran kurang bulan
Partus presipitatus
Korioamnionitis
Ketuban pecah lama (> 18 jam sblm persalinan)
Partus lama (>24 jam)
Kala 2 lama (>2jam)
Makrosomia
Bradikardi janin persisten
Frekuensi jantung janin yang tidak beraturan
Penggunaan anestesi umum
Hiperstimulus uterus
Penggunaan obat narkotika pada ibu dlm 4
jam sblm persalinan
Air ketuban bercampur mekonium
Prolaps tali pusat
Solusio plasenta
Plasenta previa
Perdarahan intrapartum
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
PENILAIAN
Sambil meletakkan & menyelimuti bayi di atas perut ibu atau dekat perineum,
lakukan penilaian BBL:
1.Apakah bayi cukupbulan?
2.Apakah air ketuban jernih, tidak tercampur mekonium?
3.Apakah bayi menangis at au bernapas?
4.Apakah bayi tonus otot baik / bergerak aktif?
LANGKAH AWAL
1. Jaga bayi tetap hangat
2. Atur posisi bayi
3. Isap lendir
4. Keringkan dan rangsang taktil
5. Reposisi
JIkabayi tidak cukup bulan dan atautidak
bernapas atau megap- megap danatau
lemas
NILAI NAPAS
Bayi bernapas normal Bayi tidak bernapas / bernapas megap-megap
ASUHAN PASCA RESUSITASI
1. Pemantauan tanda bahaya
2. Pencegahan hipotermi
3. Inisiasi menyusudini
4. Pemberian vitamin K
1
5. Pencegahan infeksi
6. Pemeriksaan fisik
7. Pencatatan& Pelaporan
VENTILASI
1. Pasang sungkup, perhatikan lekatan
2. Ventilasi 2 X dengan tekanan 30 cm air
3. Jika dada mengembang lakukan ventilasi 20 X dengan tekanan
20 cm air selama 30 detik
Bayi mulai bernapas normal
Bayi ti dak bernapas / bernapas megap-megap
1. Ulangi ventilasi sebanyak 20 X selama 30 detik
2. Henti kan ventilasi & nilai kembali napas tiap 30 detik
3. Jika bayi tidak bernapas spontan sesudah 2 menit resusitasi,
siapkan rujukan, nilai denyut jantung
Jika dirujuk JIka ti dak mau dirujuk & t idak berhasil
1. Sesudah 10 menit bayi ti dak bernapas spontan
dan tidak terdengar denyut jantung
pertimbangkan untuk menghentikan resusitasi
2. Konseling
3. Pencatatan& Pelaporan
1. Konseling
2. LanjutkanResusit asi
3. Pemantauan tanda bahaya
4. Pencegahan hipotermi
5. Pencegahan inf eksi
6. Pencatatan & Pelaporan
BAYI LAHIR
NILAI NAPAS
1. Hentikan Ventilasi
2. ASUHAN PASCA RESUSITASI
Jika air ketuban tercampur mekonium
Jikabayi tidak bernapas
atau megap-megap
Jika bayi menangis
ataubernapas normal
Buka mulut lebar, usap
dan isap lendir dari mulut
Potong tali pusat
Potong tali pusat
NILAI NAPAS
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
BAYI BERAT LAHIR RENDAH
Dr.Mustarim Sp.A
Batasan BBLR
Bayi yang lahir dengan berat < 2.500 gram tanpa memandang masa
kehamilan
Berat lahir adalah berat badan yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir
Untuk keperluan bidan di desa berat lahir ditimbang dalam 24 jam pertama
setelah lahir
Bayi ditimbang dalam keadaan tidak berpakaian, pada timbangan
yang telah ditera sebelumnya.
Timbangan dilapisi dengan kain hangat
Klasifikasi BBLR
Bayi dari kehamilan kurang bulan
Bayi kecil untuk masa kehamilan
Kombinasi keduanya
Bayi Kurang Bulan
Bayi kurang bulan adalah bayi yang lahir sebelum umur kehamilan 37
minggu.
Sebagian bayi kurang bulan belum siap hidup di luar kandungan, kesulitan
untuk mulai bernapas, menghisap, melawan infeksi & menjaga tubuhnya
agar tetap hangat.
Bayi KMK
Adalah bayi yang tidak tumbuh dengan baik di dalam kandungan
Tiga kelompok bayi KMK :
KMK lebih bulan
KMK cukup bulan
KMK kurang bulan
Bayi KMK cukup bulan kebanyakan mampu bernapas dan menghisap
dengan baik
Faktor-faktor yang berhubungan dengan BBLR
Umur ibu < 20 tahun atau > 35 tahun
Jarak kehamilan < 1 tahun
Ibu dengan keadaan:
Mempunyai BBLR sebelumnya
Melakukan pekerjaan fisik beberapa jam tanpa istirahat
Sangat miskin
Kurang gizi
Perokok, pengguna obat terlarang, alkohol
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
Ibu hamil dengan:
Anemia berat
Pre eklampsia atau hipertensi
Infeksi selama kehamilan
Kehamilan ganda
Bayi dengan:
Cacat bawaan
Infeksi selama dalam kandungan
Masalah-masalah BBLR
Asfiksia
Gangguan napas
Hipotermi
Hipoglikemi
Masalah pemberian ASI
Infeksi
Ikterus
Masalah perdarahan IVH & PVH
Gambaran Klinis BBLR Kurang Bulan
Kulit tipis dan mengkilap
Tulang rawan telinga sangat lunak
Lanugo banyak terutama pada punggung
Jaringan payudara belum terlihat jelas
Perempuan:
labia mayora belum menutupi labia minora
Laki-laki:
skrotum belum banyak lipatan,testis belum turun
Garis telapak kaki < 1/3 bagian atau belum terbentuk
Kadang disertai dengan pernapasan tidak teratur
Aktifitas dan tangisannya lemah
Menghisap & menelan tak efektif / lemah
BBLR Kurang Bulan murni
Gambaran Klinis BBLR KMK
Janin dapat cukup, kurang atau lebih bulan tetapi
BB < 2.500 g
Gerakan cukup aktif, tangis cukup kuat
Kulit keriput, lemak bawah kulit tipis
Bila kurang bulan ditemukan tanda-tanda yang
sesuai dengan bayi kurang bulan
Bayi perempuan bila cukup bulan labia mayora
menutupi labia minora
Bayi laki-laki testis mungkin telah turun
Rajah telapak kaki mungkin lebih dari 1/3 bagian
Mengisap cukup kuat
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
BBLR - KMK
Bayi Berat Lahir Normal
Bayi Berat Lahir Rendah
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
K e h a m i l a n 3 2 m i n g g u :
p en i ng k at a n k ar ti l a go
l e ng ku n g l ua r d au n
t el i n ga
K e h a m i l a n 3 6 m i n g g u - m a t u r :
d a u n t e l i n g a k a k u ,
l e n g k u n g t e r b e n t u k b a i k
T e l i n g a
K e h a m i l a n 3 2 m i n g g u :
a re ol a te rl i h a t,
j a ri n ga n p ay ud ar a k e ci l
K e h a m i l a n 3 6 m i n g g u :
a r e o l a t e r l i h a t b a i k ,
n o d u l p a y u d a r a
P a y u d a r a
Genitalia perempuan
Kehamilan 32 minggu:
Deposit lemak pada
labia mayora meningkat
Kehamilan 36 minggu-matur:
labia mayora hampir menutupi
labia minora
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
Keh ami lan 3 2 min ggu :
testis turun, ruga pada
sebagian skrotum
Keh amil an 3 6 m ing gu - mat ur :
t est i s sud ah t u r un ,
p igm ent asi sk r ot um men in gk at
Genit alia laki - laki
Kehamilan 32 minggu:
raj ah pada 1/ 3 ant erior
t elapak kaki
Kehamilan 36 minggu-mat ur:
raj ah pada hampir seluruh
t elapak kaki
Rajah telapak kaki
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
Tatalaksana Saat Lahir
BBLR merupakan risiko terjadinya asfiksia
Cairan alveoli >>
Resistensi vaskuler paru tinggi
Usaha nafas kurang
Tatalaksana saat lahir adalah tindakan resusitasi
(Lihat Asuhan Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia pada Buku APN,
Manajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir untuk Bidan )
Penilaian BBL
Sebelum lahir:
Apakah bayi cukup bulan ?
Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium ?
Setelah Lahir:
Apakah bayi menangis atau bernapas
Apakah bayi tonus otot baik atau bergerak aktif ?
PERSIAPAN
Bayi cukup bulan,
Ketuban jernih,
Menangis/ bernapas
spontan,
Bayi tonus otot baik
/ bergerak aktif
PENILAIAN:
1. Apakah bayi cukup bulan ?
2. Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium ?
3. Apakah bayi menangis atau bernapas ?
4. Apakah bayi tonus otot baik atau bergerak aktif ?
Bayi tidak cukup bulan, dan atau
Air ketuban bercampur mekonium
dan atau
Tidak menangis atau tidak
bernapas atau megap-megap
dan atau
Tonus otot bayi tidak baik / lemas
A
Manajemen
Bayi Baru Lahir
Normal
B
Manajemen BBL
Dengan Asfiksia
BAGAN ALUR : MANAJEMEN BAYI BARU LAHIR
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
PENILAIAN:
1) Bayi cukup bulan
2) Air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium
3) Bayi menangis atau bernapas
4) Tonus otot bayi baik / bayi bergerak aktif
Asuhan Bayi Baru Lahir
1) Jaga kehangatan
2) Bersihkan jalan napas (bila perlu)
3) Keringkan dan tetap jaga kehangatan
4) Potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun, kira-kira 2 menit* setelah
lahir.
5) Lakukan Inisiasi Menyusu Dini dengan cara kontak kulit bayi dengan kulit ibu.
6) Beri salep mata antibiotika tetrasiklin 1% pada kedua mata.
7) Beri suntikan vitamin K
1
1 mg intramuskular, di paha kiri anterolateral setelah
Inisiasi Menyusu Dini
8) Beri imunisasi Hepatitis B 0,5 mL intramuskular, di paha kanan anteroleteral,
diberikan kira-kira 1-2 jam setelah pemberian vitamin K
1
MANAJEMEN BAYI BARU LAHIR NORMAL
Bila bayi bernapas spontan/menangis & air ketuban tidak tercampur
mekonium
Letakkan bayi di dada ibu (kontak kulit kulit), selimuti berdua dengan
ibunya inisiasi menyusui dini (IMD)
Bayi diletakkan di atas perut ibu setelah sebelumnya dikeringkan,
kecuali daerah telapak tangan dan telapak kaki.
Bayi dibiarkan mencari sendiri puting ibu (breast crawling) sampai
mendapatkan puting dan menyusu sampai puas (melepaskan sendiri
payudara ibu).
Tatalaksana Setelah Lahir
RIWAYAT
Tanyakan tanggal perkiraan kelahiran atau umur kehamilan
PERIKSA
Timbang berat bayi dalam 0-24 jam
Bayi stabil
Timbangan telah ditera, dilapisi kain hangat agar tidak
menjadi dingin
Pemeriksaan Fisik
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
.. Tatalaksana Setelah Lahir
- BBLR dengan berat 2000 gram, tanpa masalah / komplikasi
boleh dirawat oleh bidan
- BBLR dengan berat < 2000 gram, Atau > 2000 gram tapi dengan masalah
/ komplikasi harus dirujuk
- Jaga bayi tetap hangat:
- Kontak kulit bayi dengan kulit ibu
- Tutupi ibu-bayi keduanya dengan kain hangat
- Tutup kepala bayi dengan kain atau topi
- Memandikan bayi setelah usia 24 jam dan suhu tubuh stabil
- Dorong ibu meneteki/ memberikan ASI dengan cangkir/sendok
sesegera mungkin
- Periksa napas, warna kulit dan suhu
- Minum ASI dini dan eksklusif
- Beri dosis tunggal Vit K1 1 mg IM paha kiri
- Min 1 jam kemudian, diberikan hepatitis B di paha kanan (dalam usia 12
jam)
- Pencegahan infeksi
- Beri salep mata Tetrasiklin 1%
- Perawatan tali pusat : kering, bersih dan terbuka
- Sarankan Ibu dan keluarga cuci tangan sebelum dan sesudah
memegang bayi
Asuhan BBLR sehat yang harus diberikan:
Penghangatan bayi dengan PMK
Pemberian ASI dini dan eksklusif
Pencegahan infeksi
Pemberian imunisasi
Pemantauan tanda bahaya dan persiapan pra rujukan jika perlu
Perawatan Metode Kanguru
Pengertian :
Cara merawat bayi dalam keadaan telanjang (hanya memakai popok dan topi)
diletakkan secara tegak/vertikal di dada antara ke 2 payudara ibu (ibu telanjang
dada) kemudian diselimuti.
Dengan kontak kulit , bayi memperoleh panas melalui proses konduksi
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
Manfaat PMK bagi bayi
Stabilisasi suhu: bayi cepat hangat dan kehangatan dapat terjaga
(termoregulasi) yaitu 36,5 -37,5 C
Stabilisasi laju denyut jantung
Stabilisasi pernafasan, nafas menjadi teratur
Perilaku bayi lebih baik: menangis berkurang, waspada
Lebih sering menetek (ASI) & lebih lama.
Kenaikan berat badan bayi lebih baik, pertumbuhan lebih baik
Lebih cepat tertidur
Tidur lebih lelap, waktu tidur bayi lebih lama.
Hubungan lekat bayi dan ibu lebih baik
Berkurangnya kejadian infeksi
Bayi merasa aman dan nyaman
Manfaat PMK bagi Ibu
1. Mempermudah pemberian ASI
2. Ibu lebih percaya diri
3. Meningkatkan peran ibu dalam merawat bayi
4. Hubungan lekat lebih baik , meningkatkan bonding ibu dan bayi
5. Ibu lebih sayang
6. Pengaruh psikologis , mengurangi stres ibu, meningkatkan ketenangan ibu
& keluarga
7. Peningkatan produksi ASI, sehingga tidak perlu susu formula
8. Ibu dapat beraktifitas lebih cepat
Manfaat bagi ayah dan keluarga
Meningkatkan peran ayah dalam perawatan bayi
Meningkatkan kelekatan ayah dan bayi (bonding)
Manfaat bagi Petugas kesehatan
1. Dapat diterapkan dengan kondisi tenaga kesehatan maupun alat yang
kurang memadai, ibu lebih berperan dalam perawatan bayi
2. Bayi dapat dipulangkan lebih cepat
3. Lebih murah
Manfaat bagi institusi
1. Lama perawatan lebih pendek
2. Turn over meningkat
3. Efisiensi anggaran, penggunaan fasilitas berkurang
Empat komponen PMK
1. Kangaroo position: Kontak kulit dengan kulit antara bagian depan tubuh
bayi dengan dada dan perut ibu dalam baju kanguru.
2. Kangaroo nutrition: ASI eksklusif
3. Kangaroo support: Memberikan dukungan terhadap ibu dan bayi
4. Kangaroo discharged
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
Kapan PMK dapat dimulai ?
Sesegera mungkin setelah kondisi bayi stabil, ibu bersedia dan telah mengerti
tentang PMK.
Bayi
PMK dapat dibagi 2:
intermiten dan kontinu
Beberapa bahan pertimbangan
Kemauan ibu
Tersedia waktu dan anggota keluarga lain untuk melaksanakan PMK
intermiten
Ibu sehat
Ibu berada dekat bayi
Dukungan keluarga
Dukungan masyarakat
Persyaratan petugas PMK
1. Memiliki pengetahuan & ketrampilan kapan memulai PMK
2. Cara atau teknik menggunakan PMK
3. Cara pemberian minum bayi (BBLR).
4. Memiliki ketrampilan mengenali & melakukan tindakan efektif bila ada
tanda bahaya pada bayi dan ibu.
5. Pengetahuan kapan memulangkan pasien
6. Memiliki kemampuan konseling & komunikasi dengan keluarga
7. Memiliki kemampuan pendidikan & motivasi
8. Melibatkan ibu dalam segala aspek perawatan bayi termasuk monitor tanda
vital
9. Bertindak cepat dan tepat bila terjadi sesuatu
Edukasi
Dalam kelas
One-to-one
Lisan atau tertulis
Alat bantu:
Poster, leaflet, booklet
Flipchart
Slide
powerpoint
Kapan kita memperkenalkan PMK ke ibu?
Antenatal :
mempersiapkan sejak ibu hamil
bentuk video, leaflet, booklet
Saat perawatan
praktek langsung
Follow up
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
Edukasi ibu
Diskusikan PMK dengan ibu sesegera mungkin
Tawarkan sebagai metode alternatif dari metode konvensional (inkubator)
saat bayi sudah siap
Jelaskan keuntungan metode ini dan diskusikan perawatan bayi dengan ibu
Diskusikan dengan keluarga untuk membantu ibu meneruskan PMK dan
follow up
Edukasi
Jangan merokok dekat bayi
Jika terdapat kendala, bicarakan dan cari jalan keluar
Ibu harus mendapat support oleh tenaga kesehatan
Jika ibu tidak dapat melakukan PMK dapat digantikan anggota keluarga
yang lain
Topik edukasi untuk PMK
Bagaimana melakukan PMK secara benar dan memberi ASI eksklusif
Bagaimana melakukan PMK setelah bayi dipulangkan
Bagaimana perawatan bayi (merawat tali pusat, menjaga kebersihan, dll)
Mengerti cara memandikan dan menjaga kehangatan tubuh bayi
Pentingnya kontrol pasca rawat teratur
Selama perawatan : kegawat daruratan
Topik edukasi
E Pentingnya imunisasi dan stimulasi
E Bagaimana melakukan cup feeding
E Kesehatan ibu
E Pencegahan HIV
E Keluarga berencana
Ambulatory PMK
Bila ibu dan bayinya sehat
Ibu bisa berjalan sambil menggendong bayinya
Ibu bisa melakukan PMK sembari mengerjakan pekerjaan rumah
Dilakukan setidaknya hingga BB 2000 gram, dianjurkan hingga 2500 gram
Follow up harus teratur
ASUHAN BBLR SEHAT
NASIHATI IBU dan keluarga UNTUK:
Tidur dengan bagian atas tubuh lebih tinggi (+300) untuk menjaga posisi
kepala bayi di atas.
Meneteki sesuai permintaan bayi, minimal tiap 2 jam
Gunakan kontak kulit dengan kulit terus-menerus
Anggota keluarga dapat menggantikan ibu ketika ibu mandi atau harus
melakukan kegiatan lain.
Lakukan kontak kulit dengan kulit sampai berat bayi minimal 2500 gram
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
ASUHAN BBLR SAKIT
1. Hipotermi
Batasan
Suhu tubuh < 36,5C, diukur pada ketiak 3-5 menit
Tatalaksana /Asuhan Hipotermi
Ganti pakaian dingin-basah dengan pakaian hangat-kering
Memakai topi dan selimut hangat
Bila ada ibu/pengganti ibu anjurkan kontak kulit dengan kulit
Periksa ulang suhu bayi 1 jam kemudian
Anjurkan menyusui lebih sering/ ASI peras memakai sendok/cangkir
Rujuk apabila terdapat salah satu keadaan di bawah ini:
Jika setelah menghangatkan selama 1 jam, suhu tidak membaik
Bila bayi tidak dapat minum dengan sendok
Terdapat gangguan napas atau kejang
Bila disertai mengantuk/letargis/ada bagian tubuh yang mengeras
Nasehati ibu cara merawat bayi dengan PMK di rumah
2. Infeksi
2.1. Infeksi Lokal
Batasan:
Infeksi yang umumnya terjadi pada kulit, tali pusat dan selaput lendir
(mata dan mulut)
a. Infeksi kulit
Pustula atau bula
Asuhan
+ Gunakan sarung tangan bersih
+ Bersihkan bagian kulit yang meradang dengan sabun
+ Rujuk apabila tidak ada perubahan > 3 hari atau memburuk
b. Ruam pada perineum
Hindari kelembaban sekitar perineum ^ ganti popok basah / kotor
Dapat diolesi gentian violet 0,25% tiap ganti popok
c. Ruam pada mulut (oral trush
Bersihkan mukosa mulut dengan kasa bersih yang dicelup air hangat
Olesi gentian violet 0,25%, 2-4 X/hari di mukosa mulut
Setelah membaik, lanjutkan hingga 2 hari berikutnya
Olesi puting payudara ibu dengan gentian violet 0,25% setelah ibu
menyusui selama bayi diobati
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
Rujuk apabila tidak terdapat perbaikan > 3 hari atau bayi mempunyai
masalah dalam menyusui
d. Infeksi mata
Bila mata merah atau kelopak mata bengkak, tanpa nanah
Cuci tangan, bersihkan kedua mata 3 kali sehari dengan kasa bersih-
air hangat dari samping ke tengah ^ oleskan salep mata tetrasiklin
1% / kloramfenikol 1%
Cuci tangan kembali
Rujuk bila tidak ada perubahan > 3 hari dan atau keluar nanah
e. Infeksi tali pusat
Bila tali pusat bayi bengkak, merah
dan bernanah dengan penyebaran di kulit s 1 cm sekitar tali pusat
Cuci tangan lalu kenakan sarung tangan bersih
Bersihkan tali pusat dan sekitarnya dengan kasa bersih & air hangat
Oles tali pusat bayi dan sekitarnya dengan gentian violet 0,5% atau
povidon iodin 2,5%, 4 kali sehari sampai tidak bernanah lagi
Cuci tangan kembali
Rujuk apabila bengkak dan merah meluas > 1 cm di kulit sekitar tali pusat,
atau bernanah dan berbau atau, kulit sekitar tali pusat merah dan keras
2.2. Infeksi sistemik / sepsis neonatorum
Sepsis neonatorum adalah Infeksi sistemik yang berat pada masa neonatal
Tanda / gejala :
Bayi mengantuk/letargis atau tidak sadar
Kejang disertai tanda/gejala infeksi lain
Gangguan napas
Malas/ tidak bisa minum dengan atau tanpa muntah
Ada bagian bayi berwarna merah mengeras (sklerema)
Ubun-ubun cembung
Suhu badan > 37,50C atau badan teraba panas
Suhu badan < 36,50C atau badan teraba dingin disertai tanda/gejala
infeksi lain
3. Ikterus
Ikterus adalah pewarnaan kuning pada kulit, mukosa, selaput mata akibat
peninggian kadar bilirubin mulai tampak pada daerah muka
Penumpukan bilirubin terutama diakibatkan pemecahan sel darah merah
Sekitar 50% Bayi Cukup Bulan mengalami ikterus dalam 1 minggu
pertama kehidupannya persentasi pada BBLR lebih tinggi
Anjurkan ibu untuk memberi minum bayi lebih sering dan jaga tetap hangat
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
Rujuk bila ditemukan ikterus nonfisiologis:
-- Timbul pada 24 jam pertama kehidupan
-- Kuning menetap > 14 hari
-- Kuning mencapai lutut / siku atau lebih
-- Tinja seperti dempul
-- Disertai tanda-tanda bahaya
4. Kejang
Tanda / gejala:
Gerakan tidak normal, kesadaran menurun
Menangis melengking tiba-tiba
5. Spasme
Jika dicurigai sebagai TETANUS NEONATORUM dengan tanda / gejala:
Kejang / kaku seluruh tubuh baik dirangsang maupun spontan
Mulut mencucu
Biasanya kesadaran masih baik tetapi bayi tak bisa menetek
6. Gangguan minum dan masalah ASI
ASI merupakan nutrisi terbaik untuk BBLR
Merupakan hal yang normal jika dalam menyusui BBLR cepat lelah,
isapannya lemah, menghisap sebentar
Frekuensi pemberian ASI dianjurkan setiap 2 jam
Bila bayi tidak menghisap ASI dengan baik, anjurkan untuk memberikan
ASI peras melalui sendok/cangkir
Ajari ibu cara menyusui yang baik dan benar
Rujuk apabila terdapat keadaan berikut :
Malas atau tidak mau minum per sendok, sebelumnya minum baik
Bayi batuk dan tersedak sejak pertama kali minum
Gangguan napas
Kenaikan berat badan tidak sesuai dengan yang diharapkan
Perut menjadi kembung dan merah, BAB berdarah
7. Gangguan saluran cerna
Perdarahan
+ Peradarahan segar melalui Saluran Cerna
+ Tidak perlu bilas lambung
+ Puasakan, pasang OGT, Vit K1, rujuk
Tidak BAB selama 48 jam (dari lahir)
+ 99 % bayi matur & 76% prematur | BAB 24 jam pertama
+ Penyebab :
Anus imperforata /Atresia ani
Obstruksi usus : meconium plug, ileus, Hirschprungs,
atresia ani, malrotasi
+ Puasakan, pasang OGT, rujuk
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
8. Diare :
Perubahan frekuensi dan konstitusi tinja
Dibedakan :
+ dengan dehidrasi
+ tanpa dehidrasi
Tanda dehidrasi :
+ mata dan ubun ubun cekung
+ anak rewel, gelisah
+ kencing berkurang
Tanpa dehidrasi :
+ Tetap dirawat Bidan
+ Minum ASI teruskan
+ Minum cairan Rehidrasi oral
Dengan dehidrasi sedang berat
+ Harus dirujuk
+ Sambil dirujuk ,tetap diberi ASI/ ASI peras
+ Minum Cairan Rehidrasi oral
9. Kelainan Kongenital Saluran Cerna
Waspada bila dijumpai :
+ Sekresi air ludah yg berlebihan
+ Muntah atau gumoh yg sering
+ Perut kembung, tegang
+ Belum ada mekonium setelah 24 jam
Segera dirujuk
Pencegahan infeksi
Penyebab utama kematian BBL
Infeksi lokal yang kecil dapat meluas dan berbahaya
Sepsis neonatorum adalah infeksi sistemik berat pada masa neonatal
Pencegahan sepsis neonatorum
Upaya pencegahan infeksi selama persalinan & setelah lahir
Cuci tangan sebelum & sesudah memegang bayi
Ajari ibu & keluarganya untuk melakukan PI terutama dengan cuci tangan
Obati ibu hamil yang mengalami infeksi
Berikan ASI eksklusif
Hindari bayi kontak dengan orang yang sakit, isolasi bayi yang sakit
Ajari ibu dan keluarga untuk menghindarkan bayi dari orang yang sakit
Apabila ada infeksi intrapartum (ibu panas > 380 C + KPD, air ketuban
keruh dan bau) ibu diberi antibotika dan dirujuk in utero
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
MANAJEMEN TERPADU BAYI MUDA SAKIT
Bayi jarang dibawa ke Pel. Kes
Bidan melakukan kunjungan rumah
Kondisi bayi yang harus dilihat
Sehat
Sakit
+ Bisa dirawat di rumah tanpa terapi khusus
+ Dirawat di rumah dng terapi tertentu
+ Rujuk segera
Bidan perlu alat yg sederhana utk memutuskan kondisi bayi
Alat bantu: Manajemen terpadu balita sakit bagian bayi muda
Langkah Manajemen Kasus pd MTBS
LANGKAH 1: PENILAIAN
Menanyakan kepada ibu tentang masalah anaknya
Memeriksa apakah ada tanda penyakit sangat berat dan infeksi
bakteri lokal.
Memeriksa bayi muda untuk tanda dan gejala lain, pemberian
vitaminK, imunisasi
LANGKAH 2: MEMBUAT KLASIFIKASI
Membuat klasifikasi berdasarkan buku bagan
Dalam buku bagan terdapat 3 warna
+ Merah muda: Pengobatan pra rujukan dan rjuk segera
+ Kuning: Pengobatan medis spesifik dan nasihat
+ Hijau: Nasihat sederhana tentang penanganan di rumah
LANGKAH 3: MENENTUKAN TINDAKAN
menentukan tindakan spesifik untuk balita atau bayi muda sakit.
Terapi pra rujuakn apabila bayi perlu dirujuk.
pengobatan spesifik utk klasifikasi kuning.
nasihat apabila klasifikasi hijau
LANGKAH 4: MEMBERI PENGOBATAN
Memberi tindakan pra-rujukan untuk anak sakit yang dirujuk.
Memberi dosis pertama, dan mengajari ibu cara meminumkan obat,
cara pemberian makan dan cairan selama anak sakit, dan cara
menangani infeksi lokal di rumah.
Memberi nasihat tentang penatalaksanaan anak sakit di rumah.
LANGKAH 5: KONSELING
Nasihat kapan harus kembali
Nasihat kapan harus kembali segera
menilai pemberian makan termasuk praktik pemberian ASI dan
memberikan konseling untuk mengatasi masalah yang ditemukan
dalam pemberian makan.
Konseling meliputi juga untuk kesehatan ibu sendiri.
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
LANGKAH 6: TINDAK LANJUT
Beberapa anak perlu dilihat lebih dari satu kali untuk satu episode
sakit saat ini.
identifikasianak yang memerlukan kunjungan ulang.
Memberi pel tindak lanjut
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
Rujuk jika BBLR memiliki tanda bahaya:
Masalah pemberian ASI, tak dapat menghisap
Letargi
Gangguan napas
Kejang
Demam
Teraba dingin
Perdarahan tali pusat
Ikterus
Muntah terus-menerus, perut kembung/ tegang
Infeksi berat tali pusat, mata atau kulit
Ingat :Cantumkan dalam surat rujukan informasi tentang obat yang telah
diberikan (jenis, dosis & waktu pemberian)
Pemahaman:
Cepatnya perubahan keadaan BBLR
Perlu tata laksana rujukan ke fasilitas lebih lengkap & dekat
Yakinkan bahwa bayi akan mendapatkan manfaat dibanding bila hanya
tetap dirawat di tempat asalnya
Saat merujuk, bayi harus dalam keadaan stabil
Libatkan orang tua atau keluarga dalam mengambil keputusan merujuk dan
jelaskan kenapa bayi dirujuk
TUJUAN:
1. Menjelaskan kepada orang tua/ keluarga mengapa bayi harus dirujuk
2. Melaksanakan sistem rujukan dan transportasi untuk BBLR
Tindakan pra rujukan (BAKSOKU):
Mengupayakan Bayi dalam keadaan stabil
Jalan napas bersih dan terbuka
Kulit dan bibir kemerahan
Frekuensi jantung 120-160 kali/menit
Suhu aksiler 36,5-37,50C
Masalah spesifik penderita sudah dilakukan manajemen awal
Jaga Bayi tetap hangat
Didampingi NaKes trampil resusitasi, minimal sampai dengan ventilasi
Melengkapi data
Surat persetujuan tindakan
Surat rujukan
Catatan medis berisi :
+ Riwayat kehamilan, persalinan dan tindakan yang dilakukan
+ Obat yang dikonsumsi oleh ibu
+ Masa kehamilan dan berat lahir
+ Tanda vital (suhu, BJA, pernapasan, warna kulit, aktif
tidaknya bayi)
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
Tatacara merujuk : BAKSOKU
Umum
Bidan harus mendampingi bayi dan ibu/keluarga
Alat resusitasi harus dibawa bidan dalam perjalanan
menuju tempat rujukan
Keluarga/ibu harus ikut menemani bayi ketempat
rujukan
Surat rujukan/formulir rujukan tentang data-data
yang diperlukan di atas harus dibawa bidan saat itu
Oksigen (jika tersedia)
Kendaraan harus disiapkan
Uang
HAL LAIN YANG PERLU DIPERHATIKAN:
1. Kontak sebelumnya dengan tempat tujuan rujukan
2. Lakukan stabilisasi bayi sesuai dengan kemampuan yang ada
3. Pertahankan suhu optimal:
- PMK
- Membungkus bayi dengan kain yang kering, bersih dan hangat
- Menutup kepala bayi dengan topi
- Jangan meletakkan bayi dekat jendela/pintu
- AC kendaraan dimatikan
4. Usahakan bayi tetap mendapatkan ASI
5. Posisi leher bayi harus ekstensi agar jalan napas tetap terbuka
2. Khusus:
Kejang
Tindakan :
Jangan diberi minum atau apapun lewat mulut, karena bisa terjadi
aspirasi.
Beri obat anti kejang Fenobarbital (dosis 20 mg / kg, IM)
Spasme
Tindakan :
Jangan diberi minum atau apapun lewat mulut, karena bisa terjadi
aspirasi.
Beri obat anti kejang Diazepam, dosis pertama antibiotik
intramuskular Penisilin Prokain (Lihat Pedoman Eliminasi Tetanus
Neonatorum)
Gangguan saluran cerna
- jangan diberi minum/apapun lewat mulut
CATATAN:
- Rujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap dan terdekat
- Ikuti pedoman rujukan
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
Hal-hal yang perlu dipantau :
Ad. 1. Keadaan Umum Bayi
Kesadaran, aktifitas/gerakan bayi, tangisan bayi, pernafasan, warna
kulit, reflek isap, BAB & BAK.
Bila bayi menunjukkan tanda bahaya umum sesuai kriteria MTBM
maka bayi harus dirujuk dengan melakukan asuhan prarujukan.
Ad. 2. Suhu Tubuh
Bayi tetap teraba hangat, suhu tubuh 36,5-37,50C.
Bila badan Bayi teraba dingin / suhu < 36,50C ^ rujuk.
BBLR < 1800 gr PMK kontinu dikerjakan di Rumah dan pada saat
di bawa dari rumah.
Ad. 3. Nutrisi / ASI
Menyusui yang baik dan benar.
Ad. 4. Kenaikan Berat Badan
Perhatikan kenaikan berat badan bayi.
Jika kenaikan berat badan bayi tidak sesuaikolaborasi dengan
dokter.
Penyebab kurangnya kenaikan berat badan
+ ASI yang kurang
+ Cara menyusui yang salah
+ Hipotermi
+ Infeksi yang tersembunyi
+ Adanya penyakit lain (seperti kelainan jantung bawaan
sianotik / nonsianotik)
Ad. 5. Perawatan Tali Pusat
Tali pusat harus tetap bersih dan kering tanpa dibubuhi apapun.
Perhatikan tanda infeksi.
Ad. 6. Kebersihan Umum
Semua yang berhubungan dengan bayi, baik tempat, alat, ibu,
keluarga dan petugas harus bersih.
Setiap memberikan asuhan harus memperhatikan kewaspadaan
universal.
Asuhan yang harus diberikan
Menjaga suhu tubuh tetap hangat dengan PMK (kontrol teratur )
Memberikan nutrisi / ASI yang cukup
Mencegah infeksi, kebersihan umum dan imunisasi.
Memberikan stimulasi
-- Stimulasi sensorik dengan pijat bayi
-- Stimulasi pendengaran dengan sering
berkomunikasi
-- Stimulasi penglihatan dengan memperlihatkan
benda-benda berwarna warni, mengacu pada
pedoman SDIDTK
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
Pemantauan pada BBLR
Gangguan pendengaran
Gangguan penglihatan
Gangguan Otak: pantau lingkar kepala, gerakan ekstermitas, tumbuh
kembang.
Gangguan tulang
Gangguan pada sal.napas
Anemia
Pemantauan tumbuh kembang BBLR
BBLR memerlukan pemantauan pertumbuhan secara periodik :
Saat lahir
kunjungan I pada 6-48 jam,
kunjungan II pada hari 3-7
Kunjungan III pada hari 8-28
Penurunan berat bayi masih bisa diterima maksimal 10% dari berat lahir
pada 7 hari pertama dan 15% pada sepuluh hari pertama usia bayi.
Setelah berat lahir tercapai kembali, kenaikan berat badan sekurangnya
20g/ hari atau 120 gram/ 6 hari
Pedoman ini harus disesuaikan dengan keadaan (ibu, bayi, keluarga, pusat
pelayanan kesehatan)
Dilaksanakan secara komprehensif untuk menemukan penyimpangan
tumbuh kembang sampai tercapai berat badan 2500 gram.
Apabila terdapat penyimpangan, segera rujuk ke pusat rujukan.
Setelah melewati masa neonatal/ berat badan > 2500 gram, pemantauan
selanjutnya mengikuti Pedoman SDIDTK
Manfaat Pemantauan
Untuk mengetahui secara dini penyimpangan tumbuh kembang BBL
Stimulasi pada masa-masa kritis proses tumbuh kembang diberikan dengan
indikasi jelas
Upaya diberikan sesuai dengan umur perkembangan anak.
Pemantauan pasca PMK
Pelaksanaan PMK di rumah
Pemberian nutrisi
Pertumbuhan
Perkembangan
Penyakit penyerta dan obat-obatan
Tanda bahaya
Imunisasi
Pemeriksaan selanjutnya
Jadwal pemeriksaan khusus: pendengaran, penglihatan
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
Pemantauan pertumbuhan
Penimbangan berat badan bayi
Pengukuran panjang bayi
Pengukuran lingkar kepala
Diplot ke dalam kurva yang sesuai
Tahapan menimbang bayi
O Letakkan timbangan bayi di atas permukaan yang datar.
O Sebaiknya menggunakan alat timbangan bayi, hindari menimbang ibu
bersama bayi.
O Siapkan timbangan bayi, alasi dengan kain bersih dan pastikan jarum
menunjuk angka nol.
O Bayi sebaiknya hanya mengenakan pakaian setipis mungkin, lepaskan alas
kaki, topi dan selimut.
O Timbanglah bayi sebaiknya pada waktu yang sama,
O Pergunakan timbangan yang sama.
O Letakkan seluruh tubuh bayi di atas timbangan, lihat jarum hingga berhenti
atau catat pada angka di tengah-tengah yang ditunjuk oleh jarum dengan
pergerakan terkecil, sebaiknya pembacaan dilakukan dalam gram
Pengukuran panjang badan
Sebaiknya dilakukan pengukuran oleh 2 orang, bayi dalam posisi bayi tidur
Pengukuran panjang badan menggunakan alat mikrotoise yang sudah ditera
Bayi mengenakan pakaian setipis mungkin, lepaskan alas kaki, topi dan
selimut.
Kepala bayi menempel pada pembatas angka nol
Salah satu petugas memegang kepala bayi agar tetap menempel pada
pembatas angka nol.
Petugas lainnya menekan lutut bayi agar lurus dengan tangan kiri sedang
tangan kanan menekan batas alat ukur ke telapak kaki.
Angka dibaca sampai milimeter
Pemeriksaan lingkar kepala
< 1 tahun: setiap bulan
> 1 tahun: setiap 2 bulan
Memplot ukuran lingkar kepala
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
KOREKSI PREMATURITAS
Usia koreksi : usia kronologis prematuritas
Batas usia aterm : 40 minggu
Konvensi : hingga usia 2 tahun
Antropometri:
Berat badan : hingga 2 tahun
Panjang badan : hingga 3,5 tahun
Lingkar kepala : hingga 1,5 tahun
Kurva Fenton: bayi prematur
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
DETEKSI PERTUMBUHAN DG KMS (BB/U)
O Untuk dapat menilai pertumbuhan, perlu dilakukan pengukuran Berat
Badan (BB), Tinggi Badan/Panjang Badan (TB/PB) secara berkala.
O Penilaian pertumbuhan dilakukan dengan membuat garis yang
menghubungkan antara dua titik hasil penimbangan pada KMS.
O Pertumbuhan disebut BAIK :
O N1 (tumbuh kejar) : bila BB naik dibanding bulan lalu dan grafik
berpindah ke pita yang lebih atas (tua)
O N2 (tumbuh normal): bila BB naik dibanding bulan lalu dan grafik
mengikuti pita warna yang sama
O Pertumbuhan TIDAK BAIK :
O T1 (tumbuh tidak memadai) : bila BB naik dibanding bulan lalu
tetapi grafik berpindah ke pita dibawahnya (lebih muda)
O T2 (tidak tumbuh) : bila BB bulan ini tetap dibanding bulan lalu,
sehingga grafik di KMS mendatar
O T3 (tumbuh negatif) : bila BB bulan ini turun dibanding bulan lalu,
sehingga grafik di KMS turun
3 4 5
1. Garis pert umbuhan menurun, atau lebih rendah dari bulan lalu
2. Garis pert umbuhan mendat ar, at au sama dengan bulan lalu
3. Garis pert umbuhan naik, t et api pindah ke pit a warna di bawahnya
Berat Badan TIDAK NAIK
33
Warna-warna dalam grafik KMS
TIDAK BISA menentukan STATUS GIZI
STATUS GIZI ditentukan dengan melihat TABEL BB / TB
Yaitu : bandingkan berat badan sekarang dengan berat badan seharusnya
berdasarkan tinggi badan saat ini (tabel BB / TB)
Berat badan di bawah garis merah (BGM ) belum tentu gizi buruk,
Berat badan di pita kuning belum tentu gizi kurang
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
Tabel Untuk MENILAI STATUS GIZI
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
Interpretasi tabel BB/TB
Gemuk : >+ 2 SD
Normal / gizi baik : -2 SD s/d +2 SD
Kurus / gizi kurang : <-2 SD - (-3 SD)
Kurus sekali / gizi buruk : < - 3 SD
Gejala KLINIS : oedem, rambut, mata, kulit, mulut, perut, hati, lengan, kaki, dll.
Tindakan
(Lihat Buku Pedoman Tatalaksana Gizi Buruk)
MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit)
Skrining Perkembangan
Menilai 4 area perkembangan :
motor kasar
bahasa
personal sosial/kemandirian
motor halus
Mulai pada usia koreksi 40 minggu usia gestasi
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP):
Berisi 9-10 pertanyaan Sederhana Mudah digunakan
Hasil skrining perkembangan
Normal : skrining saat jadwal pemantauan berikutnya
Meragukan : ulang skrining 1-2 minggu lagi
Kecurigaan keterlambatan: segera dirujuk
Semakin dini dilakukan intervensi, semakin baik
Pemantauan
Pemantauan pertumbuhan dinilai dari kenaikan berat badan, tinggi badan,
lingkaran kepala bayi.
Alat yang digunakan untuk memantau tumbuh kembang BBLR adalah
Buku KIA dan Buku Pedoman SDIDTK.
KIE bidan pada ibu dan keluarga dibutuhkan untuk terwujudnya kerjasama
yang baik dalam pemantauan tumbuh kembang bayi
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
Tumbuh Kembang Anak
Dr. H. Irawan Anasta Putra , Sp.A
Umur Kemampuan perkembangan
0-1 bulan Menatap ke ibu, mengeluarkan suara, tersenyum, dll
1-3 bulan Mengangkat kepala tegak ketika tengkurap, tertawa,
mengamati tangannya, dll
3-6 bulan Meniru bunyi, meraih benda, tengkurap sendiri, dll
6-9 bulan Duduk sendiri,mengucapkan ma..ma..ma, da..da.da,
pegang biskuit, dll
9-12 bulan Bermain CI LUK BA, menjimpit benda kecil, berdiri dan
berjalan berpegangan, dll
1-2 tahun Menunjukkan dan menyebut nama bagian tubuh, naik
tangga, corat-coret, dll
2-3 tahun Berdiri di atas satu kaki tanpa berpegangan, bicara
domengerti, makan sendiri, memeluk dan mencium
orang yang terdekat, dll
3-5 tahun Melompat-lompat,menggambar, cerita, pakai pakaian, dll
Gangguan Tumbuh Kembang
Gangguan Pertumbuhan
A. Ggn pertumbuhan BB
Gagal tumbuh, obesitas
B. Ggn pertumbuhan TB
Perawakan pendek, jangkung
Gangguan perkembangan
1. Manifestasi primer hambatan motorik
Palsi serebralis
2. Manifestasi primer hambatan kognisi
Retardasi mental
3. Defisit spesifik
Tuna rungu, tuna netra
Gangguan bicara
Perilaku : Autisme, ADHD
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
Gagal Tumbuh
Definisi :
Pertumbuhan yg secara persisten & bermakna menyimpang dari kurva
normal untuk umur & seksnya (baku NCHS), biasanya terjadi mulai usia
kurang dari 5 tahun
Etiologi
1. Non Organik (lingkungan psikososial)
2. Organik
3. Inborn errors of metabolisme
4. Idiopatik
Non organik (psikososial)
Emosi orang tua,
Defisit perkembangan minor (ggn oromotor)
Kemiskinan, tuna wisma
Kepadatan penduduk
Ketidak mampuan pemerintah
Organik
1. Masukan nutrien tidak adekuat
tehnik pemberian makan salah, palatoskisis, ggn menelan,
regurgitasi/muntah, penyakit kronik
2. Absopsi tidak adekuat
malabsopsi, diare kronik, intoleransi laktosa, alergi susu sapi, infeksi
parasit
3. Kebutuhan kalori meningkat
hipertiroid, CP, keganasan, penyakit / infeksi sistemik kronik
Bentuk klinik
1. Tipe I (pola malnutrisi)
Lingkaran kepala normal, BB << dp TB,
Penyebab malnutrisi
2. Tipe II (pola endokrinopati)
LK normal, BB <, BB/TB proporsional,
Penyebab kelainan endokrin
3. Tpe III (pola SSP)
LK <<, BB/TB proporsional rendah,
Penyebab kelainan SSP
Diagnosis
1. Anamnesis
Riwayat kehamilan & kelahiran
Riwayat penyakit yg mgk mendasari
Riwayat pemberian makanan
Riwayat psikologi emosional
Faktor lingkungan lain
2. Gejala klinis.
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
BB dibawah P3 atau dibawah 2 SD dari kurva BB/U,
Gagal mempertahankan kurva pertumbuhan sebelumnya (menyilang 2
persentil mayor atau bergeser kebawah 2 SD)
Penambahan BB harian << dari normal untuk umurnya
BB untuk TB kurang,
Sering dg ggn perkembangan psikomotor
3. Observasi perilaku
Amati anak saat makan atau saat diberi makan
4. Pemeriksaan fisik
Cari penyebab medis,
Lakukan tes perkembangan formal
5. Pemeriksaan lab. Penunjang
Sesuai dengan riwayat dan pemeriksaan fisik yang ditemukan.
Penatalaksanaan
Tujuan : perbaikan gizi catch up growth,
perlindungan & evaluasi keluarga
Pelaksana : multidisiplin
Kurang gizi : terapi KKP
Penyakit organik : terapi yg sesuai
Ggn perkembangan : stimulasi, terapi yang sesuai
Interaksi ortu & faktor sosial : terapi psikologi, pekerja sosial
Indikasi rawat
Derajat sedang berat
Ada tanda-tanda penelantaran dan penganiayaan berat
Usaha diagnosis & terapi tidak berhasil
Berat : menunjukkan gejala marasmus atau kwashiorkor
Sedang :
* BBL tdk tercapai dlm 1 bulan,
* Kurve BB/U mendatar selama > 2 bulan,
* Kurve TB/U diatas P3, BB/U dibawah P3
Ringan : BBL tidak tercapai dlm 2 minggu, Kurve BB/U mendatar selama
1-2 bulan, penurunan BB/TB yang tidak proporsional
Tindak lanjut
Dilaksanakan minimal sampai umur 3 tahun
Pengamatan masukan makanan
Pengamatan tumbuh kembang
Pengamatan interaksi orangtua-anak dan lingkungan
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
Ggn Pertumbuhan TB
Definisi :
Adalah gangguan / penyimpangan pola pertumbuhan normal tinggi badan
anak, bisa terlalu pendek,
bisa terlalu tinggi
Etiologi Perawakan pendek
Penyebab yang sering :
* Kurang gizi
* Penyakit menahun ( Tbc, anemia, penyakit hati, ginjal,
saluran pencernaan)
* Obat-obat yg mengandung hormon.
Penyebab yg tak sering :
Kekurangan hormon dlm proses TK
hormon pertumbuhan, tiroid, insulin, paratiroid, adrenal, seks.
Kelainan bawaan
Kelainan jantung, paru, otak, ginjal, usus, tulang, berbagai sindrom
(Down, Turner, Prader Willi)
Kelainan metabolik
Monitoring pertumbuhan TB anak
Secara berkala, minimal 2x setahun sejak masa bayi.
Dicocokkan dengan kurva NCHS
TB anak laki-laki beda dengan perempuan
Perkiraan TB anak normal :
Laki-laki : ( TI + 13 ) + TA + 8,5 cm
2
Perempuan : ( TA 13 ) + TI + 8,5 cm
2
Pengelolaan
Sesuai dengan penyebabnya
Penyebab yang dapat dikoreksi :
* Lambat tumbuh
* Penyakit menahun
* Kekurangan hormon
Yang tidak dapat dikoreksi lagi :
* Anak peremupuan sudah haid > 3 th
* Anak laki-laki normal > 19 tahun
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
Stimulasi pada usia 0-3 bulan
Ciptakan rasa nyaman, aman, senang
Peluk, cium, gusel, ayun
Senyum, tatap muka, ajak bicara
Tirukan ocehan dan mimik bayi
Berbagai bunyi, suara, musik
Gantung benda berwarna, berbunyi
Meraih, meraba, pegang mainan,
Angkat kepala, gulingkan kanan-kiri, tengkurap- telentang
Stimulasi pada usia 3-6 bulan
Peluk, cium, pandang mata, senyum, bicara
Mencari sumber suara
Bermain cilukba, melihat wajah di cermin
Memeluk, mengayun
Melihat, meraih, menendang mainan
Mengawasi benda kecil, benda bergerak
Mengambil benda kecil
Memegang dengan 2 tangan, makan sendiri
Berguling-guling, duduk
Stimulasi pada usia 6-9 bulan
Peluk, cium, bicara, panggil namanya
Bersalaman, tepuk tangan, dada
Panggil : mama, papa
Cilukba, melihat cermin
Tunjuk dan sebutkan nama gambar
Bacakan dongeng
Pegang mainan dengan 2 tangan
Masukkan benda kecil ke dalam wadah
Sembunyikan dan cari mainan
Mencoret-coret, memukul
Duduk, merangkak, berdiri berpegangan
Stimulasi pada usia 9-12 bulan
Peluk, cium, bicara, panggil, ditanya
Cilukba, melambai kepada orang lain
Tunjuk dan sebutkan nama gambar
Bicara pada boneka, menyanyi
Masukkan benda ke wadah
Mainan yang mengapung dalam air
Menyusun balok, menggambar
Main alat dapur, minum dari gelas
Makan bersama
Gelindingkan bola, berdiri, membungkuk
Berjalan berpegangan, naik tangga
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
Stimulasi pada usia 12-15 bulan
Peluk, senyum, bicara, panggil, ditanya
Cilukba, melambai pada orang lain
Tunjuk dan sebutkan nama gambar
Masukkan benda ke dalam wadah
Menggambar, menyusun kubus, puzzle sederhana
Main boneka, sendok, piring, gelas
Berjalan tanpa berpegangan
Berjalan sambil menarik mainan, mundur, jinjit
Panjat tangga, lempar-tangkap-tendang bola
Lepas celana, makan sendiri
Meniru pekerjaan rumah tangga
Stimulasi pada usia 15-18 bulan
Berjalan mundur, jinjit, naik tangga
Tangkap dan lempar bola
Bermain balok, puzzle, menggambar
Bermain air, meniup, menendang bola
Bercerita tentang gambar di buku
Menyebutkan nama benda, menyanyi
Main telepon-teleponan, petak umpet
Merapikan mainan, membuka baju
Makan bersama
Merangkai manik-manik besar
Stimulasi pada usia 18-24 bulan
Bicara, bertanya, bercerita, bernyanyi
Tanya jawab, main telepon-teleponan
Perintah sederhana, membantu pekerjaan
Nonton TV sambil dijelaskan
Melepas baju, merapikan mainan
Makan bersama, menggunakan sendok garpu
Balok, puzzle, menggambar, membentuk lilin
Buat rumah-rumahan, bermain petak umpet
Berjalan, berlari, melompat
Berdiri satu kaki, naik-turun tangga
Melempar, menangkap, menendang bola
Stimulasi pada usia 24-36 bulan
Sebutkan nama benda, sifat dan guna benda
Bacakan cerita, tanya jawab
Bercerita pengalaman anak
Menonton TV didampingi, menyanyi
Cuci tangan, cebok, berpakaian, rapikan mainan
Makan dengan sendok garpu
Puzzle, balok, menggambar, menempel
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
Mengelompokkan benda sejenis
Mencocokkan gambar dan benda
Menghitung
Melempar, menangkap
Berlari, melompat, memanjat, merayap
Stimulasi pada usia 36-48 bulan
Menggunting, menempel, menjahit
Puzzle, balok, menggambar, mewarnai, menulis
Mengelompokkan benda sejenis
Mencocokkan gambar dan benda
Menghitung, mengenal angka, huruf
Melempar, menangkap, berlari, ,melompat
Memanjat, merayap, main sepeda roda tiga
Main lalu lintas, ular naga dengan teman
Stimulasi pada usia 48-60 bulan
Menggunting, menempel, menjahit
Puzzle, balok, menggambar, mewarnai, menulis
Mengelompokkan dan mencocokkan benda
Mengingat, menghapal dan mengerti aturan
Membandingkan besar kecil, banyak sedikit
Menghitung, konsep satu dan setengah
Mengenal angka, huruf, simbol, dan musim
Melempar, menangkap, berlari dan melompat
Memanjat, merayap, sepeda roda tiga, ayunan
Bermain, makan dengan teman
Stimulasi pada usia 60-72 bulan
Menggunting, menempel, menjahit
Puzzle, balok, menggambar, mewarnai, menulis nama
Mengingat, menghafal, mengerti aturan dan urutan
Membandingkan besar kecil, banyak sedikit
Menghitung, konsep satu dan setengah
Mengenal angka, huruf, simbol, jam, hari, tanggal
Melempar, menangkap, berlari, melompat
Memanjat, merayap, sepeda roda 3, ayunan
Berjualan, bertukang, mengukur
Mengenal uang, rambu lalu lintas
Deteksi Dini
Kuesioner Pra Skrining perkembangan (KPSP)
Tes Denver II
Tes daya dengar
Tes daya lihat
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
Prediktor gangguan Neurodevelopmental
Usia 3 bulan
ItemsGo Positif BSID at
Normal
one year
Abnormal
Neurobehavioral
abnomality
Absent Social
smile
Absent head
support
Persistant neonatal
reflexes
Abnormal adductor
angle, scarf sign
Abnormal axillary
suspension
9
9
22
15
17
18
0
0
8
4
4
5
9
9
14
11
13
13
Usia 6 bulan
Items Positif BSID at
Normal
one year
Abnormal
Absent pull to sit
Absent transfer of
object
Absent reaching of
object
Abnormal adductor
angle, scarf sign
Absent rolling over
Absent sitting with
support
11
11
9
21
14
32
0
0
0
5
5
13
11
11
9
16
9
19
Intervensi Dini
Fisioterapi
Terapi okupasi
Terapi bicara
Terapi perilaku
Konseling keluarga
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
HUBUNGAN PENYAKIT IBU
DENGAN BAYI BARU LAHIR
Dr. H. Irawan Anasta Putra , Sp.A
1. Kecurigaan Ibu infeksi intra uterin
Suhu tubuh > 38 C (1 3 hr pasca partus)
Cairan ketuban hijau, keruh, bau busuk
KPD antara 18 24 jam sebelum lahir
KP saat umur kehamilan baru 37 minggu
BBL sangat rawan / mengancam jiwa
kecurigaan sepsis pengobatan AB
( Ingat : Perburukan sangat cepat )
Tatalaksana BBL dari Ibu dicurigai Infeksi intra uterin
Infeksi Ibu positif / KPD positif :
Tanda infeksi bayi positif ( curiga sepsis )
Kultur tidak dilakukan
Beri Antibiotik selama 5 hari
amati 24 jam bayi baik - pulang
Infeksi Ibu positif / KPD positif
Bila kultur tidak dilakukan
Tanda infeksi bayi negatif Antibiotik 3 hari ,
amati 24 jam bayi baik pulang
Pengawasan yang perlu dilakukan keluarga
terhadap bayi pasca rawat adalah :
Apakah pernafasan bayi menjadi cepat
Bayi letargi, tidak mau minum
Hipotermi atau panas
Muntah setiap minum
Kembung atau merintih
Bila ada tanda diatas bayi bawah berobat
2. Pengelolaan BBL dengan Ibu Hepatitis B
Ingat :
Ibu yang menderita Hepatitis Akut atau serologis HBsAg positif
dapat menularkan hepatitis B pada bayinya
Satu minggu sebelum taksiran partus Siapkan vaksin hepatitis B
rekombinan dan Imunoglobulin hepatitis B.
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
Setelah bayi lahir :
Segera berikan dosis awal vaksin Hep. B dosis 0,5 ml
Sebaiknya dalam 12 jam sesudah lahir berikan dosis ke 2
yang ke 3 sesuai dengan jadwal imunisasi hepatitis
Waktu 12 24 jam setelah lahir beri Imunoglobulin Hepatitis B 200
IU. IM ( 0,5 ml ), disuntikan pada paha yang lain.
Bila HBIg tidak ada ( mahal ), cukup dengan imunisasi aktif
Hepatitis B diberikan secepatnya
Pemantauan sesudah periode perinatal :
Lakukan pemeriksaan berkala anti HBs dan HbaAg pada usia 7 bulan ( 1
bln setelah penyuntikan Hep.B ke 3 )
Bila HBs positif, lakukan pemeriksaan HBs dan
HBsAg pada usia 1,3,5 tahun. Selanjutnya tiap tahun
Bila HBs dan HBsAg negatif , berikan tambahan
vaksinasi tambahan satu kali. Satu bulan kemudian
periksa anti HBs . Bila tetap negatif Non responden
--- pemeriksaan lebih lanjut /rujuk
Apabila vaksin sudah diberikan, ibu boleh tetap menyusui / ASI
Tapi bila putting lecet / luka sebaiknya ASI tidak diberikan sampai luka
sembuh.
Imunisasi lain sama seperti bayi biasa
Pada kasus Hepatitis C, sebaiknya tidak memberikan ASI .
Penelitian, ada 20 % virus dalam kolostrum
3. BBL dengan Ibu Tuberkulosis
Penularan dapat terjadi melalui plasenta atau menghirup cairan amnion
tercemar
Atau melalui pernafasan setelah lahir
Tuberkulosis sangat jarang ditemukan
Resiko tinggi terjadi tuberkulosis pada saat persalinan dan setelah lahir.
Bila selama hamil ibu mendapat kanamisin streptomisin, waspada ggn
pendengaran .
Tuberkulosis aktif, therapi < 2 bulan sebelum melahirkan atau TB setelah
melahirkan maka :
Vaksin BCG setelah lahir jangan diberikan
Beri profilaksis INH 5 mg/kgbb sekali / hr
Umur 8 minggu : test Mt, Foto ronsgen
bila positif diterapi tuberkulosis .
bila negatif, profilaksis dilanjutkan 6 bulan
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
Tunda beri vaksin BCG sampai 2 minggu setelah selesai pengobatan atau
2 minggu setelah pemberian profilaksis
ASI tetap boleh diberikan
IV. BBL dengan Ibu dengan DM
Resiko hipoglikemia pada bayi terjadi 3 hari pertama setelah lahir
Tanda bayi hipoglikemia :
* Distress pernafasan
* Malas minum, letarghi
* Mudah terangsang
* Kejang
Masalah bila GDS rendah ( < 45 mg/dl ) .
* GDS < 25 mg/dl dengan hipoglikemia atau
* GDS 25 45 mg/dl tanpa tanda hipoglikemia
Bila kadar gula darah < 25 mg/dl :
Pasang IVFD D 10 % Tts rumatan
Bila belum terpasang beri glukose 10%. IV bolus, 2 ml / kg pelan dalam 5 menit .
1 jam kemudian periksa GDS dan selanjutnya tiap 3 jam.
GDS masih < 25 mg/dl, bolus diulang
GDS 25 45 mg/dl, infus diteruskan .
Bila GDS 25 45 mg / dl maka :
* Bayi diberi ASI sesering mungkin pantau 3 jam.
* Bila < 25 mg/dl , terapi seperti diatas 25 45 mg/dl diberikan ASI
diseringkan > 45 mg/dl, dipantau tiap 6 jam / 24 jam
* Selanjutnya pantau setiap 12 jam, bila 3 hari tanpa tanda hipoglikemia atau
penyakit lain, GDS normal, bayi dapat dipulangkan
V. BBL dengan Ibu dengan Sifilis
Bila hasil tes, ibu sudah positif dan sudah dapat obat penisilin 2,4 juta unit
dimulai sejak 30 hari sebelum lahir maka bayi tak perlu diobati.
Tapi bila pengobatan tidak adequat maka :
* Bayi beri Benzathine Benzylpenisilin. IM
* Rujuk bayi ke RS, cari tanda sifilis kongenital
* Tanda sifilis kongenital :
Edema, ruam kulit, lepuh telapak tangan dan
kaki, kondiloma di anus, rinitis, hepatomegali
VI. BBL dengan Ibu dengan HIV
Masalah : Ibu dengan HIV positif
Penyelesaian :
Untuk menentukan status HIV bayi
Tes Ab baru dapat dideteksi usia 18 bulan
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
Saat lahir, tak ada tanda klinis spesifik
Gejala klinis timbul setelah usia 2 6 mgg
Gejala klinis :
* Tidak spesifik
* BBLR, ISPA berulang, Pneumocystis carinii
* Sepsis, sinusitis, moniliasis berulang
* Febris yang tidak diketahui penyebabnya
* Hepatomegali
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan umum :
Hormati kerahasiaan ibu dan keluarga
Rawat bayi seperti bayi lain, cegah infeksi
Bayi tetap diberi imunisasi rutin kecuali def. imun berat ( BCG, Campak,
MMR jangan diberikan vaksin hidup )
Pantau tumbuh kembang rutin
Terapi anti retrovirus :
Bila Ibu sudah mendapat Zidovudine (AZT)
4 minggu sebelum lahir, maka bayi beri AZT
2 mg/kgbb peroral tiap 6 jam selama 6 minggu, mulai sejak bayi berusia 12
jam
Bila ibu sudah mendapat Nevirapine dosis tunggal selama proses persalinan
dan bayi berusia < 3 hari maka segera berikan Nevirapine dalam suspensi 2
mg/kgbb secara oral pada usia 12 jam
Dianjurkan memakai susu formula
Bila bayi sudah terkena HIV
Berikan AZT
NCB 90 hari : 2 mg/kgbb, oral tiap 6 jam
atau IV. 1,5 mg/kgbb tiap 6 jam
NKB 1,5 mg/kgbb tiap 12 jam sampai 2 minggu
Nevirapine
Neonatus 2 bln : 5 mg/kg , 2 x perhari
sampai usia 2 bulan .
VII. BBL dengan Ibu kecanduan obat
Narkoba / Cocain, obat tersebut dapat
melalui plasenta sehingga BBL dapat
mengalami Withdrawal
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
TANDA WITHDRAWAL
Onset gejala mulai timbul sejak lahir 2 minggu
Simtom dapat dilihat 24 48 jam setelah pemakaian obat terakhir
Klinis withdrawal terjadi tergantung pada :
* Dosis obat yang dikonsumsi
* Durasi kecanduan
* Dosis terakhir yang dikonsumsi
Bila konsumsi obat dosis besar, BBL dapat :
BBLR
Lingkar kepala kecil dari normal
Defisit motorik
Gangguan pendengaran
Kejang
Reflex moro yang menetap
Peningkatan resiko SIDS
( Suddent Infant death syndrome )
Sindrom withdrawal
Onset 1 3 hari, klinis yang sering ditemui :
Alter sleep, sianosis
Diare, fever, lethargi
Hipertonicity, hiperreflexia
Onset 3 20 hari, klinis yang sering ditemui :
Irritability, kejang, lethargi, tremor
Nasal congestion, vomiting
Berat badan turun
Tachypnea
Tachycardia
Poor state control
Penatalaksanaan
Terapi simptomatik
* 40 % bayi hanya butuh terapi simtom tanpa obat
* Bayi tempatkan diruang yang tenang, di bedong, ayun sehingga tidur tenang
* Beri P-ASI Formula
Terapi dengan obat Sesuai protokol pengobatan
Rujuk ke Rumah Sakit / Perinatologi
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
TRAUMA LAHIR
Dr. H. Irawan Anasta Putra, Sp.A
Definisi
Jejas pada bayi baru lahir akibat proses kelahiran
Angka kejadian
diperkirakan 2 7 perseribu kelahiran hidup
Faktor resiko trauma lahir
Makrosomia
Kehamilan multiple
Prematuritas
Panggul sempit ( Ibu )
Disproporsi kepala panggul
Persalinan lama
Persalinan presipitatus
Persalinan dengan tindakan
Jenis jenis trauma berdasarkan lokalisasi jaringan :
Trauma pada jaringan lunak
Trauma pada kepala
Trauma pada leher dan bahu
Trauma pada tulang belakang dan medula spinalis
Trauma pada ekstremitas
Trauma organ intra abdomen
Trauma genitalis eksterna
TRAUMA PADA JARINGAN LUNAK
1. Eritema
Ringan : Tak memerlukan perawatan khusus
sembuh sendiri
2. Ptekie
Disebabkan gangguan aliran darah perifer krn
bendungan ( faktor hematologis )
Cari adakah pedarahan ditempat lain
Tak perlu perawatan khusus
Hilang sendiri dalam 2 3 hari
3. Ekimosis
. Lebih luas dari ptekie
. Terjadi karena penekanan berlebihan,
lokalisasi sesuai penekanan
. Bila luas, cari kemungkinan perdarahan di tempat lain anemia
. Tak perlu perawatan khusus
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
4. Abrasi dan laserasi
. Jaga luka tetap bersih
. Bila dalam dan lebar beri antibiotika
5. Nekrosis jaringan lemak sub kutan
. Etiologi : penekanan / manipulasi berlebihan
. Biasanya muncul hari ke 6 10
. Ukuran 1 10 cm
. Bentuk lesi irreguler, keras, berbatas tegas,
permukaan ungu kemerahan / pucat
. Sembuh sendiri 6 8 minggu
TRAUMA PADA KEPALA
1. Kaput suksedanium
. Terjadi bendungan pada kapiler + limfe
kaput berisi serum / darah / keduanya
. Benjolan pada kepala, lunak, batas tak tegas fluktuasi tidak ada, melewati
sutura
. Tak perlu pengobatan khusus
sembuh 2 3 hari
2. Sefal hematoma
. Timbunan darah sub periosteum karena robeknya pembuluh darah di sub
periosteum
. Terjadi pada partus lama dan sulit ( Ekstraksi vakum atau cunam )
. Benjolan batas tegas, fluktuasi ada, tidak melewati sutura.
. Tersering parietalis
. Timbul perlahan 6 8 jam setelah lahir
Mungkin ada fraktur tulang tengkorak
Bedakan dengan kaput succ dan meningokel
Bila besar dapat anemis dan ikterus
Sembuh dalam 2 minggu 3 bulan bila :
. Anemi transfusi
. Ikterus tatalaksana ikterus
Gejala sisa berupa kalsifikasi dan fibrosis
3. Perdarahan sub aponeurotik
Pecahnya pembuluh darah emisaria
Perdarahan di jaringan sub aponeurotik
Tersering karena ekstraksi vakum
Klinis :
. Perlahan, luas, muka dan kepala asimetris
. Fluktuasi, melewati sutura batas tak tegas
Tatalaksana :
. Vitamin K1, cari adakah gangguan hematologi
. Bila luas awasi anemia / ikterus
Penyembuhan 2 3 minggu
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
4. Parese N. VII perifer
Terjadi penekanan daerah For. Stilomastoideus
Klinis :
. Muka asimetris bila menangis
. Kelopak mata terbuka bila menangis
. Plika nasolabialis datar
Tatalaksana :
. Mata yang sakit terbuka tetes mata
metilselulosa 1 %
. Bila ringan sembuh sendiri
. Tak ada perbaikan 2 10 hari syaraf putus
degeneratif rujuk
5. Fraktur tulang tengkorak
Fraktur linier curiga hematom besar
Fraktur depresi curiga lekuk tengkorak
Fraktur basis cranii , keadaan umum berat
. Kelainan neurologis
. Perdarahan dari telinga dan hidung
Diagnosis : Radiologis
Tatalaksana :
. F. Linier : tak perlu perawatan khusus
. F. depresi : gejala neurologis bedah
. F. Basis Cranii : rujuk prognosis jelek
6. Trauma tulang muka
Deviasi septum hidung
Luksasio mandibula ( sungsang )
Fraktur mandibula ( sungsang )
Tatalaksana :
. Koreksi ( bedah ) dan Immobilisasi
7. Trauma pada mata
. Tersering perdarahan conjungtiva ( EV )
. Presentasi muka , lilitan tali pusat
. Bila besar mungkin perdarahan di bola mata
. Sembuh sendiri dalam 1 2 minggu
8. Perdarahan intra cranial
penyebabnya trauma, hipoksia
9. Hematom epidural
Perdarahan antara tulang dan periostium
bagian dalam tengkorak perobekan anteri
meningen media
Sering bila terjadi fraktur tengkorak
Diagnosis : TIK meningkat UUB membesar
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
membonjol, herniasi ( USG/Scan )
Tatalaksana : tindakan bedah syaraf
10. Perdarahan subdural
Penyebab : Robek falk serebri, tent. Serebri dan V. serebral superior
Predisposisi : KPD, rigid jalan lahir, EV dan EF
part. Precipitatus
Klinis : anemia, kejang fokal
UUB meningkat, sutura melebar
Pupil anisokor, irritabel / letargi
Timbul gejala akut / sub akut
Tatalaksana : Bedah syaraf
11. Perdarahan sub arachnoid
Curiga : Persalinan sulit dan kejang
Diagnosis : LCS bercampur darah
Tatalaksana : Simtomatik
Komplikasi :
. Anemia
. Hiperbilirubinemia
. Hidrosefalus
TRAUMA PADA LEHER DAN BAHU
Penyebab :
Kesulitan mengeluarkan bahu dan kepala
serta peregangan berlebihan pada leher
Akibatnya :
1. Brakial palsy
2. Fraktur clavicula
3. Parese N. frenikus
4. Trauma M. sternokleidomastoidius
1. Brakial palsy
Trauma plexus brakhialis ( C5 T1 )
Ada 3 tipe :
a. Paralise Duchene erb
. Trauma C5 C6
. Kelumpuhan lengan atas
. Reflex bisep,moro hilang, ref. genggam baik
. Posisi lengan atas : Aduksi & rotasi interna
ekst. Siku, flexi pergelangan tangan .
Tatalaksana : Immobilisasi berlawanan dgn
kelumpuhan ( hura posisi )
Latihan gerakan ringan > 7 10 hari
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
b. Paralise Klumpke
. Trauma C7 T1
. Tangan lumpuh
. Reflex genggam tidak ada
. Gerakan lengan atas normal
. Tatalaksana :
. Immobilisasi bantalan kecil digenggam
sendi tangan posisi netral
. Latihan pasif setelah hari ke 10
c. Paralise total
. Trauma seluruh plexus brakhialis
. Fungsi otot ext. hilang semua
. Tatalaksana :
. Immobilisasi pada posisi netral
. Tangan diberi genggam
. Prognosis :
. Sembuh sempurna dalam 3 6 bulan
. Bila berat dapat sampai 2 tahun
. Latihan pasif optimal 3 5 tahun
gejala sisa lakukan bedah orthopedi
2. Fraktur clavicula
. Paling sering dan sering tak terdiagnosis
. Green stick fraktur, kadang komplit
. Tersering kesulitan mengeluarkan bahu
. Tangan terjungkit ( presbo )
. Klinis Gerak lengan asimetris
. Ref. moro asimetris
. Tanda tanda fraktur, grk pasif - nangis
. Diagnosis : Radiologi
. Tatalaksana : Immobilisasi, kalus terbentuk 7 10 hari
3. Paralise N. frenikus
. Kerusakan N. frenikus ( C3 C5 )
. Klinis : Biasanya ada brakhial palsy
Sindrom gawat nafas
. Diagnosis : Foto toraks, Abd. & USG
Diagfragma lebih tinggi
Gerakan menurun / tak ada pada posisi
sakit
. Tatalaksana :
. Posisi setengah duduk & IVFD, Oksigen
. Bila 6 minggu tak ada perbaikan - bedah
4. Trauma M. Syernokleidomastoideus
( Tortikolis kongenital )
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
Klinis : Benjolan pertengan otot & keras
Batas tegas, nyeri
Kepala miring kesisi sakit
Tatalaksana :
. Fisioterapi sedini mungkin
. Pergerakan pasif berlawanan arah posisi sakit
. Biasanya sembuh 2 3 bulan
TRAUMA PADA TULANG BELAKANG
Jarang , sering terjadi pada Letsu
Lokasi tersering servikal bawah atau torakal atas
Gejala klinis :
. K.U jelek
. Depresi pernafasan, shock dan dapat
meninggal dalam beberapa jam
. Bila hidup terdapat gejala sisa
Tatalaksana : Multi disiplin ilmu
TRAUMA LAHIR EKSTREMITAS DAN GENITALIA
1. Trauma humerus :
. Paling sering
. Klinis : gejala fraktur dan reflex moro
asimetris
. Diagnosis pasti : Radiologi
. Tatalaksana :
. Immobilisasi
. Rujuk dokter bedah oethopedi
2. Fraktur femur
. Tersering letsu
. Klinis tanda fraktur
. Tatalaksana : Immobilisasi, Fixasi
Rujuk Bedah orthopedi
3. Fraktur genitalis eksterna
. Tersering labia mayor & skrotum
edema, ekimosis, hematom dan hematokel
. Biasanya sembuh dalam 4 5 hari
TRAUMA INTRA ABDOMEN
Biasanya pada hati, renal dan lien
Klinis :
. Biasanya perdarahan intra Abdomen
karena ruptur, shock & anemis
. Tanda tanda peritonitis
Tatalaksana :
. Suportif
. Konsultasi Bedah ( Bila perdarahan hebat )
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
MAKANAN DAN PENYAKIT DEFISIENSI
Dr.Mustarim Sp.A
MAKANAN BAYI
Makanan utama : ASI, PASI, campuran
Makanan pelengkap (MP ASI) : Bubur, Nasi Tim, Buah/Sayur
Manfaat menyusui :
1. Ekonomis 2. Psikologik 3. Asepsis
4. Alamiah 5. Cegah keganasan payu dara
Sifat ASI
1. Fisiologik, natural
2. Antibodi : - kolostrum : SIgA, Lisozim
- ASI matur : lactoferin, transf, IgG/IgM (<)
3. Nutrien lengkap & komposisi sesuai
4. Nutrien segar, suhu optimal, steril
Breastfed Infant
1. Ikterus
Pregnanediol inhibisi konyugasi bilirubin
2. Nutritional def.
- Prolonged breastfed infant : D, K, e & Fluor
- Diet Ibu : B1, B12 & As. Folat
ASI saja s/d 6 bln Def. Fe
3. Obat difusi
- water soluble
- BM < 200 alkohol
Kontra indikasi Menyusui
1. Kontra indikasi tetap
Bayi : BBLSR/BBLR, Kel. Kongenital
Ibu : Inf. (HIV), Peny. Kronis
Kel. Jiwa
Hamil (+ 4 bl)
2. Kontra indikasi sementara
Bayi : Sakit
Ibu : Gg. Mammae
Peny. Akut yang berat
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
PENGATURAN MAKANAN BAYI
1. S/d 2 mgg : SEGERA ASI (K/P Dextr 5%)
7-8 x / hr (on ademand basis)
2. 2 mgg 4 (6) bl : ASI 7-8 x / hr (ASI Eksklusif)
3. 4(6) 7 bl : ASI
Bubur/BS mskin padat
Sayur (daun)
Daging/hati
Buch/biscuit
4. 7 12 bl : ASI
Bubur padat Nasi Tim/NB
Sayur/daging/telur/ikan
Buah/biscuit
ASI (-) v Susu Formula
MENILAI KECUKUPAN INTAKE
1. Langsung : BBsetelah minum ASI
2. Tidak langsung :
a. BB Lahir : kembali usia 2 mgg
b. Pe BB :
a. TW I : 150 250 g/mgg
TW II : 500 600 g/bl
TW III : 350 450 g/bl
TW IV : 250 350 g/bl
b. 4 - 5 bl : 2 x BBL
1 th : 3 x BBL
c. NCHS
3. Subjective : Bayi tenang, mammae kendor
MAKANAN PELENGKAP ASI (MP-ASI)
1. Buah/biskuit : - pisang, pepaya, air jeruk (a 50 g)
- biskuit 4 ptg
175 kcal, prot. 4 g
2. Bubur : tepung beras 10 gr
gula 10 g
susu (sapi) 150 cc
165 Kcal, prot. 5 g
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
3. Nasi Tim : I (g) II (g)
Beras 25 25
Hati 20 20
Telur - 30
Tempe 15 15
Bayam 10 10
Tomat 10 10
Wortel 20 20
Kalori 20 20
Kalori 150 220
Prot. 8 12
Alasan Memberi PASI / Susu Formula
1. Kontra Indikasi
2. Produksi ASI kurang
3. Sosio Kultural : Waktu, Kecantikan, Prestise
Kelompok Susu Formula
1. Rasa : - Manis : SGM, Vitalac, Lactogen dll
- Asam : Eledon, Dumex
2. PH : Acidified, non acidified
3. Bahan utama Protein : - Kacang kedelai, Nursoy, Prosobe
- Sapi (HA = Hipo Alergenik)
4. Kadar Nutrient :
a. Rendah laktosa : SGM, LLM
b. Bebas laktosa : Olac, Susu Prot. K. kedelai
c. Rendah lemak : Eledon, Skim (-)
d. MCT : Portagen, prot. Hidrolisat/elemental
e. Tujuan penggunaan : malabsorbsi, inborn error
(PKU : lofelanac)
Kegagalan PASI
1. Kontaminasi : infeksi diare
2. Komposisi : nutrient << : ignorence/ekonomi
Makanan Pelengkap ASI (MP ASI) 4 6 bl
Dini :
- Solute load >> hiperosmolaritas
- Obesitas
- Alergi
- Zat merugikan / additive
- Kontaminasi
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
Pengaturan makanan
1. Kebutuhan (RDA)
2. Kemampuan
3. Kecepatan Pertumbuhan
4. Aktivitas
Permasalahan Makan usia 1 th pertama
1. Intake kurang : gelisah, menangis, gagal tumbuh
2. Intake lebih :
- regurgitasi, muntah, post prandial discomfort
- lemak >> : distensi, abd. Discomfort
- KH >> : distensi, borborigmi, sering kentut
BAB lembek s/d cair
3. Regurgitasi / muntah
4. Diare lembek
5. Konstipasi : ASI (-), Formula
6. Kolik :
Makanan Anak Usia > 1 tahun
1. Pokok : KH
2. Lauk pauk : Protein (nabati/hewani)
3. Buah : Vitamin Mineral
4. Susu : Pelengkap
Usia 1 3 th :
a. Rentan gg gizi & penyakit. def
b. Gigi susu lengkap
c. Belajar makan sendiri
d. Senang makanan manis
e. Toilet training
Usia 4 6 th :
a. Pert. Melambat lebih kurus
b. Rentan inf & gg gizi
c. Makanan manis caries
d. Memilih makanan
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
Usia 7 12 th
1. Sekolah
2. Aktivitas : perlu kalor
3. Daya tahan thd inf & gg Gizi
4. Gigi permanen
Usia > 12 th : 1. Remaja pert. cepat
2. Pubertas : - hormon sex
- perk. alat genital
PR LK
- lemak >> - Otot >>
- Menst - aktivitas >>
------------------ Kalori << imunitas infeksi (Tbc ?)
Gangguan Makan
1. Anoreksia : nafsu makan kurang / (-)
a. Psikoogik : Kebiasaan makan
Family disorder
b. Organik : - infeksi (kronis)
- Kongenital
Anoreksia Nervosa : - lebih berat
- wanita (remaja)
- gemuk ? Gg hormonal
Pubertas lambat
(amenorrhoea)
Psikologik mengurung diri
2. PICA
- Nafsu makan aneh bukan makanan
- Sering usia < 1 th (fase oral)
- Family disorder, pengawasan kurang, sosek gizi <<
3. Obesitas
Akumulasi lemak pada subkutan/organ
Intake >> :
- Psikologik : emosional, behaviour
- Organik : Hipofise, insulin
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
Klinis :
- Muka bulan, dagu berlipat, mulut relatif kecil
- Mammae >>
- Abdomen pendulum, striae
- Genital ext. tampak lebih kecil
- Ext. prox. lebih besar, art. genu X
- Gg emosional
4. Regurgitasi / muntah
Regurgitasi : keluar kembali susu/makanan
bersamaan / bbrp saat sesudah makan
sering usia < 6 bl tehnik menyusui
Muntah : keluar seluruh/sebagian isi lambung
bersamaan / bbrp saat sesudah makan
over feeding, kel. Organik, infeksi?
5. Konstipasi Frek. Bab << N 1-3 X/hr, 36-48 jam/X
Etiologi :
- komposisi mak/min
- kel. Organik :
- Hirschprung
- Spastis S Ani
6. Kolik
Serangan nyeri perut paroksismal
Gejala :
- akut, menangis kuat
- abdomen tegang
- ext. inf. Flexi ke abdominal, ujung ext. dingin
Etiologi :
1. Tehnik menyusui (posisi/udara), komposisi nutrient
2. Kelaparan
3. Kel. Organik, obstruksi/invaginasi/volvulus, infeksi
4. Alergi
5. Emosional (anak lebih besar)
Tindakan :
1. Suportif (tidur terlentang, kompres hangat)
flatus menghilang
2. Medikamentosa sedativa
Kolik berulang : organik : koreksi/operatif
(-) : cari etiologi
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
HIV pada Anak
Dr.Dian Angraeni, Sp, M.Kes
HIV
- Retrovirus
- Virus RNA dg enzim transkriptase reversi
- Berikatan dg molekul CD4 sel imun
Infeksi HIV pada bayi dan Anak
- progresivitas lebih cepat
- lebih suseptibel untuk infeksi HIV
- sindrom rekonstruksi imun
pada bayi
- sel imun perifer lebih banyak yang muda
- sel imun lebih mudah tersensitisasi sehingga replikasi virus lebih cepat
Sindrom Rekonstruksi Imun
- perburukan klinis saat mulai terapi Anti-RetroViral(ARV)
- Tanpa bukti relaps atau rekurensi (kekambuhan) bakteri
- Demam tinggi tanpa penyebab yang jelas
Perbaikan respon imun karena beban virus menurun
Reaksi inflamasi dan kerusakan jaringan sekitar
# pertimbangan untuk pemberian ARV pada penderita TBC
Immune-reconstitution inflammatory Syndrome (IRIS) atau reaksi Paradoks TB
- Muncul gejala penyakit TB
- Perburukan tanda dan gejala TB
- - Bukan karena kegagalan terapi TB atau penyakit infeksi lain
- - saat timbulnya seiring dengan pemberian ART (bukan terapi TB)
- Gambaran klinis : infiltrat baru, limfadenopati, demam, gejala neurologi;
mungkin berat; dapat memberi respon pada terapi kortikosteroid
Saat memulai ARV pada koinfeksi TBC-HIV
- Bila CD4 <15%
- Jumlah absolut CD4: 750 < 1 th
1th<500<6th
200>6th
- Mulai ARV antara 2 mgg 2 bulan setelah OAT pada supresi imun berat
- Bila supresi imun tidak berat tunda ART hingga fase intensif selesai
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
Bagan Penilaian dan Tata Laksana Awal
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
PCP = Pneumocystis jiroveci pneumoni a
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
Catatan:
o Semua anak yang terpajan HIV sebaiknya dievaluasi oleh dokter, bila
mungkin dokter anak
o Manifestasi klinis HIV stadium lanjut atau hitung CD4+ yang rendah pada
ibu merupakan faktor risiko penularan HIV dari ibu ke bayi selama
kehamilan, persalinan dan laktasi.
o Pemberian ART pada ibu dalam jangka waktu lama mengurangi risiko
transmisi HIV.
o Penggunaan obat antiretroviral yang digunakan untuk pencegahan
penularan dari ibu ke anak (prevention mother to child transmission,
PMTCT) dengan monoterapi AZT, monoterapi AZT + dosis tunggal NVP,
dosis tunggal NVP saja, berhubungan dengan insidens transmisi berturut-
turut sekitar 5-10%, 3-5%, 10-20%, pada ibu yang tidak menyusui. Insidens
transmisi sekitar 2% pada ibu yang menerima kombinasi ART.
o Transmisi HIV dapat terjadi melalui laktasi. Anak tetap mempunyai risiko
mendapat HIV selama mendapat ASI.
Menyingkirkan Diagnosis Infeksi HIV Pada Bayi dan Anak
o Diagnosis definitif infeksi HIV pada bayi dan anak membutuhkan uji
diagnostik yang memastikan adanya virus HIV.
o Uji antibodi HIV mendeteksi adanya antibodi HIV yang diproduksi sebagai
bagian respons imun terhadap infeksi HIV. Pada anak usia 18 bulan, uji
antibodi HIV dilakukan dengan cara yang sama seperti dewasa.
- Antibodi HIV maternal yang ditransfer secara pasif selama kehamilan,
dapat terdeteksi sampai umur anak 18 bulan ii,iii oleh karena itu interpretasi
hasil positif uji antibodi HIV menjadi lebih sulit pada usia < 18 bulan.
- Bayi yang terpajan HIV dan mempunyai hasil positif uji antibodi HIV pada
usia 9-18 bulan dianggap berisiko tinggi mendapat infeksi HIV, namun
diagnosis definitif menggunakan uji antibodi HIV hanya dapat dilakukan
saat usia 18 bulan.
- Untuk memastikan diagnosis HIV pada anak dengan usia < 18 bulan,
dibutuhkan uji virologi HIV yang dapat memeriksa virus atau
komponennya.
- Anak dengan hasil positif pada uji virologi HIV pada usia berapapun
dikatakan terkena infeksi HIV. Anak yang mendapat ASI akan terus
berisiko terinfeksi HIV, sehingga infeksi HIV baru dapat disingkirkan bila
pemeriksaan dilakukan setelah ASI dihentikan > 6 minggu.
Terdapat dua cara unt uk menyingkir kan diagnosis inf eksi H I V pada bayi
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
dan anak:
1. Uji virologi H I V negat if pada anak dan bila pernah mendapat ASI , pemberiannya
sudah dihent ikan > 6 minggu
H I V-D N A at au H I V-RN A at au ant igen p24 dapat dilakukan minimal usia 1 bulan,
idealnya 6-8 minggu unt uk menyingkirkan inf eksi H I V selama persalinan. I nf eksi
dapat disingkirkan set elah penghent ian ASI > 6 minggu.
2. Uji ant ibodi H I V negat if pada usia 18 bulan dan ASI sudah dihent ikan> 6 minggu
Bila uj i ant ibodi H I V negat if saat usia 9 bulan dan ASI sudah dihent ikan
selama 6 minggu, dapat dikat akan t idak t erinf eksi H I V.
Uji ant ibodi H I V dapat dikerjakan sedini-dininya usia 9-12 bulan karena
74% dan 96% bayi yang t idak t erinf eksi H I V akan menunjukkan hasil
ant ibodi negat if pada usia t ersebut .
Bagan Diagnosis HIV Pada Bayi dan Anak < 18 Bulan
Dengan Status HIV Ibu Tidak Diketahui
Catatan:
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
Jika pajanan HIV tidak pasti, lakukan pemeriksaan pada ibu terlebih
dahulu sebelum uji virologi pada anak. Apabila hasil pemeriksaan HIV
pada ibu negatif, cari faktor risiko lain untuk transmisi HIV.
Anak yang mendapat ASI akan terus berisiko terinfeksi HIV, sehingga infeksi
HIV baru dapat disingkirkan bila ASI sudah dihentikan > 6 minggu.
Uji virologi HIV termasuk PCR HIV-DNA atau HIV-RNA (viral load) atau
deteksi antigen p24. Uji virologi HIV dapat digunakan untuk memastikan
diagnosis HIV pada usia berapa pun. Anak usia < 18 bulan dapat membawa
antibodi HIV maternal, sehingga sulit untuk menginterpretasikan hasil
uji antibodi HIV. Oleh karena itu, untuk memastikan diagnosis hanya uji
virologi HIV yang direkomendasikan.
Idealnya dilakukan pengulangan uji virologi HIV pada spesimen yang
berbeda untuk konfirmasi hasil positif yang pertama. Pada keadaan yang
terbatas, uji antibodi HIV dapat dilakukan setelah usia 18 bulan untuk
konfirmasi infeksi HIV.
Bagan Diagnosis HIV Pada Bayi dan Anak < 18 Bulan
dan Mendapat ASI
Catatan:
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
Bila anak tidak pernah diperiksa uji virologi sebelumnya, masih
mendapatkan ASI dan status ibu HIV positif, sebaiknya segera lakukan
uji virologi pada usia berapa pun.
Bagan Diagnosis Hiv Pada Bayi dan Anak < 18 Bulan,
Status Ibu Hiv Positif, Dengan Hasil Negatif Uji Virologi Awval dan
Terdapat Tanda/Gejala Hiv Pada Kunjungan Berikutnya
Menegakkan Diagnosis Presumptif Hiv Pada Bayi dan Anak < 18 Bulan
dan Terdapat Tanda/Gejala Hiv Yang Berat
Catatan:
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
Menurut definisi Integrated Management of Childhood Illness (IMCI):
a. Oral thrush adalah lapisan putih kekuningan di atas mukosa yang normal atau
kemerahan (pseudomembran), atau bercak merah di lidah, langit-langit mulut atau
tepi mulut, disertai rasa nyeri. Tidak bereaksi dengan pengobatan antifungal
topikal.
b. Pneumonia adalah batuk atau sesak napas pada anak dengan gambaran chest
indrawing, stridor atau tanda bahaya seperti letargik atau penurunan kesadaran,
tidak dapat minum atau menyusu, muntah, dan adanya kejang selama episode sakit
sekarang. Membaik dengan pengobatan antibiotik.
c. Sepsis adalah demam atau hipotermia pada bayi muda dengan tanda yang berat
seperti bernapas cepat, chest indrawing, ubun-ubun besar membonjol, letargi,
gerakan berkurang, tidak mau minum atau menyusu, kejang, dan lain-lain.
Bagan Diagnosis HIV Pada Bayi dan Anak 18 Bulan
a. Prosedur uji HIV harus mengikuti pedoman dan algoritma HIV nasional.
CABUL IKA 1 edited by edi06
Dapatkan ebook kuliah kedokteran lainnya di http://noteskedokteran.blogspot.com
b. Anak yang mendapat ASI akan terus berisiko terinfeksi HIV, sehingga infeksi
HIV dapat disingkirkan bila ASI dihentikan > 6 minggu.
Catatan:
- Hasil positif uji antibodi HIV awal (rapid atau ELISA) harus dikonfirmasi
oleh uji kedua (ELISA) menggunakan reagen berbeda. Pada pemilihan uji
antibodi HIV untuk diagnosis, uji pertama harus memiliki sensitivitas
tertinggi, sedangkan uji kedua dan ketiga spesifisitas yang sama atau lebih
tinggi daripada uji pertama. Umumnya, WHO menganjurkan uji yang
mempunyai sensitivitas dan spesifisitas yang sama atau lebih tinggi.
- Di negara dengan estimasi prevalensi HIV rendah, uji konfirmasi (uji
antibodi HIV ketiga) diperlukan pada bayi dan anak yang asimtomatik
tanpa pajanan terhadap HIV.
- Diagnosis definitif HIV pada anak > 18 bulan (riwayat pajanan diketahui
atau tidak) dapat dilakukan dengan uji antibodi HIV, sesuai algoritme pada
dewasa.
- Uji virologi HIV dapat dilakukan pada usia berapapun.