You are on page 1of 27

Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu II

Neraca Energi Sistem Tunak dan Tak Tunak


1

Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia

A. Konsep Dasar Hukum Termodinamika Pertama.

Menurut J.J Martin dalam bukunya Chemical Engineering Education, bunyi hukum
termodinamika pertama adalah Energi dan massa masing-masingnya adalah kekal pada
semua proses kecuali proses nuklir dimana energi dan massa secara bersama-sama adalah
kekal. Artinya energi tidak dapat diciptakan atau dihilangkan, melainkan berpindah dari
system ke lingkungan atau sebaliknya, ataupun berubah dari satu bentuk energi menjadi
bentuk energi lainnya. Secara umum, hukum termodinamika pertama menjelaskan tentang
konservasi massa dan energi.
Hukum pertama termodinamika ini diaplikasikan pada sistem dan lingkungan. Secara umum,
penulisan hukum pertama termodinamika adalah:
(energi sistem) + (energi lingkungan) = 0 (1)
Sistem pada hukum termodinamika terbagi dua, yakni sistem tertutup dan sistem
terbuka. Pada sistem tertutup, tidak ada aliran massa masuk dan keluar sistem sehingga yang
diperhitungkan hanya neraca energi
U + E
k
+ E
p
= Q - W (2)
karena pada sistem tertutup maka nilai E
k
dan E
p
adalah nol. Sehingga:
U = Q - W atau U = Q W
s
-W
PV
(3)
dengan U adalah energi dalam, Q adalah kalor, W adalah kerja, W
s
adalah kerja poros, dan
W
PV
adalah kerja PV. Energi dalam pada sistem tertutup bertambah karena terjadi
perpindahan kalor dari lingkungan ke dalam sistem sebesar Q dan berkurang karena sistem
melakukan kerja poros W
s
dan kerja PV terhadap lingkungan sebesar W
PV
.
(tanda W negatif mengartikan bahwa kerja mengalir dari sistem ke lingkungan)

Pada hukum termodinamika untuk sistem terbuka, terbagi menjadi dua, yaitu sistem
tunak dan tak tunak. Pada sistem terbuka ini, ada aliran massa dari lingkungan yang masuk ke
dalam sistem dan atau yang keluar dari sistem ke lingkungan. Jika jumlah massa yang masuk
dan yang keluar tidak sama maka terjadi akumulasi massa yang besarnya adalah laju total
aliran massa masuk ke sistem dikurangi laju total aliran massa keluar sistem:

=
j
j j j
i
i i i
A u A u
dt
dm

dengan i dan j masing-masing adalah aliran masuk dan aliran keluar. Sedangkan , u, dan A
masing-masing adalah densitas, laju alir superfisial, dan luas penampang tegak lurus arah
Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu II
Neraca Energi Sistem Tunak dan Tak Tunak
2

Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia

aliran. Jika dm/dt positif maka terjadi peningkatan jumlah terhadap waktu sedangkan jika
negatif maka terjadi pengurangan massa.

Untuk proses tunak, persamaan kekekalan energinya:
U + E
k
+ E
p
= Q W
yang menyatakan bahwa energi sistem baik dalam bentuk energi dalam, energi kinetik,
ataupun energi potensial dapat berubah akibat interaksi sistem dengan lingkungan berupa
perpindahan kalor ataupun kerja.

Persamaan neraca energi untuk sistem terbuka tak tunak adalah:
m
2
u
2
m
1
u
1
= { } { }

= =
=
fasa
i
fasa
j
proses awal
j j
proses akhir
i
u m u m
1 1
, 1 , 1 1 , 2 , 2

{ }
keluar s masuk
ak
j
j
j s
j j i
am
i
i s
i i
w q z g
v
h m z g
v
h m
,
1
2
,
1
2
,
2
( )
2
( +

+ + + +

= =
(4)
Persamaan di atas dijadikan persamaan untuk sistem terbuka tak tunak karena
akumulasi massa dan akumulasi energi diperhitungkan secara terpisah.
Sedangkan untuk sistem tunaknya selain menggunakan persamaan 2, dapat pula
menggunakan persamaan 4 dengan ruas kiri sama nol, karena tidak mengalami akumulasi
energi, sehingga persamaannya menjadi:
{ }
keluar s masuk
ak
j
j
j s
j j i
am
i
i s
i i
w q z g
v
h m z g
v
h m
,
1
2
,
1
2
,
2
( )
2
( +

+ + + +

= =
= 0

B. Neraca Massa & Energi Sistem Tunak

Tunak : semua aliran dalam sebuah system punya laju, komposisi, massa ,dan suhu yang
tetap (tidak ada akumulasi/laju alir masuk = laju alir keluar) atau dengan kata lain
semua variabel itu tidak mengalami perubahan terhadap waktu

Rumus umum :


Karakteristik system tunak (steady-flow process) :
keluaran pemakaian n pembentuka masukan + = +
Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu II
Neraca Energi Sistem Tunak dan Tak Tunak
3

Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia

1. Tidak ada variable (intensif maupun ekstensif)
berubah terhadap waktu. Volume, massa, dan total
energi dari control volume tetap konstan selama proses.
Akibatnya batasan kerja adalah 0 dan total massa atau
energi yang masuk sama dengan yang keluar
2. Tidak ada perubahan variable pada batasan dari
control volume terhadap waktu. Sifat fluida yang
mengalir pada lubang masuk atau keluar akan tetap
sama selama proses.
3. Kalor dan kerja pada proses tunak tidak mengalami perubahan
Contoh alat yang bekerja sesuai poses tunak :
Turbin, Pompa, Boiler, Kondenser, dan Heat-Exchanger dari PLTU


Neraca Massa sistem
tunak

Selama proses tunak,
jumlah massa pada suatu control volume tertentu tidak berubah seiring waktu (M
cv
=
konstan), berarti kumlah massa masuk sama dengan massa keluar. Saat kita berhubungan
dengan proses steady-flow, maka kita memakai istilah laju massa per satuan waktu bukan
jumlah massa. Prinsip konservasi massa pada proses tunak dengan beberapa lubang masuk
dan keluar dapat dilambangkan dengan rumus sebagai berikut :



Atau
e i
m m =
Untuk kasus dimana hanya terdapat satu aliran masuk dan satu aliran keluar, maka persamaan
di atas dapat ditulis menjadi :

dimana :
: densitas (kg/m
3
)
|
|
.
|

\
|
=
|
|
.
|

\
|
waktu unit
keluar massa total
waktu unit
masuk massa total / /
2 2 2 1 1 1
A V A V =
2 1
m m =
Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu II
Neraca Energi Sistem Tunak dan Tak Tunak
4

Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia

: specific volume (m
3
/kg)
V : kecepatan alir rata-rata (m/s)
A :luas lubang masuk/keluar (m
2
)

Konsep conservation of volume
sebenarnya tidak ada dalam proses tunak
(bagi gas), ini dikarenakan laju alir
volume masuk dan keluar sistem bisa
saja berbeda. Contohnya udara yang
tersimpan dalam kompresor, dimana antara laju alir volume
keluar dan masuk sangat berbeda yang mana dikarenakan
adanya perbedaan densitas.

Neraca Energi sistem Tunak

Pada system tunak telah dikatakan bahwa total energinya akan sama (E
cv
= konstan)
sepanjang waktu atau tidak ada perubahan energi total (E
cv
= 0), berarti jumlah energi yang
masuk = energi yang keluar system. Dari kalimat ini berarti kita dapat menuliskan hukum
pertama termodinamika (konservasi energi) sebagai berikut :


Atau
i i e e
m m W Q u u E E =
Karena (total energi dari fluida) = h + ke + pe, maka bisa ditulis dengan :



Bila yang dihadapi adalah sistem dengan hanya satu keluaran/masukan (single stream steady
flow system) maka kita dapat menyederhanakan persamaan di atas menjadi :
) ( pe ke h m W Q A + A + A =
Bila q = Q/m (kJ/kg)
dan w = W/m (kJ/kg), maka :

2 2
2
1 1
1
1 1
A V A V
u u
=
hilang yang kerja / kalor sistem keluar energi sistem masuk energi =
)
2
2
( )
2
2
(
i
i
i i e
e
e e
z g
V
h m z g
V
h m W Q + + E + + E =
pe ke h w q + + A =
Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu II
Neraca Energi Sistem Tunak dan Tak Tunak
5

Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia


Bila fluida tidak mengalami perubahan kecepatan dan elevasi dalam sistem, maka nilai dari
energi kinetik dan potensialnya dapat diabaikan. Sehingga rumusnya menjadi sangat
sederhana : h w q A =


Istilah-istilah yang ada dalam neraca energi :

Q : laju transfer panas dari system kepada lingkungan, bernilai negative bila sistem
melepas kalor, dan akan bernilai 0 bila terisolasi (adiabatik)
W : kerja, adalah bentuk energi yang menunjukkan perpindahan antara system dan
sekitarnya, kerja tidak dapat disimpan, bernilai postif bila dikenakan pada system. Pada
sistem tunak, kerja yang mungkin terjadi hanyalah kerja elektrik (electrical work) atau
kerja mekanis
h : h
exit
-h
inlet
, adalah perubahan entalpi yang terjadi pada fluida. Untuk gas ideal,
) (
1 2 ,
T T C h
av p
= A
ke : energi kinetik,
2
2
1
mV atau 2 / ) (
2
1
2
2
V V
pe : energi potensial, g(z
1
-z
2
), biasanya perbedaan ketinggian yang dimaksud adalah
perbedaan ketinggian antara saluran masuk dengan saluran keluar.
Pada proses-proses keadaan tak tunak (unsteady state) dengan nilai keberadaan
(variabel independen) sebagai fungsi waktu adalah yang diperhatikan dalam sistem tersebut
berubah dengan waktu. Keadaan tak tunak agak lebih rumit daripada keadaan tunak, dan
umumnya masalah-masalah yang melibatkan proses keadaan tidak tunak agak lebih sulit
untuk dirumuskan dan dipecahkan dari pada yang melibatkan proses keadaan tunak. Tetapi
banyak masalah industri yang penting masuk kedalam kategori ini, seperti penghidupan
peralatan, pemanasan atau reaksi bacth, perubahan dari satu kumpulan kondisi operasi ke
yang lainnya, dan gangguan yang berkembang karena kondisi proses berfluktuasi.
Hukum dasar
Neraca massa: (massa masuk) (massa keluar) = akumulasi

CV e i
m m m A =


Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu II
Neraca Energi Sistem Tunak dan Tak Tunak
6

Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia

Neraca energi: (total energi dalam bentuk kalor dan kerja) + (energi masuk) (energi
keluar) = (akumulasi)

CV out in
E E E W Q A = +


Sistem tertutup
Pada sistem tertutup tidak ada massa yang melewati pembatas sistem.
Sistem terbuka
Pada sistem terbuka massa dapat masuk dan keluar tanpa halangan.
Hukum I Termodinamika untuk sistem tertutup tak tunak
Persamaan untuk keadaan ini memeprhitungkan akumulasi massa yang masuk dan
keluar sistem, maka:
out in
sys
m m
dt
dm
=
|
.
|

\
|

Terdapat akumulasi massa disini yang berbeda pada keadaan tunak.

EFEK PANAS
Kapasitas Panas Gas Ideal
Kapasitas panas gas ideal diperoleh dari data kapasitas panas yang diekstrapolasi pada
limit tekanan nol. Kurva kapasitas panas gas ideal (

C
p
ig
) sebagai fungsi suhu, menunjukkan
kenaikan kapasitas panas dengan naiknya suhu. Energi termal dapat digunakan oleh molekul
gas untuk meningkatkan energi translasi, rotasi, vibrasi dan elektronik. Prinsip ekipartisi
energi menyatakan bahwa energi yang dimiliki molekul gas linier atau tidak linier dengan N
atom adalah penjumlahan dari kelipatan 0,5RT.
Pada umumnya, prinsip ekipartisi energi berlaku pada suhu yang tinggi. Rumusnya
adalah:

2
2
T
d
cT bT a
R
C
ig
P
+ + + =
(5)

1 =
R
C
R
C
ig
P
ig
V
(6)


Panas Laten
Panas laten adalah kalor yang dilepas atau diserap sistem pada saat terjadi perubahan
fasa. Khusus untuk material murni, perubahan fasa berlangsung pada suhu tetap.
Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu II
Neraca Energi Sistem Tunak dan Tak Tunak
7

Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia

Persamaan Clapeyron :
V T
H
dT
dP
sat
A
A
= (pada fasa cair-uap) (7)
Dengan AH = kalor laten
AV = Perubahan volume yang mengiringi perubahan fasa
P
sat
= tekanan uap jenuh
Persamaan Watson :
38 . 0
1
2
1
2
1
1
|
|
.
|

\
|

=
A
A
r
r
T
T
H
H
(8)

Persamaan Watson ini digunakan untuk mencari nilai kalor laten pada suhu tertentu ketika
telah diketahui harga kalor laten pada suatu suhu. Dimana yang dipakai adalah harga T
r
atau
temperatur yang telah tereduksi. Persamaaan Watson berlaku pada suhu mendekati suhu kritis
atau pada T
r
mendekati satu.

Panas Reaksi Standar
Panas ini timbul sebagai konsekuensi penyusunan ulang ikatan kimia reaktan dan
produk pada reaksi kimia. Panas reaksi standar adalah efek panas suatu reaksi dengan reaktan
dan produk pada suhu yang sama, biasanya pada suhu 25C. Sedangkan untuk keadaan
standar:
Untuk gas : gas murni pada keadaan ideal dengan tekana 1 atm dan pada suhu yang
disertakan pada data.
Untuk cair dan padat : Cairan atau padatan nyata pada tekanan 1 atm dan pada suhu yang
disertakan pada data.

Panas Pembentukan Standar
Reaksi yang tertulis adalah reaksi pembentukan 1 mol untuk reaksi pada 25C.
Ketentuan penulisan, memiliki konsekuensi :
- dihitung dengan cara mengkombinasi persamaan-persamaan reaksi yang ada
- hasil perhitungan berlaku untuk sistem pada keadaan standar
- jika suhu reaktan ataupun produk berbeda dengan suhu standar maka suhu harus
terlebih dahulu disesuaikan dengan mengikuti lintasan, seperti yang diberikan pada
gambar dibawah.
Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu II
Neraca Energi Sistem Tunak dan Tak Tunak
8

Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia


Jika P
1
dan P
2
tidak terlalu tinggi sehingga campuran reaksi masih bisa dianggap bersifat
ideal, maka perhitungan AH (reaktan) dan AH (produk) dapat dilakukan dengan
menggunakan data kapasitas panas isobarik gas ideal dan AH reaksi dilakukan dengan
menggunakan data dari tabel panas pembentukan standar.

Kapasitas Kalor
Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan oleh zat untuk menaikkan suhunya
1C (satuan kalori/C).
Kapasitas kalor pada volume konstan : C
V
=
V
T
U
|
.
|

\
|
c
c
(9)

Kapasitas kalor pada tekanan konstan: C
P
=
P
T
H
|
.
|

\
|
c
c
(10)


Penentuan H pada fasa gas
Umumnya untuk mengetahu nilai C
p
pada suhu tertentu menggunakan persamaan
2
T T C
p
| o + + = kemudian variabel C
p
dimasukkan pada persamaan
}
= A dT C n H
p sensibel
.
Gas juga memiliki nilai C
v
yaitu kapasitas kalor pada volum konstan dimana C
p
C
v
= R
.
Apabila gas berupa uap air, penentuan entalpi dapat menggunakan steam table dengan
menentukan keadaan awal dan akhir.

Penentuan H pada fasa cair dan padat
Prinsipnya sama dengan fasa gas, pada suhu tertentu
2
T T C
p
| o + + = kemudian variabel
C
p
dimasukkan pada persamaan
}
= A dT C n H
p sensibel
.

Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu II
Neraca Energi Sistem Tunak dan Tak Tunak
9

Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia


PERTANYAAN DAN JAWABAN PERTANYAAN

1. A piston-cylinder device contains steam initially at 1 MPa,

, and

. Steam is
allowed to cool at constant pressure until it first starts condensing. Show the process on a
P-v and P-Tdiagram with respect to saturation lines and determine (a) the mass of the
steam,(b) the final temperature, and (c) the amount of heat transfer

Diketahui :

Piston silinder mengandung uap
Kondisi awal



P-v diagram :
P








v

Dengan melihat steam table didapatkan data berikut



a) Massa dari air


= 2.5/ 0.33036 = 7.567 kg

1
2
Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu II
Neraca Energi Sistem Tunak dan Tak Tunak
10

Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia

b) Temperatur akhir
Temperatur akhir samadengan temperature dimana steam mulai berkondesasi oleh karena
itu temperatur akhirnya



c) Jumlah perpindahan kalor
(

)
= 7,567 x ( 3371,8 2777,1)
= 4500,39 kJ

2. Stream enters a nozzle operating a steady state at 30 bar, 320, with a velocity of 100
m/s. The exit pressure and temperature are 10 bar and 200 respectively. The mass flow
rate is 2 kg/ s. Neglecting heat transfer and potential energy, determine : (a) the exit
velocity in m/s. (b) the inlet and exit flow areas in cm
2

Diketahui :



Ditanyakan : a)


b)


Jawaban :
Data yang didapatkan dalam steam table adalah sebagai berikut:
- Pada kondisi awal
Nilai

didapatkan dari hasil interpolasi antara nilai

pada suhu 300 dengan nilai


pada suhu 350. Berikut interpolasi yang dilakukan :



Nilai

didapatkan dari hasil interpolasi antara nilai pada suhu 300 dengan nilai
pada suhu 350. Berikut interpolasi yang dilakukan :



NOZZLE
Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu II
Neraca Energi Sistem Tunak dan Tak Tunak
11

Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia



- Pada kondisi akhir



a) Asumsi awal : steady state , Q = 0 , W = 0 ,


(

) (

)
(

) (


Jadi kecepatan fluida saat keluar nozzle adalah



b) Kondisi awal


Jadi besar luas permukaan nozzle ketika fluida memasukinya adalah



Kondisi akhir



Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu II
Neraca Energi Sistem Tunak dan Tak Tunak
12

Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia


Jadi besar luas permukaan nozzle ketika fluida memasukinya adalah



3. A feedwater heater operates at steady state with liquid water entering at inlet 1 at 7 bar,
42
o
C, and a mass flow rate of 70 kg/s. A separate stream of water enters at inlet 2 as a
two-phase liquid-vapor mixture at 7 bar with the quality of 98%. Saturated liquid at 7 bar
exits the feedwater heater at 3. Ignoring heat transfer with the surrounding and neglecting
kinetic and potential energy effects, determine the mass flow rate, in kg/s, at inlet 2.







Diket :
T
1
= 42
0
C
P
1
= P
2
= P
3
= 7 bar

= 70 kg/s
X
2
= 98%
fasepada inlet 2 = 2 fase
asumsi = steady state
no heat transfer = Q = 0
K = 0
P = 0
W = 0
Ditanya :

?
Jawab :
Basis = 1 sekon
PersamaanEnergi :


(

()

Steady state :

()


Inlet 1
FEEDWATER
HEATER
Inlet 1
Inlet 2
Inlet 3
Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu II
Neraca Energi Sistem Tunak dan Tak Tunak
13

Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia

T
1
= 42
0
C
Tekanan 7 bar Tc = 164,95 fase inlet 1 : subcooled
T (
o
C) H
L
(kJ/kg)
40 167,54
42 ?
45 188,44









Inlet 2
Tekanan 7 bar


X
uap(2)
= 98%


( )



Outlet 3
Tekanan 7 bar



4. Steam flows steadily through an adiabatic turbine. The inlet conditions of the steam are
10 MPa, 450
o
C, and 80 m/s. The exit conditions are 10 kPa, 92% quality, and 50 m/s.
The mass flow rate of the steam is 12 kg/s. Determine (a) the change in kinetic energy,
(b) the power output, and (c) the turbine inlet area.




Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu II
Neraca Energi Sistem Tunak dan Tak Tunak
14

Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia

Diketahui :





Keterangan :
- Aliran steady state,
- Adiabatic (Q=0)
- m = 12 kg/s
Ditanyakan :
a. EK ?
b. W ?
c. A
1
?
Jawab :
Asumsi :
- Steady state, system terbuka
- Adiabatik (Q=0)
- Ep = 0

Neraca energi :


Maka,
(

|
|
.
|

\
|
+
|
|
.
|

\
|
+ =
2 2
2 2
out
out
in
in u
V
h
V
h m W


a. Perubahan energi kinetik

=

(
(

|
.
|

\
|
|
.
|

\
|
= = A
2
2
2 2
2 2
1000
1 50 80
2
1
2 2 m kg
s kJ
s
m
s
m V V
EK
out in

1,95 kJ/kg


Turbin
P
1
= 10 Mpa
T
1
= 450
O
C
V
1
= 80 m/s
P
2
= 10 Mpa
X =
92%=0,92
V
2
= 50 m/s
Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu II
Neraca Energi Sistem Tunak dan Tak Tunak
15

Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia

b. Power output
|
|
.
|

\
|
+ =
2 2
2 2
out in
out in u
V V
h h m W


Dimana nilai h
in
dan h
out
diketahui dengan steam table
- h
in
:
P = 10 Mpa pada Tabel saturated water and steam, T
Table
= 311
O
C
T
1
= 450C > T
Table
superheated water
Pada tabel superheated water (P
1
= 10 Mpa dan T
1
= 450
O
C) , h
1
= 3242,3 kJ/kg
- h
out
:
X = 0,92 saturated water and steam
Pada tabel saturated water and steam, P
2
= 10 KPa = 0,01 Mpa, nilai h
l
= 191,81
kJ/kg dan h
v
= 2583,9 kJ/kg sehingga,
h
s
= (1-x) h
l
+ x h
v

h
s
= (1-0,92) 191,81 kJ/kg + 0,92 kJ/kg
h
s
= 2392,5328 kJ/kg
sehingga power outputnya adalah :

kJ
s MW
kg
kJ
kg
kJ
kg
kJ
s
kg V V
h h m W
out in
out in u
1000
1 95 . 1 5 . 2393 4 . 3242 12
2 2
2 2

|
|
.
|

\
|
+ =
|
|
.
|

\
|
+ =


=
u
W

10,22 MW

c. Inlet area,
v
A V
m

=
V
m v
A

=
Dimana nilai volume spesifik harus diketahui terlebih dahulu dengan cara sebagai
berikut :
- keadaan 1, superheated water
Pada tabel superheated water (P
1
= 10 Mpa, T
1
= 450
O
C), Vs = 0,029782 m
3
/kg
maka,

m
s
s
kg
kg
m
V
m v
A
80
12 029782 . 0
3
= =

= 0,00447 m
2

5. Ammonia gas enters the reactor of nitric acid plant mixed with 30% more dry air than is
required for the complete conversion of the ammonia to nitric oxide and water vapor. If
gases enter the reactor at 348.15 K (75
o
C), if conversion is 80%, if no side reactions
occur, and if the reactor operates adiabatically, what is the temperature of the gases
leaving the reactor? Assume ideal gases.

Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu II
Neraca Energi Sistem Tunak dan Tak Tunak
16

Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia

Diketahui :
Udara berlebih 30%
Konversi 80%
Tidak ada reaksi sampingan
Temperatur pada saat gas masuk = 75
o
C
Q=0
Ditanya : Temperatur saat gas meninggalkan reaktor?
Jawab :
Basis : 4 mol gas Amoniak masuk
O
2
masuk = 1,3(5 mol) = 6,5 mol
N
2
masuk = 6,5 mol (79/21) = 24,45 mol
NH
3
bereaksi = 0,8(4 mol) = 3,2 mol

4NH
3(g)
+5O
2(g)
4NO
(g)
+ 6 H
2
O
(g)
Mula-mula 4 6,5
Bereaksi 3,2 4,0 3,2 4,8
Setimbang 0,8 2,5 3,2 4,8










Asumsi : 1. Tunak
2. W=0, Q=0, P =0, K =0




Keterangan :

adalah panas sensibel

adalah entalpi pembentukan (dapat dilihat dari lampiran F pada


buku Prinsip Dasar dan Kalkulasi dalam Teknik Kimia karangan
Himmelblau)



Reaktor
O
2
= 6,5 mol
N
2
= 24,45 mol
NH
3
= 4 mol
T=75
o
C
NO= 3,2 mol
H
2
O = 4,8 mol
O
2
= 6,5 mol
N
2
= 24,45 mol
NH
3
= 4 mol
T=?
F
P
Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu II
Neraca Energi Sistem Tunak dan Tak Tunak
17

Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia

H
masuk
:

)

H
keluar
:

)

(



Sehingga didapatkan T = 698,13
o
C = 971,28 K


6. What mass of steam initially at 130
o
C is needed to warn 200 g of water in 100-g glass
container from 20
o
C to 50
o
C?
Jawaban :
Steam kehilangan energi di 3 kondisi :
1) Kondisi pertama : steam

)() (


2) Kondisi kedua : steam air


3) Kondisi ketiga : air

)() (



Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu II
Neraca Energi Sistem Tunak dan Tak Tunak
18

Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia

Sehingga,



Penambahan temperatur air dan gelas :

()(

)() ()()()



Sehingga,

[(



7. A well-insulated piston-cylinder assembly is connected by a valve to an air supply line at
8 bar, as shown in below figure. Initially, the air inside the cylinder is at 1 bar, 300 K,
and the piston is located 0,5 m above the bottom of the cylinder. The atmospheric
pressure is 1 bar, and the diameter of the piston face is 0,3 m. The valve is opened and air
is admitted slowly until the volume of air inside the cylinder has doubled. The weight of
the piston and the friction between the piston and the cylinder wall can be ignored. Using
the ideal gas model, plot the final temperature, in K, and the final mass, in kg, of the air
inside the cylinder for supply temperature ranging from 300 to 500 K.














Diketahui :
Tinggi kolom awal = L
1
= 0,5 m
Diameter piston = D = 0,3 m
Temperatur awal = T
1
= 300 K
Tekanan kondisi pertama = P
1
= 1 bar = 1 x 10
5
Pa
Tekanan pada supply = 8 bar = 8 x 10
5
Pa
Keran terbuka sampai volume meningkat menjadi dua kali semula (V
2
= 2V
1
)

Ditanya :
Plot temperatur kolom pada keadaan akhir (T
2
) dan massa kolom (m
2
) pada keadaan akhir
jika Temperatur supply berkisar antara 300 K sampai 500 K

Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu II
Neraca Energi Sistem Tunak dan Tak Tunak
19

Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia


Asumsi :
1. Sistem terinsulasi dengan baik, sehingga Q=0
2. Tidak ada energi kinetik dan energi potensial, sehingga P dan K = 0
3. Berat piston diabaikan
4. Friksi antara piston dan dinding silinder diabaikan
5. Tekanan akhir konstan, sehingga P
1
= P
2

6. Udara bersifat gas ideal
7. Tidak ada massa yang keluar
Jika jumlah massa yang masuk dan yang keluar tidak sama, maka terjadi akumulasi massa E.

( ) ()
()



W > 0 jika kerja dilakukan oleh sistem dan W < 0 jika kerja dilakukan pada sistem

()



Hukum kekekalan massa :
m
masuk
= massa pada keadaan awal massa pada keadaan akhir = m
2
m
1

() ()

a. Kerja:
Volume udara menjadi dua kali volume semula.

()

()
*W > 0 karena kerja dilakukan oleh sistem
b. Entalpi:
( )

( )

[ ( ) ]

()
c. Massa awal:

( )
Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu II
Neraca Energi Sistem Tunak dan Tak Tunak
20

Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia


()
d. Massa akhir:

()

()
e. Energi dalam:


()

()
Dengan mengsubstitusikan persamaan (12), (13), (14), (15), (16), dan (17) ke dalam
persamaan (11), maka

(

) (

) ()() (

) (

)

() () () (

) (

)
(

) (

)(

()

Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu II
Neraca Energi Sistem Tunak dan Tak Tunak
21

Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia

()


Plotting

T
masuk
(K) T
2
(K) m
2
(kg)
300 300 0,08212
301 300,397 0,08198
302 300,895 0,08185
303 301,391 0,08171
304 301,886 0,08158
305 302,379 0,08144
306 302,871 0,08131
307 303,361 0,08118
308 303,849 0,08105
309 304,335 0,08092
310 304,821 0,08079
311 305,304 0,08066
312 305,786 0,08054
313 306,266 0,08041
314 306,745 0,08028
315 307,222 0,08016
316 307,698 0,08004
317 308,172 0,07991
318 308,645 0,07979
319 309,116 0,07967
320 309,586 0,07955
321 310,054 0,07943
322 310,52 0,07931
323 310,985 0,07919
324 311,449 0,07907
325 311,911 0,07896
326 312,372 0,07884
327 312,831 0,07872
328 313,288 0,07861
329 313,745 0,07849
330 314,199 0,07838
331 314,653 0,07827
332 315,105 0,07815
Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu II
Neraca Energi Sistem Tunak dan Tak Tunak
22

Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia

333 315,555 0,07804
334 316,004 0,07793
335 316,452 0,07782
336 316,898 0,07771
337 317,343 0,0776
338 317,786 0,0775
339 318,229 0,07739
340 318,669 0,07728
341 319,109 0,07717
342 319,547 0,07707
343 319,983 0,07696
344 320,418 0,07686
345 320,852 0,07675
346 321,285 0,07665
347 321,716 0,07655
348 322,146 0,07645
349 322,575 0,07635
350 323,002 0,07624
351 323,428 0,07614
352 323,852 0,07604
353 324,276 0,07594
354 324,698 0,07585
355 325,119 0,07575
356 325,538 0,07565
357 325,956 0,07555
358 326,373 0,07546
359 326,789 0,07536
360 327,203 0,07527
361 327,616 0,07517
362 328,028 0,07508
363 328,439 0,07498
364 328,848 0,07489
365 329,257 0,0748
366 329,664 0,0747
367 330,069 0,07461
368 330,474 0,07452
369 330,877 0,07443
370 331,279 0,07434
371 331,68 0,07425
372 332,08 0,07416
373 332,479 0,07407
374 332,876 0,07398
375 333,272 0,07389
Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu II
Neraca Energi Sistem Tunak dan Tak Tunak
23

Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia

376 333,667 0,07381
377 334,061 0,07372
378 334,454 0,07363
379 334,845 0,07355
380 335,236 0,07346
381 335,625 0,07338
382 336,013 0,07329
383 336,4 0,07321
384 336,786 0,07312
385 337,171 0,07304
386 337,554 0,07296
387 337,937 0,07287
388 338,318 0,07279
389 338,699 0,07271
390 339,078 0,07263
391 339,456 0,07255
392 339,833 0,07247
393 340,209 0,07239
394 340,583 0,07231
395 340,957 0,07223
396 341,33 0,07215
397 341,702 0,07207
398 342,072 0,07199
399 342,442 0,07192
400 342,81 0,07184
401 343,177 0,07176
402 343,544 0,07169
403 343,909 0,07161
404 344,273 0,07153
405 344,636 0,07146
406 344,999 0,07138
407 345,36 0,07131
408 345,72 0,07123
409 346,079 0,07116
410 346,437 0,07109
411 346,794 0,07101
412 347,15 0,07094
413 347,506 0,07087
414 347,86 0,0708
415 348,213 0,07072
416 348,565 0,07065
417 348,916 0,07058
418 349,266 0,07051
Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu II
Neraca Energi Sistem Tunak dan Tak Tunak
24

Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia

419 349,616 0,07044
420 349,964 0,07037
421 350,311 0,0703
422 350,657 0,07023
423 351,003 0,07016
424 351,347 0,07009
425 351,691 0,07002
426 352,033 0,06996
427 352,375 0,06989
428 352,715 0,06982
429 353,055 0,06975
430 353,394 0,06969
431 353,732 0,06962
432 354,069 0,06955
433 354,405 0,06949
434 354,74 0,06942
435 355,074 0,06936
436 355,407 0,06929
437 355,74 0,06923
438 356,071 0,06916
439 356,402 0,0691
440 356,731 0,06904
441 357,06 0,06897
442 357,388 0,06891
443 357,715 0,06885
444 358,041 0,06878
445 358,367 0,06872
446 358,691 0,06866
447 359,015 0,0686
448 359,337 0,06853
449 359,659 0,06847
450 359,98 0,06841
451 360,3 0,06835
452 360,619 0,06829
453 360,938 0,06823
454 361,255 0,06817
455 361,572 0,06811
456 361,888 0,06805
457 362,203 0,06799
458 362,517 0,06793
459 362,831 0,06787
460 363,143 0,06782
461 363,455 0,06776
Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu II
Neraca Energi Sistem Tunak dan Tak Tunak
25

Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia

462 363,766 0,0677
463 364,076 0,06764
464 364,385 0,06759
465 364,694 0,06753
466 365,002 0,06747
467 365,309 0,06741
468 365,615 0,06736
469 365,92 0,0673
470 366,224 0,06725
471 366,528 0,06719
472 366,831 0,06713
473 367,133 0,06708
474 367,435 0,06702
475 367,735 0,06697
476 368,035 0,06691
477 368,334 0,06686
478 368,632 0,06681
479 368,93 0,06675
480 369,227 0,0667
481 369,523 0,06665
482 369,818 0,06659
483 370,112 0,06654
484 370,406 0,06649
485 370,699 0,06643
486 370,991 0,06638
487 371,283 0,06633
488 371,574 0,06628
489 371,864 0,06623
490 372,153 0,06617
491 372,442 0,06612
492 372,729 0,06607
493 373,017 0,06602
494 373,303 0,06597
495 373,589 0,06592
496 373,874 0,06587
497 374,158 0,06582
498 374,441 0,06577
499 374,724 0,06572
500 375,006 0,06567





Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu II
Neraca Energi Sistem Tunak dan Tak Tunak
26

Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia



















200
250
300
350
400
450
500
280 330 380 430 480 530
T

a
k
h
i
r

k
o
l
o
m

(
K
e
l
v
i
n
)

T masuk (Kelvin)
Grafik T masuk vs T akhir kolom
0.05
0.055
0.06
0.065
0.07
0.075
0.08
0.085
0.09
0.095
0.1
280 330 380 430 480
m

a
k
h
i
r

k
o
l
o
m

(
k
g
)

T masuk (Kelvin)
Grafik T masuk vs m akhir kolom
Teknik Kimia Universitas Indonesia Makalah Pemicu II
Neraca Energi Sistem Tunak dan Tak Tunak
27

Kelompok 6 Termodinamika Teknik Kimia

DAFTAR PUSTAKA
Cengel, Y.A., Boles, M.A. 2002. Thermodynamics anEngineering Approach. Fourth Ed. Mc.
Graw-Hill.
Himmelblau, David M. Basic Principles and Calculations in Chemical Engineering, 6
th

edition. 1996. New Jersey : Prentice Hall Inc.
Holman, J.P. Perpindahan Kalor, Edisi Keenam, Erlangga: Jakarta.
M. Fogiel. 1992. The Essentials of Physical Chemistry II. Nex Jersey : Research
andEducation Association.
Smith, J.M., Van Ness, H.C., and Abbott, M.M. 1996. Introduction to Chemical Engineering
Thermodynamics. Singapore: McGraw-Hill.

You might also like