You are on page 1of 138

Peri hidup Muhammad rasulullah s. a.

w
, Volume 1

Bagian 1 Bagian 2 Bagian 3


15 bagian lainnya tidak diperlihatkan

1 2 5

Zainal Arifin Abbas The enduring mission of Moses : Indonesian Muslim and Christian Representation of a Jewish Prophet

authors

Doeka, F.Y.A.

source

Letteren Proefschriften (2011)

full text

[Full text]

Order a printed copy

publisher

Utrecht University

document type

Dissertation

disciplines

Godgeleerdheid

abstract

This dissertation concentrates discusses the reception and interpretation of Moses among Muslims and Christians in modern Indonesia. The first five chapter are devoted to Muslim interpretations. Much attention is given to the five main Indonesian commentaries on the

Qurn, namely Zainal Arifin Abbas' Tasir Al -Qurnul (1930s), Hasbi ash-Shidieqqys tafsir an-Nuur (from the 1960s), Hamkas Tafsir al-Azhar (1964-1966), the Departemen Agama RIs Al-Quraan dan Tafsirnya (early 1970s), and finally Muhammad Quraish Shihabs Tafsir al-Mishbah (about 2000). Zainal Arifin Abbas (1912-1979) wrote in a time when the North Sumatran economy was booming in the 1920s and also to a lesser degree in the 1930s. The material is divided in the stories of Moses in Egypte and in the desert. A special chapter is devoted to the mysterious figure of Khidr, a teacher of Moses. Much attention is given to the specific interpretation of the five commentators. Also the modern Indonesian conditions are sketched, against the mostly Arab sources for these commentators. We selected for this study as well the two major stories of the prophets, Qisasul Anbiya, one in Malay and one in Javanese. In Malay, the Qisas was printed as lithography in the early 20th century. In Javanese, we focus on the Javanese manuscript edited by Kramadiwirya, published in Betawi in 1859. Both texts received reprints and renewed academic attention during the last decades. Then we give ample attention to the presentation of Moses in modern books for children and especially in illustrated books and comics. Chapter six of this dissertation, we represent and analyze Christian interpretations of the figure of Moses in church hymns, creeds, writings of theologians, but also books for children and comics. Moses is an inspiring but also ambiguous figure in Christianity and Islam. In academic and devotional discussion this Jewish prophet is definitely less prominent than Jesus and Muhammad. But the great Jewish prophet is not fully overshadowed by his successors. The later leaders and prophets as have not annihilated the significance of the figure of Moses as a symbol of faith. Moses is not eclipsed by Muhammad or Jesus. He is still the great founder of Israels faith. Attempts to reduce him are extremely unconvincing. In our conclusion we propose a complementary approach for Muslim-Christian dialogue, not concentrating on the figure of Abraham (the so-called Abrahamic religions) and also evading the difficult common figure of Jesus, but concentrating on Moses as an important source of inspiration for both Christians and Muslims.

keywords

Islam, Christianity, Indonesia, Dialogue of religions, Moses, Zainal Arifin Abbas, Qisasul Anbiya, comics

Ahlul Bait dalam Al-Qur'an Al-Karim (Tafsir edisi 18)

Ahlul Bait dalam Al-Qur'an Al-Karim (ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Karimah Askari bin Jamal Al-Bugisi)

Sesungguhnya Allah hanya bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlul Bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. (Al-Ahzab: 33) Penjelasan Beberapa Mufradat Ayat Sesungguhnya hanya, maknanya menunjukkan batasan. Yaitu menetapkan hukum yang disebutkan dan meniadakan yang lainnya. Batasan di sini adalah batasan secara idhafi, yang maknanya sesuatu yang dibatasi tersebut sesuai dengan keadaannya. Seperti halnya firman Allah: Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan melalaikan. (Muhammad: 36) Bukan berarti kehidupan dunia hanya itu saja, namun juga bisa menjadi wasilah dalam mengamalkan kebaikan. (lihat Syarah Arbain, Ibnu Daqiqil Ied, hal. 28, dan Tafsir Surat Al-Ahzab oleh Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin t) Allah bermaksud hendak, yang dimaksud di sini adalah kehendak kauniyyah,yang maknanya Allah telah menghendaki hal tersebut secara taqdir. Pendapat ini dikuatkan oleh Ibnu Utsaimin t, namun dalam masalah ini terdapat khilaf. Menghilangkan. Kotoran atau najis, yang dimaksud dalam ayat ini adalah kotoran atau najis secara makna, berupa akhlak dan amalan buruk dan rendah. (Lihat Tafsir Surat Al-Ahzab, Ibnu Utsaimin t) Pada Siapa Ayat ini Diturunkan?

Bagi yang memperhatikan konteks ayat-ayat yang terdapat dalam Surat Al-Ahzab ini, sebelum dan sesudah ayat at-tath-hir pensucian ini, nampak jelas bahwa ayat ini diturunkan berkenaan tentang istri-istri Nabi asn. Perhatikanlah apa yang difirmankan Allah I sebelum dan sesudahnya:

Hai isteri-isteri Nabi, siapa-siapa di antaramu yang mengerjakan perbuatan keji yang nyata, niscaya akan dilipat gandakan siksaan kepada mereka dua kali lipat. Dan yang demikian itu mudah bagi Allah. Dan barangsiapa di antara kamu sekalian (isteri-isteri Nabi) tetap taat pada Allah dan Rasul-Nya dan mengerjakan amal yang shalih, niscaya Kami memberikan kepadanya pahala dua kali lipat dan Kami sediakan baginya rezki yang mulia. Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berke-inginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik. Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermak-sud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlul Bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan hikmah (Sunnah Nabimu). Sesungguhnya Allah adalah Maha Lembut lagi Maha Mengetahui. (Al-Ahzab: 30-34) Dari ayat ini, sangat meyakinkan bahwa ayat-ayat ini diturunkan khusus berkenaan tentang para istri Nabi n. Bahkan pada ayat at-tath-hir itu pun juga berkenaan tentang istri Nabi n. Dalam hal ini, memang terjadi perselisihan di kalangan para ulama tentang siapa yang termasuk ke dalam Ahlul Bait dalam ayat ini: Pendapat pertama mengatakan, yang dimaksud Ahlul Bait adalah istri Nabi n secara khusus. Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Ikrimah, Atha`, Said bin Jubair, dan yang lainnya.

Pendapat kedua mengatakan, yang dimaksud adalah Ali bin Abi Thalib, Fathimah dan Hasan serta Husain g secara khusus. Pendapat ini diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri, Mujahid, Qatadah, dan yang lainnya. Pendapat ketiga adalah pendapat yang menggabungkan kedua pendapat tersebut, bahwa ayat ini mencakup mereka semua. Adapun para istri beliau tercakup dalam ayat ini karena mereka yang dimaksud dalam konteks ayat-ayat ini sebelum dan sesudahnya dan mereka adalah orang-orang yang tinggal di rumah-rumah Rasulullah n. Adapun masuknya Ali bin Abi Thalib, Fathimah, Hasan dan Husain g ke dalam Ahlul Bait, disebabkan hadits-hadits shahih yang datang dari Rasulullah n. Maka barangsiapa yang mengkhususkan ayat ini untuk salah satunya dan mengeluarkan yang lain, maka sungguh dia telah mengamalkan sebagian nash dan menelantarkan yang lain. Pendapat terakhir inilah yang paling kuat dan dibenarkan keba-nyakan ahli tahqiq, seperti Al-Qurthubi, Ibnu Katsir, dan yang lainnya. (Tuhfatul Ahwadzi, 9/48-49) Oleh karena itu, Ibnu Katsir t berkata dalam Tafsir-nya: (Ayat ini) merupakan nash yang menunjukkan bahwa para istri Nabi n termasuk Ahlul Bait (keluarga Nabi n), karena merekalah yang menjadi sebab turunnya ayat ini. Penyebab turunnya suatu ayat termasuk dalam ayat itu, (hal ini) merupakan pendapat yang disepakati. Boleh jadi ayat ini hanya berkenaan tentang mereka menurut satu pendapat atau ada yang lain yang masuk bersama mereka, berdasarkan pendapat yang shahih. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir, 3/484) Adapun tercakupnya Ali bin Abi Thalib, Fathimah, Hasan dan Husain g ke dalam ayat tersebut berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim dari Aisyah x, ia berkata: Nabi n keluar di pagi hari dalam keadaan beliau memakai kain bercorak dari warna hitam. Lalu datanglah Hasan bin Ali lalu beliau masukkan ke dalamnya. Lalu datanglah Husain dan beliau masukkan pula ke dalamnya. Datanglah Fathimah dan beliau masukkan pula ke dalamnya. Kemudian Ali datang lalu beliau masukkan ke dalamnya. Kemudian beliau membaca firman-Nya: Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlul Bait dan

membersihkan kamu sebersih-bersihnya. (HR.Muslim, kitab Fadha`il Ash-Shahabah, bab Fadha`il Hasan wal Husain, 15/195) Kalau ada yang mengatakan: Kalau yang dimaksud dengan Ahlul Bait dalam ayat ini para istri Nabi n, lalu mengapa Allah menyebut dengan dhamir (kata ganti) kum yang menunjukkan jamak untuk mudzakkar (laki-laki) dan tidak menyebut kunna (bentuk jamak untuk perempuan) seperti ketika menyebut para istri Nabi n? Maka jawabannya adalah: Karena Allah ingin memasukkan selain dari istri Rasulullah n ke dalam seluruh yang termasuk lafadz Ahlul Bait, yang mencakup Ali bin Abi Thalib, Fathimah, Hasan dan Husain g. Ini adalah hal yang biasa digunakan dalam bahasa Arab. Seperti halnya firman Allah I, ketika para malaikat menjawab keheranan istri Khalilullah Ibrahim u: (Mereka menjawab): Apakah engkau heran dari ketetapan Allah? Rahmat Allah dan barakahnya atas kalian wahai Ahlul Bait, sesungguhnya Dia Maha Terpuji lagi Maha Mulia. (Hud: 73) Demikian pula ketika Allah mengkisahkan perkataan Musa u kepada istrinya: Musa berkata kepada keluarganya (istrinya): Tetaplah engkau. (Thaha: 10) Ayat ini juga menggunakan bentuk jamak mudzakkar, padahal yang dimaksud adalah istri beliau. (lihat kitab Mukhtashar At-Tuhfah Al-Itsna Asyariah, hal. 150-151) Adapun hadits yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dari Umar bin Abi Salimah z bahwa ia berkata: Ketika turun ayat tersebut kepada Nabi n di rumah Ummu Salamah, maka Nabi n memanggil Fathimah, Hasan, dan Husain lalu menutupinya dengan selembar kain, dan Ali berada di belakang punggungnya, maka beliau pun memasukkannya ke dalam kain tersebut, lalu beliau berkata: Ya Allah, mereka adalah keluargaku, maka hilangkanlah dari mereka kotoran dan sucikanlah mereka sesuci-sucinya. Ummu Salamah x berkata: Aku bersama mereka, wahai Nabi Allah. Beliau menjawab: Engkau tetaplah di tempatmu, engkau berada dalam kebaikan. (HR. At-Tirmidzi, Bab Tafsir Surat Al-ahzab,no. 3129) Hadits ini tidaklah menunjukkan bahwa Ummu Salamah x tidak termasuk ke dalam ayat tersebut. Sebab ayat tersebut sangat jelas dalam konteks yang berkenaan tentang istri Nabi n. Namun ketika Nabi n hendak

memasukkan Ali, Fathimah, Hasan dan Husain g, maka beliau membungkusnya dengan kain dan mengikut sertakan bersama istri Nabi n dalam ayat tersebut. Sehingga Nabi n tidak perlu menyertakannya dalam kain tersebut. Apalagi di dalam kain tersebut terdapat Ali bin Abi Thalib z -bukan mahram Ummu Salamah, red- Maka perhatikanlah hal ini. (lihat Tuhfatul Ahwadzi tentang syarah hadits ini) Namun kaum Syiah Rafidhah tidak akan pernah berhenti dalam kedustaan mereka terhadap Ahlus Sunnah. Sehingga mereka menuduh bahwa Ahlus Sunnah telah mengubah ayat tersebut. Sebagaimana yang disebutkan salah seorang tokoh mereka yang bernama Al-Majlisi: Jangan-jangan pada ayat at-tath-hir tersebut mereka (para shahabat, pen.) meletakkannya pada tempat yang mereka sangka itu sesuai, lalu mereka pun memasukkannya dalam konteks pembicaraan yang ditujukan kepada para istrinya, untuk mendapatkan sebagian kemaslahatan dunia. Padahal telah nampak dari hadits bahwa hal itu tidak ada hubungannya dengan mereka. (Al-Burhan, Abdullah bin Abdil Aziz An-Nashir: 1/2) Kemashuman Ahlul Bait Kaum Syiah Rafidhah telah mengklaim bahwa ayat ini diturunkan Allah U berkenaan tentang Ashabul Kisaa` (mereka yang diselimuti Nabi n dalam hadits yang lalu), dan bukan untuk istri Nabi n. Lalu mereka membangun di atas keyakinan ini bahwa Ashabul Kisaa` adalah orang-orang yang terpelihara (mashum) dari dosa dan kesalahan, bahkan terpelihara dari kelalaian serta lupa. Sebab semua itu menurut anggapan mereka adalah rijs yang harus dihilangkan dari Ahlul Bait. Setelah itu mereka menyertakan para imam-imam sembilan yang lainnya sebagai para imam yang terpelihara dari dosa besar dan dosa kecil, kesalahan dan kekeliruan. Ini adalah anggapan yang batil, ditinjau dari beberapa sisi: 1. Para Nabi u adalah orang-orang yang jauh lebih mulia dari para Imam 12 tersebut. Bahkan ini berdasarkan apa yang telah ditetapkan oleh mereka sendiri dalam kitab mereka. Seperti apa yang diriwayatkan Al-Kulaini dari Hisyam Al-Ahwal dari Zaid bin Ali: Bahwa para nabi lebih mulia dari para imam. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Babuyah dari Jafar Ash-Shadiq t, menyatakan bahwa para nabi lebih

dicintai Allah daripada Ali. (lihat Mukhtashar Asy-Syiah Al-Itsna Asyariyyah, hal. 100) Namun para nabi juga sebagai manusia biasa terkadang jatuh dalam kesalahan, lupa, dan lalai, sebagaimana yang telah diterangkan Allah U dalam berbagai tempat dalam Al Qur`anul Karim. Bagaimana mungkin makhluk yang lebih rendah kedudukannya bisa terpelihara dari sesuatu yang menimpa orang yang lebih mulia dan lebih tinggi kedudukannya? 2. Apabila ayat ini menunjukkan kemashuman Ahlul Bait g, lalu Fathimah bintu Rasulillah n termasuk dalam kedudukan yang mana? Nabi ataukah imam? Bukankah diapun termasuk yang mashum? Jika beliau tidak termasuk ke dalam salah satu dari keduanya, lalu mengapa beliau dijadikan sebagai wanita yang mashum, setingkat para nabi dan para imam menurut anggapan mereka? 3. Apabila ayat ini hanya diturunkan kepada Ali, Fathimah, Hasan dan Husain g, maka ayat ini bukanlah dalil yang menunjukkan kemashuman para imam yang lainnya. Sebab ayat ini hanya ditujukan kepada Ashabul Kisaa` secara khusus. Namun apabila diambil keumuman kata Ahlul Bait untuk menetapkan kemashuman para imam tersebut, maka ayat ini mencakup secara keseluruhan dari keturunan Ali bin Abi Thalib, Fathimah, Hasan dan Husain g, maka kemashuman tersebut tidak hanya terkhusus untuk para imam saja, namun keturunan Ahlul Bait yang lainnya pula. 4. Bahwa Allah tidaklah memerintahkan untuk merujuk dalam perkara-perkara yang diperselisihkan kecuali kepada Al Qur`an dan Sunnah Rasulullah n. Allah berfirman: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur`an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (An-Nisa`: 59) Kalaulah di sana ada yang mashum selain Rasulullah n dalam menyampaikan perkara agama, tentunya akan dijelaskan oleh Allah U. 5. Riwayat-riwayat yang dinukil dalam kitab-kitab Syiah sendiri dari para imam mereka menetapkan bahwa para imam tersebut juga terjatuh dalam kesalahan, kelalaian, kelupaan, dan yang semisalnya.

Seperti apa yang mereka nukilkan sendiri dari Ali bin Abi Thalib z bahwa beliau berkata dalam salah satu khutbahnya: Maka janganlah kalian menahan diri dari berkata yang benar, atau bermusyawarah dengan cara adil, maka sesungguhnya aku tidak merasa pada diriku lebih daripada aku melakukan kesalahan,dan aku tidak merasa aman itu terjadi dari perbuatanku. (Nahjul Balaghah, hal. 335) Demikian pula sebagaimana yang mereka riwayatkan yang diucapkan oleh Abu Abdillah Jafar AshShadiq t: Sesungguhnya kami berdosa,kemudian kami bertaubat kepada Allah dengan sebenar-benarnya. (Biharul Anwar, 25/207) Dan banyak lagi hal-hal yang seperti ini yang dinukil dalam kitab mereka sendiri. Para ulama menyebutkan bahwa keyakinan tentang kemashuman para imam tersebut mulai muncul pada zaman Jafar Ash-Shadiq, yang berasal dari para pendusta dan ahlul bidah seperti Hisyam bin Al-Hakam, dan Muhammad bin Ali Al-Ahwal. Disebutkan oleh Muhibbuddin Al-Khathib t ketika menjelaskan awal munculnya aqidah tentang kemashuman Ahlul Bait: Orang yang paling awal memunculkan akidah sesat ini adalah seorang yang jahat, yang kaum muslimin menggelarinya setan atthaaq syetan yang kuat kaum Syiah menamainya Orang yang beriman kepada keluarga Muhammad, dia bernama Muhammad bin Ali Al-Ahwal. (Ushul Madzhab Asy-Syiah, hal. 777) Wallahul hadi ila sawaa`ish shirath (Allah-lah sang Pemberi petunjuk kepada jalan yang lurus).
Abdul Halim Hassan; [Zainal Arifin Abbas & Abdur Rahim Haithami], Tafsir Qur'an al-Karim, Medan: Jajasan Persatuan Amal Bakti Sumatra Utara 1967
Number Available: 4 Available At: PERPUSTAKAAN TUN SERI LANANG-ISLAM (BP130.4.D354 ki) Call Number Author Title

BP130.4 , /

Imprint

'Amman : Dar al-Bashir, 1995

Description 183 p. ; 24 cm. Subject Qur'an Criticism, interpretation, etc.

Number Available: 1 Available At: PERPUSTAKAAN TUN SERI LANANG-ISLAM (BP130.4.R37 ki) Call Number Author

Number Available: 1 Available At: PERPUSTAKAAN TUN SERI LANANG-ISLAM (BP130.4.M857 ki) Call Number Title

BP130.4 .R37 Rashwani, Samir 'Abd al-Rahman , Manhaj al-tafsir al-mawdu'i lilQur'an al-karim : dirasah naqdiyah / Samir 'Abd alRahman Rashwani / : Suriyah : Dar alMultaqa, 2009 , : 9004

BP130.4 al-Muntakhab fi tafsir al-Qur'an al-Karim Muntakhab fi tafsir al-Qur'an al-Karim al-Qahirah Majlis al-A'la lishshu'un alIslamiyah 1966

Author Title

Imprint

Description v. ; 27 cm.

Title

Imprint

Imprint

Description 400 p. ; 25 cm.

32
full items(1) marcAdd To Subset Select to add record to cart

Number Available: 0 Call Number

BP130.4 .T36

Author Author Title

Tantawi, Muhammad Sayyid , al-Qur'an al-karim : wa altafsir al-muyassar / Muhammad Sayyid Tantawi / : Misr : [Nahdah Misr], 2007 9002 ,] [ :

Title

Imprint Imprint

Description 543 p. ; 25 cm.

33
full items(2) marcAdd To Subset Select to add record to cart

Number Available: 1 Available At: PERPUSTAKAAN TUN SERI LANANG-ISLAM (BP130.1.T68 ki) Call Number Author Author Title

BP130.1 .T68 Toure, 'Abd al-Karim Athar al-zaman 'ala tafsir alQur'an al-Karim : dirasah muqaranah bayn jami' albayan lil-Tabari wa-tafsir almanar li-Muhammad Rashid Rida / 'Abd al-Karim Toure : / Nilai : Jami'ah al-'Ulum alIslamiyah al-Maliziyah, 2009 9004 , :

Title

Imprint

Imprint

Description 283 p. ; 23 cm.

34
full items(4) marcAdd To Subset Select to add record to cart

Number Available: 4 Available At: PERPUSTAKAAN TUN SERI LANANG-ISLAM (BP134.C6N353 ki) Call Number Author

BP134.C6 N353 al-Najjar, Zaghlul Raghib Muhammad , Tafsir al-ayat al-kawniyah fi al-Qur'an al-karim / Zaghlul Raghib Muhammad al-Najjar / al-Qahirah : Maktabah alShuruq al-Dawliyah, 2008 9003 , :

Author Title

Title

Imprint

Imprint

Description 4 v. : ill. ; 25 cm. Subject Islamic cosmology Qur'anic teaching Islamic cosmology Creation (Islam) Qur'anic teaching Qur'an and science Qur'an Theology

Subject Subject

Subject Subject

35
full items(1) marcAdd To Subset Select to add record to cart

Number Available: 1 Available At: PERPUSTAKAAN TUN SERI LANANG-ISLAM (BP130.8.Q38 ki) Call Number Author

BP130.8 .Q38

al-Qudah, Ahmad Muhammad

Muflih Author Title Dirasat fi 'ulum al-Qur'an wa al-tafsir / Ahmad Muhammad Muflih al-Qudah / 'Amman : Jam'iyat alMuhafazah 'ala al-Qur'an alKarim, 2004 , : 9002

Title

Imprint

Imprint

Description 304 p. ; 24 cm.

36
full items(6) marcAdd To Subset Select to add record to cart

Number Available: 5 Available At: PERPUSTAKAAN TUN SERI LANANG-ARKIB (BP130.2.M3993 e-ReP), PERPUSTAKAAN TUN SERI LANANG-ISLAM (BP130.2.M3993 ki), PERPUSTAKAAN TUN SERI LANANG-PAMERAN (BP130.2.M3993 ki) Call Number Author Title

BP130.2 .M3993 Mazlan Ibrahim, 1968Tafsir harian al-Qur'an alKarim : kajian tokoh & metodologi / Mazlan Ibrahim Bangi : Fakulti Pengajian Islam, Universiti Kebangsaan Malaysia, 2008

Imprint

Description x, 228 p. ; 22 cm.

37
full items(1)

Number Available: 1 Available At: PERPUSTAKAAN TUN SERI

marcAdd To Subset Select to add record to cart

LANANG-ISLAM (BP130.2.K345 ki) Call Number Author Author Title

BP130.2 .K345 Kafi, Mansur ibn Fudayl Manhaj Ibn al-'Arabi fi tafsir ahkam al-Qur'an al-Karim / Mansur ibn Fudayl Kafi / 'Amman : Dar al-Hamid, 2010 9000 , :

Title

Imprint Imprint

Description 374 p. ; 24 cm. Subject Islamic law

38
full items(13) marcAdd To Subset Select to add record to cart

Number Available: 13 Available At: PERPUSTAKAAN TUN SERI LANANG-ISLAM (BP130.4.M337 ki) Call Number Author Author Title

BP130.4 .M337 al-Masri, Tantawi Jawhari al-Jawahir fi tafsir al-Qur'an al-Karim : al-mushtamil 'ala 'aja'ib bada'i' al-mukawwanat wa-ghara'ib al-ayat al-bahirat / Tantawi Jawhari al-Masri ; dabtahu wa-sahhahahu wai'tana bihi Muhammad 'Abd alSalam Shahin : /

Title

Imprint

Beirut : Dar al-Kutub al'Ilmiyah, 2004 9002 , :

Imprint

Description v. ; 24 cm.

39
full items(1) marcAdd To Subset Select to add record to cart

Number Available: 1 Available At: PERPUSTAKAAN TUN SERI LANANG-ISLAM (BP130.2.J859) Call Number Author Title

BP130.2 .J859 Jullundhry, Rashid Ahmad Qur'anic exegesis in classical literature with particular reference to Abu al-Qasim alQushayri / Rashid Ahmad Jullundhry Petaling Jaya, Selangor : Islamic Book Trust, 2010

Imprint

Description x, 166 p. ; 21 cm.

40
full items(1) marcAdd To Subset Select to add record to cart

Number Available: 1 Available At: PERPUSTAKAAN TUN SERI LANANG-MEDIA (mikrofis tesis BP134.P747 H37 2011) Call Number Author Title mikrofis tesis BP134.P747 H37 2011 Hasbullah Ketenangan jiwa dilihat dari sudut psikologi dalam konteks Al-Qur'an Al-Karim : suatu kajian corak tafsir Adabi Al Ijtima'i / [microform] / Hasbullah

Imprint

Bangi, Selangor : Perpustakaan Tun Seri Lanang, Universiti Kebangsaan Malaysia, 2011

Description 2 microfiches : 11 x 15cm. Subject Subject Islam Psychology Psychology Religious aspects Islam Soul Islam Peace of mind Dissertations, Academic Malaysia

Subject Subject Subject

The Holy Qur'an and its Translators


By Ali Quli Qara'i(Qum,Iran)

Introduction: The Qur'an has been without doubt the most influential book in the history of mankind, in the same way as the great Prophet as to whom it was revealed has been the most influential of men. Together they have heralded a new and ultimate era in the history of mankind. This influence is bound to increase with the development of man's awareness of the higher dimensions of human existence and with the removal of the obstacles that bar humanity from its Godward journey. Neither prose nor poetry, it surpasses all human composition with the celestial music of its rhythms, the profundity of its meanings, its universality of appeal, its wonderful clarity, eloquence, sublime rhetoric, and above all its deep and passionate concern for the good of all human beings, which permeates all its chapters and verses. The beauty and sublimity of the Qur'anic discourse is something which has to be discovered directly by everyone to the extent of his capacity and effort, for the richness of the Qur'an is inexhaustible. Unlike other masterpieces of world literature and scriptures, whose interest and appeal is limited to an audience with a particular literary taste or some religious creed, the Qur'an is the book of the ordinary human being, and meant for each and every human being. It addresses every human individual qua human being and creature of God. Since the first century of Hijrah, continuous efforts have been made by Muslims to make the meanings of the Qur'an accessible to non-Arab communities. There have also been several unfortunate attempts to translate the Qur'an with a hostile intent or deviant purpose. In such cases, the great healer, the Qur'an, has only aggravated the sickness of those who approached it with a malicious motive, and this great spring of spiritual life has had the effect of the deadliest of poisons.

Despite the enormous amount of effort that has been made during the past centuries and notwithstanding the numerous translations that have appeared in many languages of the world and the new ones that continue to appear almost every year, an error free translation of the Qur'an in any language including Persian and Urdu which have been closest to the Qur'anic culture-still remains an unfulfilled dream. Apart from matters pertaining to literary expertise in classical Arabic and the target language, familiarity with the vast field of Qur'anic sciences and especially with the hermeneutic tradition of the past 14 centuries and the works of major exegetes is essential for the translator of the Qur'an.

The Qur'an is the book of life meant to last until the Day of Judgment. Its meanings and concerns are perennial and everlasting. Its roots are firm, and its branches are in heaven; it gives its produce every season by the leave of its Lord (14:25). It is an exhaustible source of meaning, meeting the needs of changing times, though its words and diction remain fixed and unchangeable. Thus the human effort to extract its meanings is an unending task of interpreting and understanding the Qur'an, an understanding that links the eternal to the temporal, the terrestrial to the celestial, the mundane to the transcendent, and the relative to the Absolute. Hence in every era efforts have to be made to translate the Book in the language of the day and to interpret it in the light of accumulated human knowledge and Qur'anic scholarship. In view of this perpetual necessity, there is the need to develop a sound and systematic methodology for translating and interpreting the Qur'an in different languages of humankind, for to translate the Qur'an is to interpret it. For the purposes of such a project it might be essential to undertake a study of the existing translations and to evaluate them from the viewpoint of literary strength, loyalty to the meanings of the original, propriety and precision of the words and expressions used in the translation, and, above all, the translator's degree of familiarity with the exegetical tradition and the corpus of hadith narrated from the Prophet (S) and the Imam's of the Prophetic Household (a). They are the interpreters of the Qur'an par excellence, for it is they who are the first addressees of the Qur'an, and to them one must refer for settling questions relating to Qur'anic hermeneutics as well as for authoritative interpretation in cases of disagreement in interpreting Qur'anic verses al1d determining the Qur'anic viewpoint concerning various issues. That which could be very useful in this regard is some kind of a manual that might offer almost a verse to verse guidance to the translator, especially if the translation is being done from existing translations and the relavant works are not accessible to the translator. The Centre for the Translation or the Qur'an: This centre which has been established in recent years by the Awqaf and Charities Organization of the Islamic Republic of Iran in the city of Qum is in the process of preparing a comprehensive study of the problems involved in the translation of the Qur'an and the frequent errors of translation and interpretation made by translators. Its long-term goal is to publish reliable translations of the Holy Qur'an in various languages of the world beginning with some of the major modern languages. Presently it is engaged in collecting all the existing translations of the Qur'an in various languages.

Until now it has collected more than 200 translations and editions in nearly 50 languages. It has issued a call for the cooperation and assistance in this project of all interested scholars and institutions throughout the world so that a unique world collection of the translations of the Qur'an, complete and partial, accessible to scholars and researchers throughout the world, could be established. It has also plans to make the translations available on computer diskettes so as to make them available to researchers and scholars for future work. The Centre has also called upon Qur'anic scholars and experts throughout the world to assist it in the task of precise evaluation of the existing translations in different languages. The Awqaf Organization has also established a major publishing house in the city of Qum with considerable printing facilities, with an annual capacity of printing about 3 million copies, for the purpose of making the Qur'an and its translations available to Muslim communities throughout the world. The field of Qur'anic studies is a vast discipline that is constantly expanding. Every year there appear numerous works dealing with diverse aspects of the Qur'an and some of the earlier works become available for the first time in print. Apart from scores of articles in various journals and theses that are written (see the Qur'anic bibliography of 'Abd al-Jabbar alRafa'i, Mu'jam al- dirasat al-Qur'aniyyah [Qum: Markaz-e Farhang wa Ma'arif-e Qur'an 1372 H. Sh./1993J which has 4150 classified entries on 72 topics, there are now several scholarly journals devoted exclusively to Qur'anic studies such as: Bayyinat, a quarterly journal in Persian published by Mu'asseseh-ye Ma'arif-e Islami-ye Imam-e Rida (a), based in Qum (P.0.Box 37185-167, Qum). Payam-e Qur'an, a Persian quarterly published by Dar al-Qur'an al-Karim, also based in Qum (P. 0. Box 37185-151) which also publishes Risalat alQur'an, an Arabic journal. Mubin, also in Persian, published by Danishgah-e Azad-e Islami (Free Islamic University), Arak (P. 0. Box 38135-1489, Arak,Iran). Shishmahi-ye 'Ulum al-Qur'an, a six-monthly journal published by Idarehye 'Ulum al-Qur'an, based in Aligarh (P. 0. Box 99, Sir Sayyid Nagar, Aligarh, 202 002, India). AI-Tawhid, Vol. XII, No.215 The first bibliography, published by IRCICA, lists editions of complete printed translations of the Qur'an in 65 languages as well as editions of selections and partial translations published until 1980, Translations appearing after 1980 (in Ieranon, Zulu, Tegalog, Fulani and Wolof languages) have been left for a future edition. Some commentaries are also included as they also often include a translation of the Qur'an. Included in this vast survey, unprecedented in its scope, are listed about 551 complete translations and 883 selections and partial translations in 65 languages. The complete translations, so far as the survey has recorded their different editions, were printed 829 times and the selections and partial works 409 times. The total numbers of editions listed is 2072. A total of 135 library catalogues, national bibliographies, indices, papers, articles, as well as library collections in different centuries were researched. Prof. Ihsanoglu has written a preface and an introduction (whose Arabic version appears at the end), entitled "Introduction to the History of Translating the Meanings of the Holy Qur'an." The introduction is followed by a mention of the rules adopted in the arrangement of the entries and the sources of reference. A name, title, and a chronological index are placed at the end. In the introduction the author gives an outline of the views of Muslim scholars and jurists concerning the translation of the Qur'an in general and

its use as a substitute for the Arabic original in prayer. The general opinion of the Islamic schools of law considers the translation of the Qur'an as legitimate or even necessary, but disapproves of its use as a substitute for Arabic in prayer. The editions under every language are listed alphabetically according to the names of the translators and under each name, mostly, in a chronological order. The available particulars pertaining to an edition, including the title, number of volumes, number of the edition, place and year of publication, and names of publisher and printer are given. The size of the published work, the number of pages pertaining to every volume as well as the script of the translation are mentioned under every entry with the sources of reference. Occasionally, there are additional remarks about the nature of the work, and the background of the translator, Translations whose authors are unknown as well as those undertaken by teams of scholars are mentioned under entries marked "Anonymous" and placed at the end of the list pertaining to a given language. Whereas the general rule followed is to list the names of the translators according to the their last or family names, the rule followed elsewhere, such as in the case of Urdu, is to list them in the order of the first name. Accordingly Shah Wali Allah's name appears under "Qutb al-Din Ahmad b. 'Abd al-Rahim" (p. 356-464), Another similar instance is that of Husayn wa'iz Kashifi, mentioned under "Kamal al-Din," Admittedly, it is difficult to follow a general rule when listing names of Muslim authors, especially the names of those belonging to the Indian subcontinent which often do not follow a fixed pattern, but it seems best to list famous authors by the names by which they are wellknown. As most of the bibliographical details were gleaned from the sources and the authors did not have direct access to most of the works, some errors in determining the exact nature and content of some works and their ascription to authors and translators were inevitable. For instance, a translation in Esperanto by Italo Chiussi is mentioned among Spanish translations (also mentioned under Esperanto). This is particularly true of languages in which there is a large number of works, such as Urdu and Persian. Due to problems of access some of the information given is incorrect. For instance, Abu al-Fath al-Jurjani's Tafsir-e Shahi (p. 344) is not a translation of the Qur'an but a work on ayat al-ahkam in Persian. The Fath al-'Aziz, or Tafsir-e .Azizi (apparently an incomplete commentary by Shah 'Abd al-'Aziz in Persian, whose Urdu translation is known as Bustan altafasir) is ascribed to Shah Rafi' al-Din. The IRCICA plans to update and revise this valuable bibliography every ten years if conditions permit. As promised by Prof. Ihsanoglu, the Director General of the lRCICA, in his preface, the project in its next stage will cover translations in manuscript form as well as oral translations. The list of translations given here, except for those in Urdu, is based mainly on this bibliography. The list of Urdu translations is based mainly on the bibliography of Urdu translations by Dr. Ahmad Khan, which is more up-to- date. It has 1011 entries of editions of complete and partial translations, of which 442 pertain to complete and 569 to partial works. Of these, according to the author's estimate, there are about 164 complete translations. Earliest Translations in Different Languages: Based on Muhammad Hamidullah's study, Prof Ihsanoglu, in his

introduction to the IRCICA bibliography, gives the following details about the first translations of the Qur'an in different languages, beginning with those of Asia. Persian: The first translation, a team effort, was that of al-Tabari's Tafsir done in the period of the Samanid king Abu Salih Mansur ibn Nuh (348-364/961-976). The first printed Persian commentary was Mawab-e 'Aliyyah or Tafsir-e Husayni (Calcutta 1837). Turkish: According to one opinion a Turkish version of al-Tabari's Tafsir was prepared simultaneously with the Persian version of it. According to another opinion the Turkish version was prepared a hundred years later in the 5th/llth century. None of these is, however, extant. The first Turkish translation to be published was the Tafsir al-Tibyiin (Cairo 1842). Urdu: The first complete translation in Urdu is commonly considered to be made by Shah Raft al-Din in 1190/1776. Its first edition was published in Calcutta in 1840. It was followed by the translation of Shah 'Abd al-Qadir in 1205/1790 and its first edition was published in Delhi in 1829. Both were sons of Shah Wali Allah. There is an old translation in Deccani Urdu done in the beginning of the l0th century. The first printed partial translation in Urdu in Basa'ir al-Qur'an was by Nikhat Shahjahanpuri (Bombay 1731). Bengali: The first complete translation was by Garish Chandra Sen, a Brahmin, in 1881-1886. Views differ as to the first partial translation. According to one opinion it was the translation of the 30th Juz' by Ghulam Akbar 'Ali of Mirzapur in 1868. According to others, the first incomplete translation was by Mawlana Amir al-Din Bachchumiyan. Gujrati: The first complete translation was by 'Abd al-Qadir b. Luqman (Bombay 1879). Kashmiri: The first partial translation was by Muhammad Yahya Shah, published in 1887. Hindi: Reportedly, the first "Hindi" translation was done as early as 2701 883 by an scholar from Iraq deputed by 'Abd Allah ibn 'Umar, the ruler of Sindh, at the request of Raja Mahrook of Punjab and Kashmir. The translation did not go beyond Surat Ya Sin. In view of the fact that the word "Hindi" is understood in the sense of "Indian" by many West Asians, the translation might have been in some Indian language of the time (see the following para). The first full translation in modern Hindi was done by Dr. Ahmad Shah Masi.hi, a Christian priest (published in 1915). Sindhi: According to Sindhi tradition the first translation was made by in 270/883 by an Arab scholar. This one might be the same as the one mentioned above. The first extant Sindhi translation was done by Akhund 'Azaz Allah Mutta'lawi (1160-124011747-1824) and first published in Gujrat in 1870.

The first to appear in print was by Muhammad Siddlq (Lahore 1867). Tamil: The first partial translation was by Mustafa ' Alim Hajiyar and Nuh 'Alim Sahib and published in Bombay in 1873. The first complete translation was made by Hablb Muhammad al-Qahirl (Bombay 1883). Pashto: The earliest known commentary in Pashto was by Mawlana Murad 'Ali, completed in 1284/1867 and published in Lahore in 1906. There is reportedly an earlier complete translation in Pashto (Bhopal 1861). Panjabi: The first partial translation was made by Nuwan Kutl Shah, published in Lahore 1885. The first complete translation was by Hafiz Mubarak Allah (published in 1870). Malay and Indonesian: The first translation into Malay was done by 'Abd al-Ra'uf al-Fansurl, of Sinkel, in the province of Aceh, in the middle of 17th century. The first in Indonesian is a selection by Jamayin 'Abd al-Murad published in Fort de Kock in 1926. Malay is the original of the modern Indonesian. Chinese: Shaykh Liu Che translated several chapters of the Qur'an before the beginning of the 20th century and was followed by Shaykh Mufushu, who completed 20 parts before he died. The first printed trans. was by Ma Lian Yuan (Kunming 1889). In 1927 Li Tiezheng made the first complete trans. From a Japanese trans. by Sakamoto Ken-ichi which was in turn made from Rodwell's in English. Japanese: The first trans. was made by K. I. Sakamolo, a Buddhist, from an English translalion; it appeared in 1920. Korean: The first in Korean was made by Young-Sun Kim (Seoul 1971). Swahili: The earliest trans. in any African language was in Swahili, made by Godfrey Dale in 1923. Yoruba: The first complete trans. in Yoruba was made by M. S. Cole and printed in Lagos in 1906. Latin: The first trans. was made by Robertus Ketenensis in 1143 C. E. (printed in 1543). Spanish: Abraham of Toledo translated 70 surahs at the behest of Alphonse X (1252-1284), Bonaventure based his French translation on this Spanish text. The first translation in Spanish, by De Jose Garber de Robles, was published in Madrid in 1844.

Italian: The first in a modern European language was in Italian by Andrea Arrivabene (published 1547). It was used for the first German translation. German: The first German trans. was made by Solomon Schweigger (printed in Nurenberg in 1616) and formed the basis of the first in Dutch (Hamburg 1641). French: Andre du Ryer, a Frenchman who lived in Istanbul and Egypt for some time, made a direct trans. from Arabic, published in Paris in 1647. Reprinted many times, it formed the basis of many European translations. English: The first trans. was made by Alexander Ross (first printed in London 1648) on the basis of du Ryer's in French. The oldest printed trans. In English recorded in the IRCICA bibliography is a 61 page selection (London 1515). George Sale's was the first to be made from Arabic and was published in London in 1734. It became a source on which many other trans. were based. The Translators of the Qur'an: The following list, mostly of complete translations of the Qur'an, published in about 65 languages of the world is based mainly on the IRCICA bibliography, which lists editions that appeared until 1980 (for languages that do not have a complete translation of the Qur'an, the partial works have been mentioned). Here only the earliest and the last editions given by the sources, separated by a (\), have been mentioned for works with numerous editions. The number of other editions is given at the end of every entry in flower brackets. For Urdu, and to a lesser extent for Persian and Turkish, the lists can only be tentative due to lack of information about the exact nature of 'anonymous' works. The list of complete translations in Urdu is based on the bibliography of Urdu translations compiled by Dr. Ahmad Khan. To give only tentative and approximate figures, the largest number of works, pertains to Urdu (171, including the anonymous translations), followed by Persian (57), Turkish (50), English (41), Bengali (33), German (22), Indonesian, Malay and Javenese (together 19), French (17), Panjabi (14), Sindhi and Spanish (both 13), and Pashto (11). Works not mentioned in either of the bibliographies are cited here with an asterisk on the serial number. The Urdu works mentioned in the 1RClCA bibliography but not by Ahmad Khan, for some unknown reason, have been cited here with a (?) following the serial number. Common titles have been deleted for reasons of space. Afrikaans: Ismail Abdurrazaak & Shaikh Muhammad Ahmad Baker, Albanian: H. Sherif

Salih Din, 3 vol. [n.p.] 1960. Kaapslad 1961, p. xliv+464.

Ahmeti,

New

York,

1992,

p.

204.

Amharic: [The Koran in Amharic] p. 450. [Anonym] Adis Ababa: Artistic Printing Press Ltd. 1981, p. 457.

Armenian: Amirchanjanz, Abraham, Varna 1904. 2nd ed. Varna 1909-1910. Kirishchiyan, Levon Lorentz, Asitane 1911, p. 855+4. Kourbetian, Agop, Varna 1912, p. 654. (incomplete) Assamese: Muhammad Sadr 'Ali, 2nd ed. Gauhati: Lawyers Book Stall 1970, p. xii+978+2. Balochi: 'Abd al-Samad Sarbazi, Qadi & Khar Muhammad Nadawi, 2 vol. Mukran: Al-Jam'iyyat al-Markaziyyah li al-Da'wat al-Islamiyyah 1402/1982, p. 8+932. Hudur Bakhsh, Mawlana, 1st ed. Lahore 1329 H11911, p. 1224. Bengali: 'Abbas 'Ali, Mawlana, Calcutta 1909, p. 976\ 5th ed. [n.p.J Muhammad Naqib al-Din Khan 1939. 'Abd al-Rahman Khan, 4 vol., Dacca: Muhammad Bashi 1962. 'Abd al-Wahid, Calculta: Dar al-Isha'at al-Islamiyyah 1964, p. vi+488. Abu 'Ata' 'Abd al-Sattar, 2nd ed., Calcutta: 'Abd al-Sattar 1916. Abu al-Fadl 'Abd al-Karim, [n.p.] circa 1915. Akhtar Kamal Chaudhary, Chittagong: Akhtar Kamal Chaudhary 1923. Bahadur Taslim al-Din Ahmad, 3 vol., Calcutta: Oriental Printers and Publishers Ltd. 1922-23, 1925. Fadil Muqimi, Mawlawi, [n.p.] Fadil Muqimi 1924. Fadl al-Rahim, Chaudhary, 2 vol., [n.p.J 1931-32. Goldsack, William, Calcutta: Christian Literature Society of India, Bengal Branch 1908-1920. Hakim 'Abd al-Mannan, [n.p.] Taj Company [n.d.]. lchalama sopana, Ibrahim Khan comp. & edited with Ihsan Allah, Dacca: Bangla Academy 1963. Idris Ahmad, Dacca: Idris Ahmad 1330 H. Khadikar, Fayd al-Din Ahmad, [n.p.] Muhammad Shahid Allah 1925. Kuraanula Karima, 3 vol. Dacca: Islamic Academy 1964. Mubin al-Din Ahmad Jahangirnagari, Dacca: Majlis Karim Bakhsh 1921. Muhammad 'Abd al-Bari, Praptisthan: Chiragh 'Ali Book House 1376 H/1969. Muhammad Akram Khan, Mawlana, 5 vol., Dacca 1958-59. Muhammad 'Ali Hasan, 3 vol., Dacca: Osmania Book Depot [n.d,]. Muhammad Habib Allah, [n.p.] Muhammad Habib Allah 1923. Muhammad Naqib al-Din (Khan), Calcutta: Muhammad Naqib al-Din 1925. Muhammad Sayyid, Dacca: Muhammad Ghulam Husayn & Muhammad Khaliq 1968, p. 252. Muhammad Shams al-Huda, Dacca: East Bengal Book Syndicate 195960, p. 11+315. Muhammad Tahir, vol. 5, Calcutta: Madani Mission 1970-72, p.( viii+847)+(?)+( viii+471 )+(xii+400)+(xii+415). Mukhtar Ahmad Siddiqi, Dacca: Muslim Sahitya Samiti 1932. M. 'Abd al-Hakim, Calcutta: Hafiz Muhammad Fadl & Sons Qur'an Publishing Co. 1922. M. Ruh al-Amin, 4 vol., Calcutta: Hanafi Press 1918-1930. Muhammad Hafiz al-Rahman, Bhawalpur 1372 H/1952, p. 964. Qadi 'Abd al-Wudud, Calcutta: Bharati Library 1966. Al-Qur'an al-Karim, Dacca: Islamic Academy 1968, p. 324.

Sen, Girish Chandra Sen, 3 parts. Pt. 1, Sherpur Town, Mymemsingh: Charuyantra 1881, p. 384; Pts. 1-2, Calcutta: Vidhan Yantra 1882-1886; p. 385-760; 761-1201\ Calcutta 1979. (5) Tarjumah-e Qur'an Majid, Dacca: Falaih-e 'Amm Trust [n.d,], p. xxvii+1194. translation of Mawdudi's Tafhim al-Qur'an. [Anonymous], al-Qu'ran al-Ka'rim, 3 vol. Dacca: Islamic Foundation 1967, 1969,1971. Brahui: Mui:lammad 'Umar DinpUri, lst ed. Lahore 1916. * 'Abd al-Karim Murad 'Ali Lahri Athari, Madinah 1513. p. 797+8. * Akhtar Muihammad. Mawlana, Quetta: Maktabah Rashidiyyah [n.d.]. Buginese: 'Abd Rahman Daeng Matamman Bone, Berzandii, Terjamah baha Bugis, Makassar: Hasanuddin (?) (1970?), p. 40. (a partial translalion) Bulgarian: Tomov, Stefan & Stefan Ya Skulev, (tr. from an English trans.), Rustchuk [1930] p. 536+6. Burmese: * Baseen [Qur'an]

(?},

[n.p.]

1969,

p. 513. Burma,

(a

partial

translation?} [n.d.].

Chinese: Li, Tiezheng, Beijing: Chung Hwa Book Co. 1927, p.464. Liu, Jinbiao, (with commentary}, Beijing: Xinmin Press 1943, p. 844. Shih, Tzu-chuo (Shi Zizhou}, (trans. with commentary, partly based on English translations and on the Chinese translation by Ching-Chai Wang} 1st ed., Taipei: The Committee of China Series 1958, p. 908\ Taiwan: The Chinese Muslim Association of the Republic of China 1978, 908. (3) Wang, Ching-chai, (with commentary; first trans. into Chinese by a Muslim}Beijing 1932\Taipei: Chinese Muslim Association 1964, p. 844. (2) Yang, Jingxiu, Beijing: Beijing Islamic Publishing Co. 1974, p. 456. Yuchen, Li, Xue Ziming & Fan Kangfu (consulted Japanese & English translantions}, Shanghai 1931. Yugin Liya, Pekin 1942. * Shaykh Muhammad Makin, Madinah, 1407 H. Creole: Houssein Nahaboo, Port Louis: Mouvement Islamique des Etudiants [1979], p. 223. (a partial translation} Czech: Hrbek, Ivan, Praha: Odeon 1972, p. 797. Nykl, Aloin Richard, (trans. from Arabic} Prague: [Jaromir Dolensky] 1934, p. xxxi+359\ Prague: [Jaromir Dolensky] 1938, p. xxix+281. Vesely, Ignet, (first complete Czech translation} Praha: Orientalni bib1ioteky 1913-1925, p. vi+592. Danish: Abdus Salam Sadiq Madsen, (trans. from Arabic} 3 vol., Copenhagen 1966\ 3 vol.. 2nd ed.. Copenhagen 1980. (1) Pedersen, Copenhagen 1919. Tuxen, Poul, Copenhagen: Aage Marcus (?} 1921.

Dutch: G1azemaker, Jan Hendrik, (trans. from French trans. by Andre Du Ryer}Amsterdam 1657, p. [16]+692+[4]+125\ [7th ed.] [n.p.] 1799. {7) Keijzer, S[alome1 Haarlem 1860, p. viii+876\ Rotterdam [192-] p. xiv+682. (3) Kramers, Johannes Hendrik, Amsterdam 1956, p. xx+ 728\ [6th ed.] Amsterdam: Agon Elsevier 1978, p, xx+ 728. (4) Nasir Ahmad (Mirza, Rabwah [19931 p. ii+180+638\ Rabwah: The Oriental and Religious Publishing Corp. 1969. Swiggar (Schweigger}, Salomon, Hamburg 1641, p. 4+1+164. Tol1ens, L. J. A.. (based on the French trans. of Kasimirski, the German trans. of Ullman, the Eng. trans, of Sale and the Latin trans. of Maraccio), Batavia (Jakarta): Lange and Co. 1859, p. xiii+xlv+666+v. [Anonym], (pub. under the auspices of Mirza Bashiruddin Ahmad, Qadiyani) [n.p.}: Zuid-Hollandsche U. M. Gravenhage1953, p. iii+xii+3+638. English: 'Abdullah Yusuf 'Ali, 2 vol. Lahore: Call of Islam Society 1937-1938, p. xx+820+821\ 2 vol. 4th ed. Cairo-Beirut: Dar al-Kitab al-Mi~ri & Dar alKitab al-Lubnani 1979.{29} 'Abdul Latif, (trans. from the Urdu commentary by Mawlana Abul Kalam Azad) Hyderabad: Academy of Islam!c Studies 1969, p. xlviii+579. 'Abdul Majid Daryabadi, 2 vol., Lahore-Karachi: Taj Co. 1957\ 2. vol. 2nd ed. Lahore-Karachi 1962\ 2 vol. Karachi [1971]. Abu'l Fadl, (arranged chronologically) 2 vol. Allahabad: G. A. Asghar and Co. 1911-1912\ New ed. Narmavala 1916, p. xxxi+615\ [4th rev.] Bombay: Reform Society 1955, p. xxxi+687. Abu Muhammad Muslih, Hyderabad [n.d.]. Ahmad 'Ali, Mir, (with commentary by Mirza Mahdi Pooya Yazdi) lst ed. Karachi 1964, p. 191+1+928\ Karachi [1964], p ix+1084\ Karachi: PeerMahomed Ebrahim Trust [1975] p. vii+820. Ali Ahmed Khan Julundhari, 11 pt. Lahore: World Islamic Mission 1962, p. 367+48\ 2nd ed. Lahore 1963, p. 1254\ 3rd ed. Lahore 1978(?). Arberry, Arthur John, 2 vol. London, 1955\ [5th ed.] London 1980. {12} Athar Hussain, Lahore: Islamic Books Foundation 1974, p. 298. Bell, Richard, 2 vol. Edinburg 1937-1939\ 2 vol. [2nd ed.] Edinburg 1960, p. xx+697\ Edinburg 1970. * Cleary, Thomas, The Essential Koran, San Francisco: Harper SF 1994. Dawood, N. J., [U. K.] Whitefriars Press 1936, p. 428\ [4th rev. ed.] London: Allen Lane 1978, p. 448. {8} Ghulam Sarwar, Singapore (?) 1920, p. cxix+377\ 2nd ed. Karachi 1973, p. cxix+377. {5} Hairat Dihlawi, 3 vol., Delhi 1916\ Calcutta 1930. Hashim Amir Ali, Vermont: Rutland 1974, p. 600. * Irving, T. B. (l:iajj Ta'lim ' Ali), Vermont: Amana Books 1985,44+402. Kamal ud-Din & Nazir Ahmad, A Running Commentary of the Holy Qur'an, London [n.d.]. Khwajah Kamal al-Dan's work was completed by his son Khwajah Nazir Ahmad) Khadim Rahmani Nuri, The Running Commentary of the Holy Qur'an, Shillong: Sufi Hamsaya Gurudwar 1964, p. xvi+1144. Mahomedali Habib, Karachi: Taj Art Press [19--?] p. 912. Malik Ghulam Farid, 1st ed. Rabwah: Oriental and Religious Pub. Corp. 1969, p. (a)-p+1461. * M. M. Khatib, The Bounteous Koran, New York Saint Martin's Press Inc.,

p. Al-Tawhid, Vol. XII, No.223 850. Mohammed Abdul Hakim Khan, 1st ed. Karnal: Azizi Press 1905, p. 917\ Patialia 1905, p. 917+vi. Mohammed Ahmed, London, 1979, p. 43+666. * Muhammad al-Akili, Philadelphia: Pearl Publishing House 1993, p. 240. Muhammad Ali, Woking: Islamic Review Office 1917, p. cxv+1275\ Lahore: Ahmadiyyah Anjuman-e Isha'at-e Islam 1951, p. cxvi+631. {8) Muhammad Asad, Dublin: Dar al-Andlus Ltd. 1980, p. ix+966. Muhammad Taqi al-Din al-Hilali & Muhammad Muhsin Khan, (explanatory trans.), 2nd ed. Ankara: Hilal Publications 1978, p. xv+604+604+xix. Muhammed Zafrulla Khan, London 1971, p. 673\ London: Curzon Press 1979, p.lxiii+673. (2) M. H. Shakir, Karachi: Habib Bank [19681 p. 600\ [n.p. n.d.] p. 660. Palmer, Edward Henry, ed. F. Max MUlIer 2 vol., Oxford: Clarendon Press 1880\ 2 vol. Delhi [1965]. (12) Pickthall, (Mohammed) Marmaduke William, London: Allen and Unwin 1930, p. viii+693\ New York: Muslim World League [1977] p. xviii+768. {21) * Rashad Khalifa, Tuscon: Islamic Productions, 1989, p. xviii+604. Rodwell, John Meadows, (the surahs are arranged in a chronological order with notes and index), Hertford 1861, p. xxviii+659\ London: Everyman's Library 1978, p. 506. {29) Ross, Alexander, London 1648, p. 511\ London 1719 (in A Complete History of the Turks. ...). (6) * Sa'id Akhtar Ridwi, Sayyid, Al-Mizan (trans. of 'Allamah Tabataba'i's exegesis) 8 vo1s. have appeared to date, Tehran: WOFIS 1983. Salahuddin (Peer), Aminabad: Raftar-e Zamana Publs. 1971, p. xviii+631. Sale, George, (the first trans. in English from Arabic), 4 vol. Bostan (18821886)\ London-New York [1949 ?] p. xiv+608. (103) Sher 'Ali, Rabwah 1955, p. 169+643\ 2nd ed. Rabwah: Quran Publications 1972, p. 635+37. (4) S. M. Abdul Hamid, 3 vol. 1st ed.. Dacca: Islami Tabligh Mission 19621968\ 3 vol.. 2nd ed. Dacca 1965-1968. * Zafar Ishaq Ansari, Towards Understanding the Qur'an (trans. of Mawdudi's Tafhim al-Qur'an, London: The Islamic Foundation, 1408/1988-. * [Anonym1 The Quran, checked and rev. by Mahmud Y. Zayid assisted by a team of scholars, Lebanon: Dar al-Choura. Esperanto: Chuissi, Italo Conpenhague

(Muhammad 'Abd 1970,

al-Hadi), Copenhague 1969\ p. xx+654.

Finnish: Aro, Jussi; Armas Salonen & Knut Tallqvist, Helsinki 1957\ Helsinki: Werner Soderstrom Osakeyhtio 1980, p. 14+456. Z. I. Ahsen Boere, Tampere 1942, p. 799. French: Ahmet Laimech & B. Ben Daoud, (trans. from Arabic). Oran: Heintz freres 1932, p. 348. Blachere, Regis, 3 vol. Paris 1947-1950\ Paris 1972 p. 752. {3} Du Ryer, Andre, Paris 1647, p. 5+1+648+f4J\ 2 vol. new ed. Leipzig: [Arkstee and] Merkus 1775. {20J Fatma Zaida, Lisbonne 1861, p. 483+viii. Ghedira, M. Ameur, Lyon: Fleuve 1956. p. v+488.

Grosjean, Jean. 2 vol. Paris 1972, p. 550\ 2 vol., Beyrouth 1974 (?). Hamza Boubakeur ( Abou-Bakr ), 2 vol. Paris [1972]. xix+1389\ 2 vol. Paris 1977, p. xix+1389\ 2 vol. new ed. Paris 1979. Kasimirski, Albert de Biberstein, new ed. Paris 1832, p. xxxiv+533\ Bievres (France) 1973, p. 376. (27) Masson, Denise, pref.: Jean Grosjean. introd. and notes: Denise Masson. Belgique 1967, p. cxvi+1088\ pref. Jean Grosjean. ed.: Subhi al-Salih, Beyrouth [n.d.], p. 828+941. (3) Montet, Edouard Louis, Paris 1929, p. 9+895\ 2 vol. pref. Jaques Risler. Paris 1968-1969. (4) Muhammad Hamidullah, 1st ed., pref.: Louis Massignon, Paris 1959. p. II. liv+640\ 2 vol. l0th ed. Beyrouth: Mu'assasat al-Risalah 1980 p.(lii+359)+(827). {10) Noureddin Ben Mahmoud, Rabat: Grandes editions 1976. p. xvi+458. Pesle, Octave & Ahmed Tidjani. Paris 1936, p. xvi+458\ Kuwait 1980. (9) Sadok Mazigh, 2 vol. Tunis: Maison Tunisienne de I'edition 1978, p. (57+563)+(761). * Salah ed-Din Kechrid. 5th ed. Beyrouth: Dar el-Gharb el-Islami. 1404/1984. p.842. Savary. Claude Etienne, 2 vol. Paris 1783/ Paris 1970. {19} German: Arnold, Theodor. (trans. from the English trans. by George Sale). Lemgo 1746. p. [8J+xxviii+232+693+f19]. Boysen, Friedrich Eberhard. (trans. from Arabic), Halle 1773, p. 16+680\ Halle 1775, p. 678 \ Halle 1828, p. xcvi+783+[13]. Goldschmidt, Lazarus, Berlin 1916, p. 650+1\ Berlin 1923\ Ostrau 1935. Grigull, Theodor Fr., Halle, 1901, p. viii+512\ Halle [19241 p. 512. Henning, Max, Leipzig 1901, p. 611 \ Stuttgart: Reclam 1979. {9} Lange, Johann, (based on du Ryer's French trans.). Hamburg 1688, p. iii+115. Megerlin, David Friederich, (from Arabic), Franckfurtam-Mayn 1772, p. 876. Neneter, David. (based on Marraccio.s Latintrans.), Ntirnberg 1703, p.[17J+ 1222+f50]. Paret, Rudi. Stuttgart 1962. p. 524\ Stuttgart-Berlin-Koln-Mainz: Verlag W. Kohlhammer 1980, p. 440. (6} Riichert, Friedrich, Frankfurt-am. Main 1888, p. xii+500+[2]\ repr. ed. Hildesheim 1980, p. xii+550. Sadr'ud-din, Berlin 1939, p. xiv+1022\ 2nd ed. Berlin: Wilmerrdorf die Moschee, die Muslim-Mission 1964, p. xi+1022. * Salah ed-Din Kachrid, 5th ed. Beyrouth: Dar al-Gharb al-Islami 1404/1984, p.842. Schweigger, Salomon, Nurnberg 1616, .p. 269+[18]\ Nurnberg 1664, p. [6J+928+I56]. (2} Ullmann, Ludwig, Crefeld 1840, p. (8)+555\ 10lh ed. Munchen: Goldmann 1977, p. 506. (14} * [Anonym] (a Qadiyani team work), London 1985, p. 14+463+666. [Anonym] Der Heilige Qur'an, lst ed. Ahmadiyyah Mission, Wiesbaden 1954, p. 164+639. [Anonym] Der Koran, 2nd rev. ed. Zurich: Verlag der Islam 1959, p. 153+653. [Anonym] Der Koran, Leipzig 1904. [Anonym] Der Koran, Leipzig 1924. [Anonym] Der Koran, German Democratic Republic [n.p.] 1974, p. 599. [Anonym] Der Koran, Munchen [1977], p. 505.

[Anonym] Der Koran, Leipzig. 1980, p. 574. [Anonym] Der Koran, Munchen: William Goldman Verlag 1980, p. 506. [Anonym] Der Koran, Stuttgart 1980, p. 614. Greek: Milili, L.. (most likely based on N. J. Dawood's English trans.), Athens: Kaklos Odisseas Hatwpulos and Sia 0. E. 1980, p. 12+486. Pentaki, Gerasimou I., Athens 1878\ Athens 1880\ 2nd ed. Athens 1886, p. 5+[1]+14+480\ Athens 1887\ Athens 1921, p. 480\ Athens 1928, p. 464. Zografu-Meranaiu, Minas, Athens 1969 (?), p. 457+16. [Anonymous] Helmsladt Hermanus von der Hardt, 1734. Gujrati: Abd al-Qadir bin Luqman, Bombay 1297-1298 HJ1879. Abd al-Rashid, Hafiz, Delhi 1311 H./1893. Ahmad Bha'i Sulayman Jamani, lst ed., Bombay 1938\ 3rd. ed.. Karachi: Habib Memorial Trust 1957. Aziz Allah Khatib Godharwi, Ahmadabad: Fayz Publisher 1955. Ghulam Ali Ismail Bhaunagri,Hajji, Ahmadabad: Ithna .Ashari Press 1901. Ghulam Muhammad Sadiq Randiri, 2 vol.. [n.p.1 Muslim Gujrat 1946. Mahum Mawlana Musawi, Ahmadabad: Khalib Kitab Ghar [n.d.]. Muhammad Isfahani, 5 vol. Bombay: Mustafawi Press 1318H./1900. Muhammad Ya.qub Chisti Sabri (Pir), Bombay: Khilafal Press 1925. Muhammad Yaqub, Hakim Mir, Bombay 1925, p. vi+742. Hausa: Abubakar Mahmoud Gummi, pref. Muhammed Ali Al-Harkan, Beirut Dar al-Arabiyyah 1979, p. 1372. Hebrew: Ben-Shemesh, Aharon, [Tel-Aviv] 1971, p. 15+442. Reckendorf, Hermann, Leipzig 1857, p; xlviii+370. Rivlin, Joseph Joel, 2 vol. Tel-Aviv 1936-1945, p. x+ 770\ 2 vol. 2nd ed. Tel-Aviv: Hotsa'at Dvir 1963, p. x+771. Hindi: Ahmad Bashir Farangi Mahalli & Ghulam Muhammad Qurayshi, lst ed. Aminabad 1947, p. 600. Ahmad Shah Masihi, lst ed. Rajpur 1915, p. 400. Avasti, Nand Kumar, Lucknow 1980, p. 1023. Hasan Nizami, Khwajah, 2 vol. Delhi 1922-1929, p. 900. Muhammad Faruq Khan Sultanpuri, Rampur: Maktabat al-Hasanat 1966. Muhammad Yusuf, Sayyid, Amritsar 1936, p. 742+11. Hungarian: * Robert, Simon, 2 vol. Helikon Kiado 1987, 553+498. Szdmajer, Imre (Emory) Buziday & George (Gyorgy) Gedeon, [n.p.] 1831. Szokolay, Stephan, Budapest 1854. Indonesian: Abdul Malik Karim Amrullah, Tafsir al-azhar, Djakarta 1965. Ahmad Hassan, al-Furqan [tafsir al-Qur'an], 4 vol. Bandung 1928\ Kelantan 1979, p.lii+1240. (7) Arifin Bey, 4th ed., Bandung: al-Ma.arif [n.d.] Bachtiar Surin, 3 vol. Bandung 1978, p. 1043. Hans Bague Jassin, Jakarta: Penerbitan Djambatan 1978, p. xiv+889.

[H.] Abdul Halim Hassan; [Zainal Arifin Abbas & Abdur Rahim Haithami], Tafsir Qur'an al-Karim, Medan: Jajasan Persatuan Amal Bakti Sumatra Utara 1967. H. Zainuddin Hamidy & H. S. Fachruddin, Jakarta 1971, p. xvi+635. Mahmud Junus, [n.p.] 1935\3rd ed. Bandung: P. T. Al-Ma'arif 1977, p. 542. (6) Marwan bin H. Muhammad Ali, 3 vol. Jogjakarta [l95-?] p.1181. Muhammad Hasbi Ashshiddiegy, Bandung 1971\ 2nd ed. Jakarta: Bulan Bintang 1965. (4) [Anonym], Qur'an tardjamah Indonesia, 3 vol. Jogjakarta: Penjiaran Islam [1961 ?]. [Anonym] (a team effort), al-Quran dan Terjemahnja, 3 vol. Jakarta 19651970, p. 147+1122\ Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterdjemeh Pentafsir al-Quran, 1980-1981, p. 1122. (3) [Anonym], Terjemah and Tafsir al-Quran, 3 vol., Bandung: Lembaga Penterjemah Kitab Suci Al-Quran Firma Sumatra Bandung 1978, p. 1044. Italian: Arrivabene, Andrea, Venice 1547, p. 38+100\ Venezia 1574, p. [8]+L+100. Bausani, Alessandro, Firenze 1955, p.lxxix+779\ Firenze 1978, p. lxxix+771. (1) Bonelli, Luigi, new ed. Milano 1929, p. 31+524\ reprint 2nd rev. ed., Milano: Ulrico Hoepli 1972, p. 614. (4) Branchi, Eugenio Camillo, Roma 1913, p. 437. Calza, Caval. Vincenio, 8astia 1847, p. xiv+330. [Anonymousl Milano 1882, p. 3+536\ Milano 1912\ Milano: Giovanni Panzeri 1913. Fracassi, Aquilio, Milano 1914" p.lxx+[6]+340+359. Moreno, Martino Mario, Torino 1967, p. viii+605\ Torino 1969, p. viii+605\ 2nd ed. [n.p.] 1971, p. vii+608. * Peirone, Federico, 2 vol. Milan: Arnoldo Mondadori Editore 1979, p. 995. * Terenwni, Angelo, Rome: Islamic Cultural Center 1990, p. 478. Violante, Alferedo, Rome: Casa Ed. Latina 1912. Il Corano, Milano 1882/ Milano 1913. (1) Japanese: Ban, Yasunari & Osamu Ikeda, [Tokyo] 1970\ [2nd ed.] [Tokyo]: ChuoKoron-Sha 1979, p. 566. Izutsu, Toshihiko, (trans. from Arabic), Kaiwsha, 1945\ 3 vol. Tokyo 1957, p.952\ 3 vol. 2nd ed. [Tokyo] 1964-1965, p. 1052. Okawa, Shumei, [n.p.] 1950, p. 4+10+9+863. (3rd Japanese trans). Sakamoto, Ken-ichi, 2 vol. [n.p.] 1920, p. 419+428\ reprint of 1920 edition 2 vol. 2nd ed. [n.p.] 1929-1930. (lst Japanese trans., from Sale, Palmar and Rodwell.) Takahashi, Goro; Bunpachiro (Ahmad) Ariga & Mizuho Yamaguchi, 1 vol. [n.p.] 1938, p. 878. (2nd Japanese trans., published in 1938). Umar, Ryoichi Mita, [n.p.] 1972, p. 758. (Sixth and latest Japanese trans., published in 1972.) Javanese: Kiyai Bishri, 3 vol. Jogjakarta: Penjiaran Islam 1964-1967, p. 1181. Kannada: [Anonym] [Divya Quran] Qur'an Majid, (An effort of six scholars: Mawlana Shah .Abd al-Qadir, Mawlana Sayyid, Abii Rayhan Ahmad Nuri, .Abd Allah

Sahib, I'jaz al-Din, and .Abd al-Ghaffar), 2 vol. Bangalore 1978, p. 1400. Kashmiri: Muhammad Yahya Shah, [n.p.] 1305/1887. (a partial work) Muhammad Yusuf Shah, vol.1, Srinagar: .Ali Muhammad & Sons 1393/1973, p. 44+504. (a partial work) 'All Jalal al-Din, Maktabah-e Ma'arif-e Qur'an 1986, p. 156. (a partial work) Korean: Kim, Young-Sun,

Seoul:

Dae

Yang

su

Juk

1971,

p.

473.

Kurdish: * 'Abd Allah Varli, Istanbul: 'Abd Allah Varli 1994, p. 604. 'Abd al-Kariro Mudarris, Mulla, Tafsir-e Nami, 7 vol. Baghdad 1980. (This complete work has been listed as an incomplete translation). Muhammad Khal, Tafsir-e Khal, 4 val. Baghdad-Sulaymaniyah: Chapkhaneh Zankoy 1969-1979, p. 219+200+138+224. Muhammad Koyie Gali Zadeh, Tafsir-e Kurdi, 3 vol. Baghdad 1968-1971, p. 164+110+121. Latin: Ketenensis, Rabetus & Hermannus Dalmata, 5 vol. ed. Theodori Bibliandri, Basilex 1543, p. 23+230+18+178+163\ 3 vol. Zurich 1550\ Zurich 1556. (Translated under the direction of Peter the Venerable in 1143 and published in Basel in 1543 by Theodori Bibliandr) Marraccio, Ludovico, Patavii 1698\ Lipsiae 1721. Luganda: Bulwadda, Zakariya Kizito, Kampala: Uganda Ahmadiya Muslim Mission 1973, p. xvi+1001. Macassar (Celebes): Donselaar, w. M. Rotterdam 1861. (a partial trans.) Matthes, B. F., Amsterdam 1856, p. [89]+106. (a partial trans.) Malay: 'Abd al-Ra'uf b. 'Ali al-Fansuri al-Jawi, Cairo 1342/1923\ 3 vol. Penang 1961, p. 325+341+335\ Dar al-Fikr 1410/1990, p. 610. 'Abd Allah 'Abbas Nasution, Penang 1968, p. 522\ 1st ed. 2vol. Kedah [n.d.], p. 498. 'Abd Allah Muhammad Basmeih, 3 vol. Kuala Lumpur 1972, p. 591\ Kuala Lumpur 1974\ 1st ed. Kuala Lumpur: Majlis Kebangsaan Bagi Hal Ehwal Agama Islam Malaysia 1980, p. xiv+1756. Ahmad Hassan, 4 vol. Bandung 1928\ Kelantan: Pustaka Aman Press 1979, p. lii+1240. (4) [Anonym] al-Qur'an dan terjemahnya, Kuala Lumpur: Pustaka Antara 1979, p. 1122. Malayalam: Muttanisseril M. Kayakkutti, 3rd rev. ed. Kayamkularo: Lekba Publications 1970, p. cviii+988. Marathi: Muhammad Ya'qub Khan, l:I. Sufi Mir, Bombay: Shad Adam Trust 1973, p. 1159+99. Pavitra Qur'an, ed. Mir Muhammad Yaqub Khan, introd.: A. U. Shaykh,

Bombay:

Shad

Adam

1973,

p.

24+1174+11.

Meranao (Philippines): Ahmad D. Alonto: [The Meaning of the Surah al-Fatihah. the Juz 'Amma of the Glorious Qur'an and the Asma' al-Husna in Meranao], Marawi: JPI Publishing House 1979, p. 97. (a partial work) Ibrahim Khayral, [n.p.) 1985-1990. (a partial work, several Juz' of the Qur'an published separately) Norwegian: Berg, Einar,

Oslo:

Universitets

forlaget

1980.

p.

714.

Panjabi: .Abd al-.Aziz, Mawlawi, Tafsir 'Azizi, Lahore 1908. .Abd al-Ghafur Aslam Jalandhari, Tafsir-e yasir, 3 vol. lst ed., Gujrat 1968, p. 583+648+688. Firuz al-Din, Amritsar 1903. Hidayat Alla Ghalza'i, Lahore 1887\ Lahore 1389/1969, p. 4+620. Muhammad bin Barak Allah, Tafsir-e Muhammadi, 8 vol. in 6, lst ed. Lahore 1882-1884, p. 2350. (the same as no.9?) Muhammad Dilpadhir, Mawlawi, Lahore 1341\ 1922. Muhammad Habib Allah, Midhaq al-'arifin ila al-qisas al-muhsinin, Lahore [n.d.] p. 708. Muhammad Hafiz al-Rahman, (in Sariki dialect), 1st ed. Bhawalpur 1372\1952. Muhammad Mubarak Allah, Hafiz, Tafsir-e Muhammadi, [n.p.] 1870. [Muhammad] Nabi Bakhsh Halwani, Tafsir-e Nabawi ba zaban-e Panjabi, Lahore 1902-1904. Muhammad Nawaz Iram, Lahore: Istiqlal Press [n.d.]. Nizam al-Din Hanafi Sarwari, 1st ed. Lahore: Matba' Siddiqi, 1313\1895, p. 964. Sant Gurdat Singh, Wazirabad 1911, p. 782. Shams al-Din Bukhari, Amritsar 1894. Pashto: Abd Allah Warith Kiti & .Abd al-.Aziz 'Adilgarhi, Tafsir-e Husayni, Bombay [n.d.] Abd al HIaqq Darbangwi, Mawlana, Peshawar: Hamidiyah Press 1961, p. 960. Ja'far Husayn Shah, 1st ed. Peshawar: Hamidiyah Press 1964, p. 1012. Fad1-e Wudud & Gul Rahim al-Asmari, Tafsir-e Wududi, [n.p.] [n.d.] (the first half of the work is by Fadl-e Wudud, completed by Gul Rahim alAsmari). Muhammad Idris, Hafiz Kashshiif al-Qur'an sada Pashto tarjamah aur tafsir, 2 vol. Peshawar 1961-1976, p. 1679. Murad .Ali (Mawlana), Tafsir-e fawq al-yasir-e Afghani, 2 vol., 1st ed. Lahore 1324/1906, p. 2130\ 2 vol. Lahore 1935-1937, p. 1871\ Jalalabad, [n.d.]. Al-Qur'an al-Hakim, 1st ed. Peshawar: Rahman Gul Publishers 1926, p. 862. (Pashto version of Shah Wali Allah's Persian trans). Qur'an Majid mutarjam ba tarjamah zaban-e Pashto, 2 vol. 1st ed. Bhopal 1278/1861, p. 1739 (includes Urdu trans. of Shah .Abd al-Qadir). Ubayd al-Haqq Afghani, 1st ed. Lahore: Matba.-e Khurshid-e .Alam [n.d.], p. 960. [Anonym]: Qur'an-e majid sara tarjamah awr tafsir, 3 vol. 1st ed. Delhi: Matba.-e .Umum 1323\1905, p. 3525\ 3 vol. Kabul 1944 (Pashto version of

trans. and commentary by Mahmud al-Hasan and Shabbir Ahmad .Uthmani). (Anonym): Tarjamah-e Shaykh al-Hind, [n.p. n.d.l p. 4000 (Pashto, trans., by a team of scholars, of Mahmud al-Hasan's Urdu trans.). Persian: Abbas Misbahzadeh, Tehran 1345 H. Sh./1966-1967, p. 1232+189\ 2nd ed. Tehran: Intisharat-e Iran, p. 460+104+40. * .Abd al-Muhammad Ayati, ed.: Musa Aswar, Tehran: Surush 1367 H. Sh., p. 606+606+[7). Abd al-Hujjat Balaghi, Huiiat al-tafasir wa balagh al-iksir, 10 in 5 vol. Qum 1385/1345 H. Sh./1965-1966. Abd al-Husayn Tayyib, Atyab al-bayan fi tafsir al-Qur'an, 14 vol. Isfahan: Bunyad-e Farhang-e Islami [n.d.]. * .Abd al-Majid Ma'adi-khwah, forthcoming. Abd al-Majid Sadiq Nawbari, Tafsir al-Qur'an, Kashf al-haqa'iq .an nukat al-ayat wa al-daqa'iq (the commentary by Muhammad Karim b. Ja'far), 2 vol. in 1, Tehran 1339/I960. Abu al-Futuh Razi, Jamal al-Din Shaykh, Qur'an, [n.p.]: Sazman-e Intisharat Jawidan 1384/1964, p. 56+673. Tafsir-e Qur'an, 12 vol. e'd.: Mirza Abu al-Hasan Shi'rani, Tehran: Kitabfurjjshi Islamiyyah 1398/1978. Abu al-Mahasin al-Husayn b. al-Hasan al-Jurjani, Jala' al-adhhan wa jala' al-ahzan. 10 vol. 1st ed., ed.: Mir Jalal al-Din Husayni Ormawi Muhaddith, Tehran 1337-1340 H. Sh./1958-1962. Abu al-Qasim Imami, Tehran: Sazman-e Awqaf 1370 H. Sh. [?]. Abu al-Qasim Payendeh, Tehran 1336 H. Sh/1957, p. 39+365. Ahmad b. Muhammad al-Maybudi, Rashid al-Din, Khulasah-ye Tafsir-e kashf al-asrar ,2 vol. ed. Habib Allah Amuzegar, Tehran 1347-1349 H. Sh./1968-1970.-Kashf al-asrar wa 'uddat al-abrar, 10 vol. ed. Dr. .Ali Asghar Hikmat Shirazi, Tehran University [1378]. (known as Khawajah 'Abd Allah Ansari's Tafsir) Ali Naqi Fayd al-Islam, 3 vol. [n.p., n.d.]. Ali Rida Mirza Khusrawani, Tafsir-e Khusrawi, 3 vol. Tehran: Kitabfurushi Afghanistan, 1940\ 6 vol. Kabul 1947, p. 580+564+610+620+496+594. [Anonym], Qur'an majid ma'a tarjumatyn (Urdu & Persian), 1st ed. [n.p.]; Ahmad Qadimi1286/1869, p. 848. Polish: * Jozef Bielawski, Warsaw: Panstwowy Instytut Wydawniczy 1986, p. 973. Buczackiego, Jama Murzy Tarak, (trans. from Arabic), 2 vol. Warsaw 1858, p. (x+608)+(viii+402). Portugese: de Castro, Bento, (based on Pickthall's English trans.) Mozambique 1964, p. 736\ 2nd ed., Portugal: Laurenco Marques 1974, p. 736. de Cavalho, America, 2 vol. Lisbonne: Publicacoes Europa America 1978. elHayak, Samir, Sao Pau1o: Tangara 1975, p. 491 Machado, Jose Pedro, Lisboa 1946\ Lisboa: Junta de Investigacoes Cientificas do Ultramar 1979, p. xv+747. [Anonym1 O Alcorao, Paris: Librairie Belhatte et Cie, 1882, p. 557. [Anonym1 O Alcorao, Rio de Janeiro: B. -L. Gamier. [19--1 p. [4]+553. Rumanian: Isopescul, Silvestru Octavian, (trans. from Arabic), Cemauti Bukavia 1912, p. 538+[l].

Russian: Borovkov, Aleksandr Konstantinovich, Moscow 1963, p. 365. Kolmakov, Alexey (Alexandre) Vasilyevich, 2 vol, St. Petersburg 1792, p. (xxxii+120+193+164)+(293+192). Kratchkovski, Ignatii Tulianovich, Introd.: F. Blayof, Moscow 1963, p. 714\ New York: Chalidze Publications 1979, p. 409. Nikolayev, K., (translated from French trans. of Kasimirski), Moscow 1864, p. xxxiii+468+xvi\ 5th ed. Moscow 1901. (3) Postnikov, Piotr Vasil'yevich, (from French trans. of du Ryer), St. Petersburg 1716, p. 350. Sablukov, Gordii Semyonovich, (first Rusian translation from Arabic), 2 vol. Kazan 1877-1879, p. (533+vii+ii)+C274+vi)\ Kazan 1907, p. 580+v. (2) Veryovkin (Verebkine), Mikhail Ivanovich, (from French trans. by du Ryer), 2 vol. St. Petersburg 1790, p. (7+2+224)+(6+372+12). [Anonym] (trans. from the French trans. by Savary), [n.p.] 1844. Sanskrit: Muhammad Yusuf, Qadiyan and Amritsar 1932, p. 724. Qur'an Sharif, The Holy Koran, Cawnpore: Razzaqi Press 1897, p. 616. Serbo-Croatian: 'All Rida Karabeg, Mostar 1937\ New ed. Sarajevo 1942. * Besim Korkuk, (trans. from Arabic), Sarajevo 1977, p. 720+733\ 2nd ed. Sarajevo: Orijentaini Institut 1979, p. 720+733. Ljubibratic Mico (Hercegovac), (in Cyrillic script), ed. Ilija Milasavljevic, Belgrade: Kolarec Association 1895, p. 476+3. Muhammad Pandza & Dzemaluddin Causevic, (from Turkish trans. by Omer Riza Dogrul based on the English trans. by Muhammad 'Ali Qadiani, Lahore 1920), Sarajevo 1937, p.lxviii+978\ Zagreb: Stvarnost 1978, p. xii+896. (4) Sindhi: 'Abd al-Rahim Managasi, Karachi: Jama'at-e 'Ulama'-e Sindh 1932. 'Abd al-Razzaq Qadi, 1st ed. Karachi 1362\ 2nd ed. Karachi 1962, p. 966.(1) Abu al-Hasan Tahtawi, Tafsir Abu al-Hasan mukammal, [n.p. n.d.]. Ahmad, Mulla Mawlana al-Hajj, 1st ed. Karachi [n.d.] p. 800. 'Aziz Allah Muta'alawi, Qadi, Gujrat 1870\ 1st ed. Bombay 1902, p. 800.(1) Fath Muhammad Nizamani, Qadi, Tafsir miftah rushdullah, Bombay 1889, p. 1388. Mardan 'All Shah Pir, Tafsir Kawthar, 5 vol. Hyderabad [n.d.]\ 5 vol. 1st ed. Karachi 1327/1909, p. 1921. Muhammad Madani Mawlana, 1st ed. Karachi 1375/1953, p. 720. Muhammad Siddiq, 1st ed. Lahore 1867\ Bombay 1879, p. 536\ Bombay 1901, p. 538. Muhammad 'Uthman, Muhammad Nawrangzadah, Tanwir al-iman fi tafsir al-Qur'an, 30 vol. 1st ed. Shikarpur 1371/1952, p. 2274\ 4 vol. Karachi [n.d.] Taj Mahmud Amruti, Mawlana, Lahore [n.d.], p. 732\ Lahore 1948, p. 724\ Lahore 1957, p. 722\ 3 vol. [n.p.] al-Haqq Press [n.d.]. [Anonym]1st ed. Lahore: Kutubkhanah Maqbul-e 'Amm [n.d.] p. 720. [Anonym]1st ed. Hyderabad: Qur'an Company [n. d.] p. 440. Sinhalese:

Wickremasinghe, P.; C. A. Lafir & M. I. 'Abd al-Hamld 'Alim (Nuri), 2 vo1, Colombo: Moor's Islamic Cultural Home 1961, p. 1361. (a partial trans.) [Anonymous] Parisuddha vu al-Qur'an, pt: 1-20, Colombo: Noor's Islamic Cultural Home, 1961-1976. (a partial trans.) Somali: * Mahmud

Muhammad

'Abduh,

Madinah

1412,

p.

869.

Spanish: Bergua Olavarrieta, Juan Bantista, 4th ed. Madrid 1931, p. xiii+540. Cansinos Assens, Rafael, Madrid 1951, p. 870/ 2nd ed. Madrid 1954\ 4th ed. Madrid 1961, p. 866\ 6th ed. Madrid: Aguilar 1973, p. 992. Castellanos, Rafael & Ahmad Abboud, (trans. from Arabic), New ed. Buenos Aires [19531 p. 630\ Buenos Aires: Arabigo-Argentina "El Nilo" 1974, p. 630. Cata, A. Hernandez, [n.p.J 1913\ 2nd ed. [n.p.J 1936\ 3rd ed. [n.p.] 1937. Cortes, Julio, Madrid 1979, p. 880\ Madrid: Nacional1980, p. 72+880. Garcia-Bravo, de Joaquin, (translated from French trans. of Savary), 2 vol. Barcelona 1907, p. 471\ Barcelona: V. de L. Tasso [19721 p. xvi+471\ Mexico: Nacional [19721 p. xvi+471. Murguiondo y Urgartondo, Benigno de, Madrid 1875, p. 992. La Puebla, D. Vicente Ortiz, (most parts trans. from French trans. of Kasimirski), 1st ed. Barcelona 1872, p. 666. De Robles, De lose Garber, (trans. from Kasimirski's French), Madrid 1844. Saifuddin Rahhal & Santiago M. Peralta, Buenos Aires 1945. Vernet, Juan, Barcelona 1953, p. xli+442\ 2nd ed. Barcelona 1963, p. cx+727\ 3rd ed. Barcelona 1973, p. 727\ Barcelona: lose lanes 1980, p. xli+442. [Anonym] E1 Coran, 1st ed. Malaga: l. B. B. 0.1931\ 8th ed. Madrid: lbericas [n.d.] p. 467. (4) [Anonym] E1 Sagrado Coran, Granada: Centro Estudiantil Musulman [n.d.], p.505. Sundanese (Western Java): H. Qamaruddin Shaleh; A. A. Dallan & Jus Rusamsi, al-Amin Qur'an, ed.: Diponegoro, Bandung 1971, p. 900, Swahili: 'Abdullah Saleh al-Farsy, Qurani Takatifu, Nairobi [1969] p. xxxi+805' Nairobi 1980, p. xxxii+807.-, Upotofu wa tafsiri ya makadiani. [n.p. n.d.]. Dale, Godfrey, London: Society for Promoting Christian Knowledge, 1923, p. xxii+686. Mubarak Ahmad Ahmadi, Nairobi: East African Ahmadiyya Muslim Mission 1953, p. xx+l062, Swedish: Crusenstolpe, Fredrik, (trans. from Arabic), Stockholm 1843, p. v+158+783+26. Tornberg, C. l., Lund 1872-1874, p. xi+408. Zettersteen, Karl Vilhelm, Stockholm [1917] p. xxix+551\ New ed. Stockholm: Wahlstrom and Widstrand, 1979, p. xxix+604. Syriac: {An ancient Syrian trans. of the Kur'an exhibiting new verses and variants ed.: A. Mingana. Manchester 1925, p. 50. (a partial work, contains a

Syriac text in facsimile and an English trans. of passages from a manuscript of writings of Dionysius Bar Salibi) Tamil: A. K. 'Abd al-Hamid Baqwi, 'Allamah, lst ed. Madras 1943, p. 102+730+730\ 4th ed. Madras: Baqwi Sons 1978, p. 102+730+730. (3) E. M. 'Abd al-Rahman Baqwi, Anwar al-Qur'an, 8 vol. Kutanallur (Tanjore District): Adam Trust 1969-1975. Habib Muhammad al-Qahiri, Bombay 1269-1300/1879-~884, p. vi+626. Nuh 'Alim .Saheb, Fath al-Karim, (written in 1299/1881), Bombay 1308/1890. Nuh bin 'Abd al-Qadir al-Qahiri, Tafsir Fath al-Karim, 3 vol. Bombay 1911. p. 1548. S. S. .Abd al-Qadir Baqwi, Tafsir al-hamid fi tafsir al-Qur'an al-Majid. 7 vol. Utamapalayam 1937\ 7 vol. Utamapalayam 1966. {1) Telugu: Muhammad 'Abd al-Ghaffur, (from Arabic), 3 vol. Secunderabad, 19481949, \ p.926+916. ! Rao, Chilkoori Narayana, (the first attempt to translate the Qur'an in Telugu by the author, a lecturer in linguistics at Govt. College Anantapur. Started in \ 1915, it was completed in 1930), 1st ed. Anantapur 193?\ Madras: Asthreyshramamu 1938, p. 754. \ [Anonyml The meaning of the Holy Qur'an, 2 vol. Hyderabad [n.d.]. Thai: * Ghulam Muhammad Nazir (Nadir?), Shaykh, 2vol [n.p.] Masjid Padongtam [n.d.] p. 592+[?] Ibrahim Qurayshi, (based on Urdu & English Works), 3 vol. Bangkok 1390/1970, p. 1997. lsma'il b. Yahya, 5 vol. Bangkok: Watana Bant Co. 1969, p. 2712. Turkish (including Kazakh, Uzbek and Azeri dialects): Ahmad b. 'Abd Allah, Tafsir-e zubdat al-athar, 2 vol. Istanbul 12921294/1875-77, p. 448+464. * Ahmad Kaviyanpur Ormawi, (in Azeri), Chapkhneh Iqbal1367, 604+604. * Al:lmet Davutoglu, Istanbul: Cile Yaymevi 1411/1911, p. 38+606. * Ali Bulac, Isltanbul: Birim 1985, p. xxxviii+605. Atalay, Besim, Ankara 1962, p. 756\ 2nd ed. Istanbul1965, p. 756. Atay, Huseyin & Yasar Kutluay, 3 vol. Ankara 1961, p. 32+814+7\ 1 vol. 5th ed. Ankara: Diyanet isleri Baskanligi 1980, p. 34+604. {2) Ates, Suleyman, 1st ed. Istanbul 1975. p. 592\ Ankara: KilicKitabevi 1977, p. 2+604+3+xxx. Aydin, Abdullah, Istanbul: Aydin Yayinevi 1979, p. 606+28. Baltacloglu, Ismayil Hakki, Ankara 1957, p. 526+f81 Bilmen, Omer Nasuhi, Kur'an Kerim'in Turktce meal-i alisi ve tefsiri, 8 vol. Istanbul1962-1966, p. 4122+7. Cantay, Hasan Basri, 3 vol. Istanbul1952-1953, p. 1236\ 3 vol. 4th ed. Istanbul; Mursid Cantay 1980, p. 1253. {7) (Celik), Mehmed Vehbi (Hadimli), Hulasat ul-Beyan fi tefsir il-Kur'an, 16 vol. 4th ed., Istanbul1966-1971. p. 6909\ l5 vol.lstanbul1339-1341/19241926. Dogrul. Omer Riza, 2 vol. 1st ed. Istanbul 1934. p. lx+924\ 4th ed. Istanbul: inkilab ve Aka Basim ve Kitabevleri 1980, p. cclvi+734. {2) Go1pmarli, Abdulbaki, Istanbul 1968, p. 688\ 2 vol. Istanbul 1955, p. (38l)+(381 +Cxxxviii).

Ibn Asad Allah al-Hamidi, Shaykh al-Islam, (in Western Turkic). 2 vol. Kazan 1907-1911, p. (520>+(514)\ 2 vol. 2nd ed. Kazan 1911-1914. p. 520+544. * Ihsan Atamari; Emir oimsik & Mehamet Baktir Cemal Ussak, Yeniasya Yayinlari 1410/1989. p. 745. Irmak. Sadi. Istanbul: Aksam Gazetesi 1962. p. 492. Isma'il Ferruh, Tefsir-e mewahib (Terdjemeh-e Tefsir-e mewahib) (in Ottoman Turkish). 2 vol. in 1. Istanbul 1282/1865. p. 493+527\ (adapted and ed. by Suleyman Fahir into the Latin script) Istanbul: Butun Kitabevi 1959. p. 692.(6) izmirli, Ismail Hakki, 2 yol, 2nd ed. Istanbul 1932, p. 965\ Istanbul 1977. p. xxi+f41+605+21\ 2 yol. IstanbuI1343/1927. p. 494+631. Jamil Sa'id. Istanbul 1340/1924. p. 8+720+2. * Kawnikuba, (in Kazakh or Western Turkic). Dombarwski 1990. p. 1169. * Khalifah Altai, (Western Turkic. in Cyrillic script). Madinah: Majma. Malik Fahd. 1412 H.. p. 604+9+49. Kazici, Ziya & Necip Taylan. Istanbul: Cigir Yayinlan 1977. p.496. Kitab kashf al-haqaiq. tafsir Qur'an-i sharif. (in Azeri) 3 vol. comp. and ed.: Mir Muhammad Karim Mirza.farul-'alavi, Baku 1907-1908. p. 745+791+959. Kur'an-i kerim, cd.: Omer Feyzi Mardin. Istanbul1950. p. 824\ Istanbul1976. p.535. Mammud b. al-Sayyid Nadhir al-Tirazi al-Madani. (in Uzbek). Bombay 1375/1955. p. 704\ (facsimile of Bombay ed.) Doha: Qatar National Press [l980] p. 704. Muhammad b. Hamza, 2 vol. prep. and ed.: Ahmet Topaloglu. Istanbul: T. C. Kultur Bakanligi 1976-1978. p. (25+99+551)+(855). Muhammad Hasan Mawlazadeh oakwi. Kitab al-bayan fi tafsir al-Qur'an, (in Azeri), 2 vol. Tiflis 1908. Muhammad Khayr al-Din Khan Hindi Hayderabadi, Mawlana. Kitab tafsir al-jamali 'ala al-tanzil al-jalali, (trans. of Tafsir al-Jalalayn in Ottoman Turkish),4 vol. Cairo 1294/1877. p. 209+236+228+235. Muhammad el-Tefsiri ('Ayintabi) (Debbaghzade). Tadjeme-e Tafsir-e Tibyan, (in Ottman Turkish). 2 vol. Cairo 1257/1841-1842. p. 496+398\ (Latin) 4 vol.. Istanbul: Doyuran Matbaasi 1980-1981. p. 448+423+512+588. (9) Nebioglu. Osman. Istanbul 1957. p. 346+1. Okutan. Ahmet, Istanbul 1967. p. 729. Ozturk, M. Kazim. 3 vol. Ankara 1974-1980. p. 381+392+220. [Ozzorluoglu. Suleyman Tevfik] (Ottoman Turkish). Istanbul1927. p. 4+719\ [2nd ed.] Istanbul 1932. p. 719+4. Sarac. M. Emin; I. Hakki Oenguler & Bekir Karliga, Fi Zilal al-Qur'an (trans. of Sayyid Qutb's commentary) 16 yol. Istanbul: Hikmet Yaymevi 1970[l979] [Sertoglul Haci Murad. 1 Yol. Istanbul 1955, p. 620. Tuzuner. Abdullah Atif. 1st ed. Istanbul 1970. p. 605+22\ 2nd ed. Istanbul: Yagmur Yaymevi 1973. p. 628. Yavuz, A. Fikri. Istanbul1967. p. 607+28\ 2nd ed. Istanbul: Sonmez Nesriyat 1976, p. 1+606+2+28. {5} Yazir, Muhammed Hamdi (Elmalili), Hak dini Kur'an dili. yeni mealli Turkce tefsir 9 vol. Istanbul 1935-1938\ 9 vol. 2nd ed. Istanbul 1960-1962, p. 6632+229\ 9 vol. 3rd ed. Istanbul 1970, p. 6432+229. Yesil, Semseddin, Fuyuzat. Kur'an-i Mubin'in mealen telsiri, 7 vol. Istanbul 1957-1959, p. 674\ 7 vol. Istanbul 1959-1964. [Anonym] Kur'an, (by a team of translators), Istanbul: Arkin Kitabevi 1959, p.512.

[Anonym] Kur'an, 2nd ed. Istanbul 1961, p. 392\ 1st ed. Istanbul: Okat ve Burhan Yayinevleri 1970, p. 346+3. {6} [Anonym], Kur'an-i Karim-Turkce anlamu (Meal), 2 vol. Istanbul: Yeni Istanbul Gazetesi 1969, p. 455\ Istanbul 1972, p. 558+2. {Anonym] Kur'an-i Karim-Turkce anlamu, Istanbul: Milliyet Gazetesi 196263, p. 494\ Istanbul: Milliyet Gazetesi 1980, p. 463. {2} [Anonym] Nur al-bayan, (in Ottoman Turkish, by a team of scholars under the supervision of Huseyin Kazim Qadri), 2 vol., Istanbul 1340-1341/19211922, p. (600+27)+(12+601-1147+[41+35). [Anonym], Qur'an. Kelam-i Sharif tesiri, Tefsir-e fawa'id, (in Western Turkic), 2 vol. Kazan 1899-1900, p. 378+480\ 4 vol. Kazan [n. d.], p. 252+264+361+316. [Anonym] Qur'an Tahsil al-bayan ti tafsir al-Qur'an, (Western Turkic), ed. Muhammad Sadiq b. Shah-Ahmad al-Imanquli al-Kazani, Kazani 1910, p. 748. [Anonym] (in Ottoman Turkish, a team work by Khalis Efendi, Haji Dhihni Efendi, Aydoslu Tawfiq Efendi, and Faid Efendi), Terdjeme-i sherifeTurkche Qur'an-i Kerim, Istanbul 1926, p [61+771. {Anonym] (by a team of scholars), Terdjemeli Qur'an-i Karim, Istanbul 1927, p.576+15. [Anonym], (in Ottoman Turkish, by a team of scholars), Turkche Qur'an Kerim terdjemesi, Islanbul 1344j1925-26, p. 944. Urdu: 'Abd Allah Chakralwi, Tariamah-e Qur'an be-ayat al-furqan, 1st ed., Lahore: Hindustan Steam Press 1904, p. 144. 'Abd Allah Hugli, [n.p.] 1829. 'Abd Allah, Sayyid Hj. Mawlawl, Tafsir mudih. al-Qu,'an, Calcutta 1829, p. 850. ' Abd al-'Aziz, Mawlana & Fadl al-Rahman, Mawlana, 'Aziz al-bayan fi tafsir al-Qur'an bar Khashiyah, (also includes the trans. by Ashraf Ali Thanawi), Lahore 1371/1951, p. 1079. 'Abd al-'Aziz, 'Allamah Qari, 'Aziz al-tafasir [n.p.. n.d.] 'Abd al-Da'im al-Jalali, Asan did Qur'an-e Majid mutarjam (with a summary of Tafsir bayan al-Subhan on the margins), Delhi 1358/1939, p. 680. 'Abd al-Ghaffur Khan, Mawlawi, Hada'iq al-bayan fi ma'arif al-Qur'an, [Delhil Matba'-e Faruqi 1867. 'Abd al-Hakim Khan Patyalawi (d. 1940), Tafsir al-Qur'an bi al-Qur'an ma'a tarjamah, Tarawari (Karnal, India) 131811900-1901, p. 1492\ 1st ed. Karnal 1906, p. 2+8+1040+2. Abd al-Haqq Haqqani Dehlawi, Abu MuHammad, Fath al-Mannan ya Tafsir-e Haqqani, 8 vol. Delhi 1305-131811887-1900\ 4 vol. 1st ed. Lahore 1930, p. 1141. (6) -, Mukhtasar tafsir-e Haqqani ma'a tarjamah, Delhi: Matba.-e Hami-e Islam 133011912, p. 660. Abd al-Hayy Faruqi, Dars-e Qur'an, 7 vol. 1st ed. Lahore 1955-1965, p. 3566. (1) Abd al-Majid Daryabadi (d. 1977), Qur'an-e Hakim, tarjamah awr tafsir, 4 vol. 1st ed., Karachi 1952, p. (234)+(235-430)+(431-576)+(577-743)\ 2 vol. Karachi 1962\ 2 vol. Lahore: Taj Co. 1974. -:-, Tafsir wadih al-bayan, Delhi: Matba.-e Risalah-e pishwa 1930. Abd al-Muqtadar Badayuni, Mawlana, Tafsir al-Qur'an (Urdu trans. of Tafsir-e .Abbasi) Agra 1315/1897. Abd al-Qadir Dehlawi (Shah), Mudih al-Qur'an (trans. of the Persian trans. of Shah Wali Allah), Meerut 1285/1868\ 1st ed. Karachi: Idara 'Ulum alShari'ah 1376/1956, p. 792. (63) Abd al-Samad, Jawahir al-Samadiyyah, 1st ed. Delhi 1302/1885, p. 275.

Abd al-Smad b. Nawab .Abd al-Wahhab Khan, Qur'an-e Majid ka Urdu tarjamah awr talasir ed. Mawlawi 'Abd al-Haqq, 4 vol. [n.p.J 1287/1870, p. 1632. (in old Deccani Urdu; a copy of this edition is in Asafiyyah Library, Hyderabad) 'Abd al-Sattar Dehlawi, Tafsir-e Sattari (ma'a tarjamah) ma'a Ahsan altafasir Karachi 1956. -; Qur'an Majid mutarjam ma'a hawashi, Fawa'id-e Sattariyyah, 1st ed. Karachi: lsa'at al-Qur'an 1972, p. 964. 'Abid al-Rahman Siddiqi Kandhalwi, Mawlana, Tafsir-e lbn .Abbas ma'a Lubab al-nuqul fi asbab al-nuzul (includes Urdu trans. by Ashraf 'Ali Thanawi), 3 vol. Karachi: Kalam Co. 1968. Abu al-A'la Mawdudi, Tarjamah-e Qur'an-e Majid, Delhi: Maktabah-e Islami 1969, p. 1580\ Lahore: Idarah Tarjuman al-Qur'an 1396/1976. (3) -, Tafhim al-Qur'an, 6 vol. Lahore: Maktabah-e Ta'mir-e Insaniyat 1951.(3) Abu al-Fadl, Mirza, Ilahabad 1913. (copy in Khuda Bakhsh Library, Patna) Ahmad 'Abd al-Samad Faruqi, Fuyud al-Qur'an, 3 vol. ed. lHamid Hasan Bilgirami, Karachi 1393-1396/1973-1976, p. 24+1513\ 3 vo1. Karachi: H. M. Sa.'id & Co. 1983. (12) Ahmad 'Ali Lahori, Innahu al-Qur'an al-Karim, Lahore 1353/1934, p. 1006\ Lahore: Anjuman-e Khuddam al-Din 1974, p. 966. (2) Ahmad .Ali Mirza, al-Qur'an al-hakim mutarjam ma'a hawiashi tafsir Lawani' al-bayan , Lahore: Kutubkhanah Husayniyyah 1955. Ahmad al-Din Amritsari. Khwajah. Tafsir bayan li al-nas ma'a tarjamah. 7 vol. Amritsar 1915. Ahmad Hasan Khan Dehlawi. Sayyid, Ahsan al-tafasir (ma'a tarjamah-e Shah'Abd al-Qadir). 7 vol. 1st ed.Lahore 1973. p. 2060.Ahsan al-fawa'id. Delhi 1347/1928. p. 828. Qur'an-e majid ma'a mudih al-Qur'an ba idafah-e Ahsan al-fawa'id (also includes Urdu trans. by Shah Rafi. al-Din and Shah 'Abd al-Qadir, with Persian trans. by Shah Wali Allah). Delhi: Matba.-e Faruqi [n.d.] p. 800. Ahmad Rida Khan Barelwi {d. 1340). Tanwir al-Qur'an 'ala Kanz al-iman. Muradabad 1911\ Muradabad. 1330/1912. p. 488\ ma'a Tafsir-e Khaza'in al-'irfan , Karachi [n.d.] p. 716\ Gujrat 1377/1957, p. 1000. Ahmad Sa'id Khan. Kashf al-Rahman. Delhi 1952. p. 1250\ 2 vol. 1st ed. Delhi 1962. p. 968. (1) Ahmad Shah Padri. Kanpur: Zamanah Press 1951. p. 508. Ahmad Yar Khan Na'imi. Nur al-'irfan fi Hiishiyah al-Qur'an al-ma'ruf beh Mukhtasar Tafsir-e Na'imi. Lahore 1377/1957\ Tafsir nur al-'irfan, Gujrat 1377/1957, p. 1000. -, Tafsir-e Naimi. 11 vol. 1st ed. Gujrat 13631390/1944-1970. 'Ali Bakhsh Padri. Tafsir al-Qur'an. Lahore 1935. 'Ali Hasan Bihari. Mawlawi Sayyid, Matalib al-Qur'an. 3 val. [n.p.] 1331/1913. Ali Lakhnawi. Sayyid. Tarjamah wa tafsir-e Tanwir al-bayan, Agra [1895]. Ali Mujtahid. Sayyid b. Dildar .Ali {d. l259). Tawdih-e majid fi tanqihz-e kalam Allah al-Hamid. tarjamah wa tafsir. 4 vol. Bombay: Haydri 1252/1836. Ali Muhammad. Sayyid. Taj al-'Ulama' {d. 1312), Tarjamah bilii matn ma'a mabsut hawashi. 2 vol. Lucknow 1304/1886-1887. Amir .Ali al-Malihabadi. Sayyid. Tafsir mawahib al-Rahman ma'a tarjamah, 30 vol. 1st ed. Lucknow 1896-1902. p. xxx+8500\ 30 val, 1st ed. Lahore: Maktabah Rashidiyah 1977. p. 8340. (1) Amir Hasan Khan Suha, Hakim Sayyid, Tafsir-e Ahmadi {trans. of the commentary by Mulla Jiwan. tutor of Awrangzeb .Alamgir), [n.p. n.d.].-.Tafsir-e lbn Arabi [n.p. n.d.]. 'Ashiq Ilahi Mirathi, Mawlana. Tarjamah-e Mawlana. 1st ed., Lucknow 1902\ Rawalpindi: Taj Co. [n.d.l p. 732.

Ashraf 'Ali Thanawi. I'jaz numa Qur'an majid, 1st ed. Delhi 1357/1938. p. 488 {includes Urdu trans. of Rafi' al-Din). (18) -.[Tarjamah-e Qur'an], {also contains his commentary Bayan al-Qur'an) 12 vol. 1st ed. Delhi: Matba'-e Mujtaba'i 1908. Athar Zubayri Lakhnawi. Qur'an-e Karim, Sahr al-bayan {trans. in verse). 2 vol. Karachi 1370/1951. p. 1498\ 2 vol. Karachi 1976, p. 56+1498. (1) Bashir al-Din Mahmud Ahmad. Tafsir-e saghir. Rabwah 1957, p. 1466\ 2nd ed. Lahore 1966. p. 954. * Dhi-shan Haydar Jawadi. Sayyid, Lucknow: Tanzim al-Makatib 1411/1990, p. 1314. Fadl al-Rahman Hazarwi, Tafsir fadl al-Rahman, Jami' al-talasir wa alahadith,3 vol. Amritsar-Karachi 1953. Fakhr al-Din Ahmad (Qadiri), (Tafsir-e Qadiri) Tafsir-e Husayni, 1st ed. Lucknow 1882\ 2 vol. Lucknow 1886, p. 836. Fakhr al-Din Multani, Mutarjam Hama'il. Lahore 1919, p. 704. Farman .Ali, Lucknow 1326/1908, p. 460\ Karachi: Pir Muhammad Ibrahim Trust 1390/1970, p. 1088. {3) Fath Allah Shirazi, [n.p.] 1335/1917, (available in the Asafiyyah Library, Hyderabad). Fath Muhammad Khan Jalandhari, Fath al-hamid ma'a mukhtasar tafsir. Amritsar 1900\ 1st ed. Lahore [n.d.], p. 981 \ 1st ed. Lahore 1908\ Karachi: Taj Co. [1969] p. 925. {6) -, Khulasat al-tafasir 4 vol. Lukhnow: Matba.-e Anwar-e Muhammadi 1309-1311. Fath Muhammad Ta'ib Lakhnawi, Khulasat al-tafasir 4 vol. Lucknow 13091311/1891-1893, p. 2580. -, Qur'an-e Majid ma'a bayan-e mufid (Ahsan albayan fi qisas al-Qur'an), Lucknow 1901, p. 640+40. Fayd Hasan, Mawlawi Sayyid, Tafsir-e Khulqi, 2 vol. Hyderabad Deccan: A'zam Steam Press 1253/1837. Firuz al-Din Ruhi AkbarabadI, Talsir al-Qur'an ma.a fa,iamah, Karachi 1950-1955, p. 1728. Firuz al-Din Daskawi, Sialkot: Mufid-e .' Press 1322/1904, p. 1222. Firuz al-Din, Mawlawi, Tashil al-Qur'an (simplified version of Shah .Abd alQadir's literal trans.), Lahore 1362/1943, p. 998. Firuz al-Din Siyalkoti, [n.p.] 1890. Ghulam Ahmad Ahmadi, Mawlawi, [n.p. n.d.]. Ghulam Ahmad Parwiz, Mafhum al-Qur'an, Lahore 1961\ 3 vol. 1st ed. Lahore: Idarah-e Tulu'-e Islam 1970, p. 13+19+1502. Ghulam Hasan Niyazi Peshawari [Qadiyani] Peshawar, 1939, p. 656. Ghulam Mahdi Khan Wasif, Tafsir matalib al-furqan ma'a tarjamah-e Jalalayn wa Fawa'id wa Matalib-e Baydawi, 2 vol. Madras 12781288/1861-1871, p. 1096. Ghulam Muhammad Ghawth, Tafsir-e 'umdat al-bayan, Lucknow [n.d.]. Ghulam Sarwar Lahori, Hafiz, [n.p. n.d.]. Hasan Nizami Dehlawi, Khwajah, 'Amm fahm tafsir al-Qur'an, 1st ed. [n.p.] 1924\ 3 vol. (with Rafi al-Din's trans.), Delhi 1938, p. 420. -, Tartili tarjamah-e Qur'an-e Majid. 2 vol. 1st ed. Delhi: Dargah Nizam al-Din Awliya. 1359/1940, p. 1200. Hasan, Aqa Sayyid, Dhayl al-Bayan fi talsir al-Qur'an, [n.p.]: 'Imad al-Islam Press l352/1933. Hashim .A1i, Muhammad. [n.p.] 1868. p.636. Hayrat Dehlawi, Mirza Muhammad 'Imraw, Qur'an Majid mutarjam. Delhi: Curzon Press 13219-1320/1902-1903.(2) Husayn 'Ali Khan, Jawahir al-Qur'an, 3 vol. 1st ed., ed.: Mawlana Ghulam Allah Khan, Rawalpindi 1383/1963, p. 1402\ Hyderabad Deccan 1302/1885. Husayn Bakhsh, Mawlawi, Tarjamah wa tafsir, Jada (Dera Isma'il Khan)

[n.d.]. -, Tafsir anwar al-Najaf fi asrar al-Mushaf, 14 parts Sargodha: Maktabah-e Anwar al-Najaf 1373-1393. Ibrahlm b. 'Abd al-'Ali Arawi, Tafsir-e Khalili ma'a tarjamah, Arah: Tab'-e Khalili, 1889. A copy of this print exists in the British Library (Ms. 20-C14507). Ibrahim Beg Chughta'i, Mirza (d. 1940), Manzum Urdu tarjamah, Agra 1934. I'jaz Wali Khan, Mufti, Tanwir al-Qur'an 'ala Kanz al-iman, [n.p.] 1368/1949. Ihsan Allah 'Abbasi Gorakhpuri, Gorakhpur: Asadi Press 1892, p. 468. 'Imad 'Ali Mujtahid Sonipati (d. 1304), .Umdat al-bayan, Delhi: Matba'-e Yusufi 1300-1307/1883-89, p. 1674. (2} 'Imad al-Din Panipati (d. 1844), (in Roman script) Ilahabad: Christian Mission Press 1894\ [n.p.] 1313/1895\ (in Roman script) Lucknow: Methodist Mission Press 1900, p. 5+307.(2) Imdad Husayn Kazimi, Mawlana Sayyid, al-Qur'an al-mubin maa tarjamah, tafsir al-muttaqin mutabiq-e riwayat-e A'immah-e Ma'sumin, 1st ed. Lahore: Insaf Publishing Press 1960, 732. Intizam Allah Shahabi, Mufti, Tafsir al-Qur'an, Delhi: Faruqi Press 1948. Kalim Yasin, 1st ed. Kalat Awan-e Kalat [n.d.] p. 524. Kanhayya Lal Lakhdari, Munshi, (based on' Abd al-Qadir's trans. and done at the behest of Raja Ranjeet Singh, Sikh ruler of Panjab), 1st ed. Ludhyana 1882, p. 415. Karamat 'Ali Jawnpuri, Kawakib-e durri, Hyderabad 1253/1837, p. 1390 (available in Asifiyyah Library). Mahmud Hasan Deobandi [& Shabbir Ahmad 'Uthmani], (the latter completed the trans. done up to surat al-Nisa' by Mahmud Hasan [d. 1919], Bijnur: Madinah Press 1923\ Lahore 1976, p. 794. (6} Mahmud al-Nisa' Begum, Tafsir-e Qur'an-e Majid ma'a tarjamah, 1st ed., Hyderabad Deccan: Dar al-Tab'-e Sarkar-e 'Aliyah [n.d.] p. 621. Maqbul Ahmad Dehlawi, Tafsir mutabiq-e riwayat-e A'immah-e Ahl-e Bayte Kiram, Delhi 1331/1913, p. 966\ Lahore [n.d.] p. 733.(4} Mazhar 'Ali Sahsawani, Tafsir-e mazhar al-bayan, [n.p. n.d.] . Muhammad 'Abd al-Bari, Qur'an-e Majid ma'a 'am fahm tarjamah, 1st ed., Hyderabad Deccan: Daftar-e Isha'at-e 'Ulum wa Fann 1372/1952, p. 1832.(1} Muhammad 'Abd al-Bari Farangi Mahalli, Altaf al-Rahman be-tafsir alQur'an, 1st ed. 3 vol. Lucknow: Nami Press 1925. Muhammad 'Abd al-Majid, Tafsir al-bayan fi tarjamat al-Qur'an, Delhi 1903 Muhammad 'Abd al-Qadir Siddiqi Qadiri, Tafsir-e Siddiqi, 6 vol., 1st ed. Hyderabad Deccan: Matba'-e Sarkar-e 'Aliyah 1971, p. 3809. Muhammad 'Abd al-Salam 'Abbasi Badayuni, Zad-e Akhirat, (completed in 1224/1826, in 100,000 or 200,00 verses), 4 vol. Lucknow 1244/1828, p. 1762\ 4 vol. Lucknow 1285/1868. ) Muhammad Abu Zarr Sanbhali, Tafsir-e Jalalayn, Agra: Matba'-e I'jaz-e Muhammadi 1905. Muhammad Ahsan Ta'alluqdari, Mawlana, Ahsan al-tafasir, 7 vo1. Delhi 1909. Muhammad Ahsan Allah Gorakhpuri, Qur'an-e Majid Urdu bila matn, Gorakhpur: As'adi Press 1892, p. 468. Muhammad .Ali Lahori (Ahmadi), Bayan al-Qur'an, 3 vo1. 1st ed. Lahore 1921-23. (5) Muhammad 'Ali Dehlawi, Shaykh, Delhi: Matba'-e Ithna 'Ashari 1330/1911, p. 968. Muhammad 'Ashraf Jilani Kachhochhawi (d. 1381), [n.p.] 1336/1947.

Muhammad 'Atiq Bahr al'Ulumi (Farangi Mahalli), Abu al-Qasim, Qur'an-e 'Azim, Lucknow 1371/19S1-19S2\ 1st ed. Karachi: Idarah Bahr al-'Ulum Isha'at al-Qur'an 1970, p. 606. Muhammad Baqir Ba Zaydi, Tarjamah tafsir-e Haydari, Bombay [n.d.] p. 572. Muhammad Baqir, Mawlawi, Sialkot Mufid-e 'Am Press 1311/1893. Muhammad Bashir, Mawlawi, Tarjamah wa tafsir, [n.p. n.d.]. Muhammad b. Ibrahim Junagadhi, Mawlana, Tarjamah Tafsir-e Ibn 'Abbas, Delhi: Nur Muhammad Press 1928-1933. -, Tarjamah Tafsir-e Ibn Kathir, 5 vols. Karachi: Nur MuQammad 1954, p. 2947. Muhammad Dawud Khan b. Khurshid Ahmad Khan, al-Fatd1 al-kabir, 10 vol. in 5, Karachi: Maktabah-e al-Rayhan 1965-1968. Muhammad Dawud Raz, Delhi 1384/1964, p. 792\ 1st ed. Delhi: Idarah-e Isha'at-e Din 1393/1973, p. 720. Muhammad al-Hakim, Dr., Hama'il a-tafsir, Karnal1906. Muhammad Hanif Nadawi, al-Qur'an al-hakim mutarjam ma'a Tafsir siraj al-bayan, 2 vol. Lahore: Malik Siraj al-Din Publishers 1966. Muhammad Hasan Amruhwi, Sayyid Hakim Naqvi Jalali, Tarjamah-e Ghayat al-burhan, 2 vol. Muradabad 1894\ 2 vol. 1st ed. Amroha 1322/1904, p. 1433. (1) Muhammad Husayn, Madamin-e Qur'an, 1st ed. Lahore 1980, p. 767. Muhammad Husayn Dhariwal, Mawlana, Tafsir-e Rabbani, pub: Anjuman Rabbani Dhariwal, Dil'ah Gurdaspur, [n.p. n.d.]. Muhammad Husayn Quli Khan, Nawab, Tarjamah Qur'an Sharif ma'a tafsir, Lucknow: Matba'-e Husayni Ithna 'Ashari 1885, p. 796. (1} Muhammad Husayn Lakhnawi, Sayyid, Tafsir-e tanwir al-bayan tarjameh tafsir-e "Khulasat al-manhaj." az Fath Allah Kashani, (trans. from Persian), Akbarabad-Agra 1312/1895, p. 1186.(1) Muhammad Idris, Hafiz, Kashshaf al-Qur'an, 2 vol. Peshawar: University Book Agency [n.d.]. Muhammad Ihtisham a1-Din Muradabadi, Tafsir-e iksir-e a'zam, 9 vol. Lucknow: Nowalkishore 1313/1895, p. 610. Muhammad Insha' Allah, Tafsir al-Qur'an be-zaban-e Urdu ma'a tarjama-e Furqan-e Hamid, 1st ed., 8 vols. Lahore: lHamidiyyah Steam Press 190715, p. 3740. Muhammad Ishaq Mir (Ahmadi), Tarjamah-e Qur'an mukhtasar hawashi, Lahore: Photo Art press [n.d.l p. 776. Muhammad Isma'il Afdal, Urdu tarjamah-e kalam-e Rabbani al-mawsum beh Charagh-e hidayat, Lahore: Shaykh Ghulam .A1i & Sons 1952, p. 790. Muhammad Karam Shah, Diya' al-Qur'an, 5 vol. 1st ed. Lahore: Diya' alQur'an Publications 1384-1399/1964-1979, p. 3580. Muhammad Nabi Bakhsh. Tafsir-e Nabawi manzum, 15 vol. in 4, 1st ed. Lahore: Karimi Steam Press 1930, p. 3860. Muhammad Rahim Bakhsh Deh1awi. A'zam al-tafasir (by Shah Wali Allah). 8 vol. 1st ed. Delhi 1312/1894, p. 2432\ Delhi 1314-1317/18961899. Muhammad Ramadan Akbarabadi, Tafsir Ibn-e 'Abbas (with Shah Rafi. a1-Din's trans.). Agra, 1926, p. 301. Muhammad Sadiq, Mawlawl, Tarjamah wa tafsir, Lucknow: Nizami Press [n.d.]. Muhammad Sa'id Qadiri Hanafi Dakkani (Ahmadi), Tafsir-e Ahmadi. 2 vo1. Agra: Matba.-e Murtada'i 1915, p. 265+195. Muhammad Salim al-Din Shamsi (Shamhi?), Qur'an-e Majid ba muhawarah tarjamah Urdu awr Gurati. 2 vol. 1st ed. Karachi 1972. p. 908. Muhammad Shah, Sayyid, Matalib al-furqan fi tarjamat al-Qur'an. Lahore

1300/1883\ 6 vo1. 1st ed. Lahore 1050/1931. p. 804. Muhammad Shafi' Mufti (d. 1976), Ma'arif al-Qur'an, 8 vol. Karachi: Idarat ; al-Ma'arif 1389-1393. Muhammad Su1ayman Faruqi, Tawdih al-Qur'an ma'a tarjamah, Amritsar: a1-Fayd Dar al-Isha'ah (prior to 1947). Muhammad Thana' Allah .Uthmani Panipati (d. 1225), Tafsir-e Mazhari. 9 vols. Delhi: Nadwat al-Musannifin 1961-69. Muhammad .Ubayd Allah, Tafsir iqtibas al-anwar min kalam al-Ghaffar, Lahore [n.d.] p. 608. Muhammad 'Umar Qadiri, Sayyid Shah, Tafsir-e Qadiri, kashf al-qulub, 3 vol. Hyderabad: Shams a1-Is1am Press 1319-132011901-1902, p. 652 (256?). Muhammad 'Uthman Salim a1-Din Jaipuri, Tashrih al-Qur'an, 4 vol. [n.p.] 1883. Mu'in a1-Din, Pir (Ahmadi), Makhzan-e ma'arif: Khulasah Tafsir-i kabir (summary of the commentary by Mirza Bashir a1-Din), 3 vo1. [n.p.] 1963. Mumtaz .A1i, Tarjamah-e Qur'an-e Sharif. Hyderabad Deccan: Matba.-e Haydari [n.d.]. Mumtaz .Ali Deobandi, Sayyid, & Najm al-Din Siyoharwi, Tafsil al-bayan, maqasid al-Qur'an, 6 vo1. 1st ed. Lahore: Dar a1-Isha.ah 13481351/1929-1932,p.1143. Muslih Haydarabadi, Abu Muhammad, Tawdih al-Qur'an, Muradabad 1911\ Bombay: 'Ali Bha'i Sharaf .Ali & Co. 1966. Mustafa bin Muhammad Sa'id, al-Qur'an al-murtarjam ma'a Tafsir-e Husayni, Agra 1308/1890, p. 1266. Nadhir Ahmad, Dipti (Deputy), lst ed. Delhi [1317/1899], p. 774\ Lahore: Shaykh Ghulam 'Ali & Sons 1952, p. 790. (18} Najm al-Din Siyoharwi, Firuzpur: Fayd Bakhsh Agency 1907, p. 487. Na'im al-Din Muradabadi, Khaza'in al-'irfan, Muradabad 1330/1912\ Karachi: Maktabah-e Ridwiyyah [n.d.l p. 716.(1) Nizam al-Din Hasan, Mawlana, Lucknow: Nowalkishore 1907. Nur al-Din, Mawlana [Qadiyanil, Dars-e Qur'an, Tarjamah, Agra: Khayrkhwah-e Islam Press 1910\ Qadian 1932. Nur al-Haqq Mun'im, Qadi Sayyid, Tafsir [written at the behest of Nawab Sayyid Muhammad Fayd Allah Khan (1188-1208 H.)l [n.p. n.d.] Qutb al-Din Khan Bahadur Dehlawi, Jami' al-tafasir 2 vol. Kanpur: Ni'zami 1283/1866, p. 1390\ Delhi: 1293/1876, p. 664. -, Tafsir-e Qadiri (trans of Tafsir-e Husayni), [n.p: n.d.] Nowalkishore. Raf'at Ra'uf Ahmad Mujaddidi, Tafsir-e Mujaddidi ma'ruf beh Tafsir-e Faruqi, 2 vol. Bombay 1293/1876, p. 1018\ Tarjamah-e Tafsir-e Ra'ufi, 4th ed. Bombay: Fath al-Karim Press 1305/1887. Rafi. al-Din Dihlawi, Shah, Tarjamah-e Shah Rafi' al-Din, 1st ed. Calcutta: Islam Press 1840 (?)\ 2 vol. 1st ed. Lahore: Taj Co. 1973, p. 1067. (42} Rafiq Bulandshehri, Mawlana, I'jaz numa Qur'an-e Majid, Delhi 1938, p. 488\ Delhi: Qudsi Printing Press 1950. Raihat Husayn Gopalpuri, Sayyid, Tafsir anwar al-Qur'an, Khajwah: Islah [n.d.] p. 670. Rahat Husayn Khan Akbarabadi, Qur'an sharif mutarjam ma'a Tafsir-e tanwir al-bayan (Tanwir al-bayan is Urdu trans. of Khulasat al-manhaj by Fath Allah Kashani, given on the margins), Agra: Nur-e Ilahi (n.d.}, p. 1196. Rawshan 'Ali, Hafi'z (Ahmadi), Lahore [n.d.] p. 783\ 2nd ed. Sargodha [n.d.] p. 783\ 2nd ed. Rawalpindi: Kitab Ghar [n.d.] p. 783. Salah al-Din, al-Hajj Pir (Ahmadi), Qur'an Majid tarjamah ma'a tafsir, 4 vol. 1st ed. Islamabad: Qur'an Publications 1974-1980, p. 2942. Sarwar Shah, Mawlawi (Ahmadi), Tafsir-e Sarwari ma'a tarjamah, [n.p.]

1906-1912. (published in instalments in the journals Ta'lim al-Islam and Tafsir al-Qur'an between 1906 and 1912.) Shabbir Ahmad .Uthmani, Ma'arif al-Qur'an, 8 vol.. 1st ed. Karachi: Idarat al-Ma'arif 1969-1973, p. 5729. -, Fawa'id mudih al-Qur'an, Bijnor: Madinah Press 1357/1938, p. 794. Shams al-Din Sha'iq Izadi, Muhammad, Manzum Urdu tarjamah-e Qur'ane Majid (in 25679 verses), 3 vol. 1st ed. Lahore 1342/1923, p. 2966. Sharif Husayn Baharalwi, Athar-e Haydari (trans. of the tafsir ascribed to Imam al-Hasan al-.Askari [a]). ed. Sayyid Muhammad Harun Bankipuri.. Bombay: Imamiyyah Kutubkhanah 132011902. p. 648. Siddiq Hasan Khan. Nawab, Tarjaman al-Qur'an beh lata'if al-bayan, Khulasah tafsir-e Fath al-Qadir-e Imam Shawkani. 16 parts Lahore: Matba.-e Siddiqi 1307-1323\ 12 vol. 1st ed. Agra 1312-132311894-1905. p.8554. Sikandar .Ali Khan Nawab Malir Kotla. Tafsir-e Rahmani, 1st ed. Delhi 1268/1852. p. 848. Siraj al-Din Muhammad ,Abd a1-Ra'uf. Qur'an Majid ma'a Tafsir alJalalayn, Agra 1900, p. 1244. Thana. Allah Amritsari, Tafsir-e Thana'i, Amritsar 1907\ 7 vol. Amritsar 1313-1347/1895-1928\ Delhi: Idarah-e Isha'at-e Din 1393/1973. p. 720.(1} Umar Miyan Mi'raj Din (Ahmadi), Hama'il sharif mutarjam ma'a hawashi, [n.p. n.d,] Wahid al-Zaman b. Masih al-Zaman. Mawlana, Nawab Wiqar Jang. Tabwib al-Qur'an. 1st ed. Lahore [n.d,]. p. 704\ ma'a tafsir-e Wahidi, Lahore: Ahmadi [n.d.]\ Tafsir-e Wahidi ma'a tarjamah Mudihat al-furqan. Lahore 1323/1905, p. 910\ Tuhfat al-Qur'an. 1st ed. Lahore 1321/1903. p. 804\ Amritsar 132311905.(l} Ya'qiib Hasan (Madrasi?), Hama'il sharif mutarjam Urdu (with a complete trans. of Tafsir al-Jalalayn). Agra 1866. -, Kitab al-huda. 1st ed. Lahore 1343/1924. p. 712\ Bombay: Khilafat Press 1926. (1} Yasin Hakim, Shah, Lahore: Din-e Muhammadi Press 1935. p. 524. Yusuf Husayn, Mawlawi. Tarjamah wa tafsir, [n.p. n.d.] Zahid Malik. Madamin-e Qur'an. 1st ed. Rawalpindi: Matba'at-e Hurmat 1980, p. 799. Zhir al-Din Bilgrami, Qur'an-e Majid mutarjam ma'a hashiyah. Lucknow 1873. p. 644. Zayn al-'Abidin. Sayyid, Kashif al-ghum. llahabad: Hindustan Academy 1304/1886-1887, p. 434. Zirak Husayn Ridwi Amrowhi. Mufid al-Qur'an ma'a khwass al-ayat. Hyderabad Deccan.: Matba.-e l:Iaydari [n.d.]. [Anonym] An Interpretaion of the Holy Qur'an (includes an Urdu trans. along with .Abd Allah Yusuf .Ali's English trans.). Lahore: Shaykh Muhammad Ashraf 1979, p. 22+990. [Anonym] A'zam al-tafasir, 8 vols.. 1st ed.. Delhi: Miur Press 1312/1894. p. 2432. [Anonym] Hama'il Sharif mutarjam, Delhi 1900, p. 1200. [Anonym] Hama'il Sharif mularjam wa muhashsha, (in early Urdu, a very old trans.). Amritsar; Matba' al-Qur'an wa al-Sunnah 1903. p. 732. [Anonym] Mawahib-e 'Aliyyah, Tafsir-e Husayni (by Husayn Wa'iz Kashifi.with Shah Rafi al-Din's trans.). Meerut 1284/1867. (8} [Anonym]. Nur afza mutawassit Qur'an sharif ma'a hawashi (trans. and commentary by Mawlana Ashraf 'All Thanawi on the margins). Karachi 1953. p.868. [Anonym] Nur afza Qur'an-e Majid ma'a kamil tafsir (based on the trans. of Ma'hmud al-Hasan and Ashraf 'Ali Thanawi). Karachi [n.d.] p. 914. [Anonym]. Nurani Charagh (tarjamah bila matn). Lahore: Ta'limi

Kutubkhanah [n.d.] p. 592. [Anonym]. Nurani sham'-e Qur'an-e Majid (tarjamah bila matn). Lahore: Kamiyab Book Depot [n.d.] p. 480. [Anonym] Qur'an Majid ma'a tarjamah (trans. in Urdu and Persian). 1st ed. [n.p.] Matba.-e A'hmad Qadimi 1314/1896. p. 848. [Anonyml Qur'an Majid mutarjam. [Lucknow?] 1840. p. 747. [Anonym]. Qur'an Majid mutarjam ma'a al-Fawa'id. Nujum al-Qur'an wa Tafsir-e Husayni. Agra: Matba'-e I'jaz-e Mu'hammadi. 1305/1887. p. 846. [Anonym] Qur'an Sharif mutarjam ma'a Khulasat al-tafasir. Delhi 1892. p. 656. [Anonym] Qur'an Majid mutarjam ma'a manafi, fada'il wa khawas. Agra 1314/1896. [Anonym]. Qur'an Majid. tarjamah al-thalathah. Delhi: Faruqi Press 1315/1897. [Anonym]. Qur'an Majid. tarjamah wa tafsir (an important Shi'i trans.). Lucknow: Matba.-e Hajji Walad Muhammad Husayn [1847]. [Anonym] Qur'an Sharif mutarjam ma'a talsir Minhat al-Jalil (Khulasah tafsir-e lughwi). Agra 1316/1897. [Anonym] Rawshan charagh. (tarjamah bila matn). Lahore: Shaykh Ghulam Husyan and Sons [n.d.] p. 528. [Anonym] Tafsir al-Baydawi (with Urdu trans). Deoband: Matba.-e Qasimi (n.d.}. [Anonym] Tarjamah wa tafsir, Delhi: Matba.-e Paygham 1844. [Anonym] The Illustrious Quran (includes an Urdu trans. With 'Abd Allah Yiisuf .Ali's English trans). 2 vols. London 1978. [Anonym] Urda tarjamah (Qur'an). Agra: Matba' Mufid-e 'Am 1301/189293. Vietnamese: Tu Cong Thu. [?] 1993. p. 74. (a partial trans., of the. Amma juz.. i.e. part xxx) Yoruba: Cole, M. S., Lagos 1906. p. 452\ Exeter: James Townsend & Sons 1924. p. 410. Muhammadul Awwal Augusto; Ahmad Tijani Akanni & Hasan Yusau Dindey. 1st ed. Beirut [19731 p. xvi+575\ Beirut Dar al-.Arabiyyah 1977. p. xvi+575.

TAFSIR AL-QURAN AL-KARIM : AlMaraghi


Penulis : AHMAD MUSTHAFA AL-MARAGHI Kategori: Tafsir Ilmi Mazhab : Syafii-Asyariyah Terbit : 1950 M

Jumlah : 30 Juz dalam 10 Jilid

Terbit : Maktabah al-Babi al-Halabi (Kairo), 1369 H./1950 M.


Tafsir al-Maraghi merupakan hasil keuletan dan kerja keras Ahmad Musthafa al-Maraghi selama kurang lebih 10 tahun, dari tahun 19401950 M. Penulisan tafsir yang dilakukan oleh Musthafa al-Maraghi ini tidak sampai mengganggu aktifitas pokoknya sebagai seorang dosen, justru kedua tugas tersebut berjalan seiring tanpa saling mengganggu satu sama lain. Menurut sebuah sumber, ketika al-Maraghi menulis tafsirnya, ia hanya membutuhkan waktu istirahat selama empat jam sedangkan 20 jam yang tersisa digunakan untuk mengajar dan menulis. Ketika malam telah bergeser pada paruh terakhir kira-kira Jam 3.00, al-Maraghi memulai aktifitasnya dengan shalat tahajjud dan hajat seraya berdoa memohon petunjuk dari Allah, lalu dilanjutkan dengan menulis tafsir ayat demi ayat. Pekerjaan itu diistirahatkan ketika berangkat kerja. Setelah pulang ia tidak istirahat sebagaimana orang lain pada umumnya, melainkan ia melanjutkan tulisannya yang kadang-kadang sampai jauh malam. Demikianlah aktifitas al-Maraghi selama sepuluh tahun dalam menggoreskan tinta emas, sehingga lahir sebuah tafsir yang menghiasi etalase perpustakaan Islam di berbagai negara muslim dewasa ini.

Penulisan tafsir ini tidak terlepas dari rasa tanggungjawab AlMaraghi sebagai salah seorang ulama tafsir yang melihat begitu banyak problema yang membutuhkan pemecahan dalam masyarakatnya. Ia merasa terpanggil untuk menawarkan berbagai solusi berdasarkan dalil-dalil Qurani sebagai alternatif. Maka dari itu, tidak mengherankan apabila tafsir yang lahir dari tangannya tampil dengan gaya modern, yaitu disesuaikan dengan kondisi masyarakat yang sudah maju dan modern, seperti dituturkan oleh al-Maraghi sendiri dalam pembukaan tafsirnya. Dari sudut metodologi, al-Maraghi mengembangkan metode baru. Bagi sebagian pengamat tafsir, al-Maraghi adalah mufassir yang pertama kali memperkenalkan metode tafsir yang memisahkan

antara "uraian global" dan "uraian rincian", sehingga penjelasan ayat-ayat di dalamnya dibagi menjadi dua kategori, yaitu mana ijmli dan mana tahlli. Kemudian, dari segi sumber yang digunakan selain menggunakan ayat dan atsar, al-Maraghi juga menggunakan rayi sebagai sumber dalam menafsirkan ayat-ayat. Namun perlu diketahui, penafsirannya yang bersumber dari riwayat (relatif) terpelihara dari riwayat yang lemah dan susah diterima akal atau tidak didukung oleh bukti-bukti secara ilmiah. Hal ini diungkapkan oleh beliau sendiri pada muqaddimahnya:
"Maka dari itu kami tidak perlu menghadirkan riwayat-riwayat kecuali riwayat tersebut dapat diterima dan dibenarkan oleh ilmu pengetahuan. Dan, kami tidak melihat di sana hal-hal yang menyimpang dari permasalahan agama yang tidak diperselisihkan lagi oleh para ahli. Dan, menurut kami, yang demikian itu lebih selamat untuk menafsirkan kitabullah serta lebih menarik hati orang-orang yang berkebudayaan ilmiah yang tidak bisa puas kecuali denganbukti-bukti dan dalil-dalil, serta cahaya pengetahuan yang benar".

Ungkapan al-Maraghi di atas menegaskan bahwa riwayat-riwayat yang dijadikan sebagai penjelas terhadap ayat-ayat Al-Qur'an adalah riwayat yang shahih, dalam arti yang dapat digunakan sebagai hujjah, di samping menggunakan kaidah bahasa Arab, dengan analisis ilmiah yang disokong oleh pengalaman pribadi sebagai insan akademis dan pandangan para cendekiawan dari berbagai bidang sumbernya ilmu pengetahuan. Ini berarti dilihat dari Al-Maraghi menggunakannaql dan aql secara

berimbang dalam menyusun tafsirnya. Dalam konteks modern rasanya penulisan tafsir dengan melibatkan dua sumber penafsiran tersebut merupakan sebuah keniscayaan. Sebab, sungguh tidak mungkin menyusun tafsir dengan hanya mengandalkan riwayat semata, selain karena jumlah riwayat yang sangat terbatas juga karena kasus-kasus yang muncul membutuhkan penjelasan yang semakin komprehensif, seiring dengan perkembangan problematika sosial, ilmu pengetahuan, dan

teknologi yang sangat cepat. Sebaliknya, melakukan penafsiran dengan mengandalkan akal semata juga tidak mungkin, karena dikhawatirkan rentan akan penyimpangan-penyimpangan, sehingga tafsir itu justru tidak dapat diterima. Mungkin dengan alasan inilah, sejak memasuki masa mutaakhirin sampai sekarang banyak penafsiran Al-Qur'an yang mengkombinasikan rasio dan riwayat. Kalau diadakan pembacaan yang lebih cermat, akan diperoleh kesan bahwa dalam menyusun tafsirnya Al-Maraghi tidak terlepas dari pengaruh tafsir-tafsir yang ada sebelumnya, terutamaTafsir alManar. Hal ini wajar karena dua penulis tafsir tersebut, masingmasing Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha, merupakan guru yang paling banyak memberikan bimbingan kepada Al-Maraghi di bidang tafsir. Pengaruh itu dapat dilihat pada corak penafsirannya yang bernuansa modern. Bahkan, sebagian orang berpendapat bahwa Tafsir al-Maraghi adalah penyempurnaan terhadap Tafsir alManar yang sudah ada sebelumnya. Metode yang digunakan juga dipandang sebagai pengembangan dari metode yang digunakan oleh Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha. Terlepas dari apakah Tafsir Al-Maraghi banyak dipengaruhi oleh tafsir-tafsir yang lain, secara deskriptif sistematika dan langkahlangkah yang digunakan di dalamnya adalah sebagai berikut: 1. Menyebutkan satu, dua, atau sekelompok ayat yang akan ditafsirkan; Pengelompokan ini kelihatannya dilakukan dengan melihat kesatuan inti atau pokok bahasan. Ayat-ayat ini diurut menurut tertib ayat mulai dari surah al-Ftihah sampai surah an-Ns. 2. Penjelasan kosa kata (syarh al-mufradt); Setelah menyebutkan satu, dua, atau sekelompok ayat, al-Maraghi melanjutkannya dengan menjelaskan beberapa kosa kata yang sukar menurut ukurannya. Dengan demikian, tidak semua kosa kata dalam sebuah ayat dijelaskan melainkan dipilih beberapa kata yang bersifat konotatif atau sulit bagi pembaca.

3. Pengertian umum ayat (Mana al-Ijmli); Dalam hal ini, al-Maraghi berusaha menggambarkan maksud ayat secara global, yang dimaksudkan agar pembaca sebelum melangkah kepada penafsiran yang lebih rinci dan luas ia sudah memiliki pandangan umum yang dapat digunakan sebagai asumsi dasar dalam memahami maksud ayat tersebut lebih lanjut. Kelihatannya pengertian secara ringkas yang diberikan oleh alMaraghi ini merupakan keistimewaan dan sesuatu yang baru, di mana sebelumnya tidak ada mufassir yang melakukan hal serupa. 4. Penjelasan (al-dhh); Pada langkah terakhir ini, al-Maraghi memberikan penjelasan yang luas, ada termasuk dan menyebutkan asbb riwayat para ulama. an-Nuzl jika Dalam

dianggap shahih menurut standar atau kriteria keshahihan memberikan penjelasan, kelihatannya Al-Maraghi berusaha menghindari uraian yang bertele-tele (al-ithnb), serta menghindari istilah dan teori ilmu pengetahuan yang sukar dipahami. Penjelasan tersebut dikemas dengan bahasa yang sederhana, singkat, padat, serta mudah dipahami dan dicerna oleh akal. Ali Iyazi menyimpulkan bahwa pembahasan kitab tafsir ini mudah dipahami dan enak dicerna, sesuai dengan kebutuhan masyarakat kelas menengah dalam memahami Al-Quran, serta relevan dengan problematika yang muncul pada masa kontemporer. Tafsir al-Maraghi pertama kali diterbitkan pada tahun 1951 di Kairo. Pada terbitan yang pertama ini, tafsir al-Maraghi terdiri atas 30 juz atau dengan kata lain sesuai dengan pembagian juz al-Qur'an. Lalu, pada penerbitan yang kedua terdiri dari 10 jilid, di mana setiap jilid berisi 3 juz, dan juga pernah diterbitkan ke dalam 15 Jilid, di mana setiap jilid berisi 2 juz. Yang banyak beredar di Indonesia adalah tafsir al-Maraghi yang diterbitkan dalam 10 jilid. (Keterangan ini merujuk pada kitab al-Mufassirn Haytuhum wa

Manhajuhum karya Sayyid Muhammad Ali Iyazi dan kitab Tafsr alQurn al-Karm karya al-Maraghi sendiri).

Number Available: 2 Available At: PERPUSTAKAAN TUN SERI LANANG-ISLAM (BP130.4.B39154 1951b ki), PERPUSTAKAAN UNDANGUNDANG-HOOKER (BP130.4.B39154 1951 23) Call Number Author

BP130.4 al-Baydawi, 'Abd Allah ibn 'Umar, d.1286 Tafsir alBaydawi / 'Abd Allah ibn 'Umar ibn Muhammad al-Shirazi alBaydawi; tarjaman 'Abd al-Rauf ibn 'Ali al-Fansuri alJawi Singapore : Pustaka Nasional, 1951

Title

Imprint

Description 1v.. ; 34 cm.

Number Available: 1 Available At: PERPUSTAKAAN TUN SERI LANANG-ISLAM (BP128.44.B33 ki) Call Number

BP128.44

Author Title

, : / Abidin : Maktabah Wahbah, 1976

Imprint

Description 50 p. ; 24 cm.

Number Available: 1 Available At: PERPUSTAKAAN TUN SERI LANANG-TESIS (BP130.45.M83 1979 4) Call Number Author

BP130.45 Mohd. Yusoh bin Ibrahim Tafsir al-Qur'an al-Karim pertumbuhanny a dari zaman Rasul s.a.w. hingga zaman Tabi'en (1H150H.) oleh Mohd. Yusoh bin Ibrahim Bangi Universiti Kebangsaan Malaysia 1979

Title

Imprint

Descriptio 559p. 27cm n Subject Qur'an Criticism, interpretation, etc. History

Number Available: 2 Available At: PERPUSTAKAAN TUN SERI LANANG-ISLAM (BP130.4.I16 2001 ki) Call Number Author BP130.4 .I16 2001 -0011 , 0920 / : ] [ Beirut : Dar alKutub al'Ilmiyyah, 2001

Title

Imprint

Description 2 v. ; 24 cm.

Number Available: 8 Available At: PERPUSTAKAAN TUN SERI LANANG-ISLAM (BP130.4.H363 ki, BP130.4.H363 ki j.1, BP130.4.H363 ki j.2, BP130.4.H363 ki j.3, BP130.4.H363 ki j.4) Call Number Author

BP130.4 5. 1 dd : / Beirut : Dar alKutub al'Ilmiyah, 1996

Title

Imprint

Description 4 vol. ; 24 cm. Subject Qur'an Commentaries

Number Available: 15 Available At: PERPUSTAKAAN TUN SERI LANANG-ISLAM (BP130.4.T368 ki j.1, BP130.4.T368 ki j.10, BP130.4.T368 ki j.11, BP130.4.T368 ki j.12, BP130.4.T368 ki j.13, BP130.4.T368 ki j.14, BP130.4.T368 ki j.15, BP130.4.T368 ki j.2, BP130.4.T368 ki j.3, BP130.4.T368 ki j.4, BP130.4.T368 ki j.5, BP130.4.T368 ki j.6, BP130.4.T368 ki j.7, BP130.4.T368 ki j.8, BP130.4.T368 ki j.9) Call Number Author Title

BP130.4 , / al Qahirah : Dar al Ma'arif , 1992

Imprint

Description v . ; 24 cm . Subject Qur'an Commentaries

Number Available: 1 Available At: PERPUSTAKAAN TUN SERI LANANG-ISLAM

(PJ6696.Z5F584 ki) Call Number Author

PJ6696.Z5 F584 , / Riyad : Maktabah al'Ubaykan, 1993

Title

Imprint

Description 385 p. ; 24 cm. Subject Arabic language Synonyms and antonyms

Number Available: 1 Available At: PERPUSTAKAAN TUN SERI LANANG-ISLAM (BP129.42.B45 1990 ki) Call Number Author

BP129.42 , 7th ed. Qahirah : Dar al-Ma'arif, 1990

Title

Edition Imprint

Description 216 p. ; 24 cm.

H.] Abdul Halim Hassan; [Zainal Arifin Abbas & Abdur Rahim Haithami], Tafsir Qur'an al-Karim, Medan: Jajasan Persatuan Amal Bakti Sumatra Utara 1967

2006

BP180 ZAK Zakat : pensyariatan perekonomian dan perundangan Abdul Ghafar Ismail. Bangi, Selangor : Penerbit Universiti Kebangsaan Malaysia, 2006. 3 copies available at PPZ/Za'ba Memorial Library, P. Undang-Undang/Law Library, and P. Pengajian Islam/Islamic Studies Library XX(566764.1) Sinar memantjar dari mesjid [microform] Hamka, 1908-1981. Medan : al-Ichwan, [1962] No copies available in any library. BJ1291 GHA.I `Izzat al-nashi'in al-Ghalayini, Mustafa. Pulau Pinang : Persama Press 1960. 2 copies available at PP. Islam/Islamic Studies Library - Nilam Puri BP130.4 HAS 8 Koran. Malay Tjetakan 1 Hasan, Abdul Halim. Medan : Jajasan Persatuan Amal Bakti, 1968. 1 copy available at PPZ/Za'ba Memorial Library in STACKS BP105 M21HAS al-Qur'an Hasan, Abdul Halim. Medan : Boekhandel Islamijah, 19381 copy available at PPZ/Za'ba Memorial Library in STACKS D6 SHA 1 Malay history pamphlets Salmah. Wanita tanah-air. Pinang : Persma P., 1936. 1 copy available at PPZ/Za'ba Memorial Library in STACKS BP80 A81HAS Tarikh penghidupan imam Abi Hasan al-Ash'ari Hasan, Abdul Halim. Ipoh : The Ipoh Malay Press, n.d. 1 copy available at PPZ/Za'ba Memorial Library in STACKS BP130.4 HAS V.2. Koran. Malay Hasan, Abdul Halim. Kuala Lumpur : Penerbitan Pustaka Antara, 1969. 3 copies available at P. Utama/Main Library and PP. Islam/Islamic Studies Library - Nilam Puri BP105 M21ABDH NO. 6 al-Qur'an Abdul Halim Hasan, al-Haj. Penang : Persama Press, 19524 copies available at PPZ/Za'ba Memorial Library BP80 A81HAS 1952 1969 1936 1938 1968 1960 1962

Tarikh penghidupan iman Abi Hasan al-Ash'ari Hasan, Abdul Halim. Ipoh : The Ipoh Malay Press, n.d. 1 copy available at PPZ/Za'ba Memorial Library in STACKS BP131 HAS Peringatan tujoh belas Ramadzan Hasan, Abdul Halim. Penang : Persama Press, [1951]. 1 copy available at PPZ/Za'ba Memorial Library in STACKS BP130.4 ABD [PHOTOCOPY] 1952 1951

Tafsir al-Qur'an al-Karim : mentafsirkan ayat-ayat al-Qur'an al-Karim yang berkenaan dengan hukum ugama Islam, ilmu pengetahuan, akhlak, tarikh-tarikh dan hikmat yang tinggi Abdul Halim Hasan, Haji Pualu Pinang : Persama Press, 1952. 1 copy available at PP. Islam/Islamic Studies Library - Nilam Puri in STACKS

Bismillah Walhamdulillah Was Salaatu Was Salaam 'ala Rasulillah As-Salaam Alaikum Wa-Rahmatullahi Wa-Barakatuhu To Make The Heart Tender - 23rd Muharram 1433 (18th December 2011) Narrated Anas bin Malik (Radi-Allahu 'anhu): Allah's Apostle (Sallallahu 'Alaihi Wa Sallam) said, "When carried to his grave, a dead person is followed by three, two of which return (after his burial) and one remains with him: his relative, his property, and his deeds follow him; relatives and his property go back while his deeds remain with him." Bukhari Vol. 8 : No. 521

Dear Nazery Khalid,

Novel "Imam" SN Abdullah Husein: Melakari Pemahaman Hal-hal Ugama dengan Kritis
Written by Muhammad Nazreen Jaafar (IRF)

Muhammad Nazreen Jaafar | Intern, Islamic Renaissance Front (IRF) "Kita bersolat hanya kerana pengaruh kebiasaan, pengaruh keadaan dan pengaruh tradisi. Sebab itu solat kita pada masa kanak-kanak, remaja, dewasa sama saja lalai" (Halaman 338). Lantas, ini adalah sebahagian petikan yang diambil daripada novel tulisan SN Abdullah Husein yang memenangi Hadiah Novel Nasional 1992 - 1994. Novel ini bertajuk 'Imam'. Mungkin, ramai di antara kita mula mengenali beliau menerusi kontroversi Interlok. Namun, karya beliau yang benar-benar mengghairahkan adalah 'Imam'.
Ramai mengenali Dato' Abdullah Hussain menerusi Interlok. Namun, karya beliau yang benar-benar

mengghairahkan adalah 'Imam'

Novel ini penuh dengan unsur-unsur sinikal terhadap alamiah masyarakat , mendepani zaman dan yang paling terkesan adalah sikap kritis terhadap agama. Kritis ini tidaklah bermaksud membelakangi agama tetapi mengapa agama sering dijadikan halangan walhal terbit agama itu adalah untuk mendendangkan kebebasan. Mengapa saya terkesan dengan novel ini? Pertamanya, hasil penceritaan beliau berjaya mengangkat nilai-nilai 'Islamik' yang keluar daripada kebiasaan. Jadi, apakah kacamata Islam itu hanya terbina dengan cara pemakaian, ataupun lakuran tradisi yang mampan dengan ciri-ciri fizikal 'Islam' semata-mata. Seterusnya, persoalan yang timbul daripada hegemoni ini adakah Islam itu begitu mudah diberikan penampakkan sosok walhal Islam itu sendiri mendepani persoalan zaman bukan? Dari sini, 'Imam' bertolak daripada semangat polemik dalam membawa unsur-unsur perdebatan Isu dalam Islam atau lebih tepat kesan 'Al-Risalah' yang didokongi gerakan pembaharuan Syeikh Muhammad Abduh dan Jamaluddin Al- Afghani tetapi dicermati dengan ketara sekali. Permulaan 'Imam' ini bertitik dengan suatu tragedi, membuka ruang pencarian makna dan jawapan besar kepada pembaca yang mana memperlihatkan tujuan SN Abdullah Husein adalah untuk para pembaca mengadili 'protagonis' sendiri. Imam Mihad Watak utama yang diceritakan di dalam novel ini adalah 'Imam Haji Mihad'. Novel ini menyelusuri perjalanan hidup Haji Mihad yang ingin membawa pembaharuan kepada masyarakatnya. Namun, hal ini mendapat tentangan keras daripada sebahagian penduduk termasuk di kalangan sanak saudara dan sahabat handai. Hal ini menjadi runcing setelah wujud campurtangan dan kerisauan Majlis Ugama yang cuba untuk mencampuri urusan ini atas sebab 'aqidah' Imam Haji Mihad semakin diragui. Di sini wujud kritik terhadap institusi agama yang secara halusnya menanggapi kebenaran yang hakiki mestilah seiring dengan bentuk yang mereka susunkan. Jika lingkaran faham itu dianggap sedikit menyerong daripada apa yang mereka binakan, jadi dengan mudah isu takfir-mengkafir dicetus. Imam Mihad didakwa atas tuduhan membawa ajaran asing di kampung itu. Dek kerana ruang membaharukan pembawaan agama oleh Imam Haji Mihad tidak dapat diresapi secara total perihalnya, ada sahaja jalan menolak dan menghalanginya. Namun, penampakan sikap keterbukaan Imam Mihad di dalam cerita ini juga membawa pembaca ke dalam ruang yang lebih terkesan. Walau sering diperlakukan secara tidak adil, sifat keramahan dan kelembutan Imam Mihad pastinya mempesonakan hadirin pembaca tentang bagaimana sosok Imam Mihad ini mendasari persoalan asas agama yakni membawa kesetaraan dan kesaksamaan kepada masyarakat keseluruhannya. Di sini saya sertakan beberapa sedutan kata-kata Imam Haji Mihad sebagai penjelasan terhadap pemahaman saya: Sasterawan Negara, Dato' Abdullah HussainTentang solat "Kita bersolat hanya kerana pengaruh kebiasaan, pengaruh keadaan dan pengaruh tradisi. Sebab itu solat kita pada masa kanak-kanak, remaja, dewasa sama saja lalai" (Halaman 338). "Cuba kita lihat lebih dekat sedikit, tangan yang mereka angkat waktu membuat takbir bermacammacam cara, seperti orang kafir sembah berhala pun ada. Nauzubillah! Letak kaki mereka terkangkang sehingga dapat kambing lalu dicelahnya. Ada yang memegang betis sampai pinggangnya patah. Matanya bukan melihat tempat sujudnya tetapi menghitung jari kakinya. Waktu sujud pula seperti harimau atau anjing mahu tidur, merapatkan tangan dan hastanya di lantai. Banyak sangat kelakuan kita seolah-olah bukan sedang menghadap Allah." (Halaman 339). Jadi, unjuran sebenar pemahaman yang cuba disampaikan oleh Imam Haji Mihad ini tidak ubah adalah untuk membawa sudut pandang yang berbeza dengan urusan dan amalan masyarakat umumnya. Hal kritis seumpama ini lebih jelas menggarap bahawa kepercayaan ritual semena-mena tidak akan sesekali menjamin keberadaan faham agama di puncak pemikiran. Bahkan, di dalam keremehan manusia melewati hukum, perkara-perkara kecil juga diabaikan secara tuntas. Misalnya, tujuan solat juga tersarung dengan kritikan dan analisis tajam Abdullah Husin di antara sedar mahupun tidak. Tentang mazhab

Imam Haji Mihad tidak banyak menimbulkan isu pasal mazhab. Tidak perlu dipersoalkan sangat tentang mazhab. Beliau banyak memimpin jemaahnya kepada mengerjakan solat dengan sempurna dan teratur. "Perbezaan mazhab itu ada rahmat Allah di sebaliknya. Imam yang empat telah menolong kita umat Islam sesudahnya dalam berbagai-bagai masalah fiqah. Iktiqad kita tetap sama. Perbezaan yang ada itu hanya perkara-perkara yang kecil. Mengapa kita mesti perluaskan jurangnya dengan mendakwa mazhab kita saja yang benar, yang lain itu salah. Padahal imam-imam itu sendiri seperti Imam Syafi'i misalnya berpesan agar orang sesudahnya tidak selalu bertaqlid saja kepada hadis atau riwayat yang pernah dikutipnya. Yang mula-mula sekali ditanya di akhirat ialah solat bukan mazhab." (Halaman 408). Keratan tulisan ini memberi garapan bahawa isu mazhab bukanlah urusan utama yang harus dibimbangi. SN Abdullah Husein mematakan semula bahawa landasan Islam itu sendiri menekankan nilai demokratik dan meraikan perbezaan pendapat. Jadi, perlambangan SN Abdullah Husein dalam Imam seolah-olah menyantuni perihal kebebasan, kesamaan dan persaudaraan. Idea besar yang cuba dibawa novel 'Imam' ini memberikan interpretasi berbeza terhadap saduran novel yang secara tuntasnya mengangkat hal-hal yang Islami. Kedangkalan memberikan pemaknaan teras 'Islamisasi' karya tanpa memahami imbangan konteks juga diperlihatkan menerusi novel Imam. Kacamata dan pandangan terhadap nilai Islami bukanlah ukuran-ukuran yang menampakkan watak fizikal dan material sahaja. Tetapi, saduran yang melewati konsep tanpa menciptakan bentuk sudah cukup untuk memecahkan kekakuan bahawa ciri 'Islam' haruslah 'Islami'.

Dear Colleagues,

I wish to bring to your attention with regards to my paper about the proposed ASEAN football league to achieve economic and socio-cultural integration.

According to Bernama.Com, the ASEAN Ministerial Meeting on Sports (AMMS) had their meeting in midDecember 2011 and they have agreed "to form an ASEAN football league and agreed to discuss the mechanism for its implementation". The meeting of ASEAN League CEOs would be held in Kuala Lumpur on Jan 14 and 15, 2012.

This is a wonderful coincidence.

Best regards,

Lim Peng Han Research student Department of Information Science Loughborough University

Greetings from ICONSEA 2011, Department of Southeast Asian Studies

Thank you very much for your email and the two links of your two report for paper presented in ICONSEA 2011 (Dec 6-7) and 4th International Seminar on Maritime Culture and Geopolitics (Dec 89). Both of them are very impressive report of and I enjoyed your discourse on what happening in the straits of Malacca. Hope both of them will be published in our next post-conference publication project.

Thanks again

Best regards and salam.

Sincerely

Hanafi

PAS prepares for life after Hasan, Nasharudin


PAS prepares for life after Hasan, Nasharudin

TOP MALAYSIA STORIES By Jahabar Sadiq Editor KUALA LUMPUR, Dec 16 PAS has begun explaining its stand to members over top leaders Nasharudin Mat Isa and Datuk Hasan Alis move to get closer to Umno, believing the duo could defect to the ruling Malay party before the next general election. The partys information unit is preparing a 30-minute video clip of secretary-general Datuk Mustafa Ali explaining the background and circumstances that have led to both Nasharudin and Hasan expressing support for unity talks with Umno. PAS has flatly refused for such a union since Election 2008. The Malaysian Insider understands that Nasharudin, who lost his deputy presidency in party polls this year, has not attended any central committee meetings despite being appointed as head of the international affairs sub-committee. The sub-committee is now led by its deputy chairman Datuk Kamaruddin Jaafar.

PAS is already explaining to its members the issues as it expects the two leaders to move to Umno. If we can save them, we will but they have to make their stand clear, a PAS source told The Malaysian Insider. But they could go and there is a feeling it will happen soon, he added. Another source said the party will distribute the video clip featuring Mustafas explanation to all members soon. Harakah TV has already put up a 5-minute clip of an interview with Mustafa discussing Nasharudin and Hasans support for unity talks with Umno in their statements to Umno-linked Utusan Malaysia and Berita Harian, saying both leaders were being used to undermine the Islamist party. Whether they realise it or not, they are being trapped in the agenda of PASs political enemy, Mustafa told Harakahdaily during the interview aired two days ago. He said there would be minimal effects from Umnos advances to the duo, adding their statements were not in the interest of PAS. In the past, we had experienced the loss of our president, but it was not followed by exodus of members, because they subscribed to principles, not to individuals, said the secretary-general, who once served as a deputy minister during PASs brief alliance with Barisan Nasional in 1977. It is understood that he was referring to the late Datuk Mohd Asri Muda, who resigned as PAS president in 1983 to form a splinter party, before joining Umno in 1988. There has been speculation that Hasan would be dropped as a candidate after he failed to get enough nominations from PAS members to defend his Gombak Setia state seat. Umno newspapers have been giving wide coverage to Hasan, who is a Selangor state executive councillor, and quoted him as saying that he was prepared to take up an offer from Umno president Datuk Seri Najib Razak to mediate efforts to bring the countrys two largest political entities together. Hasan, who was previously Selangor PAS commissioner, had also denied that he would leave PAS, saying he would be loyal as long as Islamic principles and the Malay rulers were upheld.

Number Available: 1 Available At: PERPUSTAKAAN TUN SERI LANANG-MEDIA (mikrofis IDC F-10321 - F-10330) Call Number Author Title mikrofis IDC F10321 - F-10330 Zainal Arifin Abbas Peri hidup Muhammad rasulullah s.a.w. Tjet.3. [microform] Medan : Rahmat, [n.d.]

Imprint

Description 10 microfiches ; 11 X 15 cm.

2
full items(1) marcAdd To Subset Select to add record to cart

Number Available: 1 Available At: PERPUSTAKAAN TUN SERI LANANG-MEDIA (mikrofis IDC F-10349 - F-10359) Call Number Author Title mikrofis IDC F-10349 - F10359 Zainal Arifin Abbas Perkembangan fikiran terhadap agama [microform] Medan : Rahmat, 1965

Imprint

Description 11 microfiches ; 11 X 15 cm.

3
full

Number Available: 1

items(1) marcAdd To Subset Select to add record to cart

Available At: PERPUSTAKAAN TUN SERI LANANG-MEDIA (mikrofis IDC F-10543 - F-10544) Call Number Author Title mikrofis IDC F-10543 - F10544 Zainal Arifin Abbas Kaifyat sembahjang. Tjetakan 1. [microform] Medan : [s.l.], 1963

Imprint

Description 2 microfiches ; 11 X 15 cm.

4
full items(1) marcAdd To Subset Select to add record to cart

Number Available: 1 Available At: PERPUSTAKAAN TUN SERI LANANG-MEDIA (mikrofis IDC F-10598 - F-10600) Call Number Author Title mikrofis IDC F-10598 - F10600 Zainal Arifin Abbas Kaifyat sembahyang. Tjet. 1 [microform] Medan : Firma Rahmat, 1963

Imprint

Description 3 microfiches ; 11 X 15 cm.

full items(1) marcAdd To Subset Select to add record to cart

Number Available: 1 Available At: PERPUSTAKAAN TUN SERI LANANG-MEDIA (mikrofis IDC F- 17456 - F- 17462) Call Number mikrofis IDC F- 17456 - F17462

Author Title

Abbas (H.Zainal Arifin ) Peri hidup Muhammad Rasullah s.a.w. Medan , Rahmat, (1966). 5 vol. [microform] / Abbas Z.A.

Description 7 microfiches ; 11 x 15cm

full items(1) marcAdd To Subset Select to add record to cart

Number Available: 1 Available At: PERPUSTAKAAN TUN SERI LANANG-MEDIA (mikrofis KHA 110) Call Number Author Title

mikrofis KHA 110 Abbas Zainal Arifin Perkembangan fikiran terhadap agama [microform] / Zainal Arifin Abbas Medan : Tokobuku Islamiyah, 1951

Imprint

Description 8 microfiches : 11 x 15 cm.

Ziaulhaq
CURRICULUM VITAE Indentitas Pribadi Nama : Ziaulhaq. Tempat / Tanggal Lahir : Kelapa Sebatang / 01 November 1982. Jenis Kelamin : Pria. Agama : Islam. Kewarganegaraan / Suku : Indonesia / Melayu. Status Perkawinan : Sudah Kawin. Pekerjaan : Dosen. Alamat : Jln. Selam VII Medan. Nama Isteri : Suaibatul Aslamiyah, A.Md, S.PdI. Nama Anak : Rausyan El Shawab.

No. HP : 08126415543. E-mail/ blog : ziaq.elhi@yahoo.com/ http://ziaulhaq.co.cc/ Identitas Orang Tua Nama Ayah : Nurhidayat Zein (Alm.). Nama Ibu : Mazidatun Haway. Nama Adik : Mustakhfirin Elhidayat. Hidayatul Maziah. Ali Rafsanjani Elhidayat. Hidayatul Munawwarah. Pendidikan MIS Al-Washliyah TP. Luar : berijazah tahun 1996. MTs PAI TP. Luar : berijazah tahun 1998. PP. Bustanul Ulum, Langsa : tidak selesai 1999. MAS Al-Washliyah, Medan : berijazah tahun 2001. PKU MUI SUMUT : berijazah tahun 2003. S1 Fak. Agama Islam UISU : berijazah tahun 2005. S2 PPs. IAIN SU : Berijazah tahun 2009. Karya Akademis Implikasi Musyrik Terhadap Kawin Beda Agama: Suatu Kajian Tafsir Tematik ( SkripsiFak. Agama Islam, Universitas Islam Sumatara Utara, 2005). Masa Depan Islam Liberal di Indonesia (TesisKonsentrasi Pemikiran Islam, Program Pascasarjana IAIN SU, 2009). Riwayat Pekerjaan 20032004 : Guru MIS DenaiMedan. 20042005 : Redaktur Pelaksana Bulletin Hukama Fak. Agama Islam UISU. 20042005 : Penulis Harian AnalisaKolom Agama Islam. 2005sekarang : Dosen Fak. Agama Islam UISU. 20052006 : Penceramah Islam Kontemporer di Radio Istana FMMedan. 2005sekarang : Penulis Harian WaspadaKolom Mimbar Jumat. 2006sekarang : Dosen Sekolah Tinggi Agama Raudhatul Akmal (STAI.RA) Batang Kuis. 20082009 : Redaktur dan Penulis Bulletin Tanwir UISU. 20082009 : Redaktur Pelaksana Bulletin Al-Halim Lembaga Studi Al-Quran Seikh Abdul Halim Hasan (LSaQ) 2008sekarang : EditorTafsir Ulama Tiga Serangkai. 2008sekarang : Direktur Ekskutif Progressif Study Circle (Epsic)Medan. 2008sekarang : Peneliti Ahli Lembaga Studi Demokrasi Indonesia (LSDI) Medan. Pengalaman Organisasi 19982000 : Anggota Ikatan Pelajar Al-Washliyah Medan.

20012002 : Anggota Unit Kegiatan Dakwah Mahasiswa UISU. 2008sekarang : Direktur Eksekutif Pusat Penelitian dan Pengembangan Kualuh (P3K). Karya-karya Minat Siswa Madrasah Aliyah Memasuki Perguruan Tinggi Agama Islam di Kota Medan (Jurnal Taushiah, Vol. I, 2005). Mulla Shadra: Hikmah Al-Mutaaliyah (Jurnal Ar-Raudhah, Vol. 2. 2006). Islam dan Modernisasi: Melacak Tradisinya Dalam Pemikiran Islam (Jurnal Taushiah, Vol. 2. No. 3 April 2008). Islam Humanis: Menuju Interpretasi Berwawasan Kemanusiaan (Bandung: Citapustaka Media, 2009). Kajian Islam: Metodologi dan Pendekatan, dalam Azhari Akmal Tarigan, ed, Metodologi Studi Islam: Apresiasi Pengukuhan Guru Besar Prof. Dr. H. Hasan Bakti Nasution (Bandung: Citapustaka Media, 2008)kontributor. Menjaga Tradisi, Mengawal Modernitas: Apresiasi Kiprah dan Pemikiran Lahmuddin Nasution (Bandung: Citapustaka Media, 2009)penulis bersama Azhari Akmal Tarigan dan Watni Marpaung. Abdul Halim Hasan, e. al, Tafsir Al-Quran, Vol. I, 2008proses editing. Amroeni Drajat, The Wisdom of Nature: Sketsa Kehidupan, Kontemplatif dan Ungkapan Rasa (Bandung: Citapustaka Media, 2009)editor. Sertifikat dan Penghargaan Sertifikat Program Pemahaman Islam Unit Kegiatan Dakwah Mahasiswa Uni versitas Islam Sumatera (UKDM-UISU-Medan-2001)sebagai peserta. Sertifikat Diskusi dan Bedah Buku: Fikih Lintas Agama: Membangun Masyarakat Inklusif -Pluralis kerjasama Yayasan Paramadina Jakarta dengan The Asia Foundation dan Persatuan Tarbiyah Islamiyah Sumatera Utara, 2003sebagai peserta. Sertifikat Analisis Terhadap Bahasa Al-Quran pelaksanan Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara, 2003sebagai peserta. Sertifikat Dialog International Dakwah Se-Rantau II Kerjasama Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia dan Yayasan Universitas Islam Sumatera Utara, 2006sebagai moderator.

TOKOH

Supplement 2

10. Montet, Edouard Louis, Paris 1929, p. 9+895\ 2 vol. pref. Jaques Risler. Paris 19681969. (4)

11. Muhammad Hamidullah, 1st ed., pref.: Louis Massignon, Paris 1959. p. II. liv+640\ 2 vol. l0th ed. Beyrouth: Mu'assasat al-Risalah 1980 p.(lii+359)+(827). {10) 12. Noureddin Ben Mahmoud, Rabat: Grandes editions 1976. p. xvi+458.

13. Pesle, Octave & Ahmed Tidjani. Paris 1936, p. xvi+458\ Kuwait 1980. (9) 14. Sadok Mazigh, 2 vol. Tunis: Maison Tunisienne de I'edition 1978, p. (57+563)+(761). 15. *Salah ed-Din Kechrid. 5th ed. Beyrouth: Dar el-Gharb el-Islami. 1404/1984. p.842. 16. 21. Savary. Claude Etienne, 2 vol. Paris 1783/ Paris 1970. {19}

German:

1. Arnold, Theodor. (trans. from the English trans. by George Sale). Lemgo 1746. p. [8J+xxviii+232+693+f19]. 2. Boysen, Friedrich Eberhard. (trans. from Arabic), Halle 1773, p. 16+680\ Halle 1775, p. 678 \ Halle 1828, p. xcvi+783+[13]. 3. 4. 5. Goldschmidt, Grigull, Henning, Lazarus, Fr., Leipzig Berlin Halle, 1901, 1916, 1901, p. p. 650+1\ p. 611 Berlin 1923\ Ostrau p. 1979. 1935. 512. {9}

Theodor Max,

viii+512\ \

Halle

[19241

Stuttgart:

Reclam

6. Lange, Johann, (based on du Ryer's French trans.). Hamburg 1688, p. iii+115. 7. Megerlin, David Friederich, (from Arabic), Franckfurtam-Mayn 1772, p. 876. 8. Neneter, David. (based on Marraccio.s Latintrans.), Ntirnberg 1703, p.[17J+ 1222+f50]. 9. Paret, Rudi. Stuttgart 1962. p. 524\ Stuttgart-Berlin-Koln-Mainz: Verlag W. Kohlhammer 1980, p. 440. (6} 10. Riichert, Friedrich, Frankfurt-am. Main 1888, p. xii+500+[2]\ repr. ed. Hildesheim 1980, p. xii+550. 11. Sadr'ud-din, Berlin 1939, p. xiv+1022\ 2nd ed. Berlin: Wilmerrdorf die Moschee, die Muslim-Mission 1964, p. xi+1022. 12. *Salah ed-Din Kachrid, 5th ed. Beyrouth: Dar al-Gharb al-Islami 1404/1984, p.842.

13. Schweigger, Salomon, Nurnberg 1616, .p. 269+[18]\ Nurnberg 1664, p. [6J+928+I56]. (2} 14. Ullmann, Ludwig, Crefeld 1840, p. (8)+555\ 10lh ed. Munchen: Goldmann 1977, p. 506. (14} 15. * [Anonym] (a Qadiyani team work), London 1985, p. 14+463+666.

16. [Anonym] Der Heilige Qur'an, lst ed. Ahmadiyyah Mission, Wiesbaden 1954, p. 164+639. 17. [Anonym] Der Koran, 2nd rev. ed. Zurich: Verlag der Islam 1959, p. 153+653. 18. 19. [Anonym] [Anonym] Der Der Koran, Koran, Leipzig Leipzig 1904. 1924.

20. [Anonym] Der Koran, German Democratic Republic [n.p.] 1974, p. 599. 21. 22. [Anonym] [Anonym] Der Der Koran, Koran, Munchen Leipzig. [1977], 1980, p. p. 505. 574.

23. [Anonym] Der Koran, Munchen: William Goldman Verlag 1980, p. 506. 24. 22. [Anonym] Der Koran, Stuttgart 1980, p. 614. Greek:

1. Milili, L. (Most likely based on N. J. Dawood's English trans.), Athens: Kaklos Odisseas Hatwpulos and Sia 0. E. 1980, p. 12+486. 2. Pentaki, Gerasimou I., Athens 1878\ Athens 1880\ 2nd ed. Athens 1886, p. 5+[1]+14+480\ Athens 1887\ Athens 1921, p. 480\ Athens 1928, p. 464. 3. 4. 23. 1. Abd al-Qadir bin Luqman, Bombay 1297-1298 Zografu-Meranaiu, [Anonymous] Minas, Athens Hermanus 1969 von (?), der p. Hardt, 457+16. 1734. Gujrati: HJ1879.

Helmsladt

2.

Abd

al-Rashid,

Hafiz,

Delhi

1311

H./1893.

3. Ahmad Bha'i Sulayman Jamani, lst ed., Bombay 1938\ 3rd. ed.. Karachi: Habib Memorial Trust 1957. 4. Aziz Allah Khatib Godharwi, Ahmadabad: Fayz Publisher 1955.

5. Ghulam Ali Ismail Bhaunagri,Hajji, Ahmadabad: Ithna .Ashari Press 1901. 6. 7. 8. 9. 10. 24. Ghulam Mahum Muhammad Mawlana Isfahani, Ya.qub Sadiq Randiri, 2 vol.. [n.p.1 Khalib Mustafawi Bombay: Bombay Muslim Kitab Press Khilafal 1925, Gujrat Ghar 1946. [n.d.].

Musawi, 5 Chisti vol.

Ahmadabad: Bombay: (Pir), Mir,

Muhammad Muhammad Muhammad

1318H./1900. Press p. 1925. vi+742. Hausa:

Sabri

Yaqub,

Hakim

1. Abubakar Mahmoud Gummi, pref. Muhammed Ali Al-Harkan, Beirut Dar al-Arabiyyah 1979, p. 1372. 25. 1. 2. Ben-Shemesh, Reckendorf, Aharon, Hermann, [Tel-Aviv] Leipzig 1971, 1857, p; p. Hebrew: 15+442. xlviii+370.

3. Rivlin, Joseph Joel, 2 vol. Tel-Aviv 1936-1945, p. x+ 770\ 2 vol. 2nd ed. Tel-Aviv: Hotsa'at Dvir 1963, p. x+771. 26. Hindi:

1. Ahmad Bashir Farangi Mahalli & Ghulam Muhammad Qurayshi, lst ed. Aminabad 1947, p. 600. 2. 3. 4. Ahmad Avasti, Hasan Shah Nand Nizami, Masihi, lst ed. Rajpur 1915, 1980, 1922-1929, p. p. p. 400. 1023. 900.

Kumar, Khwajah, 2

Lucknow vol. Delhi

5. 6. 27. 1.

Muhammad

Faruq

Khan Yusuf,

Sultanpuri, Sayyid,

Rampur: Amritsar

Maktabat 1936,

al-Hasanat p.

1966. 742+11.

Muhammad

Hungarian: * Robert, Simon, 2 vol. Helikon Kiado 1987, 553+498.

2. Szdmajer, Imre (Emory) Buziday & George (Gyorgy) Gedeon, [n.p.] 1831. 3. 28. 1. Abdul Malik Karim Amrullah, Tafsir al-azhar, Szokolay, Stephan, Budapest 1854. Indonesian: Djakarta 1965.

2. Ahmad Hassan, al-Furqan [tafsir al-Qur'an], 4 vol. Bandung 1928\ Kelantan 1979, p.lii+1240. (7) 3. 4. 5. Arifin Bachtiar Hans Bague Bey, Surin, Jassin, 4th 3 Jakarta: ed., vol. Bandung: Bandung al-Ma.arif 1978, 1978, p. p. [n.d.] 1043. xiv+889.

Penerbitan

Djambatan

6. [H.] Abdul Halim Hassan; [Zainal Arifin Abbas & Abdur Rahim Haithami], Tafsir Qur'an al-Karim, Medan: Jajasan Persatuan Amal Bakti Sumatra Utara 1967. 7. H. Zainuddin Hamidy & H. S. Fachruddin, Jakarta 1971, p. xvi+635.

8. Mahmud Junus, [n.p.] 1935\3rd ed. Bandung: P. T. Al-Ma'arif 1977, p. 542. (6) 9. Marwan bin H. Muhammad Ali, 3 vol. Jogjakarta [l95-?] p.1181.

10. Muhammad Hasbi Ashshiddiegy, Bandung 1971\ 2nd ed. Jakarta: Bulan Bintang 1965. (4) 11. [Anonym], Qur'an tardjamah Indonesia, 3 vol. Jogjakarta: Penjiaran Islam [1961?]. 12. [Anonym] (a team effort), al-Quran dan Terjemahnja, 3 vol. Jakarta 1965-1970, p. 147+1122\ Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterdjemeh Pentafsir al-Quran, 1980-1981, p. 1122. (3) 13. [Anonym], Terjemah and Tafsir al-Quran, 3 vol., Bandung: Lembaga Penterjemah Kitab

Suci 29.

Al-Quran

Firma

Sumatra

Bandung

1978,

p.

1044. Italian:

1. Arrivabene, Andrea, Venice 1547, p. 38+100\ Venezia 1574, p. [8]+L+100. 2. Bausani, Alessandro, Firenze 1955, p.lxxix+779\ Firenze 1978, p. lxxix+771. (1) 3. Bonelli, Luigi, new ed. Milano 1929, p. 31+524\ reprint 2nd rev. ed., Milano: Ulrico Hoepli 1972, p. 614. (4) 4. 5. Branchi, Calza, Eugenio Caval. Camillo, Vincenio, Roma 8astia 1913, 1847, p. p. 437. xiv+330.

6. [Anonymousl Milano 1882, p. 3+536\ Milano 1912\ Milano: Giovanni Panzeri 1913. 7. Fracassi, Aquilio, Milano 1914" p.lxx+[6]+340+359.

8. Moreno, Martino Mario, Torino 1967, p. viii+605\ Torino 1969, p. viii+605\ 2nd ed. [n.p.] 1971, p. vii+608. 9. * Peirone, Federico, 2 vol. Milan: Arnoldo Mondadori Editore 1979, p. 995. 10. 11. 12. 30. * Terenwni, Violante, Il Angelo, Rome: Islamic Cultural Casa 1882/ Center Ed. Milano 1990, Latina 1913. p. 478. 1912. (1) Japanese:

Alferedo, Corano,

Rome: Milano

1. Ban, Yasunari & Osamu Ikeda, [Tokyo] 1970\ [2nd ed.] [Tokyo]: Chuo-Koron-Sha 1979, p. 566. 2. Izutsu, Toshihiko, (trans. from Arabic), Kaiwsha, 1945\ 3 vol. Tokyo 1957, p.952\ 3 vol. 2nd ed. [Tokyo] 1964-1965, p. 1052. 3. Okawa, Shumei, [n.p.] 1950, p. 4+10+9+863. (3rd Japanese trans).

4. Sakamoto, Ken-ichi, 2 vol. [n.p.] 1920, p. 419+428\ reprint of 1920 edition 2 vol. 2nd ed. [n.p.] 1929-1930. (lst Japanese trans., from Sale, Palmar and Rodwell.) 5. Takahashi, Goro; Bunpachiro (Ahmad) Ariga & Mizuho Yamaguchi, 1 vol. [n.p.] 1938, p.

878.

(2nd

Japanese

trans.,

published

in

1938).

6. Umar, Ryoichi Mita, [n.p.] 1972, p. 758. (Sixth and latest Japanese trans., published in 1972.) 31. 1. 32. Kiyai Bishri, 3 vol. Jogjakarta: Penjiaran Islam 1964-1967, Javanese: p. 1181.

Kannada:

1. [Anonym] [Divya Quran] Qur'an Majid, (An effort of six scholars: Mawlana Shah Abd alQadir, Mawlana Sayyid, Abii Rayhan Ahmad Nuri, Abd Allah Sahib, I'jaz al-Din, and .Abd al-Ghaffar), 2 vol. Bangalore 1978, p. 1400. 33. 1. Muhammad Yahya Shah, [n.p.] 1305/1887. (a partial Kashmiri: work)

2. Muhammad Yusuf Shah, vol.1, Srinagar: Ali Muhammad & Sons 1393/1973, p. 44+504. (a partial work) 3. 'All Jalal al-Din, Maktabah-e Ma'arif-e Qur'an 1986, p. 156. (a partial work) 34. 1. 35. 1. * 'Abd Allah Varli, Istanbul: 'Abd Allah Varli 1994, Kim, Young-Sun, Seoul: Dae Yang su Juk 1971, p. Korean: 473.

Kurdish: p. 604.

2. 'Abd al-Kariro Mudarris, Mulla, Tafsir-e Nami, 7 vol. Baghdad 1980. (This complete work has been listed as an incomplete translation). 3. Muhammad Khal, Tafsir-e Khal, 4 val. Baghdad-Sulaymaniyah: Chapkhaneh Zankoy 1969-1979, p. 219+200+138+224. 4. Muhammad Koyie Gali Zadeh, Tafsir-e Kurdi, 3 vol. Baghdad 1968-1971, p. 164+110+121. 36. Latin:

1. Ketenensis, Rabetus & Hermannus Dalmata, 5 vol. ed. Theodori Bibliandri, Basilex 1543, p. 23+230+18+178+163\ 3 vol. Zurich 1550\ Zurich 1556. (Translated under the direction

of Peter the Venerable in 1143 and published in Basel in 1543 by Theodori Bibliandr) 2. 37. Marraccio, Ludovico, Patavii 1698\ Lipsiae 1721. Luganda:

1. Bulwadda, Zakariya Kizito, Kampala: Uganda Ahmadiya Muslim Mission 1973, p. xvi+1001. 38. 1. 2. 39. Donselaar, Matthes, B. w. F., M. Macassar Rotterdam 1856, p. 1861. (a (a partial partial (Celebes): trans.) trans.) Malay:

Amsterdam

[89]+106.

1. 'Abd al-Ra'uf b. 'Ali al-Fansuri al-Jawi, Cairo 1342/1923\ 3 vol. Penang 1961, p. 325+341+335\ Dar al-Fikr 1410/1990, p. 610. 2. 'Abd Allah 'Abbas Nasution, Penang 1968, p. 522\ 1st ed. 2vol. Kedah [n.d.], p. 498. 3. 'Abd Allah Muhammad Basmeih, 3 vol. Kuala Lumpur 1972, p. 591\ Kuala Lumpur 1974\ 1st ed. Kuala Lumpur: Majlis Kebangsaan Bagi Hal Ehwal Agama Islam Malaysia 1980, p. xiv+1756. 4. Ahmad Hassan, 4 vol. Bandung 1928\ Kelantan: Pustaka Aman Press 1979, p. lii+1240. (4) 5. [Anonym] al-Qur'an dan terjemahnya, Kuala Lumpur: Pustaka Antara 1979, p. 1122. 40. Malayalam:

1. Muttanisseril M. Kayakkutti, 3rd rev. ed. Kayamkularo: Lekba Publications 1970, p. cviii+988. 41. Marathi:

1. Muhammad Ya'qub Khan, l:I. Sufi Mir, Bombay: Shad Adam Trust 1973, p. 1159+99. 2. Pavitra Qur'an, ed. Mir Muhammad Yaqub Khan, introd: A. U. Shaykh, Bombay: Shad Adam 1973, p. 24+1174+11. 42. Meranao (Philippines):

1. Ahmad D. Alonto: [The Meaning of the Surah al-Fatihah. the Juz 'Amma of the Glorious Qur'an and the Asma' al-Husna in Meranao], Marawi: JPI Publishing House 1979, p. 97. (a partial work) 2. Ibrahim Khayral, [n.p.) 1985-1990. (a partial work, several Juz' of the Qur'an published separately) 43. 1. 44. 1. .Abd al-.Aziz, Mawlawi, Tafsir 'Azizi, Lahore Berg, Einar, Oslo: Universitets forlaget 1980. Norwegian: p. 714. Panjabi: 1908.

2. .Abd al-Ghafur Aslam Jalandhari, Tafsir-e yasir, 3 vol. lst ed., Gujrat 1968, p. 583+648+688. 3. 4. Hidayat Firuz Alla Ghalza'i, al-Din, Lahore 1887\ Amritsar Lahore 1389/1969, p. 1903. 4+620.

5. Muhammad bin Barak Allah, Tafsir-e Muhammadi, 8 vol. in 6, lst ed. Lahore 1882-1884, p. 2350. (the same as no.9?) 6. Muhammad Dilpadhir, Mawlawi, Lahore 1341\ 1922.

7. Muhammad Habib Allah, Midhaq al-'arifin ila al-qisas al-muhsinin, Lahore [n.d.] p. 708. 8. Muhammad Hafiz al-Rahman, (in Sariki dialect), 1st ed. Bhawalpur 1372\1952. 9. Muhammad Mubarak Allah, Hafiz, Tafsir-e Muhammadi, [n.p.] 1870.

10. [Muhammad] Nabi Bakhsh Halwani, Tafsir-e Nabawi ba zaban-e Panjabi, Lahore 19021904. 11. Muhammad Nawaz Iram, Lahore: Istiqlal Press [n.d.].

12. Nizam al-Din Hanafi Sarwari, 1st ed. Lahore: Matba' Siddiqi, 1313\1895, p. 964. 13. 14. Sant Shams Gurdat Singh, al-Din Wazirabad Bukhari, 1911, Amritsar p. 782. 1894.

45.

Pashto:

1. Abd Allah Warith Kiti & .Abd al-.Aziz 'Adilgarhi, Tafsir-e Husayni, Bombay [n.d.] 2. Abd al HIaqq Darbangwi, Mawlana, Peshawar: Hamidiyah Press 1961, p. 960. 3. Ja'far Husayn Shah, 1st ed. Peshawar: Hamidiyah Press 1964, p. 1012.

4. Fad1-e Wudud & Gul Rahim al-Asmari, Tafsir-e Wududi, [n.p.] [n.d.] (the first half of the work is by Fadl-e Wudud, completed by Gul Rahim al-Asmari). 5. Muhammad Idris, Hafiz Kashshiif al-Qur'an sada Pashto tarjamah aur tafsir, 2 vol. Peshawar 1961-1976, p. 1679. 6. Murad .Ali (Mawlana), Tafsir-e fawq al-yasir-e Afghani, 2 vol., 1st ed. Lahore 1324/1906, p. 2130\ 2 vol. Lahore 1935-1937, p. 1871\ Jalalabad, [n.d.]. 7. Al-Qur'an al-Hakim, 1st ed. Peshawar: Rahman Gul Publishers 1926, p. 862. (Pashto version of Shah Wali Allah's Persian trans). 8. Qur'an Majid mutarjam ba tarjamah zaban-e Pashto, 2 vol. 1st ed. Bhopal 1278/1861, p. 1739 (includes Urdu trans. of Shah .Abd al-Qadir). 9. Ubayd al-Haqq Afghani, 1st ed. Lahore: Matba.-e Khurshid-e .Alam [n.d.], p. 960. 10. [Anonym]: Qur'an-e majid sara tarjamah awr tafsir, 3 vol. 1st ed. Delhi: Matba.-e .Umum 1323\1905, p. 3525\ 3 vol. Kabul 1944 (Pashto version of trans. and commentary by Mahmud al-Hasan and Shabbir Ahmad .Uthmani). 11. (Anonym): Tarjamah-e Shaykh al-Hind, [n.p. n.d.l p. 4000 (Pashto, trans., by a team of scholars, of Mahmud al-Hasan's Urdu trans.).

HASSAN BANDUNG
GIGIH TEGAKKAN SYIAR ISLAM Bagi masyarakat Islam di Malaysia, Hassan Bandung atau nama sebenarnya Ahmad Hassan merupakan seorang tokoh agama yang dikenali ramai. Beliau yang juga dianggap sebagai tokoh ulama nusantara, lebih dikenali di Indonesia kerana

peranannya dalam Persatuan Islam ( Persis ) yang memangterkenal disana. Ahmad Hassan dilahirkan di Singapura pada tahun 1887 dengan nama kecilnya Hassan Bin Ahmad. Ayahnya berasal dari India bergelar Pandit. Sementara ibunya Muznah berasal dari Palekat Madras, India dan mempunyai asal-usul dari Mesir, tetapi lahir di Surabaya. Kedua ibubapa Hassan bernikah di Surabaya ketika mereka merantau ke kotaini, walaupun akhirnya mereka menetap di Singapura. Disamping berniaga , ayahnya ( Ahmad ) adalah seorang pengarang dalam bahasa Tamil dan pemimpin surat khabar Nurul Islam yang terbit diSingapura. Dalam memimpin akhbar tersebut, ianya dibantu oleh Abdul Wahid. Di majalah yang dipimpinnya, Ahmad sering berdebat mengenai berbagai haldan masalah agama dan soal jawab agama. Dalam suasana dan kerjaya bapanya sebagai ahli perniagaan dan pemimpin akhbar ( majalah ) itulah Hassan dilahir dan dibesarkan di Singapura. Sebagai anak laki-laki, ayahnya juga mahu Hassan apabila besar nanti menjadi seorang penulis seperti nya juga. Untuk maksud itu, dia berusaha memberipendidikan secukupnya kepada Hassan. Suatu keistimewaan yang yang dianugerahkan Allah s.w.t. kepada Hassan, dalam usia 7 tahun, dia sudah mulai mempelajari al-Quran dan pengetahuan asas dalam bidang agama. Berkat ketekunan dan kecerdasannya, kedua pelajaran ini dapat diselesaikannya dalam tempoh dua tahun. Selepas itu Hassan masuk sekolah melayu selama 4 tahun dan mempelajari bahasa Arab, bahasa Melayu, bahasa Tamil dan bahasa inggeris. Hassan tidak sempat menamatkan sekolah dasarnya di Singapura, tetapi diasudah mulai bekerja pasa usianya 12 tahun. Dia bekerja di sebuah kedai kepunyaan iparnya Sulaiman. Pada masa itulah dia belajar dengan Haji Ahmad di Bukit Tinggi.Ketokohangurunya yang disegani dan berakhlak tinggi itu mempengaruhi jiwa Hassan walaupundia bukanlah ulama besar. Pelajaran yang diterima Hassan adalah sama seperti anak-anak muda lain iaitu belajar sembahyang, berwuduk, berpuasa dan lain-lain.

Hassan mempelajari ilmu nahwu dan saraf pada Muhammad Thaib, seorang guru terkenal di Minto Road atau juga terkenal Kampung Rokoh. Demi semangat dan cintanya kepada ilmu, Hassan menerima persyaratan darigurunya yakni datang belajar pagi sebelum subuh dan tidak boleh naik kenderaanketika datang mengaji. Setelah beberapa lama belajar Nahwu-saraf, lalu Hassan memperdalami bahasa Arab kepada Said Abdullah al-Munawi al-Manusili selama beberapa tahun. Disamping itu, Hassan juga memperdalami agama dengan Abdu Lathif ( guru yang terkenal di Melaka dan Singapura ), Haji Hassan ( Syeikh dari Malabar) dan Syeikh Ibrahim India. Semua proses belajar seperti ini ditekuni oleh Hassan dengan penuh dedikasi hingga tahun 1910 ketika Hassan berusia 23 tahun. Meskipun ketekunannya dalam menuntut ilmu begitu tinggi, diluar waktu belajar, Hassan juga mempunyai keterampilannya tersendiri mengasah bakat dalam bidang bertenun dan pertukangan kayu. Dia juga sempat membantu ayahnya dipercetakan, menjadi pelayan di kedai perniagaan permata, minyak wangi, dan sebagainya malah pernah bekerja di Jeddah Pilgrims Office, sebuah pejabat urusan jemaah haji. Setelah menyelesaikan proses belajar hingga tahun 1910, Hassan mula mengabdikan diri sebagai guru. Sementara di Madrasah untuk orang-orang India di beberapa tempat, antaranya di Arab Street, Baghdad Street dan Geylang di Singapura. Beliau kemudianya menjadikan guru tetap menggantikan Kiai Fadullah Suhaimi di Madrasah Assagaf yang mempunyai peringkat pengajian sampai Ibtidaiyahdan Tsanawiyah. Keinginan ayahnya untuk melihat Hassan menjadi penulis mula menampakkan hasilnya apabila Hassan mulai menunjukkan kecenderungannya ke bidang tersebut dalam usia masih muda. Pada tahun 1912-1913, dia membantu Utusan Melayu yang diterbitkan di Singapura pimpinan Inche Hamid dan Sadullah Khan. Hassan banyak menulis tentang agama yang berupa nasihat,anjuran berbuat baik dan mencegah kejahatan. Beliau juga mengetengahkan berbagai persoalan yang berkembang dalam bentuk syair.Tulisannya

banyak mengandungi kritikan masyarakat demi untuk kemajuan Islam.Dan tema tulisan sedemikian itulah yang banyak mewarnai hasil karyanya dimasa-masa berikutnya. Penulisan Hassan yang pertama berupa kecaman terhadap Qadli (Hakim ) yang memeriksa perkara dengan mengumpulkan tempat duduk lelaki dan wanita. Beliau juga dalam salah satu ucapannya, pernah mengecam kemunduran umat Islam,sehingga dia akhirnya dilarang untuk berceramah agama kerana dianggap oleh pihak berkuasa ada unsur-unsur politik. Dalam kerjayanya sebagai pengarang dan penulis, Hassan juga pernah membuat cerita humor yang berjudulTertawa dan diterbitkan dalam empat jilid. Pada tahun 1921, Hassan berangkat ke Surabaya untuk menguruskan kedai kain milik gurunya yang juga bapa saudaranya itu iaitu Haji Abdul Lathif. Daerah Surabaya merupakan daerah mempunyai penduduk yang ramai, maju dalam perkembangan ekonomi dan taraf pemikiran masyarakatnya. Sebelum ke Surabaya, bapa saudaranya itu telah mengingatkan Hassan agar berhati-hati dalam pergaulan, sebab di Surabaya banyak muncul berbagai aliran kefahaman agama. Pada ketika itu, pergerakan yang menyerukan fahaman kembali kepada Al-Quran dan Hadis mempunyai pengikut yang ramai di berbagai daerah termasuk Surabaya. Ketika itu juga pertentangan kaum muda dan kaum tua menjadi topik perbicaraan yang memang panas. Hassan pun menyaksikan gejolak pemikiran yang terjadi. Kalangan kaum tua lebih kecenderungan kepada amalan tradisi bangsa jawa yang diisi dengan bentuk ajaran Islam. Namun bagi kalangan kaum lebih cenderung menghapuskan samasekali kepercayaan yang bercampur aduk itu digantikan dengan ajaran Islamyang sebenarnya, kembali kepada Al-Quran dan Hadis. Kalangan kaum tua diwakili oleh A. Wahab Hasbullah ( pengasas Nahdatul Watan dan kemudiannya Nahdatul Ulama ). Sementara kaum muda diwakili oleh KH. Mas Manshur, Ahmad Surkati dan Fakih Hasyim. Di Surabaya inilah Hassan tinggal bersama bapa saudaranya Abdullah Hakim, seorang ahli perniagaan dan Syeikh Jemaah Haji.

Pada mulanya Hassan berniat semata-mata menguruskan perniagaan dan mahu menghindari permasalahan agama kerana merasakan pengetahuannya yang serba sedikit. Dari bapa saudaranya, Hassan diperkenalkan dengan A. Wahab Hasbullah danselanjutnya menjalinkan persahabatan dengan kaum tua ini. Dari berbagai pertemuan dan dialog bersama Wahab Hasbullah ini, Hassan banyak menggali berbagai hal dan merubah jalan pemikirannya. Namun dalam perjalanan berikutnya, Hassan merasakan tidak puas hati dengan jawapan kaum tua. Masa-masa mendatang, Hassan berpeluang bertemu dan berkenalan dengan Faqih Hashim, seorang ahli pernigaan dan tokoh iulama berasal dari Sumatera Barat yang telah banyak mengenal pemikran pembaharuan dan beliau merupakan tokoh kalangan kaum muda. Bermula dari situlah Hassan berpeluang bermuzakarah mengenai soal-soal agama menurut kefahaman kaum muda. Dengan berbagai pertemuan dan muzakarah yang diikutimya, pendirian awal Hassan untuk bercuali dalam kemelut kefahaman agama dan mahu menumpukan pada sola-soal perniagaan semata-mata tidak dapat dipertahankan. Malah ghairah keilmuannya semakin bergelora. Sementara itu perusahaan pernigaannya mengalami kemelesetan dan ini menyebabkan beliau terpaksa menyerahkan semula kepada bapa saudaranya yang telah memberi modal awal. Bagaiamanpun, selepas itu dia membuka pula perniagaan berkaitan dengan kenderaan kereta, tetapi usaha itu tidak lama. Ketika sebilangan ahli perniagaan di Surabaya hendak membuka kilang tenun, Hassan mendapat kepercayaan dari dua sahabatnya iaitu Bibi Wante dan Muallimin untuk mempelajari cara bertenun di Kediri. Setelah bebarapa bulan di Kediri dia merasakan kemampuannya yang dimilikinya masih belum mampu menguruskan sebuah kilang tenunan. Kerana itu pada tahun 1924, dia mendapat kesempatan melanjutkan kursus bertenun di Bandung. Di Bandung inilah yang kemudian nama kota ini digandingkan dengan namanya Hassan Bandung,beliau

tinggal dengan keluarga KH M. Yunus,salah seorang tokoh pimpinan Persatuan Islam (Persis). Jadi di samping mengikuti kursus menenun,Hassan akan kembali ke Surabaya.Namun penglibatan Hassan dan Persis menyebabkan kawan-kawannya menahannya kembali ke Surabaya. Mereka melihat kemampuan Hassan begitu mengagumkan dan menjadikannya seorang guru.Mereka juga mendapat persetujuan dengan kedua sahabat Hassan di Surabaya itu untuk membuka perusahaan tenun di Bandung dengan Hassan selaku pengurusnya. Pada tahun 1926 perusahaan tenun itu dibuka di Bandung, namun kali ini usaha itu juga kurang berhasil kerana kesulitan mendapatkan kemudahan benang dan celup, disamping modal yang terbatas hingga menyebabkan perusahaan itu terpaksa ditutup. Tetapi dari segi yang lain, Hassan terus aktif mengikuti pengajian-pengajian Persis hingga menjadi anggotanya secara rasmi pada tahun 1926. Dalam perkembangan berikutnya, Hassan menumpahkan perhatiannya untuk memajukan pertubuhan Persis disamping aktiviti lain iaitu menulis buah fikiran menjadi sebuah karya yang dapat dinikmati hasilnya oleh generasi berikutnya. Ketika berada di Singapura dulu, Hassan menghasilkan karya-karya yang sederhana, namun apabila berada di Bandung ini, Hassan diberi hikmah oleh Allah s.w.t. menghasilkan penulisan buku yang mendapat sambutan baik dari masyarakat iaitu Tafsir Al-Quran yang dicetaknya sendiri. Suatu ketika Hassan berkesempatan bertemu dengan Sukarno ( bekas Presiden Indonesia pertama ) dan menyelami lebih jauh perdebatan berbagai persoalan tentang Islam, meskipun terjadi pertentangan pemikiran antara keduanya. Di Bandung juga Hassan bertemu dengan Mohammad Nasir dan menjalin keakraban, baik sebagai sahabat sekali gus juga murid yang selalu bersamanya. Bersama M. Natsir, Hassan menerbitkan majalah Pembela Islam (terbit sampai bilangan ke-72 ), selanjutnya majalah Al-Lisan (terbit hingga ke bilangan 58 ). Dalam dua majalah itulah Hassan melontarkan pelbagai idea murni dan pembaru Islam. Penulisanpenulisannya itulah yang membuat namanya kian terkenal di nusantara termasuk Malaysia dan Singapura. Dalam melaksanakan perjuangannya, Hassan tidak tertumpu kepada penulisansahaja, tetapi juga

melalui pelbagai cara seperti pengajian, perdebatan ,tablighserta dialog. Kepetahannya dalam berdebat begitu terkenal. Ini diakui oleh kawan dan lawannya. Banyak lawanlawan debatnya yang mengakui kekalahan dan kembali ke jalanyang benar dan Hassan tidak pilih-pilih dalam berdebat. Baginya siapa saja, bila-bila saja dan dimana dapat dilakukan perdebatanitu, bahkan dia bersedia membiayai pelaksanaan majlis muzakarah tersebut. Setelah hampir 17 tahun Ahmad Hassan bergelanggang di Bandung dan menggerakkan pertubuhan Persis menjadikan namanya dikenali ramai. Pada tahun 1941 dia berhijrah ke Bangil. Di tempat baru itu dia tetap berjuang dengan mendirikan Persatuan Persatuan Islam Bangil dan terus menggerakkan Persis melalui penulisan, tabligh, pengajian dan dialog serta perdebatan. Apabila dia berada di Bangil, namanya yang sebelum ini terkenal dengan panggilan Hassan Bandung kini popular pula dengan panggilan Hassan Bangil. Pada tahun 1956, Hassan menunaikan ibadah Haji dan ternyata keadaan fizik tidak terlalu kuat sehinggalah dia jatuh sakit. Keadaan tersebut terus berlanjutan hingga beliau pulang dari menunaikan ibadah Haji. Belum sembuh penyakit yang dideritainya, datang cubaan lain berupapenyakit yang menyebabkan kakinya harus dipotong. Saat kritis itu dihadapi oleh Hassan dengan optimis dan tawakal. Beliau disaran bermesyuarah dengan pihak keluarga, Hassan menolak anjuran tersebut. Hassan menyatakan: Tuan doktor, keluarga saya bukan doctor, jadi mereka bukan ahlinya, dan yang ahlinya ialah tuan doktor, dan bahkan kepada diri saya sendiri, tuan doktor cukup memberitahu. Kalau tuan doktor berpendapat harus dipotong maka potonglah! Sesuatu jangan diserahkan kepada yang bukan ahlinya. Akhirnya pada tarikh 10 November 1958, Ustaz Hassan Ahmad kembali ke rahmatullah dalam usia 71 tahun. Hassan telah lama pergi meninggalkan dunia yang fana ini, namun namanya tetap dikenang. Banyak hasil karya peninggalannya yang menjadi amal jariah berterusan kepada tokoh ini.

Antara bidang penulisannya ialah Fiqh ( Ushul Fiqh ) , tafsir, hadis danilmu kalam.Sementara hasil penulisannya yang terkenal ialah: Soaljawab, Tafsir al-Furqan, Pengajaran solat, Al-Faraid dan AtTauhid. Semoga sekilas catatan hidup Hassan Bandung ini dapat kita ambil iktibaruntuk dicontohi,Insyaallah. (IMF)

Syekh H. Abdul Halim Hasan I) tafsir Al-Qur'an Al-Karim 1969

The Qur'an: an encyclopedia


By Oliver Leaman

Perkembangan Wacana Tafsir al-Quran di Indonesia


(Keislaman, Populer, Sosial Kemasyarakatan) by M. Lutfi Mustofa on 09-10-2010

Sejarah perkembangan intelektualisme Indonesia abad 1718, sebagaimana diasumsikan Azyumardi, banyak yang terlupakan oleh para peneliti. Sebagian besar perhatian para Indosianis dan ahli Asia Tenggara ditujukan pada persoalan sejarah politik muslim. Padahal, abad 1718 M. merupakan abad yang paling dinamis dalam sejarah intelektualisme muslim Indonesia. Sebagai misal, pada saat itu muncul ulama besar di Aceh, Abdul Rouf al-Singkili, yang populer dengan karya besarnya dalam bidang tafsir, Turjuman alMustafid. Dalam bidang fiqh muncul, Nuruddin ar-Raniri dengan karya monumentalnya, Sirathal Mustaqim, yang ditulis pada tahun 1634 M. dan selesai pada 1644 M. Kemudian, Abdul Shamad al-Palimbani dengan magnum opus-nya, Hidayat al-Salikin, sebuah kitab tasawuf yang berisi aturan-aturan syari dengan penafsiran-penafsiran esoteris. Tradisi intelektual muslim Indonesia tersebut terus terawat hingga abad ke-21 dewasa ini. Beberapa penulis muslim Nusantara telah mempersembahkan karya-karya besar mereka pada paroh terakhir abad ke-20, seperti Buya Hamka, Ahmad Hasan, Hasbi As-Shiddiqi, Mahmud Yunus dan Quraish Shihab. Dalam catatan Federspiel, banyak karya intelektual Indonesia abad ini yang menempati deretan utama dalam perkembangan pemikiran Islam di Asia Tenggara. Diantara cabang-cabang keislaman yang menjadi perhatian para intelektual muslim Indonesia sejak abad 1720 tersebut meliputi Teologi, Fiqh, Hadits, Tasawuf dan Tafsir al-Quran. Terutama pada bidang Tafsir al-Quran, ada keunikan tersendiri dalam karya-karya ulama Nusantara. Tampak adanya perpanjangan mata rantai sejarah pemikiran Timur Tengah dalam perkembangan wacana tafsir di Indoensia. Namun, pada banyak aspek corak tafsir Indonesia menunjukkan kuatnya persentuhan dengan local genius, sehingga memberikan nuansa tafsir tersendiri. Muatan budaya lokal dalam tafsir Indonesia, salah satunya ditunjukkan dengan kuatnya warna mistis. Hal ini bukan semata-mata dikarenakan Timur Tengah pada saat itu sedang didominasi oleh aura tarekat, tetapi unsur tradisi atau budaya Jawa

merupakan faktor penting yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Kenyataan ini merupakan bukti bahwa di Nusantara meskipun al-Quran ditempatkan pada posisi sakral yang menyediakan ruang pemahaman dogmatis-ideologis, namun ada sentuhan esoterik yang kuat dengan penalaran budaya Jawa. Menurut Nashr Hamid, secara aksiomatis fenomena pemikiran di mana pun memang tidak tumbuh terlepas dari warna sosial dan budaya atau kondisi obyektifnya. Sebab, pemikiran tidak lain merupakan jawaban atau solusiatas suatu persoalan sosial maupun budayayang bersifat mengubah atau mempertahankan. Itu sebabnya, tulisan ini bermaksud menyajikan perkembangan intelektualisme Indonesia dalam bidang tafsir.

Sejarah Perkembangan Tafsir al-Quran


Manna Qaththan memberikan arti etimologis terhadap kata tafsir sebagai upaya menjelaskan, menyingkap dan menampakkan atau menerangkan makna yang abstrak. Adapun al-Zarkasyi, secara terminologis, mengartikannya sebagai ilmu untuk memahami Kitabullah yang diwahyukan kepada Muhammad, menjelaskan maknanya dan mengeluarkan hukum serta hikmahnya. Dengan kata lain, tafsir dapat pula dipahami sebagai teori interpretasi ayat dengan berbagai pendekatan analisis, seperti linguistis, semiotis dan hermeneutis. Arkoun lebih jauh menjelaskan bahwa jika al-Quran dapat dibaca, maka tentunya dapat pula ditafsirkan dengan berbagai pendekatan dan cara. Kaum muslim yang berpegang pada satu pembacaan atau penafsiran tertentu saja tidak menyadari berbagai kerumitan dalam memahami al-Quran dan mengabaikan kedalaman serta kekayaannya. Dengan demikian, tafsir merupakan ilmu yang sangat penting, karena al-Quran, seperti digambarkan Abdullah Darraz, bagaikan intan yang setiap sudutnya memancarkan cahaya yang berbeda dengan apa yang terpancar dari sudut-sudut lain, dan tidak mustahil jika anda mempersilakan orang lain memandangnya, maka ia akan melihat lebih banyak dari apa yang anda lihat. Itu sebabnya, ulama terus melakukan penafsiran terhadap al-Quran. Penafsiran yang mereka lakukan dari generasi ke generasi terus pula mengalami perubahan dan perkembangan corak, kodifikasi maupun metodenya. Menurut catatan Quraish, dari masa Rasulullah sampai datangnya zaman modern, terdapat enam corak tafsir, yakni corak sastra-bahasa, corak filsafat dan teologi, corak penafsiran ilmiah, corak fiqh atau hukum, corak tasawuf, dan corak sastra budaya kemasyarakatan. Adapun kodifikasi tafsir mengalami tiga tahap perkembangan. Pertama, masa Rasulullah sampai permulaan masa tabiin yang masih bersifat oral (lisan). Kedua, kodifikasi tafsir digabung dengan penulisan hadits pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz (99 101 H.). Pada umumnya adalah tafsir bil matsur. Ketiga, dimulai dengan penyusunan kitab-kitab tafsir secara khusus dan independen sejak masa al-Farra (w. 207 H.). Khusus perkembangan metode tafsir, dewasa ini seiring dengan perjalanan filsafat Barat, di dunia Islam mulai diramaikan dengan metode tafsir hermeneutic.

Perkembangan Tafsir al-Quran di Indonesia


Hasil penelitian disertasi Azyumardi menunjukkan bahwa ulama Nusantara yang pertama kali melahirkan karya tulis di bidang tafsir al-Quran adalah Abdul Rauf bin Ali al-Fansuri al-Singkili, yakni Kitab Turjuman alMustafid. Santri Ibrahim al-Kurani ini selain seorang ahli tafsir juga seorang sufi kenamaan pada masanya. Bahkan, aliran tarekat Syatariyah yang dikembang-kannya memiliki pengaruh yang luas di Indonesia,

khususnya di Jawa dan Sumatera. Dalam bidang mistisisme Islam ini, al-Sinkili menyajikan karya besar-nya yang berjudul Daqaiq al-Huruf. Sebagai seorang ahli tafsir yang mendalami tasawuf sangat dimaklumi apabila corak tafsir al-Sinkili memang mengesankan warna ortodoksi. Tetapi, sebagai karya tafsir paling awal di negeri ini Turjuman alMustafid tergolong memiliki prestasi istimewa, karena beredar luas di kepulauan Melayu. Lebih dari itu, edisi cetaknya juga bisa ditemukan di beberapa negara seperti Singapura, India, Kairo, Istambul, Makkah hingga Afrika Selatan. Ketinggian nilai karya intelektual al-Sinkili ini juga terlihat dari seringnya dicetak ulang di Timur Tengah. Bahkan, edisi terakhirnya juga bisa ditemui di Jakarta sampai tahun 1981-an. Fenomena yang tersebut belakangan ini sekaligus juga menunjukkan bahwa karya tafsir putra Aceh tersebut masih diminati kaum muslim hingga dewasa ini. Menilai karya tafsir al-Sinkili, beberapa Indonesianis saling berbeda pendapat. Misalnya, Snouck Hurgronje, menganggapnya sebagai terjemahan dari Anwar al-Tanzil karya al-Baidhawi. Sedangkan Rinkes dan Vorhoeve mengatakan bahwa Turjuman al-Mustafid bersumber dari berbagai kitab tafsir berbahasa Arab. Pendapat ini di belakang hari dikoreksi oleh Ridell bahwa selain merupakan terjemahan dari al-Baidhawi, Turjuman juga karya terjemahan dari Tafsir Jalalain (Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin al-Suyuti). Ridell juga menambahkan bahwa pada beberapa bagian tertentu al-Sinkili memasukkan pandangan-pandangan dalam Tafsir al-Khazin (w. 741/1340). Identifikasi ini penting bukan hanya untuk menilai corak dan metode tafsir Turjuman al-Mustafid, tetapi juga untuk mengungkap keterkaitan al-Sinkili dengan beberapa gurunya dalam jaringan ulama Timur Tengah dan Nusantara, serta menunjukkan jalur-jalur penyebaran ilmu-ilmu keislaman di Indonesia. Misalnya, pemilihan al-Sinkili terhadap Tafsir Jalalain sebagai sumber utama dalam karyanya jelas karena ia memiliki mata rantai yang menghubungkannya dengan Jalaluddin al-Suyuti, yakni melalui Ibrahim al-Kurani dan alQusyaisyi (keduanya merupakan guru sufi al-Sinkili). Fenomena jalinan kelindan ini ditengarai oleh Azyumardi sebagai determinan perkembangan intelektualisme Islam di Timur Tengah dan Nusantara. Sebagai murid dari al-Kurani sewaktu belajar di Makkah (1640) membawa al-Sinkili masuk dalam jaringan ulama Timur Tengah. Sebagaimana telah diketahui al-Kurani adalah guru sufi al-Singkili. Dalam tradisi sufisme otoritas penyebaran ilmu oleh seorang murid bisa dimiliki hanya atas dasar ijazah yang diberikan oleh sang guru. Oleh karena itu, setelah menerima ijazah dari guru sufinya itu, al-Sinkili berkewajiban menyebarkan ilmu sesuai dengan rangkaian perawi yang saling kait-mengkait. Salah satu mata rantai perawi itu adalah Jalaluddin al-Suyuti, sehingga al-Sinkili diharapkan lebih dapat memilih Tafsir Jalalain dari pada karya-karya tafsir yang lain. Kecenderungan untuk bersandar pada ulama dalam jaringan ini juga terlihat jelas dari karya-karya al-Sinkili di bidang fiqh, kalam dan tasawuf. Mekanisme jaringan dalam pengembangan ilmu-ilmu keislaman di Timur Tengah dan Nusantara ini setidaknya memiliki dua akar historis yang menjadi pijakannya. Pertama, tradisi oral (dakwah bil lisan) pada masa Rasulullah hingga masa tabiin telah menciptakan mata rantai perawai (dai) yang saling berhubungan satu dengan lainnya. Kedua, fragmentasi sosial-keagamaan pada masa sahabat, khususnya pada era kekhalifahan Utsman dan Ali, menyebabkan jaringan antar perawi tersebut bercirikan ideologi dan menjadi dogmatis. Itu sebabnya mengapa terjadi jaringan ulama sesuai dengan madzhab atau aliran dalam bidangnya masing-masing.

Secara sosiologis, jaringan ulama Timur Tengah dan Nusantara, dengan demikian, memiliki peranan yang besar dalam pengembangan peradaban Islam di Indonesia. Al-Singkili dengan Turjuman al-Mustafid-nya, walaupun dipandang sebagai karya terjemahan, namun ia merupakan satu-satunya yang terlengkap dan berhasil mentransformasikan tradisi keilmuan Islam ke Nusantara. Pada abad ke-19 M., baru disusul dengan terbitnya karya tafsir syekh Nawawi al-Bantani di Mesir. Nama al-Nawawi, sebagai seorang pemikir Nusantara, hampir terlupakan dalam sejarah intelekatualisme Islam Indonesia. Hal ini dikarenakan perjalanan panjangnya sebagai ulama tidak berakhir di tanah kelahirannya sendiri. Sejak usia muda ia telah pergi ke Makkah, Madinah Mesir dan Syams demi menuntut ilmu pada beberapa ulama besar di sana. Sekembalinya dari beberapa negeri sebrang al-Nawawi belajar lagi di Karawang Jawa Barat, selanjutnya mengajar di tempat asalnya, Desa Tanara. Akan tetapi, keadaan di Nusantara secara umum tidak mendukung kegiatannya, karena kolonial Belanda selalu mengawasi dan membatasi ruang gerak ulama. Sampai akhirnya al-Nawawi memutuskan kembali ke Makkah untuk mengajarkan ilmunya. Di Makkah, al-Nawawi menetap di Syiib Ali sampai akhir hayatnya. Di Makkah, al-Nawawi dikenal sebagai seorang penulis produktif. Karya-karyanya tersebar luas di Mesir, baik dalam bentuk artikel-artikel maupun tulisan lengkap tentang tafsir al-Quran. Karya tafsir al-Nawawi yang terkenal luas di Timur Tengah dan terutama di kalangan pesntren di Indoensia adalah al-Tafsir alMunir li Maalim al-Tanzil. Sebagaimana kitab-kitab klasik lainnya, tafsir al-Munir yang disebut juga oleh al-Nawawi dengan Kitab Murad Lubaid fi Kasyfi Maani al-Quran al-Majid tidak ditulis dengan mencantumkan daftar referensinya. Sebagian besar isi kitab tafsir ini menekankan pada penjelasan ayat demi ayat berdasarkan analisa bahasa. Tetapi, untuk beberapa ayat dan surat dikaitkan dengan hadis-hadis, sebab-sebab turunnya ayat dan pendapat para sahabat. Menurut Hafiduddin, tafsir al-Munir milik al-Nawawi lebih menekankan pada analisis ayat-ayat al-Quran berdasarkan aspek bahasanya. Atas dasar itu, ia juga menyamakan al-Munir dengan tafsir Jalalain. Keduanya juga sama-sama menggunakan tafsir bil riwayah atau tafsir bil matsur. Akhirnya, Hafiduddin mengelompokkan Tafsir al-Munir ke dalam tafsir am atau tafsir tartibiy, yakni tafsir yang ditujukan kepada semua ayat al-Quran, dari surat al-Fatihah hingga surat al-Nas. Dengan demikian, tafsir al-Munir ini juga memiliki kesamaan dengan Turjuman al-Mustafid yang menunjukkan karakteristik serupa. Dua catatan cukup menarik tentang tafsir al-Munir ini disampaikan oleh Steenbrink dan Hafiduddin. Pertama, dalam tafsir al-Munir ada juga kecenderungan untuk menafsirkan al-Quran secara kontekstual. Hal ini terlihat dari kuatnya kecenderungan Nawawi dalam mementingkan asbab al-nuzul saat memahami kandungan suatu ayat atau surat. Kedua, meskipun tafsir al-Munir tergolong tafsir am, ada orientasi yang jelas di dalamnya untuk menanamkan dasar-dasar akidah dan keyakinan yang kuat tentang Keesaan Allah dan ajaran-ajaran-Nya. Catatan kedua pemerhati tersebut menjadi menarik, karena sejak sebelum Turjuman al-Mustafid dan sesudahnya sampai dengan tafsir al-Munir, tidak ada tafsir lain karya ulama Nusantara yang selengkap dua tafsir tersebut, kecuali tafsir-tafsir dari beberapa ayat dalam surat tertentu. Misalnya, telaah baru-baru ini ditemukan bahwa sebelum Turjuman al-Mustafid ada sepenggal tafsir surat al-Kahfi. Karya ini diperkirakan ditulis pada masa Hamzah Fansuri atau Samsuddin al-Sumatrani, dan mengikuti tradisi penafsiran alKhazin.

Baru pada awal abad ke-20, Hamka mulai mengemukakan prinsip-prinsip dasar Islam dengan cara memberi komentar terhadap ayat-ayat al-Quran. Karya putra Padang (Sumatra Barat) ini merupakan embrio baru tafsir al-Azhar yang kelak menjadi karya penting. Hal ini diantaranya ditunjukkan dengan munculnya karya penelitian disertasi Yunan Yusuf dari Pascasarjana IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjudul Corak Pemikiran Kalam Tafsir al-Azhar: Sebuah Telaah tentang Pemikirann Hamka dalam Teologi Islam. Selain Hamka, pada periode ini Mahmud Yunus juga sedang mengerjakan karya tafsirnya. Ulama yang juga putra Minangkabau ini pada masanya boleh dibilang satu-satunya intelektual yang melakukan kegiatan penafsiran al-Quran. Dia memulai kegiatannya dengan menggunakan tulisan pego, yakni Bahasa Melayu atau Bahasa Indonesia yang berbentuk tulisan Arab. Kerja keras Mahmud Yunus ini pada tahun 1922 membuahkan karya terjemahan al-Quran, yang kelak menjadi dasar bagi karya tafsirnya yang berjudul Tafsir al-Quran al-Karim. Padahal, menurut catatan Federspiel, pada saat itu para sarjana muslim sedang giat-giatnya mengharamkan penerjemahan al-Quran. Namun, fenomena ini tidak membuat gentar Yunus, karena beberapa tahun kemudian ia telah mendapatkan fatwa dari ulama Universitas al-Azhar bahwa menerjemahkan al-Quran itu tidak haram. Tradisi penafsiran al-Quran ini terus berlanjut, sehingga pada tahun 0491-1941, bersamaan dengan terjadinya perdebatan politik antara kaum nasionalis dan nasionalis Islam, bermunculan buku-buku mengenai tafsir al-Quran. Misalnya, Munawwar Khalil menulis sebuah buku dengan judul Kembali Kepada al-Quran dan Sunnah. Hamka menerbitkan tafsir Juz Amma dengan judul al-Burhan. Dalam karyanya ini, Hamka mencoba memadukan pendapat-pendapat mufassir klasik abad pertengahan Islam, seperti alBaghdadi, Ibnu Katsir dan al-Tibbi dengan pendapat kaum modernis Mesir, seperti Muhammad Abduh dan Thanthawi Jauhari. Sedangkan Munawwar Khalil telah mempersiapkan tafsir al-Quran dalam Bahasa Jawa yang berjudul Tafsir Quran Hidayat al-Rahman. Selain itu, muncul pula Ahmad Surkati dengan karyanya yang berjudul Zedeleer uit den Quran. Buku ini sebagaimana judulnya memang ditulis dengan menggunakan Bahasa Belanda. Tradisi Surkati ini lalu dikembangkan oleh Ibnu Idrus dalam Gouden Regels uit den Quran. Kemudian, pada tahun 1920-an Cokroaminoto memperkenalkan terjemahan kitab tafsir karya Maulevi Mohammed Ali dari Lahore yang terbit di Medan pada tahun 1941. Setelah itu, Mahmud Yunus bersama H.M.K. Bakry menerbitkan Tafsir al-Quran al-Karim pada tahun 1930. Tradisi penulisan dan penafsiran al-Quran tersebut sampai masa penjajahan Jepang (19421945) tidak produktif kembali. Kecuali pada masa demokrasi liberal (19501957) muncul beberapa karya tulis tentang al-Quran, seperti Pelajaran Tafsir al-Quran (0411) karya Munawar Khalil dan Ibnu Idrus; serta al-Furqan dan al-Djawahir karya Ahmad Hasan. Pada masa demokrasi terpimpin (19571966) tampil Buya Hamka dan Hasbi Ashiddiqiy. Karya Hamka yang berjudul Tafsir al-Azhar merefleksikan kekacauan politik pada masanya, karena tafsir ini ditulis pada saat Hamka berada di penjara. Adapun Hasbi menerbitkan Tafsir alQuran al-Madjid dalam beberapa jilid pada tahun 1960-an. Karya Hasbi ini dipublikasikan secara khusus dalam majalah Gema Islam, sebuah majalah edisi mingguan yang cukup populer saat itu. Pada perkembangan berikutnya, Tafsir al-Quran al-Madjid mengalami perubahan nama menjadi Tafsir al-Nur untuk generasi pertama dan Tafsir al-Bayan untuk generasi ketiga. Pada masa Orde Baru (19671998), dalam program pembangunan bidang keagamaan, Menteri Agama menggagas penerbitan buku-buku teks kajian al-Quran. Untuk keperluan ini, pemerintah membentuk suatu

badan yang terdiri dari dosen-dosen IAIN guna menyusun tafsir al-Quran. Pembentukan badan oleh Depag RI ini berhasil menerbitkan dua produk intelektual yang menjadi catatan penting dalam sejarah perkembangan tafsir di Indonesia. Pertama, al-Quran dan Terjemahannya yang menelusuri pengaruh alQuran dalam sejarah perkembangan peradaban manusia. Karya ini ingin mengekspresikan pandangan bahwa al-Quran dapat digunakan sebagai suatu model pembangunan. Kedua, al-Quran dan tafsir-nya, merupakan upaya untuk menciptakan tafsir resmi yang dapat memberikan orientasi pada para pendidik dalam mengajarkan al-Quran di dunia modern. Analisis terhadap Tafsir al-Quran di Indonesia Abad ke-20 Berdasarkan metodenya, Federspiel mengelompokkan karya tafsir di Indonesia abad XX ke dalam empat kategori. Pertama, pada paroh pertama abad ke-20, ditandai dengan penerjemahan dan penafsiran secara terpisah-pisah. Kedua, merupakan penyempurnaan generasi pertama, yakni melakukan penerjemahan secara lengkap yang dilakukan pada pertengahan tahun 1960-an. Ketiga, pada tahun 1970-an mulai memberikan komentar-komentar yang luas terhadap teks. Periode selanjutnya, standarisasi terjemah dan tafsir al-Quran oleh Departemen Agama RI, serta ditandai dengan kemunculan tafsir Indonesia kontemporer. Pada generasi kedua, terdapat tiga karya yang representatif, yakni Tafsir al-Furqan karya Ahmad Hasan (18871962), Tafsir al-Quran karya Zainuddin Hamidiy (w. 1957), dan Tafsir al-Quran al-Karim karya Mahmud Yunus (18991973). Dalam belantara pemikiran tafsir di Indonesia, ketiga karya intelektual muslim awal abad ke-20 ini cukup populer, karena telah lama dipublikasikan dan dicetak berulang-ulang. Mengapa ketiganya dikelompokkan dalam satu generasi, menurut Federspiel, disebabkan adanya beberapa kesamaan dalam format dan isinya. Ketiga kitab tafsir tersebut sama-sama menempatkan teks Arabnya pada margin kanan dan terjemahan-nya di sebelah kiri. Selain itu, ketiganya juga memberikan catatan kaki (footnote) untuk terjemahan Bahasa Indonesianya dan setiap bagian yang merupakan tafsir suatu ayat. Bahkan. Ketiganya juga memiliki kesamaan tentang definisi istilah-istilah dalam al-Quran, masalah-masalah yang ditemukan dalam penerjemahan, dan definisi tentang konsep-konsep dasar dalam Islam. Pada generasi ketiga, juga terdapat tiga contoh karya tafsir yang mewakili masanya. Pertama, Tafsir alBayan Hasbi Ashiddiqi (1904975), Tafsir al-Quran al-Karim Abdul Halim Hasan (1969), dan Tafsir al-Azhar Buya Hamka. Karakter yang tampak dari ketiga tafsir ini adalah sama menekankan pada kontekstualisasi ajaran al-Quran dan pemikiran Islam. Selain itu, seperti halnya tafsir generasi kedua, ketiga tafsir ini sama sama memberikan perhatian pada pendefinisian istilah-istilah, memiliki bagian ringkasan yang ditempatkan di bagianawal setiap surat, berisi penjelasan tentang berbagai tema, hukum dan aspek-aspek penting dalam suatu surat. Namun, dari segi penyampaian kandungan al-Quran ketiganya memiliki perbedaan cara. Ashiddiqi dan Hamka lebih memilih penyajian bagian-bagian pendek yang terdiri dari beberapa ayat (satu sampai lima ayat) dan menjadikan satu teks Arab dengan terjemahannya. Setelah itu, diulas dengan memberikan penjelasan panjang hingga lima belas halaman tersendiri. Adapun Halim Hasan lebih mendekati pada model penyajian karya tafsir generasi kedua. Perkembangan corak dan metode tafsir generasi ketiga ini diikuti dengan kemunculan tafsir dan terjemahan al-Quran dari Departemen Agama. Kemunculan tafsir al-Quran versi pemerintah ini memberikan corak

tersendiri dalam kajian keislaman di Indonesia. Setidaknya, tafsir dan terjemahan al-Quran madzhab Departemen Agama dapat mencipatkan ruang pertemuan bagi berbagai kelompok aliran penafsiran yang berbeda-beda. Itu sebabnya, pada periode ini disebut juga dengan era standarisasi terjemah dan tafsir alQuran oleh Departemen Agama Republik Indonesia. Kesimpulan Sepanjang sejarah perkembangan Islam di Indonesia dari abad ke13-19, baru terdapat dua ulama Nusantara yang menyajikan karyanya secara lengkap di bidang tafsir al-Quran, yakni Turjuman al-Mustafid karya Abdul Rouf al-Sinkili (abad ke-17) dan Tafsir al-Munir karya Syekh Nawawi al-Bantani (abad ke-19), yang ditulis dengan menggunakan Bahasa Arab. Tradisi penulisan tafsir al-Quran yang telah berkembang sejak lama di Nusantara itu menciptakan academic atmosphire yang sangat signifikan bagi perkembangan kajian keislaman (Islamic studies) di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan munculnya beberapa karya tafsir al-Quran pada abd ke-20, yang oleh Federspiel dikelompokkan menjadi empat generasi. Generasi pertama, sampai tahun awal 1960-an ditandai dengan penerjemahan al-Quran secara terpisah-pisah. Kedua, mulai pertengahan tahun 1960-an muncul karya terjemahan al-Quran yang semakin lengkap. Ketiga, sejak tahun 0420-an mulai menekankan pada tafsir alQuran itu sendiri. Kemudian dilanjutkan dengan upaya standarisasi tafsir dan terjemah al-Quran oleh Departemen Agama RI, serta munculnya tafsir kontemporer yang menekankan pada perbaikan istilah dan bahasa. Selain menciptakan ruang akademik, sedikitnya tradisi penafsiran al-Quran oleh ulama Nusantara juga telah menunjukkan warna keislaman tersendiri, yang sarat dengan pesan-pesan budaya negeri ini. Hal ini tidak lain merupakan refleksi dari kuatnya etos intelektual dan keulamaan para ilmuwan negeri ini. Wallahu alam bis shawab.

BP129.18T124M 1992 : Pub Year: 1992 1 copy available at ISTAC Library, Kuala Lumpur

XX(456649.1) Tafsir ayat al-amthal wa-al-hukm fi al-qur'an al-karim Salamat, Muhammad Husayn Pub Year: 2009 No copies available in any library. 1 Copy on order.

XX(449014.1) Manhaj ibn al-'Arabiy : fi tafsir ahkam al-qur'an al-karim Kafi, MansurFadhil. Pub Year: 2010 No copies available in any library. 2 Copies on order. XX(448956.1) al-Tafsr al-wajz al hmish al-Qurn al-karm wa-maahu asbb al-nuzl wa-qawid al-tartl Zuayl, Wahbah No copies available in any library.

BP129.42T124M 1985 : Pub Year: 1985 1 copy available at ISTAC Library, Kuala Lumpur

BP130.4 T124E4 2009 An explanation of the last tenth of the noble Qur'an : also with crucial matters in the life of a Muslim Pub Year: 2009 1 copy available at Central Library, Gombak BP130.4 T124T8 2009 Tafsir al-'ushr al-akhir dari al-Quran al-karim : disertai hukumhukum penting bagi seorang muslim Pub Year: 2009 1 copy available at Central Library, Gombak XX(434474.1)

Ma'alim al-tafsir al-maqasidi li al-Qur'an al-karim : ayat al-khamr namudhajan Nashwan Abdo Khaled Pub Year: 2010 2 copies available at Central Library, Gombak

t BP 128.17 I14A 2010 : Ibrahim Mohd Sobki Pub Year: 2010 2 copies available at Central Library, Gombak

XX(392133.1) :b /c Ameena Cassim Pub Year: 2009 2 copies available at Central Library, Gombak

In the Name of Allah, the Most Compassionate, the Most Merciful


A Review Article

The Qur'an and its Translators*

By 'Ali Qull Qara'i.

World Bibliography of Translations of the Meanings of the Holy Qur'an, Printed Translations 1515-1980, ISMET BINARK and HALIT EREN, edited with an introduction by EKMALEDDIN IHSANOGLU, Istanbul: Research Centre for Islamic History, Art and Culture

(IRCICA, P. 0. Box 24, Besiktas, Istanbul, Turkey), 1406/1986, xcix+880+34. ISBN 92-9063-111-2. Qur'an-e Karim ke Urdu tarajim ("Urdu Translations of the Noble Our'an"), Dr. Ahmad Khan, ed. by Sayyid ' Abd al-Quddlis Hashimi, Islamabad: Muqtadirah Oawmi Zaban, 1987, p. 296.

Introduction. The Centre for the Translation or the Qur'an. Earliest Translations in Different Languages. The Translators of the Qur'an.
Afrikaans Bengali Albanian Brahui Amharic Buginese Armenian Bulgarian Assamese Burmese Balochi Chinese

Introduction: The Qur'an has been without doubt the most influential book in the history of mankind, in the same way as the great Prophet to whom it was revealed has been the most influential of men. Together they have heralded a new and ultimate era in the history of mankind. This influence is bound to increase with the development of man's awareness of the higher dimensions of human existence and with the removal of the obstacles that bar humanity from its Godward journey. Neither prose nor poetry, it surpasses all human composition with the celestial music of its rhythms, the profundity of its meanings, its universality of appeal, its wonderful clarity, eloquence, sublime rhetoric, and above all its deep and passionate concern for the good of all human beings, which permeates all its chapters and verses. The beauty and sublimity of the Qur'anic discourse is something which has to be discovered directly by everyone to the extent of his capacity and effort, for the richness of the Qur'an is inexhaustible. Unlike other masterpieces of world literature and scriptures, whose interest and appeal is limited to an audience with a particular literary taste or some religious creed, the Qur'an is the book of the ordinary human being, and meant for each and every human being. It addresses every human individual qua human being and creature of God.

Since the first century of Hijrah, continuous efforts have been made by Muslims to make the meanings of the Qur'an accessible to non-Arab communities. There have also been several unfortunate attempts to translate the Qur'an with a hostile intent or deviant purpose. In such cases, the great healer, the Qur'an, has only aggravated the sickness of those who approached it with a malicious motive, and this great spring of spiritual life has had the effect of the deadliest of poisons. Despite the enormous amount of effort that has been made during the past centuries and notwithstanding the numerous translations that have appeared in many languages of the world and the new ones that continue to appear almost every year, an error free translation of the Qur'an in any language including Persian and Urdu which have been closest to the Qur'anic culture-still remains an unfulfilled dream. Apart from matters pertaining to literary expertise in classical Arabic and the target language, familiarity with the vast field of Qur'anic sciences and especially with the hermeneutic tradition of the past 14 centuries and the works of major exegetes is essential for the translator of the Qur'an. The Qur'an is the book of life meant to last until the Day of Judgment. Its meanings and concerns are perennial and everlasting. Its roots are firm, and its branches are in heaven; it gives its produce every season by the leave of its Lord (14:25). It is an exhaustible source of meaning, meeting the needs of changing times, though its words and diction remain fixed and unchangeable. Thus the human effort to extract its meanings is an unending task of interpreting and understanding the Qur'an, an understanding that links the eternal to the temporal, the terrestrial to the celestial, the mundane to the transcendent, and the relative to the Absolute. Hence in every era efforts have to be made to translate the Book in the language of the day and to interpret it in the light of accumulated human knowledge and Qur'anic scholarship. In view of this perpetual necessity, there is the need to develop a sound and systematic methodology for translating and interpreting the Qur'an in different languages of humankind, for to translate the Qur'an is to interpret it. For the purposes of such a project it might be essential to undertake a study of the existing translations and to evaluate them from the viewpoint of literary strength, loyalty to the meanings of the original, propriety and precision of the words and expressions used in the translation, and, above all, the translator's degree of familiarity with the exegetical tradition and the corpus of hadith narrated from the Prophet (S) and the Imam's of the Prophetic Household (a). They are the interpreters of the Qur'an par excellence, for it is they who are the first addressees of the Qur'an, and to them one must refer for settling questions relating to Qur'anic hermeneutics as well as for authoritative interpretation in cases of disagreement in interpreting Qur'anic verses al1d determining the Qur'anic viewpoint concerning various issues. That which could be very useful in this regard is some kind of a manual that might offer almost a verse to

verse guidance to the translator, especially if the translation is being done from existing translations and the relavant works are not accessible to the translator. The Centre for the Translation or the Qur'an: This centre which has been established in recent years by the Awqaf and Charities Organization of the Islamic Republic of Iran in the city of Qum is in the process of preparing a comprehensive study of the problems involved in the translation of the Qur'an and the frequent errors of translation and interpretation made by translators. Its long-term goal is to publish reliable translations of the Holy Qur'an in various languages of the world beginning with some of the major modern languages. Presently it is engaged in collecting all the existing translations of the Qur'an in various languages. Until now it has collected more than 200 translations and editions in nearly 50 languages. It has issued a call for the cooperation and assistance in this project of all interested scholars and institutions throughout the world so that a unique world collection of the translations of the Qur'an, complete and partial, accessible to scholars and researchers throughout the world, could be established. It has also plans to make the translations available on computer diskettes so as to make them available to researchers and scholars for future work. The Centre has also called upon Qur'anic scholars and experts throughout the world to assist it in the task of precise evaluation of the existing translations in different languages. The Awqaf Organization has also established a major publishing house in the city of Qum with considerable printing facilities, with an annual capacity of printing about 3 million copies, for the purpose of making the Qur'an and its translations available to Muslim communities throughout the world. ***** The field of Qur'anic studies is a vast discipline that is constantly expanding. Every year there appear numerous works dealing with diverse aspects of the Qur'an and some of the earlier works become available for the first time in print. Apart from scores of articles in various journals and theses that are written (see the Qur'anic bibliography of 'Abd al-Jabbar al-Rafa'i, Mu'jam al- dirasat al-Qur'aniyyah [Qum: Markaz-e Farhang wa Ma'arif-e Qur'an 1372 H. Sh./1993J which has 4150 classified entries on 72 topics, there are now several scholarly journals devoted exclusively to Qur'anic studies such as: Bayyinat, a quarterly journal in Persian published by Mu'asseseh-ye Ma'arif-e Islamiye Imam-e Rida (a), based in Qum (P.0.Box 37185-167, Qum).

Payam-e Qur'an, a Persian quarterly published by Dar al-Qur'an al-Karim, also based in Qum (P. 0. Box 37185-151) which also publishes Risalat al-Qur'an, an Arabic journal. Mubin, also in Persian, published by Danishgah-e Azad-e Islami (Free Islamic University), Arak (P. 0. Box 38135-1489, Arak,Iran). Shishmahi-ye 'Ulum al-Qur'an, a six-monthly journal published by Idareh-ye 'Ulum alQur'an, based in Aligarh (P. 0. Box 99, Sir Sayyid Nagar, Aligarh, 202 002, India). AITawhid, Vol. XII, No.215 The first bibliography, published by IRCICA, lists editions of complete printed translations of the Qur'an in 65 languages as well as editions of selections and partial translations published until 1980, Translations appearing after 1980 (in Ieranon, Zulu, Tegalog, Fulani and Wolof languages) have been left for a future edition. Some commentaries are also included as they also often include a translation of the Qur'an. Included in this vast survey, unprecedented in its scope, are listed about 551 complete translations and 883 selections and partial translations in 65 languages. The complete translations, so far as the survey has recorded their different editions, were printed 829 times and the selections and partial works 409 times. The total numbers of editions listed is 2072. A total of 135 library catalogues, national bibliographies, indices, papers, articles, as well as library collections in different centuries were researched. Prof. Ihsanoglu has written a preface and an introduction (whose Arabic version appears at the end), entitled "Introduction to the History of Translating the Meanings of the Holy Qur'an ." The introduction is followed by a mention of the rules adopted in the arrangement of the entries and the sources of reference. A name, title, and a chronological index are placed at the end. In the introduction the author gives an outline of the views of Muslim scholars and jurists concerning the translation of the Qur'an in general and its use as a substitute for the Arabic original in prayer. The general opinion of the Islamic schools of law considers the translation of the Qur'an as legitimate or even necessary, but disapproves of its use as a substitute for Arabic in prayer. The editions under every language are listed alphabetically according to the names of the translators and under each name, mostly, in a chronological order. The available particulars pertaining to an edition, including the title, number of volumes, number of the edition, place and year of publication, and names of publisher and printer are

given. The size of the published work, the number of pages pertaining to every volume as well as the script of the translation are mentioned under every entry with the sources of reference. Occasionally, there are additional remarks about the nature of the work, and the background of the translator, Translations whose authors are unknown as well as those undertaken by teams of scholars are mentioned under entries marked "Anonymous" and placed at the end of the list pertaining to a given language. Whereas the general rule followed is to list the names of the translators according to the their last or family names, the rule followed elsewhere, such as in the case of Urdu, is to list them in the order of the first name. Accordingly Shah Wali Allah's name appears under "Qutb al-Din Ahmad b. 'Abd al-Rahim" (p. 356-464), Another similar instance is that of Husayn wa'iz Kashifi, mentioned under "Kamal al-Din," Admittedly, it is difficult to follow a general rule when listing names of Muslim authors, especially the names of those belonging to the Indian subcontinent which often do not follow a fixed pattern, but it seems best to list famous authors by the names by which they are wellknown. As most of the bibliographical details were gleaned from the sources and the authors did not have direct access to most of the works, some errors in determining the exact nature and content of some works and their ascription to authors and translators were inevitable. For instance, a translation in Esperanto by Italo Chiussi is mentioned among Spanish translations (also mentioned under Esperanto). This is particularly true of languages in which there is a large number of works, such as Urdu and Persian. Due to problems of access some of the information given is incorrect. For instance, Abu al-Fath al-Jurjani's Tafsir-e Shahi (p. 344) is not a translation of the Qur'an but a work on ayat al-ahkam in Persian. The Fath al-'Aziz, or Tafsir-e .Azizi (apparently an incomplete commentary by Shah 'Abd al-'Aziz in Persian, whose Urdu translation is known as Bustan al-tafasir) is ascribed to Shah Rafi' al-Din. The IRCICA plans to update and revise this valuable bibliography every ten years if conditions permit. As promised by Prof. Ihsanoglu, the Director General of the lRCICA, in his preface, the project in its next stage will cover translations in manuscript form as well as oral translations. The list of translations given here, except for those in Urdu, is based mainly on this bibliography. The list of Urdu translations is based mainly on the bibliography of Urdu translations by Dr. Ahmad Khan, which is more up-to- date. It has 1011 entries of editions of complete and partial translations, of which 442 pertain to complete and 569 to partial works. Of these, according to the author's estimate, there are about 164 complete translations.

Earliest Translations in Different Languages: Based on Muhammad Hamidullah's study, Prof Ihsanoglu, in his introduction to the IRCICA bibliography, gives the following details about the first translations of the Qur'an in different languages, beginning with those of Asia. Persian: The first translation, a team effort, was that of al-Tabari's Tafsir done in the period of the Samanid king Abu Salih Mansur ibn Nuh (348-364/961-976). The first printed Persian commentary was Mawab-e 'Aliyyah or Tafsir-e Husayni (Calcutta 1837). Turkish: According to one opinion a Turkish version of al-Tabari's Tafsir was prepared simultaneously with the Persian version of it. According to another opinion the Turkish version was prepared a hundred years later in the 5th/llth century. None of these is, however, extant. The first Turkish translation to be published was the Tafsir al-Tibyiin (Cairo 1842). Urdu: The first complete translation in Urdu is commonly considered to be made by Shah Raft al-Din in 1190/1776. Its first edition was published in Calcutta in 1840. It was followed by the translation of Shah 'Abd al-Qadir in 1205/1790 and its first edition was published in Delhi in 1829. Both were sons of Shah Wali Allah. There is an old translation in Deccani Urdu done in the beginning of the l0th century. The first printed partial translation in Urdu in Basa'ir al-Qur'an was by Nikhat Shahjahanpuri (Bombay 1731). Bengali: The first complete translation was by Garish Chandra Sen, a Brahmin, in 1881-1886. Views differ as to the first partial translation. According to one opinion it was the translation of the 30th Juz' by Ghulam Akbar 'Ali of Mirzapur in 1868. According to others, the first incomplete translation was by Mawlana Amir al-Din Bachchumiyan. Gujrati: The first complete translation was by 'Abd al-Qadir b. Luqman (Bombay 1879). Kashmiri: The first partial translation was by Muhammad Yahya Shah, published in 1887. Hindi: Reportedly, the first "Hindi" translation was done as early as 2701 883 by an scholar from Iraq deputed by 'Abd Allah ibn 'Umar, the ruler of Sindh, at the request of Raja Mahrook of Punjab and Kashmir. The translation did not go beyond Surat Ya Sin. In view of the fact that the word "Hindi" is understood in the sense of "Indian" by many West Asians, the translation might have been in some Indian language of the

time (see the following para). The first full translation in modern Hindi was done by Dr. Ahmad Shah Masi.hi, a Christian priest (published in 1915). Sindhi: According to Sindhi tradition the first translation was made by in 270/883 by an Arab scholar. This one might be the same as the one mentioned above. The first extant Sindhi translation was done by Akhund 'Azaz Allah Mutta'lawi (1160124011747-1824) and first published in Gujrat in 1870. The first to appear in print was by Muhammad Siddlq (Lahore 1867). Tamil: The first partial translation was by Mustafa ' Alim Hajiyar and Nuh 'Alim Sahib and published in Bombay in 1873. The first complete translation was made by Hablb Muhammad al-Qahirl (Bombay 1883). Pashto: The earliest known commentary in Pashto was by Mawlana Murad 'Ali, completed in 1284/1867 and published in Lahore in 1906. There is reportedly an earlier complete translation in Pashto (Bhopal 1861). Panjabi: The first partial translation was made by Nuwan Kutl Shah, published in Lahore 1885. The first complete translation was by Hafiz Mubarak Allah (published in 1870). Malay and Indonesian: The first translation into Malay was done by 'Abd al-Ra'uf al-Fansurl, of Sinkel, in the province of Aceh, in the middle of 17th century. The first in Indonesian is a selection by Jamayin 'Abd al-Murad published in Fort de Kock in 1926. Malay is the original of the modern Indonesian. Chinese: Shaykh Liu Che translated several chapters of the Qur'an before the beginning of the 20th century and was followed by Shaykh Mufushu, who completed 20 parts before he died. The first printed trans. was by Ma Lian Yuan (Kunming 1889). In 1927 Li Tiezheng made the first complete trans. From a Japanese trans. by Sakamoto Ken-ichi which was in turn made from Rodwell's in English. Japanese: The first trans. was made by K. I. Sakamolo, a Buddhist, from an English translalion; it appeared in 1920. Korean: The first in Korean was made by Young-Sun Kim (Seoul 1971). Swahili: The earliest trans. in any African language was in Swahili, made by Godfrey Dale in 1923. Yoruba: The first complete trans. in Yoruba was made by M. S. Cole and printed in Lagos in 1906.

Latin: The first trans. was made by Robertus Ketenensis in 1143 C. E. (printed in 1543). Spanish: Abraham of Toledo translated 70 surahs at the behest of Alphonse X (12521284), Bonaventure based his French translation on this Spanish text. The first translation in Spanish, by De Jose Garber de Robles, was published in Madrid in 1844. Italian: The first in a modern European language was in Italian by Andrea Arrivabene (published 1547). It was used for the first German translation. German: The first German trans. was made by Solomon Schweigger (printed in Nurenberg in 1616) and formed the basis of the first in Dutch (Hamburg 1641). French: Andre du Ryer, a Frenchman who lived in Istanbul and Egypt for some time, made a direct trans. from Arabic, published in Paris in 1647. Reprinted many times, it formed the basis of many European translations. English: The first trans. was made by Alexander Ross (first printed in London 1648) on the basis of du Ryer's in French. The oldest printed trans. In English recorded in the IRCICA bibliography is a 61 page selection (London 1515). George Sale's was the first to be made from Arabic and was published in London in 1734. It became a source on which many other trans. were based. The Translators of the Qur'an: The following list, mostly of complete translations of the Qur'an, published in about 65 languages of the world is based mainly on the IRCICA bibliography, which lists editions that appeared until 1980 (for languages that do not have a complete translation of the Qur'an, the partial works have been mentioned). Here only the earliest and the last editions given by the sources, separated by a (\), have been mentioned for works with numerous editions. The number of other editions is given at the end of every entry in flower brackets. For Urdu, and to a lesser extent for Persian and Turkish, the lists can only be tentative due to lack of information about the exact nature of 'anonymous' works. The list of complete translations in Urdu is based on the bibliography of Urdu translations compiled by Dr. Ahmad Khan. To give only tentative and approximate figures, the largest number of works, pertains to Urdu (171, including the anonymous translations), followed by Persian (57), Turkish (50), English (41), Bengali (33), German (22), Indonesian, Malay and Javenese (together 19), French (17), Panjabi (14), Sindhi and Spanish (both 13), and Pashto (11). Works not mentioned in either of the bibliographies are cited here with an asterisk on the serial number. The Urdu works mentioned in the 1RClCA bibliography but not by

Ahmad Khan, for some unknown reason, have been cited here with a (?) following the serial number. Common titles have been deleted for reasons of space. 1. Afrikaans: 1. Ismail Abdurrazaak & Shaikh Salih Din, 3 vol. [n.p.] 1960. 2. Muhammad Ahmad Baker, Kaapslad 1961, p. xliv+464.

2. Albanian: 1. H. Sherif Ahmeti, New York, 1992, p. 204.

3. Amharic: 1. [The Koran in Amharic] p. 450. 2. [Anonym] Adis Ababa: Artistic Printing Press Ltd. 1981, p. 457.

4. Armenian: 1. Amirchanjanz, Abraham, Varna 1904. 2nd ed. Varna 1909-1910. 2. Kirishchiyan, Levon Lorentz, Asitane 1911, p. 855+4. 3. Kourbetian, Agop, Varna 1912, p. 654. (incomplete)

5. Assamese: 1. Muhammad Sadr 'Ali, 2nd ed. Gauhati: Lawyers Book Stall 1970, p. xii+978+2.

6. Balochi: 1. 'Abd al-Samad Sarbazi, Qadi & Khar Muhammad Nadawi, 2 vol. Mukran: Al-Jam'iyyat al-Markaziyyah li al-Da'wat al-Islamiyyah 1402/1982, p. 8+932. 2. Hudur Bakhsh, Mawlana, 1st ed. Lahore 1329 H11911, p. 1224.

7. Bengali: 1. 'Abbas 'Ali, Mawlana, Calcutta 1909, p. 976\ 5th ed. [n.p.J Muhammad Naqib al-Din Khan 1939. 2. 'Abd al-Rahman Khan, 4 vol., Dacca: Muhammad Bashi 1962. 3. 'Abd al-Wahid, Calculta: Dar al-Isha'at al-Islamiyyah 1964, p. vi+488. 4. Abu 'Ata' 'Abd al-Sattar, 2nd ed., Calcutta: 'Abd al-Sattar 1916. 5. Abu al-Fadl 'Abd al-Karim, [n.p.] circa 1915. 6. Akhtar Kamal Chaudhary, Chittagong: Akhtar Kamal Chaudhary 1923. 7. Bahadur Taslim al-Din Ahmad, 3 vol., Calcutta: Oriental Printers and Publishers Ltd. 1922-23, 1925. 8. Fadil Muqimi, Mawlawi, [n.p.] Fadil Muqimi 1924. 9. Fadl al-Rahim, Chaudhary, 2 vol., [n.p.J 1931-32. 10. Goldsack, William, Calcutta: Christian Literature Society of India, Bengal Branch 1908-1920. 11. Hakim 'Abd al-Mannan, [n.p.] Taj Company [n.d.]. 12. lchalama sopana, Ibrahim Khan comp. & edited with Ihsan Allah, Dacca: Bangla Academy 1963. 13. Idris Ahmad, Dacca: Idris Ahmad 1330 H. 14. Khadikar, Fayd al-Din Ahmad, [n.p.] Muhammad Shahid Allah 1925. 15. Kuraanula Karima, 3 vol. Dacca: Islamic Academy 1964. 16. Mubin al-Din Ahmad Jahangirnagari, Dacca: Majlis Karim Bakhsh 1921. 17. Muhammad 'Abd al-Bari, Praptisthan: Chiragh 'Ali Book House 1376 H/1969. 18. Muhammad Akram Khan, Mawlana, 5 vol., Dacca 1958-59. 19. Muhammad 'Ali Hasan, 3 vol., Dacca: Osmania Book Depot [n.d,]. 20. Muhammad Habib Allah, [n.p.] Muhammad Habib Allah 1923. 21. Muhammad Naqib al-Din (Khan), Calcutta: Muhammad Naqib al-Din 1925. 22. Muhammad Sayyid, Dacca: Muhammad Ghulam Husayn & Muhammad Khaliq 1968, p. 252. 23. Muhammad Shams al-Huda, Dacca: East Bengal Book Syndicate 195960, p. 11+315. 24. Muhammad Tahir, vol. 5, Calcutta: Madani Mission 1970-72, p.( viii+847)+(?)+( viii+471 )+(xii+400)+(xii+415). 25. Mukhtar Ahmad Siddiqi, Dacca: Muslim Sahitya Samiti 1932. 26. M. 'Abd al-Hakim, Calcutta: Hafiz Muhammad Fadl & Sons Qur'an Publishing Co. 1922. 27. M. Ruh al-Amin, 4 vol., Calcutta: Hanafi Press 1918-1930. 28. Muhammad Hafiz al-Rahman, Bhawalpur 1372 H/1952, p. 964.

29. Qadi 'Abd al-Wudud, Calcutta: Bharati Library 1966. 30. Al-Qur'an al-Karim, Dacca: Islamic Academy 1968, p. 324. 31. Sen, Girish Chandra Sen, 3 parts. Pt. 1, Sherpur Town, Mymemsingh: Charuyantra 1881, p. 384; Pts. 1-2, Calcutta: Vidhan Yantra 1882-1886; p. 385-760; 761-1201\ Calcutta 1979. (5) 32. Tarjumah-e Qur'an Majid, Dacca: Falaih-e 'Amm Trust [n.d,], p. xxvii+1194. translation of Mawdudi's Tafhim al-Qur'an. 33. [Anonymous], al-Qu'ran al-Ka'rim, 3 vol. Dacca: Islamic Foundation 1967, 1969,1971.

8. Brahui: 1. Mui:lammad 'Umar DinpUri, lst ed. Lahore 1916. 2. * 'Abd al-Karim Murad 'Ali Lahri Athari, Madinah 1513. p. 797+8. 3. * Akhtar Muihammad. Mawlana, Quetta: Maktabah Rashidiyyah [n.d.].

9. Buginese: 1. 'Abd Rahman Daeng Matamman Bone, Berzandii, Terjamah baha Bugis, Makassar: Hasanuddin (?) (1970?), p. 40. (a partial translalion)

10. Bulgarian: 1. Tomov, Stefan & Stefan Ya Skulev, (tr. from an English trans.), Rustchuk [1930] p. 536+6.

11. Burmese: 1. * Baseen (?}, [n.p.] 1969, p. 513. (a partial translation?} 2. [Qur'an] Burma, [n.d.].

12. Chinese: 1. Li, Tiezheng, Beijing: Chung Hwa Book Co. 1927, p.464. 2. Liu, Jinbiao, (with commentary}, Beijing: Xinmin Press 1943, p. 844.

3. Shih, Tzu-chuo (Shi Zizhou}, (trans. with commentary, partly based on English translations and on the Chinese translation by Ching-Chai Wang} 1st ed., Taipei: The Committee of China Series 1958, p. 908\ Taiwan: The Chinese Muslim Association of the Republic of China 1978, 908. (3) 4. Wang, Ching-chai, (with commentary; first trans. into Chinese by a Muslim}Beijing 1932\Taipei: Chinese Muslim Association 1964, p. 844. (2) 5. Yang, Jingxiu, Beijing: Beijing Islamic Publishing Co. 1974, p. 456. 6. Yuchen, Li, Xue Ziming & Fan Kangfu (consulted Japanese & English translantions}, Shanghai 1931. 7. Yugin Liya, Pekin 1942. 8. * Shaykh Muhammad Makin, Madinah, 1407 H.

13. Creole: 1. Houssein Nahaboo, Port Louis: Mouvement Islamique des Etudiants [1979], p. 223. (a partial translation}

14. Czech: 1. Hrbek, Ivan, Praha: Odeon 1972, p. 797. 2. Nykl, Aloin Richard, (trans. from Arabic} Prague: [Jaromir Dolensky] 1934, p. xxxi+359\ Prague: [Jaromir Dolensky] 1938, p. xxix+281. 3. Vesely, Ignet, (first complete Czech translation} Praha: Orientalni bib1ioteky 1913-1925, p. vi+592.

15. Danish: 1. Abdus Salam Sadiq Madsen, (trans. from Arabic} 3 vol., Copenhagen 1966\ 3 vol.. 2nd ed.. Copenhagen 1980. (1) 2. Pedersen, Copenhagen 1919. 3. Tuxen, Poul, Copenhagen: Aage Marcus (?} 1921.

16. Dutch:

1. G1azemaker, Jan Hendrik, (trans. from French trans. by Andre Du Ryer}Amsterdam 1657, p. [16]+692+[4]+125\ [7th ed.] [n.p.] 1799. {7) 2. Keijzer, S[alome1 Haarlem 1860, p. viii+876\ Rotterdam [192-] p. xiv+682. (3) 3. Kramers, Johannes Hendrik, Amsterdam 1956, p. xx+ 728\ [6th ed.] Amsterdam: Agon Elsevier 1978, p, xx+ 728. (4) 4. Nasir Ahmad (Mirza, Rabwah [19931 p. ii+180+638\ Rabwah: The Oriental and Religious Publishing Corp. 1969. 5. Swiggar (Schweigger}, Salomon, Hamburg 1641, p. 4+1+164. 6. Tol1ens, L. J. A.. (based on the French trans. of Kasimirski, the German trans. of Ullman, the Eng. trans, of Sale and the Latin trans. of Maraccio), Batavia (Jakarta): Lange and Co. 1859, p. xiii+xlv+666+v. 7. [Anonym], (pub. under the auspices of Mirza Bashiruddin Ahmad, Qadiyani) [n.p.}: Zuid-Hollandsche U. M. Gravenhage1953, p. iii+xii+3+638.

17. English: 1. 'Abdullah Yusuf 'Ali, 2 vol. Lahore: Call of Islam Society 1937-1938, p. xx+820+821\ 2 vol. 4th ed. Cairo-Beirut: Dar al-Kitab al-Mi~ri & Dar alKitab al-Lubnani 1979.{29} 2. 'Abdul Latif, (trans. from the Urdu commentary by Mawlana Abul Kalam Azad) Hyderabad: Academy of Islam!c Studies 1969, p. xlviii+579. 3. 'Abdul Majid Daryabadi, 2 vol., Lahore-Karachi: Taj Co. 1957\ 2. vol. 2nd ed. Lahore-Karachi 1962\ 2 vol. Karachi [1971]. 4. Abu'l Fadl, (arranged chronologically) 2 vol. Allahabad: G. A. Asghar and Co. 1911-1912\ New ed. Narmavala 1916, p. xxxi+615\ [4th rev.] Bombay: Reform Society 1955, p. xxxi+687. 5. Abu Muhammad Muslih, Hyderabad [n.d.]. 6. Ahmad 'Ali, Mir, (with commentary by Mirza Mahdi Pooya Yazdi) lst ed. Karachi 1964, p. 191+1+928\ Karachi [1964], p ix+1084\ Karachi: PeerMahomed Ebrahim Trust [1975] p. vii+820. 7. Ali Ahmed Khan Julundhari, 11 pt. Lahore: World Islamic Mission 1962, p. 367+48\ 2nd ed. Lahore 1963, p. 1254\ 3rd ed. Lahore 1978(?). 8. Arberry, Arthur John, 2 vol. London, 1955\ [5th ed.] London 1980. {12} 9. Athar Hussain, Lahore: Islamic Books Foundation 1974, p. 298. 10. Bell, Richard, 2 vol. Edinburg 1937-1939\ 2 vol. [2nd ed.] Edinburg 1960, p. xx+697\ Edinburg 1970.

11. * Cleary, Thomas, The Essential Koran, San Francisco: Harper SF 1994. 12. Dawood, N. J., [U. K.] Whitefriars Press 1936, p. 428\ [4th rev. ed.] London: Allen Lane 1978, p. 448. {8} 13. Ghulam Sarwar, Singapore (?) 1920, p. cxix+377\ 2nd ed. Karachi 1973, p. cxix+377. {5} 14. Hairat Dihlawi, 3 vol., Delhi 1916\ Calcutta 1930. 15. Hashim Amir Ali, Vermont: Rutland 1974, p. 600. 16. * Irving, T. B. (l:iajj Ta'lim ' Ali), Vermont: Amana Books 1985,44+402. 17. Kamal ud-Din & Nazir Ahmad, A Running Commentary of the Holy Qur'an, London [n.d.]. Khwajah Kamal al-Dan's work was completed by his son Khwajah Nazir Ahmad) 18. Khadim Rahmani Nuri, The Running Commentary of the Holy Qur'an, Shillong: Sufi Hamsaya Gurudwar 1964, p. xvi+1144. 19. Mahomedali Habib, Karachi: Taj Art Press [19--?] p. 912. 20. Malik Ghulam Farid, 1st ed. Rabwah: Oriental and Religious Pub. Corp. 1969, p. (a)-p+1461. 21. * M. M. Khatib, The Bounteous Koran, New York Saint Martin's Press Inc., p. Al-Tawhid, Vol. XII, No.223 850. 22. Mohammed Abdul Hakim Khan, 1st ed. Karnal: Azizi Press 1905, p. 917\ Patialia 1905, p. 917+vi. 23. Mohammed Ahmed, London, 1979, p. 43+666. 24. * Muhammad al-Akili, Philadelphia: Pearl Publishing House 1993, p. 240. 25. Muhammad Ali, Woking: Islamic Review Office 1917, p. cxv+1275\ Lahore: Ahmadiyyah Anjuman-e Isha'at-e Islam 1951, p. cxvi+631. {8) 26. Muhammad Asad, Dublin: Dar al-Andlus Ltd. 1980, p. ix+966. 27. Muhammad Taqi al-Din al-Hilali & Muhammad Muhsin Khan, (explanatory trans.), 2nd ed. Ankara: Hilal Publications 1978, p. xv+604+604+xix. 28. Muhammed Zafrulla Khan, London 1971, p. 673\ London: Curzon Press 1979, p.lxiii+673. (2) 29. M. H. Shakir, Karachi: Habib Bank [19681 p. 600\ [n.p. n.d.] p. 660. 30. Palmer, Edward Henry, ed. F. Max MUlIer 2 vol., Oxford: Clarendon Press 1880\ 2 vol. Delhi [1965]. (12) 31. Pickthall, (Mohammed) Marmaduke William, London: Allen and Unwin 1930, p. viii+693\ New York: Muslim World League [1977] p. xviii+768. {21) 32. * Rashad Khalifa, Tuscon: Islamic Productions, 1989, p. xviii+604.

33. Rodwell, John Meadows, (the surahs are arranged in a chronological order with notes and index), Hertford 1861, p. xxviii+659\ London: Everyman's Library 1978, p. 506. {29) 34. Ross, Alexander, London 1648, p. 511\ London 1719 (in A Complete History of the Turks. ...). (6) 35. * Sa'id Akhtar Ridwi, Sayyid, Al-Mizan (trans. of 'Allamah Tabataba'i's exegesis) 8 vo1s. have appeared to date, Tehran: WOFIS 1983. 36. Salahuddin (Peer), Aminabad: Raftar-e Zamana Publs. 1971, p. xviii+631. 37. Sale, George, (the first trans. in English from Arabic), 4 vol. Bostan (1882-1886)\ London-New York [1949 ?] p. xiv+608. (103) 38. Sher 'Ali, Rabwah 1955, p. 169+643\ 2nd ed. Rabwah: Quran Publications 1972, p. 635+37. (4) 39. S. M. Abdul Hamid, 3 vol. 1st ed.. Dacca: Islami Tabligh Mission 19621968\ 3 vol.. 2nd ed. Dacca 1965-1968. 40. * Zafar Ishaq Ansari, Towards Understanding the Qur'an (trans. of Mawdudi's Tafhim al-Qur'an, London: The Islamic Foundation, 1408/1988-. 41. * [Anonym1 The Quran, checked and rev. by Mahmud Y. Zayid assisted by a team of scholars, Lebanon: Dar al-Choura.

18. Esperanto: 1. Chuissi, Italo (Muhammad 'Abd al-Hadi), Copenhague 1969\ Conpenhague 1970, p. xx+654.

19. Finnish: 1. Aro, Jussi; Armas Salonen & Knut Tallqvist, Helsinki 1957\ Helsinki: Werner Soderstrom Osakeyhtio 1980, p. 14+456. 2. Z. I. Ahsen Boere, Tampere 1942, p. 799.

20. French: 1. Ahmet Laimech & B. Ben Daoud, (trans. from Arabic). Oran: Heintz freres 1932, p. 348. 2. Blachere, Regis, 3 vol. Paris 1947-1950\ Paris 1972 p. 752. {3}

3. Du Ryer, Andre, Paris 1647, p. 5+1+648+f4J\ 2 vol. new ed. Leipzig: [Arkstee and] Merkus 1775. {20J 4. Fatma Zaida, Lisbonne 1861, p. 483+viii. 5. Ghedira, M. Ameur, Lyon: Fleuve 1956. p. v+488. 6. Grosjean, Jean. 2 vol. Paris 1972, p. 550\ 2 vol., Beyrouth 1974 (?). 7. Hamza Boubakeur ( Abou-Bakr ), 2 vol. Paris [1972]. xix+1389\ 2 vol. Paris 1977, p. xix+1389\ 2 vol. new ed. Paris 1979. 8. Kasimirski, Albert de Biberstein, new ed. Paris 1832, p. xxxiv+533\ Bievres (France) 1973, p. 376. (27) 9. Masson, Denise, pref.: Jean Grosjean. introd. and notes: Denise Masson. Belgique 1967, p. cxvi+1088\ pref. Jean Grosjean. ed.: Subhi alSalih, Beyrouth [n.d.], p. 828+941. (3) 10. Montet, Edouard Louis, Paris 1929, p. 9+895\ 2 vol. pref. Jaques Risler. Paris 1968-1969. (4) 11. Muhammad Hamidullah, 1st ed., pref.: Louis Massignon, Paris 1959. p. II. liv+640\ 2 vol. l0th ed. Beyrouth: Mu'assasat al-Risalah 1980 p.(lii+359)+(827). {10) 12. Noureddin Ben Mahmoud, Rabat: Grandes editions 1976. p. xvi+458. 13. Pesle, Octave & Ahmed Tidjani. Paris 1936, p. xvi+458\ Kuwait 1980. (9) 14. Sadok Mazigh, 2 vol. Tunis: Maison Tunisienne de I'edition 1978, p. (57+563)+(761). 15. * Salah ed-Din Kechrid. 5th ed. Beyrouth: Dar el-Gharb el-Islami. 1404/1984. p.842. 16. Savary. Claude Etienne, 2 vol. Paris 1783/ Paris 1970. {19}

21. German: 1. Arnold, Theodor. (trans. from the English trans. by George Sale). Lemgo 1746. p. [8J+xxviii+232+693+f19]. 2. Boysen, Friedrich Eberhard. (trans. from Arabic), Halle 1773, p. 16+680\ Halle 1775, p. 678 \ Halle 1828, p. xcvi+783+[13]. 3. Goldschmidt, Lazarus, Berlin 1916, p. 650+1\ Berlin 1923\ Ostrau 1935. 4. Grigull, Theodor Fr., Halle, 1901, p. viii+512\ Halle [19241 p. 512. 5. Henning, Max, Leipzig 1901, p. 611 \ Stuttgart: Reclam 1979. {9} 6. Lange, Johann, (based on du Ryer's French trans.). Hamburg 1688, p. iii+115. 7. Megerlin, David Friederich, (from Arabic), Franckfurtam-Mayn 1772, p. 876.

8. Neneter, David. (based on Marraccio.s Latintrans.), Ntirnberg 1703, p.[17J+ 1222+f50]. 9. Paret, Rudi. Stuttgart 1962. p. 524\ Stuttgart-Berlin-Koln-Mainz: Verlag W. Kohlhammer 1980, p. 440. (6} 10. Riichert, Friedrich, Frankfurt-am. Main 1888, p. xii+500+[2]\ repr. ed. Hildesheim 1980, p. xii+550. 11. Sadr'ud-din, Berlin 1939, p. xiv+1022\ 2nd ed. Berlin: Wilmerrdorf die Moschee, die Muslim-Mission 1964, p. xi+1022. 12. * Salah ed-Din Kachrid, 5th ed. Beyrouth: Dar al-Gharb al-Islami 1404/1984, p.842. 13. Schweigger, Salomon, Nurnberg 1616, .p. 269+[18]\ Nurnberg 1664, p. [6J+928+I56]. (2} 14. Ullmann, Ludwig, Crefeld 1840, p. (8)+555\ 10lh ed. Munchen: Goldmann 1977, p. 506. (14} 15. * [Anonym] (a Qadiyani team work), London 1985, p. 14+463+666. 16. [Anonym] Der Heilige Qur'an, lst ed. Ahmadiyyah Mission, Wiesbaden 1954, p. 164+639. 17. [Anonym] Der Koran, 2nd rev. ed. Zurich: Verlag der Islam 1959, p. 153+653. 18. [Anonym] Der Koran, Leipzig 1904. 19. [Anonym] Der Koran, Leipzig 1924. 20. [Anonym] Der Koran, German Democratic Republic [n.p.] 1974, p. 599. 21. [Anonym] Der Koran, Munchen [1977], p. 505. 22. [Anonym] Der Koran, Leipzig. 1980, p. 574. 23. [Anonym] Der Koran, Munchen: William Goldman Verlag 1980, p. 506. 24. [Anonym] Der Koran, Stuttgart 1980, p. 614.

22. Greek: 1. Milili, L.. (most likely based on N. J. Dawood's English trans.), Athens: Kaklos Odisseas Hatwpulos and Sia 0. E. 1980, p. 12+486. 2. Pentaki, Gerasimou I., Athens 1878\ Athens 1880\ 2nd ed. Athens 1886, p. 5+[1]+14+480\ Athens 1887\ Athens 1921, p. 480\ Athens 1928, p. 464. 3. Zografu-Meranaiu, Minas, Athens 1969 (?), p. 457+16. 4. [Anonymous] Helmsladt Hermanus von der Hardt, 1734.

23. Gujrati: 1. Abd al-Qadir bin Luqman, Bombay 1297-1298 HJ1879. 2. Abd al-Rashid, Hafiz, Delhi 1311 H./1893. 3. Ahmad Bha'i Sulayman Jamani, lst ed., Bombay 1938\ 3rd. ed.. Karachi: Habib Memorial Trust 1957. 4. Aziz Allah Khatib Godharwi, Ahmadabad: Fayz Publisher 1955. 5. Ghulam Ali Ismail Bhaunagri,Hajji, Ahmadabad: Ithna .Ashari Press 1901. 6. Ghulam Muhammad Sadiq Randiri, 2 vol.. [n.p.1 Muslim Gujrat 1946. 7. Mahum Mawlana Musawi, Ahmadabad: Khalib Kitab Ghar [n.d.]. 8. Muhammad Isfahani, 5 vol. Bombay: Mustafawi Press 1318H./1900. 9. Muhammad Ya.qub Chisti Sabri (Pir), Bombay: Khilafal Press 1925. 10. Muhammad Yaqub, Hakim Mir, Bombay 1925, p. vi+742.

24. Hausa: 1. Abubakar Mahmoud Gummi, pref. Muhammed Ali Al-Harkan, Beirut Dar al-Arabiyyah 1979, p. 1372.

25. Hebrew: 1. Ben-Shemesh, Aharon, [Tel-Aviv] 1971, p. 15+442. 2. Reckendorf, Hermann, Leipzig 1857, p; xlviii+370. 3. Rivlin, Joseph Joel, 2 vol. Tel-Aviv 1936-1945, p. x+ 770\ 2 vol. 2nd ed. Tel-Aviv: Hotsa'at Dvir 1963, p. x+771.

26. Hindi: 1. Ahmad Bashir Farangi Mahalli & Ghulam Muhammad Qurayshi, lst ed. Aminabad 1947, p. 600. 2. Ahmad Shah Masihi, lst ed. Rajpur 1915, p. 400. 3. Avasti, Nand Kumar, Lucknow 1980, p. 1023. 4. Hasan Nizami, Khwajah, 2 vol. Delhi 1922-1929, p. 900. 5. Muhammad Faruq Khan Sultanpuri, Rampur: Maktabat al-Hasanat 1966. 6. Muhammad Yusuf, Sayyid, Amritsar 1936, p. 742+11.

27. Hungarian: 1. * Robert, Simon, 2 vol. Helikon Kiado 1987, 553+498. 2. Szdmajer, Imre (Emory) Buziday & George (Gyorgy) Gedeon, [n.p.] 1831. 3. Szokolay, Stephan, Budapest 1854.

28. Indonesian: 1. Abdul Malik Karim Amrullah, Tafsir al-azhar, Djakarta 1965. 2. Ahmad Hassan, al-Furqan [tafsir al-Qur'an], 4 vol. Bandung 1928\ Kelantan 1979, p.lii+1240. (7) 3. Arifin Bey, 4th ed., Bandung: al-Ma.arif [n.d.] 4. Bachtiar Surin, 3 vol. Bandung 1978, p. 1043. 5. Hans Bague Jassin, Jakarta: Penerbitan Djambatan 1978, p. xiv+889. 6. [H.] Abdul Halim Hassan; [Zainal Arifin Abbas & Abdur Rahim Haithami], Tafsir Qur'an al-Karim, Medan: Jajasan Persatuan Amal Bakti Sumatra Utara 1967. 7. H. Zainuddin Hamidy & H. S. Fachruddin, Jakarta 1971, p. xvi+635. 8. Mahmud Junus, [n.p.] 1935\3rd ed. Bandung: P. T. Al-Maarif 1977, p. 542. (6) 9. Marwan bin H. Muhammad Ali, 3 vol. Jogjakarta [l95-?] p.1181. 10. Muhammad Hasbi Ashshiddiegy, Bandung 1971\ 2nd ed. Jakarta: Bulan Bintang 1965. (4) 11. [Anonym], Qur'an tardjamah Indonesia, 3 vol. Jogjakarta: Penjiaran Islam [1961 ?]. 12. [Anonym] (a team effort), al-Quran dan Terjemahnja, 3 vol. Jakarta 1965-1970, p. 147+1122\ Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterdjemeh Pentafsir al-Quran, 1980-1981, p. 1122. (3) 13. [Anonym], Terjemah and Tafsir al-Quran, 3 vol., Bandung: Lembaga Penterjemah Kitab Suci Al-Quran Firma Sumatra Bandung 1978, p. 1044.

29. Italian:

1. Arrivabene, Andrea, Venice 1547, p. 38+100\ Venezia 1574, p. [8]+L+100. 2. Bausani, Alessandro, Firenze 1955, p.lxxix+779\ Firenze 1978, p. lxxix+771. (1) 3. Bonelli, Luigi, new ed. Milano 1929, p. 31+524\ reprint 2nd rev. ed., Milano: Ulrico Hoepli 1972, p. 614. (4) 4. Branchi, Eugenio Camillo, Roma 1913, p. 437. 5. Calza, Caval. Vincenio, 8astia 1847, p. xiv+330. 6. [Anonymousl Milano 1882, p. 3+536\ Milano 1912\ Milano: Giovanni Panzeri 1913. 7. Fracassi, Aquilio, Milano 1914" p.lxx+[6]+340+359. 8. Moreno, Martino Mario, Torino 1967, p. viii+605\ Torino 1969, p. viii+605\ 2nd ed. [n.p.] 1971, p. vii+608. 9. * Peirone, Federico, 2 vol. Milan: Arnoldo Mondadori Editore 1979, p. 995. 10. * Terenwni, Angelo, Rome: Islamic Cultural Center 1990, p. 478. 11. Violante, Alferedo, Rome: Casa Ed. Latina 1912. 12. Il Corano, Milano 1882/ Milano 1913. (1)

30. Japanese: 1. Ban, Yasunari & Osamu Ikeda, [Tokyo] 1970\ [2nd ed.] [Tokyo]: ChuoKoron-Sha 1979, p. 566. 2. Izutsu, Toshihiko, (trans. from Arabic), Kaiwsha, 1945\ 3 vol. Tokyo 1957, p.952\ 3 vol. 2nd ed. [Tokyo] 1964-1965, p. 1052. 3. Okawa, Shumei, [n.p.] 1950, p. 4+10+9+863. (3rd Japanese trans). 4. Sakamoto, Ken-ichi, 2 vol. [n.p.] 1920, p. 419+428\ reprint of 1920 edition 2 vol. 2nd ed. [n.p.] 1929-1930. (lst Japanese trans., from Sale, Palmar and Rodwell.) 5. Takahashi, Goro; Bunpachiro (Ahmad) Ariga & Mizuho Yamaguchi, 1 vol. [n.p.] 1938, p. 878. (2nd Japanese trans., published in 1938). 6. Umar, Ryoichi Mita, [n.p.] 1972, p. 758. (Sixth and latest Japanese trans., published in 1972.)

31. Javanese: 1. Kiyai Bishri, 3 vol. Jogjakarta: Penjiaran Islam 1964-1967, p. 1181.

32. Kannada: 1. [Anonym] [Divya Quran] Qur'an Majid, (An effort of six scholars: Mawlana Shah .Abd al-Qadir, Mawlana Sayyid, Abii Rayhan Ahmad Nuri, .Abd Allah Sahib, Ijaz al-Din, and .Abd al-Ghaffar), 2 vol. Bangalore 1978, p. 1400.

33. Kashmiri: 1. Muhammad Yahya Shah, [n.p.] 1305/1887. (a partial work) 2. Muhammad Yusuf Shah, vol.1, Srinagar: .Ali Muhammad & Sons 1393/1973, p. 44+504. (a partial work) 3. 'All Jalal al-Din, Maktabah-e Ma'arif-e Qur'an 1986, p. 156. (a partial work)

34. Korean: 1. Kim, Young-Sun, Seoul: Dae Yang su Juk 1971, p. 473.

35. Kurdish: 1. * 'Abd Allah Varli, Istanbul: 'Abd Allah Varli 1994, p. 604. 2. 'Abd al-Kariro Mudarris, Mulla, Tafsir-e Nami, 7 vol. Baghdad 1980. (This complete work has been listed as an incomplete translation). 3. Muhammad Khal, Tafsir-e Khal, 4 val. Baghdad-Sulaymaniyah: Chapkhaneh Zankoy 1969-1979, p. 219+200+138+224. 4. Muhammad Koyie Gali Zadeh, Tafsir-e Kurdi, 3 vol. Baghdad 1968-1971, p. 164+110+121.

36. Latin: 1. Ketenensis, Rabetus & Hermannus Dalmata, 5 vol. ed. Theodori Bibliandri, Basilex 1543, p. 23+230+18+178+163\ 3 vol. Zurich 1550\

Zurich 1556. (Translated under the direction of Peter the Venerable in 1143 and published in Basel in 1543 by Theodori Bibliandr) 2. Marraccio, Ludovico, Patavii 1698\ Lipsiae 1721.

37. Luganda: 1. Bulwadda, Zakariya Kizito, Kampala: Uganda Ahmadiya Muslim Mission 1973, p. xvi+1001.

38. Macassar (Celebes): 1. Donselaar, w. M. Rotterdam 1861. (a partial trans.) 2. Matthes, B. F., Amsterdam 1856, p. [89]+106. (a partial trans.)

39. Malay: 1. 'Abd al-Ra'uf b. 'Ali al-Fansuri al-Jawi, Cairo 1342/1923\ 3 vol. Penang 1961, p. 325+341+335\ Dar al-Fikr 1410/1990, p. 610. 2. 'Abd Allah 'Abbas Nasution, Penang 1968, p. 522\ 1st ed. 2vol. Kedah [n.d.], p. 498. 3. 'Abd Allah Muhammad Basmeih, 3 vol. Kuala Lumpur 1972, p. 591\ Kuala Lumpur 1974\ 1st ed. Kuala Lumpur: Majlis Kebangsaan Bagi Hal Ehwal Agama Islam Malaysia 1980, p. xiv+1756. 4. Ahmad Hassan, 4 vol. Bandung 1928\ Kelantan: Pustaka Aman Press 1979, p. lii+1240. (4) 5. [Anonym] al-Qur'an dan terjemahnya, Kuala Lumpur: Pustaka Antara 1979, p. 1122.

40. Malayalam: 1. Muttanisseril M. Kayakkutti, 3rd rev. ed. Kayamkularo: Lekba Publications 1970, p. cviii+988.

41. Marathi:

1. Muhammad Ya'qub Khan, l:I. Sufi Mir, Bombay: Shad Adam Trust 1973, p. 1159+99. 2. Pavitra Quran, ed. Mir Muhammad Yaqub Khan, introd.: A. U. Shaykh, Bombay: Shad Adam 1973, p. 24+1174+11.

42. Meranao (Philippines): 1. Ahmad D. Alonto: [The Meaning of the Surah al-Fatihah. the Juz 'Amma of the Glorious Qur'an and the Asma' al-Husna in Meranao], Marawi: JPI Publishing House 1979, p. 97. (a partial work) 2. Ibrahim Khayral, [n.p.) 1985-1990. (a partial work, several Juz' of the Qur'an published separately)

43. Norwegian: 1. Berg, Einar, Oslo: Universitets forlaget 1980. p. 714.

44. Panjabi: 1. .Abd al-.Aziz, Mawlawi, Tafsir Azizi, Lahore 1908. 2. .Abd al-Ghafur Aslam Jalandhari, Tafsir-e yasir, 3 vol. lst ed., Gujrat 1968, p. 583+648+688. 3. Firuz al-Din, Amritsar 1903. 4. Hidayat Alla Ghalza'i, Lahore 1887\ Lahore 1389/1969, p. 4+620. 5. Muhammad bin Barak Allah, Tafsir-e Muhammadi, 8 vol. in 6, lst ed. Lahore 1882-1884, p. 2350. (the same as no.9?) 6. Muhammad Dilpadhir, Mawlawi, Lahore 1341\ 1922. 7. Muhammad Habib Allah, Midhaq al-'arifin ila al-qisas al-muhsinin, Lahore [n.d.] p. 708. 8. Muhammad Hafiz al-Rahman, (in Sariki dialect), 1st ed. Bhawalpur 1372\1952. 9. Muhammad Mubarak Allah, Hafiz, Tafsir-e Muhammadi, [n.p.] 1870. 10. [Muhammad] Nabi Bakhsh Halwani, Tafsir-e Nabawi ba zaban-e Panjabi, Lahore 1902-1904. 11. Muhammad Nawaz Iram, Lahore: Istiqlal Press [n.d.].

12. Nizam al-Din Hanafi Sarwari, 1st ed. Lahore: Matba Siddiqi, 1313\1895, p. 964. 13. Sant Gurdat Singh, Wazirabad 1911, p. 782. 14. Shams al-Din Bukhari, Amritsar 1894.

45. Pashto: 1. Abd Allah Warith Kiti & .Abd al-.Aziz 'Adilgarhi, Tafsir-e Husayni, Bombay [n.d.] 2. Abd al HIaqq Darbangwi, Mawlana, Peshawar: Hamidiyah Press 1961, p. 960. 3. Jafar Husayn Shah, 1st ed. Peshawar: Hamidiyah Press 1964, p. 1012. 4. Fad1-e Wudud & Gul Rahim al-Asmari, Tafsir-e Wududi, [n.p.] [n.d.] (the first half of the work is by Fadl-e Wudud, completed by Gul Rahim alAsmari). 5. Muhammad Idris, Hafiz Kashshiif al-Qur'an sada Pashto tarjamah aur tafsir, 2 vol. Peshawar 1961-1976, p. 1679. 6. Murad .Ali (Mawlana), Tafsir-e fawq al-yasir-e Afghani, 2 vol., 1st ed. Lahore 1324/1906, p. 2130\ 2 vol. Lahore 1935-1937, p. 1871\ Jalalabad, [n.d.]. 7. Al-Qur'an al-Hakim, 1st ed. Peshawar: Rahman Gul Publishers 1926, p. 862. (Pashto version of Shah Wali Allah's Persian trans). 8. Qur'an Majid mutarjam ba tarjamah zaban-e Pashto, 2 vol. 1st ed. Bhopal 1278/1861, p. 1739 (includes Urdu trans. of Shah .Abd al-Qadir). 9. Ubayd al-Haqq Afghani, 1st ed. Lahore: Matba.-e Khurshid-e .Alam [n.d.], p. 960. 10. [Anonym]: Qur'an-e majid sara tarjamah awr tafsir, 3 vol. 1st ed. Delhi: Matba.-e .Umum 1323\1905, p. 3525\ 3 vol. Kabul 1944 (Pashto version of trans. and commentary by Mahmud al-Hasan and Shabbir Ahmad .Uthmani). 11. (Anonym): Tarjamah-e Shaykh al-Hind, [n.p. n.d.l p. 4000 (Pashto, trans., by a team of scholars, of Mahmud al-Hasan's Urdu trans.).

46. Persian: 1. Abbas Misbahzadeh, Tehran 1345 H. Sh./1966-1967, p. 1232+189\ 2nd ed. Tehran: Intisharat-e Iran, p. 460+104+40.

2. * .Abd al-Muhammad Ayati, ed.: Musa Aswar, Tehran: Surush 1367 H. Sh., p. 606+606+[7). 3. Abd al-Hujjat Balaghi, Huiiat al-tafasir wa balagh al-iksir, 10 in 5 vol. Qum 1385/1345 H. Sh./1965-1966. 4. Abd al-Husayn Tayyib, Atyab al-bayan fi tafsir al-Qur'an, 14 vol. Isfahan: Bunyad-e Farhang-e Islami [n.d.]. 5. * .Abd al-Majid Maadi-khwah, forthcoming. 6. Abd al-Majid Sadiq Nawbari, Tafsir al-Qur'an, Kashf al-haqa'iq .an nukat al-ayat wa al-daqa'iq (the commentary by Muhammad Karim b. Jafar), 2 vol. in 1, Tehran 1339/I960. 7. Abu al-Futuh Razi, Jamal al-Din Shaykh, Qur'an, [n.p.]: Sazman-e Intisharat Jawidan 1384/1964, p. 56+673. Tafsir-e Qur'an, 12 vol. e'd.: Mirza Abu al-Hasan Shirani, Tehran: Kitabfurjjshi Islamiyyah 1398/1978. 8. Abu al-Mahasin al-Husayn b. al-Hasan al-Jurjani, Jala' al-adhhan wa jala' al-ahzan. 10 vol. 1st ed., ed.: Mir Jalal al-Din Husayni Ormawi Muhaddith, Tehran 1337-1340 H. Sh./1958-1962. 9. Abu al-Qasim Imami, Tehran: Sazman-e Awqaf 1370 H. Sh. [?]. 10. Abu al-Qasim Payendeh, Tehran 1336 H. Sh/1957, p. 39+365. 11. Ahmad b. Muhammad al-Maybudi, Rashid al-Din, Khulasah-ye Tafsir-e kashf al-asrar ,2 vol. ed. Habib Allah Amuzegar, Tehran 1347-1349 H. Sh./1968-1970.-Kashf al-asrar wa uddat al-abrar, 10 vol. ed. Dr. .Ali Asghar Hikmat Shirazi, Tehran University [1378]. (known as Khawajah Abd Allah Ansari's Tafsir) 12. Ali Naqi Fayd al-Islam, 3 vol. [n.p., n.d.]. 13. Ali Rida Mirza Khusrawani, Tafsir-e Khusrawi, 3 vol. Tehran: Kitabfurushi Afghanistan, 1940\ 6 vol. Kabul 1947, p. 580+564+610+620+496+594. 14. [Anonym], Qur'an majid ma'a tarjumatyn (Urdu & Persian), 1st ed. [n.p.]; Ahmad Qadimi1286/1869, p. 848.

47. Polish: 1. * Jozef Bielawski, Warsaw: Panstwowy Instytut Wydawniczy 1986, p. 973. 2. Buczackiego, Jama Murzy Tarak, (trans. from Arabic), 2 vol. Warsaw 1858, p. (x+608)+(viii+402).

48. Portugese: 1. de Castro, Bento, (based on Pickthall's English trans.) Mozambique 1964, p. 736\ 2nd ed., Portugal: Laurenco Marques 1974, p. 736. 2. de Cavalho, America, 2 vol. Lisbonne: Publicacoes Europa America 1978. 3. el- Hayak, Samir, Sao Pau1o: Tangara 1975, p. 491 4. Machado, Jose Pedro, Lisboa 1946\ Lisboa: Junta de Investigacoes Cientificas do Ultramar 1979, p. xv+747. 5. [Anonym1 O Alcorao, Paris: Librairie Belhatte et Cie, 1882, p. 557. 6. [Anonym1 O Alcorao, Rio de Janeiro: B. -L. Gamier. [19--1 p. [4]+553.

49. Rumanian: 1. Isopescul, Silvestru Octavian, (trans. from Arabic), Cemauti Bukavia 1912, p. 538+[l].

50. Russian: 1. Borovkov, Aleksandr Konstantinovich, Moscow 1963, p. 365. 2. Kolmakov, Alexey (Alexandre) Vasilyevich, 2 vol, St. Petersburg 1792, p. (xxxii+120+193+164)+(293+192). 3. Kratchkovski, Ignatii Tulianovich, Introd.: F. Blayof, Moscow 1963, p. 714\ New York: Chalidze Publications 1979, p. 409. 4. Nikolayev, K., (translated from French trans. of Kasimirski), Moscow 1864, p. xxxiii+468+xvi\ 5th ed. Moscow 1901. (3) 5. Postnikov, Piotr Vasil'yevich, (from French trans. of du Ryer), St. Petersburg 1716, p. 350. 6. Sablukov, Gordii Semyonovich, (first Rusian translation from Arabic), 2 vol. Kazan 1877-1879, p. (533+vii+ii)+C274+vi)\ Kazan 1907, p. 580+v. (2) 7. Veryovkin (Verebkine), Mikhail Ivanovich, (from French trans. by du Ryer), 2 vol. St. Petersburg 1790, p. (7+2+224)+(6+372+12). 8. [Anonym] (trans. from the French trans. by Savary), [n.p.] 1844.

51. Sanskrit: 1. Muhammad Yusuf, Qadiyan and Amritsar 1932, p. 724.

2. Qur'an Sharif, The Holy Koran, Cawnpore: Razzaqi Press 1897, p. 616.

52. Serbo-Croatian: 1. 'All Rida Karabeg, Mostar 1937\ New ed. Sarajevo 1942. 2. * Besim Korkuk, (trans. from Arabic), Sarajevo 1977, p. 720+733\ 2nd ed. Sarajevo: Orijentaini Institut 1979, p. 720+733. 3. Ljubibratic Mico (Hercegovac), (in Cyrillic script), ed. Ilija Milasavljevic, Belgrade: Kolarec Association 1895, p. 476+3. 4. Muhammad Pandza & Dzemaluddin Causevic, (from Turkish trans. by Omer Riza Dogrul based on the English trans. by Muhammad 'Ali Qadiani, Lahore 1920), Sarajevo 1937, p.lxviii+978\ Zagreb: Stvarnost 1978, p. xii+896. (4)

53. Sindhi: 1. 'Abd al-Rahim Managasi, Karachi: Jama'at-e 'Ulama'-e Sindh 1932. 2. 'Abd al-Razzaq Qadi, 1st ed. Karachi 1362\ 2nd ed. Karachi 1962, p. 966.(1) 3. Abu al-Hasan Tahtawi, Tafsir Abu al-Hasan mukammal, [n.p. n.d.]. 4. Ahmad, Mulla Mawlana al-Hajj, 1st ed. Karachi [n.d.] p. 800. 5. 'Aziz Allah Muta'alawi, Qadi, Gujrat 1870\ 1st ed. Bombay 1902, p. 800.(1) 6. Fath Muhammad Nizamani, Qadi, Tafsir miftah rushdullah, Bombay 1889, p. 1388. 7. Mardan 'All Shah Pir, Tafsir Kawthar, 5 vol. Hyderabad [n.d.]\ 5 vol. 1st ed. Karachi 1327/1909, p. 1921. 8. Muhammad Madani Mawlana, 1st ed. Karachi 1375/1953, p. 720. 9. Muhammad Siddiq, 1st ed. Lahore 1867\ Bombay 1879, p. 536\ Bombay 1901, p. 538. 10. Muhammad 'Uthman, Muhammad Nawrangzadah, Tanwir al-iman fi tafsir al-Qur'an, 30 vol. 1st ed. Shikarpur 1371/1952, p. 2274\ 4 vol. Karachi [n.d.] 11. Taj Mahmud Amruti, Mawlana, Lahore [n.d.], p. 732\ Lahore 1948, p. 724\ Lahore 1957, p. 722\ 3 vol. [n.p.] al-Haqq Press [n.d.]. 12. [Anonym]1st ed. Lahore: Kutubkhanah Maqbul-e 'Amm [n.d.] p. 720. 13. [Anonym]1st ed. Hyderabad: Qur'an Company [n. d.] p. 440.

54. Sinhalese: 1. Wickremasinghe, P.; C. A. Lafir & M. I. 'Abd al-Hamld 'Alim (Nuri), 2 vo1, Colombo: Moor's Islamic Cultural Home 1961, p. 1361. (a partial trans.) 2. [Anonymous] Parisuddha vu al-Qur'an, pt: 1-20, Colombo: Noor's Islamic Cultural Home, 1961-1976. (a partial trans.)

55. Somali: 1. * Mahmud Muhammad 'Abduh, Madinah 1412, p. 869.

56. Spanish: 1. Bergua Olavarrieta, Juan Bantista, 4th ed. Madrid 1931, p. xiii+540. 2. Cansinos Assens, Rafael, Madrid 1951, p. 870/ 2nd ed. Madrid 1954\ 4th ed. Madrid 1961, p. 866\ 6th ed. Madrid: Aguilar 1973, p. 992. 3. Castellanos, Rafael & Ahmad Abboud, (trans. from Arabic), New ed. Buenos Aires [19531 p. 630\ Buenos Aires: Arabigo-Argentina "El Nilo" 1974, p. 630. 4. Cata, A. Hernandez, [n.p.J 1913\ 2nd ed. [n.p.J 1936\ 3rd ed. [n.p.] 1937. 5. Cortes, Julio, Madrid 1979, p. 880\ Madrid: Nacional1980, p. 72+880. 6. Garcia-Bravo, de Joaquin, (translated from French trans. of Savary), 2 vol. Barcelona 1907, p. 471\ Barcelona: V. de L. Tasso [19721 p. xvi+471\ Mexico: Nacional [19721 p. xvi+471. 7. Murguiondo y Urgartondo, Benigno de, Madrid 1875, p. 992. 8. La Puebla, D. Vicente Ortiz, (most parts trans. from French trans. of Kasimirski), 1st ed. Barcelona 1872, p. 666. 9. De Robles, De lose Garber, (trans. from Kasimirski's French), Madrid 1844. 10. Saifuddin Rahhal & Santiago M. Peralta, Buenos Aires 1945. 11. Vernet, Juan, Barcelona 1953, p. xli+442\ 2nd ed. Barcelona 1963, p. cx+727\ 3rd ed. Barcelona 1973, p. 727\ Barcelona: lose lanes 1980, p. xli+442. 12. [Anonym] E1 Coran, 1st ed. Malaga: l. B. B. 0.1931\ 8th ed. Madrid: lbericas [n.d.] p. 467. (4)

13. [Anonym] E1 Sagrado Coran, Granada: Centro Estudiantil Musulman [n.d.], p.505.

57. Sundanese (Western Java): 1. H. Qamaruddin Shaleh; A. A. Dallan & Jus Rusamsi, al-Amin Qur'an, ed.: Diponegoro, Bandung 1971, p. 900,

58. Swahili: 1. 'Abdullah Saleh al-Farsy, Qurani Takatifu, Nairobi [1969] p. xxxi+805' Nairobi 1980, p. xxxii+807.-, Upotofu wa tafsiri ya makadiani. [n.p. n.d.]. 2. Dale, Godfrey, London: Society for Promoting Christian Knowledge, 1923, p. xxii+686. 3. Mubarak Ahmad Ahmadi, Nairobi: East African Ahmadiyya Muslim Mission 1953, p. xx+l062,

59. Swedish: 1. Crusenstolpe, Fredrik, (trans. from Arabic), Stockholm 1843, p. v+158+783+26. 2. Tornberg, C. l., Lund 1872-1874, p. xi+408. 3. Zettersteen, Karl Vilhelm, Stockholm [1917] p. xxix+551\ New ed. Stockholm: Wahlstrom and Widstrand, 1979, p. xxix+604.

60. Syriac: 1. {An ancient Syrian trans. of the Kur'an exhibiting new verses and variants ed.: A. Mingana. Manchester 1925, p. 50. (a partial work, contains a Syriac text in facsimile and an English trans. of passages from a manuscript of writings of Dionysius Bar Salibi)

61. Tamil:

1. A. K. 'Abd al-Hamid Baqwi, 'Allamah, lst ed. Madras 1943, p. 102+730+730\ 4th ed. Madras: Baqwi Sons 1978, p. 102+730+730. (3) 2. E. M. 'Abd al-Rahman Baqwi, Anwar al-Qur'an, 8 vol. Kutanallur (Tanjore District): Adam Trust 1969-1975. 3. Habib Muhammad al-Qahiri, Bombay 1269-1300/1879-~884, p. vi+626. 4. Nuh 'Alim .Saheb, Fath al-Karim, (written in 1299/1881), Bombay 1308/1890. 5. Nuh bin 'Abd al-Qadir al-Qahiri, Tafsir Fath al-Karim, 3 vol. Bombay 1911. p. 1548. 6. S. S. .Abd al-Qadir Baqwi, Tafsir al-hamid fi tafsir al-Qur'an al-Majid. 7 vol. Utamapalayam 1937\ 7 vol. Utamapalayam 1966. {1)

62. Telugu: 1. Muhammad 'Abd al-Ghaffur, (from Arabic), 3 vol. Secunderabad, 19481949, \ p.926+916. ! 2. Rao, Chilkoori Narayana, (the first attempt to translate the Qur'an in Telugu by the author, a lecturer in linguistics at Govt. College Anantapur. Started in \ 1915, it was completed in 1930), 1st ed. Anantapur 193?\ Madras: Asthreyshramamu 1938, p. 754. \ 3. [Anonyml The meaning of the Holy Qur'an, 2 vol. Hyderabad [n.d.].

63. Thai: 1. * Ghulam Muhammad Nazir (Nadir?), Shaykh, 2vol [n.p.] Masjid Padongtam [n.d.] p. 592+[?] 2. Ibrahim Qurayshi, (based on Urdu & English Works), 3 vol. Bangkok 1390/1970, p. 1997. 3. lsma'il b. Yahya, 5 vol. Bangkok: Watana Bant Co. 1969, p. 2712.

64. Turkish (including Kazakh, Uzbek and Azeri dialects): 1. Ahmad b. 'Abd Allah, Tafsir-e zubdat al-athar, 2 vol. Istanbul 12921294/1875-77, p. 448+464. 2. * Ahmad Kaviyanpur Ormawi, (in Azeri), Chapkhneh Iqbal1367, 604+604.

3. 4. 5. 6.

* Al:lmet Davutoglu, Istanbul: Cile Yaymevi 1411/1911, p. 38+606. * Ali Bulac, Isltanbul: Birim 1985, p. xxxviii+605. Atalay, Besim, Ankara 1962, p. 756\ 2nd ed. Istanbul1965, p. 756. Atay, Huseyin & Yasar Kutluay, 3 vol. Ankara 1961, p. 32+814+7\ 1 vol. 5th ed. Ankara: Diyanet isleri Baskanligi 1980, p. 34+604. {2) 7. Ates, Suleyman, 1st ed. Istanbul 1975. p. 592\ Ankara: KilicKitabevi 1977, p. 2+604+3+xxx. 8. Aydin, Abdullah, Istanbul: Aydin Yayinevi 1979, p. 606+28. 9. Baltacloglu, Ismayil Hakki, Ankara 1957, p. 526+f81 10. Bilmen, Omer Nasuhi, Kur'an Kerim'in Turktce meal-i alisi ve tefsiri, 8 vol. Istanbul1962-1966, p. 4122+7. 11. Cantay, Hasan Basri, 3 vol. Istanbul1952-1953, p. 1236\ 3 vol. 4th ed. Istanbul; Mursid Cantay 1980, p. 1253. {7) 12. (Celik), Mehmed Vehbi (Hadimli), Hulasat ul-Beyan fi tefsir il-Kur'an, 16 vol. 4th ed., Istanbul1966-1971. p. 6909\ l5 vol.lstanbul13391341/1924-1926. 13. Dogrul. Omer Riza, 2 vol. 1st ed. Istanbul 1934. p. lx+924\ 4th ed. Istanbul: inkilab ve Aka Basim ve Kitabevleri 1980, p. cclvi+734. {2) 14. Go1pmarli, Abdulbaki, Istanbul 1968, p. 688\ 2 vol. Istanbul 1955, p. (38l)+(381 +Cxxxviii). 15. Ibn Asad Allah al-Hamidi, Shaykh al-Islam, (in Western Turkic). 2 vol. Kazan 1907-1911, p. (520>+(514)\ 2 vol. 2nd ed. Kazan 1911-1914. p. 520+544. 16. * Ihsan Atamari; Emir oimsik & Mehamet Baktir Cemal Ussak, Yeniasya Yayinlari 1410/1989. p. 745. 17. Irmak. Sadi. Istanbul: Aksam Gazetesi 1962. p. 492. 18. Ismail Ferruh, Tefsir-e mewahib (Terdjemeh-e Tefsir-e mewahib) (in Ottoman Turkish). 2 vol. in 1. Istanbul 1282/1865. p. 493+527\ (adapted and ed. by Suleyman Fahir into the Latin script) Istanbul: Butun Kitabevi 1959. p. 692.(6) 19. izmirli, Ismail Hakki, 2 yol, 2nd ed. Istanbul 1932, p. 965\ Istanbul 1977. p. xxi+f41+605+21\ 2 yol. IstanbuI1343/1927. p. 494+631. 20. Jamil Said. Istanbul 1340/1924. p. 8+720+2. 21. * Kawnikuba, (in Kazakh or Western Turkic). Dombarwski 1990. p. 1169. 22. * Khalifah Altai, (Western Turkic. in Cyrillic script). Madinah: Majma. Malik Fahd. 1412 H.. p. 604+9+49. 23. Kazici, Ziya & Necip Taylan. Istanbul: Cigir Yayinlan 1977. p.496.

24. Kitab kashf al-haqaiq. tafsir Qur'an-i sharif. (in Azeri) 3 vol. comp. and ed.: Mir Muhammad Karim Mirza.farul-alavi, Baku 1907-1908. p. 745+791+959. 25. Kur'an-i kerim, cd.: Omer Feyzi Mardin. Istanbul1950. p. 824\ Istanbul1976. p.535. 26. Mammud b. al-Sayyid Nadhir al-Tirazi al-Madani. (in Uzbek). Bombay 1375/1955. p. 704\ (facsimile of Bombay ed.) Doha: Qatar National Press [l980] p. 704. 27. Muhammad b. Hamza, 2 vol. prep. and ed.: Ahmet Topaloglu. Istanbul: T. C. Kultur Bakanligi 1976-1978. p. (25+99+551)+(855). 28. Muhammad Hasan Mawlazadeh oakwi. Kitab al-bayan fi tafsir alQuran, (in Azeri), 2 vol. Tiflis 1908. 29. Muhammad Khayr al-Din Khan Hindi Hayderabadi, Mawlana. Kitab tafsir al-jamali 'ala al-tanzil al-jalali, (trans. of Tafsir al-Jalalayn in Ottoman Turkish),4 vol. Cairo 1294/1877. p. 209+236+228+235. 30. Muhammad el-Tefsiri ('Ayintabi) (Debbaghzade). Tadjeme-e Tafsir-e Tibyan, (in Ottman Turkish). 2 vol. Cairo 1257/1841-1842. p. 496+398\ (Latin) 4 vol.. Istanbul: Doyuran Matbaasi 1980-1981. p. 448+423+512+588. (9) 31. Nebioglu. Osman. Istanbul 1957. p. 346+1. 32. Okutan. Ahmet, Istanbul 1967. p. 729. 33. Ozturk, M. Kazim. 3 vol. Ankara 1974-1980. p. 381+392+220. 34. [Ozzorluoglu. Suleyman Tevfik] (Ottoman Turkish). Istanbul1927. p. 4+719\ [2nd ed.] Istanbul 1932. p. 719+4. 35. Sarac. M. Emin; I. Hakki Oenguler & Bekir Karliga, Fi Zilal alQuran (trans. of Sayyid Qutbs commentary) 16 yol. Istanbul: Hikmet Yaymevi 1970-[l979] 36. [Sertoglul Haci Murad. 1 Yol. Istanbul 1955, p. 620. 37. Tuzuner. Abdullah Atif. 1st ed. Istanbul 1970. p. 605+22\ 2nd ed. Istanbul: Yagmur Yaymevi 1973. p. 628. 38. Yavuz, A. Fikri. Istanbul1967. p. 607+28\ 2nd ed. Istanbul: Sonmez Nesriyat 1976, p. 1+606+2+28. {5} 39. Yazir, Muhammed Hamdi (Elmalili), Hak dini Kur'an dili. yeni mealli Turkce tefsir 9 vol. Istanbul 1935-1938\ 9 vol. 2nd ed. Istanbul 19601962, p. 6632+229\ 9 vol. 3rd ed. Istanbul 1970, p. 6432+229. 40. Yesil, Semseddin, Fuyuzat. Kur'an-i Mubin'in mealen telsiri, 7 vol. Istanbul 1957-1959, p. 674\ 7 vol. Istanbul 1959-1964. 41. [Anonym] Kur'an, (by a team of translators), Istanbul: Arkin Kitabevi 1959, p.512.

42. [Anonym] Kur'an, 2nd ed. Istanbul 1961, p. 392\ 1st ed. Istanbul: Okat ve Burhan Yayinevleri 1970, p. 346+3. {6} 43. [Anonym], Kur'an-i Karim-Turkce anlamu (Meal), 2 vol. Istanbul: Yeni Istanbul Gazetesi 1969, p. 455\ Istanbul 1972, p. 558+2. 44. {Anonym] Kur'an-i Karim-Turkce anlamu, Istanbul: Milliyet Gazetesi 1962-63, p. 494\ Istanbul: Milliyet Gazetesi 1980, p. 463. {2} 45. [Anonym] Nur al-bayan, (in Ottoman Turkish, by a team of scholars under the supervision of Huseyin Kazim Qadri), 2 vol., Istanbul 13401341/1921-1922, p. (600+27)+(12+601-1147+[41+35). 46. [Anonym], Qur'an. Kelam-i Sharif tesiri, Tefsir-e fawa'id, (in Western Turkic), 2 vol. Kazan 1899-1900, p. 378+480\ 4 vol. Kazan [n. d.], p. 252+264+361+316. 47. [Anonym] Qur'an Tahsil al-bayan ti tafsir al-Qur'an, (Western Turkic), ed. Muhammad Sadiq b. Shah-Ahmad al-Imanquli al-Kazani, Kazani 1910, p. 748. 48. [Anonym] (in Ottoman Turkish, a team work by Khalis Efendi, Haji Dhihni Efendi, Aydoslu Tawfiq Efendi, and Faid Efendi), Terdjeme-i sherife-Turkche Qur'an-i Kerim, Istanbul 1926, p [61+771. 49. {Anonym] (by a team of scholars), Terdjemeli Qur'an-i Karim, Istanbul 1927, p.576+15. 50. [Anonym], (in Ottoman Turkish, by a team of scholars), Turkche Qur'an Kerim terdjemesi, Islanbul 1344j1925-26, p. 944.

65. Urdu: 1. 'Abd Allah Chakralwi, Tariamah-e Qur'an be-ayat al-furqan, 1st ed., Lahore: Hindustan Steam Press 1904, p. 144. 2. 'Abd Allah Hugli, [n.p.] 1829. 3. 'Abd Allah, Sayyid Hj. Mawlawl, Tafsir mudih. al-Qu,'an, Calcutta 1829, p. 850. 4. ' Abd al-'Aziz, Mawlana & Fadl al-Rahman, Mawlana, Aziz al-bayan fi tafsir al-Qur'an bar Khashiyah, (also includes the trans. by Ashraf Ali Thanawi), Lahore 1371/1951, p. 1079. 5. 'Abd al-'Aziz, 'Allamah Qari, 'Aziz al-tafasir [n.p.. n.d.] 6. 'Abd al-Da'im al-Jalali, Asan did Qur'an-e Majid mutarjam (with a summary of Tafsir bayan al-Subhan on the margins), Delhi 1358/1939, p. 680.

7. 'Abd al-Ghaffur Khan, Mawlawi, Hada'iq al-bayan fi ma'arif alQur'an, [Delhil Matba'-e Faruqi 1867. 8. 'Abd al-Hakim Khan Patyalawi (d. 1940), Tafsir al-Qur'an bi al-Qur'an ma'a tarjamah, Tarawari (Karnal, India) 131811900-1901, p. 1492\ 1st ed. Karnal 1906, p. 2+8+1040+2. 9. Abd al-Haqq Haqqani Dehlawi, Abu MuHammad, Fath al-Mannan ya Tafsir-e Haqqani, 8 vol. Delhi 1305-131811887-1900\ 4 vol. 1st ed. Lahore 1930, p. 1141. (6) -,Mukhtasar tafsir-e Haqqani ma'a tarjamah, Delhi: Matba.-e Hami-e Islam 133011912, p. 660. 10. Abd al-Hayy Faruqi, Dars-e Qur'an, 7 vol. 1st ed. Lahore 1955-1965, p. 3566. (1) 11. Abd al-Majid Daryabadi (d. 1977), Qur'an-e Hakim, tarjamah awr tafsir, 4 vol. 1st ed., Karachi 1952, p. (234)+(235-430)+(431-576)+(577-743)\ 2 vol. Karachi 1962\ 2 vol. Lahore: Taj Co. 1974. -:-, Tafsir wadih al-bayan, Delhi: Matba.-e Risalah-e pishwa 1930. 12. Abd al-Muqtadar Badayuni, Mawlana, Tafsir al-Qur'an (Urdu trans. of Tafsir-e .Abbasi) Agra 1315/1897. 13. Abd al-Qadir Dehlawi (Shah), Mudih al-Qur'an (trans. of the Persian trans. of Shah Wali Allah), Meerut 1285/1868\ 1st ed. Karachi: Idara 'Ulum al-Shariah 1376/1956, p. 792. (63) 14. Abd al-Samad, Jawahir al-Samadiyyah, 1st ed. Delhi 1302/1885, p. 275. 15. Abd al-Smad b. Nawab .Abd al-Wahhab Khan, Qur'an-e Majid ka Urdu tarjamah awr talasir ed. Mawlawi 'Abd al-Haqq, 4 vol. [n.p.J 1287/1870, p. 1632. (in old Deccani Urdu; a copy of this edition is in Asafiyyah Library, Hyderabad) 16. 'Abd al-Sattar Dehlawi, Tafsir-e Sattari (maa tarjamah) ma'a Ahsan altafasir Karachi 1956. -; Qur'an Majid mutarjam ma'a hawashi, Fawa'id-e Sattariyyah, 1st ed. Karachi: lsa'at al-Qur'an 1972, p. 964. 17. 'Abid al-Rahman Siddiqi Kandhalwi, Mawlana, Tafsir-e lbn .Abbas maa Lubab al-nuqul fi asbab al-nuzul (includes Urdu trans. by Ashraf Ali Thanawi), 3 vol. Karachi: Kalam Co. 1968. 18. Abu al-Ala Mawdudi, Tarjamah-e Qur'an-e Majid, Delhi: Maktabah-e Islami 1969, p. 1580\ Lahore: Idarah Tarjuman al-Qur'an 1396/1976. (3) -, Tafhim al-Qur'an, 6 vol. Lahore: Maktabah-e Tamir-e Insaniyat 1951.(3) 19. Abu al-Fadl, Mirza, Ilahabad 1913. (copy in Khuda Bakhsh Library, Patna)

20. Ahmad 'Abd al-Samad Faruqi, Fuyud al-Qur'an, 3 vol. ed. lHamid Hasan Bilgirami, Karachi 1393-1396/1973-1976, p. 24+1513\ 3 vo1. Karachi: H. M. Sa.id & Co. 1983. (12) 21. Ahmad Ali Lahori, Innahu al-Qur'an al-Karim, Lahore 1353/1934, p. 1006\ Lahore: Anjuman-e Khuddam al-Din 1974, p. 966. (2) 22. Ahmad .Ali Mirza, al-Qur'an al-hakim mutarjam maa hawiashi tafsir Lawani al-bayan , Lahore: Kutubkhanah Husayniyyah 1955. 23. Ahmad al-Din Amritsari. Khwajah. Tafsir bayan li al-nas ma'a tarjamah. 7 vol. Amritsar 1915. 24. Ahmad Hasan Khan Dehlawi. Sayyid, Ahsan al-tafasir (ma'a tarjamah-e Shah'Abd al-Qadir). 7 vol. 1st ed.Lahore 1973. p. 2060.Ahsan al-fawa'id. Delhi 1347/1928. p. 828.Qur'an-e majid ma'a mudih al-Qur'an ba idafah-e Ahsan al-fawa'id (also includes Urdu trans. by Shah Rafi. al-Din and Shah 'Abd al-Qadir, with Persian trans. by Shah Wali Allah). Delhi: Matba.-e Faruqi [n.d.] p. 800. 25. Ahmad Rida Khan Barelwi {d. 1340). Tanwir al-Qur'an 'ala Kanz aliman. Muradabad 1911\ Muradabad. 1330/1912. p. 488\ ma'a Tafsir-e Khaza'in al-'irfan , Karachi [n.d.] p. 716\ Gujrat 1377/1957, p. 1000. 26. Ahmad Said Khan. Kashf al-Rahman. Delhi 1952. p. 1250\ 2 vol. 1st ed. Delhi 1962. p. 968. (1) 27. Ahmad Shah Padri. Kanpur: Zamanah Press 1951. p. 508. 28. Ahmad Yar Khan Na'imi. Nur al-'irfan fi Hiishiyah al-Qur'an al-ma'ruf beh Mukhtasar Tafsir-e Na'imi. Lahore 1377/1957\ Tafsir nur al-'irfan, Gujrat 1377/1957, p. 1000. -,Tafsir-e Naimi. 11 vol. 1st ed. Gujrat 13631390/1944-1970. 29. 'Ali Bakhsh Padri. Tafsir al-Qur'an. Lahore 1935. 30. 'Ali Hasan Bihari. Mawlawi Sayyid, Matalib al-Qur'an. 3 val. [n.p.] 1331/1913. 31. Ali Lakhnawi. Sayyid. Tarjamah wa tafsir-e Tanwir al-bayan, Agra [1895]. 32. Ali Mujtahid. Sayyid b. Dildar .Ali {d. l259). Tawdih-e majid fi tanqihz-e kalam Allah al-Hamid. tarjamah wa tafsir. 4 vol. Bombay: Haydri 1252/1836. 33. Ali Muhammad. Sayyid. Taj al-Ulama' ,d. 1312), Tarjamah bilii matn ma'a mabsut hawashi. 2 vol. Lucknow 1304/1886-1887. 34. Amir .Ali al-Malihabadi. Sayyid. Tafsir mawahib al-Rahman ma'a tarjamah, 30 vol. 1st ed. Lucknow 1896-1902. p. xxx+8500\ 30 val, 1st ed. Lahore: Maktabah Rashidiyah 1977. p. 8340. (1)

35. Amir Hasan Khan Suha, Hakim Sayyid, Tafsir-e Ahmadi {trans. of the commentary by Mulla Jiwan. tutor of Awrangzeb .Alamgir), [n.p. n.d.].-.Tafsir-e lbn Arabi [n.p. n.d.]. 36. 'Ashiq Ilahi Mirathi, Mawlana. Tarjamah-e Mawlana. 1st ed., Lucknow 1902\ Rawalpindi: Taj Co. [n.d.l p. 732. 37. Ashraf Ali Thanawi. Ijaz numa Qur'an majid, 1st ed. Delhi 1357/1938. p. 488 ,includes Urdu trans. of Rafi al-Din). (18) -.[Tarjamah-e Qur'an], {also contains his commentary Bayan al-Qur'an) 12 vol. 1st ed. Delhi: Matba'-e Mujtaba'i 1908. 38. Athar Zubayri Lakhnawi. Qur'an-e Karim, Sahr al-bayan {trans. in verse). 2 vol. Karachi 1370/1951. p. 1498\ 2 vol. Karachi 1976, p. 56+1498. (1) 39. Bashir al-Din Mahmud Ahmad. Tafsir-e saghir. Rabwah 1957, p. 1466\ 2nd ed. Lahore 1966. p. 954. 40. * Dhi-shan Haydar Jawadi. Sayyid, Lucknow: Tanzim al-Makatib 1411/1990, p. 1314. 41. Fadl al-Rahman Hazarwi, Tafsir fadl al-Rahman, Jami' al-talasir wa alahadith,3 vol. Amritsar-Karachi 1953. 42. Fakhr al-Din Ahmad (Qadiri), (Tafsir-e Qadiri) Tafsir-e Husayni, 1st ed. Lucknow 1882\ 2 vol. Lucknow 1886, p. 836. 43. Fakhr al-Din Multani, Mutarjam Hama'il. Lahore 1919, p. 704. 44. Farman .Ali, Lucknow 1326/1908, p. 460\ Karachi: Pir Muhammad Ibrahim Trust 1390/1970, p. 1088. {3) 45. Fath Allah Shirazi, [n.p.] 1335/1917, (available in the Asafiyyah Library, Hyderabad). 46. Fath Muhammad Khan Jalandhari, Fath al-hamid maa mukhtasar tafsir. Amritsar 1900\ 1st ed. Lahore [n.d.], p. 981 \ 1st ed. Lahore 1908\ Karachi: Taj Co. [1969] p. 925. {6) -, Khulasat al-tafasir 4 vol. Lukhnow: Matba.-e Anwar-e Muhammadi 1309-1311. 47. Fath Muhammad Ta'ib Lakhnawi, Khulasat al-tafasir 4 vol. Lucknow 1309-1311/1891-1893, p. 2580. -, Qur'an-e Majid maa bayan-e mufid (Ahsan al-bayan fi qisas al-Qur'an), Lucknow 1901, p. 640+40. 48. Fayd Hasan, Mawlawi Sayyid, Tafsir-e Khulqi, 2 vol. Hyderabad Deccan: Azam Steam Press 1253/1837. 49. Firuz al-Din Ruhi AkbarabadI, Talsir al-Qur'an ma.a fa,iamah, Karachi 1950-1955, p. 1728. 50. Firuz al-Din Daskawi, Sialkot: Mufid-e . Press 1322/1904, p. 1222. 51. Firuz al-Din, Mawlawi, Tashil al-Qur'an (simplified version of Shah .Abd al-Qadir's literal trans.), Lahore 1362/1943, p. 998. 52. Firuz al-Din Siyalkoti, [n.p.] 1890.

53. Ghulam Ahmad Ahmadi, Mawlawi, [n.p. n.d.]. 54. Ghulam Ahmad Parwiz, Mafhum al-Qur'an, Lahore 1961\ 3 vol. 1st ed. Lahore: Idarah-e Tulu-e Islam 1970, p. 13+19+1502. 55. Ghulam Hasan Niyazi Peshawari [Qadiyani] Peshawar, 1939, p. 656. 56. Ghulam Mahdi Khan Wasif, Tafsir matalib al-furqan maa tarjamah-e Jalalayn wa Fawa'id wa Matalib-e Baydawi, 2 vol. Madras 12781288/1861-1871, p. 1096. 57. Ghulam Muhammad Ghawth, Tafsir-e 'umdat al-bayan, Lucknow [n.d.]. 58. Ghulam Sarwar Lahori, Hafiz, [n.p. n.d.]. 59. Hasan Nizami Dehlawi, Khwajah, Amm fahm tafsir al-Qur'an, 1st ed. [n.p.] 1924\ 3 vol. (with Rafi al-Din's trans.), Delhi 1938, p. 420. -, Tartili tarjamah-e Qur'an-e Majid. 2 vol. 1st ed. Delhi: Dargah Nizam al-Din Awliya. 1359/1940, p. 1200. 60. Hasan, Aqa Sayyid, Dhayl al-Bayan fi talsir al-Qur'an, *n.p.+: Imad alIslam Press l352/1933. 61. Hashim .A1i, Muhammad. [n.p.] 1868. p.636. 62. Hayrat Dehlawi, Mirza Muhammad Imraw, Qur'an Majid mutarjam. Delhi: Curzon Press 13219-1320/1902-1903.(2) 63. Husayn 'Ali Khan, Jawahir al-Qur'an, 3 vol. 1st ed., ed.: Mawlana Ghulam Allah Khan, Rawalpindi 1383/1963, p. 1402\ Hyderabad Deccan 1302/1885. 64. Husayn Bakhsh, Mawlawi, Tarjamah wa tafsir, Jada (Dera Isma'il Khan) [n.d.]. -, Tafsir anwar al-Najaf fi asrar al-Mushaf, 14 parts Sargodha: Maktabah-e Anwar al-Najaf 1373-1393. 65. Ibrahlm b. 'Abd al-'Ali Arawi, Tafsir-e Khalili maa tarjamah, Arah: Tab'-e Khalili, 1889. A copy of this print exists in the British Library (Ms. 20-C14507). 66. Ibrahim Beg Chughta'i, Mirza (d. 1940), Manzum Urdu tarjamah, Agra 1934. 67. I'jaz Wali Khan, Mufti, Tanwir al-Qur'an ala Kanz al-iman, [n.p.] 1368/1949. 68. Ihsan Allah 'Abbasi Gorakhpuri, Gorakhpur: Asadi Press 1892, p. 468. 69. 'Imad 'Ali Mujtahid Sonipati (d. 1304), .Umdat al-bayan, Delhi: Matba'-e Yusufi 1300-1307/1883-89, p. 1674. (2} 70. 'Imad al-Din Panipati (d. 1844), (in Roman script) Ilahabad: Christian Mission Press 1894\ [n.p.] 1313/1895\ (in Roman script) Lucknow: Methodist Mission Press 1900, p. 5+307.(2)

71. Imdad Husayn Kazimi, Mawlana Sayyid, al-Qur'an al-mubin maa tarjamah, tafsir al-muttaqin mutabiq-e riwayat-e A'immah-e Ma'sumin, 1st ed. Lahore: Insaf Publishing Press 1960, 732. 72. Intizam Allah Shahabi, Mufti, Tafsir al-Qur'an, Delhi: Faruqi Press 1948. 73. Kalim Yasin, 1st ed. Kalat Awan-e Kalat [n.d.] p. 524. 74. Kanhayya Lal Lakhdari, Munshi, (based on' Abd al-Qadir's trans. and done at the behest of Raja Ranjeet Singh, Sikh ruler of Panjab), 1st ed. Ludhyana 1882, p. 415. 75. Karamat 'Ali Jawnpuri, Kawakib-e durri, Hyderabad 1253/1837, p. 1390 (available in Asifiyyah Library). 76. Mahmud Hasan Deobandi [& Shabbir Ahmad 'Uthmani], (the latter completed the trans. done up to surat al-Nisa' by Mahmud Hasan [d. 1919], Bijnur: Madinah Press 1923\ Lahore 1976, p. 794. (6} 77. Mahmud al-Nisa' Begum, Tafsir-e Qur'an-e Majid ma'a tarjamah, 1st ed., Hyderabad Deccan: Dar al-Tab'-e Sarkar-e 'Aliyah [n.d.] p. 621. 78. Maqbul Ahmad Dehlawi, Tafsir mutabiq-e riwayat-e A'immah-e Ahl-e Bayt-e Kiram, Delhi 1331/1913, p. 966\ Lahore [n.d.] p. 733.(4} 79. Mazhar 'Ali Sahsawani, Tafsir-e mazhar al-bayan, [n.p. n.d.] . 80. Muhammad 'Abd al-Bari, Qur'an-e Majid ma'a 'am fahm tarjamah, 1st ed., Hyderabad Deccan: Daftar-e Isha'at-e 'Ulum wa Fann 1372/1952, p. 1832.(1} 81. Muhammad 'Abd al-Bari Farangi Mahalli, Altaf al-Rahman be-tafsir alQur'an, 1st ed. 3 vol. Lucknow: Nami Press 1925. 82. Muhammad 'Abd al-Majid, Tafsir al-bayan fi tarjamat al-Qur'an, Delhi 1903 83. Muhammad 'Abd al-Qadir Siddiqi Qadiri, Tafsir-e Siddiqi, 6 vol., 1st ed. Hyderabad Deccan: Matba'-e Sarkar-e 'Aliyah 1971, p. 3809. 84. Muhammad 'Abd al-Salam 'Abbasi Badayuni, Zad-e Akhirat, (completed in 1224/1826, in 100,000 or 200,00 verses), 4 vol. Lucknow 1244/1828, p. 1762\ 4 vol. Lucknow 1285/1868. ) 85. Muhammad Abu Zarr Sanbhali, Tafsir-e Jalalayn, Agra: Matba'-e I'jaz-e Muhammadi 1905. 86. Muhammad Ahsan Ta'alluqdari, Mawlana, Ahsan al-tafasir, 7 vo1. Delhi 1909. 87. Muhammad Ahsan Allah Gorakhpuri, Qur'an-e Majid Urdu bila matn, Gorakhpur: As'adi Press 1892, p. 468. 88. Muhammad .Ali Lahori (Ahmadi), Bayan al-Qur'an, 3 vo1. 1st ed. Lahore 1921-23. (5)

89. Muhammad 'Ali Dehlawi, Shaykh, Delhi: Matba'-e Ithna 'Ashari 1330/1911, p. 968. 90. Muhammad 'Ashraf Jilani Kachhochhawi (d. 1381), [n.p.] 1336/1947. 91. Muhammad 'Atiq Bahr al'Ulumi (Farangi Mahalli), Abu alQasim, Qur'an-e 'Azim, Lucknow 1371/19S1-19S2\ 1st ed. Karachi: Idarah Bahr al-'Ulum Isha'at al-Qur'an 1970, p. 606. 92. Muhammad Baqir Ba Zaydi, Tarjamah tafsir-e Haydari, Bombay [n.d.] p. 572. 93. Muhammad Baqir, Mawlawi, Sialkot Mufid-e 'Am Press 1311/1893. 94. Muhammad Bashir, Mawlawi, Tarjamah wa tafsir, [n.p. n.d.]. 95. Muhammad b. Ibrahim Junagadhi, Mawlana, Tarjamah Tafsir-e Ibn 'Abbas, Delhi: Nur Muhammad Press 1928-1933. -, Tarjamah Tafsir-e Ibn Kathir, 5 vols. Karachi: Nur MuQammad 1954, p. 2947. 96. Muhammad Dawud Khan b. Khurshid Ahmad Khan, al-Fatd1 al-kabir, 10 vol. in 5, Karachi: Maktabah-e al-Rayhan 1965-1968. 97. Muhammad Dawud Raz, Delhi 1384/1964, p. 792\ 1st ed. Delhi: Idarahe Isha'at-e Din 1393/1973, p. 720. 98. Muhammad al-Hakim, Dr., Hama'il a-tafsir, Karnal1906. 99. Muhammad Hanif Nadawi, al-Qur'an al-hakim mutarjam ma'a Tafsir siraj al-bayan, 2 vol. Lahore: Malik Siraj al-Din Publishers 1966. 100. Muhammad Hasan Amruhwi, Sayyid Hakim Naqvi Jalali, Tarjamah-e Ghayat al-burhan, 2 vol. Muradabad 1894\ 2 vol. 1st ed. Amroha 1322/1904, p. 1433. (1) 101. Muhammad Husayn, Madamin-e Qur'an, 1st ed. Lahore 1980, p. 767. 102. Muhammad Husayn Dhariwal, Mawlana, Tafsir-e Rabbani, pub: Anjuman Rabbani Dhariwal, Dil'ah Gurdaspur, [n.p. n.d.]. 103. Muhammad Husayn Quli Khan, Nawab, Tarjamah Qur'an Sharif ma'a tafsir, Lucknow: Matba'-e Husayni Ithna 'Ashari 1885, p. 796. (1} 104. Muhammad Husayn Lakhnawi, Sayyid, Tafsir-e tanwir al-bayan tarjameh tafsir-e "Khulasat al-manhaj." az Fath Allah Kashani, (trans. from Persian), Akbarabad-Agra 1312/1895, p. 1186.(1) 105. Muhammad Idris, Hafiz, Kashshaf al-Qur'an, 2 vol. Peshawar: University Book Agency [n.d.]. 106. Muhammad Ihtisham a1-Din Muradabadi, Tafsir-e iksir-e a'zam, 9 vol. Lucknow: Nowalkishore 1313/1895, p. 610. 107. Muhammad Insha' Allah, Tafsir al-Qur'an be-zaban-e Urdu ma'a tarjama-e Furqan-e Hamid, 1st ed., 8 vols. Lahore: lHamidiyyah Steam Press 1907-15, p. 3740.

108. Muhammad Ishaq Mir (Ahmadi), Tarjamah-e Qur'an mukhtasar hawashi, Lahore: Photo Art press [n.d.l p. 776. 109. Muhammad Ismail Afdal, Urdu tarjamah-e kalam-e Rabbani almawsum beh Charagh-e hidayat, Lahore: Shaykh Ghulam .A1i & Sons 1952, p. 790. 110. Muhammad Karam Shah, Diya' al-Qur'an, 5 vol. 1st ed. Lahore: Diya' al-Qur'an Publications 1384-1399/1964-1979, p. 3580. 111. Muhammad Nabi Bakhsh. Tafsir-e Nabawi manzum, 15 vol. in 4, 1st ed. Lahore: Karimi Steam Press 1930, p. 3860. 112. Muhammad Rahim Bakhsh Deh1awi. A'zam al-tafasir (by Shah Wali Allah). 8 vol. 1st ed. Delhi 1312/1894, p. 2432\ Delhi 13141317/1896-1899. 113. Muhammad Ramadan Akbarabadi, Tafsir Ibn-e 'Abbas (with Shah Rafi. a1-Din's trans.). Agra, 1926, p. 301. 114. Muhammad Sadiq, Mawlawl, Tarjamah wa tafsir, Lucknow: Nizami Press [n.d.]. 115. Muhammad Said Qadiri Hanafi Dakkani (Ahmadi), Tafsir-e Ahmadi. 2 vo1. Agra: Matba.-e Murtada'i 1915, p. 265+195. 116. Muhammad Salim al-Din Shamsi (Shamhi?), Qur'an-e Majid ba muhawarah tarjamah Urdu awr Gurati. 2 vol. 1st ed. Karachi 1972. p. 908. 117. Muhammad Shah, Sayyid, Matalib al-furqan fi tarjamat alQur'an. Lahore 1300/1883\ 6 vo1. 1st ed. Lahore 1050/1931. p. 804. 118. Muhammad Shafi Mufti (d. 1976), Ma'arif al-Qur'an, 8 vol. Karachi: Idarat ; al-Maarif 1389-1393. 119. Muhammad Su1ayman Faruqi, Tawdih al-Qur'an maa tarjamah, Amritsar: a1-Fayd Dar al-Ishaah (prior to 1947). 120. Muhammad Thana' Allah .Uthmani Panipati (d. 1225), Tafsir-e Mazhari. 9 vols. Delhi: Nadwat al-Musannifin 1961-69. 121. Muhammad .Ubayd Allah, Tafsir iqtibas al-anwar min kalam alGhaffar, Lahore [n.d.] p. 608. 122. Muhammad Umar Qadiri, Sayyid Shah, Tafsir-e Qadiri, kashf alqulub, 3 vol. Hyderabad: Shams a1-Is1am Press 1319-132011901-1902, p. 652 (256?). 123. Muhammad Uthman Salim a1-Din Jaipuri, Tashrih al-Qur'an, 4 vol. [n.p.] 1883. 124. Muin a1-Din, Pir (Ahmadi), Makhzan-e maarif: Khulasah Tafsir-i kabir (summary of the commentary by Mirza Bashir a1-Din), 3 vo1. [n.p.] 1963.

125. Mumtaz .A1i, Tarjamah-e Qur'an-e Sharif. Hyderabad Deccan: Matba.-e Haydari [n.d.]. 126. Mumtaz .Ali Deobandi, Sayyid, & Najm al-Din Siyoharwi, Tafsil albayan, maqasid al-Qur'an, 6 vo1. 1st ed. Lahore: Dar a1-Isha.ah 13481351/1929-1932,p.1143. 127. Muslih Haydarabadi, Abu Muhammad, Tawdih al-Qur'an, Muradabad 1911\ Bombay: Ali Bha'i Sharaf .Ali & Co. 1966. 128. Mustafa bin Muhammad Sa'id, al-Qur'an al-murtarjam ma'a Tafsir-e Husayni, Agra 1308/1890, p. 1266. 129. Nadhir Ahmad, Dipti (Deputy), lst ed. Delhi [1317/1899], p. 774\ Lahore: Shaykh Ghulam Ali & Sons 1952, p. 790. (18130. Najm al-Din Siyoharwi, Firuzpur: Fayd Bakhsh Agency 1907, p. 487. 131. Naim al-Din Muradabadi, Khaza'in al-'irfan, Muradabad 1330/1912\ Karachi: Maktabah-e Ridwiyyah [n.d.l p. 716.(1) 132. Nizam al-Din Hasan, Mawlana, Lucknow: Nowalkishore 1907. 133. Nur al-Din, Mawlana [Qadiyanil, Dars-e Qur'an, Tarjamah, Agra: Khayrkhwah-e Islam Press 1910\ Qadian 1932. 134. Nur al-Haqq Munim, Qadi Sayyid, Tafsir [written at the behest of Nawab Sayyid Muhammad Fayd Allah Khan (1188-1208 H.)l [n.p. n.d.] 135. Qutb al-Din Khan Bahadur Dehlawi, Jami' al-tafasir 2 vol. Kanpur: Ni'zami 1283/1866, p. 1390\ Delhi: 1293/1876, p. 664. -, Tafsir-e Qadiri (trans of Tafsir-e Husayni), [n.p: n.d.] Nowalkishore. 136. Rafat Ra'uf Ahmad Mujaddidi, Tafsir-e Mujaddidi ma'ruf beh Tafsir-e Faruqi, 2 vol. Bombay 1293/1876, p. 1018\ Tarjamah-e Tafsir-e Ra'ufi, 4th ed. Bombay: Fath al-Karim Press 1305/1887. 137. Rafi. al-Din Dihlawi, Shah, Tarjamah-e Shah Rafi' al-Din, 1st ed. Calcutta: Islam Press 1840 (?)\ 2 vol. 1st ed. Lahore: Taj Co. 1973, p. 1067. (42} 138. Rafiq Bulandshehri, Mawlana, I'jaz numa Qur'an-e Majid, Delhi 1938, p. 488\ Delhi: Qudsi Printing Press 1950. 139. Raihat Husayn Gopalpuri, Sayyid, Tafsir anwar al-Qur'an, Khajwah: Islah [n.d.] p. 670. 140. Rahat Husayn Khan Akbarabadi, Qur'an sharif mutarjam ma'a Tafsir-e tanwir al-bayan (Tanwir al-bayan is Urdu trans. of Khulasat almanhaj by Fath Allah Kashani, given on the margins), Agra: Nur-e Ilahi (n.d.}, p. 1196. 141. Rawshan 'Ali, Hafi'z (Ahmadi), Lahore [n.d.] p. 783\ 2nd ed. Sargodha [n.d.] p. 783\ 2nd ed. Rawalpindi: Kitab Ghar [n.d.] p. 783.

142. Salah al-Din, al-Hajj Pir (Ahmadi), Qur'an Majid tarjamah ma'a tafsir, 4 vol. 1st ed. Islamabad: Qur'an Publications 1974-1980, p. 2942. 143. Sarwar Shah, Mawlawi (Ahmadi), Tafsir-e Sarwari ma'a tarjamah, [n.p.] 1906-1912. (published in instalments in the journals Ta'lim alIslam and Tafsir al-Qur'an between 1906 and 1912.) 144. Shabbir Ahmad .Uthmani, Ma'arif al-Qur'an, 8 vol.. 1st ed. Karachi: Idarat al-Ma'arif 1969-1973, p. 5729. -, Fawa'id mudih alQur'an, Bijnor: Madinah Press 1357/1938, p. 794. 145. Shams al-Din Shaiq Izadi, Muhammad, Manzum Urdu tarjamah-e Qur'an-e Majid (in 25679 verses), 3 vol. 1st ed. Lahore 1342/1923, p. 2966. 146. Sharif Husayn Baharalwi, Athar-e Haydari (trans. of the tafsir ascribed to Imam al-Hasan al-.Askari [a]). ed. Sayyid Muhammad Harun Bankipuri.. Bombay: Imamiyyah Kutubkhanah 132011902. p. 648. 147. Siddiq Hasan Khan. Nawab, Tarjaman al-Quran beh lataif albayan, Khulasah tafsir-e Fath al-Qadir-e Imam Shawkani. 16 parts Lahore: Matba.-e Siddiqi 1307-1323\ 12 vol. 1st ed. Agra 1312132311894-1905. p.8554. 148. Sikandar .Ali Khan Nawab Malir Kotla. Tafsir-e Rahmani, 1st ed. Delhi 1268/1852. p. 848. 149. Siraj al-Din Muhammad ,Abd a1-Ra'uf. Quran Majid maa Tafsir al-Jalalayn, Agra 1900, p. 1244. 150. Thana. Allah Amritsari, Tafsir-e Thanai, Amritsar 1907\ 7 vol. Amritsar 1313-1347/1895-1928\ Delhi: Idarah-e Ishaat-e Din 1393/1973. p. 720.(1} 151. Umar Miyan Miraj Din (Ahmadi), Hamail sharif mutarjam maa hawashi, [n.p. n.d,] 152. Wahid al-Zaman b. Masih al-Zaman. Mawlana, Nawab Wiqar Jang. Tabwib al-Quran. 1st ed. Lahore [n.d,]. p. 704\ maa tafsir-e Wahidi, Lahore: Ahmadi [n.d.]\ Tafsir-e Wahidi maa tarjamah Mudihat al-furqan. Lahore 1323/1905, p. 910\ Tuhfat al-Qur'an. 1st ed. Lahore 1321/1903. p. 804\ Amritsar 132311905.(l} 153. Yaqiib Hasan (Madrasi?), Hama'il sharif mutarjam Urdu (with a complete trans. of Tafsir al-Jalalayn). Agra 1866. -, Kitab al-huda. 1st ed. Lahore 1343/1924. p. 712\ Bombay: Khilafat Press 1926. (1} 154. Yasin Hakim, Shah, Lahore: Din-e Muhammadi Press 1935. p. 524. 155. Yusuf Husayn, Mawlawi. Tarjamah wa tafsir, [n.p. n.d.] 156. Zahid Malik. Madamin-e Qur'an. 1st ed. Rawalpindi: Matbaat-e Hurmat 1980, p. 799.

157. Zhir al-Din Bilgrami, Qur'an-e Majid mutarjam maa hashiyah. Lucknow 1873. p. 644. 158. Zayn al-Abidin. Sayyid, Kashif al-ghum. llahabad: Hindustan Academy 1304/1886-1887, p. 434. 159. Zirak Husayn Ridwi Amrowhi. Mufid al-Quran maa khwass alayat. Hyderabad Deccan.: Matba.-e l:Iaydari [n.d.]. 160. 161. 162. 163. [Anonym] An Interpretaion of the Holy Quran (includes an Urdu trans. along with .Abd Allah Yusuf .Alis English trans.). Lahore: Shaykh Muhammad Ashraf 1979, p. 22+990. 164. [Anonym] Azam al-tafasir, 8 vols.. 1st ed.. Delhi: Miur Press 1312/1894. p. 2432. 165. *Anonym+ Hamail Sharif mutarjam, Delhi 1900, p. 1200. 166. [Anonym] Hamail Sharif mularjam wa muhashsha, (in early Urdu, a very old trans.). Amritsar; Matba al-Quran wa al-Sunnah 1903. p. 732. 167. [Anonym] Mawahib-e Aliyyah, Tafsir-e Husayni (by Husayn Waiz Kashifi.with Shah Rafi al-Dins trans.). Meerut 1284/1867. (8168. [Anonym]. Nur afza mutawassit Quran sharif maa hawashi (trans. and commentary by Mawlana Ashraf All Thanawi on the margins). Karachi 1953. p.868. 169. [Anonym] Nur afza Quran-e Majid maa kamil tafsir (based on the trans. of Ma'hmud al-Hasan and Ashraf 'Ali Thanawi). Karachi [n.d.] p. 914. 170. [Anonym]. Nurani Charagh (tarjamah bila matn). Lahore: Ta'limi Kutubkhanah [n.d.] p. 592. 171. [Anonym]. Nurani sham-e Qur'an-e Majid (tarjamah bila matn). Lahore: Kamiyab Book Depot [n.d.] p. 480. 172. [Anonym] Qur'an Majid maa tarjamah (trans. in Urdu and Persian). 1st ed. [n.p.] Matba.-e A'hmad Qadimi 1314/1896. p. 848. 173. [Anonyml Qur'an Majid mutarjam. [Lucknow?] 1840. p. 747. 174. [Anonym]. Quran Majid mutarjam maa al-Fawa'id. Nujum alQuran wa Tafsir-e Husayni. Agra: Matba'-e Ijaz-e Mu'hammadi. 1305/1887. p. 846. 175. [Anonym] Qur'an Sharif mutarjam maa Khulasat al-tafasir. Delhi 1892. p. 656.

176. [Anonym] Qur'an Majid mutarjam maa manafi, fada'il wa khawas. Agra 1314/1896. 177. [Anonym]. Quran Majid. tarjamah al-thalathah. Delhi: Faruqi Press 1315/1897. 178. [Anonym]. Qur'an Majid. tarjamah wa tafsir (an important Shi'i trans.). Lucknow: Matba.-e Hajji Walad Muhammad Husayn [1847]. 179. [Anonym] Quran Sharif mutarjam ma'a talsir Minhat al-Jalil (Khulasah tafsir-e lughwi). Agra 1316/1897. 180. [Anonym] Rawshan charagh. (tarjamah bila matn). Lahore: Shaykh Ghulam Husyan and Sons [n.d.] p. 528. 181. [Anonym] Tafsir al-Baydawi (with Urdu trans). Deoband: Matba.e Qasimi (n.d.}. 182. [Anonym] Tarjamah wa tafsir, Delhi: Matba.-e Paygham 1844. 183. [Anonym] The Illustrious Quran (includes an Urdu trans. With 'Abd Allah Yiisuf .Alis English trans). 2 vols. London 1978. 184. [Anonym] Urda tarjamah (Qur'an). Agra: Matba' Mufid-e 'Am 1301/1892-93.

66. Vietnamese:* Tu Cong Thu. [?] 1993. p. 74. (a partial trans., of the. Amma juz.. i.e. part xxx) 67. Yoruba: 1. Cole, M. S., Lagos 1906. p. 452\ Exeter: James Townsend & Sons 1924. p. 410. 2. Muhammadul Awwal Augusto; Ahmad Tijani Akanni & Hasan Yusau Dindey. 1st ed. Beirut [19731 p. xvi+575\ Beirut Dar al-.Arabiyyah 1977. p. xvi+575. *This review was undertaken under the auspices of the Centre for the Translation of the Our'an, the Directorate of Cultural Affairs of the Awqaf and Charities organization of the Islamic Republic of Iran (P.0.Box 37185-3984, Qum, Islamic Republic of Iran. Tel: (251)-737094 & 737368, fax: (251)-737094.) From Al-Tawhid - Vol.XII, No.2, Rabi ul Thani-Jamadi al-Thani, 1415/OctoberDecember, 1994).

Return to Holy Qur'an Resources on the Internet Home Page

HASAN AL BASRI
.

Imam Mujtailidin ( Imam Para Tabiin ) Kisah seorang ulama besar dari kalangan tabiin yang hidup bertetangga dengan seorang Yahudi selama puluhan tahun ? dan kebetulan kamar mandi tetangganya itu ada di atas kamar tidur sang imam. Setiap hari, ia menampung air rembesan dari kamar mandi itu. Sampai suatu ketika sang imam sakit keras, tetangganya itu berkenan untuk datang menjenguknya. Alangkah kagetnya Si tetangga saat masuk ke kamar tuan rumah, ia melihat wadah penampungan air rembesan itu di kamar sang imam. Saat mengetahui sang imam telah puluhan tahun menampung air rembesan itu, la pun takjub akan kesabarannya. Saat itu juga, ia menyatakan keimanan keislamannya di hadapan sang imam. Ia adalah Imam Hasan Al-Bashri. Hasan Al-Bishri lahir di Madinah pada 30 H (642 M). la adalah anak Yassar dan Khairah. Ibunya adalah mantan maula ( hamba sahaya) dari Ummul Mukminin Ummu Salamah. Nama Al -Hasan sendiri adalah pemberian dari Ummu Salamah yang berharap Barakah dan kebaikan dari Allah Swt. Sejak kecil, a hidup di bawah pengasuhan dan didikan salah seorang istri Rasulullah Saw., Ummu Salamah. la pun pernah berguru kepada pare sahabat Nabi antara lain Utsman bin Affan, Abdullah bin Abbas, Ali bin Abi Thallib, Abu Musa Al-Asyari, Anas bin Malik, Jabir bin Abdullah, dan Abdullah bin Umar. Ketika Al Hasan berusia 14 tahun dan memasuki usia remaja. Ia pindah bersama ayahnya ke Bashrah, Irak, dan menetap di sana bersama keluarganya. Dan dari sinilah kemudian ia dikenal dengan nama Hasan Al-Bashri alias AlHasan dari Bashrah. Hasan Al-Bashri berusia panjang, yaitu hingga mencapai usia sekitar 80 tahun. la wafat pada malam Jumat, 10 Oktober 728 (Rajab 110 H). Pada pagi harinya. tersebar berita tentang kematiannya sehingga Bashrah bergetar karenanya. Kemudian ia dimandikan. dikafani, dan dishalati setelah shalat Jumat di Masjid Jami yang sepanjang hidupnya dia habiskan waktunya di sana sebagai seorang pandidik, dan penyeru kepada Allah. Seluruh Kaum Muslim yang tinggal di Bashrah mengiringi Jenazahnya hingga ke pemakamannya. Hari itu, di Bashrah tidak diselenggarakan Shalat Ashar berjamaah karena kota Itu kosong tidak berpenghuni. Kejadian ini baru pertama kalinya sejak Kaum Muslim Bashrah mambangun Masjid Jami yaitu hari kepulangan Hasan Al -Bashri. Pustaka

99 tokoh muslim dunia oleh salman Iskandar

HASAN AL BASRI
mbesan itu di kamar sang imam. Saat mengetahui sang imam telah puluhan tahun menampung ai r rembesan itu, la pun takjub akan kesabarannya. Saat itu juga, ia menyatakan keimanan keislamannya di hadapan sang imam. Ia adalah Imam Hasan Al-Bashri. Hasan Al-Bishri lahir di Madinah pada 30 H (642 M). la adalah anak Yassar dan Khairah. Ibunya adalah mantan maula ( hamba sahaya) dari Ummul Mukminin Ummu Salamah. Nama Al -Hasan sendiri adalah pemberian

AHMAD HASSAN
k dari kalangan Wahhabi ini. Adapun caranya, Hassan lebih suka melalukannya dengan cara berdebat secara langsung, atau menulis dalam bentuk artikel atau buku. Kerena tertarik pada ilmu menenun, pada tahun 1924 Hassan pergi keBandung. Tujuannya hanya satu, memperdalam ilmu pertenunan selama 9 bulan. Ia tinggal bersama keluarga Muhammad Yunus, seorang pendiri Persis. Usai sekolah tenun, Hassan sempat dipercaya mengelola pabrik tenun selama setahun

MOHAMMAD NATSIR
lektual. Ketika di MULO inilah Natsir mengenal Jong Islamieten Bond cabang Padang yang waktu itu diketuai oleh Sanusi Pane (belakangan dikenal sebagai seorang sastrawan). Usai menamatkan MULO, pada tahun 1927 Natsir

pergi keBandung dan melanjutkan pendidikan formalnya di AMS (Algemene Middlebare School). Di sinilah Natsir mulai berkenalan dengan pergaulan yang lebih meluas. Baik pergaulan fisik dengan multi etnis maupun secara intelektual denga

ALI BIN ABI THALIB


ruf alif (yang bisa melahirkan vokal a,i, dan u). Ali bin Abi Thalib lahir di Kota Makkah Al -Mukarramah pada 32 tahun setelah kelahiran Rasul, berarti delapan tahun sebelum kenabian Muhammad Saw. Ia memiliki nama lengkap Abul Hasan Ali bin Abi Thalib bin Abdul Muththalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qushai bin Kilab al-Quraisyi. Nasab Ali bertemu dengan nasab Nabi Muhammad Saw. pada kakeknya, Abdul Muththalib. la adalah saudara sepupu Rasululla

ISLAM SEBAGAI AGAMA YANG LENGKAP DAN UNIVERSAL


khalifah agar dipergunakan sebaik-baiknya bagi kesejahteraan bersama. Untuk mencapai tujuan suci ini, Allah memberikan petunjuk melalui Para rasul-Nya. Petunjuk tersebut meliputi segala sesuatu yang dibutuhkan manusia, baik akidah, akhlak, maupun syariah. Dua komponen pertama, akidah dan akhlak, bersifat konstan. Keduanya tidak mengalami perubahan apa pun dengan berbedanya waktu dan tempat. Adapun syariah senantiasa berubah sesuai dengan kebutu

K.H. ABDUL WAHID HASYIM


pegang. Setelah Kabinet Hatta (1949-1950) berakhir, di era Kabinet Natsir (1950-1951) dan Sukiman (1953), Wahid tetap menjadi menteri agama, sampai meninggal pada 19 April 1953, dalam sebuah kecelakaan mobil di daerah Cimahi, Bandung. BERJUANG UNTUK SYARIAT Ketika pada 7 Desember 1944 Badan Penyelidik Usahausaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dibentuk, Wahid masuk sebagai salah seorang anggotanya. Ia adalah anggota termuda. Badan bar

RABIAH AL-ADAWIYAH
Berdoa dan berzikir adalah hiasan hidupnya. Sangking sibuknya mengurus akhirat, ia lalai dengan urusan duniawi, termasuk membangun rumah tangga. Meskipun banyak lelaki yang datang meminangnya, seperti Gubernur Basra dan Imam Hasan Al-Basri, Rabiah tetap tak tertarik untuk menikah. Cinta Rabiah tak bisa disebut sebagai cinta yang mengharap balasan. Justru, yang ia tempuh adalah perjalanan mencapai ketulusan. Lewat sebuah doa yang mirip syair, i

Mengenal Lebih Dekat Situs Al Aqsha


? Alhasil menurut sejarawan, bangunan ini telah direstorasi pada tahun 1200 Masehi. Lokasinya berdekatan dengan Kubah Nabi. Qubbah an-Nahawiyah. inilah bangunan sekolah sastra yang didirikan pada tahun 1270 Masehi oleh Amir Hasanad-Din. Secara historis, situs ini tak terkait langsung dengan sejarah Dome of the Rock. Kata an Nahawiyyah berakar dar kata Nahwu, yakni salah satu ilmu gramatikal dalam bahasa Arab. Gerbang Emas (Golden Gate). in

PERKEMBANGAN BANK SYARIAH DI INDONESIA


ajian tersebut adalah Karnaen A. Perwataatmadja, M. Dawam Rahardjo, AM. Saefuddin, M. Arnim Azis, dan lain lain. Beberapa uji coba pada skala yang relatif terbatas telah diwujudkan. Di antaranya adalah Baitut Tamwil Salman, Bandung, yang sempat tumbuh mengesankan. Di Jakarta juga dibentuk lembaga serupa dalam bentuk

koperasi, yakni Koperasi Ridho Gusti. Akan tetapi, prakarsa lebih khusus untuk mendirikan bank Islam di Indonesia baru dilakukan

HAJI AGUS SALIM


k-anak dari kalangan pejabat dan bangsawan yang bisa masuk. Untuk kesekian kalinya Salim menunjukkan kecemerlangannya. Di zamannya, Salim ternyata menjadi siswa HBS terpandai di Hindia Belanda. Selain Batavia, HBS juga ada diBandung dan Surabaya. Tapi, rupanya, ketika di HBS inilah Salim benar-benar masuk dengan sistem kehidupan ala Barat. Hal ini diperkuat dengan, ketika selama di HBS itu, ia kos di rumah Th. Koks yang orang Belanda. Praktis Dato Seri Anwar Ibrahim telah menerima undangan khas ke Istanbul dari Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan untuk menjadi tetamu khas kepada Perdana Menteri Turki. Selain itu Dato Seri Anwar Ibrahim juga akan menyertai mesyuarat International Institute of Islamic Thought atau lebih dikenali dengan singkatan IIIT,sebuah badan pemikir islam peringkat

antarabangsa. Beliau yang ditemani oleh Dato Seri Wan Azizah akan berada disana selama 4 hari bermula dari 13 Oktober 2011 sehingga 16 Oktober 2011. Pejabat Dato Seri Anwar Ibrahim

14
Oct

Belanjawan 2012 Sahkan GST Akan Dilaksanakan Jika BN Menang PRU 13


Angka-angka unjuran ekonomi yang terkini semakin menunjukkan bahawa ramalan pertumbuhan ekonomi yang digunakan Perdana Menteri di dalam Belanjawan 2012 adalah tidak realistik. Terbaru adalah unjuran yang dibuat Malaysian Institute of Economics Research (MIER) yang menurunkan unjuran pertumbuhan ekonomi bagi tahun 2011 kepada 4.6%.

Berdasarkan realiti ekonomi global, sasaran pertumbuhan 5% 6% yang digunapakai adalah sukar untuk dicapai. Ini akan memberi kesan kepada jumlah pendapatan negara bagi tahun 2012 akibat kutipan cukai dan hasil lain yang berkurangan berikutan pertumbuhan ekonomi 2012 yang lebih perlahan.

Barisan Nasional perlu meminjam sekurang-kurangnya RM46 bilion untuk membiayai defisit

Belanjawan 2012; itu pun jika ekonomi tumbuh pada kadar 5% 6% bagi tahun 2012. Pada masa yang sama, keupayaan kerajaan mengeluarkan terbitan bon dan instrumen hutang baru dalam tahun 2012 adalah terbatas akibat had keberhutangan negara (debt ceiling) yang dihadkan kepada 55% daripada KDNK di bawah Akta Pinjaman (Tempatan) 1959 dan Akta Pendanaan Kerajaan 1983. Hutang negara sudah pun mencecah 53% dari KDNK berdasarkan angka rasmi Bank Negara Malaysia setakat Jun 2011, maka sebarang hutang baru sudah tentu bertentangan dengan undang-undang negara.

Saya berpendapat Perdana Menteri dan pentadbiran Barisan Nasional cukup arif dengan segala angka ekonomi dan had keberhutangan kerajaan di bawah kedua-dua akta tersebut. Saya juga yakin Perdana Menteri telah dinasihatkan bahawa ramalan pertumbuhan 5% 6% yang digunapakai di dalam Belanjawan 2012 adalah tidak realistik.

Ini

membawa

kepada

satu

rumusan

semata-mata.

Belanjawan 2012 yang berjumlah RM232 bilion pada ketika pendapatan negara tidak mampu menampungnya dan keupayaan berhutang kerajaan dihadkan mengesahkan niat Perdana Menteri untuk serta-merta melaksanakan Cukai Barangan dan Perkhidmatan (GST) sekiranya Barisan Nasional kekal berkuasa selepas PRU13.

Ini adalah satu pertaruhan yang diambil oleh Perdana Menteri, dengan niat mengabui mata rakyat dan menawarkan gula-gula bermula dengan bayaran dalam Januari 2012 kelak tetapi akan dicukai kembali melalui GST selepas PRU13 kelak.

Oleh yang demikian, Biro Politik KEADILAN telah memutuskan semalam untuk bersama-sama dengan Pakatan Rakyat membawa isu GST kepada rakyat sebagai isu utama PRU13 bertujuan memastikan rakyat memahami bahawa undi kepada BN bermakna undi melaksanakan GST.

MOHD PENGARAH 13 OKTOBER 2011

RAFIZI

RAMLI STRATEGI

Pelantikan Sdr Ahmad Thamrin Mohd Jaini Sebagai Pengerusi Majlis Pimpinan Negeri Sabah
KENYATAAN 13 OKTOBER 2011 Sukacita ingin dimaklumkan bahawa sdr Ahmad Thamrin bin Mohd Jaini telah dilantik MEDIA

sebagai Pengerusi Majlis Pimpinan Negeri Sabah berkuatkuasa 12 Oktober 2011. Perlantikan sdr Ahmad Thamrin, yang merupakan suatu keputusan penting bagi KEADILAN Sabah telah dibuat selepas proses rundingan dengan pimpinan-pimpinan KEADILAN SABAH diadakan dimana secara keseluruhannya, pimpinan KEADILAN Sabah bersetuju bahawa beliau merupakan calon yang terbaik untuk menerajui Parti KEADILAN Rakyat Sabah dalam terus mengembang dan menggembeling sokongan rakyat Sabah terhadap KEADILAN, serta dalam persediaan menghadapi Pilihanraya Umum Ke-13 nanti. Saya ingin merakamkan ucapan setinggi-tinggi penghargaan dan terima kasih kepada semua Ketuaketua Cabang KEADILAN Negeri Sabah serta kalangan anggota-anggota Parti KEADILAN Rakyat Sabah di atas sokongan dan kerjasama yang telah diberikan kepada Majlis Presiden Sabah yang saya pengerusikan dan saya yakin bahawa kerjasama dan sokongan yang lebih baik akan dapat diberikan kepada sdr Ahmad Thamrin. Sehubungan dengan itu, saya ingin mengumumkan bahawa Majlis Presiden Sabah yang telah ditubuhkan untuk memimpin dan mentadbir KEADILAN Sabah sejak 27 Januari 2011 lalu, dengan ini dibubarkan. Seterusnya, saya telah juga meminta sdr Ahmad Thamrin untuk segera memulakan rundingan di kalangan pimpinan KEADILAN Sabah bagi menyusun saf pimpinan negeri, yang saya yakin di bawah pimpinan sdr Ahmad Thamrin nanti akan terus berjaya mendapat sokongan dan kepercayaan dari

rakyat Sabah dalam memperjuangkan hak dan keadilan yang sewajarnya menjadi milik rakyat Sabah sendiri, tetapi dikorbankan oleh keborosan dan ketamakan UMNO dan Barisan Nasional selama ini. Sekian terima kasih. DATO PRESIDEN PARTI KEADILAN RAKYAT SERI DR WAN AZIZAH WAN ISMAIL

You might also like