You are on page 1of 11

THT

No Jenis Penyakit Gejala Khas Pemeriksaan Terapi


TELINGA
1 Furunkel MAE  Otalgi  Palpasi nyeri  Tampon
 Otore purulent tekan tragus lar.Burowi:
 Pendengaran  MAE oedema, basahi
menurun hiperemi 1x/2-3jam,
 MT intak tampon
 Nyeri ber( + ) dilepas bila
bila manipulasi sudah 2-3
daun telinga hari. Bila
msh nyeri
tampon lagi
2 Otitis Eksterna  Telinga gatal  MAE oedema,  Tampon lar.
Difusa  Otore encer hiperemi Burowi
 Pendengaran
menurun
3 Otitis Media Akut
• Stad.Kataralis  Pendengaran  MT retraksi  Decongestan
ber( - )  Plica anterior tdk
 Telinga tampak
grebeg2 /  Processus brevis
lebih menonjol
Tinitus
 RC (-/-) atau
 Otalgi tidak berubah
berat  Manubrium
Mallei pendek &
lebih horizontal.
 MT hiperemi

• Stad.Bombans o Otalgi berat o MT menonjol o Parasintesis


o Pendengaran ke lateral o Antibiotik
ber( - ) o Tampak pulsasi o Decongestan
o Febris o Tdk ada secret
di MAE
o MT hiperemi

• Stad.Perforasi ♠ Otore ♠ MT lubang ♠ Parasintesis


mukopurulent (perforasi) (bila msih
♠ Otalgi menurun ♠ Sekret di MAE Bombans)
♠ Pendengaran ♠ Antibiotik
ber( - )
♠ Decongestan
• Stad.Resolusi ◊ Otore ( - ) ◊ MT lubang
◊ Otalgi ( - ) (perforasi) ◊ Edukasi tdk
◊ Pendengaran ◊ Oedema ( - ) oleh korek2
ber( - ) ◊ Hiperemi ( - ) telinga
◊ Jangan sampai
telinga
kemasukan air
◊ Jangan
berenang
dahulu
◊ Jika perlu saat
mandi telinga
ditutup agar
air tidak
masuk
4 Otitis Media
Kronika
• Benigna  Otore > 2 bln  perforasi pars  Miringoplasti
 Otalgi sentral
 penebalan
mukosa cavum
timpani
• Maligna o Otore o Kholeastoma o Mastoidektomi
o Otalgi o Perforasi sub total
o Komplikasi total, perforasi o Miringoplasti
(Mastoiditis, atik / marginal o Timpanoplasti
Labirinitis, o Tanda2 (bila tuli berat
Parese N.VI) kerusakan & osikule
Margo Timpani rusak)

5 Otitis Media  Otore seperti  MT Retraksi  Tx Penyebab:


Serosa lem Adenoidektomi
Irigasi sinus
 Telinga Hindari
grebeg2 penyebab alergi
 Telinga terasa  Pemasangan
penuh Groumet
 Pendengaran
menurun
 Biasa bersama
Sinusitis,
Adenoiditis,
Alergi
6 Presbiakusis  Usia tua  MT intak  Tx: APM
 Tuli tipe  Hindari
sensori neural faktor2 yg
 Bilateral memperberat
 Penurunan (kebisingan,
pendengaran alcohol, stress,
pelan-pelan makanan
berlemak)
7 Serumen  Rasa tidak  Sekret di MAE  Tx: ekstraksi
Obturans enak di telinga  MT intak dgn hoak
 Memberat bila tajam (dws)
kemasukan air dilunakkan
kmdn di
spuilling
(anak)
8 Sudden deafness  Penurunan  MT intak  Vasodilatator
pendengaran  Hindari
scr tiba-tiba kebisingan
HIDUNG
1 ANJ  Epistaxis  Massa di  Ekstirpasi
protus Cavum Nasi,  Tx hormonal
 Hidung buntu mudah utk
unilateral berdarah (P.D mengecilkan
 Usia muda tipis) tumor
 Pada usia  Pallatum Molle (Estrogen)
ber( + ), tumor bombans
mengecil
 Hidung buntu
bisa bilateral
2 Ca. Nasofaring  Trias:  Terdapat massa  Radioterapi
- tumor colli pada Rhinoskopi  Kemoterapi
- ggn telinga Anterior  Bila sel tumor
- ggn hidung  Pallatum Molle mati,
 Tanda2 Phenomenon( - ) pembesaran
intracranial (T4) tumor leher
N.III, IV, VI dapat dioperasi
N.IX, X, XI, XII

3 Ca. Sinonasal  Buntu hidung o Massa di Cavum o Operasi:


progressive Nasi Rhinotomi lat,
 Epistaxis o Pembengkakan Maksillektomi
dinding ant, parsial / total
 Penyebaran
medial
jaras intracranial
 Pembengkakan  Maksillektomi
pd alveolar total + ekstraksi
palatum durum bulbi,
radioterapi &
kemoterapi
4 Corpal Hidung  Buntu  Mukosa  Ekstraksi
unilateral hiperemi
 Hidung bau  Granulasi ( + )
 Sekret bisa ada
darah
mukopurulen
 Epistaxis
5 Deviasi Septum  Hidung buntu  Deviasi septum  Septoplasti
unilateral nasi
 Buntu hidung  Cavum nasi
tdk progressive agak sempit
 Bila ada  Septum bisa
Rhinitis, maka menempel
buntu hidung pada konkha
ber( + )
6 Pollip Hidung  Buntu hidung  Massa di  Ekstirpasi
unilateral & daerah Concha  Steroid
progresive Medius intranasal
 Massa licin,
keabu-abuan ∼
concha
7 Rhinitis akut  Pilek dgn  Mukosa  Dekongestan
sekret jernih, Cavum Nasi &  Simptomatis
encer Concha Nasi
 Hidung buntu oedema +
bilateral hiperemi
 Bersin-bersin
 Suhu tubuh
subfebris
8 Rhinitis allergi  Pilek dgn  Mukosa  Allergen
sekret jernih, oedema & Avoidence
encer pucat  O.R pagi
 Bersin 5x tiap  Concha  Diet TKTP
bersin oedema &  Istirahat cukup
 Buntu hidung pucat  Hindari stress
 Hidung terasa  Cavum Nasi  Corticosteroid
gatal bersih  Antihistamine
9 Rhinitis Atrofican  Buntu hidung  Cavum Nasi  Cuci hidung
Fetida bilateral luas
(OZAENA)  Anosmia  Concha atrofi
 Foetor ex ore  Crustae
 Banyak pada berwana hijau
gadis
(fx.hormonal)

10 Rhinosinusitis  Ingus  RA:  Dekongestan


Maksilaris Akut mukopurulen - pus di Meatus  Antibiotik:
(kuning kental) Medius I: amoksisilin /
 Hidung buntu - mukosa & kotrimoxsazole
 Pilek lebih 10 konka II: amoksisilin +
hari oedema + Clacivanic
hiperemi acid
 Nyeri di daerah - Cavum Nasi III:
pipi lebih sempit Cephalosporin
 Anosmia  Transluminasi: Gen.III
 Cephalgia Gelap pd sisi yg
mmberat pd sore sakit
hari drpd pagi  Rö Waters:
hari Tampak
 Febris perselubungan
 Batuk-batuk pada sisi sakit

11 Rhinosinusitis  Gejala-gejala  RA:  Irigasi


Maksilaris Kronik akut yg lebih - pus di Meatus  Antibiotik
ringan Medius  Dekongestan
 Post nasal drip - mukosa &
konka
oedema +
hiperemi
- Cavum Nasi
lebih sempit
 Transluminasi:
Gelap pd sisi yg
sakit
 Rö Waters:
Tampak
perselubungan
pada sisi sakit
12 Rhinosinusitis  Biasanya terjadi  RA:  Irigasi
Maksilaris Post cabut gigi - pus di Meatus  Antibiotik
Dentogen M3 superior Medius  Hilangkan
 Carries gigi - mukosa & faktor penyebab
 Ingus konka
mukopurulen & oedema +
berbau hiperemi
- Cavum Nasi
 Buntu hidung lebih sempit
bilateral
 Transluminasi:
 Nyeri kepala & Gelap pd sisi yg
nyeri di wajah
tdk khas sakit
 Rö Waters:
Tampak
perselubungan
pada sisi sakit

13 Trauma Nasi  Lesi pada kulit, Laserasi


  Reposisi
jar.lunak mukosa segera
 Epistaxis  Fraktur sebelum
os.nasal terjadi
 Krepitasi ( + ) hematoma
TENGGOROK
1 Abses Peritonsil  Nyeri telan &  Tonsil  Incisi abses
nyeri spontan terdorong ke tanpa anastesi
unilateral anteroinferior  antibiotik
 Trismus  Tonsil oedema
 Foetor ex ore & hiperemi
 Kepala miring  Arcus post
ke sisi yg sakit hiperemi
(spasme  Uvula miring
M.Sternoklei- ke sisi sehat
domastoideus)  Ptialismus
 Oedema &
hiperemi
Palatum Mole
2 Abses Retrofaring  sering pada  Dinding  Incisi
anak-anak (krn Retrofaring Retrofaring
byk kelenjar di bombans  Antibiotik
Retrofaring)  Analgesik
 Terkadang
sesak krn
oedema shg
anak berusaha
mengkompensasi
dengan
hiperekstensi
kepala
(menengadah)
agar jalan nafas
longgar
 Nyeri telan di
tengah belakang
3 Achalasia  Disphagia  Rö dgn  Businasi
(sulit menelan) kontras:
 Dada terasa gambaran ekor
penuh tikus (makin ke
 Usia dewasa bawah makin
 Faktor stress menyempit)
4 Benda asing  Tidak ada  Rö Photo:  Ekstraksi dgn
Oesophagus batuk cervical, thorax, Oesophagoscopy
 Tidak sesak abdomen  Bila gagal
bila tdk lakukan
menekan jalan Torakotomi
nafas
 Muntah-muntah
 Sering tjd pd
daerah:
1. Just bellow
Crycho
2. Arcus aorta
3. Distal of
Oesophagus
(msk
lambung)
5 Benda asing  Fase akut   Ekstraksi
Laring (tersedak &
batuk-batuk)
 Fase tenang
(batuk hilang /
ber( - ) )
 Stad.Pulmoid,
erosi, infeksi
(pneumoni,
aelektasis, abses,
emphysema)
6 Benda asing  Nyeri telan di  Mukosa  Ekstraksi
Hipofaring bawah Hipofaring  Jika terdapat
hiperemi lesi 
antibiotik
7 Benda asing  Nyeri telan  Tonsil oedema  Ekstraksi
Tonsil unilateral (nyeri & hiperemi
seperti ditusuk-
tusuk)

8 Ca. Laring  Usia > 40 th  Massa di  Trakeotomi


 Perokok aktif Laring sejak stad.dini
 Suara parau
progressive  Stad.I:
Radiasi, bila
 Sesak bila gagal
tumor Leringektomi
membesar parsial / total
• Supraglotis o Massa di
o Sesak & Supraglotik  Stad. II:
mudah tjd (tepi atas glottis- Laringektomi
metastase pd chorda vokalis) parsial / total
• Glotis KGB di leher
 Stad. III:
 Suara parau &
N0: Laringektomi
jarang total + DLF
• Subglotis metastase ∆ Massa di N1: Larinektomi
∆ Sesak & mudah Subglotik (tepi total + DLR
metastase bawah glotis-  Stad.IV:
Θ krikoid) M0: Laringektomi
total + DLF
Radiasi
M1: Radiasi +
kemoterapi
9 Ca.Pangkal Lidah  Nyeri telan di  Massa di  Radioterapi
depan leher pangkal lidah
 Lama –
kelamaan sulit
menelan
10 Corrosive injury  Nyeri telan  Kerusakan  Hindari bahan-
pada seluruh bahan korosif
bagian  Pemakaian
alat pengaman
pada industri
yg rentan
terpapar
bahan-bahan
korosif
11 Epiglotitis Akut  Nyeri telan  Epiglotis  Antibiotik
pada leher hiperemi &  Dexametason
bag.depan oedema  Trakeotomi
 Stridor
inspirasi
 Anak tampak
sangat sesak
12 Faringitis Akut  Nyeri telan  Faring  Simptomatis:
terasa di leher hiperemi Analgesic &
bag.belakang antipiretik
(paracetamol
3-4 x 500 mg/hr
selama 3-5 hr)
 Istirahat &
byk minum
hangat
 Obat kumur
Gargarisma
Kan
13 Faringitis Kronik  Nyeri telan  Granul pada  Tx:
 Rasa dinding Faring Hilangkan
mengganjal di  Mukosa penyebab:
tenggorokan dinding Faring cauter granul
 Tenggorokan hiperemi yg mengganggu
berlendir (post  Granul menebal dgn AgNO3
nasal drip) & merah 50%
14 Kista Laring  Suara parau  Kista pada  Ekstirpasi mell
 Bila besar, Chorda Vokalsi BLM (Bedah
mrpkn tanda- berisi cairan Laring
tanda obstruksi Mikroskopik)
15 Laringitis akut  Stridor  Laring oedema  Dexametason
inspirasi & hiperemi 0,3 mg/kgBB/i.m
bisa diulang
 Suara parau
2-3 x/ 30menit,
1-2 hr bila gagal
 Batuk 2 hr trakeotomi
 Rasa tdk enak  Nebulizer (utk
& nyeri pada encerkan lender)
Laring  Tx simptomatik
16 Nodul Vokal  Banyak terjadi  Nodul pada 1/3  Voice therapy
pada org yg byk anterior  Tidak berteriak
bicara (guru TK, Chorda Vokalis & tidak berbisik
penyanyi)  Bilateral  Bila nodul
 Suara parau besar, bisa
membaik pada dilakukan
pagi hari ekstirpasi BLM
17 Papiloma Laring  Pada anak-  Tumor pada  Ekstirpasi dgn
anak Laring BLM
 Sesak  Antiviral (krn
 Retraksi pnybab Virus
epigastrium, HPV)
intercostal, &  Sering residiv
supraclavikuler
 Suara parau
 Gelisah

18 Paresis  Krn parese  Chorda Vokalis  Suntik Teflon


M.Abductor pd N.Laryngeus tidak bisa pada Chorda
Laring Inferior menutup rapat Vokalis
(Mm.Krikoaritenoid  Unilateral:  Tiroplasti
Posterior) Suara parau medialisasi
 Bilateral:
Afoni
 Biasa tjd Post.
Op. Thiroid,
mediastinum, dll

19 Pollip Laring  Suara parau tdk  Pollip  Ekstirpasi dgn


ber( - ) pd pagi Unilateral & BLM
hari / setelah Bilateral
istirahat
 Tidak
memberat

20 Tonsilitis akut  Nyeri telan di  Tonsil oedema  Antibiotik


bawah Angulus & hiperemi  Tonsillectomy if:
Mandibula &  Dentritus ( + ) 1. jd sumber
bilateral  Kripte ( - ) infeksi
 Febris 2. serangan
> 4x / thn
 Nyeri tekan
3. carrier
 pKGB ( + ) difteri
 Nyeri telinga *dilakukan 4
(referred pain) minggu setelah
 Ptyalismus serangan akut
 Foetor ex ore
21 Tonsillitis kronik  Pada anak  Tonsil oedema  Adenotonsilektomi
bersamaan dgn & hiperemi 1. bila
Adenoiditis  Dentritus ( + ) serangan >
 Nyeri telan bila 4x / thn
eksaserbasi 2. 1 minggu
 Tidur mengorok
setelah
 Hidung buntu akut
serangan
 Telinga grebeg-  Kripte ( + ) akut
grebeg melebar
22 Trauma laring  Suara parau  Dislokasi  Stabilisasi
 Sesak nafas aritenoid lumen Laring
 Oedema Laring  Jahit mukosa
yg robek

You might also like