Professional Documents
Culture Documents
Slamet Sulaiman
2005-2008
1
Untuk kedua orang tuaku
Alm H M Sulaiman dan Hj Muslimah
Yang telah membesarkan anak anaknya dari hasil pertanian.
Semoga kasih Nya terlimpah sebagaimana kasihmu waktu kami masih kecil.
2
RINGKASAN
Untuk memproduksi padi/gabah diperlukan energy fosil (solar dan minyak tanah) mulai dari pengolahan
lahan, pompanisasi, panen, paska panen dan proses rice milling unit, sekitar 125 – 250 liter minyak bumi
diperlukan per ha tanaman padi, dari pembibitan sampai dengan menjadi beras konsumsi, dengan
produktivitas 5 ton gabah kering giling sebenarnya akan dihasilkan sekam sebanyak 1 ton yang secara
theoritis mempunyai kandungan kalori setara dengan 300 liter minyak bumi , belum termasuk energy dari
jerami dan malai (kawul) nya.
Tidak mungkin secara teknis kalau semua kebutuhan energy tersebut disubtitusi dengan energy dari
sekam, tetapi idaklah terlalu sulit dicapai kalau ingin mensubtitusi sebagian energy yang diperlukan
utamanya untuk proses pengeringan (heating energy) dengan mengganti kerosene burner diganti gasifier
sekam dan untuk stationary diesel engine (pompa air pertanian, rice milling unit) diganti dengan double fuel
engine (30% solar dan sisanya gas dari sekam gasifier).
Beberapa tetangga Negara kita kelihatannya sudah memulai dengan implementasi dan aplikasi lapangan,
sementara kita masih berada pada sekitar penelitian dan kajian yang entah sampai kapan wallohu alam.
2007 mari kita coba konversi energy sekam dan diimplentasikan dilapangan mungkin dengan segala
kekurangan kekurangannya yang harus kita lewati sebelum mencapai sasaran , bayangkan dari 52 juta ton
gabah produk nasional akan didapat sekam hamper 12 juta ton setara dengan lebih dari 3,5 juta ton
minyak bumi, energy tersebut belum termasuk limbah pertanian lainnya tongkol jagung, kulit hs kopi,
chicken litter dll.
Sejahtera Indonesiaku -zamrud hijau sekitar katulistiwa – secuil tanah dari sorga.
Wassalam.
3
Tanaman Padi.
Gabah dikenal dengan nama latin ORYZA SATIVA adalah famili dari rumput rumputan
(GRAMINEAE) merupakan salah satu bahan makanan dari biji bijian tertua didunia yang dikonsumsi
sebagian besar manusia didunia termasuk di Indonesia, untuk memproduksi gabah dibutuhkan sejumlah
fosil energy mulai dari energy untuk pengolahan lahan, energy untuk pompanisasi , energy untuk panen
dan proses paska panen.
Pengolahan lahan tradisionil dengan menggunakan bajak yang ditarik kerbau atau lembu memang tidak
memerlukan bahan baker tetapi kebanyakan saat ini pengolahan lahan dilakukan dengan hand tractor
dengan penggerak mesin diesel yang memerlukan bahan baker solar.
4
30 sd 120 liter solar/ha tanaman padi sampai panen.
Untuk pompanisasi tanaman padi juga diperlukan bahan baker solar, kebutuhan sangat bervariasi
tergantung kondisi lahan dan musim tanam, pada lahan non irigasi kebutuhan solar lebih tinggi dari pada
lahan irigasi.
Panen masih dilakukan manal, tetapi masih perlu bbm untuk transportasi dari sawah sampai rumah, alat
transport dari sepeda motor sampai dengan pick up dan truck banyak digunakan untuk angkutan panen.
5
Melepas bulir gabah dari malainya disebut merontok menggunakan thresser yang digerakkan diesel juga
memerlukan bahan baker solar, sekurang kurangnya 10-15 liter per ha.
Penjemuran dapat dilakukan dengan matahari yang memang tanpa BBM tetapi terkendala apabila hari
hujan dan curah hujan relative tinggi, biasanya pada panen raya masa tanam musim penghujan,
sedangkan apabila menggunakan mesin pengering buatan hamper semuanya didesign dengan bahan
bakar minyak tanah , dengan assumsi tiap ha di hasilkan 5 ton gabah kering sawah dengan kadar air 24%
dan akan dikeringkan menjadi gabah dengan kadar air 13% maka akan duapkan sekitar 600 liter air atau
secara kasar diperlukan energy sebesar 150 liter minyak tanah.
Mesin pengering padi model LSU dengan konsumsi 17 ltr minyak tanah per jam.
6
Rice milling unit yang memproses dari gabah menjadi beras juga memerlukan energy bbm ,
hampir semua rice milling unit baik yang fixed maupun yang mobile meggunakan bahan bakar fosil/solar.
Dari table diatas ternyata kebutuhan bahan baker minyak untuk budidaya tanaman padi cukup banyak
yang menjadi beban biaya langsung bagi petani dan disisi lain menjadi beban pemerintah untuk
subsidinya.
7
Neraca masa gabah.
100 kg
Gabah Kering Sawah
MC 20-25%
Pompa air
Pertanian
ENERGY
85 - 90 kg
DIESEL GASIFIKASI
Gabah Kering Giling
MC 14-15 %
KOMPOR RMH TANGGA
DAN
INDUSTRI KECIL
ENERGY
Rice milling unit DUAL FUEL ENGINE
GASIFIKASI
REAKTOR
8,5 - 10 kg 61 - 67 kg
Bekatul Beras 22 - 25 kg
sekam
22-25 KG SEKAM
66.000-75.000K CAL
Dari neraca masa diatas terlihat bahwa gabah kering akan menghasilkan selain beras (61 sd 67 kg) dan
bekatul ( 8,5 sd 10 kg) juga menghasilkan 22-25% ( 22 sd 25 kg) sekam , dengan assumsi nilai kalor
sekam 2000 – 2400 kcal/kg maka sebenarnya sekam merupakan pemasok energy yang luar biasa,
Tiap ton gabah akan mengeluarkan sekam sebanyak 220 kg atau 750.000 kg atau hamper setara dengan
energy 100 liter minyak tanah.
8
Nilai ekonomis sekam padi.
Sekam padi sebagai hasil samping atau tepatnya limbah penggilingan mempunyai nilai ekonomis relative
tergantung pada kondisi daerah masing masing, didaerah pengrajin batu merah sekam padi mempunyai
nilai ekonomis yang cukup berarti karena dimanfaatkan untuk pembakaran batu merah dicampur dengan
batubara curah kalori rendah, didaerah peternakan ayam baik ayam pedaging atau ayam petelor sekam
padi juga mempunyai nilai ekonomis yang berarti karena diperlukan untuk chiken litter (alas kotoran ayam),
namun banyak dibeberapa daerah penghasil padi sekam padi merupakan masalah, merupakan limbah
yang untuk membuangnyapun memerlukan biaya
CO 13,4% H2 11,1% CH4 22% N2 58,9% H2O 4.13% Lower heating value 40.223 KJ/Nm specifik gas
output 2.39 Nm3/kg sekam kering.
9
Beberapa negara tetangga dengan inten mengembangkan energy yang terkandung dalam
sekam padi.
Pemanfatan sekam padidengan pembakaran langsung.
100 Kva genset dengan bahan bakar kombinasi solar dan gas sekam padi (Thailand)
100 Kva genset dengan bahan bakar kombinasi solar dan gas sekam padi (Camboja)
Potret masarakat Indonesia.
Sosialisasi pemanfatan biomas energy 2005.
Kami pernah lakukan sosialisasi penggunaan energy biomasa (mulai dari pembakaran
langsung maupun pembuatan arang dari biomasa) bersama dengan sekelompok
mahasiswa yang dikemas dalam Kuliah Kerja Lapangan ternyata kurang mendapat respon
masarakat, salah satu argumentasinya seperti yang diajarkan guru bangsa (Gus Dur) ada
apa kok repot wong pemerintah memberi subsidi, kalau dinaikkan ya demo.
Sosialisasi pemanfatan biomas energy 2005
Sosialisasi penggunaan biomas energy dengan teknologi gasifikasi 2006.
Kami telah lakukan pelatihan kepada masarakat pemanfaatan sekam padi dengan teknologi
gasifikasi, mulai dari membuat reactor gasifikasi,pengoperasian dan kegunaan serta
pengembangannya, tetapi rasanya selama ada disparitas harga BBM pemanfaatan sekam
padi dengan teknologi gasifikasi kurang mendapat respon.
Tiap peserta membuat sendiri biomas gasifikasi dan dibawa untuk dikembangan
Aplikasi dan rencana pengembangan.
Uji coba reactor persegi dengan water seal bagian atas (sekam dan batubara)
(water seal mengadop dari model water wide New Zealand)
Pengering Gabah.
Diesel generator.
Diesel engine 8,5 hp sd 24 hp dikopel generator single phase 5 -15 Kva untuk penggerak
blower pengering padi, sasaran penghematan atau subtitusi solar 70%.