Professional Documents
Culture Documents
dengan sinar. Akan tetapi, dalam larutan yang sangat encer, sangat sulit untuk melihat warnanya.. Setelah perhitungan nilai absorbansi pada spektrometer, dihitung kadar glukosanya seperti yang tertera dilampiran, sehingga didapat nilai kadar glukosa seperti yang tercantum pada tabel berikut.
Ragi Roti Oncom Tape Tabel 2. Hasil perhitungan penetapan kadar glukosa Kontrol (+) Kontrol (-) Inhibitor Fluorid Inhibitor Arsenat 479,17 412,5 154,17 150 1587,5 2616,67 116,67 1283,3 158,3 104,17 16,67 1200
Berdasarkan perhitungan kadar glukosa oncom, glukosa sisa kontrol (-) (1587,5 mg/ml) lebih besar daripada inhibitor fluorid (1283,3 mg/ml) serta kontrol (+) (412,5 mg/ml), dan kadar glukosa terendah adalah inhibitor arsenat (16,67 mg/ml). Kadar glukosa sisa terendah pada filtrat dengan penambahan inhibitor arsenat menunjukan bahwa justru semakin banyak glukosa yang difermentasi menjadi etanol. Hal ini terjadi akibat kesalahan pada prosedur percobaan. Adanya rentang waktu yang cukup lama sebelum pengukuran dengan spektrometer diakibatkan oleh listrik dilaboratorium mati. Perhitungan kadar glukosa pada tape, nilai glukosa sisa kontrol (-) (2616,67 mg/ml) lebih besar daripada inhibitor arsenat (1200 mg/ml), inhibitor fluorid (158,3), dan kontrol (+) (154,17 mg/ml). Semakin banyak glukosa yang tersisa menunjukan bahwa semakin sedikit glukosa yang difermentasi menjadi etanol. Fitrat kontrol () dihasilkan dari campuran glukosa dengan suspensi ragi yang telah dipanaskan pada suhu diatas 60oC, sedangkan kontrol (+) adalah tanpa pemanasan suspensi ragi terlebih dahulu. Kadar glukosa sisa pada kontrol (-) lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol (+). Hal ini dapat diakibatkan karena rusaknya enzim pada ragi saat pemanasan sehingga proses fermentasi terhambat. Menurut Hafiz (2000) ,kerja enzim maksimum pada suhu tertentu. Bila suhu ditingkatkan terus, jumlah enzim yang aktif akan berkurang karena mengalami denaturasi. Kecepatan reaksi enzimatik mencapai puncaknya pada suhu optimum. Sebagian besar enzim menjadi tidak aktif pada pemanasan sampai 60 C, karena terjadi denaturasi protein enzim. Sedangkan pada perhitungan kadar glukosa roti, nilai kontrol (+) yaitu 479,17 mg/ml lebih besar daripada kontrol (-) (150 mg/ml). Sedangkan inhibitor fluorid (116,67 mg/ml) dan inhibitor arsenat (104,17 mg/ml) memiliki glukosa sisa terendah. Penyimpangan ini karena adanya rentang waktu yang cukup lama setelah penambahan asam fosfomolibdat keprosedur pembacaan absorbansi pada spektrometer. Secara keseluruhan kadar glukosa tertinggi adalah tape dan yang terendah adalah roti. Menurut D Manurung (2010),reaksi dalam fermentasi berbedabeda tergantung pada jenis gula yang digunakan dan produk yang dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA
D Manurung . 2010. Chapter II. [terhubung berkala] http://repository.usu.ac.id. [ 29 Februari 2012]. Girinda, A. 1989. Biokimia Patologi. Bogor: IPB Press. Haden,RL. 1923. A Modification of The Folin-Wu Method for Making Protein- FreeBlood Filtrates. The Journal of Biological Chemistry. 937- 943. [terhubung berkala]http://www.jbc.org [29 Februari 2012]. Muray , Robert K. 2009. Biokimia Harper Edisi 27. Jakarta : EGC. Sentrabd. 2007. Spectrophoto meter AbsorbsiUV/VIS. [terhubung berkala]http://sentrabd.com/main/info/Insight/Spectrophotometer.html. [ 29 Februari 2012].