You are on page 1of 8

1

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Untuk meningkatkan derajat kesehatan perlu diketahui indikator yang berpengaruh, salah satu diantaranya ialah pencegahan arbortus dan meningkatakan sumber daya manusia (SDM) melalui kecacatan akibat toxoplasma terhadap wanita usia subur. (Maroef, 2003). Toxoplasma, suatu penyakit yang disebabkan oleh toxoplasma gondii (T. gondii), merupakan penyakit parasit pada manusia. Infeksi yang disebabkan T. gondii tersebar diseluruh dunia, pada hewan berdarah panas dan mamalia lainnya termasuk manusia sebagai hospes perentara, kucing dan berbagai jenis Felidae lainnya sebagai hospes definitive. (Chahaya, 2003). Penyebab utama dari virus dan parasit ini adalah hewan yang ada disekitar kita, seperti ayam, kucing, burung, tikus, merpati, kambing, sapi, anjing, babi dan lainnya. Meskipun tidak secara lansung sebagai penyebab terjangkitnya penyakit yang berasal dari virus ini adalah hewan, namun juga bisa disebabkan oleh karena perantara seperti memakan sayur, daging setengah matang. (Juanda, 2008 : 01). Dalam dunia medis, toxoplasma sering juga disebut dengan virus kucing. Karena menurut penelitian di dalam maupun di luar negeri, 70% penyebab penyakit ini adalah karena kotoran kucing. (Juanda, 2008 : 01).

Toxoplasma merupakan penyakit zoonosis klasik yang dapat dijumpai hampir di seluruh dunia. Menurut data World Health Organisation (WHO) 2008, diketahui sekitar 300 juta orang menderita toxoplasma. Penyakit ini dapat menyerang manusia dan berbagai jenis mamalia, termasuk hewan kesayangan serta satwa eksotik. Toxoplasma juga menimbulkan gangguan pertumbuhan dan fertilitas, termasuk abortus. (Rilis, 2008)
Menurut Hendri pada tahun 2008 diperkirakan 30-60% penduduk dunia terinfeksi toxoplasma gondii. Sekitar 30% penduduk Amerika Serikat positif terhadap pemeriksaan serologis, yang menunjukkan pernah terinfeksi pada suatu saat dalam masa hidupnya dan lebih dari 45% wanita berusia produktif (20-39 tahun) terpapar toxoplasma, meski sebagian dari mereka sudah diimunisasi. (Lasmawaty, 2010,).

Suatu penelitian di Norwegia yang melibatkan 35.940 wanita hamil selama 1992 hingga 1994, memberikan gambaran sebagai berikut : 10,9% wanita terinfeksi toxoplasma sebelum kehamilan dan 0,17% terjangkit infeksi toxoplasma selama kehamilan. (juanda, 2008 : 05). Penyakit toxoplasma sudah lama dikenal di Indonesia dan bersifat kosmopolit. Distribusi penyakit ini tersebar luas sedangkan tingkat kejadiannya bervariasi tergantung pada iklim dan adanya kucing disuatu daerah. Diperkirakan sepertiga penduduk dunia baik laki-laki maupun wanita mengalami infeksi ini. (Riwanto, 2004). Menurut Umar, pada tahun 2010 prevalensi toksoplasma di Indonesia berkisar 20-30 persen seropositif pada sejumlah populasi yang di survei. Seropositif artinya, dalam darah orang yang diteliti terdapat tanda pernah

terkena parasit, tetapi tidak menunjukkan gejala klinik alias orang yang bersangkutan tidak memperlihatkan tanda sakit. (Carol, 2010). Hasil penelitian yang dilakukan di Indonesia tahun 2008, ditemukan lebih dari 80% positif terhadap toxoplasma pada placenta bayi yang mengalami keguguran. Hasil yang cukup menunjukan hubungan antara infeksi toxoplasma dan keguguran. Janin yang terserang toxoplasma kemungkinan akan mengalami keguguran, janin mati, pertumbuhan janin terhambat, bayi lahir prematur, hidrosefalus, mikro-oftalmia (ukuran mata yang kecil), choriorenitis (radang pada retina mata), kebutaan, tuli, lesi otak, serta kerusakan organ yang luas. Berat ringannya gejala tergantung dari kapan ibu hamil terinfeksi. Jika terjadi pada trisemester pertama, kemungkinannya 1520%, pada trisemester kedua kemungkinannya 25-30%, sedangkan pada trisemester ketiga kemungkinannya 60% bayi akan ikut terinfeksi bersamaan dengan ibunya. (Priya, 2008) Angka penderita toxoplasma yang di catat oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Riau tahun 2008 dan 2009 dibeberapa rumah sakit dapat dilihat di tabel berikut :

Tabel 1.1 : Jumlah Penderita Toxoplasma di Beberapa Rumah Sakit di Riau yang Mencantumkan Toxoplasma
No 1 2 3 4 5 6 7 8 Nama Rumah Sakit RSUD Arifin ahmad RS Selasih Pelalawan RS Chevron Duri RS Ibu dan anak zainab RS Santa maria RS Pertamina Dumai RS Chevron Duri RS Eka hospital Jumlah Jumlah Penderita 2008 2009 2 orang 5 orang 3 orang 6 orang 2 orang 4 orang 3 orang 5 orang 0 6 orang 0 4 orang 0 2 orang 0 4 orang 10 orang 36 orang

Sumber : ( Dinkes Riau, 2008 dan 2009). Angka Penderita Toxoplasma pada tahun 2010 yang di Catat oleh Dinkes Indragiri Hulu dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 1.2 : Jumlah Penderita Toxoplasma di Indragiri Hulu Tahun 2010 No Puskesmas Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Sepayung Kambesko Lirik P. Pisang Sei. Lala Sei. Parit L. Kandis Seberida Kilan Peranap Air Molek Rakit Kulim Batang Peranap Pekan Heran Pkl. Kasai Kulim Jaya Kuala Cinaku 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 Orang 0 0 0 0 0 0

Sumber : (Dinkes Inhu, 2010). Selama ini toxoplasma dianggap hanya diderita oleh wanita hamil, padahal siapa saja bisa terkena dan terjangkit penyakit ini misalnya wanita usia subur. Menurut hasil penelitian Riwanto tentang pencegahan toxoplasma pada WUS di Jawa Tengah dari 250 responden, menunjukan 56,40%

responden memiliki pengetahuan yang kurang baik, baik dalam pencegahan toxoplasma. Salah satunya dibuktikan bahwa 50.40% responden di rumahnya mempunyai kebiasaan kontak dengan kucing, 41% kucing dimiliki sebelum responden menikah, 38% dimiliki sebelum hamil dan 26% dimiliki setelah hamil. (Riwanto, 2004). Besarnya angka prevalensi menunjukan bahwa wanita usia subur yang berkunjung di klinik karisidenan di Jawa Tengah pada periode bulan Juni 2003 sampai dengan bulan Juni 2004 hampir 40% telah mempunyai riwayat kontak dengan toxoplasma, 3% wanita usia subur dalam kondisi terinfeksi akut dan 31% pernah terinfeksi akut dan sedang dalam masa penyembuhan. Hasil penelitian ini mendukung kajian yang pernah yang pernah dilakukan oleh Bantuk Hadiayanto pada tahun 2001 yang mendapatkan bahwa wanita hamil yang pernah terpapar toxoplasma 47,82% dan yang sedang terinfeksi akut adalah 13%. Jika wanita hamil yang terinfeksi toxoplasma maka kemungkinan dapat terjadi abortus spontan, partus prematureus, kematian janin dalam kandungan, ataupun melahirkan bayi dengan toxoplasma congenital. (Riwanto, 2004). Berdasarkan data yang diperoleh di puskesmas Air Molek bahwa penderita toxoplasma sebanyak 4 orang pada tahun 2010. Dari 4 orang penderita, 3 orang tinggal di kelurahan Sekar Mawar dan 1 orangnya lagi tinggal di desa Kembang Harum, sedangkan data untuk wanita usia subur di kelurahan Sekar Mawar yang didapat di puskesmas Air Molek adalah sebanyak 1075 orang. (Puskesmas Air Molek).

Pengetahuan merupakan salah satu faktor yamg berperan penting dalam mengubah sikap dan prilaku seseorang. Dalam hal ini pengetahuan tentang toxoplasma sangat penting bagi wanita usia subur sehingga dengan pengetahuan yang mereka miliki dapat menentukan sikap dan prilaku dalam mencegah dan mengatasi toxopasma. Dari alasan yang telah diungkapkan peneliti diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Toxoplasma di Kelurahan Sekar Mawar Wilayah Kerja Puskesmas Air Molek Tahun 2011. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang peneliti angkat adalah bagaimana Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Tentang Toxoplasma di Kelurahan Sekar Mawar Wilayah Kerja Puskesmas Air Molek Tahun 2011. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Tentang Toxoplasma di Kelurahan Sekar Mawar Wilayah Kerja Puskesmas Air Molek Tahun 2011. 2. a. Tujuan khusus Untuk mengetahui gambaran pengetahuan wanita usia subur tentang pengertian toxoplasma di Kelurahan Sekar Mawar Wilayah Kerja Puskesmas Air Molek Tahun 2011.

b.

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan wanita usia subut tentang penyebab toxoplasma di Kelurahan Sekar Mawar Wilayah Kerja Puskesmas Air Molek Tahun 2011.

c.

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan wanita usia subur tentang tanda dan gejala toxoplasma di Kelurahan Sekar Mawar Wilayah Kerja Puskesmas Air Molek Tahun 2011.

d.

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan wanita usia subur tentang pencegahan toxoplasma di Kelurahan Sekar Mawar Wilayah Kerja Puskesmas Air Molek Tahun 2011.

D. 1.

Manfaat Penelitian Bagi puskesmas Air Molek Sebagai masukan yang berguna bagi puskesmas agar dapat memberikan penyuluhan kepada wanita usia subur untuk pengetahuan tentang toxoplasma. 2. Bagi Akademi Kesehatan Provinsi Riau Sebagai bahan tambahan referensi bagi perpustakaan Akademi Kesehatan Dinas Kesehatan Pemerintah Propinsi Riau di Rengat dandapat memberikan masukan untuk mata kuliah riset keperawatan dalam hal penelitian. 3. Bagi peneliti Melalui penelitian ini peneliti dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama mengikuti pembelajaran di Akademi Kesehatan Dinas

Kesehatan Propinsi Riau di Rengat dan dapat menambah pengetahuan bagi peneliti terutama dalam meneliti tentang toxoplasma. 4. Bagi peneliti lain Penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan dalam melanjutkan penelitian yang akan datang yang akan mebahas tentang toxoplasma. E. Ruang Lingkup Dalam penelitian ini ruang lingkupnya yaitu gambaran pengetahuan wanita usia subur tentang toxoplasma di Kelurahan Sekar Mawar Wilayah Kerja Puskesmas Air Molek. Dimana dalam penelitian ini yang menjadi

respondennya adalah wanita usia subur di Kelurahan Sekar Mawar. Pengumpulan data dilakukan degan cara menyebarkan kuisioner yang dimulai pada bulan April 2011 sampai dengan Juli tahun 2011. Pertimbangan dipilihnya Kelurahan Sekar Mawar menjadi tempat penelitian karena di sini terdapat penderita toxoplasma dan belum pernah dilakukan penelitian tentang toxoplasma.

You might also like