Professional Documents
Culture Documents
F Keselamatan
Bahan Pelajaran Pelatihan Umum Teknik Pertambangan Batu Bara
Jurusan Tenaga Terampil
Proyek Alih Teknologi Pertambangan Batu Bara
F Keselamatan
F-1-2
Teknik Ventilasi
Daftar Isi
1. Tujuan Ventilasi Dan Pokok Pertimbangan Mengenai Ventilasi....................................1
1.1 Tujuan Ventilasi.......................................................................................................1
1.2 Penentuan Ventilasi Yang Diperlukan......................................................................2
1.3 Struktur Tambang Bawah Tanah Dilihat Dari Segi Ventilasi..................................3
1.3.1 Sistem Terpusat Dan Sistem Diagonal.................................................................3
1.3.2 Pembagian Aliran Udara......................................................................................4
2. Ventilasi Utama...............................................................................................................5
2.1 Jenis Ventilasi Utama...............................................................................................5
2.2 Ventilasi Alam..........................................................................................................6
2.3 Ventilasi Mesin........................................................................................................8
2.4 Ventilasi Sistem Tiup dan Ventilasi Sistem Isap......................................................8
3. Teori Ventilasi.................................................................................................................8
3.1 Tahanan Ventilasi.....................................................................................................8
3.2 Koefisien Gesek.......................................................................................................9
3.3 Tahanan Belokan.....................................................................................................9
3.4 Rumus Perhitungan Tahanan Ventilasi..................................................................10
3.5 Rumus Umum Atkinson........................................................................................10
3.6 Tahanan Jenis.........................................................................................................11
3.6.1 Penggabungan Tahanan Jenis.............................................................................11
3.7 Orifis Ekuivalen.....................................................................................................13
3.8 Daya Ventilasi........................................................................................................14
3.9 Teori Kipas Angin..................................................................................................16
3.9.1 Tahanan Kipas Angin.........................................................................................16
3.9.2 Tiga Kaidah Kipas Angin...................................................................................17
3.9.3 Kurva Karakteristik Kipas Angin.......................................................................18
3.10 Perhitungan Ventilasi.........................................................................................18
3.10.1 Apabila Memungkinkan Penggabungan Tahanan Jenis...................................18
3.10.2 Apabila Diberikan Kurva Karakteristik Kipas Angin......................................19
3.10.3 Rumus Dasar Perhitungan Ventilasi Yang Umum............................................19
4. Ventilasi Lokal..............................................................................................................20
4.1 Pokok Perhatian Terhadap Ventilasi Permuka Kerja.............................................20
4.2 Jenis Metode Ventilasi Lokal.................................................................................21
5. Pengukuran...................................................................................................................25
5.1 Kecepatan Udara....................................................................................................26
5.2 Jumlah Udara.........................................................................................................26
5.3 Perbedaan Tekanan................................................................................................27
5.4 Tekanan Udara.......................................................................................................27
5.5 Penurunan Tekanan................................................................................................27
F-1-2
Teknik Ventilasi
Di bawah tanah dari suatu tambang batu bara, diasumsikan terjadi berbagai jenis
kecelakaan yang sama sekali tidak terbayangkan pada industri lain, dan ternyata pada masa
lalu di Jepang juga pernah banyak terjadi kecelakaan. Di antaranya yang paling
mengerikan adalah ledakan gas dan debu batu bara. Sudah barang tentu, penyebabnya
adalah keberadaan gas metan yang mencapai batas ledakan. Pada tambang bawah tanah,
yang paling penting dari segi keselamatan adalah mengencerkan dan menyingkirkan gas
metan yang timbul dari lapisan batu bara, dengan ventilasi. Oleh karena itu, perencanaan
ventilasi merupakan masalah khas tambang batu bara bawah tanah yang perlu ditentukan
paling hati-hati.
(2) Hal yang ditentukan di dalam peraturan keselamatan tambang batu bara Jepang
Peraturan keselamatan tambang batu bara Jepang mengatur mengenai udara tambang
bawah tanah sebagai berikut :
Kandungan oksigen pada udara di dalam tambang bawah tanah harus lebih besar
dari 19% dan kandungan gas karbon dioksida harus lebih kecil dari 1%.
Kandungan gas mudah nyala di dalam udara buang aliran cabang utama serta di
lokasi kerja harus lebih kecil dari 1,5% dan di dalam aliran udara di tempat lalu
lintas di dalam tambang bawah tanah harus lebih kecil dari 2%.
Temperatur udara di lokasi kerja di dalam tambang bawah tanah harus lebih rendah
dari 37°C.
Jumlah udara ventilasi di portal udara masuk mengambil standar jumlah udara
maksimum untuk pekerja tambang yang bekerja dalam waktu bersamaan di dalam
tambang bawah tanah selama satu hari, dan untuk tambang batu bara kelas A harus
dibuat lebih besar dari 3m3 per menit per orang.
Kecepatan udara ventilasi harus lebih rendah dari 450 m/menit. Kecuali pada
sumuran tegak dan lorong khusus untuk ventilasi boleh ditingkatkan sampai 600
m/menit.
Jadi, di Jepang, selama tidak ada alasan yang khusus, harus ditentukan jumlah udara
ventilasi yang membuat kondisi di dalam tambang bawah tanah memenuhi persyaratan-
persyaratan di atas tersebut.
Udara Aliran cabang Aliran cabang Ventilasi Aliran cbg Udara buang utama
masuk primer sekunder permuka kerja primer dan
utama sekunder
Hal penting yang berikutnya adalah strukturnya harus dapat mencegah udara bocor
untuk meningkatkan jumlah udara efektif. Masalah ini bukan saja untuk maksud
menyingkirkan gas di lokasi kerja yang merupakan tujuan utama, tetapi dilihat dari segi
pencegahan swabakar dan ekonomi daya ventilasi juga penting. Untuk mencapai tujuan
tersebut, jaringan ventilasi utamanya menggunakan sistem diagonal (mengenai sistem ini
akan dijelaskan kemudian) dengan menggali sumuran tegak ventilasi di bagian dalam,
sementara sebagai cara efektif pada konstruksi panel digunakan sistem struktur ruang.
2. Ventilasi Utama
2.1 Jenis Ventilasi Utama
Ventilasi utama terdiri dari jenis-jenis berikut.
(1) Klasifikasi berdasarkan metode pembangkitan daya ventilasi
………….. ventilasi alam ventilasi mesin
(2) Klasifikasi berdasarkan tekanan ventilasi pada ventilasi mesin
………….. ventilasi tiup ventilasi isap
(3) Klasifikasi berdasarkan letak jalan udara masuk dan udara buang
………….. ventilasi terpusat ventilasi diagonal
2.2 Ventilasi Alam
Setiap kenaikan atau penurunan temperatur sebesar 1°C, sumua jenis gas akan memuai
atau menyusut sebesar 1/273 kali volumenya pada 0°C. Dengan kata lain, berat per satuan
volume akan bertambah atau berkurang sebesar 1/273 kali.
Temperatur di permukaan (di luar tambang bawah tanah) berubah secara drastis
tergantung dari musim (terutama di negara 4 musim). Dalam satu hari, temperatur di luar
tambang bawah tanah juga mengalami perubahan kecil dari siang ke malam. Tetapi,
temperatur di dalam tambang bawah tanah pada ke dalaman tertentu hampir tidak ada
perubahan yang besar sepanjang 4 musim, atau antara malam dan siang. Temperatur di
dalam tambang bawah tanah yang panas buminya tidak tinggi, pada musim panas lebih
rendah dari pada temperatur udara luar, dan pada musim dingin lebih tinggi dari pada
temperatur udara luar. Sehingga, apabila terdapat perbedaan temperatur jalan udara masuk
dan jalan udara buang yang ketinggian portal udara masuk dan udara keluarnya berbeda,
akan timbul perbedaan kerapatan udara di dalam dan di luar tambang bawah tanah atau
udara di jalan udara masuk dan jalan udara buang akibat temperatur, sehingga
membangkitkan daya ventilasi. Penyebab yang dapat membangkitkan daya ventilasi adalah
sebagai berikut :
a) Perbedaan tinggi portal udara masuk dan udara buang
b) Perbedaan temperatur jalan udara masuk dan jalan udara buang
c) Perbedaan temperatur di dalam dan di luar tambang bawah tanah
d) Komposisi udara di dalam tambang bawah tanah
e) Tekanan atmosfir
Pada suatu tambang bawah tanah yang
mempunyai 2 buah portal yang ketinggiannya Musim Panas
Contoh soal : Berapakah tekanan ventilasi alam, apabila perbedaan tinggi portal udara
masuk dan udara buang (L) 200m, temperatur di luar tambang bawah
tanah (ta) 10°C dan temperatur di dalam tambang bawah tanah (t) 25°C?
Jawaban :
4,17
h= × 200 × (25 o − 10 o ) = 12,5 , yakni menjadi 12,5mmaq
1.000
Seandainya kedua sumuran tegak berada pada level yang sama, maka L1 – L2 menjadi
0, sehingga rumus ini menjadi
4,17
h= L 1 (t 2 − t 1 )
1.000
Ventilasi alam terutama terjadi karena perbedaan temperatur di dalam dan di luar
tambang bawah tanah, maka ketika perbedaannya kecil pada musim semi dan gugur, daya
ventilasi semakin berkurang, bahkan kadang kala di suatu hari atau karena siang dan
malam aliran ventilasi berbalik, atau kadang-kadang sama sekali tidak mengalir. Oleh
karena itu, selain tambang batu bara yang sama sekali tidak timbul gas metan, tambang
batu bara yang sedikit saja timbul gas, ventilasi yang dilakukan dengan metode ini dapat
berbahaya. Namun, karena pada ventilasi mesinpun daya ventilasi alam ini tetap bekerja,
maka harus dipikirkan untuk memanfaatkannya sedapat mungkin. Selain itu, apabila tidak
ada kipas angin cadangan pada waktu kipas angin utama sedang diperbaiki, sedapat
mungkin perbaikan dilakukan pada musim panas atau dingin, yaitu ketika daya ventilasi
alam bekerja kuat.
2.3 Ventilasi Mesin
Metode ventilasi yang menggunakan kipas angin untuk melakukan ventilasi dengan
menciptakan tekanan ventilasi (positif atau negatif) di portal udara masuk dan udara buang.
Pada metode ini, dipilih kipas angin yang paling sesuai dilihat dari jumlah udara ventilasi
yang diperlukan dan tekanan deferensial ventilasi untuk mengalirkan jumlah udara
tersebut.
3. Teori Ventilasi
3.1 Tahanan Ventilasi
Pada waktu air lewat di dalam pipa besi, akan mengalami tahanan karena jumlah aliran
air, kecepatan, ukuran pipa besi dan sifat permukaan dalam pipa besi. Sama seperti kasus
air tersebut, aliran udara yang melewati lorong juga akan menerima tahanan yang berbeda
menurut jumlah aliran udara, kecepatan, ukuran lorong, panjang lorong, belokan dan
bentuk keliling lorong. Namun, karena sifat cairan dan gas sangat berbeda, sifat tahanan
yang diterima juga akan berbeda.
Untuk melakukan ventilasi, harus diberikan daya ventilasi yang dapat mengatasi
tahanan ini. Tahanan ini disebut tahanan ventilasi, yang mana akan mengalami perubahan
karena kecepatan, jumlah aliran udara dan keadaan tambang bawah tanah, seperti berikut
ini :
• Seperti dapat dilihat pada rumus di depan, untuk lorong yang sama, tahanan ventilasi
sebanding dengan kuadrat kecepatan aliran udara. Artinya, kalau kecepatan menjadi 2
kali, tahanan menjadi 2×2= 4 kali, dan kalau kecepatan menjadi 3 kali, tahanan menjadi
9 kali. Untuk lorong yang sama, jumlah aliran udara sebanding dengan kecepatan
udara, sehingga untuk jumlah aliran udara juga dapat dikatakan hal yang sama.
Misalnya, pada suatu lorong yang tiap menitnya dilewati 2.000m3 udara, apabila
jumlah aliran udaranya langsung dijadikan 4.000m3, maka tahanan yang diterima
menjadi 4 kali lipat.
• Tahanan ventilasi sebanding dengan panjang jalan udara.
• Tahanan ventilasi berbanding terbalik dengan luas penampang lorong dan berbanding
lurus dengan panjang keliling penampang lorong. Jadi, apabila luas penampang
lorongnya tertentu, maka makin pendek panjang keliling, makin kecil tahanannya.
Dengan demikian, bentuk lingkaran atau yang mendekatinya merupakan bentuk jalan
udara yang ideal.
• Tahanan ventilasi tergantung dari bentuk permukaan dinding dalam lorong. Besarnya
tahanan tersebut yang dinyatakan secara kuantitatif disebut koefisien gesek lorong.
Pada rumus di atas, kecepatan aliran adalah jumlah udara dibagi luas penampang,
Q
artinya v = (Q = jumlah udara). Dengan substitusi v ke dalam rumus di atas, maka
a
menjadi ;
uLQ 2
h=K
a3
Artinya, pada rumus yang tidak memasukkan kecepatan udara, tahanan ventilasi
berbanding terbalik dengan pangkat 3 luas penampang lorong.
h h
V1 = V2 =
R 1 dan R2
Apabila 2 buah jalan udara yang berhubungan secara paralel dianggap sebagai 1 buah
jalan udara, di mana jumlah aliran udaranya V.
Karena
V = V1 + V2
Maka terjadilah hubungan sebagai berikut.
1 1
V = h +
R R 2
1
atau
1 1 1
= +
R R1 R2
Dengan cara yang sama, apabila beberapa jalan udara dengan tahanan jenis R1, R2, R3,
…, dihubungkan secara paralel, di mana tahanan jenis pada waktu hubungan jalan
udara tersebut dianggap sebagai 1 buah jalan udara adalah R, maka
1 1 1 1
= + + + ...
R R1 R2 R3
R R R
V1 = V , V2 = V , V3 = V R + …
R1 R2 3
200
(3) Kaidah ke-3
Daya penggerak udara kipas angin berbanding lurus dengan pangkat 3 jumlah putaran
atau jumlah udara.
Contoh soal :
Menjadi berapa kali daya penggerak kipas angin di atas?
300 3 27.000.000
Jawaban : 3
= = 3,375 , artinya menjadi 3,375 kali
200 8.000.000
(2) Untuk titik hubung (pertemuan) jalan udara manapun, seluruh jumlah aliran udara
yang mengalir menuju titik hubung sama dengan seluruh jumlah aliran udara yang
mengalir mejauhi titik tersebut. Artinya, di sini berlaku persyaratan kontinuitas.
Andaikan jumlah aliran udara yang menuju dan meninggalkan satu titik hubung adalah
V1, V2, V3, …, di mana jumlah aliran udara yang menuju titik hubung diberi tanda
posistif dan jumlah aliran udara yang menjauhi titik hubung diberi tanda negatif, maka
persyaratan kontinuitas dapat dinyatakan dengan rumus berikut.
V1 + V2 + V3 + … = 0 …….……. (3)
(3) Untuk sirkuit manapun, jumlah matematis kerugian tekanan yang terjadi di jalan udara
yang menyusunnya, sama dengan jumlah tekanan yang dibangkitkan kipas angin yang
berada di sirkuit tersebut dan ventilasi alam.
4. Ventilasi Lokal
Tujuan utama ventilasi adalah mengamankan tambang bawah tanah dengan
mengirimkan udara yang cukup ke lokasi kerja untuk menyingkirkan gas.
Di antara ventilasi permuka kerja, ada yang melakukan ventilasi dengan membawa
udara masuk secara langsung, seperti ventilasi permuka kerja penambangan, dan ada yang
mengirimkan udara yang dibangkitkan oleh kipas angin lokal, air jet dan lain-lain, dengan
menggunakan saluran udara (air duct), seperti pada ventilasi permuka kerja penggalian
lubang bukaan.
Ventilasi lokal termasuk ke dalam kelompok kedua, yang mana melakukan ventilasi
menggunakan kipas angin lokal, air jet dan lain-lain. Di sini akan diuraikan pokok-pokok
umum mengenai ventilasi lokal dan ventilasi permuka kerja ekstraksi batu bara.
Dinding batubara
Saluran udara Saluran udara
Dilihat dari segi fasilitas peralatan, ventilasi lokal dapat dibagi menjadi ventilasi sekat
(brattice), air jet, saluran udara dan metode kipas angin lokal.
(1) Ventilasi sekat (brattice)
Ini adalah metode ventilasi pada sebuah lorong kemajuan dengan merentangkan papan
kayu dan plastik, di mana satu sisi dijadikan udara masuk dan sisi lainnya sebagai udara
buang. Di Jepang, pada zaman ekstraksi batu bara sistem ruang dan pilar, ventilasi
permuka kerja terutama dilakukan dengan ventilasi sekat. Namun karena banyak
kebocoran udara dan boros bahan papan kayu, serta memakan tenaga dan waktu, maka saat
ini tidak digunakan lagi. (Perhatikan gambar )
Sekat
Pintu
udara Arah Ventilasi
Saluran udara
Pintu udara
Saluran udara
Sistem hisap Pintu udara Saluran udara
Sistem tiup
Saluran udara
Pada sistem isap, debu yang timbul di permuka kerja dapat diisap ke dalam saluran
udara tanpa menyapu dulu lorong di tengahnya, sehingga dari segi lingkungan kerja lebih
unggul dari pada sistem tiup. Namun, sistem isap mempunyai kelemahan sebagai berikut :
• Lingkup gerak aliran udara di ujung saluran udara kecil, sehingga gas yang timbul di
permuka kerja sulit disingkirkan.
• Karena perlu memperpanjang saluran udara sampai ke dekat permuka kerja, menjadi
gangguan kerja di permuka kerja, serta saluran udara mudah mengalami kerusakan
akibat peledakan atau hal lain.
• Saluran udara dari plastik sulit digunakan karena bisa mengempis.
• Apabila konsentrasi gas mudah nyala yang disingkirkan tinggi, penggunaan kipas angin
aksial menjadi berbahaya.
Karena kelemahan-kelemahan itu, hampir semua metode ventilasi kipas angin
menggunakan sistem tiup.
Di Jepang, sebagai kipas angin lokal, dahulu banyak digunakan mulai dari yang kecil
dengan daya 1 HP sampai tipe turbo atau tipe propeller dengan daya 5, 10, 20 HP. Namun
akhir-akhir ini, kipas angin lokal tipe besar yang dapat mengantisipasi penggalian maju
yang jaraknya lumayan panjang juga sudah digunakan.
Tenaga penggeraknya ada yang menggunakan tenaga listrik dan tenaga pneumatik
(udara tekan). Sistem penggerak listrik mempunyai efisiensi yang lebih baik, kebisingan
juga rendah dan biaya tenaga penggerak juga murah dibanding sistem pneumatik. Namun
karena memakai tenaga listrik, dahulu di tempat yang banyak gas, cenderung menghindari
penggunaannya. Tetapi, karena ada peningkatan manajemen terhadap gas dan peralatan
keamanan, saat ini hampir semuanya menggunakan sistem penggerak listrik.
Kondisi di mana udara yang sudah digunakan sekali (udara buang) bercampur masuk
ke mulut ventilasi lokal dan aliran udara yang sama berulang-ulang dialirkan, disebut
resirkulasi udara. Apabila keadaan ini berlanjut terus, gas tidak tersingkir dengan baik,
makin lama konsentrasi gas meningkat dan terjadi keadaan yang bahaya, sehingga harus
diusahakan agar tidak terjadi resirkulasi udara. Oleh karena itu, dalam penempatan kipas
angin lokal harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
(a) Apabila letak kipas angin lokal tidak baik (perhatikan gambar)
Apabila letak kipas angin lokal dekat ke jalan udara buang, dapat menjadi penyebab
resirkulasi udara. Terutama pada waktu mengoperasikan kembali kipas angin lokal
yang sempat terhenti karena suatu sebab, gas dapat mengalir balik ke posisi kipas
angin lokal dan menjadi penyebab timbulnya kecelakaan. Pada waktu meletakkan
kipas angin, dipilih tempat yang kondisi atap dan dindingnya baik serta tidak ada
tetesan air, dan mengambil tempat di sisi udara masuk dengan jarak yang cukup dari
mulut jalan udara buang, agar tidak terjadi resirkulasi udara.
Kekurangan
Letak kurang baik angin induk
Mengenai hal ini, peraturan keselamatan tambang batu bara Jepang menetapkan
sebagai berikut :
※ Kipas angin lokal harus ditempatkan pada posisi di mana udara buang tidak tertarik
masuk ke udara masuk, dan jumlah udara ventilasi yang melalui posisi tersebut dibuat
melebihi kapasitas kipas angin yang dimaksud, agar tidak terjadi resirkulasi udara.
5. Pengukuran
Di tambang batu bara perlu dilakukan berbagai macam pengukuran untuk memeriksa
apakah di setiap tempat di dalam tambang bawah tanah telah dilakukan ventilasi udara
yang cukup, dengan maksud mendapatkan kesalahan ventilasi, atau untuk mendapatkan
bahan yang diperlukan untuk perencanaan ventilasi atau perbaikan ventilasi. Hal yang
harus diukur antara lain adalah temperatur udara, kelembapan, tekanan udara, kecepatan
udara, jumlah udara, penurunan tekanan, tekanan kipas angin, kadar gas, jumlah debu dan
derajat kata. Di sini akan dijelaskan mengenai pengukuran tekanan udara, kecepatan udara,
jumlah udara, penurunan tekanan dan tekanan kipas angin yang secara langsung diperlukan
untuk perencanaan ventilasi atau perbaikan ventilasi.
2) Tabung Pitot
Pada tabung Pitot terdapat lubang ukur tekanan total di depan dan lubang ukur tekanan
statis di samping. Perbedaan kedua tekanan tersebut, yakni tekanan dinamis, diukur dengan
manometer tabung U, kemudian kecepatan udara diperoleh dari persamaan di bawah.
∆P = γw2/2g
∆P : tekanan dinamis w : kecepatan udara
γ : berat jenis udara g : percepatan gravitasi
2) Pipa karet
Manometer tabung miring M
e laku
k an
≒100m