Professional Documents
Culture Documents
Bidan
23
23
MONITORING KINERJA KLINIS PERAWAT DAN BIDAN DI RUMAH SAKIT DAN PUSKESMAS
MATERI
1. Pengertian monitoring dan evaluasi 2. Tujuan monitoring dan evaluasi 3. Keterkaitan antara monitoring dan evaluasi 4. Prinsip-prinsip monitoring dan evaluasi 5. Metoda evaluasi kinerja klinis 6. Tipe monitoring dan evaluasi kinerja klinis 7. Langkah-langkah monitoring dan evaluasi kinerja klinis WHO
SEA NURS 429, 1N O OSD 001/1.2.
Materi Pelatihan
Bidan 8. System monitoring kinerja klinis
24
24
METODA
1. Kuliah singkat 2. Latihan/Penugasan 3. Kerja kelompok 4. Diskusi Pleno
WHO
Materi Pelatihan
Bidan
25
25
RENCANA PENGAJARAN
SESI I
Bagian A Topik Metoda Waktu : Persepsi : Diskusi : 20 menit Waktu Bagian B Topik Metoda Waktu : Prinsip-prinisp Monitoring : Kuliah singkat : 30 menit Bagian C Topik Metode Waktu : Metode Evaluasi : Kuliah Singkat : 40 menit Topik Metoda Waktu Metoda Waktu Topik Topik Metode
SESI II
Bagian A : Persepsi 2 : Diskusi kelompok dan presentasi : 20 menit Bagian B : Mekanisme monitoring dan Evaluasi : Kuliah singkat : 30 menit Bagian C : Penugasan : Kerja Kelompok, Diskusi Pleno : 40 menit
WHO
Materi Pelatihan
Bidan
26
26
WHO
Materi Pelatihan
Bidan
27
27
Monitoring kinerja klinis bagi perawat dan bidan merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan mutu kinerja itu sendiri dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada umumnya. Untuk mengukur kinerja harus ada suatu monitoring, kinerja seseorang dapat dilihat dan dinilai. Kinerja mengandung komponen kompetensi profesional dan produktifitas dalam kaitannya dengan pelayanan keperawatan/kebidanan, maka kompetensi perawat dan bidan dalam pelaksanaan tugas pelayanan didasarkan atas standar profesi masing-masing. Sebagai profesi perawat atau bidan seyogyanya bekerja secara profesional sehingga layanan yang diberikan bermutu tinggi. Kita ketahui banyak faktor yang berpengaruh terhadap kinerja seseorang, namun harus disadari bahwa profesi perawat dan bidan berkaitan dengan keselamatan dan kesejahteraan orang lain. Tanggung jawab dan akontabilitas perawat dan bidan akan tercermin dalam deskripsi pekerjaannya dan diterjemahkan kedalam fungsi-fungsi sesuai dengan lingkup pekerjaannya. Fungsi akan mengarah pada kegiatan-kegiatan spesifik dan menentukan kinerja klinis tiap perawat dan bidan. Bagaimana mengukur kinerja klinis perawat dan bidan? Tetapkanlah indikator kinerja kuncinya terlebih dulu, karena tidak semua indikator akan dimonitor oleh manajer perawat dan bidan. Indikator kinerja kunci merupakan pilihan dari aktititas yang kritikal sehingga bila tidak dilakukan akan sangat berdampak luas atau merugikan pasen. indikator kinerja dan melalui
Penugasan I
1. Setiap peserta menyiapkan kertas untuk menuliskan persepsi masing-masing tentang gambar yang ditayangkan. 2. Peserta masuk dalam kelompok (acak) tidak lebih dari 6 orang dalam kelompok. 3. Kelompok berdiskusi tentang gambar yang ditayangkan dan menyamakan persepsi. 4. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok 5. Penyaji kembali kedalam kelompok dan kelompok berdiskusi untuk menentukan bingkai apa yang paling cocok untuk gambar tersebut. Mengapa wama tersebut dipilih, apa tujuannya dan apa kaitannya dengan monitoring. 6. Presentasikan hasil diskusi. WHO
SEA NURS 429, 1N O OSD 001/1.2.
Materi Pelatihan
Bidan
28
28
Pengertian Monitoring
Monitoring adalah suatu proses pengumpulan dan menganalisis informasi dari penerapan suatu program termasuk mengecek secara reguler untuk melihat apakah kegiatan/program itu berjalan sesuai rencana sehingga masalah yang dilihat /ditemui dapat diatasi(WHO)
Pengertian Evaluasi
World Health Organization (WHO) merumuskan evaluasi sebagai suatu proses dari pengumpulan dan analisis informasi mengenai efektivitas dan dampak suatu program dalam tahap tertentu sebagai bagian atau keseluruhan dan juga mengkaji pencapaian program. Definisi lain dikemukakan oleh Swansburg (1996) yang menyatakan bahwa evaluasi kinerja adalah suatu proses pengendalian dimana kinerja pegawai dievaluasi berdasarkan standar. Evaluasi adalah suatu proses pengumpulan data menganalisis informasi tentang efektifitas dan dampak dari suatu tahap atau keseluruhan program . Evaluasi juga termasuk menilai pencapaian program dan mendeteksi serta menyelesaikan masalah dan merencanakan kegiatan yang akan datang(WHO). Evaluasi adalah proses pemberian informasi untuk membantu membuat keputusan tentang objek yang akan dievaluasi Banyak orang berfikir bahwa evaluasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan di akhir suatu program/proyek dan itu tidak membutuhkan pikiran yang serius , pendapat ini adalah suatu hal yang salah karena evaluasi membutuhkan perencanaan sebelum mengerjakan suatu program /proyek dan termasuk evaluasi formatif dan sumatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama program atau kegiatan berlangsung dan ini dikaitkan dengan proses monitoring.Informasi yang diperoleh dari monitoring memungkinkan untuk dapat membuat dan menetapkan tentang bagaimana program tersebut dapat berjalan atau bagaimana sebaiknya proses untuk mencapai tujuan; contoh monitoring dari suatu pencapaian artinya bahwa anda dapat terus menerus mengkaji ulang kemajuan dan mengidentifikasi sesuatu untuk menyakinkan bahwa hal itu realistik
WHO
Materi Pelatihan
Bidan
29
29
dan dapat dicapai dan dimodifikasi atau bila perlu memperbaikinya sementara program masih berjalan.
Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah : 1. Menentukan kompetensi pekerjaan. 2. Meningkatkan kinerja dengan menilai dan mendorong hubungan yang baik diantara pegawai (perawat dan bidan). 3. Menghargai pengembangan staf dan memotivasi pegawai kearah pencapaian kualitas yang tinggi. 4. Menggiatkan konseling dan bimbingan dari manajer. 5. Memilih perawat dan bidan berkualitas untuk pengembangan dan peningkatan gaji. 6. Mengidentifikasi ketidakpuasan pegawai. Secara umum Sistem kinerja Manajemen Kinerja Klinis memberi dan kerangka kerja kinerja
pengembangan program melalui; kinerja yang disadari (performance awareness), pengukuran (performance measurement) peningkatan (performance improvement).
WHO
Materi Pelatihan
Bidan
30
30
6. Menggiatkan konseling dan bimbingan dari manajer 7. .Memilih perawat dan bidan yang berkualitas untuk pengembangan dan peningkatan gaji. 8. Mengidentifikasi ketidak puasan perawat dan bidan.
WHO
Materi Pelatihan
Bidan
31
31
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Melakukan Monitoring 1. Monitoring kinerja klinis perawat dan bidan berdasarkan indikator kinerja klinis 2. Indikator kinerja berdasarkan standar dan uraian tugas. 3. Indikator kinerja klinis dipilih yang menjadi indikator kunci 4. Indikator harus bersifat ; dapat diukur atau dinilai, dapat dicapai, dan bersifat spesifik 5. Dalam waktu tertentu dapat dilakukan perubahan 6. Monitoring harus ditentukan bagaimana caranya, kapan dimana, dan siapa yang akan memonitor serta harus didokumentasikan.
WHO
Materi Pelatihan
Bidan
32
32
2. Implementasi a. Mengumpulkan data penggunaan format pengumpulan data, termasuk memilih menentukan proses supervisi dan prosessingnya (kemana akan dikirim) b. Tabulasi data dan analisa data: membandingkan temuan atau pencapaian aktual dengan perencanaan c. Temuan dalam monitoring: apakah ada penyimpangan, bila ada perlu diidentifikasi masalah penyebabnya. Hasil temuan di "feedback" kan kepada semua staf yang terlibat. d. Menggali penyebab dan mengambil tindakan perbaikan: menggali penyebab terjadinya masalah, bisa jadi masalah timbul dalam hal yang sudah familiar bagi perawat dan bidan, misalnya immunisasi cakupan turun. Bila penyebab telah diketahui, check list immunisasi dipakai lagi. Rencana monitoring perlu disusun jangka pendek untuk menjamin bahwa tindakan/prosedure dilaksanakan sesuai standar (rencana) serta memberi efek sesuai dengan harapan 3. Menentukan kelanjutan monitoring Kegiatan monitoring dirancang untuk memperoleh hasil kinerja sekarang (rutin) atau jangka pendek bagi manajer atau user lainnya. Ketika program atau kegiatan rutin telah memberikan perubahan signifikan, maka kelangsungan program kinerja memerlukan perhatian. Review secara periodik tetap diperlukan. Sistem informasi manajemen akan membantu manajer untuk mempertimbangkan kapan indikator dan frekuensi monitoring dikurangi dan pada bagian mana perlu direncanakan lagi dan dilanjutkan.
WHO
Materi Pelatihan
Bidan
33
33
Tipe Monitoring
a. Monitoring Rutin : Kegiatan mengkompilasi informasi secara reguler berdasarkan sejumlah indikator kunci. Jumlah indikator dalam batas minimum namun tetap dapat memberikan informasi yang cukup bagi manajer untuk mengawasi kemajuan/perkembangan. Monitoring rutin dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi penerapan program dengan atau tanpa perencanaan b. Monitoring jangka Pendek : Dilakukan untuk jangka waktu tertentu dan biasanya diperuntukkan bagi aktifitas yang spesifik. Seringkali bila aktifitas atau proses-proses baru diterapkan, manajer ingin mengetahui, apakah sudah diterapkan sesuai rencana dan apakah sesuai dengan keluaran yang diinginkan. Pada umumnya manajer memanfaatkan informasi ini untuk membuat penyesuaian dalam tindakan yang baru. Sekali penerapan telah berjalan baik maka indikator kunci dimasukkan kedalam monitoring rutin. Monitoring jangka pendek diperlukan bila manajer menemukan suatu masalah yang muncul berhubungan dengan input atau pelayanan. Untuk merancang sistem monitoring rutin atau jangka pendek, beberapa hal perlu dipertimbangkan: (1) Memilih indikator kunci yang akan dipergunakan manajer; (2) Hindari mengumpulkan data yang berlebihan agar tidak menjadi beban staf. (3) Berikan feedback pada waktu tertentu; (4) Gunakan format laporan yang dapat dengan mudah untuk menginterpretasikan data dan tindakan.
SISTEM MONITORING Sistem monitoring indikator kinerja klinis perawat dan bidan sangat diperlukan untuk meningkatkan serta mempertahankan tingkat kinerja yang bermutu. Melalui monitoring WHO akan dapat dipantau penyimpangan - penyimpangan yang terjadi,
Materi Pelatihan
Bidan
34
34
penyimpangan harus dikelola dengan baik oleh manajer perawat dan bidan untuk diluruskan kembali agar kegiatan yang dilakukan sesuai dengan standar. Ada tiga indikator kinerja perawat dan bidan yang perlu dimonitor. yaitu: administratif, klinis dan pengembangan staf. Yang termasuk dalam indikator kinerja administratif meliputi pendokumentasian asuhan keperawatan (askep) dan asuhan kebidanan (askeb) segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan administratif termasuk pencatatan dan pelaporan; Indikator kinerja klinis adalah pelaksanaan kegiatan atau aktifitas asuhan langsung terhadap pasen, misalnya asuhan keperawatan bedah (pre-op), asuhan kebidanan pada ibu hamil. Pengembangan staf berkaitan dengan pengembangan kemampuan klinis staf (pengetahuan, ketrampilan dan sikap) yang dapat dilakukan secara rutin antara lain melalui ref1eksi diskusi kasus. (Lihat diagram dibawah ini; SISTEM MONITORING
RCD
Standards
Job Description
Handling Variances
Monitoring system
WHO
Materi Pelatihan
Bidan
35
35
merupakan feedback bagi manajemen untuk lebih meningkatkan rencana operasional serta mengambil langkah-langkah tindakan korektif. Oleh karena itu manajer hendaknya memiliki sistem monitoring sehingga feedback atau penyimpangan yang terjadi akan dapat dikelola dengan tepat, cepat dan dapat dilakukan upaya perbaikan dengan segera. Dengan melakukan monitoring secara periodik sesuai dengan kepentingannya, maka pelayanan keperawatan dan kebidanan dapat ditingkatkan mutunya secara terus menerus.
Penugasan II
1. Bentuk kelompok bidan dan perawat di RS dan Puskesmas 2. Diskusikan dalam kelompok format monitoring kinerja perawat dan bidan 3. Diskusikan apa langkah-langkah yang akan dilakukan bila terjadi penyimpangan. 4. Presentasikan hasilnya
Materi Pelatihan
Bidan
36
36
oleh pegawai dan supervisor. Walaupun catatan anecdotal memberi satu arti sistematis untuk pencatatan observasi, mereka tidak dapat menjamin bahwa observasi akan dibuat sistematis atau khusus terhadap perilaku yang relevan diobservasi. Hal ini memerlukan pertimbangan waktu pencatat observasi. Dokumen anecdotal disimpan oleh manajer, dan menulis laporan rekapitulasi serta mengirim laporan anecdotal kepada seksi keperawatan dan kebidanan di rumah sakit / koordinator di Puskesmas. b. Penilaian Diri Sendiri Penilaian diri sendiri adalah metoda lain untuk evaluasi kinerja dan sedikit digunakan dilapangan. Masalah penilaian diri sendiri bagi pelaksana sama dengan penilaian supervisor dimana membutuhkan suatu pelatihan dalam menilai diri sendiri. Mereka menjadi terbiasa untuk setiap posisi klinik. Pertanyaan yang akan memfasilitasi penilaian diri sendiri adalah: Pikirkan siapa yang lebih efektif untuk menilai? Perilaku dan hasil apa yang dapat mendukung pilihan? Pikirkan perilaku dan hasil yang membuat anda bicara dengan diri anda sendiri Akankah menjadi lebih baik bila setiap orang mengerjakannya ? Kebiasaan apakah dari pekerjaan yang berkaitan dengan tugas untuk dinilai? Bagaimana perbedaan dari orang berpenampilan rata-rata dengan orang yang sempurna? c. Check List Check List dapat mengkaji kategori kehadiran atau absen, atau karakteristik yang diharapkan atau perilaku. Check list harus digunakan untuk variabel nyata seperti inventaris perlengkapan. Metoda ini dapat pula digunakan untuk evaluasi ketrampilan keperawatan atau kebidanan klinis dan disarankan untuk mencatat perilaku esensial dalam keberhasilan kinerja. d. Peer Review WHO
SEA NURS 429, 1N O OSD 001/1.2.
Materi Pelatihan
Bidan
37
37
Peer Review adalah proses evaluasi diantara teman sekerja dan seprofesi dengan kemampuan yang sama praktek. Mereka secara kritis mereview praktek sejawatnya dengan menggunakan standar kinerja yang baku. Ini adalah self-regulation dan mendukung prinsip autonomi. Peer review terdiri dari sejawat yang memeriksa tujuan asuhan langsung dari sejawatnya dengan standar yang khusus, indicator kritis dari asuhan yang ditulis oleh sejawat. Tujuan peer review adalh untuk mengukur akontabilitas, evaluasi dan meningkatkan pemberian asuhan, identifikasi kekuatan dan kelemahan, mengembangkan policy yang baru atau diubah. Umumnya sistem manajemen kinerja klinis adalah untuk memberi kerangka kerja pengembangan program melalui kinerja yang disadari ( performance awareness),pengukuran kinerja( performance measurement) dan peningkatan kinerja (performance improvement). Pengembangan kinerja klinis keperawatan dan kebidanan tidak dapat dipisahkan dari upaya pengembangan sumber daya manusianya yaitu perawat dan bidan itu sendiri. Pengembangan diri secara terus menerus dapat dilakukan dengan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, melalui pelatihan (training) dan dapat juga dilakukan melalui refleksi diskusi kasus (RDK). RDK dapat dikategorikan sebagai suatu in-service training untuk selalu mengembangkan kemampuan dan dapat dipakai sebagai salah satu indikator pengembangan staf.
Outcomes Evaluasi
Ada 3 komponen outcomes evaluasi dalam organisasi, yaitu : 1. Clinical outcomes 2. Administrative outcomes 3. Service/delivery outcomes Ad 1. Clinical outcomes Clinical outcomes berfokus pada penilaian proses asuhan sebagai perkembangan pasen melalui suatu sistem yang luas dan spesifik. Umumnya
WHO
Materi Pelatihan
Bidan
38
38
penilaian harus memenuhi outcomes yang mungkin dapat diterapkan dalam pelayanan. Contoh indikator clinical outcomes adalah : a. Angka infeksi. Outcome yang diharapkan harus bermakna seperti penurunan infeksi nasokomial menjadi nol. b. Pasen jatuh/kecelakaan. Outcome yang diharapkan nol, berarti pasen harus sering diobservasi terutama pada pasen yang siap ambulansi. Ad 2. Administrative out comes Outcomes ini khusus berkaitan dengan organisasi sebagai keseluruhan dan mempengaruhi sistem kepegawaian, staf, dokter dan alur bawah organisasi. Dasar pengukuran indikator dalam sistem pelayanan kesehatan adalah implikasi dari organisasi seperti : 1. Kepuasan pegawai. Ini merupakan indikator kritis dari outcome untuk keberhasilan meningkatkan program dan asuhan kualitas lingkungan pasen. Sistem ini kerja pegawai harus meskipun
membutuhkan waktu. Sistem yang lebih efektif dan efisien didasarkan pada filosofi kerja kelompok dan asuhan yang berfokus pada pasen. Mengukur kepuasan pegawai harus dikaji atas peratuaran yang mendasar. 2. Analisis budaya dan suasana organisasi. Suatu perencanaan yang baik dan efektif dirancang dengan proses keseinambungan. Patokan kasus umum memberi implikasi positif baik terhadap budaya maupun suasana organisasi. Budaya membangun spirit kelompok dengan berfokus pada pasen dan proses. Ini adalah nilai nyata adanya pendidikan dimana belajar menghargai diantara sesama staf, dokter dan manajemen. Transformasi suasana ke dalam lingkungan ini menumbuhkan autonomi staf, mendorong, menghargai kreativitas dan inovasi, mendukung kemampuan manajerial dan suatu kebersamaan diantara anggota kelompok.
WHO
Materi Pelatihan
Bidan Ad 3. Service/delivery outcomes Ada
39
39
dievaluasi dan langsung menilai outcomes. Indikator outcomes pelayanan sedikit dan lebih sederhana, antara lain : a. Kepuasan pasen. Banyak metoda dan alat yang cocok untuk menilai kepuasan pasen yang akurat sebagai indikator kritis. Kegagalan mendengar dan menanggapi persepsi pasen dalam sistem pemberian asuhan akan mengakibatkan ancaman kegagalan dari organisasi. Data yang berkaitan dengan kepuasan pasen harus disampaikan kepada semua staf secara regular, hanya outcomes terbaik memberikan inovasi lebih jauh untuk meningkatkan kinerja . Penilaian yang kurang akan memberi dampak kepada organisasi. b. Lamanya menunggu (Respone Time). Adalah indikator pelayanan yang sempurna untuk menilai efektivitas sistem. Suatu birokrasi yang kompleks, lamban, aturan sistem menghasilkan keterlambatan pemasaran. Pasen sensitif terhadap keterlambatan dan keterbelakangan yang menimbulkan kesan negatif terhadap organisasi berdasarkan pengalaman dalam proses sewaktu masuk ke rumah sakit. Evaluasi data penyimpangan kinerja adalah satu bagian penting dalam peningkatan kinerja. Ada dua jenis penyimpangan. Pertama, penyebab umum terjadinya penyimpangan yang erat kaitannya dengan penyimpangan minor yang terjadi dalam satu organisasi pelayanan kesehatan, tanpa memperdulikan sistem yang telah mapan. Penyebab umum terjadi penyimpangan mungkin juga termasuk penyimpangan minor dalam penampilan kinerja staf, dimana prosedur yang tidak jelas dan keterbatasan peralatan. Oleh karena itu, keterbatasan sumber untuk mendeteksi penyebab setiap penyimpangan minor dapat ditoleransi. menjabarkan peralatan. Kedua, penyebab khusus terjadinya penyimpangan, mungkin termasuk kesalahan pegawai, kurangnya pengetahuan dalam Target indikator adalah menggunakan deviasi standar untuk mengidentifikasi penyebab penyimpangan tertentu yang dapat mentoleransi fluktuasi WHO
SEA NURS 429, 1N O OSD 001/1.2.
Materi Pelatihan
Bidan
40
40
penyebab umum. Penyebab khusus terjadinya penyimpangan biasanya mudah dikoreksi dari pada penyebab umum terjadinya penyimpangan. Sebagai contoh; Keharusan mencuci tangan secara rutin mungkin ditingkatkan dengan drastis, apabila staf sadar dan menerima bahwa praktek cuci tangan akan di evaluasi. Rencana tindakan adalah kunci untuk menghilangkan penyebab khusus terjadi penyimpangan.
Penugasan III
Skenario 1 (Keperawatan) Di ruang rawat inap pediatrik ada 4 orang perawat pelaksana dinas pagi dan seorang manajer. Manajer mengarahkan agar semua staf melaksanakan asuhan keperawatan dengan berpedoman kepada standar yang telah disusun dan disepakati. Namun para perawat pelaksana kurang menyetujuinya, karena kurang waktu yang tersedia, sedangkan beban kerja cukup tinggi dan kurang tenaga. Di samping itu, manajer mengatakan kepada staf bahwa dia akan melakukan evaluasi kinerja mereka pada siang hari sebelum penggantian shift. Sewaktu dia mengevaluasi kinerja staf dengan cara observasi, hasilnya kurang memuaskan. Skenario 2 (Kebidanan) Pada ruang maternal perinatal terdapat 10 orang bidan pelaksana yang dinas pagi dan seorang kepala unit. Masing-masing manajer dari setiap ruang (nifas, VK, dan perinatologi) memberi arahan agar mereka melaksanakan asuhan pasien berdasarkan tugas dan roster yang telah disusun manajer. Dia mengembangkan tugas ini berdasarkan standard an indikator kinerja yang dia terima dari kepala unit maternal perinatologi. Dia meminta dengan tegas agar mereka mengerjakan tugasnya berdasarkan standar uraian tugas. Dia juga memberitahu bahwa dia akan melakukan evaluasi setiap dua bulan dengan menggunakan indicator kinerja yang telah ditetapkan. Tetapi, stafnya tidak mengerti dengan jelas apa yang diharapkan manajer dari apa yang mereka harus lakukan.
WHO
Materi Pelatihan
Bidan
41
41
Pertanyaan: 1. Apa yang terjadi di unit kebidanan/keperawatan dengan implementasi perencanaan monitoring kinerja klinik di unit tersebut ? 2. Apakah mereka mengerti uraian tugas yang harus mereka kerjakan berdasarkan uraian tugas yang telah ditetapkan ? 3. Menurut pendapat Anda, apa seharusnya yang dilakukan manajer masing-masing ruang dan kepala unit untuk mendesiminasi standar dan indikator kinerja ? 4. Bagaimana caranya agar semua staf di unit maternal perinatal mengerti dan bersedia untuk dinilai ?
Evaluasi Proses
1. Sebutkan pengertian monitoring. 2. Apa yang dimonitoring ? 3. Sebukan langkah-langkah monitoring dan jelaskan secara ringkas. 4. Apa yang dilakukan bila terjadi penyimpangan ? 5. Sebutkan 3 indikator kinerja klinis Perawat dan Bidan yang dimonitor dan berikan contohnya.
Kesimpulan
Monitoring merupakan bagian penting dalam manajemen kinerja klinis perawat dan bidan dalam rangka meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan keperawatan dan kebidanan dan disisi lain meningkatkan kualitas kesehatan pasen. Temuan monitoring di"feedback"kan kepada staf untuk diketahui seberapa jauh pencapaian kinerjanya. Manajer menggali penyebab masalah dan merencanakan monitoring sebagai tindak lanjut untuk perbaikan. Hasil monitoring dilaporkan kepada pimpinan untuk dipergunakan sebagai informasi dalam pengambilan keputusan.
WHO
Materi Pelatihan
Bidan
42
42
Referensi
1. The Agha Khan Foundation, USA, The PRC MAP Series of Module" Monitoring and Evaluating Program" 1993 2. WHO," Design and Implementation of health Information System" Genewa, 2000 3. Australian Federation of AIDS Organisation ,Diana MC Conachy,1996 4. John M. Owen, 1993, Program Evaluation, Form and Approaches, National Library of Australia.
WHO