You are on page 1of 21

1.

prinsip dasar tumor


Tumor (berasal dari bahasa latin, yang berarti "bengkak"), merupakan salah satu dari lima karakteristik inflamasi. Namun, istilah ini sekarang digunakan untuk menggambarkan pertumbuhan biologikal jaringan yang tidak normal. Pertumbuhannya dapat digolongkan sebagai ganas (malignant) atau jinak (benign). Kanker adalah istilah umum untuk semua jenis tumor ganas. Sel tumor pada tumor jinak bersifat tumbuh lambat, sehingga tumor jinak pada umumnya tidak cepat membesar. Sel kanker mendesak jaringan sehat sekitarnya secara serempak sehingga terbentuk simpai (serabut pembungkus yang memisahkan jaringan tumor dari jaringan sehat). Oleh karena bersimpai maka pada umumnya tumor jinak mudah dikeluarkan dengan cara operasi. Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel, dan fungsi lainnya. Satu atau lebih dari mutasi ini, yang dapat merupakan turunan atau diperoleh, dapat menyebabkan ke pembagian sel yang tak terkontrol dan pembentukan tumor. Seperti yang telah dipaparkan di atas, tumor (pembengkakan dalam Latin) menunjuk massa jaringan yang tidak normal, tetapi dapat berupa ganas (canceour/ malignant) atau jinak (benign/ noncancerous). Hanya tumor ganas yang mampu menyerang jaringan lainnya atau bermetastasis. Sel tumor pada tumor ganas (kanker) tumbuh cepat, sehingga tumor ganas pada umumnya cepat menjadi besar. Sel tumor ganas tumbuh menyusup ke jaringan sehat sekitarnya, sehingga dapat digambarkan seperti kepiting dengan kaki-kakinya mencengkeram alat tubuh yang terkena. Disamping itu sel kanker dapat membuat anak sebar (metastasis) ke bagian alat tubuh lain yang jauh dari tempat asalnya melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening dan tumbuh kanker baru di tempat lain. Penyusupan sel kanker ke jaringan sehat pada alat tubuh lainnya dapat merusak alat tubuh tersebut sehingga fungsi alat tersebut menjadi terganggu. Kanker dapat menyebabkan banyak gejala yang berbeda, tergantung lokasinya dan karakteristik dari keganasan dan apakah ada metastasis. Sebuah diagnosis yang menentukan biasanya membutuhkan pemeriksaan mikroskopik jaringan yang diperoleh dengan biopsi. Setelah didiagnosa, kanker biasanya dirawat dengan operasi, chemotherapy dan atau radiasi. Bila tak terawat, kebanyakan kanker menyebabkan kematian. Kanker adalah salah satu penyebab kematian di negara berkembang. Kebanyakan kanker dapat dirawat dan banyak disembuhkan, terutama bila perawatan dimulai sejak awal. Banyak bentuk kanker berhubungan dengan faktor lingkungan, yang bisa dihindari. Merokok tembakau dapat menyebabkan banyak kanker daripada faktor lingkungan lainnya. Kanker dapat menimpa semua orang pada semua bagian tubuh dan pada semua golongan umur. Kanker dapat timbul pada pria, wanita maupun anak-anak. Walaupun kanker dapat timbul pada anak-anak, tetapi lebih sering timbul pada orang dewasa, terutama pada orang yang berusia 40 tahun ke atas. Ini disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon dan proses menua atau kemunduran pertumbuhan sel. Umumnya sebelum kanker meluas atau merusak jaringan di sekitarnya, penderita tidak merasakan adanya keluhan ataupun gejala, bila sudah ada keluhan atau gejala biasanya penyakitnya sudah lanjut. Pada stadium dini (awal) kanker tumbuh setempat. Oleh karena itu kalau ada benjolan atau kelainan walaupun tidak dirasakan mengganggu perlu diwaspadai dan dicurigai sebagai kanker sampai terbukti bukan kanker.

Ada tujuh gejala yang perlu diperhatikan dan diperiksakan lebih lanjut ke dokter untuk memastikan ada atau tidaknya kanker, yaitu : 1. Waktu buang air besar atau kecil ada perubahan kebiasaan atau gangguan. 2. Alat pencernaan terganggu dan susah menelan. 3. Suara serak atau batuk yang tak sembuh-sembuh. 4. Payudara atau di tempat lain ada benjolan (tumor). 5. Andeng-andeng (tahi lalat) yang berubah sifatnya, mejadi makin besar dan gatal. 6. Darah atau lendir yang abnormal keluar dari tubuh. 7. Adanya koreng atau borok yang tak mau sembuh-sembuh 2. Klasifikasi tumor Berdasarkan asal jaringan, tumor dapat dibagi menjadi: A. Tumor yang berasal dari epithelial 1. Squamous epithelium : squamous cell carcinoma 2. Transitional epithelium : transitional cell papilloma transitional cell carcinoma 1. 1. Basal cell (hanya di kulit): basal cell carcinoma Glandular epithelium: adenoma squamous cell papilloma,

cystadenoma, adenocarcinoma 1. Tubules epithelium (ginjal): renal tubular adenoma renal cell carcinoma (Grawitz tumor) 1. Hepatocytes: hepatocellular adenoma hepatocellular carcinoma 1. Bile ducts epithelium: cholangiocellular adenoma,

cholangiocellular carcinoma 1. Melanocytes: melanocytic nevus malignant melanoma B. Tumor yang berasal dari mesenchymal 1. Jaringan yang berhubungan fibroma, fibrosarcoma myxoma, myxosarcoma chondroma, chondrosarcoma osteoma, osteosarcoma (osteogenic sarcoma) lipoma, liposarcoma 2. Otot: leiomyoma, leiomyosarcoma rhabdomyoma, rhabdomyosarcoma 3. Endothelium: Hemangioma (capillary h., cavernous h.), glomus tumor, hemangiosarcoma, Kaposi sarcoma Lymphangiosarcoma 4. Tumor sel darah: Hematopoetic cells: leukemia Lymphoid cells: non-Hodgkin lymphoma, Hodgkin lymphoma 5. Tumor sel germ: Teratoma (mature teratoma, immature teratoma) Tumor epithelial dianggap ganas apabila telah menembus lamina basalis dan dianggap jinak bila tidak. 3. Etiologi tumor Tumor disebabkan oleh mutasi dalam DNA sel. Sebuah penimbunan mutasi dibutuhkan untuk tumor dapat muncul. Mutasi yang mengaktifkan oncogene atau menekan gen penahan tumor pada akhirnya dapat menyebabkan

tumor. Sel memiliki mekanisme yang bisa memperbaiki DNA dan mekanisme lainnya yang menyebabkan sel untuk menghancurkan dirinya melalui apoptosis apabila DNA rusak terlalu parah. Mutasi yang menahan gen untuk mekanisme ini dapat juga menyebabkan kanker. Sebuah mutasi dalam satu oncogen atau satu gen penahan tumor biasanya tidak cukup menyebabkan terjadinya tumor, oleh karena itu dibutuhkan suatu kombinasi dari sejumlah mutasi. DNA microarray dapat digunakan untuk menentukan apakah oncogene atau gen penahan tumor telah termutasi. Di masa depan kemungkinan tumor dapat dirawat lebih baik dengan menggunakan DNA microarray untuk menentukan karakteristik tumor secara lebih rinci. Penuaan menyebabkan lebih banyak mutasi pada DNA mereka. Ini berarti prevalensi tumor meningkat secara signifikan sejalan dengan penuaan. Ini juga kasus di mana orang tua yang terdapat tumor, kebanyakan tumor ini merupakan tumor ganas. Contohnya, bila seorang wanita berumur 20 tahun memiliki tumor di dadanya kemungkinan besar tumor ini adalah jinak. Namun, apabila wanita berumur 70 tahun maka kemungkinan besar tumor ini adalah ganas.

4. LOKASI PREDILEKSI, PENAMPAKAN KLINIS SERTA TANDA DAN GEJALA TUMOR A. I. Tumor Jinak Odontogenik Tumor-tumor Epitelial

I.1. Ameloblastoma
Tempat predileksi Biasanya terdapat pada daerah molar atau ramus mandibula, tapi bisa muncul di bagian manapun dari mandibula atau maksila. Pada maksila, daerah molar lebih serig terkena daripada daerah premolar atau gigi anterior. Penampakan klinis

Asimptomatik, kadang ditemukan pada anak-anak maupun dewasa, tapi predominan pada decade keempat dan kelima dari kehidupan (rata-rata 35-45 tahun) Gigi sekitarnya kadang goyah, karena terdapat resorbsi akar dan ada maloklusi. Pembengkakan destruktif, terjadi deformitas wajah,lesi perifer umumnya. Tidak menimbulkan rasa sakit sehingga dijumpai pada tingkatan yang sudah parah sehingga kerusakan tulang telah menyeluruh. Perluasan tidak cuma ke arah bukal saja tapi juga ke arah lingual. Gambaran radiografi : Multilokular / unilokular radiolusen, dengan tepi tegas dan sklerotik. Histopatologi : Stroma fibrous dengan pulau-pulau atau massa dari epitelium yang berproliferasi, yang selalu menyerupai epitelium odontogenik dari organ email pada derajat tertentu. Dapat dijumpai varian histologis yang follicular, pleksiform, akantomatosa.

Tanda dan Gejala

Asimptomatik, tumbuh lambat, dapat bertumbuh sampai cukup besar tanpa disertai anak sebar. Invasive keganasan local, dengan sedikit metastase.

I.2. Squamous Odontogenik Tumor


Tempat Predileksi Berkembang pada prosesus alveolaris, sering pada regio anterior maksila dan regio posterior dari mandibula. Penampakan klinis

Terjadi pada decade kedua sampai ketujuh (rata-rata 40 tahun), tidak ada perbedaan gender Tenderness,

I.3. Calcifiying Epithelial Odontogenic Tumor (CEOT)/Tumor Pinborg


Tempat Predileksi

Pada regio molar-ramus mandibula. Mandibula dua kali lebih sering daripada maksila.

Penampakan Klinis

Terlihat seperti ameloblastoma, terjadi deformitas wajah (asimetri) tapi tidak ada maloklusi. Pembengkakan, terdapat lesi perifer, biasanya pada gingiva anterior. Radiograf : lesinya unilocular atau multilocular. Radiolusensi dengan pulau-pulau yang radiopak, biasanya disebut sebagai honeycoumb. Secara keseluruhan lesi radiolusen, bila ditemukan daerah radiopak karena adanya kalsifikasi yang meningkat. Biasanya pada gigi yang impaksi. Histopatologi : Epitel polygonal, nuclei berbagai ukuran, sitoplasma eosinofil dan ditemukan ameloid sebagai produk sel.

Tanda dan Gejala

Invasif setempat,berkembang lambat, tidak metastase

I.4. Clear Cell Odontogenic Tumor


Tempat Predileksi

Neoplasma yang jarang terjadi pada mandibula dan maksila Ditemukan pada wanita umur > 60 tahun

Penampakan Klinis

Histopatologis :

Tanda dan Gejala

Dapat bermetastase ke paru-paru dan limfonodi regional Agresif setempat,

I.5. Adenomatoid Odontogenic Tumor (AOT)/Adenoameloblastoma


Tempat predileksi

Maksila > mandibula, pada rahang anterior (daerah cuspid), biasanya berhubungan dengan adanya impaksi gigi. Sering pada umur 11-19 tahun, wanita > pria

Penampakan Klinis

Deformitas wajah di anterior, kelihatan seperti kista Gambaran radiografi : berkapsul, radiolusensi (diameter 1-2 cm) dengan massa kalsifikasi kecil (foci opaq kecil). Kalsifikasi yang amorphous mungkin terlihay baik secara mikroskopik atau radiografik. Lesi uniloculer berbatas tegas biasanya disekeliling mahkota gigi yang impaksi. Divergensi akar gigi mungkin terlihat bila tumor terletak diantara gigi. Histopatologi : Lesi kistik, Nodul di dinding diri dari massa yang khas dan struktur seperti duktus yand dilapisi sel basal atau sel kolumner dengan nucleus yang terletak di tepi. Lumen dari sebagian duktus ini tidak ada, lumen yang lain berdilatasi dengan suatu bahan eosinofilik atau fibrillar yang memberikan beberapa kemungkinan seperti stellate retikulum yang tidak terbentuk dengan baik.

Tanda dan Gejala

Mengekspansi tulang kortikal, tapi tidak invasive, jarang kambuh.

II.Tumor-tumor Jaringan Mesenkimal


II.1. Odontogenic Myxoma
Tempat Predileksi

Dapat ditemukan dimanapun dari mandibula dan maksila, dengan frekuensi yang sama Terjadi pada umur 10-50 tahun (rata-rata 30 tahun), predileksi pada wanita dan pria sama

Penampakan klinis

Gambaran radiograf: radiolusen, dengan pola yang bervariasi. Multilokuler dan kadang dengan gambaran sepert sarang lebah'. Ditemukan ekspansi kortikal (daripada perforasi) dan root displacement ( daripada resorbsi) Histopatologi : fibroblas dan miofibroblas yang jinak dengan sejumlah kolagen dalam matriks mukopolisakarida. Bony island, yang menunjukkan residual trabekula, dan kapiler ditemukan pada lesi. Sisa-sisa odontogenik tidak ditemukan pada tumor ini.

Tanda dan Gejala

Neoplasma benigna, mungkin infiltratif dan agresif, dan bisa kambuh.

II.2. Central Odontogenic Fibroma


Tempat Predileksi

Ditemukan pada semua umur, pada mandibula dan maksila

Penampakan klinis

Mirip ameloblastoma Radiograf : Radiolusen, biasanya multilokuler, biasanya menyebabkan ekspansi kortikal. Histopatologi :

Ada dua tipe : Tipe simple : Lesi terdiri dari massa dari jaringan fibrous matur dengan beberapa sisa epithelial. Tipe dari WHO : jaringan ikat yang matur mengandung deposit kalsifikasi (dari sementum atau dentin)

Tidak ada perbedaan penampakan klinis pada kedua tipe.

II.3. Cementifying Fibroma


Tempat Predileksi

Pada mandibula, terutama pada wanita. Dapat terjadi pada berbagai umur, tapi paling sering pada umur sekitar 40 tahun.

Penampakan klinis

Mungkin menyebabkan pergerakan gigi atau ekspansi kortikal. Lesi ini tidak dapat dipisahkan dari ossifying fibroma dan mungkin sebagai bagian dari lesi fibrous central yang mengandung material terkalsifikasi. Radiograf : Relatif radiolusen, lusen dengan focci opak, atau opak difus.Penampakan radiografik tergantung pada kalsifikasi dan besarnya pulau-pulau dari sementum. Biasanya berbatas tegas dan dikelilingii tepi yang sklerotik. Histopatologi : Jarang ada mitosis dan sel inflamasi.Terdiri dari stroma fibroblastic jinak. Sementum biasanya diidentifikasi sebagai globula atu pulau-pulau oval dari material terkalsifikasi, kadang dikeliligi eosinophilic cementoid dan cementoblas.

II.4. Cementoblastoma
Tempat Predileksi

Mandibula > maksila, dan regio posterior > regio anterior. Predominan pada decade kedua dan ketiga kehidupan , sering < 25 tahun.

Penampakan klinis

Sementoblastoma mungkin menyebabkan ekspansi kortikal, kadang juga nyeri ringan intermitten. Sering dihubungkan dengan akar dari gigi, dan gigi tetap vital. Radiograf : Lesi opak yang mendesak akar gigi, biasanya dikelilingi cincin radiolusen. Histopatologi : Tampak sebagai campuran dari cementum-like material, dengan sejumlah garis reversal (memutar). Mencampuri jaringan lunak yang tervaskularisasi baik, mengandung sementoblas,kadang dalam jumlah banyak dan hiperkromatik. Cementoclast juga tampak.

II.5. Periapikal Cemental Dysplasia (Cementoma)


Tempat Predileksi

Mandibula, terutama pada periapikal dari regio anterior, lebih sering daripada daerah maksila Wanita > pria, sekitar 40 tahun

Penampakan klinis

Diduga karena trauma dan infeksi (factor local) pada sementum dan periapikal. Sering akar dua atau lebih gigi terkena. Kondisi ini sering ditemukan karena penemuan padapemeriksaan radiograf rutin. Radiograf : Pertama terlihat lusensi pada periapikal, berlanjut dengan adanya space pada ligamen periodontal, dengan gigi masih vital. Jika kondisi ini berkembang atau matur, lesi yang lusen berkembang menjadi pola yang mixed atau mottled. Tahap akhir terlihat massa opak solid kadang dikelilingi cincin radiolusen yang tipis. Proses ini memakan waktu berbulan-bulan bahkan bertahuntahun sehingga dapat ditemukan pada berbagai umur. Histopatologi : Sementoma merupakan campuran antara jaringan fibrous benigna, tulang dan sementum. Jaringan terkalsifikasi disusun dalam trabekula, spiculles,atau massa irreguler yang lebih

besar. Sel inflamasi kronik juga terlihat. Sementoma secara mikroskopik sangat mirip dengan psteomielitis kronis dan ossifying fibroma. Tanda dan Gejala

Sering asimptomatik.

III. Mixed Tumors (Epithelial dan Mesenkimal Tumor)


III.1. Odontoma
Penampakan klinis

Kadang-kadang memberi deformitas pada wajah

Tanda dan Gejala

Diasosiasikan dengan gangguan pertumbuhan gigi permanen.

III.2. Ameloblastik Fibroma dan Ameloblastik Fibroodontoma


Tempat Predileksi

Pada anak-anak

Penampakan klinis

Mirip ameloblastoma secara radiografis dan histologis kecuali bahwa stromanya terdiri dari jaringan pulpa, bukan jaringan ikat yang tidak berdiferensiasi, yang bereaksi kurang agresif dibandingkan dengan ameloblastoma, dentinoma, dan berbagai macam odontoma.

B. Tumor Kelenjar Saliva

I. Adenoma Pleomorfik(Mixed Salivary Tumor)


Tempat Predileksi

Tempat predileksi menurut urutan tersering adalah mukosa palatum, bibir, bukal dan lidah. Lesi palatal dan submandibular, sekalipun jarang, dianggap lebih ganas daripada lesi-lesi di regio lain.

Penampakan Klinis

Histologis : Daerah menyerupai kartilago hialin terjadi akibat perubahan induktif dalam stroma jaringan ikat yang ditimbulkan oleh sel mioepitel neoplastik dari tumor.Sebagian besar adenoma pleomorfik berkapsul, tetapi sering kambuh jika berasal dari kelenjar.

II. Adenoma Monomorfik


Penampakan Klinis

Neoplasma epithelial dari kelenjar saliva yang tidak memperlihatka perubahan induktif dalam stroma dan tersusun atas satu jenis sel. Lesi ini biasanya jinak

C. Hamartoma Hamartoma mrupakan suatu malformasi seperti tumor yang ditandai adanya jaringan histologis tertentu dalam proporsi yang tidak tepat atau dalam distribusi yang tidak pada tempatnya, dengan kelebihan yang mencolok dari satu jenis jaringan.

I. Hemangioma
Tempat predileksi

Lesi ini digambarkan dalam hampir semua lokasi dalam dan di sekitar rongga mulut serta wajah dan dapat menyerang struktur-struktur yang dalam seperti tulang rahang, kelenjr saliva, dan TMJ,serta kulit dan mukosa permukaan.

Penampakan Klinis

Lesi dapt tersendiri dalam rongga mulut sebagai lesi multiple yang menyerang bagian yang berbeda dari tubuh dan berhubungan dengan anomaly perkembangan lainnya dalm berbagai sindroma angiomatus. Lesi berkisar dari suatu bintik merah biasa atau tahi lalat, yang tidak menyebabkan terangkatnya mukosa atau permukaan kulit,sampai bentuk massa yang besar seperti jamur,yang menutupi gigi geligi dan menyebabkan deformitas dan kecacatan yang parah. Hemangioma pada lidah dan gingiva sering ditutupi dengan epitelium yang berkerut. Histologis : Dalam jaringan terlihat abnormalitas epitel dan neural lainnya.Jenis kavernosus terdiri dari bagian berisi darah, yang relatif besar, sedang bentuk kapiler terdiri dari massa pembuluh darah yang berukuran seperti kapiler dan berproliferasi. Pada pembuluh darahnya terdapat lapisan endotel biasa dan sedikit stroma jaringan ikat.

Tanda dan Gejala

Lesi ini akan mengalami perdarahan hebat bila terkena trauma. Lesi yang besar akan terasa hangat dan terasa bverdenyut jika berhubungan dengan suatu pembuluh yang besar. Banyak ditemukan pada waktu lahir dan seringkali bertumbuh besar seiring dengan pertumbuhan tubuh secara umum.

D. Tumor Jinak Nonodontogenik

I. Ossifyihng Fibroma
Tempat Predileksi

Pada daerah tooth-bearing dari rahang, sering pada daerah premolar-molar mandibula. Sering terjadi pada usia 30-40 tahun, wanita > pria

Penampakan Klinis

Bentuk lesi yaitu nodular kasar atau perluasan/ekspansi rahang berbentuk spherical/ bola. Pertumbuhan yang lambat mungkin menyebabkan ekspansi dan cortical plate bukal dan lingual. Perforasi dan ulserasi mukosa jarang ditemukan. Radiografi: berbatas tegas, pada lesi yang lebih awal nampak sebagai radiolusensi unilokular atau multilokular yang mirip kista odontogenik.Tahap awal radiolusen secara bertahap berkembang menjadi campuran antara lesi yang radiolusen-radiopaq, sebagaimana material terkalsifikasi terdeposit dalam tumor. Tumor yang matur nampak massa radiopak yang dikelilingi lingkaran radiolusen. Displacement akar gigi mungkin ditemukan, karena lesi meresorbsi akar gigi. Histopatologi : Tumor terdiri dari stroma colagenus yang mengandung berbagai macam sel stellat dan spindle yang seragam. Stroma umumnya tervaskularisasi baik,dan juga ditemukan deposit terkalsifikasi. Terlihat trabekula ireguler dari tulang imatur, meski tulang lamellar juga ditemukan pada banyak kasus. Osteoblas kadang ditemukan pada deposit tulang bagian perifer. Kebanyakan tumor ini menunjukkan campuran berbagai tipe produk terkalsifikasi.

Tanda dan Gejala

asimptomatik saat ditemukan, tidak sakit, jinak, ekspansif, berkembang lambat pada rahang, secara klinis dan mikroskopis mirip sementifying fibroma. Berkembang dari sel yang tidak terdeferensiasi dari ligamen periodontal.

II. Fibroma Displasia


Tempat Predileksi

Onset selama decade kedua sampai kedua kehidupan.

Pada monostotic fibrous dysplasia : wanita = pria, pada bentuk polyostotic wanita > pria. Penampakan Klinis

Pembesaran terjadi lambat dan progresif, tanpa rasa sakit, pembengkakan unilateral. Lesi yang berkembang menyebabkan asimetri wajah , dan pembengkakan fusiform dari tulang yang terkena terjadi karena ekspansi kortikal plate bukal, dan jarang mengenai aspek lingual atau palatal.

Displacement gigi, maloklusi dan interferensi pola erupsi normal mungkin terjadi, walau mobilitas dari gigi yang erupsi bukan penampakan dari tumor ini. Radiografik : Penampakannya bervariasi dari lesi radiolusen hingga massa radiopaq.

Tanda dan Gejala

idiopatik, asimptomatik, pertumbuhan lambat,

IV. Osteoid Osteoma


Tempat Predileksi

Sering muncul pada femur dan tibia, jarang lesi pada rahang. Berbagai daerah pada mandibula dan maksila munkin terlibat. Onset pada decade kedua dan ketiga kehidupan. Pria > wanita.

Penampakan Klinis

.Lesi yang berada dekat kortex menimbulkan pembengkakan yang terlokalisir, dan tender/halus. Osteoid osteoma mempunyai batas pertumbuhan, dimana diameternya tidak melebihi 2 cm. Radiografi : Radiolusensi kecil dan ovoid yang dikelilingi lingkaran tulang sklerotik. Nidus tumor menampakkan berbagai derajat kalsifikasi, sering ditengahnya terdapat opak tebal. Histopatologis : Osteoid osteoma

Tanda dan Gejala

idiopatik, Rasa sakit yang intermitten, tumpul, dan samar. Kadang sakit tersa lebih parah saat malam.

V. Chondroma
Tempat Predileksi

ada dimanapun, terutama anterior maksila dan mandibula posterior. Dapat terjadi pada berbagai umur.

Penampakan Klinis

Radiografi : relatif radiolusensi, mungkin terdapat opasitas.

VI. Osteoma
Tempat Predileksi

Pada rahang, dapat pada berbagai umur.

Tanda dan gejala

asimptomatik, mungkin merupakan bagian dari Gardner's syndrome (osteoma, polip intestinal, kisat dan lesi fibrosa kulit,gigi supernumerary), jarang terjadi.

VII. Central Giant Cell Granuloma


Tempat Predileksi

Pada mandibula > maksila. Lesi ini cenderung berkembang dari anterior rahang ke daerah molar, dengan perluasan menyeberangi midline. Pada anak-anak dan dewasa muda

Penampakan Klinis

Radiografi : Radiolusen yang tegas, biasanya multilokular tapi kadang bisa unilokuler. Akar gigi mungkin resorbsi atau berubah posisi. Histopatologi : Terdapat proliferasi serabut fibroblas pada stroma yang mengandung banyak kolagen.Ekstravasasi eritrosit menyebabkan terdapat hemosiderin-laden makrophag.Sel raksasa multinucleated ditemukan pada stroma jaringan ikat.Foci dari osteoid mungkin ditemukan.

Tanda dan Gejala

Pertumbuhan agresif, asimptomatik, tidak berhubungan dengan hyperparatiroidisme, angka kambuhan rendah. Ekspansi yang tidak sakit, pembengkakan pada daerah yang terkena.

VIII. Giant Cell Tumor


Tempat Predileksi

Pada tulang-tulang panjang, terutama pada sendi lutut, jarang pada rahang. Juga ditemukan pada kepala dan leher, termasuk tulang spenoidalis, ethmoidalis dan temporal. Onset sering pada decade kedua dan ketiga kehidupan

Penampakan Klinis

Radiografi : Lesi radiolusen seperti pada central giant cell granuloma. Histopatologi : Terdapat banyak sel raksasa multinucleated diantara sel stroma mononuclear. Tumor ini mungkin juga terdapat sel-sel inflamasi dan area nekrosisbila tidak disertai perdarahan dan deposisi hemosiderin.Tumor ini sel raksasanya lebih besar dan nukleinya lebih banyak daripada sel raksasa pada giant cell granuloma.

Tanda dan Gejala

Jenis yang jinak : pertumbuhan yang lambat, ekspansi tulang.

Jenis yang ganas atau agresif : pertumbuhan yang cepat, sakit, dan parestesia.

IX. Hemangioma Tulang


Tempat Predileksi

Sering pada vertebra dan tengkorak, kemudian pada mandibula (regio posterior) dan maksila. Pada orang dewasa muda (decade kedua kehidupan), wanita > pria

Penampakan Klinis

Radiografi : lesi radiolusen, kadang menampakkan gambaran "honeycomb" atau multilokuler. Histopatologi: Terdapat proliferasi pembuluh darah, dimana ruang vaskuler yang dilatasi dan berdinding tipis dilapisi oleh sel endothelial jinak.

Tanda dan Gejala

Asimptomatik, jarang terjadi, mudah terjadi perdarahan(perdarahan gingiva sponta), tumbuh lambat, ekspansi asimetrik dari mandibula dan maksila. Rasa sakit dan parestesi , mobilitas gigi.

X. Idiopathic Histiocytosis (Langerhans Cell Disease)


Tempat Predileksi

Pada berbagai tulang, Terjadi pada anak-anak dan dewasa muda, predominan pada pria

Penampakan Klinis

Limphadenopathy servikal,, mastoiditis, otitis media merupakan manifestasi pada kepala dan leher yang kadang ditemukan dengan perkembangan multifokal. Radiografi : Lesi radiolusen single/multiple, berbatas tegas, kadang digambarkan sebagai "punched out" atau "floating teeth" Histopatologi : Proliferasi sel besar dengan sitoplasma yang berlimpah, batas sel tidak jelas, dan nuclei yang oval hingga reniform (bentuk ginjal). Juga terdapat eosinofilia dan sel-sel inflamasi

Tanda dan Gejala

Sakit, nyeri tekan, Kehilangan gigi pada tulang alveolar yang terkena. Jaringan gingiva kadang inflamasi,hiperplastik, dan ulserasi.

XI. Tori dan Exostosis

Tempat Predileksi

Palatum, lingual mandibula, aspek bukal tulang alveolar. Pada orang dewasa.

Penampakan Klinis

Radiografi : Saat besar, mungkin terlihat radiopak

XII. Coronoid Hyperplasia


Tempat Predileksi

Proc. Coronoideus mandibula, pada orang dewasa muda, pria > wanita.

Penampakan Klinis

Radiografi : Pembesaran opak Histopatologi : Pembesaran coronoid terdiri dari tulang yang matur dan hiperplastik. Tulang sebagian mungkin tertutup oleh jaringan ikat fibrosa dan kartilago.

Tanda dan Gejala

Pembesaran pada proc. Coronoideus bilateral, tapi unilateral kadang juga ditemukan. Tidak sakit,tidak berhubungan dengan pembengkakan atau asimetri muka.

5. TERMINOLOGI DAN NOMENKLATUR

TUMOR

Memahami istilah dan tatanama untuk berbagai macam Dalam klinik, istilah tumor sering digunakan untuk semua tonjolan dan diartikan sebagai pembengkakan. Pembengkakan ini dapat disebabkan baik oleh neoplasma, radang ataupun perdarahan (Tjakra, 1991). Terminologi Enlargement (pembesaran), lump (gumpalan di permukaan), mass (benjolan yang terasa jika dipalpasi), tumefaction (pembengkakan/memar) Swelling/tumor akumulasi eksudat/ migrasi sel-sel leukosit

Akut (onsetnya tiba-tiba, perkembangnnya cepat, dan penyembuhannya cepat), kronik (onset tidak jelas, proses penyembuhannya lama berbulan-bulan sampai bertahun-tahun) Primary (tidak bisa dilacak penyebabnya apa karena tidak tanda-tanda yang jelas) and secondary

Benigna and Malignant Cancer

Nomenklatur v Prefixes : a. ana-..... b. dys-.... c. hyper-.... d. hypo-.... e. meta-.... (tidak ada)

(kacau / mengalami gangguan) (lebih) (kurang) (pindah dari tempat ke tempat lain) (inflamasi)

v Suffixes : a. ....-itis b. ....-oma c. ....-osis d. ....-oid e. ....-penia f. .....-ectasis g. ....-plasia h. ....-opathy i. .....-emia (tupor) (proses) (mirip) (kekurangan) (dilatasi)

(tidak ada pertumbuhan) (kehilangan karakteristik) (tumor dari hemapoetik)

Eponymous names karena penyakit tersebut belum tahu asalnya atau sebabnya untuk menghormati penemunya

v v

Numerical Coding System Karsinoma (untuk jaringan epitel), Sarkoma (untuk jaringan mesenkim), Adenoma (untuk epitel kelenjar)

Klasifikasi Tumor Menurut Lawler dkk (2002) :

Secara histogenesisnya (menurut jaringan asalnya), tumor dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Berasal dari epithelium Untuk tumor jinak adenoma (jika berasal dari epitel permukaan)

papiloma (jika berasal dari epitel kelenjar) 1. Untuk semua tumor ganas adalah karsinoma Berasal dari jaringan penghubung

Tumor jinak mempunyai akhiran -oma, yang ditambahkan pada jaringan yang terkena, sedangkan untuk tumor ganas ditambah akhiran -osarkoma pada jaringan yang terkena. 1. Berasal dari jaringan limfoid

Semua tumor jaringan limfoid (limfoma) adalah ganas. JARINGAN ASAL JINAK - Adenoma - Papiloma - Fibroma - Lipoma - Kondroma - Osteoma - Leimioma - Rhabdomioma - Hemangioma - Limfangioma GANAS - Adenokarsinoma - Karsinoma

EPITEL
- Kelenjar - Penutup/ batas

JARINGAN PENGHUBUNG
- Jaringan Fibroma - Jringan Adiposa - Tulang Rawan - Tulang - Otot Halus - Otot Bergaris - Pembuluh Darah - Pembuluh Limfa

JARINGAN LIMFOID SEL SEL SUMSUM TULANG JARINGAN NEURAL


- Glia - Meninge - Sel-sel Schwamm - Sel-sel saraf - Meningioma - Neurilemona

- Gnglioneuroma - Naevi - Mole Hidatidi - Formis - Kista Dermoid (Teratoma jinak) Melanoma Korion Sarkoma Teratoma Ganas

LAIN-LAIN
- Melanoblast - Plasenta - Jaringan Embrionik

b.

prosedur klinis untuk membedakan tumor di orofasial

1. Prosedur Pemeriksaan Tumor Pada Regio Orofasial Prosedur pemeriksaan tumor pada regio orofasial pada dasarnya sama dengan pemeriksaan penyakit yang lain, yaitu; 1. 2. 3. 4. Melakukan anamnesis dan mencatat riwayat penyakit. Melakukan pemeriksaan terhadap pasien ( fisik dan laboratorium). Evaluasi dari hasil anamnesis dan hasil pemeriksaan fisik serta laboratorium yang akan menuntun ke arah perumusan suatu diagnosis. Penilaiaan resiko medis untuk pasien-pasien gigi.

Setelah melakukan anamnesis, selanjutnya dilakukan pemeriksan fisik dengan melakukan inspeksi dan palpasi yang teliti pada lidah, dan bagian-bagian lain rongga mulut mendahului pemeriksaan fisik diagnostik seluruh daerah kepala dan leher. Terutama pada tumor-tumor infiltratif yang lebih besar dan menimbulkan rasa nyeri. Pemeriksaan yang teliti juga harus dilakukan terhadap adanya pembengkakan yang mencurigakan. Sesudah pemeriksaan lengkap fisik, pemeriksaan pelengkap harus mengarah kepada adanya atau tidak adanya defisiensi makanan (antara lain berat badan, protein serum), gangguan fungsi hepar (alkohol), paru (rokok), dan metastasis umum. Diagnostik ronsen terutama penting jika proses tumornya berada dekat dengan bagian-bagian skelet. Foto tengkorak rutin seringkali dilengkapi dengan opname detail, foto gigi dan rongga tambahan hidung (sinus paranasal, sialografi, ortopantomogram), dan kalau perlu pemeriksaan CT. Foto toraks dalam dua arah selalu diperlukan berhubungan dengan kemungkinan metastase paru atau tumor primer yang kedua. Diagnosis definitif hanya diperoleh dengan pemeriksaan histologis. Jika diagnostik sudah sangat mungkin pada pemeriksaan fisik, biopsi dapat dikerjakan mengikuti palpasi di bawah narkose (vriescoupe) dan jika diperlukan dilanjutkan dengan terapi pembedahan definitif dalam seksion yang sama (pemeriksan vriescoupe dari permukaan irisan). Tidak dianjurkan melakukan biopsi eksisi sebelum penderita dikirim ke pusat penanganan, sebab dalam hal ini tim penangannan tidak mengetahui data penting mengenai tumornya (besarnya, cara pertumbuhannya), dengan akibat dapat timbul problema mengenai penentuan stadium dan tindakan selanjutnya. 2. Riwayat dan Analisis Untuk Menemukan Berbagai Tumor Pada Orofacial Ketika pasien datang pertama kali lakukan anamnesis untuk mengetahui riwayat penyakit yang dikeluhkan. Tanyakan keluhan yang dirasakan pasien yang menyangkut lokasi, kapan pertama kali diketahui, kapan kemunculannya, faktor-faktor yang mempercepat atau memperingan rasa sakit, kehebatannya dan kapan terasanya. Kemudian tanyakan riwayat medik pasien (misalnya adanya penyakit sistemik), kemungkinan adanya darurat medis yang dapat timbul, riwayat pengobatan yang dilakukan. Selain itu tanyakan juga riwayat keluarga dan riwayat sosial serta review of system pasien. Hal ini sangat berguna terutama utuk mengetahui apakah ada faktor herediter yang menyebabkan terjadinya tumor, atau mungkain karena faktor sistemik dan faktor lokal. Setelah dilakukan anamnesis maka dilakukan pemeriksaan fisik, hal ini sangat berguna terlebih lagi jika dilakukan pemeriksan histologis sehingga kita biasa menentukan apakah tumor tersebut tumor yang ganas atau tumor jinak. Selain itu dari hasil evaluasi pemeriksaan kita bisa menentukan rencana perawatan dan juga prognose dari suatu tumor

3.

Dapat mengevaluasi penampakan klinis dari tumor berdasarkan pada sign and symptoms

Tumor atau neoplasma biasanya terlokalisir, single, pertumbuhannya tidak menentu pada satu atau beberapa jaringan. Jika lesinya periferal atau jika lesinya memusat maka harus dibuka dengan pembedahan. Warna dan konsistensi dari jaringan juga dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis. Sebagai contohnya adalah lipoma yang tampak berwarna kuning dan konsistensinya lunak menyerupai jaringan lemak dan hemangioma yang berwarna merah atau ungu dan berkonsistensi lunak akan menjadi pucat jika ditekan. Penampakan klinis dari tumor jinak yaitu terlokalisasi, berkapsul, pedunculated, warna, konsistensi jaringan berubah, tidak terasa sakit dan tumbuh lambat tanpa regresi dan metastasis. Sedangkan kalau tumor ganas biasanya akan muncul empat tanda sebagai berikut: tumefaction, indurasi, ulcerasi dan kronisitas. Tumor ini biasanya tumbuh lebih cepat, invasif dan cenderung metastasis melalui regio nodus limfatikus, menjadi besar dan terindurasi ( Mitchell dkk, 1969)

4. Dapat menjelaskan pentingnya lokasi yang mempengaruhi pertumbuhan tumor Lokasi merupakan salah satu faktor penting untuk menentukan diferensial diagnosa dan mempengaruhi pengambilan keputusan perawatan (Mitchell dkk, 1969). Sebagian besar tumor orofasial yang utama menunjukkan pola sifat relatif konsisten dan spesifik sesuai dengan tempatnya yang mana mencerminkan ukuran, gejala, frekwensi dari metastasis dari tumor dan mungkin juga respon terhadap terapi. Suatu pemahaman tentang karakter yang spesifik sesuai dengan lokasi dari lesi di daerah orofasial yang lebih sering terjadi dapat meningkatkan penatalaksanaan pasien (Greenberg, 199 ) Tumor juga dapat dibedakan berdasarkan lokasi jaringan yang terkena. Biasanya dari tata nama, kita akan mengetahui lokasi jaringan tumor tersebut. Tumor jinak yang berasal dari jaringan mesenkimal, misalnya tumor yang berasal jaringan lemak dinamakan lipoma, dari jaringan ikat dinamakan fibroma dan dari jaringan tulang dinamakan osteoma. Untuk tumor yang berasal dari jaringan epitel misalnya papiloma. Tumor ganas yang berasal dari jaringan epitel diikuti dengan nama karsinoma, sedangkan yang berasal dari jaringan mesenkimal biasanya diikuti dengan nama sarkoma 5. Dapat membedakan tumor berdasarkan pada lokasi dan penampakan klinis

Dasar mulut merupakan daerah yang paling sering terkena karsinoma sel skuamosa intra oral. Derajat infiltrasi yang tampak pada pemunculan awal lesi dasar mulut ini bisa mengelabui karena invasi pada lidah dan periosteum mandibula cukup sering terjadi, akan tetapi mungkin sulit untuk menilainya secara klinis. Anak sebar umumnya muncul pada tahap pertengahan dari penyakit dan cenderung ipsilateral. Lesi dari kompleks palatum lunak sering menimbulkan anak sebar ke nodus baik kontralateral atau bilateral. Margin dalam yang bersih (bebas dari penyakit) dalam pembedahan seringkali sulit dicapai karena keganasan biasanya telah meluas sampai di luar batas lesi klinisnya Kanker lidah baik anteroposterior maupun posterolateral, bilamana bergejala akan bermanifestasi dengan rasa sakit setempat sebagai gejala klinis pertama. Anak sebar ke nodus ipsileteral lebih cenderung terjadi pada lesi anterior, akan tetapi tendensi terjadinya anak sebar ke nodus bilateral akan meningkat bila lesinya terletak lebih ke posterior. Demikian pula halnya, prognosa akan menjadi buruk bila letak lesi semakin ke posterior karena cenderung untuk lebih lambat terdeteksi dan lebih mudahnya jangkauan ke limfatik regional (Greenberg, 1994)

Di daerah non mid-line palatal sering ditemui Non-Hodgkin's lymphoma pada palatum keras, tumor ini pada awalnya asimptomatik, lunak, berongga, non ulceratif dan pada palatun lunak lambat pertumbuhannya. Warnanya bervariasai dari normal sampai ungu. Respon terhadap radioterapi baik. Di daerah ini juga sering ditemui pleomorphic adenoma, tumor ini merupakan tumor jinak pada glandula salivarius aksesorius. Penampakan klinis tumor ini tegak, pembengkakan berbentuk kubah dengan mukosa sekitar normal (Bricker dkk, 1994)

c.

prosedur laboratories untuk diagnosis tumor

Dalam onkologi terdapat indikasi untuk diagnostik khusus pada deteksi pertama (skrining, case-finding, diagnostik atas dasar keluhan), pada penentuan stadium dan dalam rangka follow up (deteksi residif). Dalam tiap keadaan ini kemungkinan a priori atas tumor berbeda-beda. Juga konsekuensi yang berhubungan dengan hasil pemeriksaan tidak selalu sama; kadang diperlikan eksklusi, kadang-kadang konfirmasi. Pertimbangan ini menentukan syarat-syarat dalm seleksi uji yang dipakai. Skrining Karakteristik untuk situasi skrining adalah prevalensi yang sangat rendah dan kelainan yang akan dideteksi, keperluan untuk mencari sebanyak mungkin tumor di dalam stadium dini, dan keinginan untuk menghindari over diagnosis. Ini menyebabkan pentingnya sensitiviras yang tinggi dan spesifisitas yang lebih tinggi lagi. Dalam onkologi hampir tidak ada satu ujipun yang memenuhi syarat-syarat ini. Satu perkecualian adalah mamografi jika dalam hal ini paling sedikit digunakan teknik yang tepat dalam pembuatan dan interpretasinya. Mamografi adalah pemeriksaan rontgen payudara, dengan menggunakan aparat rontgen yang khusus dikembangkan untuk ini.

Teknik Pencitraan (Imaging) Radiodiagnostik, juga disebut diagnostic imaging, adalah lapangan profesi yang tertuju kepada segala aktifitas diagnostik yang menggunakan teknik pembuatan gambar. Dahulu untuk ini hanya digunakan sinar rontgen, tetapi sekarang juga menggunakan ultrasound dan resonansi magnetic. Selanjutnya kini di samping film fil rontgen klasik juga sering digunakan reseptor gambar lain, komputer dan layar gambar (radiology digital), sehingga terdapat banyak kemungkinan baru. Semua teknik ini mempunyai pern penting untuk penemuan maupun untuk penentuan stadium tumor. Kemungkinan menggambarkan dan mengenali suatu tumor ditentukan oleh tumor sendiri. Lingkungannya, teknik pencitraan, teknik penguat kontras, dan kualitas pemeriksa. Untuk tumor sendiri, peran penting dipegang terutama oleh ukuran dan kontras dengan lingkungannya. Dalam hal ini kontras lebih penting daripada ukuran. Makin besar kontras, makin kecil tumor yang bisa kita lihat. Pemeriksaan Rontgen Konvensional Satu kekuatan pemeriksaan rontgen konvensional adalah kemampuan penguraian dalam ruang (kemampuan untuk menggambarkan detail gaya kontras yang amat kecil). Sedangkan kelemahannya adalah kekurangan kemampuan penguraian kontras & superposisi. Rontgen konvensional merupakan satu gambar proyeksi dengan semua struktur yang mengabsorbsi sinar rontgen diproyeksikan yang satu di atas yang lain. Radiografi Digital

Pada radiografi digital film sebagai alat deteksi penyinaran dan pembawa gambar diganti dengan system deteksi elektronik yang dihubungkan dengan komputer. Dengan ini dua fungsi dari film (deteksi gambar dan penunjukkan gambar) dipisahkan dan sekarang gambarnya, sesudah dideteksi dengan berbagai cara diproses dengan komputer dan melalui monitor dapat dilihat. Film rontgen sebagai media penyimpan akhir dari informasi gambar diganti dengan cakram optikl dan arsip rontgen menjadi semacam pusat komputer. Tomografi Komputer (CT Scan) Dengan CT scan dapat diperoleh gambar irisan transversal tubuh. Gambar ini merupakan cerminan konsentrasi elektron di dalam jaringan. Kemampuan penguraian kontras sangat tinggi. Perbedaan konsentrasi elektron dalam tingkat beberapa kali 10-3 dapat dideteksi. Superposisi tidak ada, hanya dengan ketebalan kube terbatas terjadi sedikit gangguan (efek pembagian). Tetapi kemampuan penguraian dalam ruang dibanding pada teknik rontgen konvensional, sehingga misalnya struktur trabekula yang halus di dalam skelet pada CT-scan kurang baik terlihat dibanding pada rontgen konvensional. Ekhografi Kemungkinan-kemungkinan ekhografi jelas berbeda dari kemungkinan-kemungkinan pemeriksaan rontgen dan tidaklah benar membandingkan kedua teknik ini dalam istilah lebih baik atau lebih buruk. Secara fisik gambar terjadi dengan cara yang lain sama sekali, dan kontrasnya menggambarkan hal-hal yang lain pula, sehingga tergambar struktur lain. Juga dengan ekhografi, struktur berbeda beberapa milimeter dapat digambarkan dengan syarat bahwa struktur ini cukup menunjukkan kontras dengan kelilingnya (merefleksikan atau mengabsorbsi ultrasound secara lain), sedangkan sarang-sarang yang besar di dalm hepar karena tidak ada kontras dapat tidak tampak. Karena itu pemeriksaan ini mempunyai indikasi sendiri, meskipun bisa terjadi suatu overlapping dengan lain-lain teknik pencitraan. Keuntungan terpenting ekhografi adalah mudah dan cepatnya dap

You might also like