You are on page 1of 16

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU DENGAN GANGGUAN REPRODUKSI KANKER SERVIKS

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Kelompok Mata Kuliah Maternitas

Disusun Oleh :

SYARIEF HIDAYAT AGUNG TRIANA

AKADEMI KEPERAWATAN KABUPATEN SUBANG


Jln. Brigjen Katamso No. 37 Telp (0260) 412 520 Subang 2013

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah Penulis panjatkan kehadirat Illahi Robbi, karena atas izin-Nya Penulis dapat menyelesaikan makalah Maternitas I yang berjudul Asuhan Keperawatan Pada Ibu Dengan Gangguan Reproduksi Kanker Serviks Tak lupa Penulis ucapkan banyak terima kasih kepada banyak pihak yang telah membantu Penulis dalam menyusun makalah ini. Semoga segala kebaikan yang telah mereka berikan kepada Penulis akan dibalas oleh Allah SWT dengan berlipat-lipat ganda. Akhirnya Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi Penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya. Penulis menyadari dalampembuatan makalah ini terdapat banyak kekurangan, karena keterbatasan ilmu yang Penulis miliki. Oleh karena itu kami senantiasa menanti kritik dan sarannya dari para pembaca demi perbaikan makalah selanjutnya.

Subang, Maret 2013

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. DAFTAR ISI ............................................................................................. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang ...................................................................... B. Tujuan .................................................................................. BAB II TINJAUAN TEORITIS I. Kanker Servik A. Pengertian Kanker Servik .............................................. B. Etiologi ........................................................................... C. Faktor Resiko ................................................................. D. Klasifikasi ...................................................................... E. Tingkat Kriteria .............................................................. F. Tanda dan Gejala ........................................................... G. Manifestasi Klinis .......................................................... H. Prognosis ........................................................................ I. Pemeriksaan Penunjang ................................................ II. Konsep Asuhan Keperawatan pada Kanker Servik ............. A. Pengkaijan ...................................................................... B. Diagnosa Keperawatan .................................................. C. Intervensi ....................................................................... D. Evaluasi .......................................................................... BAB III PENUTUP A. B. Kesimpulan ...................................................................... Saran .................................................................................

i ii

1 2

3 3 4 4 4 5 5 5 6 6 6 7 8 11

12 12

DAFTAR PUSTAKA

ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Sistem reprodukdi wanita terdiri dari vagina, tuba fallopi, sepasang ovarium, dan uterus. Setiap bulan, pada wanita usia subur, salah satu ovarium menghasilkan telur. Telur lolos ke tuba fallopi ke dalam rahim (uterus). Jika telur tidak dibuahi oleh sperma yang lolos keluar dari rahim dan gudang, bersama dengan lapisan rahim, sebagai bagian dari periode bulanan. Kejadiannya hampir 27% di antara penyakit kanker di Indonesia. Namun demikian lebih dari 70% penderita datang memeriksakan diri dalam stadium lanjut, sehingga banyak menyebabkan kematian karena terlambat ditemukan dan diobati. Di mana Letak Leher Rahim? Leher rahim adalah bagian bawah rahim yang menonjol ke dalam kelamin wanita. Di tempat ini sering terjadi kanker yang disebut kanker serviks. Bagaimana Gejalanya? Kanker serviks pada stadium dini sering tidak menunjukkan gejala atau tanda-tandanya yang khas, bahkan tidak ada gejala sama sekali. Kanker serviks (kanker leher rahim) adalah tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim. Kanker serviks merupakan kanker yang sering dijumpai di Indonesia baik di antara kanker pada perempuan dan pada semua jenis kanker. Kanker Ovarium juga memproduksi hormon seks wanita, estrogen dan progesteron. Sebagai seorang wanita mendekati menopause (perubahan hidup) indung telur membuat kurang hormon-hormon ini, dan periode secara bertahap berhenti. Begitu juga setiap tahun, sekitar 6600 wanita di Inggris yang didiagnosis dengan kanker ovarium. Penyebab belum sepenuhnya dipahami, tetapi beberapa faktor (yang dikenal sebagai faktor risiko |) yang diyakini dapat meningkatkan kesempatan wanita mengembangkan kanker ovarium epithelial, yang umum jenis yang paling. Seperti banyak kanker, faktor risiko utama untuk kanker ovarium adalah umur (yang di atas usia 50). Risiko mengembangkan kanker ovarium

sangat rendah pada wanita muda dan meningkat sebagai perempuan semakin tua. Kanker ovarium terjadi pada wanita di atas usia 50. Sebagian besar kanker ovarium terjadi pada wanita yang telah menopause mereka. Faktor-faktor risiko yang mungkin terjadi adalah sejarah keluarga yang kuat kanker ovarium atau payudara, obesitas, penggunaan terapi hormon pengganti (Hormone Replacement Therapy), dan infertilitas dan perawatan kesuburan. Faktor lain (disebut faktor protektif) dapat mengurangi risiko perempuan terkena kanker ovarium seperti memiliki anak, menggunakan pil kontrasepsi dan menyusui. Perempuan yang belum punya anak sedikit lebih mungkin mengembangkan kanker ovarium dibandingkan wanita yang memiliki, meski risiko masih sangat rendah.

B. Tujuan Mahasiswa/ i Akper Pemda Subang dapat mengetahui tentang kanker servik dan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan kanker servik.

BAB II TINJAUAN TEORI

I.

Kanker Servik

J. Pengertian Kanker Servik Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal di sekitarnya (FKUI, 1990; FKKP, 1997). Kanker serviks (kanker leher rahim) adalah tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim. Kanker serviks merupakan kanker yang sering dijumpai di Indonesia baik di antara kanker pada perempuan dan pada semua jenis kanker. K. Etiologi Adapun penyebab pasti terjadinya perubahan sel-sel normal mulut rahim menjadi se-sel yang ganas tidak diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perubahan tersebut, antara lain : 1. Hubungan seksual pertama kali pada usia dini (umur < 16 tahun). 2. Sering berganti-ganti pasangan (multipatner sex). 3. Infeksi Human Papilloma Virus (HPV) tipe 16 dan 18. Penelitian menunjukkan bahwa 10-30 % wanita pada usia 30an tahun yang sexually active pernah menderita infeksi HPV (termasuk infeksi pada daerah vulva). Persentase ini semakin meningkat bila wanita tersebut memiliki banyak pasangan seksual. Pada sebagian besar kasus, infeksi HPV berlangsung tanpa gejala dan bersifat menetap. Semakin banyak berganti-ganti pasangan maka tertularnya infeksi HPV juga semakin tinggi. Begitu pula dengan terpaparnya sel-sel mulut rahim yang mempunyai pH tertentu dengan sperma-sperma yang mempunyai pH yang berbeda-beda pada multipatner dapat merangsang terjadinya perubahan kearah displasia. 4. Infeksi Herpes Simpleks Virus (HSV) tipe 2 5. Wanita yang melahirkan anak lebih dari 3 kali

6. Wanita merokok, karena hal tersebut dapat menurunkan daya tahan tubuh. L. Faktor Resiko Beberapa faktor yang mempengaruhi insiden kanker serviks yaitu : 1. Usia 2. Jumlah perkawinan 3. Hygiene dan sirkumsisi 4. Status sosial ekonomi 5. Pola seksual 6. Terpajan virus terutama virus HIV 7. Merokok dan AKDR

M. Klasifikasi Klasifikasi Kanker Serviks menurut FIGO 1978

N. Tingkat Kriteria 0 I Ia = Karsinoma In Situ (KIS), membran basalis utuh = Proses terbatas pada servks walaupun ada perluasan ke korpus uteri = Karsinoma mikro invasif, bila membran basalis sudah rusak dan sel tumor sudah stroma tidak > 3 mm, dan sel tumor tidak tedapat didalam pembuluh limfe atau pembuluh darah. Ib = Secara klinis tumor belum tampak sebagai karsinoma, tetapi pada pemeriksaan histologi ternyata sel tumor telah mengadakan invasi stroma melebihi Ia II = Proses keganasan telah keluar dari serviks dan menjalar 2/3 bagian atas vagina dan parametrium, tetapi tidak sampai dinding panggul IIa = Penyebaran hanya ke vagina, parametrium masih bebas dari infitrat tumor IIb = Penyebaran ke parametrum, uni atau bilateral, tetapi belum sampai dinding panggul IIIa = Penyebaran sampai bagian distal vagina, sedang parametrium tidak dipersoalkan asal tidak sampai dinding panggul.

IIIb = Penyebaran sudah sampai dinding panggul, tidak ditemukan daerah infiltrat antara tumor dengan dinding panggul. IV = Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan mokusa rektum dan atau vesika urinaria atau telah bermetastasi keluar panggul ketempat yang jauh Iva = Proses sudah sampai mukosa rektum dan atau vesika urinaria atau sudah keluar dari pangul kecil, metastasi jauh belum terjadi Ivb = Telah terjadi metastasi jauh.

O. Tanda dan Gejala 1. Perdarahan 2. Keputihan yang berbau dan tidak gatal 3. Cepat lelah 4. Kehilangan berat badan 5. Anemia

P. Manifestasi Klinis Dari anamnesis didapatkan keluhan metroragi, keputihan warna putih atau puralen yang berbau dan tidak gatal, perdarahan pascakoitus, perdarahan spontan, dan bau busuk yang khas. Dapat juga ditemukan keluhan cepat lelah, kehilangan berat badan, dan anemia. Pada pemeriksaan fisik serviks dapat teraba membesar, ireguler, terraba lunak. Bila tumor tumbuh eksofitik maka terlihat lesi pada porsio atau sudah sampai vagina. Diagnosis harus dipastikan dengan pemeriksaan histologi dan jaringan yang diperoleh dari biopsi.

Q. Prognosis Karsinoma serviks yang tidak dapat diobati atau tidak memberikan respons terhadap pengobatan 95% akan mengalami kematian dalam 2 tahun setelah timbul gejala. Pasien yang menjalani histerektomi dan memiliki rasio tinggi terjadinya rekurensi harus terus diawasi karena lewat deteksi dini dapat diobati dengan radioterapi. Setelah histerektomi radikal, terjadinya 80% rekurensi dalam 2 tahun.

R. Pemeriksaan Penunjang Sitologi, dengan cara tes pap Tes Pap : Tes ini merupakan penapisan untuk mendeteksi infeksi HPV dan prakanker serviks. Ketepatan diagnostik sitologinya 90% pada displasia keras (karsinoma in situ) dan 76% pada dysplasia ringan / sedang. Didapatkan hasil negatif palsu 5-50% sebagian besar disebabkan pengambilan sediaan yang tidak adekuat. Sedangkan hasil positif palsu sebesar 3-15%. KolposkopiServikografiPemeriksaan visual langsung Gineskopi Pap net (Pemeriksaan terkomputerisasi dengan hasil lebih sensitive)

II. Konsep Asuhan Keperawatan pada Kanker Servik A. Pengkaijan Identitas klien. a. Keluhan utama. Perdarahan dan keputihan b. Riwayat penyakit sekarang Klien datang dengan perdarahan pasca coitus dan terdapat keputihan yang berbau tetapi tidak gatal. Perlu ditanyakan pada pasien atau keluarga tentang tindakan yang dilakukan untuk mengurangi gejala dan hal yang dapat memperberat, misalnya keterlambatan keluarga untuk memberi perawatan atau membawa ke Rumah Sakit dengan segera, serta kurangnya pengetahuan keluarga. c. Riwayat penyakit terdahulu. Perlu ditanyakan pada pasien dan keluarga, apakah pasien pernah mengalami hal yang demikian dan perlu ditanyakan juga apakah pasien pernah menderita penyakit infeksi. d. Riwayat penyakit keluarga Perlu ditanyakan apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit seperti ini atau penyakit menular lain.

e. Riwayat psikososial Dalam pemeliharaan kesehatan dikaji tentang pemeliharaan gizi di rumah dan agaimana pengetahuan keluarga tentang penyakit kanker serviks. f. Pemeriksaan Fisik 1) Inspeksi a) Perdarahan b) Keputihan 2) Palpasi a) Nyeri abdomen b) Nyeri punggung bawah 3) Pemeriksaan Dignostik a) Sitologi b) Biopsi c) Kolposkopi d) Servikografi e) Gineskopi f) Pap net (pemeriksaan terkumpoteresasi dengan hasil lebih sensitif)

B. Diagnosa Keperawatan 1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan anemia

trombositopenia. 2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah. 3. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan imunosupresi 4. Resiko tinggi terhaap cedera berhubungan dengan trombositopenia. 5. Inteloransi aktifitas berhubungan dengan keletihan sekunder akibat anemia dan pemberian kemoterapi. 6. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan diagnosa

malignansi genokologis dan prognosis yang tak menentu.

7. Perubahan konsep diri (peran) berhubungan dengan dampakdiagnosis kanker terhadap peran pasien dalam keluarga. 8. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan pengobatan

berhubbungan dengan terbatasnya informasi.

C. Intervensi a. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan anemia

trombositopenia Tujuan : Mampu mengenali dan menangani anemia pencegahan terhadap terjadinya komplikasi perdarahan. Intervensi : a) Kolaborasi dalam pemeriksaan hematokrit dan Hb serta jumlah trombosit. b) Berikan cairan secara cepat. c) Pantau dan atur kecepatan infus d) Kolaborasi dalam pemberian infus

b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah. Tujuan : Masukan yang adekuat serta kalori yang mencukupi kebutuhan tubuh. Intervensi : Kaji adanya pantangan atau adanya alergi terhadap makanan tertentu. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian menu yang sesuai dengan diet yang ditentukan. Pantau masukan makanan oleh klien. Anjurkan agar membawa makanan dari rumah jika dipelukan dan sesuai dengan diet.Lakukan perawatan mulut sebelum makan sesuai ketentuan.

c. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan imunosupresi Tujuan : Potensial infeksi menurun dan tidak terdapat tanda-tanda infeksi. Intervensi : Pantau tanda vital setiap 4 jam atau lebih sering bila diperlukan. Tempatkan pasien pada lokasi yang tersedia. pasien dalam menjaga hygiene perorangan pasien beristirahat sesuai kebutuhan. Kolaborasi dalam pemeriksaan kultur dan pemberian antibiotika.

d. Resiko tinggi terhaap cedera berhubungan dengan trombositopenia. Tujuan: Pasien bebas dari perdarahan dan hipoksis jaringan Intervensi : Kolaborasi dengan petugas laboratorium untuk pemeriksaan darah lengkap (Hb dan Trombosit) Lakukan tindakan yang tidak menyebabkan perdarahan. Observasi tanda-tanda perdarahan. Observasi tanda-tanda vital. Kolaborasi dalam tindakan transfusi TC (Trombosit Concentrated)

e. Inteloransi aktifitas berhubungan dengan keletihan sekunder akibat anemia dan pemberian kemoterapi. Tujuan: Pasien mampu mempertahankan tingkat aktifitas yang optimal. Intervensi: Kaji pola istirahat serta adanya keletihan pasien. Anjurkan kepada pasien untuk mempertahan pola istirahat atau tidur sebanyak mungkin dengan diimbangi aktifitas. Bantu pasien merencanakanaktifitas berdasarkan pola istirahat atau keletihan yang dialami. Anjurkan kepada klien untuk melakukan latihan ringan. Observasi kemampuan pasien dalam malakukan aktifitas.

f. Koping individu

tidak efektif berhubungan dengan diagnosa

malignansi genokologis dan prognosis yang tak menentu. Tujuan: Ansietas, kekuatiran dan kelemahan menurun sampai dengan pada tingkat dapat diatasi. Intervensi : Gunakan pendekatan yang tenang dan cipakan suasana lingkungan yang kondusif. Evaluasi kempuan pasien dalam mengambil keputusan Dorong harapan yang realistis. Dukung penggunaan mekanisme pertahanan diri yang sesuai. Berikan dorongan spiritual.

g. Perubahan konsep diri (peran) berhubungan dengan dampakdiagnosis kanker terhadap peran pasien dalam keluarga. Tujuan : Pasien dapat mengungkapkan dampak dari diagnosa kanker terhadap perannya dan mendemontrasikan kemampuan untuk menghadapi perubahan peran. Intervensi : Bantu pasien untuk mengedintifikasi peran yang bisa dilakukan didalam keluarga dan komunitasnya. Bantu pasien untuk mengidentifikasi perubahan fisik yang spesifik yang dibutuhkan sehubungan dengan penyakitnya. Diskusikan dengan keluarga untuk berkompensasi terhadap perubahan peran anggota yang sakit.

h. Kurang

pengetahuan

tentang

penatalaksanaan

pengobatan

berhubungan dengan terbatasnya informasi. Tujuan : Pasien dapat mengungkapkan perencanaan pengobatan tujuan dari pemberian terapi.

10

Intervensi: Baringkan pasien diatas tempat tidur. Kaji kepatenan kateter abdomen. Observasi tentang reaksi yang dialami pasien selama pengobatan Jelaskan pada pasien efek yang mungkin dapat terjadi.

D. Evaluasi Hasil yang diharapkan dari tindakan keperawatan adalah : 1) Mampu mengenali dan menangani anemia pencegahan terhadap terjadinya komplikasi perdarahan. 2) Kebutuhan Nutrisi dan Kalori pasein tercukupi kebutuhan tubuh 3) Tidak ada tanda-tanda infeksi 4) Pasien bebas dari perdarahan dan hipoksis jaringan 5) Pasien mampu mempertahankan tingkat aktifitas yang optimal. 6) Ansietas, kekuatiran dan kelemahan menurun sampai dengan pada tingkat dapat diatasi. 7) Pasien dapat mengungkapkan dampak dari diagnosa kanker terhadap perannya dan mendemontrasikan kemampuan untuk menghadapi perubahan peran. 8) Pasein dapat mengungkapkan perencanaan pengobatan tujuan dari pemberian terapi

11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Kanker serviks (kanker leher rahim) adalah tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim. Gejala yang sering timbul pada stadium lanjut antara lain adalah : 1. Pendarahan sesudah melakukan hubungan intim. 2. Keluar keputihan atau cairan encer dari kelamin wanita. 3. Pendarahan sesudah mati haid (menopause). 4. Pada tahap lanjut dapat keluar cairan kekuning-kuningan, berbau atau bercampur darah, nyeri panggul atau tidak dapat buang air kecil. Namun ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perubahan tersebut, antara lain : -

Hubungan seksual pertama kali pada usia dini (umur < 16 tahun). Sering berganti-ganti pasangan (multipatner sex). Infeksi Human Papilloma Virus (HPV) tipe 16 dan 18. Infeksi Herpes Simpleks Virus (HSV) tipe 2 Wanita yang melahirkan anak lebih dari 3 kali Wanita merokok, karena hal tersebut dapat menurunkan daya tahan tubuh

E. Saran Kami sebagai penyusun, sangat menyadari bahwa makalah saya ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saran dan kritik dari pembaca yang membangun sifatnya membangun sangat saya butuhkan. Atas perhatian,saya ucapkan terimakasih.

12

DAFTAR PUSTAKA

Arif Mansjoer dkk (2000), Kapita Selekta Kedokteran , Edisi 3 , Jilid 1. EGC : Jakarta. Doengoes, Marilyn.E 1989.Nursing care and Plans.Philadelphia: F.A Davis Mochtar,Rustam.1989.Synopsisobstetric.Jakarta:EGC. Prawirohardjo,Sarwono.1994.IlmuKandungan.Jakarta:Gramedia. Sanusi,Chandra.1989:GinekologiGreenhilledisi10.Jakarta:EGC. http://khaidirmuhaj.blogspot.com/2009/03/kanker-serviks.html

13

You might also like