You are on page 1of 23

MEMBANGUN GENERASI MUDA DENGAN ILMU, BUDI PEKERTI DAN KEMANDIRIAN

Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Al-Quran Tingkat Universitas Brawijaya

Disusun oleh : Alfa Ridhoana Indrahidayati Nur R. 105090613111003 115090607111013

Pembimbing: Drs. Marji, MT.

PROGRAM TEKNOLOGI INFORMASI DAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS. Ali-Imran:110)

Indonesia dengan mayoritas masyarakatnya yang beragama Islam seharusnya dapat menjadi umat yang terbaik seperti disebutkan dalam potongan ayat di atas.Namun kenyataannya keterpurukan malah membelenggu mereka. Perubahan tata global membawa pengaruh positif bagi masyarakat.Namun, tidak sedikit pula perubahan tata global ini menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat.Hal ini sebenarnya merupakan tantangan bagi umat manusia di dunia, karena menimbulkan pergeseran nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Salah satu permasalahan dari pergeseran nilai-nilai di masyarakat adalah menurunnya generasi muda yang berkarakter.Generasi muda cenderung kehilangan orientasi dan karakter diri untuk menjalani hidupnya.Hal ini juga disebabkan karena timbulnya pengaruh negatif yang menimbulkan egoisme yang tidak diimbangi dengan keprofesionalisme.Hal ini menyebabkan sifat generasi muda yang kurang peka terhadap lingkungan sekitarnya, misalnya kurangnya rasa hormat kepada orang tua, guru bahkan lingkungan sekitarnya, sehingga muncullah istilah pendidikan berkarakter.Pembangunan jati diri karakter bangsa ini menjadi tanggung jawab semua komponen bangsa sesuai dengan peranannya masing-masing.

Generasi muda adalah tonggak bangsa yang menjadi pemimpin bangsa di masa depan yang perlu dibekali dengan banyak ilmu sebelum memegang tampuk kepemimpinan. Sebagai pemimpin, banyak keputusan yang harus diputuskan olehnya, keputusan tersebut harus bisa menjadi keputusan yang nantinya dapat membawa kemaslahatan bagi umat dan berbarokah.Tentunya untuk mendapatkan keputusan yang maslahat bagi umat dan keputusan yang barokah, maka diperlukan ilmu yang matang, baik ilmu pengetahuan duniawi maupun ilmu agama. Selain itu, permasalahan yang terjadi saat ini di Indonesia adalah masalah pengangguran sarjana dan banyak sarjana yang asal lulus. Padahal diharapkan mereka sebagai generasi muda dapat menjadi tonggak bangsa sebagai pemimpin di masa depan. Jumlah pengangguran sarjana di Indonesia pada tahun 2012 mencapai angka 493 ribu orang.Angka tersebut dikatakan oleh Menteri UKM dan Koperasi, Syarif Hasan saat Peluncuran Buku Cracking Entrepreneurs di Gedung WTC, Jakarta, Kamis (5/7/2012). Belum lagi ditambah dengan jumlah sarjana yang lulus ditahun 2013 yang masih menganggur (Campuslifemagz, 2013). Oleh karena itu, membangun generasi muda dengan ilmu, budi pekerti dan kemandirian sangatlah penting demi mencetak generasi muda yang berkualitas. Islam
adalah agama yang sangat memperhatikan generasi muda, baik dalam segi kehidupan, disiplin, dan prestasi setiap penganutnya.Untuk menemukan pemuda yang bisa diandalkan, elemen

yang bisa digunakan adalah melalui media pendidikan. Melalui pendidikan yang benar akan lahir generasi muda yan bisa menjadi pahlawan bagi rakyat dan bangsanya di kemudian hari. Akan tetapi, yang diperlukan oleh seorang pemuda adalah kemauan untuk terus belajar dan berkarya, bukan hanya menunggu, bersikap pasif, dan berkhayal. Pemuda sebagai generasi muda yang berkualitas adalah generasi muda yang beriman dan bertaqwa, yang menjadikan Al-Quran sebagai bacaan utama dan pedoman hidupnya, berakhlaq mulia, cerdas, terampil, dan bertanggung jawab.Dengan berbekal hal tersebut, pemuda diharapkan mampu mengemban misi rahmatan lil alamin, di tengahtengah perubahan tata global.

1.2 Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa sajakah faktor yang menyebabkan menurunnya generasi muda berkarakter?

2. Apakah dampak yang ditimbulkan sebagai akibat dari kondisi menurunnya generasi muda berkarakter? 3. Apa hubungan generasi muda berkarakter dengan adanya konsep ilmu, budi pekerti dan kemandirian? 4. Bagaimana solusi dari permasalahan tersebut, sehingga membangun generasi muda dengan ilmu, budi pekerti dan kemandirian yang sesuai dengan Al-Quran? 1.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan ini adalah: 1. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan menurunnya generasi muda berkarakter. 2. Mengetahui dampak yang ditimbulkan sebagai akibat dari kondisi menurunnya generasi muda berkarakter. 3. Mengetahui hubungan erat antara generasi muda berkarakter dengan konsep ilmu, budi pekerti dan kemandirian 4. Mendapatkan solusi dari permasalahan, sehingga membangun generasi muda dengan ilmu, budi pekerti dan kemandirian yang sesuai dengan Al-Quran. 1.4 Manfaat Dengan adanya penulisan karya ilmiah ini dapat diperoleh beberapa manfaat sebagai berikut: 1. Memberikan pemahaman tentang faktor-faktor yang menyebabkan menurunnya generasi muda berkarakter, dampak yang ditimbulkan dan solusi dari permasalahan. 2. Memberikan kesadaran terhadap generasi muda tentang pentingnya ilmu, budi pekerti dan kemandirian untuk membentuk generasi berkarakter yang sesuai dengan AlQur'an, sehingga dapat menjadi tonggak pemimpin bangsa di masa depan.

BAB II TELAAH PUSTAKA

2.1 Uraian Permasalahan Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, dapat diuraikan beberapa masalah yang terkait di dalamnya, yaitu pertama masalah mengenai menurunnya generasi muda Indonesia yang berkarakter, sehingga perlu diketahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya hal tersebut.Kedua, dari akibat menurunnya generasi muda yang berkarakter, maka sudah semestinya ada beberapa dampak dari hal tersebut.Ketiga, yaitu semakin banyaknya sarjana pengangguran di Indonesia, mereka cenderung untuk menunggu sampai memperoleh pekerjaan, tanpa berpikir untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.Padahal dalam pandangan Islam, generasi muda haruslah bisa menjadi generasi muda yang mandiri dan bertanggung jawab, sehingga bisa menjadi generasi muda yang nantinya bisa membangun bangsa. Setelah diketahui beberapa masalah tersebut, maka munculah pertanyaan bagaimana solusi dalam membangun generasi muda yang berkarakter dengan ilmu, budi pekerti, dan kemandirian.Untuk mengatasi masalah penurunan karakter adalah dengan adanya bimbingan yang intensif khususnya bagi generasi muda yang sedang mencari jati diri, dikarenakan karakter terbentuk seiring berjalannya waktu. Banyak pendidikan informal yang menawarkan pendidikan serta pembentukan karakter.Akan tetapi dikarenakan tergerusnya zaman pendidikan informal kini semakin ditinggalkan generasi muda karena orientasi dari sebagian besar pemuda sudah beralih hanya pada mendapatkan pekerjaan pada perusahaan yang ternama dengan gaji yang tidak sedikit. Selain itu, pemerintah juga kurang mendukung dari pendidikan informal.Dapat terlihat bahwa respon dari pemerintah untuk pendidikan formal jauh lebih baik dari pendidikan informal, Seperti halnya bantuan dari pemerintah bagi pendidikan informal.Oleh karenanya pendidikan informal tidak berkembang sepesat pendidikan formal.

2.2 Uraian Hasil Penelitian Berdasarkan pada uraian permasalahan di atas, maka pendidikan berkarakter sangatlah penting bagi generasi muda.Generasi muda sebagai tumpuan bangsa untuk menuju kehidupan yang lebih baik, yang bermanfaat dan barokah.
5

Jumlah pengangguran sarjana di Indonesia pada tahun 2012 mencapai angka 493 ribu orang.Angka tersebut dikatakan oleh Menteri UKM dan Koperasi, Syarif Hasan saat Peluncuran Buku Cracking Entrepreneurs di Gedung WTC, Jakarta, Kamis (5/7/2012). Belum lagi ditambah dengan jumlah sarjana yang lulus ditahun 2013 yang masih menganggur (Campuslifemagz, 2013). Berdasarkan data yang sudah dipaparkan dalam latar belakang, yaitu mengenai data pengangguran lulusan sarjana di Indonesia, maka hal tersebut menyebabkan ketidakseimbangan sosial. Dalam sambutan pada acara pertemuan dengan 140 siswa Taruna Nusantara angkatan 22 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (22/12), Ani Yudhoyono mengatakan kemajuan dan globalisasi tidak dapat dibendung, yang harus dilakukan memperkuat jati diri dan memiliki karakter (Suara Pembaruan, 2011). Ungkapan ibu Ani Yudhoyono tersebut semakin memperjelas bahwa dengan adanya kemjuan globalisasi, maka karakter yang kuat pada pribadi generasi muda harus dibangun sejak dari awal.Oleh karena itu, konsep membangun generasi muda dengan ilmu, budi pekerti dan kemandirian sangatlah penting diterapkan, tentunya ilmu yang diajarkan di sini tak hanya ilmu pengetahuan, tetapi ilmu agama juga sangat diperlukan. Dari hasil penelitian Isfahrusydah pada tahun 2011, kebanyakan mereka yang memiliki karakter pribadi yang kurang adalah karena terpengaruh dengan rekan-rekan mereka.Selain daripada itu, culture shock juga menyebabkan gejala ini berlaku.Gejala culture shock ini terjadi apabila mahasiswa yang berasal dari kampung jauh di pedalaman dan seterusnya berada jauh dari ibu bapak, mudah terhasut dengan kawankawan di sekitarnya. Apabila mereka berada jauh dari ibu bapak, bagi sebagian mahasiswa yang tidak mempunyai asas iman yang kuat pasti mudah terlibat dalam gejala ini. Ingin mencoba sesuatu yang baru dan merasakan sesuatu yang baru.ini yang menjadi pemicu utama mereka terlibat dalam gejala sosial ini. 2.3 Beberapa Pengertian a. Pemuda Pemuda merupakan tonggak bangsa untuk menuju kemajuan kehidupan bangsa dan Negara yang lebih baik. Cerminan pemuda dalam kehidupan dapat dicerminkan sebagai berikut: 1. Kisah pemuda, yaitu Nabi Ibrahim yang berani merombak tatanan sistem yang telah rusak.
6

Mereka berkata: Siapakah yang (berani) melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami? Sesungguhnya dia termasuk orang orang yang zalim, Mereka berkata: Kami dengar ada seorang pemuda yang (berani) mencela berhalaberhala ini yang bernama Ibrahim. (QS.Al-Anbiya, 21:59-60). 2. Kisah pemuda, yaitu Ash-habul Kahfi (para pemuda penghuni gua) yang berwawasan, bersatu, optimis, dan beriman kuat.

Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda.pemudayang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk; dan Kami telah meneguhkan hati mereka di waktu mereka berdiri, lalu mereka mengatakan: Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran (QS. Alkahfi 18: 13-14). 3. Peristiwa Sumpah Pemuda yang melahirkan tiga pilar sumpah yaitu pengakuan terhadap tanah air, bangsa dan bahasa yang satu yaitu Indonesia. Jadi pemuda identik sebagai sosok individu yang berusia produktif dan mempunyai karakter khas yang spesifik yaitu optimis, bermoral, dan berani membela yang benar.Kelemahan mecolok dari seorang pemuda adalah kontrol diri dalam artian mudah emosional, sedangkan kelebihan pemuda yang paling
7

menonjol adalah mau menghadapi perubahan atau bisa dikatakan sebagai pelopor adanya perubahan. b. Pendidikan Berkarakter Menurut Pusat Bahasa Depdiknas, karakter memiliki makna bawaan hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, dan watak. Adapun makna berkarakter adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak.Bila dikaitakan dengan Islam, dapat disimpulkan bahwa individu yang berkarakter baik adalah seseorang yang berusaha melakukan hal-hal yang terbaik terhadap Allah SWT (Era Muslim, 2013). Melihat makna pendidikan dan karakter di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan sebuah proses membentuk akhlak, kepribadian dan watak yang baik, bertanggung jawab akan tugas yang diberikan Allah kepadanya di dunia, serta mampu menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Karena itu dalam Islam, pendidikan karakter adalah pendidikan agama yang berbasis akhlak. Islam melihat pentingnya membentuk pribadi muslim dengan nilai-nilai yang universal. Konsep akhlak dalam Islam merupakan konsep hidup yang mengatur hubungan antara manusia dengan Allah, manusia dengan alam sekitarnya dan manusia dengan manusia itu sendiri.Keseluruhan konsep-konsep akhlak tersebut diatur dalam sebuah ruang lingkup akhlak. c. Ilmu Kata ilmu dalam bahasa Indonesia berasal dari kata al-ilmu dalam bahasa Arab. Secara bahasa (etimologi) kata al-ilmu adalah bentuk masdar atau kata sifat dari kata `alima ya`lamu- `ilman.Dijelaskan bahwa lawan kata dari alilmu adalah al-jahl (bodoh/tidak tahu).Sehingga jika dikatakan alimtu asysyaia berarti saya mengetahui sesuatu. Manusia sebagai khalifah di muka bumi ini tidak akan mungkin mampu mengolah segala sesuatu yang ada di bumi, kecuali dengan ilmu. Dengan ilmu mausia seharusnya bisa mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, karena telah jelas dalam Hadis Nabi al-imu nuuruun ilmu adalah cahaya bagi siapa saja yang memliki dan memanfaatkanya dengan baik. Ada banyak penjelasan dalam Islam mengenai keutamaan ilmu dan para penuntut ilmu. Islam dengan sangat tegas memandang bahwa ilmu itu bagaikan
8

kehidupan dan cahaya, sebab tidak akan ada kehidupan jika tidak ada cahaya dan cahaya itu adalah ilmu. Sedangkan kebodohan itu adalah sumber dari segala kehancuran. Kehancuran yang berpangkal dari kegelapan karena tiada ilmu dan akan berujung pada kematian. d. Budi Pekerti Dalam kitabnya Ihya Ulumuddin, Al-Ghazali menjelaskan secara lebih mendalam bahwa budi pekerti itu merupakan suatu naluri asli dalam jiwa sesorang manusia yang dapat melahirkan suatu tindakan dan kelakuan dengan senang dan mudah tanpa rekaan fikiran. Jika naluri tersebut melahirkan sesuatu tindakan dan kelakuan yang baik lagi terpuji menurut akal dan syariat maka ia dinamakan budi pekerti yang baik. Manakala apa yang sebaliknya di mana naluri itu melahirkan sesuatu perbuatan dan kelakuan yang jahat maka ia dinamakan budi pekerti yang buruk. e. Kemandirian Konsep dasar kemandirian, yaitu ketidakbergantungan manusia kepada makhluk lainnya termasuk tidak bergantung kepada dirinya sendiri. Seorang muslim hanya bergantung kepada Allah SWT. Manusia adalah makhluk yang tidak memiliki kekuatan apapun tanpa pertolongan Allah (tidak ada daya dan kekuatan kecuali dari Allah SWT). Meskipun seorang muslim hanya bergantung kepada Allah, bukan berarti ia pasrah, tanpa ikhtiar. Islam mengajarkan agar setiap muslim selalu berikhtiar, bekerja keras, dan bersungguh-sungguh untuk mencapai kebahagiaan dunia-akhirat.

BAB III ISI DAN PEMBAHASAN

3.1

Faktor Penyebab Menurunnya Generasi Muda Berkarakter Tidak menjadikan Allah sebagai tujuan hidup Manusia diciptakan Allah dikaruniai dengan akal yang membedakannya dengan makhluk lain. Maka wajar jika manusia selalu mempertanyakan

sesuatu.Termasuk pertanyaan besar di dalam kehidupan manusia yang biasa disebut dengan uqdatul kubra (masalah/simpul yang besar). Pertanyaan tersebut adalah: 1) Dari mana manusia berasal? 2) Untuk apa manusia diciptakan? 3) Akan kemana manusia setelah kehidupan ini? Ketiga pertanyaan ini akan menjadi sebuah landasan dalam kehidupannya. Di dalam Islam pastilah seorang mukmin akan mengetahui jawaban-jawaban dari ketiga pertanyaan tersebut. Dari mana manusia berasal, pastilah berasal dari Allah SWT Zat yang Maha Kuasa, Maha Perkasa, Maha Pencipta, dan Maha Segalanya. Zat yang tidak memiliki kecacatan pun di dalamnya, berbeda dengan makhluk-makhluknya. Lalu untuk apa manusia diciptakan, untuk beribadah kepada Allah, terdapat di dalam Al-Quran surat Adz-Dzariyaat:56 yang artinya: "Tidaklah Aku ciptakan Jin & Manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku". Lalu pertanyaan terakhir akan kemana manusia setelah kehidupan ini, dan jawabannya juga Allah, terdapat pada potongan ayat Al-Baqoroh:156 yang artinya .sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali". Jika seorang muslim memahami hakekat dari pertanyaan mendasar ini dan dapat menjawabnya dengan tepat maka akan didapati generasi yang cemerlang, karena melihat bahwa apa yang akan dia kerjakan haruslah dalam rangka beribadah kepada Allah, dan dia pasti akan takut untuk melakukan maksiat karena dia akan mengingat dengan jelas bahwa jika dia mati akan kembali pada Allah dan semua amalannya di dunia akan dihisab oleh Allah. Ini merupakan faktor utama dari faktor-faktor permasalahan yang lain, seperti terbentuknya lingkungan yang buruk dan lain-lain. Hal ini terbukti dari sejarah yang mengungkapkan bahwa ketika Khilafah ditegakkan di bumi Allah dimana semua umat muslim dijaga aqidahnya oleh Negara, terbentuklah masa Golden Age bagi umat islam ketika bangsa barat malah terbelenggu dengan The Dark Age. Di masa itu terbentuklah ilmuwan-ilmuwan muslim dunia
10

dengan penemuannya yang canggih. Dan hampir semua dari ilmuwan-ilmuwan tersebut merupakan penghafal Al-Quran. Sebut saja Abbas ibn Firnasorang pertama yang mencoba membuat konstruksi sebuah pesawat terbang dan menerbangkannya pada abad ke-9, Ibnu Sina (1037) dikenal oleh barat dengan nama Aveciena; ilmuwan ensiklopedi, dokter, psikolog, penulis kaidah kedokteran modern (dipakai sebagai referensi ilmu kedokteran barat), menulis buku tentang fungsi organ tubuh, meneliti penyakit TBC, Diabetes dan penyakit yang ditimbulkan oleh efek fikiran.Aljabar, Al Khindi dan masih banyak lagi.

3.2

Dampak Akibat Menurunnya Generasi Muda Berkarakter Saat ini Bangsa Indonesia sedang mengalami krisis karakter dalam diri anak bangsa. Karakter di sini adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang , bepikir, bersikap dan bertindak. Kebajikan tersebut berupa sejumlah nilai moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, hormat pada orang lain, disiplin, mandiri, kerja keras, kreatif, berbudi pekerti yang baik. Beberapa dampak negatif yang ditimbulkan sebagai akibat menurunnya generasi muda berkarakter sangat terasa sekali di negeri ini.Ada banyak peristiwa yang secara tidak langsung menunjukkan dampak negatif tersebut.Saat ini, korupsi sudah membudaya dan jumlahnya sudah sangat banyak dan menjamur. Pada tahun 2011 jumlah korupsi di Indonesia melebihi 238,6 juta USD (Rp2.13Trilion) (Jakarta Globe, 2012) dan indeks tingkat korupsi di Indonesia tahun 2012 dilaporkan naik dari peringkat 100 menjadi 118 (Transparansi International, 2012). Tawuran pelajar yang pada tahun 2010, setidaknya terjadi 128 kasus tawuran antar pelajar. Dan angka itu melonjak tajam lebih dari 100% pada 2011, yakni 330 kasus tawuran yang menewaskan 82 pelajar. Pada Januari-Juni 2012, telah terjadi 139 tawuran yang menewaskan 12 pelajar.(TVOneNews, 2012). Belum lagi masalah mafia hukum, tawuran antar siswa dan wartawan, contek massal, pembocoran soal UN dan masih banyak lagi.Peristiwa-peristiwa ini merupakan ketidakseimbangan sosial saat ini yang sedang terjadi di Indonesia. Tentu saja peristiwa di atas akibat dari kurangnya pendidikan berkarakter yang menjunjung kemoralan, sehingga melahirkan generasi bangsa yang kurang berkarakter pula. Kurangnya pendidikan karakter sejak usia dini adalah penyebabnya, yang diikuti dengan adanya globalisasi dan modernisasi yang pesat. Inilah sebabnya seseorang
11

gampang terpengaruh dengan hal-hal di luar dirinya yang tidak sejalan dengan kebajikankebajikan tersebut. 3.3 Hubungan Generasi Muda Berkarakter dengan Konsep ilmu, Budi pekerti dan Kemandirian 1. Generasi muda berkarakter dengan ilmu Karakter dengan ilmu sangat mempengaruhi pribadi seseorang. Orang yang berkarakter akan senantiasa mencintai ilmu. Ada banyak penjelasan dalam Islam mengenai keutamaan ilmu dan para penuntut ilmu. Islam dengan sangat tegas memandang bahwa ilmu itu bagaikan kehidupan dan cahaya, sebab tidak akan ada kehidupan jika tidak ada cahaya dan cahaya itu adalah ilmu. Sedangkan kebodohan itu adalah sumber dari segala kehancuran. Kehancuran yang berpangkal dari kegelapan karena tiada ilmu dan akan berujung pada kematian. Allah SWT berfirman dalam Surat al-Anam ayat 122:

Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar daripadanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan.(QS. Al-Anam : 122) Oleh karenanya setiap orang yang ilmunya lebih banyak, maka karakter yang dimilikinya juga akan berbeda. Seperti halnya tingkatan seorang ulama dan seorang ahli ibadah yang terpaut amat jauh. Bahkan ulama disejajarkan dengan para nabi seperti kalam allah swt berikut ini,

12

Barang siapa melewati suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Alloh memudahkan baginya jalan ke surga, dan sesungguhnya malaikat niscaya meletakkan sayapnya karena senang pada orang yang mencari ilmu, dan memintakan ampun pada mereka orang yang dilangit (malaikat) dan dibumi termasuk ikan yang didalam air. Sesungguhnya lebih utamanya ahli ilmu (ulama) mengalahkan hamba yang lain sebagaimana keutamaan rembulan pada semua bintang. Sesungguhnya ulama pewaris para nabi.Para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, akan tetapi mewariskan pada ilmu, maka barang siapa yang mengambil ilmu maka mereka mengambil bagian yang sempurna. Dari ayat di atas ulama diibaratkan sebagai rembulan, sedangkan ahli ibadah diibaratkan sebagai bintang. Walaupun ahli ibadah mempunyai berjuta-juta sinar di langit akan tetapi tidak dapat mengalahkan satu sinar rembulan. Oleh karena itu, pendidikan berkarakter dengan ilmu, itu tak semata-mata hanya ilmu yang berhubungan dengan duniawi saja, tapi ilmu yang berhubungan dengan kedekatan kita kepada Allah SWT, yaitu beriman dan bertaqwa kepada-Nya itu bisa menjadikan karakter seseorang yang memiliki ilmu lebih unggul, seperti halnya ulama. Namun, apabila ilmu yang banyak tidak diimbangi dengan akhlaqul karimah, maka suatu saat ilmu itu bisa disalahgunakan oleh orang tersebut.Seperti halnya kasus korupsi, mafia hukum, kolusi, dan nepotisme itu biasanya perbuatan orang yang memiliki gelar dan pendidikan yang cukup tingg, tetapi ilmu yang tinggi itu tidak diimbangi dengan ilmu-ilmu agama dan akhlaqul karimah. 2. Generasi muda berkarakter dengan Budi pekerti Selain berilmu, orang yang berkarakter tak lain adalah orang yang berbudi pekerti baik. Sebagai umat nabi Muhammad saw, Patutlah untuk meniru apa yag telah dilakukan beliau. Nabi merupakan suri teladan yang baik dikarenakan nabi
13

mempunyai budi pekerti yang luhur.Oleh karenanya umat nabi harus belajar untuk menjadi manusia yang berbudi pekerti. Sedikit dari sifat budi pekerti dapat dilihat pada ayat berikut ini : Dalam Al-Quran surat Ali-Imran ayat 215 dijelaskan tentang budi pekerti Rosululloh SAW yang baik, yaitu berlaku lemah lembut, tidak memaksakan kehendak kepada orang lain, perintah untuk saling memaafkan, dan bermusyawarah untuk mengambil keputusan terhadap permasalahan yang dihadapi.

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[246]. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah.Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (QS. Ali-Imran 3 :215) Seperti yang sudah dijelaskan pada subbab sebelumnya tentang dampak yang ditimbulkan dari kurangnya pendidikan berakter, yaitu meliputi sering terjadinya peristiwa korupsi, mafia hukum, dan tawuran antar siswa, hal ini sangat mencerminkan bahwa budi pekerti yang dimiliki sangat kurang.Rasa hormat menghormati kepada yang lebih tua dan sikap sopan santun yang kurang.Oleh karena itu, sebagai generasi muda seharusnya bisa mencontoh tindakan Rosululloh SAW, bukan menjadikan artist atau tokoh idolanya untuk menjadi panutannya yang sering kali melanggar norma-norma agama. 3. Generasi muda berkarakter dengan kemandirian Generasi muda adalah generasi penerus dengan semangat yang tinggi da dengan kekuatan yang masih banyak.Oleh karenanya generasi muda haruslah mempunyai sikap kemandirian. Seseorang yang di saat masa mudanya menjadi orang mandiri dan pekerja keras, maka di masa tuanya akan menjadi orang yang disegani oleh masyarakatnya.
14

Firman Allah SWT yang menyerukan tentang kemandirian terdapat dalam Surat Al-Muminun ayat 62.

Kami tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya, dan pada sisi Kami ada suatu kitab yang membicarakan kebenarandan mereka tidak dianiaya.(QS.Al-Muminun 23:62). Maksud dari ayat di atas adalah Allah SWT tidak akan membebani ujian yang melampaui dari batasan kemampuan seseorang. Oleh karena itu, bila seseorang sedang diuji haruslah tetap bertawakkal kepada Allah SWT dan tidak berputus asa. Tentunya dalam hal ini, kemandirian seseorang diuji oleh Allah SWT, karena seorang muslim tidak boleh bergantung pada orang lain, melainkan harus bergantung hanya kepada Allah SWT. Seperti halnya jiwa mandiri seseorang yang tercermin pada lulusan sarjana yang bisa memiliki jiwa mandiri berwirausaha, tentunya hal ini telah didukung pada ayat tersebut. Tidak putus asa hanya menunggu pekerjaan, tapi seseorang yang bisa mengeksplor kemampuan dirinya yang tersembunyi untuk berwirausaha itu kelak menjadi manfaat dan barokah, karena dengan ia menciptakan lapangan kerja orangorang di sekitarnya juga akan ikut tertolong. Cerminan sebagai pribadi yang berkarakter mandiri tak hanya tercermin pada hal ini, namun juga pada aktivitasaktivitas kita sehari-hari, misalnya saja selalu percaya diri saat menghadapi test atau ujian sekolah (tidak menyontek), tidak ikut-ikutan dengan gaya hidup teman-temannya yang kurang baik dan masih banyak lagi.

3.4

Membangun Generasi Muda dengan Ilmu, Budi Pekerti dan Kemandirian Pendidikan merupakan kata kunci untuk menyelesesaikan permasalahan menurunnya generasi muda berkarakter.Hanya dengan pendidikan ilmu dapat diserap dengan baik.Pendidikan yang dimaksud di sini tidak hanya pendidikan secara formal, namun juga pendidikan non formal.Tentunya untuk mencapai kesuksesan dalam memperbaiki dan menciptakan generasi muda berkarakter, maka diperlukan peran dari berbagai pihak. Beberapa pihak yang dapat berperan dalam hal ini, di antaranya: a. Pimpinan
15

Pimpinan dari sebuah institusi atau lembaga yang berada dalam bidang pendidikan (misalnya : sekolah dan universitas) harus mampu mengembangkan pola pendidikan yang baik sesuai dengan pola pendidikan islami. Dengan adanya pola pendidikan yang islami, yaitu yang terdapat pada standar kurikulum, proses belajar mengajar, hingga penentuan guru atau dosen serta budaya sekolah atau kampus yang akan dikembangkan, maka akan membuat suasana pembelajaran menjadi kondusif dan mampu membentuk generasi muda yang berkepribadian islam. Beberapa hal yang dapat dilakukan seorang pimpinan, misalnya menerapkan aktivitas sholat berjamaah dhuhur dan ashar di lembaga tersebut.Hal ini sudah diterapkan pada salah satu universitas di Malang, yaitu UIN Malang.Selain itu, mengadakan pengajian setiap minggu atau setiap bulan secara rutin dan itu wajib diikuti oleh semua staff dan karyawan atau bahkan mahasiswanya yang dijadwalkan secara bergilir setiap minggunya. Dengan adanya kegiatan seperti itu, maka akan mampu membangun sistem pendidikan secara islami, sehingga mewujudkan generasi muda yang berkarakter secara islami. b. Ulama Dalam memajukan pendidikan secara islami, peran ulama sangatlah penting, karena biasanya ulama menjadi acuan dan teladan oleh masyarakat sekitarnya dalam kehidupan sehari-hari.Seperti halnya, dengan adanya pondok pesantren yang menyebar di berbagai wilayah di Indonesia memiliki kontribusi yang sangat besar dalam memajukan pendidikan generasi muda berkarakter.Biasanya pesantren modern menerapkan pendidikan ilmu pengetahuan maupun ilmu agama.Seperti halnya di Malang terdapat pesantren Luhur, pesantren ini mengijinkan para santrinya untuk mengikuti kegiatan pembelajaran di perkuliahan, sedangkan untuk kegiatan pesantren, seperti halnya pengajian itu dijadwalkan pada sore dan malam hari. Dengan adanya pendidikan yang berbasiskan islam ini membuat generasi muda dari pesantren semakin memiliki karakter yang kuat, yaitu khususnya dalam hal ilmu, budi pekerti dan kemandirian. Karena di pesantren mereka tidak hanya memperoleh ilmu, tapi juga menerapkan budi pekerti atau akhlakul karimah terhadap sesama maupun yang lebih tua sekaligus kemandirian yang diterapkan oleh pribadi masingmasing.

16

c. Pendidik Pendidik yang dimaksud di sini bisa guru, dosen atau guru-guru yang mengajar di madrasah diniyah.Pendidik sebagai karakter yang harus bisa menjadi teladan oleh peserta didiknya.Oleh karena itu, penentuan atau kualifikasi guru atau dosen di suatu instansi pendidikan itu sangatlah berpengaru terhadap karakter anak didiknya.Selain memberikan dan mengajarkan ilmu pengetahuan yang dibidanginya, pendidik diharapkan mampu memberikan kontribusi untuk bisa membina peserta didik menjadi generasi muda yang berilmu, berbudi pekerti dan mandiri. Hal ini bisa dilakukan dengan cara memberikan wejangan-wejangan atau nasehat-nasehat di saat mengajar. Nasehat-nasehat yang diberikan sebaiknya mengacu pada Al-Quran dan AlHadist,sehingga peserta didik semakin yakin dan mau untuk menerapkannya. Selain memberikan ilmu, peran pendidik terhadap peserta didiknya, yaitu dapat menanamkan jiwa kemandirian untuk berwirausaha, dikarenakan banyaknya pengangguran lulusan sarjana di Indonesia.Dampak dari pengangguran ini adalah pada sikap atau budi pekerti yang kurang baik, sehingga menimbulkan permasalahan seperti banyaknya peristiwa pencurian atau perampokan. Pendidikan berkarakter yang kurang menyebabkan terjadinya masalah-masalah yang menyebabkan ketidakseimbangan sosial, misalnya kasus korupsi, penggelapan dana dan lain sebagainya. Hal tersebut terjadi karena kurangnya pendidikan yang berkonsep ilmu, budi pekerti dan kemandirian.Secara ilmu, mungkin mereka sangat mumpuni di dalam bidangnya, tetapi secara budi pekerti mereka tsering kali lalai bahwa yang dilakukannya itu merupakan perbuatan yang tercela. d. Keluarga dan masyarakat Keluarga dan masyarakat sangatlah berperan penting dalam pendidikan, kerana sinergi pengaruh positif dari faktor pendidikan sekolah, keluarga dan masyarakat akan membuat pribadi anak didik terbentuk secara utuh sesuai dengan kehendak islam. Sebaiknya anggota keluarga mampu memberikan contoh atau teladan yang baik bagi anak-anaknya, seperti halnya mendisiplinkan sholat lima waktu, mendisiplinkan untuk mengikuti pengajian dan budaya tepat waktu dalam menjalaninya. Masyarakat sebagai pendukung harus bisa menciptakan lingkungan yang islami, misalnya membentuk membentuk jamaah pengajian, membentuk remaja masjid, dan mengadakan kegiatan-kegiatan yang positif yang mampu mendorong generasi muda agar semakin berilmu, berbudi pekerti yang baik dan mandiri.
17

Dengan adanya kegiatan-kegiatan yang diadakan masyarakat, seperti halnya pembentukan remaja masjid akan semakin membentuk pribadi yang kuat pada generasi muda, sehingga bagi pemudapemuda yang masih memiliki waktu luang yang banyak bisa dimanfaatkan untuk kegiatan positif, bukan dimanfaatkan untuk kegiatan negative (seperti nongkrong di kafe, melamun, bergosip dan lain-lain). Selain memiliki ilmu yang cukup, juga memiliki budi pekerti yang baik, serta berjiwa mandiri. Budi pekerti yang baik bisa diterapkan dengan adanya anak muda yang bisa menghormati terhadap yang lebih tua, saling tolong-menolong terhadap sesame, mau manjalin silaturrohim dengan sesame muslim. Uraian solusi yang dijelaskan di atas dapat dikatakan sebagai solusi pada tataran paradigmatik dan solusi pada tataran strategi fungsional.Solusi pada tataran paradigmatk dapat dilihat pada peran pimpinan, ulama, pendidik, keluarga dan masyarakat. Peran tersebut diterapkan dalam proses pembelajaran yang paradigmanya menuju kea rah islami. Sedangkan solusi pada tataran strategi fungsional meliputi cara yang dilakukan pihak-pihak yang berperan dalam pendidikan tersebut, misalnya ulama yang mendirikan pondok pesantren di lingkungannya sebagai lembaga pendidiakan. Berdasarkan uraian dari subbab 3.3 yang menjelaskan tentang hubungan pendidikan karakter dengan konsep ilmu, budi pekerti dan kemandirian, maka solusi yang diuraikan pada bagian ini telah mencangkup penjelasan dalam ayat-ayat Al-Quran yang berkaitan, yaitu konsep ilmu yang terdapat pada surat Al-Anam ayat 122, konsep budi pekerti pada surat AliImran ayat 215 dan konsep kemandirian pada surat Al-Muminun ayat 62.

18

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan Pembinaan generasi muda untuk menjadi generasi muda berkarakter, yaitu berilmu, berbudi pekerti dan berjiwa kemandirian itu sangatlah penting demi kesinambungan generasi muda sampai akhir jaman. Pembinaan itu tentunya membutuhkan upaya dari berbagai pihak, tentunya umat muslim sangatlah berperan untuk menciptakan kondisi generasi muda yang berkarakter itu. Peran semua pihak, yaitu meliputi pimpinan, pendidik, ulama, keluarga dan masyarakat sangatlah diperlukan demi mewujudkan generasi muda yang

berkarakter.Peran pihak-pihak tersebut sudah meliputi solusi pada tataran paradigmatik dan solusi pada tataran fungsional. 4.2 Saran Al-quran adalah sebagai dasar pijakan hukum yang menuntun umat kepada sebuah kehidupan yang lebih teratur dan beradab.Oleh karena itu, dalam pemaknaan Alquran hendaknya mampu disesuaikan dengan realitas yang ada.

19

DAFTAR PUSTAKA Al-Quran Digital.Dalil dan terjemah mengenai ilmu, budi pekerti dan kemandirian. Anggeriana, B. 2011.Definisi Ilmu.http://www.insistnet.com/index.php?option=com_content&view=article&id=413:eti ka-menuntut. Diakses pada tanggal 31 Maret 2013 Isfahrusydah. 2011. Merosotnya Akhlak Mahasiswa di Kampus. http://warkopmbahlalar.com/2269/budi-pekerti-dalam-pandangan-imam-al-ghozali/ Makalah [online]. Diakses pada tanggal 25 Maret 2013 Maktabah Syamilah. Dalil-dalil mengenai ilmu, budi pekerti, dan kemandirian. Tatang, 2009.Kemandirian dalam Konsep Islam.Makalah. Siauw, Felix Y. 2013. Beyond The Inspiration. Jakarta: AlFatih Press. Pawitasari, Erma. 2013. Enam Prinsip Pendidikan Karakter Islami.http://insistnet.com/index.php?option=com_content&view=article&id=515:enamprinsip-pendidikan-karakter-islami&catid=23:pendidikan-islam&Itemid=23. Diakses pada tanggal 16 April 2013. Wikipedia. 2013. Islamic Golden Age.http://en.wikipedia.org/wiki/Islamic_Golden_Age. Diakses pada tanggal 16 April 2013. Anynomous. 2011. Inilah 101 Ilmuwan dan Tokoh Sains Muslim Yang Dilupakan Dunia. http://islamislogic.wordpress.com/100-ilmuwan-muslim/. Diakses pada tanggal 16 April 2013.

20

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Anggota Kelompok Nama : Alfa Ridhoana : Ds. Wonorejo RT.01/ RW. 02 Kec. Sumbergempol- Kab. Tulungagung Alamat Kos No. Telp. Email Riwayat Pendidikan : Jalan Sumbersari No. 88, Malang : 082139026952 : alfa4u@yahoo.co.id :

Tempat dan Tanggal Lahir : 2 Januari 1992 Alamat Rumah

TK Dharmawanita Wonorejo, Tulungagung (1997-1998) SDN Wonorejo 1, Tulungagung (1998-2004) SMP Negeri 1 Tulungagung (2004-2007) SMA Negeri 1 Boyolangu, Tulungagung (2007-2010) Pondok Pesantren Panggung (2007-2009) Mahasiswi Ilmu Komputer Universitas Brawijaya, Malang (2010-sekarang) Pesantren Luhur Malang (2010-sekarang)

Penghargaan Ilmiah yang Pernah Diraih: Finalis 30 besar Olimpiade Matematika STAIN se-Karisidenan Kediri Asisten praktikum Pemrograman 1 Tahun Ajaran 2010/2011 Asisten praktikum Pemrograman 2 Tahun Ajaran 2011/2012 Asisten praktikum Pemrograman Web Tahun Ajaran 2012/2013

Pengalaman Organisasi : Staff Divisi Infokom MOST Universitas Brawijaya (2010-sekarang) Anggota UKM FORMASI Universitas Brawijaya (2010-2011)

Pengalaman Kepanitiaan : Staff Divisi Ketertiban Panitia Diklat KIR (SMA). Staff Divisi Keamanan dan Kebersihan Panitia Buber HIMAMASTER (2010). Staff Divisi Pendamping Panitia Raja Brawijaya 2011. Staff Divisi Pendamping Panitia PK2 Maba FMIPA 2011.
21

Koordinator Divisi Publikasi, Dekorasi dan Dokumentasi Panitia Open Recruitment Anggota MOST 2012.

22

Nama

: Indrahidayati Nur Rohmah

Tempat dan Tanggal Lahir : 13 Juni 1993 Alamat Rumah Alamat di Malang No. Telp. Email Riwayat Pendidikan : Wisma Sarinadi Jalan Renang L 14, Sidoarjo : Bukit Cemara Tidar F2 no 10, Malang : 085731304666 : darkiendra@gmail.com :

TK Raden Patah, Sidoarjo (1998-1999) SDN Pucang 1, Sidoarjo (1999-2005) SMP Negeri 3 Sidoarjo (2005-2008) English First (2006-2010) Purwacaraka Music Studio, Piano Klasik (2006-2007) Purwacaraka Music Studio, Piano Pop (2007-2010) SMA Negeri 1 Sidoarjo (2008-2011) Mahasiswi Ilmu Komputer Universitas Brawijaya, Malang (2011-sekarang)

Penghargaan Ilmiah yang Pernah Diraih: Asisten praktikum Algoritma Struktur Data Ajaran 2012/2013

Pengalaman Organisasi : Staff Sie Bela Negara OSIS SMP Negeri 3 Sidoarjo (2005-2006) Sekretaris OSIS SMP Negeri 3 Sidoarjo (2006-2007)

Pengalaman Kepanitiaan : -

Staff Divisi Perlengkapan Panitia Music on Master 2011. Staff Divisi Pendamping Panitia PK2 Maba PTIIK 2012. Staff Divisi Pendamping Panitia Master Generation 2012. Staff Divisi Acara Panitia Master Poster Competition 2012.

23

You might also like