You are on page 1of 6

KARAKTERISASI KIJING (Pilsbryoconcha exilis)

DI PERAIRAN SITU GEDE, BOGOR

Muhammad Hafiz (C34070087)


Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor

Tanggal : 12 Maret 2009

ABSTRAK

Kijing atau Pilsbryoconcha exilis tergolong dalam moluska yang hidup di dasar perairan dan makan dengan
cara menyaring makanan yang ada di dalam air atau filter feeder. Hewan ini berbentuk simetri bilateral yang terdiri dari
dua cangkang. Kijing memiliki kandungan protein yang tinggi dan kandungan asam lemak tak jenuh yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh. Kijing dimanfaatkan sebagai bahan makanan yang biasa dijadikan kerupuk oleh masyarakat,
namun produksi kijing belum banyak dimanfaatkan masyarakat walaupun kijing memiliki potensial yang besar sebagai
bahan pangan yang bergizi tinggi. Penentuan karakteristik kijing ditujukan supaya kita mengetahui ukuran, rendemen,
komposisi kimia dan kemunduran mutu yang bermanfaat dalam menentukan besar kecilnya nilai gizi yang dikandung
kijing untuk dijadikan bahan pangan. Dalam praktikum ini menunjukkan nilai-nilai yang terkandung dalam kijing
antara lain, yaitu ukuran dan berat kijing, rendemen kijing, komposisi kimia kijing dan kemunduran mutu kijing. Berat
total rata-rata kijing sebesar 27.5 gr, panjang total rata-rata kijing sebesar 92.46 mm, tinggi total rata-rata kijing sebesar
16.86 mm dan lebar total rata-rata kijing sebesar 41.54 mm. Rendemen atau bagian tubuh yang dimanfaatkan pada
kijing didapat yang terbesar pada cangkang yaitu 54.12%, sedangkan pada daging dan jeroan masing-masing sebesar
20.19% dan 25.69%. Kandungan proksimat pada kijing berupa kadar air yang didapat dari hasil pengamatan yaitu
sebesar 8208%, kadar abu didapat sebesar 2,74%, protein didapat sebesar 8,20%, lemak sebesar 1,44% dan kandungan
karbohidrat didapat sebesar 5,54%. Pada tahapan yang terakhir diketahui nilai kemunduran mutu yang diamati setiap
hari selama satu minggu. Diperoleh hasil bahwa kijing kecil tanpa jeroan lebih cepat mengalami kemunduran mutu
daripada kijing kecil utuh dan kijing besar utuh lebih cepat mengalami kemunduran mutu daripada kijing besar tanpa
jeroan.

Kata kunci : kijing lokal (Pilsbryoconcha exilis), morfometrik, rendemen, proksimat, dan kemunduran mutu

1. PENDAHULUAN lambung, ginjal, pembuluh darah, dan pembuluh urat


Kijing merupakan hewan yang hidup di dasar saraf.
perairan dan makan dengan cara menyaring makanan Umumnya kijing dapat mengatur tingkat
yang ada di dalam air juga terdapat di dalam organ- metabolisme oksigen dengan baik sehingga masih
organ seperti insang, ginjal dan hatinya, sehingga dapat hidup pada keadaan di mana kadar oksigen
polutan yang ada di dalam air dapat diliat dari dalam air sangat sedikit (Hart dan Faller 1974 diacu
kandungannya di dalam organ tersebut. Gambar kijing dalam Sulistiawan 2007).
dapat dilihat pada gambar 1. Pertumbuhan kijing dapat dilihat dari garis-
garis di sekeliling umbo yang merupakan garis
pertumbuhan tahunan (Anwar 1980 diacu dalam
Sulistiawan 2007). Umbo merupakan titik awal
pertumbuhan cangkang, sedangkan garis
pertumbuhannya berikutnya menggambarkan
jarak/interval dari fase terjadinya pertumbuhan dengan
fase tidak terjadinya pertumbuhan.
Gambar 1. Kijing (Pilsbryoconcha exilis) Klasifikasi kijing (Pilsbryoconcha exilis)
Sumber : (Anonim 2007) menurut Jutting 1953 diacu dalam Sulistiawan 2007 :
Hewan ini berbentuk simetri bilateral yang Filum : Moluska
terdiri dari dua cangkang. Bila dilihat dari luar, Kelas : Pelcypoda (Bivalvia)
cangkangnya berwarna hijau kebiru-biruan atau Famili : Unionidae
kecoklat-coklatan dengan bercak putih. Genus : Pilsbryoconcha
Hewan ini tergolong filter feeder yaitu jenis Spesies : Pilsbryoconcha exilis Lea
hewan yang mendapatkan makanan dengan jalan Pilsbryoconcha exilis termasuk ke dalam
menyaring air yang masuk ke dalam tubuhnya. filum moluska. Ciri umum dari filum ini mempunyai
Alat pencernaannya berturut-turut terdiri dari bentuk tubuh bilateral atau simetris, tidak beruas-ruas,
mulut yang tidak berahang atau bergigi, sepasang labial tubuh lunak dan ditutupi mantel yang menghasilkan zat
palps yang bercilia, oesofagus, lambung, usus, rektum, kapur, bentuk kepala jelas, bernapas dengan paru-paru
dan anus. Selain alat pencernaan, di dalam tubuh atau insang.
kerang terdapat pula hati yang menyelubungi dinding
Menurut Suwignyo et al. 1998 diacu dalam preparasi untuk mendapatkan daging, jeroan dan
Sulistiwan 2007, Pilsbryoconcha exilis mempunyai cangkang. Rendemen yang dihitung menggunakan
bentuk cangkang yang sama seimbang antar kiri rumus : Rendemen (%) = bobot contoh (g) x 100%
dengan kanan, gigi lateral dan gigi pseudocardinal bobot total (g)
yang terpisah oleh umbonal cavity, cangkang dengan Setelah didapat rendemen dari kijing, sampel
lapisan nacreous yang tebal. akan dianalisis kandungan proksimatnya. Analisis
Kijing atau nama lainnya yaitu proksimat yang dilakukan terhadap daging kijing
Pilsbryoconcha exilis memiliki kandungan-kandungan terdiri dari air, abu, protein dan lemak. Untuk
asam amino yang tinggi yang mudah diserap oleh praktikum ini ukuran kijing dibagi menjadi dua
tubuh dan memiliki kandungan asam lemak tak jenuh kelompok yaitu ukuran kecil (<9 cm) dan ukuran besar
berupa EPA dan DHA yang sangat dibutuhkan oleh (>9 cm). Setiap kelompok kijing dianalisis kandungan
tubuh karena memiliki banyak manfaat yaitu dapat proksimatnya dalam keadaan segar dan setelah
mencerdaskan otak, membantu masa pertumbuhan dan dikukus.
menurunkan kadar trigliserida. Kemunduran mutu kijing diamati setiap hari
Daging kijing sekarang banyak dimanfaatkan sekali secara organoleptik. Setiap sampel kijing
untuk dijadikan bahan makanan yaitu dibuat kerupuk dimasukkan ke dalam plastik dan diberi label
karena memang khasiat atau kandungan protein itu kemudian diamati setiap satu hati sekali secara
yang sangat tinggi. organoleptik.
Karena permintaan pasar lokal meningkat,
maka usaha budidaya kerang hijau makin Kijing dibagi dua kelompok yaitu ukuran kecil
diintensifkan, khususnya di pantai utara Pulau Jawa. (5-10 cm) dan ukuran besar (> 10 cm)
Hal ini memberikan gambaran bahwa aktivitas unit
pengolahan kerang hijau semakin tinggi. Kegiatan
pengolahan kerang hijau menghasilkan limbah padat Air yang masih ada di dalam tubuh kijing
yang cukup tinggi. Besarnya jumlah limbah padat
cangkang kerang hijau yang dihasilkan, maka
diperlukan upaya serius untuk menanganinya agar Kijing diukur lebar, tinggi, panjang dan beratnya
dapat bermanfaat dan mengurangi dampak negative
terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.
Berdasarkan data ekspor hasil perikanan Indonesia Daging dan jeroan ditimbang
pada tahun 2003 dan 2004, untuk komoditas koral dan
kulit kerang dihasilkan sekitar 3 208 ton dan 2 752 ton
(DKP 2005 diacu dalam Mathlubi 2006). Berkaitan Hitung rendemen cangkang, daging dan jeroan
dengan ketentuan CCRF (Code of Conduct for
Responsible Fisheries), maka usaha pengolahan hasil
perikanan harus dilakukan lebih optimal dan ramah
lingkungan. Pemanfaatan limbah padat kerang hijau Dianalisis kandungan proksimatnya meliputi kadar
belum dilakukan secara optimal oleh beberapa unit air, kadar abu, protein, lemak dan karbohidrat
pengolahan ikan yang berkembang di Indonesia untuk
meningkatkan nilai tambah (added value) dari
komoditas tersebut. Daging dimasukkan ke dalam plastic berlabel
Tujuan dilaksanakan praktikum yang pertama
ini tentang kijing lokal yaitu untuk mempelajari
karakteristik kijing (Pilsbryoconcha exilis) yang Amati kemunduran mutu setiap 24 jam
meliputi ukuran, rendemen kijing, komposisi kimia dan sekali selama 7 hari
kemunduran mutu.
Gambar 2. Diagram alir penentuan karakteristik kijing
2. METODOLOGI
2.1 Alat dan bahan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Alat yang digunakan pada praktikum ini 3.1 Ukuran dan berat kijing
antara lain yaitu mortar, penggaris, jangka sorong, Berdasarkan pengukuran yang telah
pisau, timbangan analitik, plastik, label, baskom dan dilaksanakan terhadap morfometrik kijing
alat bedah. Bahan yang digunakan berupa dua jenis (Pilsbryoconcha exilis) didapat hasil perhitungan
ukuran kijing lokal. berupa berta total rata-rata, panjang total rata-rata,
tinggi total rata-rata dan lebar total rata-rata.
2.2 Prosedur kerja Tabel 1. Ukuran dan berat kijing
Pada praktikum ini dalam penentuan Parameter Nilai±SD
karakteristik kijing meliputi morfometrik, rendemen, Berat total 27,5±9,17
proksimat dan kemunduran mutu
Panjang total 92,46±16,67
Penentuan morfometrik atau ukuran meliputi
berat, panjang, tinggi dan lebar kijing. Rendemen yang Tinggi total 16,86±2,94
dihitung pada praktikum ini meliputi rendemen daging, lebar total 41,54±6,89
cangkang dan jeroan yang sebelumnya telah dilakukan Keterangan : Data diambil dari sampel
Pada praktikum ini kijing yang diamati yaitu dimanfaatkan yaitu cangkang sebesar 54,12%,
kijing dengan ukuran besar. Hasil dari praktikum sedangkan daging hanya sebesar 20,19%.
didapat bahwa berat total kijing sebesar 27,5 gr,
panjang total 92,46 mm, tinggi total 16,86 mm dan 3.3 Komposisi Kimia Kijing
lebar total 41,54 mm. Data ini didapat dari hasil Dalam suatu bahan pangan mempunyai nilai
pengukuran berat dengan menggunakan timbangan uji dalam uji proksimatnya antara lain kadar air, kadar
analitik, panjang diukur dari ujung posterior hingga abu, protein, lemak dan karbohidrat. Tabel 2
ujung anterior cangkang, lebar diukur pada bagian menunjukkan komposisi nilai dari uji proksimat.
yang tergemuk di bagian kiri ke bagian kanan Tabel 2. Komposisi kimia kijing
cangkang dan tinggi diukur dari tepi dorsal ke tepi Nilai (%)
ventral cangkang. Senyawa Hasil
Pertumbahan kijing dengan ukuran yang Literatur*
praktikum
terbesar dengan berat sebesar 18,5 gr lebih besar Kadar air 82,08 85,1
dibandingkan dengan percobaan yang dilakukan. Hal Kadar abu 2,74 1,5
ini dipengaruhai oleh faktor internal dan faktor 7,31
Protein 8,20
eksternal. Menurut Hepher dan Pruginin 1981 diacu
Lemak 1,44 0,64
dalam Sulistiawan 2007, pertumbuhan individu
dipengaruhi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor Karbohidrat 5,54 5,5
Ket* Sumber : Suharjo et al (1997) diacu dalam hartono (2007)
internal adalah yang berhubungan dengan kijing yaitu
sifat genetik dan kondisi fisiologi kijing. Faktor
Kandungan proksimat pada kijing berupa
eksternal adalah yang berhubungan dengan lingkungan
kadar air yang didapat dari hasil pengamatan yaitu
yaitu komposisi kimia air, suhu, sisa metabolisme,
sebesar 82,08%, kadar abu didapat sebesar 2,74%,
ketersedian oksigen dan ketersediaan makanan.
protein didapat sebesar 8,20%, lemak sebesar 1,44%
dan kandungan karbohidrat didapat sebesar 5,54%.
3.2 Rendemen kijing
Kijing yang hidup pada perairan yang relatif
Rendemen merupakan bagian tubuh yang
tenang akan tumbuh lebih baik daripada kijing yang
dapat dimanfaatkan. Dari hasil percobaan didapat
hidup dalam perairan yang mengalir (Suwignyo et al
rendemen berupa cangkang, jeroan dan daging. Data
1981 diacu dalam Sulistiawan 2007). Hal ini karena
hasil rendemen dapat dilihat pada Gambar 3.
kijing bersifat filter feeder yang mekanisme
pelaksanaan makan bergabung dengan mekanisme
Rendemen kijing (%) pernapasan yang berlangsung melalui sifon ventral dan
aktivitas tersebut berlangsung terus manerus baik siang
maupun malam. Ketika kijing menyaring air, maka zat-
zat makanan seperti fitoplankton serta organisme
20.19 mikroskopik lain akan ikut tersaring dan kemudian
25.69 Cangkang
Jeroan
diubah menjadi jaringan tubuh. Kijing mampu
menyaring volume air sebanyak 300 ml/jam (Turgeon
54.12 Daging
1988 diacu dalam Sulistiawan 2007). Dari sini bisa
dilihat bahwa kadar air pada kijing lebih besar
dibandingkan dengan kandungan yang lainnya.
Menurut Mathlubi (2006) kadar air dan kadar
Gambar 3. Diagram pie rendemen kijing
abu pada kijing masing-masing sebesar 81,31% dan
Rendemen merupakan bagian tubuh yang bisa
3,37%. Tingginya kadar air pada bahan makanan akan
dimanfaatkan. Dari diagram pie yang didapat bahwa
memudahkan mikrooganisme-mikroorganisme tumbuh,
rendemen yang terbesar diperoleh dari cangkang
sehingga menyebabkan perubahan pada bahan
sebesar 54,12% sedangkan untuk nilai rendemen yang
makanan sperti proses pembusukan. Rendahnya kadar
terkecil didapat pada daging yaitu sebesar 20,19%.
air pada bahan makanan akan menghambat
Untuk rendemen pada jeroan didapat sebesar 25,69%.
pertumbuhan mikroorganisme sehingga dapat
Dari hasil rendemen yang didapat bahwa bagian
memperpanjang daya simpan bahan makanan tersebut
cangkang yang bisa dimanfaatkan lebih besar
(Winarno 1992 diacu dalam hartono 2007).
dibandingkan bagian daging maupun jeroan.
Kadar protein hasil praktikum menunjukkan
Unionidae bermanfaat secara ekologis karena
nilai 8,20%. Protein adalah sumber asam-asam amino
mampu menjernihkan air berkat efesiensinya
yang mengandung unsur N yang tidak dimiliki oleh
menyaring partikel-partikel tersuspensi dan alga. Selain
lemak atau karbohidrat. Molekul protein juga
itu kerang Unionidae memiliki potensi ekonomis yaitu
mengandung fosfor, belerang, dan ada jenis protein
sebagai bahan pangan sumber protein bagi manusia,
yang mengandung unsur logam seperti besi dan
sumber pakan ternak, industri kancing dan penghasil
tembaga (Mathlubi 2006).
mutiara (Prihartini 1999 diacu dalam Sulistiawan 2007)
Kadar lemak yang dihitung yang ditunjukkan
serta komoditas budidaya perikanan darat (Suwignyo
pada tabel 2 menunjukkan bahwa kadar lemak kijing
et al., 1998 diacu dalam Sulistiawan 2007). Dari nilai
hasil praktikum lebih besar dibandingkan dengan
rendemen yang didapat, nilai rendemen yang terbesar
literatur. Kadar lemak hasil praktikum sebesar 1,44%,
atau bagian tubuh yang paling besar untuk bisa
sedangkan kadar lemak dalam literatur adalah 0,64%.
Karbohidrat memiliki peranan penting dalam berturut-turut dari hari ke-1 hingga hari ke-7 sebesar
menentukan karakteristik bahan makanan seperti rasa, 7,7,5,5,3,1,1.
warna, dan tekstur. Karbohidrat berguna untuk Ini menunjukkan pada hari ke-1 untuk jenis
mencegah timbulnya pemecahan protein berlebihan, utuh kecil terbilang masih utuh, rapi, warna spesifik
kehilangan mineral, dan membantu metabolisme lemak jenis dan cemerlang sedangkan untuk jenis tanpa
dan protein. Karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa jeroan kecil terbilang masih utuh, tidak rapi, warna
asam amino dan sebagian gliserol lemak (Mathlubi spesifik jenis dan tidak cemerlang. Pada hari ke-7 atau
2006). Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa kadar hari terakhir pengamatan didapat hasil yang menurun.
karbohidrat hasil praktikum dan litertur tidak terjadi Hal ini didasari bahwa setiap produk pangan akan
perbedaan yang cuup tinggi, kadar karbohidrat pada mengalami kemunduran mutunya. Pada hari ke-7 untuk
praktikum sebesar 5,54% dan pada litertur sebesar jenis utuh kecil didapat modus sebesar 3 sedangkan
5,5% untuk jenis tanpa jeroan kecil didapat modus sebesar 1.
Perbedaan nilai uji sensori diatas disebabkan
3.4 Kemunduran Mutu kijing oleh 3 hal, yaitu :
Kemunduran mutu dalam sebuah produk 1. Bahan yang diuji
pangan menjadi landasan bahwa paroduk tersebut 2. Metode penilaian
memang mengalami kemunduran mutu. Hal ini dapat 3. Penguji/panelis
dilihat dari pengujian sensori atau uji organoleptik pada Untuk parameter penampakan kijing ukuran
produk pangan tersebut. besar modus yang didapat pada hari ke-1 hingga hari
Mutu mengandung arti nilai-nilai tertentu ke-7 untuk jenis utuh besar berturut-turut sebesar
yang diinginkan pada suatu materi, produk atau jasa, 9,7,5,5,5,3,1 sedangkan untuk jenis tanpa jeroan besar
seperti pada hasil pertanian pada umumnya, hasil berturut–turut didapat sebesar 9,7,7,5,7,5,5,3.
perikanan juga memiliki paling kurang beberapa aspek Dari nilai modus yang didapat bahwa untuk
tertentu yang diinginkan dari ikan (Ilyas 1983 diacu jenis utuh besar dan tanpa jeroan besar didapat pada
dalam Hidayat 2004) hari ke-1 masih terbilang utuh, rapi, warna spesifik
jenis dan cemerlang sedangkan pada hari terakhir
Penampakan pengamatan atau pada hari ke-7 didapat nilai modus
7,9 untuk jenis utuh besar lebih kecil dibandingkan dengan
6,1 6,8
6,7 6,3 tanpa jeroan besar yaitu pada jenis utuh besar sudah
Nilai rata-rata

5,9
5,2
4,5 5 rusak fisik dan berwarna coklat tua kusam sedangkan
UK
3,2 3,4 untuk jenis tanpa jeroan besar rusak fisik, berwarna
TK kecoklatan dan agak kusam.
2,3
1,7 Pada parameter penampakan untuk ukuran
1,2 kecil menunjukkan hasil yang lebih kecil dibandingkan
dengan parameter penampakan kijing ukuran besar.
1 2 3 4 5 6 7 Hal ini menunjukkan kualitas penampakan kijing untuk
Hari ukuran besar lebih bagus dibandingkan dengan kualitas
Gambar 4. Parameter penampakan kijing ukuran kecil penampakan kijing ukuran kecil.
Keterangan : UK = Utuh kecil
TK = Tanpa jeroan kecil Bau

Penampakan 6.6
6.3 6
6.3
Nilai rata-rata

5.7
5
4.1 4.6 UK
8
7.5 3.4 3.4
Nilai rata-rata

6.25
6 TK
5.29 5.62
5.25 2.5 2.6
4.25 4.5 UB
3.4 3 1.75
2.71
2.5 TB
1.75
1 2 3 4 5 6 7
hari
1 2 3 4 5 6 7
Gambar 6. Parameter bau kijing ukuran kecil
Hari Keterangan : UK = Utuh kecil
Gambar 5. parameter penampakan kijing ukuran besar TK = Tanpa jeroan kecil
Keterangan : UB = Utuh besar
TB = Tanpa jeroan besar
Bau
Untuk parameter penampakan ukuran kecil
modus yang didapat pada hari ke-1 hingga hari ke-7
6.25
Nilai rata-rata

untuk jenis utuh kecil yaitu berturut-turut sebesar 5.62 5.25


9,7,5,7,5,5,3 sedangkan untuk jenis tanpa jeroan kecil 4.5
4.43 4.25
4 UB
3.5
menunjukkan hasil yang relatif lebih kecil yaitu TB
2.2 2.5
1.86 1.75
1.5

1 2 3 4 5 6 7
Hari
Gambar 7. Parameter bau kijing ukuran besar
Keterangan : UB = Utuh besar
TB = Tanpa jeroan besar

Pada parameter bau menunjukkan nilai modus


pada jenis utuh kecil berturut-turut dari hari ke-1
hingga hari ke-7 didapat sebesar 5,7,5,7,5,3,3 Gambar 9. Parameter tekstur kijing ukuran besar
sedangkan untuk jenis tanpa jeroan kecil didapat nilai Keterangan : UB = Utuh besar
modus parameter bau berturut-turut dari hari ke-1 TB = Tanpa jeroan besar
hingga hari ke-7 yaitu sebesar 9,5,5,5,3,3,1.
Hal ini menunjukkan bahwa nilai modus pada Pada parameter ini atau paramater tekstur
hari ke-1 untuk jenis utuh kecil yaitu bau kurang segar, yakni parameter yang memperlihatkan tekstur dari
sedikit bau busuk dan bau tambahan yang cukup kuat daging. Nilai modus yang didapat untuk jenis utuh
sedangkan untuk jenis tanpa jeroan kecil yaitu kecil dari hari ke-1 hingga hari ke-7 berturut-turut
menunjukkan bau yang sangat segar spesifik jenis. sebesar 9,9,7,7,7,5,3,3 sedangkan untuk jenis utuh
Pada hari terakhir atau hari ke-7 menunjukkan bahwa besar didapat hasil modus yang berbeda yakni berturut-
nilai modus untuk jenis utuh kecil yaitu bau yang turut sebesar 9,7,5,5,5,3,1.
busuk disertai dengan bau tambahan yang cukup kuat Untuk nilai akuransi pada jenis utuh kecil dan
sedangkan nilai modus hari ke-7 untuk jenis tanpa tanpa jeroan kecil pada hari ke-1 menunjukkan bahwa
jeroan kecil menunjukkan bau busuk yang nyata sekali. tekstur daging yang kenyal, kompak dan elastis
Pada parameter bau kijing ukuran besar sedangkan pada hari terakhir pengamatan
menunjukkan nilai modus dari hari ke-1 hingga hari menunjukkan nilai dari kemunduran mutu untuk jenis
ke-7 untuk jenis utuh besar berturut-turut sebesar utuh kecil yakni tekstur daging yang rapuh dan lunak
7,5,5,5,3,1,1 sedangkan untuk jenis tanpa jeroan besar namun untuk jenis tanpa jeroan kecil menunjukkan
nilai modus yang didapat dari hari ke-1 hingga hari ke- tekstur daging yang rapuh dan sangat lunak
7 berturut-turut sebesar 7,5,5,3,3,3,1. Parameter tekstur kijing untuk ukuran besar
Nilai modus yang menunjukkan parameter mengalami perbedaan yang cukup tinggi. Dapat dilihat
bau pada hari ke-1 untuk masing-masing jenis utuh bahwa nilai modus untuk jenis utuh besar dari hari ke-1
besar dan tanpa jeroan besar menunjukkan bahwa bau hingga hari ke-7 berturut-turut yakni sebesar
yang segar spesifik jenis, namun pada hari terakhir atau 7,7,5,5,3,1,1 sedangkan untuk jenis tanpa jeroan besar
hari ke-7 menunjukkan nilai modus untuk masing- didapat nilai modus yang berbeda yakni berturut-turut
masing jenis yaitu bau yang busuk nyata sekali. dai hari ke-1 hingga hari ke-7 sebesar 9,9,7,7,7,7,3,5.
Nilai penurunan pada parameter bau atau Dari nilai modus yang didapat pada hari ke-1
aroma untuk ukuran besar lebih cepat dibandingkan untuk jenis utuh besar menunjukkan nilai uji sensori
dengan ukuran kecil. Penyebab cepat bau busuk untuk sebesar 7 yakni tekstur daging yang cukup kenyal,
ukuran besar disebabkan oleh kandungan air yang lebih kompak dan kurang elastis sedangkan untuk jenis tanpa
banyak sehingga bakteri lebih cepat tumbuh dan akan jeroan besar nilai modus pada hari ke-1 menunjukkan
membuat kijing lebih cepat busuk serta lebih cepat tekstur daging yang kenyal, kompak dan elastis. Pada
mengeluarkan aroma yang tidak sedap. hari ke-7 pengamatan, nilai modus untuk jenis utuh
besar menunjukkan tekstur daging yang rapuh dan
Tekstur cukup lunak sedangkan untuk jenis tanpa jeroan besar
menunjukkan tekstur daging yang agak rapuh, tidak
8.6
7.4 7.4 kompak dan tidak elastis.
6.75 6.3 6.3
Nilai rata-rata

5.25 5.6 5 UK Pada parameter tekstur, perbedaan dari


4.1
3.4 3 masing-masing ukuran tidak terlalu signifikan. Dapat
2.5 TK
dilihat bahwa nilai rata-rata masing-masing ukuran
1.5 memiliki nilai yang hampir sama. Hal ini tidak
memperlihatkan bahwa dari masing-masing ukuran,
2 3 Tekstur
1
4 5 6 7 ukuran kecil atau ukuran besar mempunyai nilai
8.6 kemunduran mutu pada tekstur yang tidak terlalu
7.5 7.4 Hari berbeda.
6.25 6.3 6.3
Gambar 8. Parameter 5.29
tekstur kijing ukuran kecil
Nilai rata-rata

4.75 5
Keterangan : UK = Utuh kecil 4. KESIMPULAN DAN SARAN
3.8 UB
TK = Tanpa jeroan kecil3.4 3 4.1 Kesimpulan
TB Pada praktikum ini kijing yang diamati yaitu
2.14
1.75 kijing dengan ukuran besar. Hasil dari praktikum

1 2 3 4 5 6 7
Hari
didapat bahwa berat total kijing sebesar 27,5 gr,
panjang total 92,46 mm, tinggi total 16,86 mm dan
lebar total 41,54 mm. Rendemen didapat setelah
dilakukan preparasi. Rendemen yang dihitung berupa
rendemen daging, cangkang dan jeroan. Nilai
rendemen yang terbesar didapat dari rendemen
cangkang yaitu sebesar 54,12% dan yang terkecil
terdapat pada daging sebesar 20,19%. Rendemen pada
jeroan didapat sebesar 25,69%.
Nilai komposisi kimia pada kijing untuk
kandungan kadar air paling besar dibandingkan dengan
yang lainnya. Nilai kadar air pada kijing sebesar
82,08%, kadar bau sebesar 2,74%, protein sebesar
8,20%, lemak sebesar 1,44%, dan pada karbohidrat
sebesar 5,54%. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan
terbesar pada produk pangan yaitu terdapat pada
kandungan airnya.
Kemunduran mutu pada kijing dilihat dari 3
parameter antara lain yaitu parameter penampakan, bau
atau aroma dan tekstur. Dari masing-masing parameter
didapat nilai yang berbeda-beda.

4.2 Saran
Dalam penentuan uji organoleptik haruslah
sesuai standar yang telah ditentukan karena itu akan
mempengaruhi nilai yang akan dicantumkan dalam
scoresheet atau kertas uji. Dan mungkin dari hasil
pengamatan yang 7 hari berturut-turut telah saya dapat
kesimpulan bahwa kesehatanpun dapat mempengaruhi
nilai yang akan dimasukkan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Kijing. http://www.zierfischforum.at,


2007. (dimuat pada tanggal 15 Maret 2009)
Hartono N. 2007. Pengaruh berbagai metode
pemasakan terhadap kelarutan mineral
kijing taiwan (Anodonta woodiana Lea)
[skripsi]. Departemen Teknologi Hasil
Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, IPB.
Hidayat D. 2004. Evaluasi identifikasi tingkat
kemunduran mutu hasil perikanan tangkap
ikan belanak (Mugil spp) (studi kasus di
Muara Angke Kecamatan Penjaringan Jakarta
Utara) [skripsi]. Fakultas perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Mathlubi W. 2006. Studi karakteristik kerupuk kijing
taiwan (Anodonta woodiana Lea) [skripsi].
Departemen Teknologi Hasil Perairan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelauta, IPB.
Sulistiawan R S N. 2007. Potensi kijing
(pilsbryoconcha exilis, Lea) sebagai Biofilter
Perairan di Waduk Cirata, Kabupaten Cianjur.
Jawa Barat.

You might also like