You are on page 1of 14

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Dasar Teori 1.1.

1 Modalitas Rasa di Rongga Mulut Indera pengecap adalah organ penting pada manusia yang membuat manusia memilih makana sesuai dengan keinginannya dan kebutuhan jaringan, selain itu dapat juga berfungsi untuk menghindari tubuh dari substansi beracun. Beberapa faktor dapat mempengaruhi rasa, antara lain : 1. Sistem indra seperti penglihatan, pembau, dan pendengar 2. Makanan : tekstur makanan, suhu, kandungan bahan-bahan, kandungan air dan udara dalam makanan. Pengecapan merupakan fungsi utama dari taste bud di dalam rongga mulut. Resptor perasa/taste buds ditemukan pada papilla lidah (papilla circumvalata, fgiformis, foliate, viliformis). Taste bud adalah struktur kecil yang terdapat di permukaan lidah, palatum, epiglottis, laring dan faring. Di sekitar dari sel perasa terdapat empat rangsang ras primer , bila sustansi rasa berada dalam konssentrasi rendah, tetapi pada konsentrasi tinggi sebagian besar taste bud dpat dirangsang oleh dua, tiga atau empat rangsang kecap primer dan juga oleh beberapa rangsang kecap lain (non-primer). Sel-sel pengecap terus menerus digantikan melalui pembelahan mitosis dari sel-sel epitel disekitarnya. Ketahanan (umur) setiap sel pengecap ini sekitar 10 hari. Hingga saat ini terdapat lima macam rasa yang dapat dikenal yaitu : 1. Asin, terletak di ujung lidah; Rasa asin dibentuk oleh garam-garam yang terionisasi. Kualitas rasanya berbeda-beda antara garam yang satu dengan yang lain karena garam juga membentuk sensasi rasa yang lain selain rasa asin. 2. Manis, terletak di ujung lidah;

Rasa manis tidak dibentuk atas satu golongan kelas substansi kimia saja. Beberapa tipe substansi kimia yang menyebabkan rasa ini mencakup gula, glikol, alcohol, aldehid, keton,amida, ester, asam amino, beberapa protein kecil, asam sulfonat, asam halogenasi dan garam-garam dari timah dan berilium. Perubahan yang sangat kecil pada radikal sederhana, seringkali dapat mengubah substansi manis menjadi pahit. 3. Asam, terletak dua pertiga bagian samping lidah; Rasa asam disebabkan oleh asam. Intensitas dari sensasi rasa ini hampir sebanding dengan logaritma dari konsentrasi ion hydrogen, makin asam suatu asam makin kuat sensasi yang terbentuk. 4. Pahit, terletak pada bagian posterior lidah dan palatum mole. Rasa pahit dibenuk hanya oleh satu tipe substansi kimia, tetapi substansi rasa pahit hamper seluruhnya dibentuk oleh substansi organik. Dua golongan substansi tertentu yang cenderung menimbulkan rasa pahit adalah (a) substansi rasa organic rantai panjang yang mengandung nitrogen dan (b) alkaloid, seperti kina, kafein, striknin, dan nikotin.

5. Umami, terletak pada ujung lidah; Rasa umami adalah rasa yang diperoleh karena rangsangan pada resptor metabotropic glutamate receptor (mGluR4) yang sensitif erhadap monosodium glutamate (MSG). Monosodium glutamate umunya ditambahkan pada makanan untuk menguatkan rasa. Berdasarkan penelitian bersifat psikofisiologik dan neurofisiologik, saat ini telah mengenali setidaknya 13 macam restor kimia yang munglin terdapat pada sel-sel pengecap, yaitu sebagai berikut : 2 reseptor natrium, 2 reseptor kalium, 1 reseptor klorida, 1 reseptor adenosine, 1 reseptor ionosin, 2 reseptor manis, 2 reseptor pahit, 1 reseptor glutamate dan 1 reseptor hidrogen.

1.1.2 Sensasi di Rongga Mulut Sel reseptor pengecapan adalah kemoreseptor yang berespon terhadap bahan-bahan yang larut dalam cairan mulut yang membasahi resptorreseptor tersebut. Reseptor pengecap (sekunder) dikumpulkan bersama pada taste bud, terutama pada lidah dan palatum. Bahanbahan ini bekerja pada mikrovili yang ada di pori-pori pengecap untuk mencetuskan potensial generator di sel reseptor yang menimbulkan potensial aksi di neuron sensorik.

Serat-serat sensorik dari papil-papil pengecap di dua pertiga anterior lidah berjalan dengan cabang korda timpani, nervus fasialis, dan seratserat saraf dari sepertiga posterior idah mencapai batang otak melalui saraf glossofaringeus. Nukleus traktus solitarius untuk dapat menyatu ke dalam medula oblongata harus bergabung dengan kedua sarafnya. Disana mereka bersinap dengan neuron-neuron ordo kedua yang aksonya melintasi garis tengah dan bertemu dengan lemnikus medialis, berakhir di nucleus-nukleus pemancar sensorik spesifik pada thalamus bersama serat untuk sensasi sentuh nyeri dan suhu. Impuls

dipancarkan dari sini ke daerah proyeksi pengecapan di korteks serebrum di kaki girus pasca sentralis. Pengecapan tidak memiliki daerah proyeksi yang terpisah tetapi digambarkan di bagian girus pasca sentalis yang melayani sensai kulit dan wajah.

Impuls pengecapan melintasi saraf otak ketujuh, kesembilan, dan kesepuluh menuju otak, tempat mereka berakhir di dalam traktus soliterius. Isyarat mula-mula ke talamus dan kemudian ke area operculum-insulaparietal korteks serebri. Area ini terletak pada pinggir lateral girus potsentralis dalam fisura Sylvii yang erat berhubungan dengan atau bertindihan dengan lidah area somatik.

Terdapat banyak variasi dalam distribusi keempat papil pengecap dasar pada berbagai spesies dan dalam suatu spesies tertentu antar individu. Pengecapan memperlihatkan after-reaction dan fenomenan kontras yang serupa dalam beberapa hal dalam after-image dan

kontras penglihatan. Sebagian adalah tipuan kimia, tetapi sebagian lain mungkin benar-benar merupakan fenomena sentral.

BAB II HASIL PENGAMATAN 2.1 Tabel Hasil Pengamatan 2.1.1 Pengenalan Bentuk Berbagai Benda di Rongga Mulut dan Area Wajah No. 1 2 3 Bentuk kotak elips segitiga Ukuran (0,5 cm) (0,5 cm) (1 cm) Waktu 17.60 detik 9.26 detik 11.00 detik

2.1.2 Two Point Discrimination di Rongga Mulut dan Area Wajah Bagian Lidah depan Lidah kiri dan kanan Lidah dorsal Posterior lidah Palatum Mukosa pipi Gusi Bibir atas Bibir bawah Leher Dahi Hidung Cuping telinga Pipi kanan kiri Dagu 1mm 2mm 3mm 4 mm

2.1.3 Pengenalan Suhu di Rongga Mulut dan Area Wajah Letak Ujung lidah depan Samping Dorsal Posterior Palatum Mukosa pipi Gusi Bibir atas Bibir bawah Leher Dahi Hidung Cuping telinga Pipi Dagu Dingin + + + +++ + + + ++ + + + ++ Panas ++ + ++ + + + + + + + + + +

Ket : + ++ = sedikit = terasa sedang

+ + + = terasa

2.1.4 Persepsi Rasa pada Beberapa Bagian Lidah

Letak 1 2 3

Garam +++ + +

Gula +++ ++ ++

Umami +++ ++ ++

Cuka +++ +++ +++

Kina +++ ++ ++

4 5 6 7 8

+++ + + + +

++ + + + +

+++ + + + +

+ + + + +

+++ + + + +

Ket : + = sedikit

+ + = sedang + + + = sangat 1 = Ujung lidah 2 = Tepi kanan lidah 3 = Tepi kiri lidah 4 = Posterior lidah 5 = anterior kanan lidah 6 = anterior kiri lidah 7 = posterior kanan lidah 8 = posterior kiri lidah

2.1.5 Rasa Nyeri pada Jaringan Rongga Mulut dan Area Wajah 1. Rangsang Tekanan

Daerah tekan

Kedalaman tekanan hingga merasakan nyeri (mm)

Dorsal Lidah (bagian 5) Mukosa pipi kiri dan kanan Gusi anterior Pipi kanan Bibir atas

2 3 1 4 3

Dahi dan Leher

2. Rangsang Panas Letak lidah pada daerah 1 2 3 4 5 6 7 8 Waktu (detik) 60 70 (7 s) (7 s) (5 s) (3 s) (3 s) (2 s) (3 s) 80 (5 s) (3 s) (4 s) (1 s) (2 s) (3 s) (1 s) (2 s) 90 (3 s) (2 s) (2 s) (1 s) (1 s) (2 s) (1 s) (1 s)

1. Rangsang Dingin Letak lidah pada daerah 1 2 3 4 5 6 7 8 Waktu (detik) 0 4 18


6

5 3 5 2 1 3 5 2 6

10 6 8 3 1 5 3 5 2

20 1 14 3 3 14 2 2 3

2 6 4 4 11

1.3.6 Pemeriksaan Vitalitas Gigi A. Tes Vitalitas Gigi Dengan Suhu Dingin

Gigi Rasa

I1 Ngilu secara langsung ketika dioles

M1 Terasa dingin

B. Tes Vitalitas Gigi Dengan Suhu Panas Gigi I M RASA I M I M Suhu Panas Panas Tidak terasa Terasa hangat Tidak terasa Agak hangat Tidak terasa Suhu Dingin Agak dingin Tidak terasa Agak dingin Tidak terasa Agak dingin Agak dingin Gutap Perca Panas Hangat Panas Hangat Panas Hangat

C. Tes Vitalitas Gigi Dengan Tekanan

Percobaan I II III

Respon Insisive normal normal Sedikit ngilu Molar normal normal normal

D. Tes Perkusi Gigi dan Palpasi Percobaan I II III Respon normal normal normal

2.2 Pertanyaan dan Jawaban

1. Bagian mulut dan wajah yang mana yang lebih sensitive terhadap pengelanan bentuk benda ? 2. Bagian mulut dan wajah yang mana yang lebih sensitive mengenal jarak antar dua titik ? Jelaskan mengapa ? 3. Bagian lidah mana yang lebih sensitive terhadap suhu ? Jelaskan mengapa ? 4. Bagian lidah mana yang lebih sensitive terhadap nyeri ? Jelaskan mengapa ? 5. Apakah percobaan anda sesuai dengan teori yang anda peroleh ? 6. Bagian lidah mana yang lebih sensitive terhadap rasa manis, asin, pahit, asam dan umami ? 7. Mengapa perlu dilakukan test vitalitas gigi ? 8. Untuk apa test perkusi dan palpasi dilakukan ?

Jawaban 1. Bagian yang digunakan untuk mengidentifikasi bentuk benda hanya pada daerah lidah, dan didapatkan hasil paling lama dalam mengetahui bentuk dari benda kotak yaitu selama 17,6 detik, dan yang paling cepat yaitu mengidentifikasi bentuk elips selama 9 detik. 2. Beberapa bagian yang mempunyai sensitifitas paling tinggi antara lain, lidah bagian depan, mukosa pipi, bibir atas, leher, dahi, hidung, pipi kiri kanan dan juga dagu. Hal ini dapat diakibatkan karena syaraf pada daerah tersebut mempunyai kepekaan yang berbeda dengan daerah lain dalam menangkap rangsangan mekanik. Seperti halnya daerah yang mempunyai sensitivitas rendah seperti pada bagian cuping telinga, selain itu juga ada daerah yang sangat tifak sensitif terhadap rangsang mekanik yaitu lidah kiri kanan, lidah posterior, bibir bawah, dorsal, palatum dan juga gusi. 3. Bagian yang paling sensitive terhadap suhu yaitu lidah bagian posterior. Sedangkan pada daerah yang lain hanya merasakan sedikit hangat. Mungkin ini dikarenakan karena saat pengambilan air pada alat pemanas

belum sampai pada suhu yang ditentukan, jadi rata-rata seluruh daerah pada wajah hanya merasa sedikit hangat. 4. Daerah yang paling sensitif terhadap rasa nyeri adalah gusi anterior, dan daerah yang paling tidak sensitif tehadap nyeri adalah pipi kanan. Gusi menjadi daerah yang sensitif terhadap nyeri dikarenakan gusi merupakan suatu lapisan epitel yang tipis dan juga langsung melekat pada permukaan tulang alveolar, sehingga dalam perlekatannya juga pasti langsung berhubungan dengan syaraf yang ada pada sekitar daerah tersebut, oleh karena itu yang paling sensitif adalah gusi anterior. 5. Iya sesuai. 6. Bagian lidah yang sensitif terhadap rasa manis yaitu pada daerah ke -1, daerah ke-1 merupakan daerah ujung lidah, daerah yang sensitif terhadap rasa asin yaitu pada daerah ke-1 dan ke-4, daerah ke-4 merupakan bagian posterior, daerah yang sensitif terhadap rasa pahit yaitu daerah ke-1 dan ke-4, sehingga pahit dapat dirasakan pada daerah ujung dan posterior dari lidah, daerah yang sensitif terhadap rasa asam yaitu pada daerah ke-1,ke2,dan ke-3 , daerah tersebut terletak di depan dan samping kanan-kiri lidah, dan daerah yang terakhir merupakan daerah yang peka terhadap rasa umami yaitu pada daerah ke-1 dan ke-4, sehingga rasa umami dapat dirasakan pada daerah lidah yang berada pada ujung dan posteriornya. 7. Tes vitalitas gigi ada berbagai macam, dan tujuannya juga tergantung dari bentuk tes yang diberikan pada pasien tersebut, dan tujuan umumnya yaitu untuk mengetahui dari vitalitas dari gigi tersebut,adapun tes vitalitas sebagai berikut: Tes Palpasi Cara : Menggunakan ujung jari dengan sentuhan atau tekanan yang ringan untuk mengetahui konsistensi jaringan dibawah ujung jari. Fungsi : mengecek ada atau tidaknya oedema / pembengkakan atau fluktuasi / pergerakan jaringan, mengecek ada atau tidaknya kelainan periapikal dan mengetahui ada atau tidaknya limfadenopati

Tes Perkusi Cara : Menggunakan ujung tangkai kaca mulut atau sonde dengan mengetukkan ke mahkota. Fungsi : mengetahui ada atau tidaknya periodontitis dan inflamasi periapikal, biasanya pasien akan merasakan sakit atau tidak atau sensasi ngilu. Bila positif sakit, maka memang adanya kelainan pada jaringan di sekitarnya.

Tes Sondasi Cara : Menggunakan ujung sonde yang tajam dengan menggoreskan didasar kavitas Fungsi : tes vitalitas gigi, cek kedalaman karies, cek ada atau tidaknya perforasi pulpa bila ada biasanya pasien akan kesakitan.

Dengan minimal 3 jenis tes ini, akan dapat diketahui sejauh mana vitalitas gigi bisa ditentukan. Pada dasarnya masih banyak tes yang harus dilakukan untuk dapat menentukan diagnosa yang lebih tepat. 8. Tes perkusi dilakukan untuk dapat mengetahui ada atau tidaknya periodontitis dan inflamasi periapikal, biasanya pasien akan merasakan sakit atau tidak atau sensasi ngilu. Bila positif sakit, maka memang adanya kelainan pada jaringan di sekitarnya. Tes palpasi dilakukan untuk mengecek ada atau tidaknya oedema / pembengkakan atau fluktuasi / pergerakan jaringan, mengecek ada atau tidaknya kelainan periapikal dan mengetahui ada atau tidaknya limfadenopati.

BAB III PEMBAHASAN

BAB IV KESIMPULAN

Pada serangkaian percobaan yang telah kelompok kami laksanakan, terdapat beberapa kesimpulan terkait beberapa percobaan tersebut. Pada awal percobaan kita meneliti tentang seberapa cepat respon otak untuk dapat mengidentifikasi bentuk benda apabila hanya dengan menggunakan lidah, dan didapatkan hasil bahwa lidah dapat mengidentifikasi bentuk kotak memerlukan waktu 17 detik untuk dapat mendeskripsikan bentuk dan juga ukurannya tersebut, namun berbeda dengan pendeskripsian pada bentuk elips, yaitu lidah mampu dengan cepat mengenali bentuk tersebut hanya selama rentan wantu 9 detik untuk dapat mengetahui panjang dari benda tersebut, diameter benda, dan juga diameter ujung benda. Selain itu didapatkan kesimpulan bahwa daerah yang paling sensitif untuk dapat merasakan rangsangan berupa tekanan yaitu pada darah depan, muka pipi, bibir atas, leher, dahi, hidung , pipi kanan dan kiri dan juga dagu, hal ini dikarenakan daerah tersebut mempunyai kesensitifitasan saraf yang lebih dibandingkan daerah yang lain. Pada percobaan lain kita dapat mengetahui daerah yang sangat peka terhadap rangsangan suhu yaitu terletak pada daerah lidah posterior, daerah ini merespon suhu lebih panas daripada daerah yang lain. Percoaab untuk mengatahui daerah nyeri yang paling dirasakan pada daerah gusi anterior, kami menyimpulkan hal in dikarenakan pada daerah gusi anterior ini merupakan suatu daerah epitel tipis yang kemudian langsung berlekatan dengan tulang elveolar, oleh karena itu rangsang nyeri akan terasa lebih jika diberikan pada daerah tersebut.Dan juga percobaan-percobaan lain seperti tes vitalitas yang kita simpulkan yaitu tes yang dugunakan untuk dapat mengetahui seberapa vitalitas dari gigi tersebut, tes vitalitas ini menggunakan 2 metode cara yaitu dengan menggunakan perkusi dan juga palpasi, sehingga apabila telah diketahui respon apa yang didapat setelah dilakukan tes perkusi dan tes palpasi akan dapat kita lakukan prosedir diagnosis apabila nantinya kita telah menjadi seorang dokter gigi.

You might also like