You are on page 1of 17

ANATOMI GIGI

KETERANGAN GAMBAR Mahkota bagian yang terlihat dari gigi. Enamel - permukaan gigi paling terluar, keras, mengkilat dan berwarna putih. Dentin keras tapi berpori, berwarna putih tulang dan lebih keras dari tulang. Pulpa pusat jaringan lunak dari gigi yang berisi jaringan saraf dan pembuluh darah. Akar - bagian dari gigi yang tertanam ke tulang, jumlahnya berkisar satu sampai empat. Saraf mengirimkan sinyal (menyampaikan pesan seperti panas, dingin, atau sakit) ke dan dari otak. Sementum lapisan yang keras, kekuningan, yang berfungsi membantu memegang gigi dalam soket. Periodontal membran / ligamentum jaringan antara gigi dan soket gigi, yang memegang gigi pada tempatnya. Serat dari membran periodontal tertanam dalam sementum.
2

Gusi jaringan lunak yang mengelilingi dasar gigi.

PERKEMBANGAN GIGI

Perkembangan gigi manusia dimulai sejak fetus. Nutrisi yang baik dan sehat saat masa kehamilan sangat penting bagi perkembangan gigi.

Ibu hamil juga harus berhati-hati bahkan menghindari beberapa hal yang berpengaruh negatif pada perkembangan gigi fetus misalnya obat tetrasiklin . Ada 4 tahap perkembangan gigi yang perlu diketahui: 1. Tahap pertama perkembangan gigi yaitu dimulai sejak fetus berumur 6 minggu. Saat inilah akan terbentuk substansi dasar struktur gigi 2. Kemudian, jaringan keras yang mengelilingi gigi akan terbentuk saat masa kehamilan sekitar umur 3-4 bulan 3. Setelah bayi lahir, tahap selanjutnya akan terjadi saat gigi dalam bentuk sebenarnya akan muncul pada gusi. 4. Akhirnya gigi susu / decidui akan hilang dan digantikan oleh gigi permanen. Gigi bayi/gigi susu sangat bervariasi kemunculannya (erupsi) bagi masingmasing anak, umumnya dalam rentang waktu 4 bulan- 12 bulan.

Gigi rahang atas dengan jenis yang gigi yang sama biasanya akan erupsi satu atau dua bulan setelah erupsi gigi rahang bawah. Jumlah semua gigi susu adalah 20 buah. Biasanya setelah erupsi gigi yang pertama, akan diikuti erupsi gigi-gigi yang lain pada tiap bulannya. Keadaan normal jika gigi gigi susu tersebut tampak renggang (tidak rapat antara gigi satu dengan yang lain). Gigi yang sehat adalah gigi yang rapi, bersih, bercahaya, dan didukung oleh gusi yang kencang dan berwarna merah muda. Pada kondisi normal, dari gigi dan mulut yang sehat ini tidak tercium bau tak sedap.

MASALAH-MASALAH PADA GIGI DAN MULUT


1. Bau mulut Bau mulut dapat disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. A. Faktor internal penyakit sistemik spt :DM, kelainan pada saluran pencernaan atau pernapasan, dan penyakit-penyakit pada kerongkongan. B. Faktor eksternal pengaruh minuman kopi, alkohol, makanan berbumbu bawang putih atau bawang merah, faktor pembersihan gigi yang tidak optimal, dan kebiasaan merokok, kurang minum .

2. Gigi berlubang

Mulut merupakan suatu tempat yang amat ideal bagi perkembangan bakteri. Bila tidak dibersihkan dengan sempurna, sisa makanan yang terselip bersama bakteri akan tetap melekat pada gigi kita dan akan bertambah

banyak dan membentuk koloni yang

disebut plak

Plak merupakan tempat pertumbuhan ideal bagi bakteri yang dapat memproduksi asam. & menimbulkan gigi berlubang. Gigi berlubang yang didiamkan dan tidak dirawat akan menjadi sumber (focal) infeksi dan dapat mempengaruhi kondisi organ lainnya kerusakan dan kegagalan ginjal hingga jantung. Bakteri dari gigi berlubang dapat terus menembus jaringan lebih dalam yang disebut pulpa gigi yang terdiri dari jaringan saraf, pembuluh darah dan limfe.

Selain aliran darah, penyebaran bakteri atau nanah ini dapat juga melalui saluran limfe, hubungan langsung dengan saluran pernapasan dan saluran pencernaan. Penyebaran bakteri ke daerah lain juga dapat menimbulkan penyakit seperti, misalnya, pada mata, hidung, jantung, persendian, sakit, penyakit pada saluran pencernaan. Keadaan ini disebut sebagai infeksi fokal.

3.

Radang Gusi

Kuman-kuman pada plak menghasilkan racun yang merangsang gusi sehingga terjadi radang gusi, dan gusi menjadi mudah berdarah.
10

Mempengaruhi tulang pendukung dan ligamen (jaringan pengikat) sekitarnya dan menyebabkan tanggalnya gigi. 4. Gigi Sensitif Dentine hypersensitive akibat menipisnya enamel, penurunan gusi dan terbukanya dentin, sebuah lapisan di bawah enamel Pencegahan Gigi Sensitif mengurangi tekanan berlebih saat menggosok gigi memakai sikat gigi dengan jenis bulu sikat yang tidak keras Menggosok gigi dengan cara yang benar. Menggunakan pasta gigi yang khusus untuk gigi sensitive usahakan jangan minum/makan panas dan dingin dalam waktu bersamaan. 5. Sariawan / Aptea

11

Sariawan Stomatitis Aftosa Rekuren.

Gejalanya rasa terbakar satu sampai dua hari yang kemudian bisa timbul luka (ulser) di rongga mulut. Sering menyerang siapa saja. Tidak mengenal umur maupun jenis kelamin. Cara mengatasinya Sariawan Menjaga kebersihan rongga mulut

12

Nutrisi yang cukup, terutama yang mengandung vitamin B12 dan zat besi. Menghindari stress. Kumur-kumur air garam hangat dan pergi ke dokter gigi untuk meminta obat yang tepat untuk sariawannya. 6. Karang gigi / karies disebabkan oleh beberapa faktor diantarannya, adanya mikroorganisme streptocacus, cairan saliva dan air liur, sisa-sisa makanan yang terselip pada gigi dan gusi terutama makanan yang mengandung karbohiodrat dan makanan yang lengket seperti coklat dan biskuit. Permukaan dan bentuk gigi yang tidak teratur dapat mengakibatkan sisa-sisa makanan terselip dan bertahan sehingga produksi asam oleh bakteri berlangsung cepat dan mengakibatkan terjadinya pembusukan gigi yang memicu timbulnya karies gigi. Gejala timbulnya karies gigi ditandai dengan permukaan yang kasar dan
13

terdapat noda-noda putih atau kecoklatan pada permukaan gigi. Pada kondisi yang parah, gigi menjadi berlubang dan timbul spontan tetapi berjalan melalui proses yang panjang. Penyakit karies gigi banyak dialami oleh masyarakat saat ini.

PERAWATAN GIGI & RONGGA MULUT

14

Mulut sebenarnya sudah mempunyai sistem pembersihan sendiri yaitu air ludah. 1. Pilih sikat gigi yang bulunya tidak terlalu keras karena akan dapat melukai gusi. 2. Gunakan benang gigi untuk menghilangkan sisa-sisa makanan yang ada di celah-celah gigi paling sedikit dua kali dalam sehari, terutama sehabis makan. 3. Bila kita dalam situasi sangat terburu-buru dan tidak ada waktu yang cukup untuk melakukan hal di atas, bau mulut dapat dihilangkan secara sementara dengan penggunaan obat kumur, makan jeruk, apel, atau seledri. 4. Bersihkan karang gigi ke dokter gigi setiap enam bulan sekali dan periksakan secara teratur satu tahun sekali untuk kontrol gigi (dental check-up). 5. Selain itu, berhenti merokok, mengurangi konsumsi gula, kopi dan alkohol, makanan berbumbu dan makanan berbau (seperti pete atau
15

6.

jengkol), serta minum banyak air putih akan membantu merawat gigi. Mengunyah permen karet (gum) yang bahan pemanisnya xilitol. Xylitol merupakan bahan yang bermanfaat untuk menekan jumlah bakteri Mutans S- salah satu kuman penyebab karies gigi-, menghambat pertumbuhan plak, menekan keasaman plak, dan mempercepat proses pembentukan kembali mineral gigi (remineralisasi). Selain itu, xylitol mampu menstimulasi produksi air liur sehingga baik dikonsumsi oleh orang yang mulutnya cenderung kering. Apalagi, bahan yang satu ini merupakan sejenis pemanis alami. Xylitol terdapat dalam serat beberapa jenis buah dan sayuran seperti plum, raspberi, stroberi, kembang kol, dan bayam.

7.

Gunakan obat kumur antiseptic untuk membunuh bakteri yang merugikan

16

8. Hindari bleaching ( pemutihan gigi ) secara rutin 9. Batasilah asupan sejumlah minuman ringan yang mengandung soda, minuman energi atau minuman olahraga Gula di dalam minuman ringan bersoda dapat menjadi nutrisi untuk pertumbuhan bakteri di mulut, sebagaimana pada snack. Kalaupun komposisi minumannya tanpa gula, adanya asam sitrat dan fosfat hingga pH 2 ( sangat asam), dapat menggerus akar dan email gigi.

17

You might also like