You are on page 1of 11

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( K3 )

PENDAHULUAN Dalam kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang beresiko terjadinya kecelakaan kerja maka perlu adanya Rencana Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk menerapkan Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PK3). Oleh karena itu dalam penawaran ini kami mencoba membuat Pra-Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak (PRA-RK3K) yang selanjutnya menjadi acuan kami didalam melaksanakan Pekerjaan Rehabilitasi Saluran II Sanen Rejo,Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember. Di dalam pembuatan Pra-Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak (PRA-RK3K) ini, kami menyadari ada hal - hal yang masih kurang. Oleh karena itu kami mengharapkan masukan-masukan yang sifatnya membangun untuk menjadi pedoman dalam mensukseskan pelaksanaan pekerjaan ini. Demikian sebagai pendahuluan kami dan apabila ada kekurangan-kekurangan dalam penyusunan Pra-Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak (PRA-RK3K) ini, kami mohon saran demi perbaikkan pada pekerjaan yang akan datang.

Jember, 19 Maret 2013 CV. GENERASI WIJAYA

SISWONO, S.Ip Direktur

BAB I GAMBARAN UMUM K3 DI PROYEK 1.1 PENDAHULUAN Semakin berkembangnya pertumbuhan ekonomi Indonesia, mengharuskan Pemerintah menambah atau membuat infrastruktur sebagai penunjang peningkatan roda perekonomian dunia usaha, hal ini juga mengharuskan pelaku usaha bidang jasa konstruksi untuk lebih profesional dalam melaksanakan pekerjaan yang diberikan oleh pemilik pekerjaan baik teknis pelaksanaan maupun resiko-resiko yang timbul pada saat pelaksanaan pekerjaan, salah satu hal dimana pihak pemberi jasa harus profesional adalah penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja, agar keselamatan dan kecelakaan dapat diminimalisir sekecil mungkin. Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau K3 merupakan upaya perlindungan bagi pekerja, yang memuat ketentuan-ketentuan pokok mengenai penerapan dan pelaksanaan K3 di tempat kerja, dalam rangka menciptakan tempat kerja yang aman, tenaga kerja selamat dan sehat serta meningkatkan produktivitas kerja secara berkesinambungan. Kegagalan dalam mengendalikan keselamatan dan kesehatan di tempat kerja adalah suatu proses yang dapat menimbulkan kecelakaan, dimana akibat yang ditimbulkan tidak hanya berdampak negatif terhadap tenaga kerja, akan tetapi dapat juga mempengaruhi penilaian masyarakat atau pengguna jasa perusahaan tersebut. Oleh sebab itu penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu cara untuk menjamin kelangsungan pekerjaan secara berkesinambungan melalui upaya pencegahan kecelakaan. 1.2. DASAR HUKUM Dasar hukum dalam penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada sektor konstruksi adalah : 1. Undang-undang nomor 1 tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja. 2. Undang-undang nomor 18 tahun 1999, tentang Jasa Konstruksi. 3. Undang-undang nomor 22 tahun 1999, tentang Pemerintah Daerah. 4. Peraturan Menteri tenaga Kerja RI nomor Per.01/MEN/1980, tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Konstruksi Bangunan. 5. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Mentri Pekerjaan Umum nomor Kep.174/MEN/1986, nomor 104/KPTS/1986, tentang Keselamatan Kerja Pada Tempat Kegiatan Konstruksi. 6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI nomor Per.05/MEN/1966, tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. 7. Peraturan Pemerintah RI nomor 29 tahun 2000, tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi (Ps.30) 8. Standart K3 Internasional : a. Konvensi ILO no 167 tahun 1988, tentang Safety and Health in Construction. b. Rekomendasi ILO no 175 tahun 1986, tentang Safety and Health in Contruction. c. ILO/OSH June 2001, tentang Guidelines on Occupational Safety and Health Management Syatems (OSHMS).

1.3 PENERAPAN K3 PADA PROYEK KONSTRUKSI Penerapan K3 merupakan suatu gerakan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang dapat menanggulangi kecelakaan di lapangan. Untuk diperlukan hal-hal sebagai berikut : 1. KERJASAMA DENGAN INSTANSI TERKAIT Kerjasama dengan instansi terkait sangat penting seperti dengan : a. Depnaker b. Polisi c. Rumah sakit Hubungan awal yang dimulai dengan pendaftaran proyek ke Depnaker dan juga memberitahukan kepada Instansi Pemerintah/Muspida setempat. Untuk proyek tertentu (tempat yang terpencil atau rawan kecelakaan dan penyakit kerja) perlu menjalin kerjasama dengan Rumah Sakit. 2. PENGAWASAN PELAKSANAAN K3 2.1. Pengawasan pelaksanaan K3 meliputi kegiatan-kegiatan antara lain : a. Safety Patrol b. Safety Supervisor c. Safety Meeting a. Safety Patrol Suatu team yang terdiri dari 2 atau 3 orang yang melaksanakan patroli 1 atau 2 jam (tergantung lingkup proyek). Dalam kegiatan patroli K3 ini setiap anggota mencatat halhal yang tidak sesuai dengan ketentuan K3. b. Safety Supervisor Petugas yang ditunjuk oleh Manager Proyek yang secara terus-menerus mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan dilihat dari segi K3. safety Supervisor berwenang menegur dan memberikan langsung instruksi langsung terhadap Superintendent bila ada pelaksaan yang mengandung bahaya terhadap keselamatan kerja. c. Safety Meeting Meeting Proyek membahas hasil/laporan Safety Supervisor. Yang paling utama dalam Safety Meeting tersebut adalah : 1. Perbaikan atas pelaksanaan kerja yang tidak sesuai dengan ketentuan K3. 2. Perbaikan sistem kerja untuk mencegah penyimpangan tidak terulang kembali. 2.2. Perlengkapan dan Peralatan Penunjang Program K3 a. Promosi Program K3 terdiri dari : 1. Pemasangan bendera K3, bendera merah putih, bendera perusahaan. 2. Pemasangan signboard K3 Signboard bisa berupa : Slogan-slogan yang mengingatkan akan perlunya bekerja dengan selamat. Contoh slogan-slogan K3 : Utamakan Keselamatan dan Kesehatan kerja Kecerobohan dan kelalaian sebab utama kecelakaan kerja.

b. Sarana / Alat K3 terdiri dari : 1. Alat yang melekat pada orang, yaitu : - Topi helm. - Sepatu lapangan. - Sabuk pengaman (untuk pekerja di tempat yang tinggi). - Sarung tangan. - Masker pengaman debu. - Kaca mata las. - Obat-obatan untuk P3K. 2. Sarana / Alat pengaman Lingkungan : - Pagar proyek. - Tali warna kuning sebagai tanda pembatas. - Penangkal petir sementara. - Plat form. - Jaringan Pengaman. 3. Rambu-rambu Peringatan Rambu-rambu peringatan antara lain : - Peringatan bahaya dari atas. - Peringatan bahaya benturan kepala. - Peringatan bahaya longsoran. - Peringatan bahaya kebakaran. - Peringatan tersengat listrik. - Petunjuk ketinggian penumpukan material. - Larangan memasuki area tertentu. - Peringatan untuk memakai alat pengaman kerja. 4. Kebersihan Areal Kerja Kebersihan dan kerapihan tempat kerja merupakan syarat K3 yang terdiri dari : - Penyediaan air bersih yang cukup. Tersedianya tempat mencuci dan kakus (MCK) yang cukup dan bersih. Penyediaan mushalla yang bersih dan terawat. Penydiaan bak sampah secara teratur.

- Kerapihan penempatan alat-alat kerja. 5. Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan dapat dilayani oleh Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat untuk memberikan pertolongan medis bila terjadi gangguan kesehatan. 6. Audit Internal K3 Agar semangat K3 dapat selalu terpelihara, sehingga sasaran akhir dapat dicapai, maka dalam suatu pelaksaan K3 diperlukan Audit K3.

BAB. II PENERAPAN K3

2.1. LATAR BELAKANG Seiring dengan semakin majunya pembangunan saat ini dan semakin meningkatnya penggunaan alat/mesin modern serta bahan bahan berbahaya dalam setiap proses pembangunan tersebut. Maka Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang merupakan salah satu bagian dari perlindungan tenaga kerja perlu dikembangkan dan ditingkatkan. Rencana Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ini nantinya digunakan oleh proyek dan kontraktor sebagai acuan untuk melindungi setiap tenaga kerja atau orang yang berada di tempat kerja agar setiap pekerjaan dapat dijalankan secara benar sebagaimana ketentuannya. 2.2. RUANG LINGKUP Rencana Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ini merupakan pedoman perlindungan bagi tenaga kerja untuk melaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi Saluran II Sanen Rejo,Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember. Pedoman ini diterapkan dalam proses pelaksanaan pekerjaan untuk memantau dan menilai sejauh mana pekerja mendapat perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja. 2.3. MAKSUD DAN TUJUAN Rencana Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ini dimaksudkan untuk memberikan rasa aman dan nyaman serta melindungi tenaga kerja Tujuannya agar setiap tenaga kerja dan orang lainnya yang berada ditempat kerja mendapat perlindungan atas keselamatannya. Sehingga setiap pekerjaan dapat dilakukan secara aman dan lancar. 2.4. REFERENSI Referensi yang dapat dipakai sebagai dasar penyusunan Rencana Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ini antara lain diambil dari buku buku pedoman yang berlaku yaitu : 1. Syarat syarat umum/khusus pelelangan. 2. Utamakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. 3. Pembinaan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2 K3).

BAB. III RENCANA PROGRAM K3 3.1. Penjelasan Umum. Sesuai dengan kebijakan CV. Generasi Wijaya tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), maka dalam pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi Saluran II Sanen Rejo,Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember.perlu dilakukan tindakan Pencegahan Kecelakaan Kerja. Adapun faktor faktor berpengaruh yang dapat menimbulkan terjadinya kecelakaan kerja adalah sebagai berikut : a. Faktor Manusia atau dalam hal ini Pekerja. b. Faktor Kondisi dan Lingkungan Kerja. c. Faktor Peralatan dan Bahan Kerja. d. Takdir. Dengan memperhatikan faktorfaktor penyebab tersebut diatas maka perlu dibuat suatu Program Pencegahan Kecelakaan Kerja berupa Rencana Program K3 agar resiko terjadinya kecelakaan kerja dapat diminimalkan, dengan harapan agar halhal yang tidak diinginkan seperti kecelakaan kerja tidak terjadi. Rencana Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) harus memperhatikan hal hal sebagai berikut : a. Kondisi Lingkungan Kerja. b. Jenis Pekerjaan. c. Tenaga Kerja. d. Jenis Peralatan dan Material. 3.2. Lingkup Rencana Kerja K3. Lingkup Rencana Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ini adalah untuk proyek melaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi Saluran II Sanen Rejo,Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember. a. Melindungi Setiap Pekerjan dan Orang Lain yang Berada di Tempat Kerja. b. Menjamin Setiap Sumber Produksi dapat dipakai dan dipergunakan secara aman dan efisien. c. Menjamin Proses Produksi berjalan secara lancar dan aman. Secara umum dapat diartikan bahwa tujuan penerapan Rencana Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di proyek melaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi Saluran II Sanen Rejo,Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember. adalah agar tidak terjadi Kecelakaan Kerja (Zero Accident) yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. 3.3. Tahapan Aktifitas Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). a. Mempersiapkan Barak Kerja dan Gudang Penyimpanan Bahan. b. Mempersiapkan Tenaga dan Jumlah Tenaga yang akan digunakan. c. Mempersiapkan Kotak P3K. d. Mempersiapkan Kelengkapan K3 seperti Tabung Pemadam Kebakaran, Helm Proyek e. Sarung Tangan, Sepatu Proyek, Masker, dll. f. Memisahkan Bahan/Barang yang mudah terbakar dengan yang tidak mudah terbakar. g. Memeriksa Kesehatan setiap pekerjan baik sebelum maupun sesudah melaksanakan aktifitas kerja. h. Menempatkan pekerja sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang dimiliki. i. Membuat dan memasang Rambu Rambu Proyek.

3.4.

Struktur Organisasi Unit K3. Untuk menjalankan Rencana Program Keselamatan dan Kesehatam Kerja (K3) maka dibentuk unit K3 dengan struktur sebagai berikut :

KETUA SITE MANAGER/KEPALA PROYEK

ANGGOTA BAG. TEKNIK & ADM. BAG. PERSONALIA & KEUANGAN BAG. LOGISTIK & PERALATAN SATUAN PENGAMANAN PARA MANDOR

TENAGA AHLI PETUGAS/AHLI K3

3.5.

Perencanaan. Perencanaan disini maksudnya bahwa Rencana Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang ada disesuaikan dengan kondisi pekerjaan dan lingkungan yang ada. Perencanaan disini meliputi : a. HIRARC b. Legislasi c. Sasaran dan Program a. HIRARC (Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko dan Pengendalian Resiko). Tujuan HIRARC adalah untuk memastikan bahwa semua potensi bahaya teridentifikasi, dinilai resikonya dan dilakukan pengendaliannya agar tidak membahayakan bagi para pekerja dan orang lain sehingga proses produksi dapat berjalan dengan aman dan lancar.

HIRARC (Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko dan Pengendalian Resiko)

IDENTIFIKASI BAHAYA

PENILAIAN RESIKO

PENGENDALIAN RESIKO

MONITORING & REVIEW

Identifikasi Bahaya. Memperkirakan suatu aktifitas yang dilakukan terhadap sesuatu memiliki potensi bahaya yang dapat menyebabkan cedera, sakit atau kerusakan yang terkandung dalam suatu obyek atau aktifitas. Penilaian Resiko. Proses pembobotan yang dilakukan untuk mengklasifikasikan potensi bahaya kedalam kategori tinggi, menengah dan rendah dengan menggunakan parameter atau score (nilai angka). Pengendalian Resiko. Suatu upaya untuk meminimalkan atau menghilangkan celaka, sakit atau kerusakan dalam suatu proses kegiatan/pekerjaan. b. Legislasi. Legislasi dipergunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan Peraturan dan Perundang Undangan yang berkaitan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). c. Sasaran dan Program. Dalam melaksanakan Rencana Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dibuatkan sasaran dan program yang berkaitan dengan rangkaian aktifitas program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

ALUR PELAPORAN INFORMASI SUMBER BAHAYA


PENEMU SUMBER BAHAYA

Melaporkan Seketika

KEPALA GROUP KERJA a. b. c. d. Menyajikan Data Memeriksa Mengendalikan Mengkaji

CEK

YES NO
Melaporkan < 1 jam

CEK
YES

SAFETY SUPERVISOR a. Menganalisa b. Mencegah

Melaporkan < 4 jam

NO

SITE MANAGER

CEK

YES

ALUR PELAPORAN KECELAKAAN KERJA

PENEMU KECELAKAAN KERJA

PROJECT MANAGER

a. Perumusan Strategi

Laporan ditinjau kembali dan Dilakukan penyidikan

NO
Melaporkan < 2 X 24 jam

CEK

DINAS DEPNAKER

ASTEK

LOKASI/ TITIK KECELA KAAN

P2K3

KEPOLISIAN

CEK

Investigasi bersama ke lapangan

YES
Kecelakaan Murni, dapat diproses Lebih lanjut

Demikian Rencana Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ini kami buat sebagai dasar penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di proyek sehingga dapat menghindari terjadinya kecelakaan kerja.

Jember, 19 Maret 2013 CV. GENERASI WIJAYA

SISWONO, S.Ip Direktur

You might also like