You are on page 1of 9

Tugas

: Individu

Mata Kuliah : MeteorologidanKlimatologi

ANALISIS KLIMOGRAF UNTUK TANAMAN SEMANGKA

FEBRIANI SAFITRI 12/338018/PGE/0962 GEOGRAFI FISIK

JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2012

A. Tanaman Semangka Klasifikasi Ilmiah : Kerajaan: Plantae Divisi: Kelas: Ordo: Famili: Genus: Spesies: Magnoliophyta Magnoliopsida Cucurbitales Cucurbitaceae Citrullus Citrullus lanatus

Semangka (water melon) merupakan tanaman buah yang tumbuh merambat yang banyak digemari dan dikonsumsi oleh masyarakat luas. Tanaman semangka sangat popular dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat di Indonesia. Tanaman semangka berasal dari daerah kering tropis dan subtropics Afrika. Tanaman ini kemudian dikembangkan di berbagai Negara seperti Afrika Selatan, Cina, Jepang, dan Indonesia. Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu daerah budidaya semangka di Indonesia. Dalam budidaya semangka kita harus memperhatikan jarak tanam serta keadaan iklim dan curah hujan. Adapun syarat tumbuh tanaman semangka antara lain : 1. Iklim a. Secara teoritis curah hujan yang ideal untuk areal penanaman semangka adalah 40-50 mm/bulan. Penanaman yang baik pada Bulan April Mei (kemarau) b. Seluruh areal pertanaman semangka perlu sinar matahari sejak terbit sampai tenggelam. Kekurangan sinar matahari menyebabkan terjadinya kemunduran waktu panen. c. Tanaman semangka akan dapat tumbuh berkembang serta berbuah dengan optimal pada suhu 25 derajat C (siang hari). d. Suhu udara yang ideal bagi pertumbuhan tanaman semangka adalah suhu harian rata-rata yang berkisar 2030oC.

e. Kelembaban udara cenderung rendah bila sinar matahari menyinari areal penanaman, berarti udara kering yang miskin uap air. Kondisi demikian cocok untuk pertumbuhan tanaman semangka, sebab di daerah asalnya tanaman semangka hidup di lingkungan padang pasir yang berhawa kering. Sebaliknya, kelembaban yang terlalu tinggi akan mendorong tumbuhnya jamur perusak tanaman. 2. Media Tanam a. Kondisi tanah yang cocok untuk tanaman semangka adalah tanah yang cukup gembur, kaya bahan organik, bukan tanah asam dan tanah kebun/persawahan yang telah dikeringkan. b. Keasaman tanah (pH) yang diperlukan antara 6-6,7. Jika pH < 5,5 (tanah asam) maka diadakan pengapuran dengan dosis disesuaikan dengan tingkat keasaman tanah tersebut. c. Tanah yang cocok untuk tanaman semangka adalah tanah porous (sarang) sehingga mudah membuang kelebihan air, tetapi tanah yang terlalu mudah membuang air kurang baik untuk ditanami semangka. 3. Ketinggian Tempat Ketinggian tempat yang ideal untuk areal penanaman semangka adalah: 100300 m dpl. Kenyataannya semangka dapat ditanam di daerah dekat pantai yang mempunyai ketinggian < 100 m dpl dan di atas perbukitan dengan ketinggian > 300 m dpl. B. Daerah Asal Produksi Semangka di Sulawesi Selatan : Kabupaten Barru Kabupaten Barru terletak diantara koordinat 4o0,549 4o4735 Lintang Selatan dan 199o3500 119o4916 Bujur Timur dengan luas daerah sekitar 1174,72 km2. Adapun batas-batas Kabupaten Barru yaitu:

Sebelah Utara dengan Kota Pare-pare Sebelah Timur dengan Kabupaten Soppeng dan Kabupaten Bone Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Pangkep Sebelah Barat dengan Selat Makassar

Kabupaten Barru mempunyai ketinggian antara 0 1.700 meter diatas permukaan laut dengan bentuk permukaan sebagian besar daerah kemiringan, berbukit hingga bergunung-gunung dan sebagian lainnya merupakan daerah datar hingga landai. Jenis tanah di Kabupaten Barru sebagian besar berupa regosol (35,12%), sedangkan sisanya berupa tanah mediteran, litosol dan aluvial dengan ketinggian rata-rata 100 - 500 m di atas permukaan laut. Berdasarkan kemiringan lereng, wilayah Kabupaten Barru terbagi empat kriteria morfologis yaitu datar dengan kemiringan 0-2o seluas 26,64%, landai dengan kemiringan 2-15o seluas 7.043 ha atau 5,49%, miring dengan kemiringan 15-40o seluas 33.346 ha atau 28,31%, dan terjal dengan kemiringan >40o seluas 50.587 ha atau 43,06% yang tersebar pada semua kecamatan. Tipe Iklim dengan Metode Zone Agroklimatologi yang berdasarkan pada bulan basah (curah hujan lebih dari 200 mm/bulan) dan bulan kering (curah hujan kurang dari 100 mm/bulan) di Kabupaten Barru terdapat seluas 71,79 persen Wilayah (84.340 Ha ). Untuk lebih jelasnya, kondisi iklim kabupaten Barru dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Data Klimatologi Kabupaten Barru selama 10 tahun (1998-2007) Data Iklim Bulan T CH RH n/N u o ( C) (%) (%) (km/jam) (mm/bulan) Januari 25.5 86 37 5 361 Pebruari 23.8 88 45 5 245 Maret 23.4 86 44 4 230 April 23.4 84 48 3.8 166 Mei 23.3 82 81 3 74 Juni 22.7 83 77 1 84 Juli 21.7 80 76 3.8 36 Agustus 22.2 75 79 4 16 September 23.3 72 90 6 90 Oktober 24 78 67 1 199 Nopember 23.7 83 56 1 171 Desember 25.6 86 56 2 353
Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika Kabupaten Barru

Keterangan : T : Temperatur Udara RH : Kelembaban Udara n/N : Radiasi Matahari

CH u

: Curah Hujan : Kecepatan Angin

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa bulan kering di Kab. Barru terjadi pada Mei-September, dan bulan basah tejadi pada bulan Oktober-April. C. Daerah yang diintroduksikan yaitu Kota Malang, Jawa Timur Kota Malang terletak pada ketinggian antara 440 - 667 meter diatas permukaan air laut, berada ditengah-tengah wilayah Kabupaten Malang yang secara astronomis terletak 112,06 - 112,07 Bujur Timur dan 7,06 - 8,02 Lintang Selatan. Sebelah utara kota Malang berbatasan dengan Kecamatan Singosari dan Kec. Karangploso Kabupaten Malang, di sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Pakis dan Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang, di sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tajinan dan Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang, dan di sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Wagir dan Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Kota Malang juga dikelilingi gununggunung, diantaranya gunung Arjuno di sebelah Utara, gunung Sameru di sebelah Timur, Gunung Kawi dan Panderman di sebelah Barat, dan Gunung Kelud di sebelah selatan. Keadaan tanah di wilayah Kota Malang antara lain :

Bagian selatan termasuk dataran tinggi yang cukup luas,cocok untuk industri . Bagian utara termasuk dataran tinggi yang subur, cocok untuk pertanian Bagian timur merupakan dataran tinggi dengan keadaan kurang kurang subur Bagian barat merupakan dataran tinggi yang amat luas menjadi daerah pendidikan

Jenis tanah di wilayah Kota Malang ada 4 macam, antara lain :


Alluvial kelabu kehitaman dengan luas 6,930,267 Ha. Mediteran coklat dengan luas 1.225.160 Ha. Asosiasi latosol coklat kemerahan grey coklat dengan luas 1.942.160 Ha. Asosiasi andosol coklat dan grey humus dengan luas 1.765,160 Ha

Struktur tanah pada umumnya relatif baik, akan tetapi yang perlu mendapatkan perhatian adalah penggunaan jenis tanah andosol yang memiliki sifat peka erosi. Jenis tanah andosol ini terdapat di Kecamatan Lowokwaru dengan relatif kemiringan sekitar 15 %. Kondisi iklim Kota Malang selama tahun 2008 tercatat rata-rata suhu udara berkisar antara 22,7C - 25,1C. Sedangkan suhu maksimum mencapai 32,7C dan suhu minimum 18,4C . Rata kelembaban udara berkisar 79% - 86%. Dengan kelembaban maksimum 99% dan minimum mencapai 40%. Seperti umumnya daerah lain di Indonesia, Kota Malang mengikuti perubahan putaran 2 iklim, musim hujan, dan musim kemarau. Dari hasil pengamatan Stasiun Klimatologi Karangploso Curah hujan yang relatif tinggi terjadi pada bulan Januari, Pebruari, Maret, Nopember, dan Desember. Sedangkan pada bulan Juni, Juli, agustus dan September Curah hujan relatif rendah. Kecepatan angin maksimum terjadi di bulan Juli, Agustus, September. Tabel 2. Data Klimatologi Kota Malang selama 10 tahun (2000-2009) Data Bulan T CH RH n/N u (oC) (%) (%) (km/jam) (mm/bulan) 23.8 81.3 47 5 289 Januari 23.9 81.3 40 6.4 306 Pebruari 23.9 81.5 49 5.2 236 Maret 23.9 78.6 64 6.5 108 April 23.6 74.9 69 6.7 81 Mei 22.8 73.1 71 5.7 32 Juni 22.1 72.3 76 7.4 16 Juli 22.0 71 75 7.3 7 Agustus 23.2 71.2 74 9.5 14 September 24.4 72.2 68 8.4 78 Oktober 24.6 77.6 59 7.3 214 Nopember 23.9 82 43 5.1 257 Desember
sumber : BMKG Karangploso (2000-2009) Keterangan : T : Temperatur Udara CH RH : Kelembaban Udara u n/N : Radiasi Matahari : Curah Hujan : Kecepatan Angin

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa bulan kering di Kota Malang terjadi pada Juni-September, dan bulan basah tejadi pada bulan Nopember-April. D. Kesesuaian Budidaya Semangka di daerah introduksi Kota Malang, Jawa Timur Untuk mengetahui kesesuaian budidaya semangka di kota Malang dapat di lihat dari perbandingan unsur-unsur iklim daerah produksi (Kabupaten Barru) dengan daerah yang dintroduksikan (Kota Malang) dengan menggunakan metode Klimograf. Dalam metode klimograf, unsur-unsur iklim yang dianalisis yaitu Suhu Udara, Curah Hujan, dan Radiasi Matahari. Ketiga unsur iklim ini merupakan unsur yang paling besar pengaruhnya terhadap kualitas dan kuantitas produksi tanaman semangka. Hasil analisis akan menentukan sesuai atau tidaknya budidaya semangka di Kota Malang. Berikut klimograf hasil analisis unsur-unsur iklim Kab. Barru dan Kota Malang. 1. Klimograf suhu (T) dan Curah Hujan (CH)
26 25.5 25 Suhu (T) (oC) 24.5 24 23.5 23 22.5 22 21.5 0 100 200 300 Curah Hujan (CH) (mm/bln) 400 Kab. Barru Kota Malang

Gambar 1. Klimograf Suhu dengan Curah Hujan Kabupaten Barru dan Kota Malang

2. Klimograf Suhu (T) dan Radiasi Matahari (n/N)


26 25.5 Suhu Udara (T) (oC) 25 24.5 24 23.5 23 22.5 22 21.5 0 20 40 60 80 Lama Penyinaran (n/N) (%) 100 Kabupaten Barru Kota Malang

Gambar 2. Klimograf Suhu dengan Radiasi Matahari Kabupaten Barru dan Kota Malang 3. Klimograf Curah Hujan (CH) dan Radiasi Matahari (n/N)
400 Curah Hujan (CH) (mm/bln) 350 300 250 200 150 100 50 0 0 20 40 60 80 Radiasi Matahari (n/N) (%) 100 Kab. Barru Kota Malang

Gambar 3. Klimograf Curah Hujan dengan Radiasi Matahari Kabupaten Barru dan Kota Malang Dari ketiga klimograf diatas dapat dilihat bahwa ketiganya memiliki pola yang berbeda (tidak sama). Artinya, unsur-unsur iklim di Kota Malang tidak

memenuhi syarat atau tidak sesuai untuk budidaya tanaman semangka. Hal ini disebabkan oleh berbagai factor, sebagai berikut. 1. Perbedaan topografi antara kabupaten Barru dengan Kota Malang. Salah satu syarat tumbuh tanaman semangka adalah dapat tumbuh pada ketinggian 100300 meter dpl, sedangkan kota Malang berada pada ketinggian 440 667 meter dpl. 2. Pola curah hujan yang berbeda antara daerah produksi dengan daerah introduksi. 3. Daerah yang diintroduksi (kota Malang) merupakan daerah basah hujan tropic. Pustaka 1. Sulthony Akmal dkk. 2010. Tutorial Teknologi Produksi Tanaman. Malang: FP Unibra. 2. Deputi Menegristek. Budidaya Pertanian (Semangka). http://www.ristek.go.id Jakarta. BPP Teknologi. 3. Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (ILPPD) Kabupaten Barru Tahun 2010. barrukab.go.id/ind/ILPPD2010.pdf 4. BMGK Kabupaten Barru 5. Anonim. 2007. Budidaya Semangka. http://teknis-budidaya.blogspot.com.

You might also like