You are on page 1of 11

Refleks Fisiologis

- Refleks adalah jawaban atas rangsangan. - Bergantung pada sistem lengkung / lengkung refleks (arcus refleks), terdiri dari: o Jalur aferen yang dicetuskan oleh reseptor o Jalur eferen yang mengakyivasi organ efektor o Hubungan kedua komponen tersebut - Refleks berhubungan dengan pusat di otak (berfungsi memodifikasi) - Bila lengkung refleks rusak : refleks hilang - Bila hubungan pusat terputus (kerusakan traktus piramidalis) : refleks meningkat 1. Refleks Dalam (Refleks Fisiologis) = Refleks regang otot = Refleks tendon Timbul akibat regangan otot oleh rangsangan (ketok) sebagai jawaban : kontraksi Refleks Bisep : extremitas superior = Biseps Pees Refleks (BPR) Pusat: C5 C6 Cara: Lengan bawah penderita semifleksi Tempatkan ibu jari di atas tendon otot biseps ketok Jawaban: fleksi lengan bawah

a.

Refleks biseps b. Refleks Triseps : extremitas superior = Triseps Pees Refleks (TPR) Pusat: C6 C8 Cara: - Lengan penderita semifleksi - Ketok insersio tendon m. triseps (atas olekranon) - Jawaban: lengan bawah ekstensi

Refleks Triseps c. Refleks Kuadrisep Femoris : extremitas inferior = Knee Pees Refleks (KPR) = Refleks Patella Pusat: L2, L3, L4 Cara: - Tungkai di fleksi gantungkan - Ketok tendon m. kuadriseps femoris (bawah patella) - Jawaban: kontraksi m. kuadriseps femoris ekstensi tungkai

Refleks patella (KPR) d. Refleks Tendon Achilles extr. inferior = Achilles Pees Refleks (APR) = Refleks Triseps Sure Pusat: S1, S2 Cara: - Tungkai bawah fleksi sedikit - Dorsofleksikan kaki (pegang ujung jari-jari) - Ketok tendon Achilles - Jawaban: kontraksi m. triseps sure/ plantarfleksi kaki

Reflaks Tendon Achilles (APR) 2. Refleks Superfisial a. Refleks Kornea - Cara: o Kapas digulung ujungnya sampai runcing o Suruh pasien melirik o Sentuh kornea berlawanan lirikan

- Respon: mata berkedip - Lengkung: aferen N.V1, efferent N.VII

Refleks Kornea b. Refleks Dinding Perut Superfisial Cara: gores dinding perut dengan gagang hammer secara cepat Respon: kontraksi m. rektus abdominalis Lengkung: melibatkan neuron supra-segmental Kerusakan neuron suprasegmental (UMN) : refleks (-) Refleks superfisial dinding perut (-) normal pada: wanita hamil, gemuk, lanjut usia, bayi s/d 1 tahun.

Refleks Dinding Perut Superfisialis c. Refleks Kremaster (khusus untuk laki-laki) - Cara: gores bagian medial dinding paha - Reaksi: skrotum kontraksi - Refleks Negatif pada: o Lesi traktus piramidalis (patologis) o Usia lanjut (normal) - Lengkung: L1-L2

Refleks Kremaster d. Refleks Anus Superfisial Cara: kulit sekitar anus digores Respon: spinter ani eksternus kontraksi Lengkung: S2 - S4, S5

Pemeriksaan Nervus VII (Fasialis)


Pemeriksaan fisik neurologis 1. Fungsi Motorik - Pada saat diam perhatikan Asimetris muka (lipatan nasolabial)Bila asimetris (dari) muka jelas, maka hal ini disebabkan oleh kelumpuhan jenis perifer. Dalam hal ini kerutan dahi menghilang, mata kurang dipejamkan,plika nasolabialis mendatar dan sudut mulut menjadi lebih rendah. Padakelumpuhan jenis sentral (supranuklir) muka dapat simetris waktu istirahat,kelumpuhan baru nyata bila penderita disuruh melakukan gerakan misalnya ;menyeringai. Gerakan-gerakan abnormal (tic fasialis, grimacing, kejang tetanus/rhisussardonicus, tremor dsbnya) Ekspresi muka (Sedih, gembira, takut, seperti topeng) - Atas perintah 1.Mengangkat alis, bandingkan kanan dan kiri 2.Menutup mata sekuatnya (perhatikan asimetris), kemudian pemeriksamencoba membuka kedua mata tersebut (bandingkan kekuatan kanan dankiri) 3.Memperlihatkan gigi (asimetris) 4.Bersiul dan mencucur (asimetris/deviasi ujung bibir)Pada penderita tak sadar dapat dilakukan dengan menekan sudut rahang untuk melihat apakah terjadi menyeringai atau tidak 5.Meniup sekuatnya (bandingkan kekuatan udara dari pipi masing-masing) 6.Menarik sudut mulut kebawah (bandingkan konsistensi otot plastima kanandan kiri). Pada kelemahan yang ringan, kadang-kadang tes ini bisa untuk mendeteksi kelemahan saraf fasialis pada stadium dini - Gejala Chvostek Gejala Chvostek dibangkitkan dengan jalan mengetok N. VII. Ketokandilakukan dibagian depan telinga. Bila positif, ketokan ini menyebabkan kontraksiotot yang disarafinya. Pada tetani didapatkan gelaja Chvostek positif, tetapi ia dapat juga positif pada orang normal. Dasar gejala Chvostek ialah bertambahpekanya nervus fasialis terhadap rangsang mekanik. 2. Fungsi pengecapan Kerusakan nervus VII, sebelum percabangan khorda timpani, dapatmenyebabkan ageusi (hilangnya pengecapan) pada 2/3 lidah bagian depan. Untuk memeriksanya penderita disuruh menjulurkan lidah, kemudian kita taruh padalidahnya bubuk gula, kina, asam sitrat atau garam (hal ini dilakukan secrabergiliran dan diselingi istirahat). Bila bubuk ditaruh, penderita tidak bolehmenarik lidahnya kedalam mulut, sebab bila lidah ditarik kedalam mulut, bubuk akan tersebar melalui ludah ke bagian lainya, yaitu kesisi lidah lainnya ataukebagian belakang lidah yang persarafannya diurus oleh saraf lain. Penderitadisuruh menyatakan pengecapan yang dirasakan dengan isyarat, misalnya 1 untuk rasa manis, 2 untuk rasa pahit, 3 untuk rasa asin dan 4 untuk rasa asam.

3. Produksi Kelenjar ludah Dengan anamnesis (mengunyah makanan di rongga mulut yang sehat) ataupalpasi dengan jari (selaput lendir rongga mulut yang terlibat gangguan akanterasa lebih kering/ sedikit dari pada yang sehat). 4. Lainnya 1.Stapedial refleksPemeriksa menempatkan ujung kedua stetoskop masing-masing padatelinga kanan dan kiri, kemudian dengan perlahan-lahan diafragma stetoskopdiketuk dengan ujung jari. Bila ada kelumpuhan otot stapedius, maka penderitaakan berusaha dengan cepat untuk melepaskan ujung stetoskop pada telinga yangterganggu (karena mendengar suara yang keras sekali). 2.Tanda glabellaKetukkan dengan refleks hammer pada glabella akan menimbulkan refleksmenutup mata (berkedip) secara terus menerus (orang normal hanya berkedip 1-2kali saja). Positif pada penderita Parkinson 1.depressor supercilii et orbicularis oculi Venter occipitalis : Linea nuchalis suprema Insertio :Galea aponeurotica Fungsi :Menggerakkan kulit kepala, menciptakan kerut miring di dahi 2. M. Temporoparietalis Persarafan :Nervus facialis (VII) Origo :Kulit temporal, fascia temporalis Insertio:Galea aponeurotica Fungsi :Menggerakkan kulit kepala. 3. M. Auricularis anterior Persarafan :Nervus facialis (VII) Origo :Fascia te4mporalis Insertio :Spina helicis Fungsi :Menggerakkan daun telinga ke depan dan ke atas 4. M. Auricularis Superior Persarafan :Nervus facialis (VII) Origo: Galea aponeurotica Insertio :Bagian dorsocranial pangkal auricula Fungsi :Menggerakkan daun telinga ke belakang dan ke atas 5. M. Auricularis Posterior Persarafan :Nervus facialis (VII) Origo :Processus mastoideus, tendo M. sternokleimastoideus Insertio :Bagian dorsocranial pangkal auricula Fungsi :Menggerakkan daun telinga ke belakang

6. M. Orbicularis Oculi Persarafan :Nervus facialis Origo :Pars orbitalis ars nasalis ossis frontalis, Proc. frontalis maxillae, Lig. Palpebrae medialePars Palpebralis : Lig. Palpebrale mediale, saccus lacrimalisPars Lacrimalis : Crista lacrimalis posterior of the Os lacrimale, saccus lacrimalis. Insertio :Pars orbitalis : Lig. Palpebrale laterale, transisi menjadi suatu otot melingkar membentuk cincin di lateral.Pars palpebralis : Lig. palpebrale lateralePars lacrimalis : Canaliculi lacrimalis, tepi-tepi kelopak mata. Fungsi :Menutup kelopak mata, menekan saccus lacrimalis, menggerakkan alis mata. 7. M. Depressor Supercilii Persarafan :Nervus facialis (VII) Origo :Pars nasalis ossis frontalis, punggung hidung. Insertio :Sepertiga medial kulit alis mata Fungsi :Menarik turun kulit dahi dan alis, menciptakan kerutan miring tepat di atas pangkal hidung 8. M. Corrugator Supercilii Persarafan :Nervus facialis (VII) Origo :Pars nasalis ossis frontalis Insertio :Sepertiga medial (lateral) kulit alis mata, galea aponeurotica Fungsi :Menggerakan kulit dahi dan alis mata ke arah pangkal hidung, menciptakan kerut verticaltepat di atas pangkal hidung. 9. M. Procerus Persarafan :Nervus facialis (VII) Origo :Os nasale, Cartilago nasi lateralis Insertio :Kulit Glabella Fungsi :Menarik turun kulit dahi dan alis mata 10. M. nasalis Persarafan :Nervus facialis (VII) Origo :Pars alaris : Jugum alveolare dentis incisivi lateralisPars transversa : Jugum alveolare dentis canini Insertio : Pars alaris : ala nasi, pinggir cuping hidung Pars transversa : Cartilago nasi lateralis, membran tendo dorsum nasi Fungsi :Menggerakkan cupping hidung dan hidungnya sendiri Pars alaris : membuka lebar lebar cuping hidung Pars transversa : Mengecilkan lubang hidung 11. M. Depressor septi nasi Persarafan :Nervus facialis (VII) Origo : jugum alveolare dentis incisivi medialis Insertio :cartilago alaris major, cartilago septi nasi Fungsi :Menggerakkan cupping hidung dan hidungnya sendiri 12. M. Orbicularis Oris Persarafan :Nervus facialis (VII) Origo : Pars marginalis dan Pars labialis :sebelah lateral angulus oris

Insertio :Kulit bibir Fungsi :Menutup bibir, sehingga juta menggerakkan cuping hidung, pipi dan juga kulit dagu 13. M. Buccinator Persarafan :Nervus facialis (VII) Origo :Bagian posterior Proc. alveolaris maxillae, Raphe pterygomandibularis, bagian posterior Proc. alveolaris mandibulae Insertio :Angulus oris, bibir atas dan bawah Fungsi :Menegangkan bibir, meningkatkan tekanan intraoral )ketika meniup dan mengunyah) 14. M. Levatoor labii superioris Persarafan :Nervus facialis (VII) Origo :Margo infraorbitalis dan bagian Zygomaticus maxilla di dekatnya; berasal dari massa ototM. Orbicularis oculi Insertio :Bibir atas Fungsi :Menarik bibir atas ke lateral dan atas 15. M. Depressor Labii inferioris Persarafan :Nervus facialis (VII) Origo :Basis mandibulae sebelah mendial foramen mentale Insertio :Bibir bawah, dagu, serabut dalam ke mukosa Fungsi :Menarik bibir bawah ke lateral dan bawah 16. M. Mentalis Persarafan :Nervus facialis (VII) Origo :Jugum Alveolare dentis incisivi lateralis bawah Insertio :kulit dagu Fungsi :Membentuk lekuk didagu, eversi bibir bawah (bersama dengan musculus orbicularis oris. 17. M. Transversus Menti Persarafan :nervus facialis (VII) Origo :Cabang oblik dari M. mentalis Insertio :kulit dagu Fungsi :Menggerakkan kulit dagu 18. M. Depressor anguli oris Persarafan :Nervus facialis (VII) Origo :Basis mandibulae, tepat di bawah foramen mentale Insertio :Bibir bawah, pipi disebelah lateral sudut mulut, bibir atas Fungsi :Menarik sudut mulut ke bawah 19. M. Risorius Persarafan :Nervus facialis (VII) Origo :Fascia parotidea, Fascia messeterica Insertio :Bibir atas, sudut mulut Fungsi :Menarik sudut mulut ke lateral dan atas, membentuk lesung dipipi. 20. M. Levator Anguli Oris Persarafan :Nervus facialis (VII) Origo :Fossa canina maxillae

insertio :sudut mulut Fungsi :Menarik sudut mulut ke arah medial dan atas 21. M. Zygomaticus MajorPersarafan : Nervus facialis (VII) Origo :Os Zygomaticum di dekat sutura zygomaticotemporalis insertio :bibir atas, sudut mulut Fungsi: Menarik sudut mulut ke arah lateral dan atas 22. M. Zygomaticus Minor Persarafan :Nervus facialis (VII) Origo :Os Zygomaticum di dekat sutura zygomaticomaxillaris insertio :bibir atas, sudut mulut Fungsi: Menggerakkan bibir, cuping hidung, pipi dan kulit dagu, memperdalam sulcusnasolabialis. 23. M. Levator labii superioris alaeque nasi Persarafan :Nervus facialis (VII) Origo :Proc. frontalis maxillae; berasal dari massa otot M. orbicularis oculi insertio :cuping hidung, sudut mulut, bibir atas, serabut dalam: bagian lateral dan posterior cupinghidung Fungsi: Menggerakkan bibir, alae nasi, pipi dan kulit dagu

Pemeriksaan Reflek Fisiologis dan Nervus Fasialis

Oleh : Lutfiani Dyah Safitri, S.Ked

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER MUDA LAB/SMF ILMU NEUROLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA RSUD IBNU SINA GRESIK 2013

You might also like