You are on page 1of 19

1

VOLTAMETER TEMBAGA
(I.6)

I. TUJUAN
1. Menentukan tetapan Faraday dengan menggunakan Voltameter
tembaga.
II. DASAR TEORI
Elektrokimia mempelajari tentang perubahan energi listrik menjadi
energi kimia didalam sel elektrolisis sebagaimana terjadinya perubahan
energi kimia menjadi energi listrik didalam sel galvani atau sel volta.
Dalam percobaan ini akan dipelajari tentang elektrolisis yang prosesnya
terjadi karena adanya arus yang mengalir dalam larutan, kemudian energi
yang dihasilkan menyebabkan terjadinya reaksi oksidasi-reduksi spontan.
Pada proses elektrolisis ini dipakai larutan elektrolit sebagai
konduktor/penghantar, misalnya asam-basa atau garam karena larutan-
larutan tersebut mengandung ion-ion positif dan negatif dalam larutannya.
Percobaan ini menggunakan CuSO4 yang bersifat garam sebagai
larutan (mediator), pada katoda dipakai lempeng Cu dan Pb pada anoda.
Dengan mengalirkan sejumlah arus dari sumber tegangan dan ditunggu
selama waktu tertentu maka akan terjadi endapan Cu di katoda yang
besarnya dapat kita hitung. Karena endapan yang terjadi pada katoda
adalah Cu maka percobaan ini dinamakan voltameter tembaga. Dari data-
data yang dihasilkan (seperti waktu, besar arus, dan selisih berat),
kemudian diolah, dapat digunakan untuk mengetahui banyaknya endapan
pada katoda dan menghitung perbandingan arus ampermeter dengan arus
sesungguhnya.
Sesuai dengan tujuan percobaan ini, maka untuk menghitung arus,
diperlukan endapan logam di katoda. Maka, akan ditinjau aspek kuantitatif
pada elektrolisis ini dengan mengggunakan beberapa Hukum Faraday
seperti berikut ini :


2

1. Hukum Faraday
Hukum Faraday I, Menyatakan bahwa Massa (M) zat yang melarut
atau dipisahkan selama proses elektrolisis berbanding lurus dengan
jumlah muatan listrik (Q) yang melalui sel elektrolisis.
M = Z . AQ = Z . i . t

F.V
A
Z=
Dimana : Z = Massa equivalen ektrokimia (g)
F = Muatan listrik 1 Faraday = 96.500 Coulomb
AQ = Muatan yang dialirkan (Coulomb)
V = Valensi
A = Berat atom (g)
I = arus listrik (Ampere)
t = Waktu selama arus listrik mengalir (sekon)
Hukum Faraday II, Menyatakan bahwa Bila jumlah muatan yang sama
melalui elektrolit-elektrolit yang berbeda, pada elektroda akan terjadi zat
dengan massa ekivalen yang sama. Massa ekivalen adalah massa molar
dibagi dengan banyaknya elektron yang diterima atau dilepaskan pada
reaksi redoks untuk setiap mol zat.
Tembaga kotor digunakan sebagai anoda, sedangkan tembaga murni
digunakan sebagai katoda. Larutan CuSO
4
digunakan sebagai elektrolit
dalam proses tersebut. Sel elektrokimia digunakan untuk menghasilkan
energi listrik.

III. ALAT- ALAT
1. Bejana berisi larutan CuSO
4

2. Pelat tembaga 5 buah
3. Amperemeter 10 A
4. Sumber arus DC
5. Penghambat geser 15 ohm
6. Stopwatch
7. Kabel penghubung
3

8. Timbangan
9. Pemanas atau pengering

IV. PROSEDUR KERJA
1. Katoda ditimbang sampai ketelitian dalam mg.
2. Rangkaian disusun seperti gambar dibawah ini dan katoda digunakan
dalam percobaan ini.

- A
+
Tahanan
Geser


Gambar 1. Rangkaian Percobaan

3. Diperiksakan terlebih dahulu kepada pembimbing.
4. Arus dihunungkan dan R sertaV diatur sehingga ditunjukkan amperemeter
4A.
5. Arus diputuskan dan katoda dilepaskan pada percobaan. Katoda dipasang
yang sebelumnya telah ditimbang tepat pada tempat katoda percobaan
kemudian dialirkan arus. Bila terjadi perubahan besar arus, cepat diatur
kembali dan kuat arus dijaga supaya tetap 4A selama 20 menit lalu arus
tersebut diputuskan.
6. Katoda diambil, dibersihkan atau disiram dengan air keran kemudian
dibilas dengan alkohol lalu dibakar hingga alkohol habis sampai katoda
kering.
7. Katoda ditimbang kembali.
8. Percobaan diatas diulangi kembali untuk kuat arus 5A selama 5 menit.


SUMBER -
DC +
4



V. DATA PENGAMATAN
Percobaan I (untuk waktu 10 menit)

Percobaan II (untuk waktu 5 menit)





VI. PERHITUNGAN DATA
1. Diketahui : CuSO
4

(aq)
Cu
2+
(aq)
+ SO
4
2-

(aq)
Pada katoda :
Cu
2+
+ 2e Cu
(s)
1 mol Cu = 2 mol e
V Cu = 2
t
1
= 10 menit = 600 sekon
t
2
= 5 menit = 300 sekon
Ar Cu = 63,5
F = 96.500 c/mol
Masa Awal (gr) Kuat Arus (A) Masa Akhir (gr)
120 7 121
120 7 121
120 7 121
120 7 121
120 7 121
Masa Awal (gr) Kuat Arus (A) Masa Akhir (gr)
121 8 120,5
121 8 120,5
121 8 120,5
121 8 120,5
121 8 120,5
5

Ditanya : Menghitung Kuat Arus (I)
Jawab :
- E = Ar. Cu = 63,5 = 31,75
Valensi Cu 2
- Percobaan I
Massa :
M = berat katoda akhir berat katoda awal
= 120.000 mg 121.000 mg
= 1000 mg
= 1,0 gr
Kuat Arus (I) :
I = M. F = 1,0 gr . 96.500 = 96500 = 5,07 A
e.t 31,75 . 600 s 19050
Percobaan
Massa
(gr)
Waktu
(s)
I
Amperemeter
(A)
I
Perhitungan
(A)
1 1 600 7 5,07
2 1 600 7 5,07
3 1 600 7 5,07
4 1 600 7 5,07
5 1 600 7 5,07


- Percobaan II
Massa :
1. M = berat katoda akhir berat katoda awal
= 120.500 mg 121.000 mg
= -500 mg
= -0,5 gr
6

Kuat Arus (I) :
1. I = M . F = -0,5 gr . 96.500 = -5,07 A
e.t 31,75 . 300 s
Percobaan
Massa
(gr)
Waktu
(s)
I Amperemeter
(A)
I Perhitungan
(A)
1 0,5 300 8 5,07
2 0,5 300 8 5,07
3 0,5 300 8 5,07
4 0,5 300 8 5,07
5 0,5 300 8 5,07

Menghitung Massa Equivalen Elektrokimia (Z)
Rumus:
M = Z. Q dimana Q = I.t
Z =


Percobaan I
- Z = M = 1 gr = 2,38 x 10
4
(I Amperemeter)
I.t 7.600
- Z = M = 1 gr = 3,29 x 10
4
(I Perhitungan)
I.t 5,07.600
Dengan cara yang sama diperoleh :
Percobaan Masa
(gr)
Waktu
(s)
I Prakt.
(A)
I
Perhit(A)
Z Prakt. Z Perhit.
1 1 600 7 5,07 2,38.10
-4
3,29 x 10
4
2 1 600 7 5,07 2,38.10

3,29 x 10
4
3 1 600 7 5,07 2,38.10

3,29 x 10
4
4 1 600 7 5,07 2,38.10

3,29 x 10
4
5 1 600 7 5,07 2,38.10

3,29 x 10
4


7


Percobaan II
- Z = M = 0,5 = 2,08 x 10
4
(I Amperemeter)
I.t 8 . 300
- Z = M = 0,5 = 3,29 x 10
4
(I Perhitungan)
I.t 5,07 . 300
Dengan cara yang sama diperoleh :
Percobaan Masa
(gr)
Waktu
(s)
I Prakt.
(A)
I
Perhit(A)
Z Prakt. Z Perhit.
1 0,5 300 8 5,07 2,08x10
-4
3,29 x 10
4
2 0,5 300 8 5,07 2,08x10

3,29 x 10
4
3 0,5 300 8 5,07 2,08x10

3,29 x 10
4
4 0,5 300 8 5,07 2,08x10

3,29 x 10
4
5 0,5 300 8 5,07 2,08x10

3,29 x 10
4

Menghitung Z dengan rumus :
Z = Ar
F. Valensi
= 63,5 = 63,5 = 3,29 x 10
4
96.500 . 2 193.000










8


VII. RALAT KERAGUAN
Percobaan I
1. Ralat Keraguan Kuat Arus
Untuk Percobaan I berdasarkan pembacaan Amperemeter
- Jumlah arus listrik rata-rata pada praktikum adalah sebesar (I) :

( )
( )
( )
Ampere I
I
n n
I I
I
0
1 5 5
0
1
2
= A

= A

= A


( )ampere I I 0 7 = A
Ralat nisbi = % 100
A
I
I
=
7
0
x 100% = 0 %
Kebenaran praktikum = 100% - 0% = 100 %
- Jumlah arus listrik rata-rata pada perhitungan adalah sebesar (I) :
No I

(Ampere)
1
7
7
0 0
2
7
0
0
3
7
0
0
4
7
0
0
5
7
0
0



0
No I

(Ampere)
1
5,07
5,07
0
0
2
5,07 0 0
9



( )
( )
( )
Ampere I
I
n n
I I
I
0
1 5 5
0
1
2
= A

= A

= A


( )ampere I I 0 07 , 5 = A
Ralat nisbi = % 100
A
I
I
=
07 , 5
0
x 100% = 0 %
Kebenaran praktikum = 100% - 0% = 100 %

- Menghitung ralat keraguan massa (m)


3
5,07 0 0
4
5,07 0 0
5
5,07 0 0




No m

(gram)
1
1
1
0 0
2
1 0 0
3
1 0 0
4
1 0 0
5
1 0 0



0
10

( )
( )
( )
gram m
m
n n
m m
m
0
1 5 5
0
1
2
= A

= A

= A


( ) gram m m 0 1 = A
Ralat nisbi = % 100
A
m
m
=
1
0
x 100% = 0 %
Kebenaran praktikum = 100% - 0% = 100 %

- Menghitung ralat keraguan Z yang menggunakan I hasil
pembacaan Amperemeter

No Z

(gram)
1
6,25 x 10
4

6,25 x 10
4

0 0
2
6,25 x 10
4
0 0
3
6,25 x 10
4
0 0
4
6,25 x 10
4
0 0
5
6,25 x 10
4
0 0



0

( )
( )
( )
gram Z
Z
n n
Z Z
Z
0
1 5 5
0
1
2
= A

= A

= A


( )gram x Z Z 0 10 25 , 6
4
= A


11

Ralat nisbi = % 100
A
Z
Z
=
4
10 25 , 6
0

x
x 100% = 0 %
Kebenaran praktikum = 100% - 0% = 100 %

- Menghitung ralat keraguan Z yang menggunakan I hasil
perhitungan







( )gram x Z Z 0 10 29 , 3
3
= A


Ralat nisbi = % 100
A
Z
Z
=
3
10 3 , 4
0

x
x 100% = 0 %
Kebenaran praktikum = 100% - 0% = 100 %


Percobaan II
Untuk Percobaan I berdasarkan pembacaan Amperemeter
- Jumlah arus listrik rata-rata pada praktikum adalah sebesar (I) :


No I

(Ampere)
1
8 8
0 0
No Z

(gram)
1
3,29 x 10
4

3,29 x 10
4

0 0
2
3,29 x 10
4
0 0
3
3,29 x 10
4
0 0
4
3,29 x 10
4
0 0
5
3,29 x 10
4
0 0



0
12

2
8
0
0
3
8
0
0
4
8
0
0
5
8
0
0



0

( )
( )
( )
Ampere I
I
n n
I I
I
0
1 5 5
0
1
2
= A

= A

= A


( )ampere I I 0 8 = A
Ralat nisbi = % 100
A
I
I
=
8
0
x 100% = 0 %
Kebenaran praktikum = 100% - 0% = 100 %

- Jumlah arus listrik rata-rata pada perhitungan adalah sebesar (I) :

No I

(Ampere)
1
5,07
5,07
0
0
2
5,07 0 0
3
5,07 0 0
4
5,07 0 0
5
5,07 0 0



0

13

( )
( )
( )
Ampere I
I
n n
I I
I
0
1 5 5
0
1
2
= A

= A

= A


( )ampere I I 0 07 , 5 = A
Ralat nisbi = % 100
A
I
I
=
07 , 5
0
x 100% = 0 %
Kebenaran praktikum = 100% - 0% = 0 %

- Menghitung ralat keraguan massa (m)

No m

(gram)
1
0,5
0,5
0 0
2
0,5 0 0
3
0,5 0 0
4
0,5 0 0
5
0,5 0 0



0

( )
( )
( )
gram m
m
n n
m m
m
0
1 5 5
5 , 0
1
2
= A

= A

= A


( ) gram m m 0 5 , 0 = A
14

Ralat nisbi = % 100
A
m
m
=
5 , 0
0
x 100% = 0 %
Kebenaran praktikum = 100% - 0% = 100 %

- Menghitung ralat keraguan Z yang menggunakan I hasil
pembacaan Amperemeter


No Z

(gram)
1
2,08 x 10
4

2,08 x 10
4

0 0
2
2,08 x 10
4
0 0
3
2,08 x 10
4
0 0
4
2,08 x 10
4
0 0
5
2,08 x 10
4
0 0



0

( )
( )
( )
gram Z
Z
n n
Z Z
Z
0
1 5 5
0
1
2
= A

= A

= A


( )gram x Z Z 0 10 08 , 2
4
= A


Ralat nisbi = % 100
A
Z
Z
=
4
10 08 , 2
0

x
x 100% = 0%
Kebenaran praktikum = 100% - 0% = 0%


15

- Menghitung ralat keraguan Z yang menggunakan I hasil
perhitungan



No
Z

(gram)
1
3,29 x 10
4

3,29 x 10
4

0 0
2
3,29 x 10
4
0 0
3
3,29 x 10
4
0 0
4
3,29 x 10
4
0 0
5
3,29 x 10
4
0 0



0

( )
( )
( )
gram Z
Z
Z
Z
n n
Z Z
Z
0
0
20
0
1 5 5
0
1
2
= A
= A
= A

= A

= A



( )gram x Z Z 0 10 29 , 3
4
= A


Ralat nisbi = % 100
A
Z
Z
=
4
10 29 , 3
0

x
x 100% = 0 %
Kebenaran praktikum = 100% - 0% = 100 %



16


VIII. PEMBAHASAN
Percobaan voltameter tembaga berfungsi untuk menghitung tetapan
Faraday. Pada percobaan pertama dilakukan penimbangan sebanyak 5 kali namun
neraca menunjukkan hasil pengamatan yang sama, selain itu, katoda yang telah
dibasahi dengan alkohol lalu di panaskan hal ini bertujuan membilas katoda agar
tidak berpengaruh pada berat katoda, namun pada praktikum hal ini tidak
dilakukan. Setelah pengukuran pun didapatkan hasil yang sama sehingga pada
percobaan ini diperoleh kebenaran praktikum 100%. Pada percobaan I diperoleh
perubahan massa (selisih katoda akhir dan awal) seperti yang sudah dilampirkan
dan percobaan dilakukan selama 10 menit diperoleh I dan Z sebagai berikut:
- I praktikum : 7 A
- I perhitungan : 5,07 A
Adanya perbedaan kuat arus yang diperoleh pada saat perhitungan dan percobaan
disebutkan karena adanya kesalahan pada saat praktikan. Pada saat praktikum
voltameter tembaga berlangsung praktikan tidak dapat menjaga agar kuat arus
yang ditentukan oleh modul sebesar 5 A, karena amperemeter tidak menunjukkan
kestabilan pada 5A, namun stabil pada 6A dan setelah 10 menit stabil pada 7A
sehingga kuat arus yang digunakan yakni 7A. Sedangkan Z pada perhitungan
yang dibandingkan dengan percobaan diperoleh :
- Z praktikum : 2,38.10
-4
gram
- Z perhitungan : 3,29.10
4
gram
Perbedaan nilai antara Z praktikum dan Z perhitungan disebabkan karena adanya
hasil I praktikum dan I percobaan yang menunjukkan perbedaan yang signifikan.
Z adalah massa ekulivalen elektrokimia yang sangat dipengaruhi oleh I. Dimana Z
berbanding lurus dengan M dan berbanding terbalik dengan I dan t. Jadi hasilnya
akan berpengaruh satu sama lain, semakin besar I, maka nilai Z akan semakin
kecil.
Pada percobaan II diperoleh perubahan massa (selisih katoda akhir dan awal)
seperti yang sudah dilampirkan dan percobaan selama 5 menit diperoleh I dan Z
sebagai berikut :
- I praktikum : 8 A
17

- I perhitungan : -5,07 A
Pada I perhitungan terlihat bahwa arus yang dihasilkan menunjukkan tanda
negatif. Hal ini disebabkan pada katoda tidak dilakukan pembilasan dengan
menggunakan alkohol, sehingga pengendapan tembaga pada katoda saat
percobaan I masih tertinggal, yang menyebabkan berat katoda tetap seperti berat
akhir percobaan I yakni 121 gram. Seharusnya berat katoda adalah 120 gram,
sesuai dengan berat katoda awal. Sedangkan Z pada perhitungan yang
dibandingkan dengan percobaan diperoleh :
- Z praktikum : 2,08.10
-4
gram
- Z perhitungan : 3,29.10
4
gram
Baik percobaan 1 dan percobaan 2 dalam menentukan tetapan Faraday
menggunakan voltameter tembaga yaitu dengan rumus Z = A/FxV diperoleh hasil
3,29x10
-4
. Hasil Z tersebut baik dengan cara perhitungan dan hasil praktikum
menunjukkan hasil yang cukup dekat dan signifikan. Menunjukkan baik dengan
cara praktikum, perhitungan, dan dengan menggunakan rumus Z yang kemudian
dapay ditentukan tetapan Faradaynya menunjukkan hasil akhir yang cukup akurat.
Kuat arus yang seharusnya digunakan pada percobaan I ini adalah sebesar
5A, namun karena kuat arus yang dapat dipertahankan adalah 7A jadi arus
tersebut yang dapat dipergunakan dalam praktikum. Setelah 10 menit dilakukan
proses elektrolisis akan di dapat endapan tembaga pada katoda. Kemudian berat
katoda tersebut di timbang kembali. Berat katoda setelah elektrolisis di dapatkan
semakin bertambah, hal ini dikarenakan larutan CuSO
4
yang digunakan
mengalami reaksi reduksi yang menimbulkan endapan Cu yang akan menuju
katode karena ion tersebut bermuatan positif. Pada percobaan 2 dilakukan hal
sama dengan percobaan 1 namun dengan kuat arus yang berbeda yaitu 8 Ampere
serta waktu yang lebih singkat yaitu 5 menit.

XI. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan voltameter tembaga tersebut, dapat disimpulkan
bahwa:
1) Endapan Cu timbul akibat dari reaksi reduksi yang terjadi pada larutan
tembaga sulfat.
18

2) Pada voltameter tembaga energi listrik digunakan sebagai dasar penggerak
berlangsungnya reaksi redoks yang tidak spontan, yaitu penguraian
elekrolit menjadi unsur-unsurnya.
3) Katoda yang merupakan tempat berlangsungnya reduksi dengan tembaga
sebagai bahannya mengalami defek massa (mengendap).
4) Elektrolisis adalah peristiwa penguraian suatu elektrolit oleh arus listrik
pada elektroda.
5) Pada percobaan voltameter tembaga ini digunakan Hukum Faraday 1 dan
Hukum Faraday 2.
6) Elektrokimia mempelajari tentang perubahan energi listrik menjadi energi
kimia didalam sel elektrolisis sebagaimana terjadinya perubahan energi
kimia menjadi energi listrik didalam sel galvani atau sel volta.
7) Percobaan Voltameter Tembaga berfungsi untuk mencari ketetapan
Faraday dengan konsep elektrolisis.


















19

DAFTAR PUSTAKA
Alit, Paramarta Ida Bagus dan Desak Putu Risky Vidika Apriyanti. 2011.
Penuntun Praktikum Fisika Dasar II. Jurusan Fisika, FMIPA,
Universitas Udayana: Bukit Jimbaran.
Foster,Bob. 2003. Terpadu Fisika SMU jilid 2a. Bandung: Erlangga.
Kanginan, Marthen. 1997. Seribu Pena Fisika 1. Erlangga: Jakarta.
Serway, Raymond A dan John W. Jewett, Jr. 2010. Fisika untuk Sains dan Teknik.
Jakarta: Salemba Teknika.

You might also like