You are on page 1of 27

Fisiologi kehamilan

BAB I PENDAHULUAN Pengertian Kehamilan Menurut Federasi Obstertri dan Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam tiga trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-1 hingga ke-27) dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga 40). (Prawirohardjo : 2008) Proses kehamilan adalah proses dimana bertemunya sel telur dengan sel sperma hingga terjadi pembuahan. Proses kehamilan (gestasi) berlangsung selama 40 minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Usia kehamilan sendiri adalah 38 minggu, karena dihitung mulai dari tanggal konsepsi (tanggal bersatunya sperma dengan telur), yang terjadi dua minggu setelahnya. (Arif : 200)

a. Pembuahan, Implantasi dan Perkembangan Plasenta Pembuahan (Konsepsi) adalah merupakan awal dari kehamilan, dimana satu sel telur dibuahi oleh satu sperma. Ovulasi (pelepasan sel telur) adalah merupakan bagian dari siklus menstruasi normal, yang terjadi sekitar 14 hari sebelum menstruasi. Sel telur yang dilepaskan bergerak ke ujung tuba falopii (saluran telur) yang berbentuk corong , yang merupakan tempat terjadinya pembuahan. Jika tidak terjadi pembuahan, sel telur akan mengalami kemunduran (degenerasi) dan dibuang melalui vagina bersamaan dengan darah menstruasi. Jika terjadi pembuahan, maka sel telur yang telah dibuahi oleh sperma ini akan mengalami serangkaian pembelahan dan tumbuh menjadi embrio (bakal janin). Jika pada ovulasi dilepaskan lebih dari 1 sel telur dan kemudian diikuti dengan pembuahan, maka akan terjadi kehamilan ganda, biasanya kembar 2. Kasus seperti ini merupakan kembar fraternal. Kembar identik terjadi jika pada awal pembelahan, sel telur yang telah dibuahi membelah menjadi 2 sel yang terpisah atau dengan kata lain, kembar identik berasal dari 1 sel telur. Pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim) menjadi lebih cair, sehingga sperma mudah menembus ke dalam rahim. Sperma bergerak dari vagina sampai ke ujung tuba falopii yang berbentuk corong dalam waktu 5 menit. Sel yang melapisi tuba falopii mempermudah terjadinya pembuahan dan pembentukan zigot (sel telur yang telah dibuahi).

Implantasi adalah penempelan blastosis ke dinding rahim, yaitu pada tempatnya tertanam. Blastosis biasanya tertanam di dekat puncak rahim, pada bagian depan maupun dinding belakang. Dinding blastosis memiliki ketebalan 1 lapis sel, kecuali pada daerah tertentu terdiri dari 3-4 sel. Sel-sel di bagian dalam pada dinding blastosis yang tebal akan berkembang menjadi embrio, sedangkan sel-sel di bagian luar tertanam pada dinding rahim dan membentuk plasenta (ari-ari). Plasenta menghasilkan hormon untuk membantu memelihara

kehamilan dan memungkin perputaran oksigen, zat gizi serta limbah antara ibu dan janin. Implantasi mulai terjadi pada hari ke 5-8 setelah pembuahan dan selesai pada hari ke 9-10. Dinding blastosis merupakan lapisan luar dari selaput yang membungkus embrio (korion). Lapisan dalam (amnion) mulai dibuat pada hari ke 10-12 dan membentuk kantung amnion. Kantung amnion berisi cairan jernih (cairan amnion) dan akan mengembang untuk membungkus embrio yang sedang tumbuh, yang mengapung di dalamnya. Tonjolan kecil (vili) dari plasenta yang sedang tumbuh, memanjang ke dalam dinding rahim dan membentuk percabangan seperti susunan pohon. Susunan ini menyebabkan penambahan luas daerah kontak antara ibu dan plasenta, sehingga zat gizi dari ibu lebih banyak yang sampai ke janin dan limbah lebih banyak dibuang dari janin ke ibu.

Pembentukan plasenta yang sempurna biasanya selesai pada minggu ke 18-20, tetapi plasenta akan terus tumbuh selama kehamilan dan pada saat persalinan beratnya mencapai 500 gram. b. Perkembangan embrio Embrio pertama kali dapat dikenali di dalam blastosis sekitar 10 hari setelah pembuahan. Kemudian mulai terjadi pembentukan daerah yang akan menjadi otak dan medulla spinalis, sedangkan jantung dan pembuluh darah mulai dibentuk pada hari ke 16-17. Jantung mulai memompa cairan melalui pembuluh darah pada hari ke 20 dan hari berikutnya muncul sel darah merah yang pertama. Selanjutnya, pembuluh darah terus berkembang di seluruh embrio dan plasenta. Organ-organ terbentuk sempurna pada usia kehamilan 12 minggu (10 minggu setelah pembuahan), kecuali otak dan medulla spinalis, yang terus mengalami pematangan selama kehamilan. Kelainan

pembentukan organ (malformasi) paling banyak terjadi pada trimester pertama (12 minggu pertama) kehamilan, yang merupakan masa-masa pembentukan organ dimana embrio sangat rentan terhadap efek obatobatan atau virus. Karena itu seorang wanita hamil sebaiknya tidak menjalani immunisasi atau mengkonsumsi obat-obatan pada trimester pertama kecuali sangat penting untuk melindungi kesehatannya. Pemberian obat-obatan yang diketahui dapat menyebabkan malformasi harus dihindari.

Pada awalnya, perkembangan embrio terjadi dibawah lapisan rahim pada salah satu sisi rongga rahim, tetapi pada minggu ke 12, janin (istilah yang digunakan setelah usia kehamilan mencapai 8 minggu) telah mengalami pertumbuhan yang pesat sehingga lapisan pada kedua sisi rahim bertemu (karena janin telah memenuhi seluruh rahim). c. Diagnosa Kehamilan Jika seorang wanita yang biasanya mengalami menstruasi yang teratur mengalami keterlambatan 1 minggu atau lebih, mungkin dia hamil. Pada awal kehamilan, wanita hamil bisa mengalami pembengkakan payudara dan mual, kadang disertai muntah. Pembengkakan payudara terjadi akibat bertambahnya kadar hormon wanita (terutama estrogen, juga progesteron). Mual dan muntah terjadi akibat estrogen dan HCG (human chorionic gonadotropin). Kedua hormon ini membantu memelihara kehamilan dan mulai dihasilkan oleh plasenta pada sekitar 10 hari setelah pembuahan. Pada awal kehamilan, banyak wanita yang merasa sangat lelah dan beberapa wanita mengalami perut kembung. Jika seorang wanita hamil,

serviksnya lebih lunak dan rahim juga lebih lunak dan membesar. Biasanya vagina dan serviks menjadi kebiruan sampai ungu, karena pembuluhdnya penuh terisi darah. Perubahan ini bisa terlihat pada pemeriksaan panggul. Biasanya untuk menentukan kehamilan

dilakukan tes kehamilan pada darah maupun air kemih.

Tes kehamilan ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay) bisa dengan segera dan mudah mendeteksi kadar HCG yang rendah di dalam air kemih. Selama 60 hari pertama kehamilan yang normal dengan 1 janin, kadar HCG berlipat ganda setiap 2 hari. Cara lain untuk mendeteksi kehamilan:

1) Mendengarkan denyut jantung janin. Denyut jantung janin bisa terdengar melalui stetoskop khusus atau USG Doppler. Dengan bantuan steteoskop khusus, denyut jantung janin bisa terdengar pada usia kehamilan 18-20 minggu; sedangkan jika menggunakan USG Doppler, denyut jantung janin bisa terdengar pada usia kehamilan 12-14 minggu. 2) Merasakan pergerakan janin. Ibu bisa merasakan gerakan janin pada kehamilan 16-20 minggu. Wanita yang sebelumnya pernah hamil akan meraskan gerakan janin ini lebih awal. 3) Memeriksa rahim dengan USG. Rahim yang membesar bisa dilihat dengan USG pada kehamilan 6 minggu, demikian juga halnya dengan denyut jantung janin.

BAB II ISI

2.1 Perubahan Anatomi dan Fisiologi dalam Kehamilan Selama 279 hari kehamilan rata-rata, fisiologi ibu mengalami perubahan nyata untuk menunjang perkembangan janin dan untuk mempersiapkan ibu menjalani persalinan dan laktasi. Perubahan dimulai pada fase luteal siklus haid, sebelum pembuahan dan implantasi, seiring dengan dimulainya sekresi progesteron dari korpus luteum. Apabila pembuahan berhasil, kadar progesteron dan estrogen meningkat secara progresif. Bersama-sama mereka mengendalikan banyak perubahan pada fisiologi ibu selama kehamilan.

a. Perubahan Sistem Reproduksi 1) Uterus Tumbuh membesar primer, maupun sekunder akibat pertumbuhan isi konsepsi intrauterin. Estrogen menyebabkan hiperplasi jaringan, progesteron berperan untuk elastisitas / kelenturan uterus. Taksiran kasar perbesaran uterus pada perabaan tinggi fundus :

a) tidak hamil / normal : sebesar telur ayam (+ 30 g) b) kehamilan 8 minggu : telur bebek c) kehamilan 12 minggu : telur angsa d) kehamilan 16 minggu : pertengahan simfisis-pusat e) kehamilan 20 minggu : pinggir bawah pusat f) kehamilan 24 minggu : pinggir atas pusat g) kehamilan 28 minggu : sepertiga pusat-xyphoid h) kehamilan 32 minggu : pertengahan pusat-xyphoid i) 36-42 minggu : 3 sampai 1 jari bawah xyphoid

Ismus uteri merupakan bagian dari serviks, batas anatomik menjadi sulit ditentukan, pada kehamilan trimester I menjadi memanjang dan lebih kuat. Pada kehamilan 16 minggu menjadi satu bagian dengan korpus, dan pada kehamilan akhir di atas 32 minggu menjadi segmen bawah uterus. Vaskularisasi sedikit, lapis muskular tipis, mudah ruptur, kontraksi minimal sehingga berbahaya jika lemah, dapat terjadi rupture dan mengancam nyawa janin dan nyawa ibu. Serviks uteri mengalami hipervaskularisasi akibat stimulasi estrogen dan perlunakan akibat progesteron (tanda Hegar), warna menjadi livide / kebiruan. Sekresi lendir serviks meningkat pada kehamilan memberikan gejala keputihan.

2) Vagina / vulva Terjadi hipervaskularisasi akibat pengaruh estrogen dan progesteron, warna merah kebiruan (tanda Chadwick).

3) Ovarium Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh plasenta, terutama fungsi produksi progesteron dan estrogen. Selama kehamilan ovarium tenang/beristirahat. Tidak terjadi pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus hormonal menstruasi.

4) Payudara Akibat pengaruh estrogen terjadi hiperplasia sistem duktus dan jaringan interstisial payudara. Hormon laktogenik plasenta (diantaranya somatomammotropin) menyebabkan hipertrofi dan pertambahan sel-sel asinus payudara, serta meningkatkan produksi zat-zat kasein, laktoalbumin, laktoglobulin, sel-sel lemak, kolostrum. Mammae membesar dan tegang, terjadi hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi kelenjar Montgomery, terutama daerah areola dan papilla akibat pengaruh melanofor. Puting susu membesar dan menonjol.

b. Perubahan Sistem Perkemihan Selama kehamilan, ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah yang volumenya meningkat (sampai 30-50% atau lebih), yang puncaknya terjadi pada kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan (pada saat ini aliran darah ke ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang membesar).

Dalam keadaan normal, aktivitas ginjal meningkat ketika berbaring dan menurun ketika berdiri. Keadaan ini semakin menguat pada saat kehamilan, karena itu wanita hamil sering merasa ingin berkemih ketika mereka mencoba untuk berbaring/tidur. Pada akhir kehamilan, peningkatan aktivitas ginjal yang lebih besar terjadi pada wanita hamil yang tidur miring. Tidur miring mengurangi tekanan dari rahim pada vena yang membawa darah dari tungkai sehingga terjadi perbaikan aliran darah yang selanjutnya akan meningkatkan aktivitas ginjal dan curah jantung.

c. Perubahan Sistem Pernafasan Ruang yang diperlukan oleh rahim yang membesar dan meningkatnya pembentukan hormon progesteron menyebabkan paru-paru berfungsi lain dari biasanya. Wanita hamil bernafas lebih cepat dan lebih dalam karena memerlukan lebih banyak oksigen untuk dirinya dan untuk janin. Lingkar dada wanita hamil agak membesar.

Lapisan saluran pernafasan menerima lebih banyak darah dan menjadi agak tersumbat oleh penumpukan darah (kongesti). Kadang hidung dan tenggorokan mengalami penyumbatan parsial akibat kongesti ini. Tekanan dan kualitas suara wanita hamil agak berubah.

d. Perubahan Sistem Pencernaan

10

Rahim yang semakin membesar akan menekan rektum dan usus bagian bawah sehingga terjadi sembelit (konstipasi). Sembelit semakin berat karena gerakan otot di dalam usus diperlambat oleh tingginya kadar progesteron.

Wanita hamil sering mengalami heartburn (rasa panas di dada) dan sendawa, yang kemungkinan terjadi karena makanan lebih lama berada di dalam lambung dan karena relaksasi sfingter di kerongkongan bagian bawah yang memungkinkan isi lambung mengalir kembali ke kerongkongan.

Ulkus gastrikum jarang ditemukan pada wanita hamil dan jika sebelumnya menderita ulkus gastrikum biasanya akan membaik karena asam lambung yang dihasilkan lebih sedikit.

e. Perubahan Sistem Metabolisme Metabolisme secara harafiah berarti perubahan, digunakan untuk menyebut semua transformasi kimiawi dan energi yang terjadi di dalam tubuh. Umumnya, kehamilan mempunyai efek pada

metabolisme, karena itu wanita hamil perlu mendapat makanan yang bergizi dan dalam kondisi sehat.

Metabolisme yang terjadi selama kehamilan 1) Basal Metabolic Rate Pada wanita hamil basal metabolic rate, ( BMR ) meninggi hingga 15-20 %, terutama pada trimester akhir.Sistem endokrin

11

juga meninggi dan tampak lebih jelas kelenjaer gondoknya (grandula tireoidea).

2) Asam Alkali Keseimbangan asam alkali ( acic-base balance ) sedikit mengalami perubahan konsentrasi alkali : a. Wanita tidak hamil : 155 mEq/liter b. Wanita hamil : 145 mEq/liter c. Natrium serum : turun dari 142 menjadi 135 mEq/liter d. Bikarbonat plasma : turun dari 25 menjadi 22 mEq/liter 3) Metabolisme Protein Protein dibutuhkan dalam jumlah yang banyak pada kehamilan untuk perkembangan fetus, alat kandungan, payudara dan badan ibu, serta untuk persiapan laktasi. Maka dari itu perlu diperhatikan agar wanita hamil memperoleh cukup protein selama hamil. Diperkirakan 1gram protein setiap kilogram berat badan dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pada

pemeriksaan plasma protein ditemukan adanya penurunan pada fraksi albumin dan pula sedikit penurunan gamma globulin. Perubahan- perubahan dalam plasma protein ini dalam satu minggu postpartum kembali kepada keadaan sebelum adanya kehamilan.

4) Metabolisme Hidrat Arang

12

Seorang wanita hamil sering merasa haus, nafsu makan kuat, sering kencing dan kadang kala di jumpai glukosuria yang mengingatkan kita pada DM. Dalam kehamilan, pengaruh kelenjar endokrim agak terasa, seperti somatomamotropin, plasma insulin dan hormon-hormon adrenal -17-ketosteroid. Untuk rekomendasi, harus di perhatikan sungguh-sungguh hasil GTT oral dan GTT intravena.

5) Metabolisme Lemak Metabolisme lemak juga terjadi. Kadar kolestrol meningkat sampai 350 mg atau lebih per 100 cc. Hormon

somatomamotropin mempunyai peranan dalam pembentukan lemak pada payudara. Deposit lemak lainnya terdapat dibadan, perut, paha dan lengan.

6) Metabolisme Mineral a) Kalsium : Dibutuhkan rata-rata 1.5 gram sehari sedangkan untuk pembentukan tulang-tulang terutama dalam trimesrer trakhir dibutuhkan 30-40 gram. b) Fosfor : Dibutuhkan rata-rata 2 gram/hari c) Zat Besi : Dibutuhkan tambahan zat besi kurang lebih 800 mg /atau 30-50 mg sehari.

13

d) Air : Wanita hamil cenderung mengalami retensi air.

7) Kenaikan Berat Badan Berat badan wanita hamil akan naik sekitar 6.5-16.5 kg. Kenaikan berat badan yang terlalu banyak di temukan pada preeklamsi dan eklamsi. Kenaikan berat badan wanita hamil di sebabkan oleh : a) Janin, uri, air ketuban, uterus b) Payu dara, kenaikan volume darah, lemak, protein dan retensi air.

8) Kalori a) Kebutuhan kalori meningkat selama kehamilan dan laktasi. Kalori yang di butuhkan untuk ini terutama diperoleh dari pembakaran zat arang, khususnya sesudah kehamilan lima bulan keatas. Namun, bila dibutuhkan dipakai lemak ibu untuk mendapatakan tambahan kalori. b) Wanita hamil memerlukan makanan yang bergizi dan harus mengandung banyak protein di Indonesia masih banyak dijumpai penderita defisiensi zat besi dan vitamin B oleh karena itu wanita hamil harus diberikan Fe dan roboransia yang berisi mineral dan vitamin.

14

f. Sistem Integumen / kulit Perubahan fisiologis pada kulit dapat terjadi selama kehamilan. Beberapa dipercaya akibat perubahan keadaan hormonal kehamilan. Efek MSH (Melanosit Stimulating Hormon). Hal ini dapat mengakibatkan: Linea nigra : Garis hitam / perbedaan warna abdomen dari umblikus hingga pubis, dapat terlihat selama akhir gestasi. Hiperpigmentasi Nipple dan areola. Kloasma pada wajah / melasma : hiperpigmentasi coklat terang/gelap pada daerah wajah yang terpapar. Lebih sering pada orang terkulit coklat atau hitam, yang tinggal di daerah bermatahari dan yang mengkonsumsi kortikosteroid. Warna coklat akibat terbakar sinar matahari lebih lama menghilang daripada biasanya. Efek Estrogen : Spider nevi (tampak cabang-cabang karena dilatasi kapiks pada kulit) Eritema palmaris.
15

Efek kortikosteroid : Striae pada abdomen, dada, dll, sebagai akibat peningkatan kortikosteroid dalam sirkulasi. Kuku Jari tumbuh lebih cepat selama kehamilan. Rambut rontok berkurang, namun rambut dapat rontok akibat stress emosional pada ibu. g. Perubahan Sistem Muskuloskeletal Berat uterus gravid mengubah pusat gravitasi wanita dengan mengubah sudut inklinasi pintu atas panggul terhadap bidang horizontal. Spina lumbalis dalam keadaan normal konveks secara anterior, tetapi lengkung ini semakin nyata oleh kombinasi efek progesteron, relaksin, dan berat uterus pada diskus antarvertebra. Lordosis spinalis yang terjadi mengompensasi pergeseran pusat gravitasi. Pada akhir kehamilan, banyak wanita mengambil postur tipikal ketika mereka berdiri dan berjalan dengan punggung melengkung dan bahu ditahan ke belakang. Lordosis bertambah dalam oleh postur tubuh yang kurang baik, kegemukan, gangguan tulang, tuberkulosis, dan penggunaan sepatu berhak tinggi.

Estrogen dan relaksin memengaruhi komposisi tulang rawan dan jaringan ikat sendi panggul, yang melunak sebagai persiapan untuk persalinan. Simfisis pubis dan sendi sakroiliaka menjadi lebih lentur dan mobile sehingga panggul menjadi lebih lebar yang

16

menyebabkan gerakan tidak stabil dan gerakan seperti bebek saat berjalan. Dengan demikian, wanita hamil mungkin mengalami ketegangan ligamenfum atau otot dan rasa tidak nyaman atau nyeri. Insiden nyeri punggung meningkat terutama setelah bulan ke-5. Sebagianwanita mungkin mengalami nyeri punggung yang parah, sering memuncak pada malam hari. Kadang-kadang pada akhir kehamilan simfisis pubis terpisah. Keadaan ini, yang disebut sebagai diastasis, dapat menyebabkan wanita hamil merasa sangat tidak nyaman saat berjalan atau saat kedua tungkai bawahnya diabduksikan. Punggung bawah juga terpengaruh oleh perubahan payudara, peregangan ligamentum rotundum, dan penurunan tonus otot abdomen.

Pada trimester ketiga, tekanan oleh uterus dapat menyebabkan peregangan atau penekanan saraf dan pembuluh darah yang menimbulkan rasa baal dan kesemutan di ekstremitas. Kram tungkai bawah, terutama otot betis dan paha, sering terjadi pada paruh kedua kehamilan. Kram tersebut mungkinberkaitan dengan metabolisme kalsium/fosfor dan peningkatan iritabilitas

neuromuskulus. Peningkatan kadar fosfat diperkirakan menjadi penyebab dan penurunan asupan susu sering memberi manfaat. Sekitar 10% wanita hamil mengalami restless leg syndrome 10-20 menit setelah tidur; penyebabnya tidak diketahui, tetapi mungkin berkaitan dengan anemia (Blackburn & Loper, 1992).

17

h. Perubahan Sistem Hormonal Kehamilan mempengaruhi hampir semua hormon di dalam tubuh. Plasenta menghasilkan sejumlah hormon untuk membantu tubuh dalam mempertahankan kehamilan. Hormon utama yang dihasilkan oleh plasenta adalah HCG, yang berperan mencegah ovulasi dan merangsang pembentukan estrogen serta progesteron oleh ovarium untuk mempertahankan kehamilan.

Plasenta juga menghasilkan hormon yan gmenyebabkan kelenjar tiroid menjadi lebih aktif. Kelenjar tiroid yang lebih aktif menyebabkan denyut jantung yang cepat, jantung berdebar-debar (palpitasi), keringat berlebihan dan perubahan suasana hati; selain itu juga bisa terjadi pembesaran kelenjar tiroid. Tetapi

hipertiroidisme (overaktivitas kelenjar tiroid) hanya terjadi pada kurang dari 1% kehamilan.

Plasenta juga menghasilkan melanocyte-stimulating hormone yang menyebabkan kulit berwarna lebih gelap dan hormon yang menyebabkan peningkatan kadar hormon adrenal di dalam darah. Peningkatan kadar hormon in kemungkinan menyebabkan tanda peregangan berwarna merah muda pada kulit perut.

Selama kehamilan diperlukan lebih banyak insulin yang dihasilkan oleh pankreas. Karena itu penderita diabetes yang sedang hamil bisa mengalami gejala diabetes yang lebih buruk.

18

2.2 Perubahan hematologi dan komposisi darah I. Sistem kardiovaskuler Menurut Bobak, dkk, 2005, adaptasi kardiovaskuler memiliki tujuan : a. Melindungi fungsi fisiologi normal wanita b. Memenuhi kebutuhan metabolik tubuh saat hamil c. Menyediakan kebutuhan untuk perkembangan dan pertumbuhan janin

Volume darah yang dipompakan masing-masing ventrikel setiap menitnya disebut Cardiac Output (CO). Kadar normal CO untuk orang dewasa sehat yaitu berkisar 5L/min namun dapat pula meningkat hingga 20-25L/min. Keadaan ini akan berbeda pada masing-masing individu tergantung aktivitas yang biasa dilakukan.

Selama

kehamilan,

perubahan

dramatis

terjadi

pada

system

kardiovaskuler. Perubahan ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan ibu sekaligus janin selama kehamilan (Blackburn 2003). Sirkulasi uteroplasenta turut mengikuti perubahan transport gas, nutisi dan hasil buangan ibu dan janin.

Adaptasi system kardiovaskuler kehamilan yang penting terjadi pada trimester awal kehamilan. Menurut hasil penelitian, system imun dan system hormonal bekerjasama segera untuk mulai adaptasi

hemodinamik. Perubahan Hemodinamik yang paling penting pada

19

sirkulasi selama kehamilan adalah peningkatan volume darah dan Cardiac Output serta penurunan tahanan pembuluh perifer. Perubahan yang lain terjadi pada letak dan ukuran jantung, detak jantung, stroke volume dan distribusi darah (de Swiet 1998).

Jantung : Diafragma naik 4 cm merubah letak jantung bagian apeks menjadi lebih ke kiri dan ke atas, ukuran ventrikel kiri membesar, menyebabkan kecepatan denyut saat istirahat meningkat sekitar 10 denyut per menit sehingga cardiac output meningkat. Cardiac output meningkat pada minggu ke-5.

Volume jantung meningkat dari 70 ml menjadi 80 ml antara trimester I dan trimester III. Perubahan anatomi dan fisiologi normal jantung dapat pula mengakibatkan perubahan suara jantung. Desiran systole dan diastole dapat ditemukan pada usia kehamilan 12-20 minggu. Pada wanita yang tidak hamil, suara desiran diastole merupakan suatu kelainan, namun pada wanita hamil hal tersebut tidak terlalu signifikan karena peningkatan aliran darah pada katup trikuspidal. Suara jantung pertama menjadi lebih keras, suara jantung ke-2 tidak ada perubahan, dan suara jantung ke-3 mudah didengar dan keras. Peningkatan Cardiac Output disebabkan oleh peningkatan denyut jantung dan stroke volume. Peningkatan Stroke Volume terjadi secara progresif selama trimester pertama dan kedua berkisar 30% dibandingkan keadaan tidak hamil.

20

Perubahan uterus yang semakin membesar juga merupakan pengaruh utama perubahan cardiac output sesuai posisi tubuh ibu hamil. Pada posisi terlentang, uterus menekan vena cava inferior sehingga terjadi penurunan aliran darah balik vena serta penurunan Cardiac Output hingga 20-30%. Hal ini dinamakan dengan sebutan Supine Hipotensi, yaitu meningkatkan denyut jantung karena terjadi penurunan CO.

Peningkatan volume darah total termasuk didalamnya peningkatan volume plasma yang begitu signifikan (50%) dibandingkan

peningkatan sel darah merah (18%) juga merupakan sebab peningkatan CO. Darah yang diperlukan uterus meningkat dari 100ml/min pada akhir trimester pertama menjadi 500ml/min selama kehamilan. Proses Hemodelusi pada kehamilan dan penurunan kadar Hb sering menyebabkan anemia fisiologis.

Tekanan darah : Estrogen menstimulasi adrenal untuk mensekresi aldosteron,

menyebabkan retensi garam dan air. Hal ini mengarah pada peningkatan volume darah dan edema jaringan ( Hamilton, 1995 ). Selama pertengahan pertama masa hamil, tekana sistolik dan diastolik menurun 5 sampai 10 mm Hg. Penuruna tekanan darah ini kemungkinan disebabkan oleh vasodilatasi perifer akibat perubahan hormonal selama masa hamil. Selama trimester ketiga , tekanan darah ibu harus kembali ke nilai tekanan darah selama trimester pertama (Bobak, dkk, 2005 ). Beratnya uterus menekan vena vena besar yang

21

mengaliri pelvik dan ekstremitas bawah. Vena varikose mungkin terjadi pada tungaki, paha, vulva, dan rektum/ hemoroid ( Hamilton, 1995 ).

II. Hematologi Darah mengangkut oksigen, karbondioksida, nutrisi dan hasil metabolisme ke seluruh tubuh. Selain itu darah juga berfungsi sebagai alat keseimbangan asam basa, perlindungan dari infeksi, dan merupakan pemelihara suhu tubuh.

Darah terdiri dua komponen yaitu plasma (55%) dan sel-sel darah (45%). Plasma mengandung air, protein plasma, dan elektrolit. Sel-sel darah terdiri dari eritrosit (99%), leukosit dan trombosit.

Volume darah merupakan kombinasi dari volume plasma dan volume sel darah merah. Peningkatan volume darah selama kehamilan berkisar 30-50% dan bahkan bisa lebih pada kehamilan ganda. Peningkatan volume darah berhubungan dengan peningkatan CO mulai kehamilan 6 minggu. Peningkatan volume darah juga berhubungan dengan mekanisme hormonal.

Peningkatan volume plasma yaitu sekitar 50%, hal ini dimaksdukan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme ibu dan janin. Peningkatan ini erat hubungannya dengan berat badan bayi. Ibu dengan kehamilan

22

ganda akan mengalami peningkatan volume plasma yang lebih besar daripada ibu dengan kehamilan biasa.

Volume Plasma Lebih meningkat pada multigravida daripada primigravida. Lebih meningkat pada kehamilan multipel daripada kehamilan tunggal. Berhubungan dengan berat badan lahir. Peningkatan volume plasma lebih sedikit pada pasien dengan aborsi berulang. Manfaat dari peningkatan sirkulasi volume untuk menenuhi permintaan uterus yang membesar dengan hipertrofi sistem vaskularnya. untuk melindungi ibu dan juga fetus, melawan pengaruhpengaruh yang mengganggu venous return pada posisi terlentang dan tegak. untuk memberikan keamanan terhadap ibu ketika kehilangan banyak darah saat melahirkan.

Volume darah total dan volume plasma darah naik pesat sejak akhir trimester pertama. Volume darah akan bertambah banyak, kira kira 25 %, dengan puncaknya pada kehamilan 32 minggu ( Rustam Mochtar, 1998 ).

23

Hemoglobin : Sel sel darah merah meningkat sampai 33 % dan hemoglobin sampai 15 %, tetapi karena meningkatnya volume plasma menyebabkan hemodilusi, terjadi pseudoanemia, sehingga disebut anemia fisiologis kehamilan ( Hamilton, 1995 ). Sel darah merah meningkat secara progresif selama kehamilan 18% pada wanita tanpa pemberian suplement Fe 30% pada wanita dengan pemberian suplement Fe Retikulosit meningkat 2%. Mean Corpusular Volume (MCV) meningkat.

Laju Endap Darah: Meningkat pada awal kehamilan karena peningkatan fibrinogen dan perubahan fisiologis lainnya. Laju endap darah = 100 mm/jam biasa pada kehamilan.

Sel darah putih : Hitung sel darah putih total meningkat selama trimester kedua mencapai puncak selama trimester ketiga .Peningkatan terutama terjadi pada granulosit ( Bobak, dkk, 2005 ).

Neutrofil: Nilai neutrofil meningkat pada trimester pertama dan terus naik sampai usia kehamilan 30 mg.

24

Aktivitas metabolik neutrofil dan fungsi fagositosis meningkat.

Limfosit: Jumlahnya tidak berubah, tetapi fungsinya berkurang.

Platelet: Aktifitas platelet meningkat pada trimester kedua dan trimester ketiga dan kembali normal pada 12 minggu postpartum. Pada 8 hingga 10% kehamilan normal, platelet turun di bawah 150 x 103 tanpa efek negatif pada fetus.

Koagulasi : Tingkat plasma fibrinogen meningkat sampai 40 % atau lebih, dan waktu pembekuan tetap sama seperti tingkat pada sebelum kehamilan ( Hamilton, 1995 ). Menurut Bobak, dkk, 2005 , selain fibrinogen,juga terjadi peningkatan berbagai faktor pembekuan ( faktor VII, VIII, IX, X ). Aktivitas fibrinolitik (pemecahan atau pelarutan bekuan darah ) mengalami depresi selama masa hamil dan periode puerperium, sehingga wanita lebih rentan terhadap trombosis ( Bobak, dkk, 2005 ).

25

BAB III KESIMPULAN

Perubahan anatomi dan fisiologi pada perempuan hamil sebagian besar sudah terjadi segera setelah fertilisasi dan terus berlanjut selama kehamilan. Kebanyakan perubahan ini merupakan respon terhadap janin.

Satu hal yang menakjubkan adalah hampir semua perubahan ini akan kembali seperti keadaan sebelum hamil setelah proses persalinan dan menyusui.

Adaptasi maternal yang meliputi adaptasi anatomi, fisiologi dan metabolisme sangat menentukan keberhasilan hasil kehamilan. Dengan mengetahui perubahan fisiologi kehamilan tersebut diharapkan tenaga kesehatan dapat mendeteksi perubahan yang bersifat patologis.

26

FISIOLOGI KEHAMILAN
PERUBAHAN HEMODINAMIK DAN KOMPOSISI DARAH

Oleh: Antoni SusLina 0518011005 0518011078

Pembimbing : dr. Wahdi, Sp. OG

SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI RSUD JEND. AHMAD YANI METRO DESEMBER 2011
27

You might also like