You are on page 1of 20

DEFINISI Uveitis adalah inflamasi traktus uvea (iris,korpus siliaris,dan koroid) dengan berbagai penyebabnya.

Struktur yang berdekatan dengan jaringan uvea yang mengalami inflamasi biasanya juga ikut mengalami inflamasi. ETIOLOGI Uveitis anterior merupakan peradangan iris dan badan siliar yang dapat berjalan akut maupun kronis. Penyebab dari iritis tidak dapat diketahui dengan melihat gambaran klinisnya saja. Iritis dan iridisiklitis dapat merupakan suatu manifestasi klinik reaksi imunologik terlambat, dini atau sel mediated terhadap jaringan uvea anterior. Uveitis anterior dapat disebabkan oleh gangguan sistemik di tempat lain, yang secara hematogen dapat menjalar ke mata atau timbul reaksi alergi mata. Penyebab uveitis anterior diantaranya yaitu! idiopatik" penyakit sistemik yang berhubungan dengan #$%&'() seperti" ankylosing spondilitis, sindrom *eiter, penyakit crohn+s, Psoriasis, herpes ,oster- herpes simpleks, sifilis, penyakit lyme, inflammatory bowel disease; Juvenile idiopathic arthritis" Sarcoidosis, trauma dan infeksi. .,/, 0, ,1 ANATOMI FISIOLOGI Uvea terdiri dari ! iris, badan siliaris (corpus siliaria) dan koroid. 'agian ini adalah lapisan vascular tengah mata dan dilindungi oleh kornea dan sklera. 'agian ini juga ikut memasok darah ke retina. Iris dan badan siliaris disebut juga uvea anterior sedangkan koroid disebut uvea posterior. 1,) Iris adalah lanjutan dari badan siliar ke anterior dan merupakan diafragma yang membagi bola mata menjadi ( segmen, yaitu segmen anterior dan segmen posterior, di tengah&tengahnya berlubang yang disebut pupil. Iris membagi bilik mata depan ( camera oculi anterior) dan bilik mata posterior (camera oculi posterior). Iris mempunyai kemampuan mengatur secara otomatis masuknya sinar ke dalam bola mata.
,1

Secara histologis iris terdiri dari stroma yang jarang diantaranya terdapat lekukan& lekukan dipermukaan anterior yang berjalan radier yang dinamakan kripa. 2idalam stroma terdapat sel&sel pigmen yang bercabang, banyak pembuluh darah dan saraf.

3ambar .. %natomi mata 2ipermukaan anterior ditutup oleh endotel terkecuali pada kripta, dimana pembuluh darah dalam stroma, dapat berhubungan langsung dengan cairan di camera oculi anterior, yang memungkinkan percepatan terjadinya pengaliran nutrisi ke coa dan sebaliknya. 2ibagian posterior dilapisi dengan ( lapisan epitel, yang merupakan lanjutan dari epitel pigmen retina, 4arna iris tergantung dari sel&sel pigmen yang bercabang yang terdapat di dalam stroma yang banyaknya dapat berubah&ubah, sedangkan epitel pigmen jumlahnya tetap.1 2idalam iris terdapat otot sfingter pupil (M.Sphincter pupillae), yang berjalan sirkuler, letaknya didalam sroma dekat pupil dan dipersarafi oleh saaraf parasimpatis, 5 III. Selain itu juga terdapat otot dilatator pupil (M. Dilatator pupillae), yang berjalan radier dari akar iris ke pupil, letaknya di bagian posterior stroma dan diurus saraf simpatis.
,1,)

Pasokan darah ke iris adalah dari circulus major iris, kapiler&kapiler iris mempunyai lapisan endotel yang tidak berlobang. Persarafan iris adalah melalui serat&serat didalam nervi siliaris. ) Badan Siliar (Corpus Ciliaris) berbentuk segitiga, terdiri dari ( bagian yaitu! pars korona, yang anterior bergerigi, panjangnya kira&kira (mm dan pars plana, yang postrior tidak bergerigi panjangnya kira&kira 0 mm. 'adan siliaris berfungsi sebagai pembentuk humor

a6uous. 'adan siliar merupakan bagian terlemah dari mata. 7rauma, peradangan, neoplasma didaerah ini merupakan keadaan yang ga4at.

3ambar (. Srkulasi #umour %6uous Pada bagian pars korona diliputi oleh ( lapisan epitel sebagai kelanjutan dari epitel iris. 'agian yang menonjol (processus ciliaris) ber4arna putih oleh karena tidak mengandung pigmen, sedangkan di lekukannya ber4arna hitam, karena mengandung pigmen. 2idalam badan siliaris terdapat / macam otot silier yang berjalan radier, sirkuler dan longitudinal. 2ari processus siliar keluar serat&serat ,onula ,inii yang merupakn penggantung lensa. 8ungsi otot siliar untuk akomodasi. kontraksi atau relaksasi otot&otot ini mengakibatkan kontraksi dan relaksasi dari kapsula lentis, sehingga lensa menjadi lebih atau kurang cembung yang berguna pada penglihatan dekat atau jauh. 'adan siliar banyak mengandung pembuluh darah dimana pembuluh darah baliknya mengalirkan darah ke V.vortikosa. Pada bagian pars plana, terdiri dari satu lapisan tipis jaringan otot dengan pembuluh darah diliputi epitel. 1,) PATOFISIOLOGI Peradangan uvea biasanya unilateral, dapat disebabkan oleh defek langsung suatu infeksi atau merupakan fenomena alergi. Infeksi piogenik biasanya mengikuti suatu trauma tembus okuli" 4alaupun kadang&kadang dapat juga terjadi sebagai reaksi terhadap ,at toksik yang diproduksi mikroba yang menginfeksi jaringan tubuh di luar mata. Uveitis yang berhubungan dengan mekanisme alergi merupakan reaksi hipersensitifitas terhadap antigen dari luar ( antigen eksogen) atau antigen dari dalam badan (antigen endogen).2alam banyak hal antigen luar berasal

dari mikroba yang infeksius .Sehubungan dengan hal ini peradangan uvea terjadi lama setelah proses infeksinya yaitu setelah munculnya mekanisme hipersensitivitas. (,9 *adang iris dan badan siliar menyebabkan rusaknya lood !"ueous arrrier sehingga

terjadi peningkatan protein, fibrin dan sel&sel radang dalam humor akuos yang tampak pada slitlamp sebagai berkas sinar yang disebuit fler (a"ueous flare). 8ibrin dimaksudkan untuk menghambat gerakan kuman, akan tetapi justru mengakibatkan perlekatan&perlekatan, misalnya perlekatan iris pada permukaan lensa (sinekia posterior). (,9

3ambar /. Uvea Sel&sel radang yang terdiri dari limfosit, makrofag, sel plasma dapat membentuk presipitat keratik yaitu sel&sel radang yang menempel pada permukaan endotel kornea. %kumulasi sel&sel radang dapat pula terjadi pada tepi pupil disebutkoeppe nodules, bila dipermukaan iris disebut busacca nodules, yang bisa ditemukan juga pada permukaan lensa dan sudut bilik mata depan. Pada iridosiklitis yang berat sel radang dapat sedemikian banyak sehingga menimbulkan hipopion.(,9 :tot sfingter pupil mendapat rangsangan karena radang, dan pupil akan miosis dan dengan adanya timbunan fibrin serta sel&sel radang dapat terjadi seklusio maupun oklusio pupil, sehingga cairan di dalam kamera okuli posterior tidak dapat mengalir sama sekali mengakibatkan tekanan dalam dalam camera okuli posterior lebih besar dari tekanan dalam camera okuli anterior sehingga iris tampak menggelembung kedepan yang disebut iris bombe ( ombans). (,9

3angguan pada humor akuos terjadi akibat hipofungsi badan siliar menyebabkan tekanan bola mata turun. %danya eksudat protein, fibrin dan sel&sel radang dapat berkumpul di sudut camera okuli anterior sehingga terjadi penutupan kanal schlemm sehingga terjadi glukoma sekunder.Pada fase akut terjadi glaucoma sekunder karena gumpalan ; gumpalan pada sudut bilik depan,sedang pada fase lanjut glaucoma sekunder terjadi karena adanya seklusio pupil.5aik turunnya bola mata disebutkan pula sebagai peran asetilkolin dan prostaglandin. (,9 KLASIFIKASI UVEITIS ANTERIOR 'erdasarkan patologi dapat dibedakan ( jenis uveitis anterior, yaitu granulomatosa dan non granulomatosa. Pada jenis non granulomatosa umumnya tidak dapat ditemukan organisme patogen dan karena berespon baik terhadap terapi kortokosteroid diduga peradangan ini semacam fenomena hipersensitivitas. Uveitis ini timbul terutama dibagian anterior traktus yakni iris dan korpus siliaris. 7erdapat reaksi radang dengan terlihatnya infiltrasi sel&sel limfosit dan sel plasma dalam jumlah cukup banyak dan sedikit sel mononuclear. Pada kasus berat dapat terbentuk bekuan fibrin besar atau hipopion didalam kamera okuli anterior. Sedangkan pada uveitis granulomatosa umumnya mengikuti invasi mikroba aktif ke jaringan oleh organisme penyebab (misal <ycobacterium tuberculosis atau 7o=oplasma gondii). <eskipun begitu patogen ini jarang ditemukan dan diagnosis etiologi pasti jarang ditegakkan. Uveitis granulomatosa dapat mengenai sembarang traktus uvealis namun lebih sering pada uvea posterior. 7erdapat kelompok nodular sel&sel epithelial dan sel&sel raksasa yang dikelilingi limfosit di daerah yang terkena. 2eposit radang pada permukaan posterior kornea terutama terdiri atas makrofag dan sel epiteloid. 2iagnosis etiologi spesifik dapat ditegakkan secara histologik pada mata yang dikeluarkan dengan menemukan kista to=oplasma, basil tahan asam tuberculosis, spirocheta pada sifilis, tampilan granuloma khas pada sarcoidosis atau oftalmia simpatika dan beberapa penyebab spesifik lainnya. Perbedaan uveitis ranul!"at!sa dan n!n ranul!"at!sa N!n ranul!"at!sa Granul!"at!sa Onset Sa#it A#ut N$ata Terse"bun$i Tida# ada atau rin an

F!t!%!bia Pen li&atan #abur Mera& sir#u"#!rneal Perisi'itat #erati# Pu'il S$ne(&ia '!steri!r N!dul iris Te"'at Per,alanan Re#urens

N$ata Sedan N$ata Puti& &alus Ke(il dan ta# teratur Kadan +#adan Kadan +#adan Uvea anteri!r A#ut Serin

Rin an N$ata Rin an Kelabu besar Ke(il dan ta# teratur )bervariasi* Kadan +#adan Kadan +#adan Uvea '!steri!r dan '!steri!r Mena&un Kadan +#adan

Sedangkan berdasarkan 4aktu uveitis anterior dikatakan akut jika terjadi kurang dari 1 minggu,jika inflamasi kambuh diikuti dengan serangan inisial disebut rekuren akut dan dikatakan sebagai kronik jika lebih dari 1 minggu. 'eberapa keadaan yang menyebabkan tanda dan gejala yang berhubungan dengan uveitis anterior akut, yaitu! 1. #raumatic !nterior $veitis 7rauma merupakan salah satu penyebab Uveitis %nterior, biasanya terdapat ri4ayat truma tumpul mata atau adneksa mata. $uka lain seperti luka bakar pada mata, benda asing, atau abrasi kornea dapat menyebabkan terjadinya Uveitis %nterior. Visual a"uity dan tekanan intraocular mungkin terpengnaruh, dan mungkin juga terdapat darah pada anterior chamber. > -.%diopathic !nterior $veitis Istilah idiopatik dipergunakan pada Uveitis %nterior dengan etiologi yang tidak diketahui apakah merupakan kelainan sistemik atau traumatic. 2iagnosis ini ditegakan sesudah menyingkirkan penyebab lain dengan anamnesis dan pemeriksaan.>

3.&'!( )* !ssociated $veitis #$%&'() mengacu pada spesifik genotype atau chromosome. <ekanisme pencetus untuk Uveitis %nterior pada pasien dengan genotype seperti ini tidak diketahui. %da hubungan yang kuat dengan ankylosing spondylitis, sindrom *eiter, %nflamatory bowel disease, psoariasis, arthritis, dan Uveitis %nterior yang berulang. > 4. ehcet+s Diseases,syndrome Sebagian besar menyerang laki&laki de4asa muda dari bangsa mediterania atau jepang. 7erdapat trias penyakit 'ehcets, yaitu akut Uveitis %nterior dan ulkus pada mulut dan genital. Penyakit behcet yang menyebabkan Uveitis %nterior akut adalah sangat langka. > 5.'ens !ssociated !nterior $veitis %da beberapa keadaan yang ditemukan pada peradangan anterior chamberdan penyebab yang disebabkan oleh keadaan lensa, yaitu ! phaco(anaphylactic andhopthalmitis dan phacogenic -phacotoksik. uveitis; phacolitic glaukoma" dan U3# syndrome ( Uveitis, 3laukoma dan #ifema).> 6.Mas"uerade syndrome <erupakan keadaan yang mengancam, seperti lymphoma, leukemia, retinoblastoma, dan malignant melanoma dari choroid, dapat menimbulkan Uveitis %nterior.> 'eberapa keadaan yang dapat menghasilkan tanda dan gejala yang terdapat pada diagnosis Uveitis %nterior kronik adalah ! 1. Juvenile /heumatoid !rthritis %nterior Uveitis terjadi pada penderita ?*% yang mengenai beberapa persendian. @arena kebanyakan dari pasien ?*% adalah positif dengan test %5% ( !nti 0uklear !ntibody ), yang merupakan pemeriksaan ad1uvant. ?*% lebih banyak mengenai anak perempuan dibanding anak lelaki. <erupakan suatu anjuran pada semua anak yang menderita ?*% untuk diperiksa kemungkinan terdapatnya Uveitis %nterior. > 2. !nterior $veitis !ssociated with 2rimary 2osterior $veitis

Penyakit sistemik, seperti sarcoidosis, toksoplamosis, sipilis, tuberculosis, herpes ,oster, cytomegalovirus, dan %I2S mungkin saja terlibat dalam Uveitis %nterior baik primer ataupun sekunder dari uveitis posterior.> 3. 3uch+s &eterochromatic %ridocyclitis <erupakan suatu penyakit kronik, biasanya asimptomatik, terdapat (A pasien Uveitis %nterior.> MANIFESTASI KLINIS @eluhan subyektif yang menyertai uveitis anterior adalah nyeri , terutama di bulbus okuli, sakitnya spontan atau pada penekanan di daerah badan siliar, sakit kepala di kening yang menjalar ke temporal, fotofobia, bervariasi dan dapat demikian hebat pada uveitis anterior akut, lakrimasi yang terjadi biasanya sebanding dengan derajat fotofobia, gangguan visus dan bersifat unilateral. ( *i4ayat yang berhubungan dengan uveitis adalah usia, kelamin, suku bangsa penting untuk di catat karena dapat memberikan petunjuk ke arah diagnosis uveitis tertentu. *i4ayat pribadi tentang penderita, yang utama adalah adanya he4an peliharaan seperti anjing dan kucing, serta kebiasaan memakan daging atau sayuran yang tidak dimasak termasuk hamburger mentah. #ubungan seks diluar nikah untuk menduga kemungkinan terinfeksi oleh S72 atau %I2S. Penggunaan obat&obatan untuk penyakit tertentu atau narkoba ( intravenous drug induced), serta kemungkinan tertular penyakit infeksi menular (seperti 7bc) dan terdapatnya penyakit sistemik yang pernah diderita. *i4ayat tentang mata didapatkan apakah pernah terserang uveitis sebelumnya atau pernah mengalami trauma tembus mata atau pembedahan.(

3ambar . Uveitis anterior granulomatosa dengan sejumlah nodul busacca pada permukaan iris dan beberapa muttan fat keratik presipitat pada aspek inferior. Pada pemeriksaan fisik didapatkan visus umumnya normal atau berkurang sedikit., konjungtiva bulbi, injeksi konjungtiva dan injeksi siliar, serta kornea keruh karena udem dan keratik presipitat. @eratik presipitat merupakan kumpulan sel&sel yang menempel pada endotel kornea, biasanya di bagian ba4ah. Pada uveitis non granulomatosa, keratik presipitat berukuran kecil dan sedang ber4arna putih. Pada uveitis granulomatosa, keratik presipitat besar&besar dan lonjong dan dapat menyatu membentuk bangunan yang lebih besar, sehingga dapat mencapai diameter .mm. %danya keratik presipitat dijumpai pada keratouveitis karena herpes simpleks dan sangat spesifik pada &eterokromik 3uch.(,9 Grade Flare Cells B tidak ada tidak ada .C flare tipis atau lemah &.B -lapang pandang (C 8lare tingkat sedang (Iris dan lensa secara .B&(B-lapang pandang diteil masih tampak) /C kekeruhan lebih berat (Iris dan lensa (B& B-lapang pandang diselimuti kekeruhan 0C flare sngat berat (penggumpalan fibrin pada D B-lapangpandang humur a6uos) !dapted from &ogan M&4 5imura SJ4 #hygeson 2. Signs and symptoms of uveitis6 %. !nterior uveitis. !m J 7phthalmol 89:9;;*68<)(=. Pada kamera okuli anterior terdapat flare, terlihat sebagai peningkatan kekeruhan dalam humor akuos dalam E:%, dapat terlihat dengan menggunakanslitlamp atau lampu kecil dengan intensitas kuat dengan arah sinar yang kecil sehingga menimbulkan fenomena #yndal. Pada uveitis non granulomatosa, reaksi flare sangat menonjol tapi reaksi sel biasanya terdiri dari sel&

sel kecil dan jarang sel besar seperti monosit atau sel raksasa. Sedangkan pada uveitis granulomatosa, sel besar&besar dan reaksi flare biasanya sangat ringan. (,9 Pada iris tampak suram, gambaran radier tak nyata, karena pembuluh darah di iris melebar, sehingga gambaran kripta tak nyata. Farna iris dapat berubah, kelabu menjadi hijau, coklat menjadi 4arna $umpur. 7erdapat nodul iris, ditandai sebagai benjolan di iris, bila pada tepi pupil disebut nodul koeppe, bila pada permukaan depan iris disebut nodul busacca. %danya nodul&nodul tersebut merupakan pertanda uveitis granulomatosa dan terdapat adanya sinekia posterior.(,9 Tabel - Pe"ba ian Uveitis Anteri!r se(ara #linis. . Ringan @eluhan ringan sampai sedang H% (B-(B to (B-/B @emerahan sirkumkornel superficial 7idak ada @Ps (keratic presipitat) .C cells and flare tekanan intraokuler berkurang I 0 mm#g Sedang @eluhan sedang sampai berat H% from (B-/B to (B-.BB @emerahan sirkumkornel dalam 7ampak @Ps .&/C cells and flare <iotic, sluggish pupil Sinekia posterior ringan Udem iris ringan Berat @eluhan sedang sampai berat H% I (B-.BB @emerahan sirkumkornel dalam 7ampak @Ps /&0C cells and flare pupil terfiksir Sinekia posterior (fibrous) 7idak tampak kripte pada iris

tekanan intraokuler berkurang tekanan intraokuler meningkat /&1 mm #g %nterior virtreous cells cells anterior sedang sampai berat

G /eprinted with permission. Catania 'J. 2rimary care of the anterior segment4)nd ed. 0orwalk4 C#6 !ppleton > 'ange4 899:6=*8.

Pada pupil terjadi miosis, pinggir tak teratur karena adanya sinekia posterio atau seklusio pupil. Pupil dapat terisi membran yang ber4ana keputiih&putihan yaitu oklusi pupil. Pada lensa terdapat uveitis rekurens yang dapat menimbulkan kekeruhan pada bagian belakang lensa (katarak kortikalis posterior).(,9 PEMERIKSAAN PENUN/ANG $aboratorium sangat dibutuhkan guna mendapat sedikit gambaran mengenai penyebab uveitis. Pada pemeriksaan darah, yaitu Differential count, eosinofilia ! kemungkinan penyebab parasit atau alergi, H2*$, 87%, %utoimun marker (%5%, /eumatoid factor, !ntidobble Stranded D0!), Ealcium, serum %EJ level (sarcoidosis), 7o=oplasma serologi dan serologi 7:*E# lainnya. Pemeriksaan urin berupa kalsium urin (0 jam (sarcoidosis) dan @ultur (bechet+s reitters). Pemeriksaan *adiologi, yaitu 8oto thora= (7bc, Sarcoidosis4 &istoplasmosis), 8oto spinal dan sendi sacroiliaka (!nkylosing sponfilitis), 8oto persendian lainya (/eumatoid arthritis4 1uvenile rheumatoid arthritis) dan 8oto tengkorak, untuk melihat adakah kalsifikasi cerebral (to?oplasmosis) Skin #est, yaitu Mantou? test, untuk 7bc, 2athergy test, untuk echet+s diseaseakan terjadi peningkatan sensivitas kulit terhadap trauma jarum pada pasien bila disuntikkan B,. ml saline intradermal dalam .9&(0 jam kemudian terjadi reaksi pustulasi. Pemeriksaan&pemeriksaan tersebut diperlukan untuk mengetahui etiologi secara spesifik, bila dicurigai adanya kecurigaan penyakit sistemik, Uveitis rekuren, Uveitus bilateral, Uveitis berat, Uveitis posterior dan :nsetnya muda. .B,.. Tabel 01 An,uran 'e"eri#saan Untu# "en eta&ui 'en$ebab siste"i# uveitis anteri!r Pen$a#it $an di(uru au berdasar#an ri2a$at dan 'e"eri#saan %isi# 3asil lab!rat!riu" Pe"eri#saan radi!l! i #!nsultasi Pe"eri#saan lainn$a

%nkylosing spondylitis Inflammatory bo4el disease *eiter+s syndrome

JS*,(C) #$%&'() (C)#$%&'()

Sacroiliac =& rays

*heumatologist

Internist or gastroenterologist

JS*,(C) #$%&'()

?oint =& rays

Internist, urologist, rheumatologist

Eultures" conjunctival, urethral, prostate

Psoriatic arthritis #erpes 'ehcet+s disease

(C)#$%&'()

*heumatologist, dermatologist

2iagnosis klinis (C)#$%&'()

2ermatologist Internist or *heumatologist 'ehcet+s skin puncture test

$yme disease J$IS% or $yme immunofluorescent assay ?uvenile rheumatoid arthritis Sarcoidosis JS*,(C)%5%, (&)*heumatoid factor %ngiotensin converting en,yme (%EJ) Syphilis (C)*P* or H2*$ 87%&%'S or Ehest =&ray ?oint =& rays

Internist, rheumatologis *heumatologist or pediatrictian

Internist

Internist

<#%& 7P 7uberculosis Ehest =&ray Internist Purified protein derivative (PP2) skin test !dapted from Cullen /D4Chang 4eds.#he @ills eye manual.2hiladelphia6J 'ippincott4899;6=:;(:. DIAGNOSIS BANDING 2iagnosis banding uveitis anterior adalah konjungtivitis,@eratitis atau

keratokonjungtivitis dan 3lukoma akut. Pada konjunctivitis penglihatan tidak kabur, respon pupil normal, dan umumnya tidak ada rasa sakit, fotofobia, atau injeksi ciliar. Pada keratitis atau keratokonjunctivitis, penglihartan dapat kabur dan ada rasa sakit dan fotofobia. 'eberapa penyebab keratitis seperti herpes simplek dan ,oster dapat mengenai uveitis anterior sebenarnya. Pada glaucoma akut, pupil melebar, tidak ada synekia posterior, dan korneanya KberuapL. )

3ambar 1. 3lukoma akut

KOMPLIKASI Pada uveitis anterior dapat terjadi komplikasi berupa katarak, retinitis proliferans, ablasi retina, glukoma sekunder yang dapat terjadi pada stadium dini dan stadium lanjut, pada uveitis anterior dengan visus yang sangat turun, sangat mungkin disertai penyulit edema macula kistoid. ),9

3ambar )! 3laucoma sudut tertutup dan @atarak matur PENATALAKSANAAN Penatalaksanan yang utama untuk uveitis tergantung pada keparahannnya dan bagian organ yang terkena. 'aik pengobatan topical atau oral adalah ditujuan untuk mengurangi peradangan..( 7ujuan dari pengobatan uveitis anterior adalah memperbaiki visual acuity4 meredakan nyeri pada ocular, menghilangkan inflamasi ocular atau mengetahui asal dari peradangannya, mencegah terjadinya sinekia, dan mengatur tekanan intraocular../ Pengobatan uveitis anterior adalah tidak spesifik, pada umumnya menggunakan kortikosteroid topical dan cycloplegics agent. %dakalanya steroid ataunonsteroidal anti inflammatory ( 5S%I2s) oral dipergunakan. 5amun obat&obatan steroid dan imunosupresan lainnya mempunyai efek samping yang serius, seperti gagal ginjal, peningkatan kadar gula darah, hipertensi4 osteoporosis, dan galukoma, khususnya pada steroid dalam bentuk pil. ./ Kortikosteroid

@ortikosteroid topikal adalah terapi a4al dan secepatnya diberikan.9 7ujuan penggunaan kortikosteroid untuk pengobatan uveitis anterior adalah mengurangi peradangan, yaitu mengurangi produksi eksudat, menstabilkan membran sel, menghambat penglepasan lyso,ym oleh granulosit, dan menekan sirkulasi limposit.> Jfek terapeutik kortikosteroid topikal pada mata dipengaruhi oleh sifat kornea sebagai sa4ar terhadap penetrasi obat topikal ke dalam mata, sehingga daya tembus obat topikal akan tergantung pada konsentrasi dan frekuensi pemberian, jenis kortikosteroid, jenis pelarut yang dipakai, bentuk larutan. . @onsentrasi dan frekuensi pemberian, makin tinggi konsentrasi obat dan makin sering frekuensi pemakaiannya, maka makin tinggi pula efek antiinflamasinya. Peradangan pada kornea bagian dalam dan uveitis diberikan preparat de=ametason, betametason dan prednisolon karena penetrasi intra okular baik, sedangkan preparat medryson, fluorometolon dan hidrokortison hanya dipakai pada peradangan pada palpebra, konjungtiva dan kornea superfisial. . @ornea terdiri dari / lapisan yang berperan pada penetrasi obat topikal mata yaitu, epitel yang terdiri dari lapis sel, stroma, endotel yang terdiri dari selapis sel. $apisan epitel dan endotel lebih mudah ditembus oleh obat yang mudah larut dalam lemak sedangkan stroma akan lebih mudah ditembus oleh obat yang larut dalam air. <aka secara ideal obat dengan daya tembus kornea yang baik harus dapat larut dalam lemak maupun air -biphasic.. :bat&obat kortikosteroid topikal dalam larutan alkohol dan asetat bersifat biphasic. . @ortikosteroid tetes mata dapat berbentuk solutio dan suspensi. @euntungan bentuk suspensi adalah penetrasi intra okular lebih baik daripada bentuk solutio karena bersifat biphasic4 tapi kerugiannya bentuk suspensi ini memerlukan pengocokan terlebih dahulu sebelum dipakai. Pemakaian steroid tetes mata akan mengakibatkan komplikasi seperti! 3laukoma, katarak, penebalan kornea, aktivasi infeksi, midriasis pupil, pseudoptosis dan lain&lain.. 'eberapa kortikosteroid topikal yang tersedia adalah prednisolon acetate B,.( A dan .A, prednisolone sodium phospat B,.( A , B, A, dan .A, deksamentason alcohol B,.A, deksamethasone sodium phospat B,.A, fluoromethasone B,.A dan B,( A, dan medrysone .A. .( Cycloplegics dan mydriatics

Semua agent

cycloplegic adalah cholinergic

antagonist

yang

bekerja

memblokade

neurotransmitter pada bagian reseptor dari sphincter iris dan otot ciliaris. Eycloplegic mempunyai tiga tujuan dalam pengobatan uveitis anterior, yaitu untuk mengurangi nyeri dengan memobilisasi iris, mencegah terjadinya perlengketan iris dengan lensa anterior ( sinekia posterior ), yang akan mengarahkan terjadinya iris bombe dan peningkatan tekanan intraocular, menstabilkan blood(a"ueous barrier dan mencegah terjadinya protein leakage -flare. yang lebih jauh.!gent cycloplegics yang biasa dipergunakan adalah atropine B, A, .A, (A, homatropine (A, A, Scopolamine B,( A, dan cyclopentolate B, A, .A, dan (A. > ral steroid dan !onsteroidal "nti #n$lammatory %r&gs 2rednisone oral dipergunakan pada uveitis anterior yang dengan penggunaan steroid topical hanya berespon sedikit. Penghambat prostaglandin, 5S%I2s ( biasanya aspirin dan ibuprofen ) dapat mengurangi peradangan yang terjadi. Sebagai catatan, 5S%I2s dipergunakan untuk mengurang peradangan yang dihubungkan dengan cystoids macular edema yang menyertai uveitis anterior. > Pengobatan kortikosteroid bertujuan mengurangi cacat akibat peradangan dan perpanjangan periode remisi. 'anyak dipakai preparat prednison dengan dosis a4al antara .( mg-kg ''-hari, yang selanjutnya diturunkan perlahan selang sehari-alternating single dose.. 2osis prednison diturunkan sebesar (BA dosis a4al selama ( minggu pengobatan, sedangkan preparat prednison dan de=ameta=on dosis diturunkan tiap . mg dari dosis a4al selama ( minggu. > Indikasi pemberian kortikosteroid sistemik adalah Uveitis posterior, Uveitis bilateral, Jdema macula, Uveitis anterior kronik (?*%, *eiter). Pemakaian kortikosteroid dalam jangka 4aktu yang lama akan terjadi efek samping yang tidak diingini seperti Sindrom Eushing, hipertensi, 2iabetes mellitus, osteoporosis, tukak lambung, infeksi, hambatan pertumbuhan anak, hirsutisme, dan lain&lain.> Pen !batan lainn$a ?ika pasien tidak koperatif atau iritis tidak berespon banyak dengan penggunaan topical steroid, in1ects subkon1uctival steroid ( seperi celestone ) akan berguna. 2epot steroid seharusnya

dihindari pada kasus uveitis sekunder, seperti yang diakibatkan oleh herpes atau toksoplasmosis karena dapat memperparah. 9 Injeksi peri&okular dapat diberikan dalam bentuk long acting berupa 2epo maupun bentuk short acting berupa solutio. @euntungan injeksi periokular adalah dicapainya efek anti peradangan secara maksimal di mata dengan efek samping sistemik yang minimal. . Indikasi injeksi periokular adalah apabila pasien tidak responsif terhadap pengobatan tetes mata, maka injeksi periokular dapat dianjurkan, Uveitis unilateral,pre operasi pada pasien yang akan dilakukan operasi mata, anak&anak, dan komplikasi edema sistoid makula pada pars planitis. Penyuntikan steroid peri&okular merupakan kontra indikasi pada uveitis infeksi (to=oplasmosis) dan skleritis. . $okasi injeksi peri&okular sub&konjuctiva dan sub&tenon steroid repositoryserta Injeksi sub&tenon posterior dan retro&bulbar. @euntungan injeksi sub&konjungtiva dan sub&tenon adalah dapat mencapai dosis efektif dalam . kali pemberian pada jaringan intraokular selama (0 minggu sehingga tidak membutuhkan pemberian obat yang berkali&kali seperti pemberian topikal tetes mata. Untuk kasus uveitis anterior berat dapat dipakai de=ametason (0 mg. Injeksi sub&tenon posterior dan retro&bulbar, cara ini dipergunakan pada peradangan segmen posterior (sklera, koroid, retina dan saraf optik). . @omplikasi injeksi peri&okular adalah Perforasi bola mata, Injeksi yang berulang menyebabkan proptosis, fibrosis otot ektra okular dan katarak sub&kapsular posterior, 3laukoma yang persisten terhadap pengobatan, terutama dalam bentuk 2epo di mana dibutuhkan tindakan bedah untuk mengangkat steroid tersebut dari bola mata, %strofi lemak sub&dermal pada teknik injeksi via palpebra.. 3ollow(up a4al pasien uveitis anterior harus terjad4al antara . ; ) hari, tergantung pada keparahannya. Mang dinilai pada setip follow(up adalah visual a6uity, pengukuran tekanan intraocular, pemeriksaan dengan menggunakan slitlamp4 assasment cel dan flare, dan evaluasi respon terhadap terapi. > 'a(le 4 $rek&ensi dan komposisi ter)adap penilaian dan penanganan &*eitis anterior

'ingkat kepara)a n +*eitis "nterior Ringan

Banyknya k&n,&ngan $ollo- &p

.is&al

Cells

'ono0 metry

p)t)almo0 scopy

Rencana penetalaksanaan

"c&ity danFlare pada pemerisaan Slit /amp

Setiap ;(* hari

Aa

Aa

Aa

Jika pada visit awal belum terdiagnosa

#atalaksana seperti di #able <

Sedang

Setiap )( ;hari

Aa

Aa

Aa

Jika pada visit awal belum terdiagnosa

#atalaksana seperti di #able <

(erat

Setiap 8( )hari

Aa

Aa

Aa

Jika pada visit awal belum terdiagnosa

#atalaksana seperti di #able <

'a(el 5 1 penanganan pada &*eitis anterior dan $ollo- &p ". 2ild &*eitis 3 ptional depending on symptoms. .. Eyclopentolate, .A (t.i.d.) atau homatropine, A (b.i.d.&t.i.d.) (. Prednisolone, .A (b.i.d.&6.i.d.) /. %spirin atau ibuprofen, ( tablet (6.0h)b secara oral 0. Penggunaan N bloker jka 7I: meningkat . *eevaluasi 0&) hari (atau jika berambah parah) B. Re$er to primary care p)ysician $or systemic e*al&ation 3-)en indicated4

C. 2oderate &*eitis .. #omatropine, A (6.i.d.) atau scopolamine, B.( A (b.i.d.) (. Prednisolone, .A (6.i.d.)a /. %spirin atau ibuprofen, ( tablets (6.0h)b secara oral 0. Penggunaan N bloker jka 7I: meningkat . Paca mata gelap 1. %njuran kepada pasien agar berhati&hati ). *e&evaluasi (&0 hari (atau bila perlu) %. Se*ere &*eitis .. %tropine, .A (b.i.d.&t.i.d.) atau homatropine, A (6.0h) (. Prednisolone, .A (6.(&0h)a /. %spirin atau ibuprofen, ( tablets (6./&0h) secara oral 0. Penggunaan N bloker jka 7I: meningkat . Paca mata gelap 1. %njuran kepada pasien agar berhati&hati ). *eevaluasi .&( hari %dapted from Eatania $?. Primary care of the anterior segment, (nd ed.5or4alk, E7! %ppleton O $ange, .>> !/)(. PROGNOSIS @ebanyakan kasus uveitis anterior berespon baik jika dapat didiagnosis secara a4al dan diberi pengobatan. uveitis anterior mungkin berulang, terutama jika ada penyebab sistemiknya. @arena baik para klinisi dan pasien harus lebih 4aspada terhadap tanda dan mengobati dengan segera

Penyebab papiledema secara umum diantaranya kenaikan tekanan intrakranial , penyakit-penyakit pada orbita, penyakit-penyakit pada mata seperti glaucoma akut, uveitis dan penyakit-penyakit sistemik seperti hypertensi maligna, blood dyscrasia, anemia, pulmonary insufficiency, dan uremia

1. $. ..

Gunawan wasisdi, Gambaran Klinis Uveitis nterior kua pada !" #$% Positif, &KUG', (ogyakarta )lyas *idarta, Uveitis nterior, )lmu Penyakit 'ata, ed )), &KU), +akarta, $--$ www/preventblindness. 0o.id, 0auses of nterior Uveitis . ccessed. *eptember th. $--1,1-$

You might also like