You are on page 1of 43

Anatomi sistem saraf

Oleh: Zhafran Veliawan, Kevin Wahyudy P., Rizky Masah, Vidi Aditya P.W.P. Dirangkum oleh: Johannes Ephan Bagus Kurnia Direvisi oleh: Fadhli Rahman

BAB I HEMISPHERIUM CEREBRI et DIENCEPHALON A. Pendahuluan Jadi tubuh kita dikontrol oleh 2 sistem utama yaitu sistem endokrin dan sistema nervosum. Sistem endokrin sifatnya durasinya lama, bekerja secara wireless. Sedangkan sistema nervosum berkerja secara elektrik melalui impuls impuls listrik, durasinya cepat, seperti gerakan otot. Sistema nervosum dibagi menjadi dua yaitu sistema nervosum centrale dan sistema nervosum perifericum. Sistema nervosum centrale dibagi menjadi dua yaitu encephalon (otak) dan medulla spinalis. Encephalon dibagi menjadi 3 yaitu prosencephalon (otak depan) yang terdiri dari telencephalon atau hemispherium cerebri dan diencephalon, mesencephalon (otak tengah), rhombencephalon (otak belakang) yang terdiri dari pons, medulla oblongata dan cerebellum. Medulla spinalis ada 5 pars sesuai dengan vertebrae yang melindunginya (pars cervicalis, thoracica, lumbalis, sacralis dan coccygea). Sistema nervosum perifericum ada 2, yang berasal dari encephalon disebut nervi craniales, sedangkan yang berasal dari medulla spinalis disebut nervi spinalis. Nervi craniales ada 12 dari nervus I-XII. Nervi spinalis ada 31 segmen dibagi berdasar vertebrae yang melindunginya (cervicalis, thoracica, lumbalis, sacralis dan coccygea). Selain 2 nervus tadi ada juga sistema nervosum autonomicum, bekerja secara tidak sadar (sistem saraf otonom), mengatur aktifitas otonom dalam tubuh (seperti kontraksi jantung, motilitas usus) yang terdiri dari pusat pusat saraf otonom yang merupakan bagian dari sistema nervosum central dan serabut saraf otonom yang juga merupakan bagian dari serabut saraf perifericum. Sistema nervosum autonomicum dibagi menjadi dua yaitu simpatis dan parasimpatis. Simpatis berasal dari segmen thoracolumbal sedangkan parasimpatis berasal dari segmen craniosacral.

Gambar 1.1: Skema pembagian sistem saraf B. Learning Objective (LO) 1. Struktur cerebrum a. Cortex cerebri (struktur yang terisi substantia griscea) b. Centrum semiovale/corpus medullare (subtantia alba) c. Ganglia basalis1/ nuclei basalis dan corpus striatum (struktur subtantia griscea pada centrum semiovale) d. Rhinencephalon (berkaitan dengan struktur olfaktorius)
1

Karena nucleus adalah kumpulan dari badan sel saraf dalam CNS maka penggunaan nuclei basalis

secara teknis benar. Penggunaan yang sering tetapi salah secara terminology-nya, ganglia basalis, seharusnya ditinggalkan karena ganglia adalah struktur dari PNS Marieb, Elaine N. dan Hoehn, Katja N., Human Anatomy & Physiology edisi ke 9 (San Francisco: Benjamin Cummings, 2012) p 439

2. Struktur diencephalon C. Cerebrum Cerebrum bagian dari telencephalon merupakan bagian encephalon/otak yang terbesar, terdiri dari dua belahan yaitu hemispherium cerebri dexter et sinister. Hemispherium berarti belahan. Hemispherium cerebri dexter et sinister dipisahkan oleh suatu alur namanya fissura longitudinalis cerebri yang akan ditempati oleh lipatan duramater yang disebut falx cerebri yang ditempati atau dilewati arteri cerebri anterior Cortex cerebri merupakan bagian paling luar dari hemispherium cerebri. Cortex cerebri tersusun atas subtantia griscea, sedangkan di dalamnya disebut dengan centrum semiovale yang berisi subtantia alba, kemudian di dalamnya lagi akan mengelilingi diencephalon terdapat subtantia griscea lagi yang disebut nuclei basalis dan corpus striatum. Cortex cerebri tersusun atas lobi (tunggal, lobus) dan gyri (tunggal gyrus) oleh suatu alur yang disebut sulci (lebih pendek) dan fissurae (lebih dalam).

Gambar 1.2: Cortex cerebri

Cortex cerebri terdiri dari beberapa lobus yaitu lobus frontalis, lobus parietalis, lobus temporalis dan lobus occipitalis. Di tengah (batas antara lobus frontalis dan parietalis) akan ada suatu alur yang disebut sulcus centralis rolando, di depannya terdapat gyrus precentralis, di belakangnya terdapat gyrus postcentralis. Di depan dari gyrus precentralis ada sulcus precentralis, di belakang dari gyrus postcentralis ada sulcus postcentralis. Lobus frontalis dibagi menjadi 3 oleh dua sulcus yaitu sulcus frontalis superior dan sulcus frontalis inferior sehingga ada 3 gyrus frontalis superior, gyrus frontalis medius dan gyrus frontalis inferior. gyrus frontalis inferior dibagi menjadi 3 bagian, yaitu pars orbitales, pars triangulares dan pars operculares. Dibagian bawahnya terdapat gyri orbitales. Di bawah dari lobus frontalis akan ada suatu alur yang disebut fissura lateralis cerebri sylvii yang akan dilewati arteri cerebri media. Pada lobus parietalis akan ada sulcus ditengah yang disebut dengan sulcus intra parietalis yang akan memisahkan lobus parietalis menjadi dua bagian yaitu lobulus parietalis superior dan lobulus parietalis inferior. Kemudian memisahkan dari lobus parietalis dan lobus occipitalis terdapat sulcus parietooccipitalis yang ditempati/ dilewati oleh ramus parietooccipitalis arteri cerebri posterior cabang dari arteri basilaris. Di lobus temporalis ada sulcus temporalis superior dan sulcus temporalis inferior sehingga lobus temporalis dibagi menjadi 3 bagian yaitu gyrus temporalis superior, gyrus temporalis medius dan gyrus temporalis inferior . Gyrus temporalis superior ke arah atas menjadi gyrus supramarginalis dan ke arah bawah menjadi gyrus angularis. Kemudian di bagian posteroinferior terdapat sebuah sulcus kecil berbentuk seperti bulan sabit yaitu sulcus lunatus.

Gambar 1.3: Gyri pada cerebrum dilihat dari sisi lateral Bila dilihat dari sisi medial, ada suatu commissura terbesar yang tersusun atas subtantia alba, yang menyambungkan hemispherium cerebri dexter et sinister yaitu corpus callosum. Diatasnya terdapat sulcus yang disebut sulcus corpori callosi. Diatasnya terdapat gyrus cinguli, diatas gyrus cinguli terdapat alur yang disebut sulcus cinguli. Kemudian di atasnya terdapat sulcus centralis yang dibelakangnya terdapat lobulus paracentralis. Dibelakangnya terdapat suatu alur yang disebut dengan sulcus marginalis/ sulcus paracentralis yang memisahkan lobulus paracentralis dengan precuneus. Antara precuneus dan cuneus dipisahkan oleh suatu alur yaitu sulcus parietoocipitalis. Kemudian terdapat suatu alur lagi yaitu fissura calcarina (sulcus calcarinus) yang menjadi sentrum dari visual. Kemudian ada suatu alur yang disebut dengan sulcus collateralis yang akan memisahkan gyrus occipitotemporalis medialis dan gyrus occipitotemporalis lateralis. gyrus occipitotemporalis medialis ke arah depan akan membentuk gyrus hippocampi dan akan berakhir dengan bangunan seperti kait disebut dengan uncus. Diatasnya terdapat sulcus hippocampi. Sulcus colaterallis dengan fissura calcarina akan bertemu, ditengah tengahnya ada gyrus lingualis.

Gambar 1.4: Gyri pada cerebrum dilihat dari sisi medial Area subcallosa merupakan bagian dari lobus limbicus. Corpus callosum yang menjadi penyatu kedua dari hemispherium di bagian fascies anteriornya akan dilekati oleh sebuah sekat yaitu septum pellucidum sedangkan di bagian posterior akan dilekati oleh fornix/ corpus fornicis.

Dari bagian normobasillaris terlihat sulcus olfaktorius yang ditempati oleh tractus dan bulbus olfaktorius. Disamping dari sulcus olfactorius terdapat gyrus rectus. Kemudian disebelah lateralnya ada gyri orbitales. Sulcus cinguli ke arah corpus callosum membentuk isthmus cinguli. Fissura calcarina dan sulcus collateralis menjadi batas bangunan yaitu gyrus cinguli. Di bagian posterior dari gyrus rectus terdapat chiasma opticum.

Gambar 1.5: Cerebrum dilihat dari normo basilaris Kemudian ada Lobus insulae/ lobus centralis yang tersembunyi di dasar fissura lateralis cerebri sylvii. Lobus insulae akan tertutup oleh 3 operculum yaitu operculum frontale, parietale dan temporale, ketika dibuka ketiga operculum, dapat ditemukan lobus insulae/ lobus centralis. Lobus centralis akan dikelilingi/ dibatasi oleh sulcus circularis insulae, dan dibagi oleh sulcus centralis insulae

menjadi gyrus longus insulae dan gyri breves insulae. Apex insulae disebut limen insulae, langsung menuju ke substantia perforata anterior. Kemudian ada lobus limbicus Merupakan lingkaran jaringan cortical di facies medialis hemispherium cerebri yg mengelilingi corpus callosum dan diencephalon. Dari segi namanya limbic artinya batas artinya struktur/ susunan dari beberapa gyrus yang akan membentuk jaringan dari fungsi tertentu yang letaknya diantara jaringan korteks dan diencephalon (sesuai dengan namanya limbus = batas). Yang termasuk ke dalam lobus limbicus adalah: gyrus cinguli, isthmus gyrus cinguli, gyrus parahippocampus, formatio hippocampi (tersusun atas hippocampus dan gyrus dentatus/ gyrus dengan gambaran gigi), gyrus subcallosus, gyrus preterminalis, gyrus parolfactorius. Secara bersama-sama, gyrus preterminalis, gyrus parolfactorius dan gyrus subcallosus disebut dengan area parolfactoria atau area subcallosal. Kemudian area parolfactoria melanjutkan ke dalam gyrus cinguli; ke posterior corpus callosum melanjut sebagai isthmus gyrus cinguli, terus ke gyrus parahippocampus dan berakhir sebagai uncus. Hippocampus berkaitan dengan memori jangka baru/ memori yang baru saja terjadi. Fungsi dari lobus limbicus/ sistem limbic sebagian mengontrol perilaku emosi dan memori.

Gambar 1.6: Lobus limbicus D. Lokalisasi/ fungsional cortex cerebri 1. Brodmann membagi cortex cerebri dalam 50 area functional. Inilah yang nanti kita pakai. 2. Vogs menemukan lebih dari 200 area yang berbeda 3. Von Economo membagi cortex ke dalam 5 dasar arsitektur Di bagian rostral dari sulcus centralis rolando terdapat area 4 broadmann sebagai centrum motoric/ area motorik primer. Di rostralnya lagi terdapat area 6 broadmann/ area motorik sekunder. Area motorik sekunder sebagai pusat pengolah data/ perancang data untuk melakukan gerakan, area motorik primer akan mengubah suatu rancangan menjadi suatu gerakan. Lesi pada area 4 disebut paresis/ plegia. Di sebelah depan dari area 6 broadmann ada area 8 broadmann/ area optokinetik. Area optokinetik akan mempengaruhi/ mempusati dari gerak volunteer bola mata. Lesinya akan terjadi defiasi konjugat. Kemudian ada area

prefrontal (9, 10, 11, 12, 46, 47). Fungsinya dari area prefrontal adalah sebagai pusat inisiasi, integrasi, penilaian, kepribadian serta pusat intelegensi dan berpikir abstrak. Bila ada kelainan dapat timbul seperti schizophren/ pikiran abstrak. Dapat juga terjadi gangguan kepribadian, tidak bisa inisiasi. Area 44 dan 45 disebut dengan area broca yaitu area bicara motoris. Lesi pada area broca akan terjadi afasia motoris. Dibelakang sulcus centralis Rolando ada area 3, 1, dan 2 sebagai centrum censoris/ area sensoris primer. Kemudian ada area 5 dan 7 broadmann sebagai area sensoris sekunder/ area asosiasi. Area asosiasi berfungsi saat kita tanpa melihat tetapi kita dapat merasakan apa benda itu. Area sensoris primer berfungsi saat kita dapat merasakan rasa rasa yang umum seperti sakit dan tekan. Area 43 sebagai area gustatoria/ area pengecapan, dibelakangnya ada area Wernicke (area 40, 39 dan sebagian 22). Lesi pada area Wernicke akan terjadi afasia reseptif. Apabila kita mendengarkan sesuatu dan ingin dikatakan, hal yang ingin dikatakan akan diterjemahkan/diterima dulu di area Wernicke baru diucapkan di area broca. Inilah mekanisme proses bicara. Sehingga bila ada lesi pada area Wernicke akan terjadi afasia reseptif yaitu tidak bisa mendapatkan informasi tetapi bisa mengucapkan informasi. Apabila lesi pada area broca akan terjadi afasia motoris yaitu bisa mendapatkan informasi tetapi tidak bisa mengucapkan informasi. Area 17, di fisura carcarina sebagai centrum visual/ area visual primer dan area 18 dan 19 sebagai centrum visual sekunder. Area 22 sebagai area temporal/ area auditus primer. Kemudian area 41 dan 42 sebagai area auditus sekunder. Area 20, 21, 38 sebagai pusat memori dan pengalaman.

Gambar 1.7: Area broadmann pada cerebrum dilihat dari lateral

Gambar 1.8: Area broadmann pada cerebrum dilihat dari medial

E. Subtantia alba hemispherium cerebri Terletak di medulla hemispherium cerebri, dikenal dengan centrum semiovale. Selain terdapat nuclei basalis, dijumpai juga serabut serabut proyeksi, serabut commissura dan serabut assosiasi Serabut proyeksi akan menghubungkan cortex dengan bagian yang lebih rendah dari encephalon dan medulla spinalis (contohnya capsula interna, corona radiata, radiatio optica). Sesuai dengan namanya proyeksi, dari atas ke bawah. Serabut commissura akan menghubungkan kedua hemispherium cerebri (menyilang linea mediana) Temasuk serabut commissura adalah corpus callosum, commissura anterior dan commissura hippocampi, commissura fornicis serta commissura posterior (diencephalon) Serabut assosiasi adalah serabut yang terletak dalam satu hemispherium cerebri, yang menghubungkan antara pusat satu dengan lainnya, tanpa menyilang linea mediana. Termasuk serabut assosiasi adalah: serabut assosiasi pendek, tepat di bawah substantia griscea cortex dan serabut assosiasi panjang. Bagian penting dari corpus callosum yaitu di bagian anterior disebut dengan rostrum di bagian posterior disebut dengan splenium corpora callosa. Bentukan seperti lekukan disebut dengan genu corpora callosa, badannya disebut dengan truncus corpora collosa. Perluasan genu ke arah lateral disebut dengan forceps minor, perluasan splenium ke arah luar disebut dengan forceps mayor. Septum pelucidum, di bagian anterior, corpus fornicis di bagian posterior, sulcus corporis collosi di atasnya. F. Nuclei basalis dan corpus striatum Terletak di bagian sentral telencephalon, antara thalamus/ diencephalon dan centrum semiovale atau substantia alba hemispherium cerebri. Tersusun atas nucleus caudatus, nucleus lentiformis, claustrum, dan corpus amygdaloideum. Corpus striatum tersusun atas nucleus caudatus dan nucleus lentiformis serta capsula interna di antaranya. Nucleus lentiformis tersusun atas putamen dan globus pallidus.

Nucleus caudatus ada 2, caput dan cauda. Nucleus lentiformis terdiri dari 2 nucleus dipisahkan oleh lamina medularis externa/ lamina medularis lateralis menjadi 2 bagian yaitu di bagian lateral, putamen, dan di bagian medial, globus pallidus. Globus pallidus dipisahkan oleh lamina medularis interna menjadi segmen lateral dan medial. Nucleus caudatus dan nucleus lentiformis di tengahnya ada capsula interna, ada 3 bagian crus anterius, genu dan crus posterius. Claustrum dipisahkan dari nucleus lentiformis oleh suatu serabut proyeksi namanya capsula externa. Sedangkan claustrum dipisahkan dari corpus insulae dipisahkan oleh capsula extrema. Terdapat juga ventriculus tertius dan plexus choroideus yang menghasilkan LCS G. Diencephalon 1. Thalamus dengan corpus geniculatum Thalamus ada dextra dan sinistra, dipisahkan oleh suatu massa yaitu adhesiointerthalamica. Thalamus mempunyai 2 corpus yaitu corpus gerniculatum laterale dan corpus gerniculatum mediale. Corpus gerniculatum laterale menjadi tempat berakhirnya proyeksi serabut saraf optikus/ tractus opticus. corpus gerniculatum mediale menjadi tempat berakhirnya proyeksi serabut saraf pendengaran/ tractus pendengaran. Selain itu fungsi dari thalamus sebagai tempat semua serabut sensoris (pendengaran, penglihatan, somatosensorik akan masuk ke thalamus sebelum diterjemahkan di korteks masing masing) kecuali olfaktorius dan juga sebagai relay station somatosensorik dan somatomotorik. 2. Epithalamus Strukturnya ada 2 yaitu nucleus habenularis dan glandula pinealis. Glandula pinealis akan menghasilkan hormon melatonin yang berfungsi sirkardian. 3. Subthalamus Terdiri dari nucleus ruber, substansia nigra, corpus luysi, area foreli. 4. Hypothalamus

Fungsinya sebagai homeostasis dan pusat pengaturan hormon, suhu tubuh, nafsu makan. H. Cranium Cranium merupakan bagian dari skeleton axial pada tubuh. Terdiri dari viscerocranium dan neurocranium. o Neurocranium Neurocranium akan melindungi systema nervosum centrale. Terdiri dari calvaria cranii dan basis cranii yang tersusun atas os frontale, os ethmoidale, os sphenoidale, os occipital, os parietale dan os temporale. o Viscerocranium Ossa cranium yang membentuk bagian anterior/ wajah yang tersusun atas mandibulae, maxilla, ossa palatine, ossa zygomatici, ossa lacrimalia, ossa nasalia, os vomer dan concha nasales inferiores. Cranium dapat juga dibagi berdasar sisi lihatnya. Berikut sisi lihat dari cranium beserta bagian bagian pentingnya. Norma frontalis o Cavum orbitae o Arcus superciliaris o Foramen supraorbitalis o Foramen infraorbitalis o Aperture piriformis o Septum nasi o Spina nasalis anterior o Processus alveolaris o Foramen mentale o Protuberantia mentalis o Gnation Norma verticalis

o Vertex o Sutura parietale o Sutura coronalis o Bregma o Lambda o Foramen parietale o Obellion Norma lateralis o Sutura squamosa o Pterion o Stephanon o Asterion o Porus acusticus externus o Arcus zygomaticus Norma occipitalis o Os interparietale o Sutura lambdoidea o Sutura occipitalis transversa o Linea nuchalis superior o Linea nuchalis inferior o Protuberantia occipitalis externa Norma basilaris o Foramen occipitale magnum: tempat keluarnya nervus XI o Condyluss occipitalis o Processus mastoideus o Processus styloideus o Tuberculum pharyngeum o Fossa mandibulare

o Palatum durum o Foramen jugulare: tempat keluarnya nervus IX dan X o Canalis caroticus o Foramen stylomastoidea o Foramen lacerum o Foramen ovale o Foramen spinosum o Foramen rotundum Fascies interna Pada basis cranii, pada fascies interna dan externa terdapat lubang keluar masuk nervus cranialis yaitu: o Lamina et foramina cribrosa os ethmoidalis ditembus filla olfaktoria o Canalis opticus: tempat keluarnya nervus opticus o Fissura orbitalis superior: tempat keluar nervus III, IV, V cabang I o Canalis nervi hippoglossi: dibawah condylus, berupa suatu alur, tempat keluarnya nervus XII/ nervus hippoglossus o Protuberantia occipitalis interna: pada fascies interna, tempat perlekatan confluens sinuum Bangunan penting lainnya yaitu: o Sulcus sinus sagitalis superior o Sulcus arterie et venosi meningea media o Foveola granulatio arachnoidea pachioni o Crista frontalis o Crista galli o Fossa glandula hypophisis o Porus acusticus internus o Crista occipitalis interna o Sulcus sinus transversus

o Sulcus sinus sigmoideus Mandibulae o Protubernatia mentalis o Foramen mentale o Angulus mandibulae o Tuberositas masseter o Linea obliqua o Processus coronoideus o Processus condylaris o Foramen mandibulae o Lingula mandibulae o Linea mylohyoidea o Sulcus mylohyoideus o Spina mentalis o Fossa digastrica I. Latihan soal 1. Sulcus corpori callosi dilalui oleh (1) 2. Jawaban soal pertama merupakan cabang dari (2). 3. Sulcus cinguli ditempati oleh (3) 4. Jawaban soal ketiga merupakan cabang dari (4) 5. Perbedaan antara tractus, bulbus dan nervus olfaktorius adalah (5). 6. Lesi pada area broadmann 6 disebut (6) 7. Perbedaan antara area broadmann 39 dan 40 adalah (7). 8. Lesi pada corpus luysi dan area foreli disebut (8) 9. Foramen ovale merupakan tempat keluar dari (9) 10. Foramen rotundum merupakan tempat keluar dari (10) 11. Foramen spinosum merupakan tempat keluar dari (11)

BAB II TRUNCUS CEREBRI, CEREBELLUM et MEDULLA SPINALIS A. Truncus cerebri Truncus cerebri atau batang otak/ brain stem terdiri dari 3 bagian yaitu mesencephalon, pons dan medulla oblongata. 1. Mesencephalon Mesencephalon atau otak tengah terdiri dari 2 bagian pedunculus cerebri, di anterior yaitu crus cerebri yang dilewati oleh beberapa tractus dan di posterior tegmentum mesencephale. Pembatas antara crus cerebri dan tegmentum mesencephale adalah subtantia nigra yang akan menghasilkan zat yaitu dopamine. Kekurangan dopamine dapat menyebabkan penyakit Parkinson. Terdapat juga aquaeductus mesencephali yang menghubungkan ventriculus tertius dan ventriculus quartus. Di bagian belakang terdapat corpus pineale dimana terdapat glandula pinealis. Terdapat juga tectum mesencephale yang terdiri dari lamina quadrigemina/ corpora quadrigemina yang terdiri dari 2 colliculus superior dan 2 colliculus inferior. Colliculus superior akan berhubungan dengan jaras penglihatan/ corpus geniculatum laterale. Colliculus inferior akan berhubungan dengan jaras pendengaran. Diantara kedua pedunculus cerebri terdapat fossa interpeduncularis yang akan ditembus oleh arteri centralis posteromedialis yang akan menjadi lubang lubang yang disebut subtantia perforata posterior 2. Pons Pons/ pons varoli di pars basilaris pontis (bagian anterior medial) terdapat sebuah alur disebut sulcus basilaris pontis. Sulcus basilaris pontis dilalui oleh arteri basilaris yang merupakan gabungan dari arteri vertebralis dexter dan arteri vertebralis sinister. Di sebelah lateral terdapat pedunculus cerebellaris medial/ brachium pontis. Pada pars tegmentalis (bagian posterior), di bagian tengah terdapat sulcus medianus posterior. Terdapat juga colliculus fascialis yang

merupakan hasil pendesakan dari nucleus nervus IV dan genu internum nervus fascialis. Terdapat juga area vestibularis yang berisi nucleus vestibularis. 3. Medulla oblongata Pada medulla oblongata bagian anterior medial terdapat fissura mediana anteriora. Di kanan kirinya terdapat fasiculus anterior. Pada fasiculus anterior terdapat penonjolan yang disebut pyramis yang berisi tractus pyramidalis/ tractus corticospinalis yang berfungsi sebagai tractus untuk motorik. Tractus ini akan menyilang di bagian bawah pyramis di tempat yang bernama decussatio pyramidum setinggi foramen magnum. Sekitar 80-85% fasiculus anterior akan menyilang di decussatio pyramidum, sisanya akan terus ke bawah, hal inilah yang mendasari bila terjadi lesi pada hemispherium cerebri maka akan terjadi kelumpuhan motorik kontralateral. Di sebelah lateral pyramis terdapat alur yang disebut sulcus antero lateralis. Disini tempat keluar nervus XII. Di sebelahnya terdapat fasiculus lateralis dimana terdapat penonjolan yang disebut oliva. Di sebelah lateralnya lagi terdapat sulcus postero lateralis. Dilihat dari belakang diantara sulcus postero lateralis dan sulcus medianus posterior terdapat 2 bagian yang bernama fasiculus posterior yang dibagi menjadi 2 yaitu fasiculus gracilis (disebelah medial), dan fasiculus cuneatus (disebelah lateral) yang dipisahkan oleh sulcus intermedius posterior. Pendesakan pada fasiculus gracilis disebut tuberculum gracilis yang merupakan hasil pendesakan dari nucleus gracilis. Fasiculus cuneatus mempunyai pendesakan yang disebut tuberculum cuneatus yang merupakan hasil pendesakan dari nucleus cuneatus. Terdapat juga striae medullaris yang merupakan batas antara pons dan medulla oblongata. Dibawahnya terdapat 2 trigonum, yang disebelah atas adalah trigonum nervi hypoglossi yang disebelah bawah adalah trigonum nervi vagi, keduanya akan membentuk suatu kesatuan yang disebut calamus scriptorius. Jadi pars tegmentalis pontis

dan fascies dorsalis medulla oblongata akan membentuk suatu struktur disebut fossa rhomboidea yang merupakan dasar dari ventriculus quartus. Di dekat kedua trigonum terdapat area postrema. Dari sulcus medianus posterior medulla oblongata ujung atasnya akan membentuk suatu pembuntuan yang disebut obex. Struktur interna dari pons dan medulla oblongata terdiri dari nucleus dan tractus tractus. B. Cerebellum Cerebellum berfungsi untuk keseimbangan dan koordinasi otot. Cerebellum terdiri dari lobus anterior dan lobus posterior yang akan membentuk corpus cerebelli. Pemisah antara lobus anterior dan lobus posterior disebut fissura prima. Selain corpus cerebelli terdapat juga lobus floculonodularis. Lobus floculonodularis dan corpus cerebelli dipisahkan oleh fissura posterolateralis. Nucleus di cerebellum ada 4 yaitu nucleus dentatus, nucleus emboliformis, nucleus fastigeus, dan nucleus globosus. Secara fungsional cerebellum dibagi menjadi 3 yaitu archicerebellum (tersusun oleh lobus floculonodularis) yang berfungsi sebagai vestibularis (fungsi keseimbangan), paleocerebellum (tersusun oleh lobus anterior), dan neocerebellum (tersusun oleh lobus posterior dan nucleus dentatus). C. Medulla spinalis Medulla spinalis merupakan lanjutan dari medulla oblongata yang melewati foramen magnum. Pada medulla spinalis ada 2 pembesaran yaitu mescentia cervicalis dan mescentia lumbalis. Medulla spinalis akan berakhir di sekitar lumbal I atau lumbal II yang disebut conus medullaris. Perpanjangan dari piamater setelah conus medullaris disebut filum terminale. Serabut serabut bentukan dari radix nervus lumbalis dan sacralis disebut cauda equina. Struktur eksterna medulla spinalis mirip dengan struktur eksterna medulla oblongata. Di paling depan terdapat fissura mediana anterior. Terdapat juga funiculus anterior (mirip dengan fasiculus anterior), sulcus anterolateralis,

funiculus lateralis, dan funiculus posterior. funiculus posterior dibentuk oleh dua fasiculus yaitu fasiculus gracilis dan fasiculus cuneatus. Struktur medulla spinalis berbalik dari struktur cerebrum yaitu subtantia alba di tepi dan subtantia griscea di tengah. Di tengah dari subtantia griscea terdapat lubang yang bernama canalis centralis. Subtantia griscea membentuk bangunan seperti huruf H atau kupu kupu dengan dua cornu yaitu disebelah depan cornu anterius untuk fungsi motorik dan cornu posterius untuk fungsi sensorik. Medulla spinalis berjalan pada canalis vertebralis. D. Latihan soal 1. Pada mesencephalon terdapat nucleus (1)

BAB III MENINGES, LCS, et VASCULARISASI ENCEPHALON A. Meninges Meninges adalah selaput pembungkus dari sistema nervosum central yaitu encephalon dan medulla spinalis. Meninges dibagi menjadi 2 yaitu meninges encephalis dan meninges spinalis. Meninges encephalis dan spinalis sama sama mempunyai dura mater (pachymeninx), arachnoidea mater dan pia mater (leptomeninx). Dura mater encephalis ada 2 lapis yang terdiri atas lamina meningealis (dalam) dan lamina endostealis (luar). Diantara dura mater dan arachnoidea mater terdapat ruang disebut spatium subdurale. Diantara arachnoidea mater dan pia mater terdapat ruang disebut spatium arachnoidea. Lamina meningealis dan lamina endostealis saling melekat kecuali di beberapa tempat sehingga membentuk suatu ruang yang disebut sinus venosus (ruang) dan processus duramatris (pelebaran yang masuk ke sekat sekat di encephalon yang dalam/ besar). Lamina endostialis menempel pada tabula interna, sedangkan yang masuk ke sekat encephalon adalah lamina meningealis. Processus duramatris merupakan penonjolan/ pelebaran dura mater ke arah dalam. Processus duramatris ada beberapa yaitu falx cerebri, tentorium cerebelli, falx cerebelli dan diaphragma sellae. Falx cerebri berbentuk semilunar/ bulan sabit, berjalan vertical dari arah crista galii, crista frontalis, sulcus sinus sagittalis superior dan berakhir di protuberantia occipitalis interna. Falx cerebri mempunyai tepi terikat dan tepi bebas. Tepi terikat menempel pada sulcus sinus sagitallis superior (yang berisi sinus sagittalis superior) sedangkan pada tepi bebasnya berjalan sinus sagittalis inferior. Tentorium cerebelli berbeda dengan falx cerebri, falx cerebri berarah vertical, tentorium cerebelli berarah horizontal menyangga gyrus occipitalis dan menjadi atap cerebellum. Tentorium cerebelli mempunyai tepi terikat dan tepi bebas. Tepi terikatnya menempel pada sulcus sinus transversus, yang dilewati oleh sinus transversus, ke depan akan

membentuk plica petroclinoidea anterior dan posterior yang menempel pada processus clinoideus anterior dan posterior pada sisi medialnya berjalan sinus rectus. Falx cerebelli berjalan vertical sama seperti falx cerebri. Tepi terikatnya melekat pada crista occipitalis interna dimana terdapat sinus occipitalis. Diaphragma cellae merupakan tepi atas/ atap dari cella turcica. Tempat pertemuan ketiga duplicator duramatris disebut confluens sinuum yang merupakan muara dari sinus yang melekat pada tepi terikat duplicator duramatris. Sinus venosus merupakan systema venosa (mengandung darah) pada otak yang terbentuk karena tidak melekatnya lamina meningealis dan lamina endostialis yang menyisakan rongga. Sinus venosus terdiri dari sinus sagittalis superior, sinus sagittalis inferior (bermuara ke sinus rectus), sinus occcipitalis. Ketiga sinus ini akan bermuara ke confluens sinuum yang terletak pada protuberantia occipitalis interna. Dari confluens sinuum akan berjalan ke lateral membentuk sinus transversus, kemudian berjalan ke sinus yang berbentuk S yaitu sinus sigmoideus yang akan bermuara di bulbus superius vena jugularis interna. Sinus sagittalis superior dimuarai vena cerebri superior, sedangkan sinus occipitalis dimuarai sinus marginalis dan sinus rectus dimuarai oleh vena cerebri magna (selain oleh sinus sagittalis inferior). Sinus transversus selain dimuarai oleh confluens sinuum juga dimuarai oleh sinus petrosus superior dan vena cerebri inferior. Sinus sigmoideus selain menerima aliran darah dari sinus transversus juga menerima aliran darah dari sinus petrosus inferior. Kemudian sinus yang tidak kalah penting adalah sinus cavernosus yang dimuarai oleh vena opthalmica dan vena cerebri media dan bermuara ke sinus petrosus superius et inferius.

Gambar 3.1: Sinus venosus Arachnoidea mater setelah berumur 7 tahun akan membentuk vili yang menembus lamina meningialis duramatris, agregasi dari beberapa vili akan membentuk granulationes arachnoidea pachioni. Granulationes arachnoidea pachioni menembus sinus venosus sampai tabula interna membentuk suatu pendesakan yang bernama foveolae granulationes arachnoidea pachioni. Innervasi dura mater anterior oleh nervus opthalmicus (V/I), medial oleh nervus maxillaris (V/II), posterior oleh nervus vagus (X), nervus hypoglossus (XII), nervus cervicalis I-III. Sedangkan tentorium cerebrelli oleh nervus opthalmicus. Vascularisasi dura mater oleh arteri meningea anterior, arteri meningea media, arteri mengingea accesoria dan arteri meningea posterior. Lamina encephalis dura mater encephali akan melalui foramen occipitale magnum menyelubungi medulla spinalis berubah menjadi dura mater spinalis.

Dura mater spinalis dan arachnoidea mater spinalis sama sama berakhir pada vertebra sacral II, Sedangkan pia mater spinalis berakhir di vertebra lumbal II setinggi conus medullaris. Ruangan diluar dura mater spinalis namanya spatium extradural/ epidural. Innervasi meninges spinalis oleh rami meningea nervi spinalis. Sedangkan vaskularisasinya oleh arteri spinalis anterior, arteri spinalis posterior, ramus spinalis arteri vertebralis dan plexus venosus vertebralis. Klinis dari meninges dapat terjadi meningitis, pendarahan epidural, pendarahan subdural dan pendarahan intracerebral yang dapat menyebabkan stroke hemoragik. Spatium subarachnoideum akan dialiri oleh LCS (liquor cerebro spinalis)

Gambar 3.2: Meninges dan sinus venosus B. LCS (Liquor Cerebro Spinalis

LCS adalah cairan yang ada dalam keempat ventriculi otak, spatium subarachnoideum dan canalis centralis medulla spinalis. LCS dibentuk oleh plexus choroideus. Pia mater akan diselubungi oleh pembuluh darah, pembuluh darahnya akan diselubungi oleh sel ependym, inilah yang dinamakan plexus choroideus. LCS berfungsi untuk melindungi otak dari trauma, menjaga tekanan intracranial dan membuang sisa metabolism otak ke sinus venosus. Sisa metabolisme dari otak akan dibawa ke vili arachnoidea dan dikeluarkan melalui sinus venosus. LCS dibentuk oleh pembuluh darah pia mater yang di bungkus sel ependym (plexus choroideus). LCS kemudian dialirkan melalui ventriculus lateralis setinggi telencephalon. Dari ventriculus lateralis melalui foramen interventriculare monroe masuk ke ventriculus tertius setinggi diencephalon. Dari ventriculus tertius LCS akan melewati celah kecil yaitu aquaeductus mesencephali setinggi mesencephalon dan masuk ke dalam ventriculus quartus setinggi rhombencephalon (pons). Dari ventriculus quartus akan ada 2 arah, ada yang masuk ke canalis centralis centralis medulla spinalis dan berakhir di ventriculus terminalis setinggi conus medullaris, ada juga yang melalui foramen magendie (apertura mediana) dan dua foramen luschka (apertura lateralis dexter et sinister) masuk ke spatium subarachnoideum, masuk ke villi arachnoidea (granulationes arachnoidea), kembali ke sinus venosus. Pelebaran pada spatium subarachnoideum disebut cysterna. Ada cysterna cerebromedullaris yang berguna untuk dilakukannya occipital punctie

(pengambilan LCS di daerah occipital), kemudian ada cysterna pontis di bagian ventral dari pons, dimana terdapat arteri basilaris, kemudian ada cysterna interpeduncularis dimana terdapat circulus arteriosus willisi dan yang terakhir ada cysterna chiasmatis dimana terdapat chiasma nervi optici. C. Vascularisasi encephalon Vascularsisasi encephalon berasal dari 2 cabang pembuluh besar yaitu arteri carotis interna dan arteri vertebralis. Arteri carotis interna merupakan

cabang dari arteri carotis communis. Arteri carotis interna mempunyai beberapa bagian dan cabang yaitu pars cervicalis, pars petrosa (arteri caroticotympanica, arteri hyphophysea, arteri canalis peterygoidea), pars cavernosa (arteri meningea anterior, arteri cerebri anterior, arteri cerebri media), dan pars cerebralis (arteri choroidea anterior, arteri communicans posterior). Arteri vertebralis merupakan cabang dari arteri subclavia. Arteri vertebralis bercabang menjadi arteri cerebelli anterior inferior, arteri labyrinthi, arteri Pontius dan arteri cerebri posterior. Terdapat juga circulus arteriosus willisi yang merupakan bagian dari sistema collateral arteriosa, jadi misalnya ada salah satu pembuluh darah otak yang mengalami penyempitan/ rusak darah masih bisa masuk ke otak melalui pembuluh darah yang lain (seperti jalan pintas). Circulus arteriosus willisi terdiri dari arteri cerebri anterior, arteri communicans anterior (communicans = penghubung), arteri cerebri posterior yang merupakan cabang dari arteri basilaris, arteri communicans posterior dan cabang dari arteri carotis interna yaitu arteri cerebri media. Arteri vertebralis dexter dan sinister bergabung menjadi arteri basilaris yang terdapat pada sulcus basilaris pontis. Terdapat juga vena diploicae dan vena emissaria. Vena diploicae merupakan vena yang terdapat diantara tabula interna dan externa (diploica = rongga rongga/ spons) calvaria crania. Vena diploicae berhubungan dengan sinus venosus, vena emissaria, dll.. Terdapat vena diploica frontalis, temporalis anterior, temporalis posterior dan occipitalis. Vena emissaria menjalankan hubungan antara sinus venosus dengan vena ekstra cranialis. D. Latihan soal 1. Tekanan intra kranial meningkat saat (1) 2. Tekanan intra kranial menurun saat (2)

BAB IV SYSTEMA NERVOSUM PERIPHERICUM Sistem saraf adalah suatu sistem regulatorik yang ada di dalam tubuh yang memungkinkan organ yang satu berkomunikasi dengan organ lain. Secara garis besar sistem regulatorik di dalam tubuh ada dua yang pertama adalah sistem endokrin dan yang kedua adalah sistema nervosum, perbedaannya, sistem endokrin menghasilkan hormon sebagai instruktor. Dimana hormon mempunhyai efek rangsang yang bersifat onset lambat tetapi durasinya lama. Onset adalah mulai kerja dari suatu substansi. Durasi adalah lama kerja. Misal pada sistem endokrin pankreas (sel beta pankreas) menghasilkan insulin dikeluarkan dalam pembuluh darah. Selama perjalanannya insulin akan membuka kanal untuk glukosa. Untuk bisa membuka kanalnya onsetnya lama (1-2 jam setelah makan). Tetapi begitu bekerja dia bisa bekerja dalam waktu yang lama juga. Bila sistem saraf instruktornya adalah berupa neurotransmitter dan lompatan lompatan dari elektron listrik. Rangsangan yang diberikan sistem saraf bersifat onset cepat dan durasi cepat. Contohnya apabila kita menginginkan melakukan suatu gerakan. Begitu kita perintah kita langsung bergerak dan langsung selesai (onset cepat dan durasi cepat). Sistem saraf secara anatomis dan fungsional dibagi menjadi dua yaitu sistema nervosum centrale dan sistema nervosum perifericum. Systema nervosum periphericum adalah sekelompok saraf yang

menghubungkan antara tingkat pusat dengan perifer, baik bersifat afferens (dari perifer menuju ke pusat) maupun sebaliknya bersifat efferens (dari pusat menuju perifer). A. Pembagian berdasarkan letak anatomis Menurut penyusunnya atau letak anatomisnya systema nervosum periphericum dibagi menjadi 2 yaitu nervi craniales dan nervi spinales. Nervi craniales berjumlah 12 pasang dan nervi spinales berjumlah 31 pasang. Encephalon sebagai salah satu penyusun sistema nervosum centrale akan membuahkan serabut perifer yang disebut sebagai nervi craniales. Medulla spinalis akan membuahkan serabut

perifer yang disebut nerci spinales. Nervi spinales begitu keluar dari medulla spinalis dia akan mengalami dua nasib, pertama ia akan berjalan sendiri menginnervasi suatu organ atau suatu daerah kulit, kebanyakan adalah badan region thoraks. Nasib yang kedua nervi tersebut akan membentuk suatu anyaman yang kita sebut sebagai plexus. Di daerah cervical terdapat dua plexus, plexus cervicalis dan plexus brachialis. Di daerah lumbosacral akan terdapat plexus yang disebut plexus lumbosacralis.

Gambar 4.1: Pembagian SNP berdasarkan letak anatomisnya 1. Nervi craniales Nervi craniales berjumlah 12 pasang mulai dari nervus cranialis I-XII. Pengurutan nervus cranialis I-XII diurutkan berdasarkan letak keluarnya dari depan ke belakang. Nervus olfactorius keluar pertama/ paling depan. Nervus olfactorius keluar dari encephalon melalui suatu bangunan disebut trigonum olfactoria. Di belakangnya terdapat nervus cranialis II/ nervus opticus.

Nervus opticus keluar dari encephalon melalui suatu bangunan disebut chiasma opticum. Di belakangnya terdapat nervus cranialis III/ nervus oculomotorius. Nervus oculomotorius akan keluar melalui suatu sulcus yang disebut sulcus oculomotorius pedunculus cerebri. Ke belakang terdapat nervus cranialis IV/ nervus trochlearis. Nervus trochlearis akan keluar dari belakang (satu satunya yang keluar dari belakang), tepatnya dibawah colliculus inferior. Setelah itu terdapat nervus cranialis V/ nervus trigeminus. Tempat keluar nervus trigeminus berada di margo lateral pons/ pons varoli. Nervus trigeminus akan bercabang menjadi 3, cabang pertama (depan) disebut nerus opthalmicus, cabang kedua (tengah) disebut nervus maxillaris, dan cabang ketiga (belakang) disebut nervus mandibularis. Tempat percabangan nervus trigeminus disebut ganglion semilunare nervi trigemini. Ganglion semilunare nervi trigemini akan menempati impressio trigemini. Yang bercabang dari nervus trigeminus adalah serabut sensoris dari nervus trigeminus, sedangkan serabut motorisnya akan berjalan sendiri. Setelah itu di belakangnya terdapat nervus cranialis VI/ nervus abducens. Nervus abducens akan keluar melalui suatu sulcus yaitu sulcus bulbopontinus, sulcus yang terletak diantara bulbus (medulla oblongata) dan pons. Di belakangnya keluar nervus cranialis VII & VIII yang mempunyai tempat keluar yang sama. Nervus VII/ nervus fascialis & nervus VIII/ nervus vestibulocochlearis (terdiri dari 2, nervus vestibularis dan nervus cochlearis. Nervus vestibularis akan lari ke organ keseimbangan sedangkan nervus cochlearis akan lari ke organ pendengaran/ cochlea/ rumah siput). Keduanya akan keluar melalui suatu sudut yaitu angulus bulbopontinus/ sudut diantara medulla oblongata dan pons. Selanjutnya nervus IX/ nervus glossopharyngeus, nervus cranialis X/ nervus vagus, dan nervus cranialis XI/ nervus accesorius akan keluar dari suatu bangunan/ sulcus di belakang medulla oblongata yaitu sulcus posterolateral medulla oblongata. Terakhir nervus cranialis XII/ nervus hypoglossus akan keluar dari encephalon melalui suatu bangunan

yang disebut sulcus anterolateral medulla oblongata. Inilah tempat keluar nervi craniales dari encephalon Berikutnya adalah tempat keluar nervi craniales dari cranium. Yang paling depan, tempat keluar nervus olfactorius, suatu bangunan yang disebut lamina cribrosa ossis ethmoidalis. Di belakangnya keluar nervus opticus lewat suatu bangunan yang disebut canalis opticus. Canalis opticus terletak di sebelah medial dari processus clinoideus anterior. Selanjutnya di belakang akan keluar empat nervus berturut turut pada suatu bangunan yaitu nervus cranialis III, IV V cabang I (nervus opthlamicus), dan VI. Nervus cranialis III, IV, V cabang I, dan VI akan keluar melalui suatu bangunan yang disebut fissura orbitalis superior. Di belakangnya terdapat 3 foramen berturutan (foramen rotundum, ovale, dan spinosum). Nervus V cabang II (nervus maxillaris) akan keluar melalui foramen rotundum, nervus V cabang III (nervus mandibularis) akan keluar melalui foramen ovale (mnemonic: romax-oman). Selanjutnya nervus cranialis VII & VIII keluar dari encephalon melalui bangunan yang sama, begitu juga dengan keluar melalui cranium yang disebut sebagai meatus accusticus internus, dimana ketika nervus fascialis dan nervus vestibulocochlearis masuk, nervus

vestibulocochlearis akan berakhir di organ pendengaran dan organ keseimbangan, sedangkan nervus fascialis akan keluar dari bawah melalui suatu foramen yang disebut foramen stylomastoideum. Perjalanan nervus fascialis ini sangat penting karena dapat digunakan sebagai diagnosis klinis dari bells palsy. Di belakangnya ada tiga nervus yang keluar dari bangunan yang sama yaitu nervus cranialis IX/ nervus glossopharyngeus, nervus cranialis X/ nervus vagus, nervus cranialis XI/ nervus accesorius akan keluar melalui suatu bangunan yang sama yaitu foramen jugulare. Terakhir nervus hypoglossus akan keluar melalui suatu bangunan yang disebut sebagai canalis nervi hypoglossi.

Nervus cranialis III/ nervus oculomotorius akan menginnervasi musculi penggerak bola mata diantaranya musculus rectus superior, musculus rectus media, musculus rectus inferior, musculus obliquus inferior, musculus cilliaris dan musculus constrictor pupil. Nervus cranialis IV/ nervus trochlearis akan menginnervasi musculus obliquus superior Seperti yang telah disampaikan di atas bahwa yang bercabang dari nervus cranialis V/ nervus trigeminus adalah serabut sensoris dari nervus trigeminus, sedangkan serabut motorisnya akan berjalan sendiri. Kerusakan pada serabut saraf sensorik nervus trigeminus akan mengakibatkan paresthesia daerah yang dinnervasi cabang cabang nervus trigeminus dan dapat juga menyebabkan zoster opthalmicus. Sedangkan serabut saraf motorik dari nervus trigeminus akan menginnervasi musculus temporalis, musculus masseter, musculus pterygoideus medialis et lateralis, musculus tensor tympani, musculus digastricus venter anterior dan musculus mylohyoideus. Nervus cranialis VI/ nervus abducens akan menginnervasi musculus rectus lateralis. 2. Nervi spinales Nervi spinales berhubungan dengan setiap segmen medulla spinalis. Nervi spinales berjumlah rata rata 31 pasang. Nervi spinales merupakan gabungan radix ventralis medulla spinalis (radix anteriror) yang mengandung serabut motorik dan radix dorsalis medulla spinalis (radix posterior) yang mengandung serabut sensorik. Sehingga bisa disimpulkan semua nervi spinales mengandung serabut motorik dan serabut sensoris. 31 pasang nervi spinales dinamai sesuai dengan segmen tempat yang keluar (8 pasang nervi cervicales, 12 pasang nervi thoracicae, 5 pasang nervi lumbales, 5 pasang nervi sacrales dan 1 pasang nervus coccygeus). Akan tetapi 1 pasang nervus coccygeus jumlahnya bervariasi antar satu orang dengan orang yang lain berbeda. Semua segmen nervus spinales akan keluar melalui suatu

foramen yaitu foramen intervertebrale, foramen yang terletak diantara vertebra yang satu dan vertebra yang lain, dibentuk oleh incisura vertebralis inferior dan incisura vertebralis superior dibawahnya. Jumlah dari nervi spinales setiap segmennya sama dengan jumlah vertebranya kecuali yang cervicales. Nervi cervicales pertama keluar diatas veretebra cervicalis yang pertama/ os atlas. Nervus cervicalis VII akan keluar diatas vertebra cervicalis VII. Nervus cervicalis VIII akan keluar dibawah vertebra cervicalis VIII dan diatas vertebra thoracica I, sisanya nervi vertebralis akan keluar dibawah vertebra yang bersangkutan. Salah satu kegunaan nervi spinales adalah mekanisme lengkung reflex (circulus reflexorum). Yang didefinisikan oleh lengkung reflex/ gerakan reflex adalah gerakan yang tidak kita sadari/ belum diproses secara matang di encephalon. Ketika suatu rangsang dari suatu permukaan tubuh dibawa oleh nervi spinales yang mengandung serabut sensoris dan serabut motoris, masuk medulla spinalis dan berpisah. Rangsang sensorisnya dibawa ke radix dorsalis kemudian ganglion spinalis dan masuk medulla spinalis melalui cornu posterior. ketika ia masuk medulla spinalis, ia akan mengalami tiga nasib, pertama ia akan dibawa ke atas untuk diproses lebuh lanjut di encephalon, yang kedua ia akan disilangkan, dan yang ketiga ia akan langsung diteruskan ke bagian motorik/ cornu anterior, masuk ke radix anterior baru ke otot. Contoh yang dinamakan reflex adalah Ketika kita terkena suatu objek yang panas, rangsang panas tersebut akan dibawa oleh nervi spinales, menuju medulla spinalis dan berpisah, masuk ke radix dorsalis kemudian ganglion spinalis dan masuk medulla spinalis. Ketika masuk medulla spinalis rangsang panas tersebut dibawa ke atas, tetapi jarak antara ke depan dan ke atas panjang ke atas. Sehingga rangsangan ini diteruskan terlebih dahulu ke depan, dibawa radix motorik, langsung menggerakkan otot otot untuk menarik tangan. Barulah rangsang panas tadi sampai ke encephalon dan kita mendeskripsikan

rangsangan yang kita terima adalah rangsangan panas. Hal ini menjelaskan mengapa ketika kita merasakan suatu trauma kita bergerak dulu baru kita dapat berkata aduh dan merasakan sakit.

Gambar 4.2: Mekanisme lengkung reflex B. Pembagian berdasarkan sifat 1. Serabut afferent/ serabut sensoris a. Somatic Rangsang rangsang umum/ rangsang dari luar tubuh (contohnya nyeri, raba, tekan, dingin, panas). b. Visceral Rangsangan yang berasal dari dalam tubuh (kemoreseptor, baroreseptor, ketika terjadi penurunan tekanan darah, tubuh akan secara fisiologis mencoba meningkatkan tekanan darah karena

penurunan tekanan darah ditangkap oleh baroreceptor di pembuluh darah) 2. Serabut efferent a. Somatomotorik Serabut efferent yang berfungsi menginnervasi otot skelet/ otot sadar. b. Autonom/ systema nervosum autonomicum Serabut efferent yang berfungsi menginnervasi otot polos, glandula dan myocardium/ otot jantung. Systema nervosum

autonomicum hanya memiliki serabut efferent. Hampir semua bagian dari systema nervosum autonomicum terdiri dari neuron preganglioner dan serabut post ganglioner. 1.) Simpatis/ systema nervosum sympathicum Definisi saraf simpatis secara anatomis adalah serabut saraf yang keluar dari segmen thoracolumbal (cervical VIII, thorax IXII, lumbal I-III). Definisi saraf simpatis secara fungsional/ farmakologis adalah sistem saraf yang berfungsi mengatur semua kegiatan organ ketika kita melakukan suatu kegiatan yang lebih berat daripada waktu kita sedang beristirahat (fight or flight). Secara farmakologis saraf simpatis akan menghasilkan adrenalin di serabut post ganglionernya. Serabut saraf memiliki efek

bronkodilatasi, vasokonstriksi, palpitasi. Ketika kita berlari sistem saraf simpatis akan bekerja, bronkus harus dilatasi (agar O2 yang masuk banyak untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang banyak), palpitasi (karena sel sel di perifer meminta suplai O2 yang lebih), dan vasokonstriksi perifer (ketika kita melakukan suatu pekerjaan berat, darah akan dipusatkan ke organ organ yang lebih penting (otak, jantung, ginjal).

Saraf simpatis berguna untuk menyiapkan tubuh pada keadaan darurat. Serabut saraf simpatis berasal dari nucleus

intermediolateralis cornu lateralis medulla spinalis (NILCLMS) segmen cervical VIII, thorax I-XII dan lumbal I-III kemudian akan bergabung dengan serabut motorik yang keluar dari radix anterior dan keluar menjadi nervus spinalis menuju ramus communicans albus ke truncus sympathicus dan meneruskan diri dengan 3 jenis jalur. 2.) Parasimpatis/ systema nervosum parasympathicum Definisi saraf simpatis secara anatomis adalah serabut saraf otonom yang keluar dari segmen craniosacral (truncus cerebri dan segmen Sacral II-IV). Nervi cranialis hampir semuanya

parasimpatis (pada sistem respirasi serabut parasimpatis hampir semua dibawa oleh nervus vagus dan cabang cabangnya. Definisi saraf simpatis secara fungsional/ farmakologis serabut saraf yang berfungsi ketika kita sedang istirahat/ mencerna Efeknya berkebalikan dari saraf simpatis. Saraf parasimpatis berguna untuk menyimpan dan

memulihkan tenaga.

Gambar 4.3: Komponen persarafan systema nervosum autonomicum Sistem nervosum perifericum secara anatomis terdiri dari nervi craniales dan nervi spinales yang memiliki sifat afferent dan efferent. Tidak seperti nervi spinales yang semua segmennya selalu mengandung serabut afferent (sensoris) dan efferent (motoris) karena nervi spinalis terdiri dari

radix posterior medulla spinalis (sensoris) dan radix anterior medulla spinalis (motoris) serta serabut saraf otonom yg berada di dalam radix anterior medulla spinalis, nervi craniales terkadang hanya mengandung satu serabut baik afferent atau efferent saja, dapat juga keduanya. Nervi craniales yang bersifat sensoris murni adalah nervus cranialis I (nervus olfactorius, untuk menghidu), nervus cranialis II (nervus opticus), dan nervus cranialis VIII (nervus vestibulocochlearis) (mnemonic: SAtu DuA delaPAN/ sadapan). Sedangkan nervi craniales yang bersifat motoris murni nervus cranialis III, nervus cranialis IV, nervus cranialis VI, nervus cranialis XI, nervus cranialis XII. Sedangkan nervi craniales yang bersifat sensoris dan motoris adalah nervus cranialis V, nervus cranialis VII, nervus cranialis IX, nervus cranialis X (mnemonic: liMA tuJUh SEmbiLAn sepuLUh/ maju selalu). C. Komponen persarafan Komponen persarafan adalah suatu sifat dari serabut saraf, tidak hanya bersifat afferent dan efferent tetapi mempunyai 7 sifat yaitu general somatic afferent, general somatic efferent, general visceral afferent, general visceral efferent, special somatic afferent, special visceral afferent dan special visceral efferent. Untuk menentukan komponen persarafan secara mudah ada 3 tahap, pertama kita menentukan arah rangsangnya apabila arah rangsangnya motorik maka pasti akhirannya efferent (E), sebaliknya apabila arah rangsangnya sensorik maka pasti akhirannya afferent (A). Kedua kita menentukan bentuk rangsangnya, apabila rangsangnya berupa rangsang umum (rangsang yang bisa dirasakan oleh semua bagian tubuh) berupa nyeri (sakit), raba, tekan, panas, dingin maka rangsang tersebut masuk komponen persarafan general (G), sebaliknya apabila rangsangnya berupa rangsang khusus (rangsang yang hanya bisa diterima oleh organ organ tertentu/ indera, contohnya cahaya hanya bisa diterima oleh mata, pengecap/ rasa hanya bisa diterima oleh lidah, pendengaran/ suara hanya bisa diterima oleh telinga, penghidu/ bau hanya bisa diterima oleh

hidung) berupa rangsang sensorik yang datang pada organ organ indera dan derivat arcus branchialis maka rangsang tersebut masuk komponen persarafan special (S). Ketiga kita tentukan asal usul organ yang menerima rangsang dengan melihat derivatnya, apabila derivatnya berasal dari derivat endoderm (otot polos, lidah, glandula, myocardium, derivat arcus branchialis) maka rangsang tersebut masuk komponen persarafan visceral (V), sebaliknya apabila derivatnya berasal dari derivat ectoderm (kulit, hidung, mata, telinga, otot skelet, dll.) maka rangsang tersebut masuk komponen persarafan somatic (S). Derivat arcus branchialis terdiri dari otot otot masticatoria/ pengunyah (arcus branchialis I), otot otot mimic yang ada di wajah (arcus branchialis II), musculus stylopharyngeus (arcus branchialis III), otot otot larynx, pharynx, dan palatum (arcus branchialis IV), dan musculus sternocleidomastoideus serta musculus trapezius (arcus branchialis V). Contohnya penggunaan cara di atas apabila ditanyakan komponen persarafan nervus olfactorius maka karena nervus olfactorius merupakan saraf sensoris maka komponen persarafannya termasuk komponen persarafan afferent (A). Rangsang yang diterima oleh nervus olfactorius merupakan rangsang special sehingga komponen persarafannya adalah special (S). Terakhir karena hidung dan nervus olfactorius merupakan derivat ectoderm maka komponen persarafannya adalah somatic (S). Sehingga berdasarkan cara yang ditentukan di atas dapat disimpulkan komponen persarafan nervus olfactorius adalah special somatic afferent (SSA). Contoh yang lain apabila ditanyakan komponen persarafan motorik yang menginnervasi pharynx (plexus pharyngeus). Karena persarafan motorik maka saraf ini termasuk komponen persarafan efferent (E). Karena nervus ini merupakan persarafan motorik, maka tidak memungkinkan mengetahui komponen persarafan general/ special dari rasa yang diterimanya. Tetapi untuk motorik, komponen persarafan general berlaku untuk semua otot skelet (kecuali arcus branchialis yang masuk komponen persarafan special). Karena nervus ini menginnervasi otot pharynx yang termasuk ke dalam arcus branchialis sehingga

komponen persarafannya pasti special, Dan yang terakhir karena otot pharynx termasuk ke dalam arcus branchialis yang merupakan derivat endoderm maka komponen persarafan nervus ini pasti visceral. Sehingga kesimpulannya komponen persarafan motorik yang menginnervasi pharynx adalah special visceral efferent (SVE). Contoh yang lain adalah pada lidah. Ketika seseorang minum teh manis panas maka lidah menerima dua jenis rangsang yaitu manis dan panas, sehingga komponen sensoris di lidah terdiri dari dua yaitu general (nyeri, raba, tekan, suhu) dan special (rasa). Sehingga pada lidah terdapat komponen persaravan SVA, GSA dan GVA, tergantung pada pertanyaannya. Misal pertanyaannya serabut pengecap lidah memiliki komponen persarafan? maka jawabnya adalah SVA, sedangkan apabila pertanyaannya adalah serabut nyeri dari lidah memiliki komponen persarafan? maka jawabanya adalah GVA.

Gambar 4.4: Komponen persarafan lidah. Merah menunjukkan rangsang umum/ general, hijau menunjukkan rangsang khusus/ special. Tulisan nervus dibawahnya menunjukkan serabut saraf yang menjadi komponen persarafan. Komponen persarafan SVA dibawa oleh Nervus cranialis VII pada 2/3 anterior lidah, nervus cranialis IX pada 1.3 posterior lidah, dan nervus cranialis X pada vallecula epiglottica. Nucleus adalah sel badan neuron yanhg terletak di dalam sistem saraf pusat. Ganglion adalah sel badan neuron yang terletak di luar sistem saraf pusat. Nucleus dan ganglion sama hanya letaknya yang berbeda. Tractus adalah serabut saraf/ akson yang terletak di dalam sistem saraf pusat. Nervus adalah serabut saraf/ akson yang terletak di luar sistem saraf pusat. Tractus dan nervus sama hanya letaknya yang berbeda. Pada saraf sensorik/ lintasan afferent, dari perifer ke pusat maka SBN I nya berupa ganglion dan SBN II nya berupa nucleus. Penamaannya sesuai dengan serabut sarafnya. Untuk SBN I dan SBN II sensorik semua otot skelet kecuali derivat arcus branchialis akan terdiri dari, SBN 1: ganglion spinale dan SBN II: nucleus sensoris cornu posterior medulla spinalis. Untuk SBN I dan SBN II motorik tidak akan bersinaps jadi SBN I dan SBN II nya tidak ada.

Gambar 4.5: Sel badan neuron D. Dermatom

Dermatom adalah suatu area kulit yang diinervasi oleh sebuah nervus spinalis dari segmen medulla spinalis tertentu (sensoris). Dermatom yang bersebelahan saling tumpang tindih. E. Tambahan Definisi dari stroke adalah kelainan cerebrovascular (pembuluh darah yang ada di otak), yang akan mengakibatkan kematian sel otak dan tidak disebabkan oleh trauma ataupun penyebab lain. Stroke dibagi menjadi dua, hemoragic dan ischemic. Apabila terjadi stroke hemorrhagic karena trauma, tidak disebut stroke tetapi diagnosisnya adalah trauma benda tumpul. F. Latihan soal 1. Definisi dari meninges adalah (1). 2. SBN I dari serabut sensorik nervus trigeminus adalah (2). 3. SBN II dari serabut sensorik nervus trigeminus adalah (3) 4. Komponen persarafan dari serabut sensorik nervus trigeminus adalah (4) 5. Klinis nervus olfactorius a. Definisi dari hiposmia adalah (5a) b. Definisi dari anosmia adalah (5b) c. Definisi dari parosmia adalah (5c) d. Definisi dari kakosmia adalah (5d) 6. Klinis nervus opticus a. Definisi dari hemianopsia bitemporal adalah (6a) b. Definisi dari hemianopsia binasal adalah (6b) c. Definisi dari hemianopsia homonim kontralateral adalah (6c) d. Definisi dari quadranopsia inferior homonim kontralateral adalah (6d) e. Definisi dari quadranopsia superior homonim kontralateral adalah (6e) f. Salah satu gejala tumor glandula hypophisis adalah hemianopsia bitemporal karena (6f) 7. Definisi dari truncus sympathicus adalah (7) 8. Definisi dari ganglion prevertebrale adalah (8)

9. Definisi dari Ramus communicans albus adalah (9) 10. Definisi dari Ramus communicans griseus adalah (10)

You might also like