You are on page 1of 11

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Darah merupakan komponen tubuh yang berbentuk cairan yang dibutuhkan oleh setiap organ dan jaringan dalam tubuh. Darah dibutuhkan tubuh dikarenakan darah merupakan alat transportasi bagi oksigen dan di dalam darah terdapat oksigen. Kekurangan darah bagi organ atau jaringan berarti kekurangan perfusi jaringan atau kebutuhan oksigen pada organ tersebut. Kekurangan oksigen tersebut dapat disebabkan oleh berbagai hal salah satunya ialah perdarahan. Perdarahan yang berlebih tentunya akan menggangu sirkulasi darah dan pemenuhan kebutuhan tubuh akan oksigen. Dampak yang ditimbulkan pun akan beragam bergantung pada beberapa faktor yang mempengaruhi. Pembekuan darah merupakan mekanisme alami tubuh untuk menghentikan perdarahan, pembekuan darah diperlukan tubuh untuk menjaga agar darah tidak keluar. Namun pembekuan darah akan berjalan tidak efektif apabila perdarahan yang terjadi dalam volume besar dan terjadi secara cepat. Karena itulah konsep perdarahan dan pembekuan darah saling berkaitan.

1.2 Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini ialah mengetahui konsep dari perdarahan dan pembekuan darah yang saling berkaitan, mengetahui jenis-jenis perdarahan, memahami akibat perdarahan dan efek lokal dan sistemik dari perdarahan serta mengetahui proses koagulasi darah dan penyakit pada darah.

1.3 Manfaat Manfaat dari pembuatan makalah ini ialah memberikan pemahaman kepada pembaca dan penulis mengenai perdarahan dan pembekuan darah, dimana diharapkan nantinya terjadinya perubahan pengetahuan ke arah yang lebih baik dan terjadi pemahaman mengenai segala sesuatu tentang darah, jenis perdarahan, dampak dari perdarahan dan efek lokal sistemik perdarahan.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Perdarahan dan Pembekuan Darah a. Perdarahan Perdarahan/bleeding,secara teknis dikenal sebagai haemorraghie yang adalah berarti kehilangan darah atau keluarnya darah dari system sirkulasi karena pembuluh tersebut mengalami kerusakan. Kerusakan ini bias disebabkan oleh benturan fisik, sayatan, atau pecahnya pembuluh darah yang tersumbat. Pendarahan umumnya dapat menjadi berbahaya, atau bahkan fatal ketika sampai menyebabkan hipovolemia (volume darah rendah) atau hipotensi (tekanan darah rendah). Dalam keadaan ini, berbagai mekanisme ikut bermain untuk menjaga tubuh homeostasis. Penyakit tertentu atau kondisi medis tertentu, seperti haemophilia dan kekurangan jumlah platelet (trombositopenia), dapat meningkatkan resiko pendarahan atau memungkinkan sebaliknya saat berdarah kecil dapat mengganggu kesehatan atau bahkan mengancam nyawa. Obat obatan antikoagulan seperti warfarin bisa meniru efek dari hemofilia, mencegah pembekuan dan memungkinkan aliran darah bebas. b. Pembekuan Darah Setiap orang mengetahui bahwa pendarahan akhirnya akan berhenti ketika terjadi luka atau terdapat luka lama yang mengeluarkan darah kembali. Di tempat terjadinya pendarahan, gumpalan darah beku terbentuk, sehingga

menyumbat dan menyembuhkan luka pada saatnya. Hilangnya satu bagian dari komponen penggumpal darah dari sistem ini atau kerusakan apa pun padanya akan menjadikan keseluruhan proses tidak bekerja. Darah harus membeku pada waktu dan tempat yang tepat, dan ketika keadaannya telah pulih seperti sedia kala tidak terjadi pendarahan lagi maka beberapa komponen penggumpal beku itu lenyap. Sistem ini bekerja sempurna secara otomatis. Jika terjadi pendarahan, pembekuan darah harus terbentuk segera untuk mencegah kematian akibat cairan darahnya habis. Selain itu, darah beku tersebut harus menutupi keseluruhan luka, dan lebih penting dan hebat lagi penggumpalan hanya terbentuk tepat di bagian yang luka . Jika tidak demikian , tentu seluruh darah makhluk hidup akan membeku dan menyebabkan kematian, itulah mengapa bekuan darah itu harus terjadi pada waktu dan tempat yang tepat. 2

2.2 Jenis-jenis Perdarahan Terdapat berbagai jenis perdarahan yang bergantung pada pengklasifikasian atau pengelompokannya. a. Berdasarkan letak keluarnya darah Perdarahan Terbuka Pada pendarahan terbuka, darah keluar dari dalam tubuh. Tekanan dan warna darah pada saat keluar tergantung dari jenis pembuluh darah yang rusak. Jika yang rusak adalah pembuluh arteri (pembuluh nadi), maka darah memancar dan berwarna merah terang. Jika yang rusak adalah pembuluh vena (pembuluh balik), maka darah mengalir dan berwarna merah tua. Jika yang rusak adalah pembuluh kapiler maka darah merembes seperti titik embun dan berwarna merah terang. Pendarahan tertutup Darah keluar dari pembuluh darah dan mengisi daerah disekitarnya, terutama dalam jaringan otot. Pendarahan ini dapat diidentifikasi dengan adanya memar pada korban. Bentuk lain dari pendarahan tertutup adalah pendarahan dalam. Pada pendarahan dalam, darah yang keluar dari pembuluh darah mengisi rongga dalam tubuh, seperti rongga dalam perut. Pendarahan ini dapat diidentifikasi dari tanda-tanda pada korban, seperti setelah cidera korban mengalami syok, tapi tidak ada tanda-tanda pendarahan, tempat cidera mungkin terlihat memar yang terpola, lubang tubuh mungkin mengeluarkan darah. b. Berdasarkan letak terjadinya pendarahan Pendarahan pada pembuluh kapiler Kapiler adalah pembuluh darah terkecil di dalam tubuh manusia. Bentuknya setipis rambut di kepala. Ketika terjadi goresan kecil atau memotong beberapa kapiler, perdarahan hamper selalu sangat lambat dan kecil dalam kuantitas. Tubuh langsung mengalami mekanisme pembekuan yang mampu menghentikan sebagian besar kasus pendarahan kapiler dalam beberapa detik atau menit. Tanda klinis, keluarnya darah merembes dari permukaan. Pendarahan pada pembuluh darah vena Pemotong/luka yang dalam memiliki potensi untuk memotong pembuluh darah vena. Apabila terjadi pemotongan pembuluh darah vena, biasanya relative stabil dan lambat aliran darahnya dan biasanya berwarna merah gelap. Cara terbaik 3

untuk menghentikan sebagian besar kasus perdarahan vena adalah untuk meletakkan tekanan langsung pada luka. Tanda klinisnya darah mengalir dengan aliran yang tetap. Warna darah merah gelap. Pendarahan pada pembuluh darah arteri Ini adalah pendarahan yang paling umum dan paling berbahaya dari jenis pendarahan. Melibatkan darah merah yang keluar dalam volume besar, dan menyembur yang sesuai dengan setiap detak jantung. Dalam kebanyakan kasus pendarahan arteri, cara terbaik untuk menghentikannya adalah memberi tekanan yang sangat kuat dan langsung pada luka. Jika tekanan kuat dan tidak langsung diterapkan, pendarahan arteri dengan luka yang parah dapat menyebabkan mati karena kehabisan darah dalam beberapa menit. Tanda klinisnya, warna darah merah terang. Darah keluar dengan menyemprot dengan aliran yang intermitten, sesuai dengan denyut jantung. c. Berdasarkan waktu terjadinya pendarahan Pendarahan primer Pendarahan yang terjadi pada waktu terputusnya pembuluh darah karena kecelakaan atau operasi. Di dalam pendarahan primer darah tidak berhenti setelah 4 -5 menit sesudah operasi selesai. Pendarahan intermediet Terjadi dalam waktu 24 jam setelah kecelakaan atau setalah operasi. Selama operasi tekanan darah pasien mungkin akan turun karena semi syok. Dan ketika tekanan darah kembali normal, sejalan dengan membaiknya pasien, inilah yang disebut pendarahan intermediet atau rekuren. Pendarahan sekunder Pendarahan yang terjadi setelah 24 jam atau beberapa hari setelah kecelakaan atau operasi. Ini yang biasanya menyebabkan pembekuan darah terbongkar diikuti infeksi. d. Menurut American College of Surgeons Advanced Trauma Life Support (ATLS) perdarahan diabgi menjadi 4, yaitu: Kelas I Pendarahan melibatkan sampai 15% dari volume darah. Biasanya tidak ada perubahan dalam tanda-tanda vital dan resusitasi cairan biasanya tidak diperlukan.

Kelas II Pendarahan melibatkan 15-30% dari total volume darah.. Pasien sering tachycardic (denyut jantung cepat) dengan penyempitan perbedaan antara sistolik dan diastolik tekanan darah. Tubuh mencoba untuk mengkompensasi dengan vasokonstriksi perifer. Kulit mungkin mulai tampak pucat dan dingin bila disentuh. Pasien dapat menunjukkan perubahan-perubahan kecil dalam perilaku. Volume resusitasi dengan kristaloid (solusi Saline atau Ringer Lactated solusi) adalah semua yang biasanya diperlukan. Transfusidarahbiasanyatidakdiperlukan. Kelas III Pendarahan melibatkan hilangnya 30-40% dari volume darah yang bersirkulasi. Tekanan darah pasien turun, maka detak jantung meningkat, perfusi perifer (syok), seperti isi ulang kapiler memburuk, dan status mental memburuk. Cairan resusitasi dengan kristaloid dan transfuse darah biasanya diperlukan. Kelas IV Kehilangan> 40% dari volume darah yang bersirkulasi. Batas kompensasi tubuh tercapai dan resusitasi agresif diperlukan untuk mencegah kematian.

2.3 Akibat Perdarahan Perdarahan meruapakan pengeluaran darah yang berlebih dan dapat menimbulkan gangguan pada sistem kardiovaskuler. Sistem kardiovaskuler merupakan sistem yang paling terpengaruh apabila terjadi perdarahan dimana mekanisme tubuh untuk memenuhi kebutuhan akan darah dan oksigen menjadi terganggu. Akibat perdarahn yang ditimbylkan juga bergantung pada besarnya perdarahan yang terjadi. Semakin besar atau banyaknya perdarahan maka akan semakin besar pula akibat yang ditimbulkan. Beberapa akibat dari perdarahan antara lain: Penurunan cairan tubuh Darah merupakan cairan tubuh. Perdarahan yang berlebih akan mengakibatkan penurunan cairan tubuh. Penurunan tekanan darah dan peningkatan heart rate Penurunan tekanan darah terjadi akibat berkurangnya volume darah dan peningkatan heart rate terjadi sebagai bentuk kompensasi jantung untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan darah

Akral dingin dan sianosis Terjadi akibat suplai oksigen dalam darah ke bagian akral mengalami penurunan yang signifikan Hipoksia Penurunan jumlah oksigen yang berlebih dikarenakan pengeluaran darah yang berlebih. Hal ini terjadi dikarenakan ketidak mampuan untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan perfusi jaringan tubuh. Syok Dampak yang paling membahayakan dari perdarahan. Syok yang terjadi ialah syok hipovolemi yang terjadi akibat penurunan jumlah cairan tubuh secara banyak dan tibatiba.

2.4 Efek Lokal dan Sistemik Perdarahan Perdarahan adalah proses keluarnya darah dari sistem kardiovaskular,dengan pengumpulan di jaringan lunak, rongga tubuh, atau keluar daritubuh seseorang dan disebabkan oleh dinding vaskular yang pecah atau kelainan mekanisme hemostatik. Efek lokal dan sistemik perdarahan bergantung pada lokasi, jumlah dan cepatnya darah yang hilang. Hilangnya sejumlah kecil darah secara lokal seperti memar, mungkin menimbulkan akibat ringan atau mematikan bila terjadi dalam otak (perdarahan serebral, kantong perikardium (menyebabkan tamponade jantung), atau pada paru (menyebabkan sesak). Kehilangandarah dalam jumlah besar dan cepat dapat menimbulkan syok sirkulasi dan kematian; kehilangan darah dalam jumlah yang lebih sedikit dalam waktu yang lama dapat mengakibatkananemia.

2.5 Proses Koagulasi Darah Ketika kita mengalami luka pada permukaan tubuh, maka tubuh akan mengeluarkan darah. Terjadinya pendarahan itu disebabkan oleh sobeknya pembuluh darah. Pada keadaan luka yang ringan, setelah beberapa saat darah akan berhenti mengalir. Penghentian pendarahan adalah proses yang kompleks. Pembekuan dimulai ketika keping-keping darah dan faktor-faktor lain dalam plasma darah kontak dengan permukaan yang tidak biasa, seperti pembuluh darah yang rusak atau terluka. Pada saat terjadi luka pada permukaan tubuh, komponen darah, yaitu trombosit akan segera

berkumpul mengerumuni bagian yang terluka dan akan menggumpal sehingga dapat menyumbat dan menutupi luka. Di dalam plasma darah terdapat trombosit yang akan pecah apabila menyentuh permukaan yang kasar. Jika trombosit pecah, enzim tromboplastin yang dikandungnya akan keluar bercampur dengan plasma darah. Selain trombosit, di plasma darah terdapat protombin. Protombin akan diubah menjadi trombin oleh enzim tromboplastin. Perubahan protombin menjadi trombin dipicu oleh ion kalsium (Ca2+). Protombin adalah suatu protein plasma yang pembentukannya memerlukan vitamin K. Trombin akan berfungsi sebagai enzim yang dapat mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Fibrinogen adalah suatu protein yang terdapat dalam plasma. Adapun fibrin adalah protein berupa benang-benang yang tidak larut dalam plasma. Benang-benang fibrin yang terbentuk akan saling bertautan sehingga sel-sel darah merah beserta plasma akan terjaring dan membentuk gumpalan. Jaringan baru akan terbentuk menggantikan gumpalan tersebut dan luka akan menutup. Trombocyt adalah bagian sel darah berupa keping-keping darah yang berperan dalam pembekuan darah. di dalam tubuh setiap CC mengandung 200 - 300 ribu butir trombocyt . bagian lain yang ikut berperan dalam pembekuan darah adalah protein darah yang ada di plasma darah yaitu Protrombin dan Fibrinogen. Trombin adalah protein yang membantu proses pembekuan berupa enzim pembekuan darah. Enzim ini hanya dihasilkan di tempat yang terluka yang terbentuk karena reaksi kimia antara protein Protrombin , enzim trombokinase dan vit K serta Ca . Jumlahnya tidak boleh melebihi atau pun kurang dari yang diperlukan. Proses ini terjadi melalui pengawasan yang begitu ketat sehingga trombin hanya terbentuk saat benarbenar ada luka sesungguhnya pada jaringan. Segera setelah enzim trombin mencapai jumlah yang memadai di dalam tubuh, fibrinogen yang ada di plasma darah berupa protein-protein membentuk juluran benang disebut Fibrin. Dalam waktu singkat, sekumpulan serat membentuk jaring, yang terbentuk di tempat keluarnya darah. Ketika luka telah sembuh sama sekali, gumpalan tersebut akan hilang. Proses pembekuan darah: 1. Kulit terluka menyebabkan darah keluar dari pembuluh. Trombosit ikut keluar juga bersama darah kemudian menyentuh permukaan-permukaan kasar dan menyebabkan trombosit pecah. Trombosit akan mengeluarkan zat (enzim) yang disebut trombokinase. 2. Trombokinase akan masuk ke dalam plasma darah dan akan mengubah protrombin menjadi enzim aktif yang disebut trombin. Perubahan tersebut dipengaruhi ion 7

kalsium (Ca+) di dalam plasma darah. Protrombin adalah senyawa protein yang larut dalam darah yang mengandung globulin. Zat ini merupakan enzim yang belum aktif yang dibentuk oleh hati. Pembentukannya dibantu oleh vitamin K. 3. Trombin yang terbentuk akan mengubah firbrinogen menjadi benang-benang fibrin. Terbentuknya benang-benang fibrin menyebabkan luka akan tertutup sehingga darah tidak mengalir keluar lagi. Fibrinogen adalah sejenis protein yang larut dalam darah.

2.6 Penyakit Pada Darah a. Anemia Anemia adalah suatu kondisi di mana tubuh kita kekurangan darah akibat kurangnya kandungan hemoglobin dalam darah. Akibatnya tubuh akan kekurangan oksigen dan berasa lemas karena hemoglobin bertugas mengikat oksigen untuk disebarkan ke seluruh badan. b. Hemofili Hemofilia adalah suatu penyakit atau kelainan pada darah yang sukar membeku jika terjadi luka. Hemofili merupakan penyakit turunan. c. Hipertensi Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang diakibatkan oleh adanya penyempitan pembuluh darah dengan sistolis sekitar 140-200 mmHg serta tekanan diastolisis kurang lebih antara 90-110 mmHg. d. Hipotensi Hipotensi adalah tekanan darah rendah dengan tekanan sistolis di bawah 100 mmHg e. Varises Varises adalah pelebaran pada pembuluh vena yang membuat pembuluh dasar membesar dan terlihat secara kasat mata yang umumnya terdapat pada bagian lipatan betis. f. Penyakit Kuning Bayi Penyakit kuning pada anak bayi adalah kelainan akibat adanya gangguan kerusakan sel-sel darah oleh aglutinin sang ibu. g. Sklerosis Sklerosis adalah penyakit kelainan pada pembuluh nadi sistem transportasi yang menjadi keras.

h. Miokarditis Miokarditis adalah suatu kelainan akibat terjadinya radang pada otot jantung. i. Trombus / Embolus Trombus adalah kelainan yang terdapat pada jantung yang disebabkan oleh adanya gumpalan di dalam nadi tajuk. j. Leukimia Leukimia adalah penyakit yang mengakibatkan produksi sel darah putih tidak terkontrol pada sistem transportasi.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Perdarahan/bleeding,secara teknis dikenal sebagai haemorraghie yang adalah berarti kehilangan darah atau keluarnya darah dari system sirkulasi karena pembuluh tersebut mengalami kerusakan. Pendarahan umumnya dapat menjadi berbahaya, atau bahkan fatal ketika sampai menyebabkan hipovolemia. Pembekuan darah merupakan mekanisme alami tubuh utuk menghentikan perdarahan. Jenis-jenis perdarahan antara lain perdarahan terbuka dan tertutup; perdarahan primer, intermediet, dan sekunder; serta perdarahan kapiler vena dan arteri. Dampak dan efek dari perdarahan bervariasi bergantung pada besranya perdarahan dan volume darah yang hilang. dampak yang ditimbulkan antara lain: penurunan colume cairan, penurunan tekanan darah, peningkatan heart rate, hipoksia, dan syok. Di dalam sistemnya darah juga memiliki beberapa kelainan diantaranya anemia, hemofili, hipertensi, hipotensi, varises, penyakit kunig bayi, sklerosis, miokarditis, trombus, embolus, dan leukimia

3.2 Saran Perdarahan dalam jumlah besar dapat membahayakan tubuh akibat kekurangan volume darah. Menjaga pola hidup sehat untuk tetap menjaga volume darah dan mekanisme pembekuan darah sangat diperlukan. Selain itu selalu berhati-hati untuk mencegah terjadinya perdarahan dapat menjadi salah satu langkah pencegahan perdarahan dikarenakan oerdarahan dapat terjadi secara eksternal atau didapat.

10

DAFTAR PUSTAKA

Sutisna Hilawan, 1992. Patologi, Jakarta, Bagian Patologi Anatomi FKUI Price and Wilson LM, 1990. Patofisiologi Konsep Klinik Bagian 1, Edisi 2 Jakarta, EGC. Sudiono, Y. Ilmu Patologi, EGC, Jakarta Dr.Entjang,indan.Mikrobiologi & parasitologi untuk akademik keperawatan.Bandung,PT Citra aditya bakti.2003. Hankiewicz J, Swierczek E (1974). "Lysozyme in human body fluids.". Clin Chim Acta 57 (3): 205-9. Robbins & Cotran, Buku Dasar Patologis Penyakit. Edisi 7, EGC, Jakarta.

11

You might also like