You are on page 1of 9

PORTOFOLIO

HEPATITIS VIRUS AKUT Diajukan kepada : dr. Venty Widjayanti

Disusun oleh : dr. Meila Supeni

RSI PKU MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN 2013


PORTOFOLIO KASUS MEDIK

Borang Portofolio No. ID dan Nama Peserta : dr. Meila Supeni

No. ID dan Nama Wahana : RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan

Topik Tanggal (kasus) Pendamping

: Hepatitis Virus Akut : 21 Desember 2013 : dr. Venty Widjayanti

Obyektif Presentasi : Keilmuan Diagnostik Neonatus Keterampilan Manajemen Bayi Anak Penyegaran Masalah Remaja Tinjauan Pustaka T Istimewa Dewasa Lansia Bumil

Deskripsi: Pasien laki-laki usia 31 tahun datang dengan keluhan utama mualmuntah. Keluhan yang lain yaitu demam dan kuning pada mata.

Tujuan: Mendiagnosis, dan memberikan tatalaksana yang tepat sesuai dengan penyakit yang dialami pasien. Bahan bahasan Cara membahas : : Tinjauan Pustaka Diskusi Riset Kasus Email Audit Pos

Presentasi dan Diskusi

DATA PASIEN Nama Usia Jenis Kelamin No. RM Tanggal Masuk : Sdr. W : 31 tahun : Laki-laki : 209162 : 21 Desember 2013

Data utama untuk bahan diskusi: 1. Diagnosis / Gambaran Klinis: Keluhan Utama : Mual muntah Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang dengan keluhan mual muntah sejak hari masuk rumah sakit. Pasien mengeluh demam 10 hari yang lalu, demam tinggi terus menerus, dan demam turun bila minum obat. Pasien juga merasa tidak nafsu makan 1 minggu yang lalu. Perut terasa begah, membesar dan nyeri pada sebelah kanan atas. Pasien mengeluh BAK berwarna pekat seperti teh 1 minggu SMRS. Pasien juga mengeluh BAB berwarna hitam 2 hari yang lalu. 1 hari SMRS pasien merasa kedua mata berwarna kuning. Riwayat mengkonsumsi alkohol disangkal, riwayat mengkonsumsi obat-obatan juga disangkal pasien. Riwayat pengobatan : 1 minggu SMRS pasien sudah berobat ke dokter dan didiagnosis demam thypoid. 2. Riwayat kesehatan/ penyakit: Riwayat darah tinggi : disangkal Riwayat sakit jantung : disangkal Riwayat kencing manis : disangkal Riwayat keluhan serupa : disangkal 3. Riwayat keluarga: Riwayat sakit serupa disangkal. 4. Kondisi lingkungan sosial dan fisik: Lingkungan sosial baik, pasien berobat dengan jenis pembayaran umum.

Hasil pembelajaran: 1. Diagnosis hepatitis virus akut melalui anamnesis, pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan penunjang. 2. Penatalaksanaan/ manajemen hepatitis virus akut 3. Edukasi mengenai penyakit hepatitis virus akut tentang pencegahan dan penularan, dan komplikasi

Rangkuman hasil pembelajaran portofolio: 1. Subyektif Keluhan Utama : Mual muntah Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang dengan keluhan mual muntah sejak hari masuk rumah sakit. Pasien mengeluh demam 10 hari yang lalu, demam tinggi terus menerus, demam turun bila minum obat. Pasien juga merasa tidak nafsu makan 1 minggu yang lalu. Perut terasa begah, membesar dan nyeri pada sebelah kanan atas. Pasien mengeluh BAK berwarna pekat seperti teh 1 minggu SMRS. Pasien juga mengeluh BAB berwarna hitam 2 hari yang lalu. 1 hari SMRS pasien merasa kedua mata berwarna kuning. Riwayat mengkonsumsi alkohol disangkal, riwayat mengkonsumsi obat-obatan juga disangkal pasien. Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat keluhan serupa Riwayat Penyakit Keluarga: Riwayat keluhan serupa : (-) : (-)

Anamnesis Sistem: Demam 10 hari Sistem Cerebrospinal Sistem Cardiovaskular Sistem Respirasi : kejang (-) : keringat dingin (-), nyeri dada (-) : sesak nafas (-), batuk (-), pilek (-)

Sistem Gastrointestinal : BAB (+) warna hitam, muntah (+) Sistem Genitourinari : BAK (+) pekat warna seperti teh

Sistem Muskuloskeletal : deformitas (-) Sistem Integumen : eritem (-)

2. Obyektif Keadaan Umum: Compos mentis

Tanda Vital Nadi Pernapasan Suhu Tekana darah : 89 kali/menit, regular : 20 kali/menit : 37,8C : 120/80 mmHg

Pemeriksaan fisik: Kepala Mata Thorax Pulmo Inspeksi Palpasi Perkusi : : Simetris, pengembangan dada kanan = kiri, : pengembangan dada kanan = kiri : sonor/sonor : : Konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik +/+

Auskultasi : SDV (+/+), RBK (-/-), wheezing (-/-) Cor: BJ I II intensitas normal, reguler, bising jantung (-) Abdomen : dinding perut sejajar dinding dada, supel, hepar teraba membesar, ukuran 3 jari bawah arcus costa, konsistensi lunak, permukaan rata, tepi tajam, nyeri tekan (+), lien tidak teraba, timpani, peristaltik (+) normal Ekstremitas : Akral hangat, nadi kuat, CRT< 2 detik

Pemeriksaan penunjang: Lab: (22 Desember 2013) GDS (IGD) Darah Rutin : Hb Leukosit Trombosit Hematokrit LED 1 Jam LED 2 Jam : 11,9 gr/dl : 8400 /uL : 127.000 /uL : 32 % : mm : mm Cholesterol Trigliserid Asam urat Ureum Kreatinin SGOT : 195 mg/dl : 137 mg/dl :3 : 53 : 1,55 : 843 : 110

Eosinofil Basofil Netrofil Batang Netrofil Segmen Limfosit Monosit

:0% :0% :0% : 71 % : 27 % :3%

SGPT HbsAg

: 243 :-

USG abdomen

: hepatomegali

3. Assessment (penalaran klinis): Hepatitis merupakan peradangan pada hati yang disebabkan oleh banyak hal namun yang terpenting diantaranya adalah karena infeksi virus-virus hepatitis. Virus-virus ini selain dapat menyebabkan peradangan hati akut, juga dapat menjadi kronik. Hepatitis kronik dibedakan dengan hepatitis akut apabila masih terdapat tanda-tanda peradangan hati dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan. Pada anamnesis didapatkan demam 10 hari sebelum masuk rumah sakit, demam terus menerus, dan demam menurun jika minum obat penurun panas namun tidak sampai suhu normal dan kembali panas beberapa saat setelahnya. Demam terjadi disebabkan karena adanya pirogen, yang kemudain secara langsung mengubah set point di hipotalamus, menghasilkan pembentukan panas dan konversi panas. Virus dapat menyebabkan pembentukan pirogen eksogen, mekanisme virus

memproduksi demam antara lain dengan cara melakukan invasi secara langsung ke dalam makrofag, reaksi imunologis terjadi terhadap komponen virus yang termasuk diantaranya yaitu pembentukan antibodi, induksi oleh interferon dan nekrosis sel akibat virus. Pasien terlihat kuning sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Ikterus atau jaundice adalah perubahan warna kulit, sklera mata, atau jaringan lainnya seperti membran mukosa yang menjadi kuning karena pewarnaan oleh bilirubin yang meningkat konsentrasinya dalam sirkulasi darah. Ikterus dapat diketahui bila kadar bilirubin darah lebih dari 2 mg%. Sklera

mudah menyimpan bilirubin karena terdiri atas banyak sekali serat-serat elastin. Metabolisme bilirubin melalui empat langkah yaitu produksi, transportasi, konyugasi, dan ekskresi. Bilirubin diproduksi dari hasil pemecahan heme yaitu bagian dari hemoglobin yang nantinya membentuk bilirubin indirek kemudian diikat oleh albumin untuk ditransportasi ke hepar yang bertanggungjawab atas clearance dari bilirubin melalui proses konjugasi agar lebih larut air untuk disekresi ke empedu kemudian diekskresi ke lumen usus. Bakteri usus mereduksi bilirubin terkonyugasi menjadi serangkaian senyawa yang dinamakan sterkobilin atau urobilinogen. Zatzat ini menyebabkan feses berwarna coklat. Dalam usus bilirubin direk ini tidak diabsorpsi, sebagian kecil bilirubin direk dihidrolisis menjadi bilirubin indirek dan direabsorpsi. Siklus ini disebut siklus enterohepatis. Sekitar 10% sampai 20% urobilinogen mengalami siklus enterohepatik, sedangkan sejumlah kecil diekskresi dalam kemih. Kadar bilirubin total akan meningkat ketika ada kelainan pada empat tahap metabolisme tersebut. Sehingga air kemih berwarna pekat seperti teh disebabkan karena kadar bilirubin yang sangat tinggi yang dibuang melalui urin. Pada hepatitis virus akut terjadi pembesaran hepar yang bersifat kenyal, tepi tajam, permukaan rata. Diagnosis hepatitis biasanya ditegakkan dengan pemeriksaan tes fungsi hati, khususnya alanin amino transferase (ALT=SGPT), aspartat amino treansferase (AST=SGOT). Kadar transaminase (SGOT/SGPT) mulai meningkat pada masa prodomal dan mencapai puncak pada saat timbulnya ikterus. Pada pasien ini terjadi peningkatan enzim SGOT yaitu 843 mg/dl dan peningkatan enzim SGPT yaitu 243 mg/dl. Hingga saat ini belum ada pengobatan spesifik bagi hepatitis virus akut. Terapi simtomatis dan penambahan vitamin dengan makanan tinggi kalori protein dapat diberikan pada penderita yang mengalami penurunan berat badan atau malnutrisi. Dapat juga diberikan terapi yang melindungi hati. Pada pasien ini diberi SNMC (Stronger Neo Minophagen C) yang mengandung glycyrrhizin, cystein, dan glysin, digunakan untuk mengobati

berbagai penyakit hati. Penelitian yang dilakukan Rossum et al., glycyrrhizin signifikan mengurangi serum aminotransferase dan

memperbaiki histologi hati dibanding plasebo.

4. Plan: Diagnosis : Hepatitis Virus Akut

Penatalaksanaan Diet hepar Infus Rl : D5% = 1 : 1 20 tpm Infus D5% + 2 SNMC 20 tpm Injeksi ondansetron 1 gr/8 jam Injeksi cefotaxim 1 gr/12 jam Hepamax 3 x 1 Biocurlif 2 x 1 Vometa 3 x 1 Sistenol 3 x 1

Pendidikan : Perlu dijelaskan kepada pasien dan keluarga pasien mengenai penyebab, kondisi pasien, dan pengobatan yang akan diberikan. Perlu juga dijelaskan mengenai cara penularan masing-masing jenis hepatitis agar terhindar dari penyakit tersebut. Perlu dijelaskan mengenai pencegahan hepatitis dan faktor resiko.

Konsultasi : Konsultasi ditujukan kepada dokter spesialis penyakit dalam.

Kontrol : Kegiatan Mengobservasi keadaan Periode Setiap hari selama Hasil yang diharapkan Keadaan umum, klinis membaik

umum, tanda vital pasien Mengobservasi keluhan pasien seperti mual muntah dan nyeri perut sebelah kanan Mengobservasi masukan nutrisi pada pasien Edukasi mengenai gejala ikterik dan hepatomegali

di RS Setiap hari selama di RS

Tanda vital baik. Keluhan mual muntah dan nyeri perut kanan berkurang

Setiap hari selama di RS Saat perawatan di bangsal

Jumlah protein dan kalori adekuat, nafsu makan membaik Pasien memahami gejala kuning yang terjadi pada mata, dan perut yang terasa begah

Edukasi pasien mengenai pengobatan, prognosis, cara penularan, dan pencegahan

Saat perawatan di bangsal

Pasien memahami prognosis penyakitnya, pengobatan, cara penularan dan pencegahan penyakitnya

Pekalongan, Mengetahui,

dr. Venty Widjayanti

You might also like