You are on page 1of 5

PERAWATAN NEFROSTOMI

A. Pengertian Nefrostomi merupakan suatu tindakan diversi urine menggunakan tube, stent, atau kateter melalui insisi kulit, masuk ke parenkim ginjal dan berakhir di bagian pelvis renalis atau kaliks. Nefrostomi biasanya dilakukan pada keadaan obstruksi urine akut yang terjadi pada sistem saluran kemih bagian atas, yaitu ketika terjadi obstruksi ureter atau ginjal. B. Fungsi Beberapa fungsi nefrostomi, sebagai berikut : elarutkan dan mengeluarkan batu ginjal embantu prosedur endourologi, yaitu pemeriksaan saluran kemih atas. embantu penegakkan diagnosa obstruksi ureter, filling defe#ts, dan kelainan lainnya melalui radigrafi antegrad. emasukkan obat%obatan kemoterapi ke dalam sistem pengumpul ginjal. emberikan terapi profilaksis kemoterapi setelah reseksi pada tumor ginjal. '. (enis Nefrostomi Nefrostomi dapat dilakukan dengan ! #ara, yaitu : 1. Nefrostomi terbuka 'ara ini merupakan #ara klasik, terdapat dua ma#am teknik, yaitu bila korteks masih tebal dan korteks sudah tipis. Bila kortek masih tebal ginjal dibebaskan sampai terlihat pelvis dan Folley kateter no !) dimasukkan kedalam pyelum melalui pelvis renalis. Bila kortek sudah tipis Folley kateter lanngsung dimasukkan melalui sayatan pada kortek. !. Nefrostomi perkutan Nefrostomi perkutan adalah pemasangan sebuah selang melalui kulit ke dalam pelvis ginjal dengan bantuan fluoroskopi. *yarat dilakukannya nefrostomi perkutan sebagai berikut, ginjal teraba dari luar, kortek tipis dan tidak gemuk. +. ,ndikasi +an -ontraindikasi ,ndikasi dilakukannya nefrostomi: Pengalihan urine sementara yang berhubungan dengan adanya obstruksi urin sekunder terhadap kalkuli Pengalihan urine dari sistem pengumpul ginjal sebagai upaya penyembuhan fistula atau kebo#oran akibat #edera traumatik atau iatrogenik, fistula ganas atau inflamasi, atau sistitis hemoragik Pengobatan uropathy obstruktif nondilated Pengobatan komplikasi yang berhubungan dengan transplantasi ginjal Pengobatan obstruksi saluran kemih yang berhubungan dengan kehamilan

1. !. ". $. &.

1. !.

". $. &.

..

emberikan akses untuk intervensi seperti pemberian substansi melalui infus se#ara langsung untuk melarutkan batu, kemoterapi, dan terapi antibiotik atau antifungi /. emberikan akses untuk prosedur lain 0misalnya penempatan stent ureter antegrade, pengambilan batu, pyeloureteros#opy, atau endopyelotomy1 2. +ekompresi kumpulan #airan nephri# atau perinephri# 0misalnya abses atau urinomas1 -ontraindikasi dilakukannya nefrostomi: 1. Penggunaan antikoagulan 0aspirin, heparin, 3arfarin1 !. 4angguan pembekuan darah 0hemofilia, trombositopeni1 dan hipertensi tidak terkontrol 0dapat menyebabkan terjadinya hematom perirenal dan perdarahan berat renal1 ". 5erdapat nyeri yang tidak dapat diatasi pada saat tindakan nefrostomi $. 5erjadi asidosis metabolik berat &. Penyakit yang progresif meskipun sedag dalam terapi .. emiliki masalah6komorbiditas yang potensial membahayakan ji3a /. *tatus performan#e dengan s#oring e#og67ubord 8!, atau karlnofsky 9.) 2. 5erdapat tanda overload, seperti oedema paru dan sesak nafas :. 5erdapat asidosis metaboli# yang berat 1). 5erdapat hiperkalemia 11. -eadaan%keadaan lain yang menyebabkan pasien tidak bias diposisikan tengkurap ;.5ehnik <perasi Nefrostomy Nefrostomi 5erbuka +engan pembiusan umum, regional atau lokal. Posisi lumbotomi. +esinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan antiseptik. =apangan pembedahan dipersempit dengan linen steril. ,nsisi kulit dimulai dari tepi ba3ah arkus kosta >, sampai ke arah umbilikus sepanjang 1)%1& #m, diperdalam lapis demi lapis dengan memotong fas#ia eksterna, muskulus interkostalis di belakang dan muskulus oblikus abdominis di depan sampai didapatkan fas#ia abdominis internus. Fasia abdominis internus dibuka, kemudian peritoneum disisihkan dari fas#ia. Fas#ia gerota dibuka sepanjang tepi ginjal. Bila korteks masih tebal: ginjal harus dibebaskan sampai terlihat pelvis renalis. Pelvis renalis dibuka dengan sayatan ke#il 1%1,& #m. -lem bengkok dimasukkan melalui sayatan tersebut ke arah kaliks inferior atau medius menembus korteks sampai keluar ginjal, kemudian dimasukkan kateter Foley 'h !) ke dalam pelvis dengan #ara dijepitkan pada klem tersebut. ,si balon kateter dengan air "%& ##. (ahit pelvis renalis dengan jahitan satu%satu dengan benang yang dapat diserap.

1.

Bila korteks sudah sangat tipis: korteks langsung dibuka dengan sayatan 1%1,& #m dan langsung dimasukkan kateter Foley 'h !) atau !!. *edapat mungkin ujung kateter berada di dalam pyelum. ,si balon kateter dengan air "%& ##. Buat jahitan fiksasi matras atau kantong tembakau pada tempat keluar kateter 0pada dinding ginjal1 dengan benang yang dapat diserap. -eluarkan pangkal kateter melalui insisi pada kulit, terpisah dari luka operasi, dan difiksasi. Pasang drain vakum perirenal. 5utup lapangan operasi lapis demi lapis dengan jahitan situasi. !. Nefrostomi Perkutan +ilakukan dengan alat fluoroskopi. +engan pembiusan umum, regional atau lokal. Posisi pronasi, perut sisi yang sakit diganjal bantal tipis. +esinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan antiseptik. =apangan pembedahan dipersempit dengan linen steril. +ilakukan pungsi ke arah ginjal, bila yang keluar urin, masukkan kontras se#ukupnya sehingga tampak gambaran sistem kolekting di monitor. Bila perlu lakukan pungsi kedua ke arah yang lebih tepat 0biasanya kaliks inferior atau medius1. andrin 0isi jarum pungsi bagian dalam1 dikeluarkan, masukkan ka3at penuntun 0guide wire1 ke dalam bungkus 0sheath1 jarum pungsi.

=akukan dilatasi dengan dilator khusus, masukkan kateter Foley 'h !) dengan tuntunan kanula khusus. -embangkan balon kateter dengan air &%1) ##. Fiksasi kateter dengan kulit. F. -omplikasi Perforasi sistem pengumpul terjadi biasanya selama $2 jam setelah pemasangan tube nefrostomi ;fusi pleura, hidrothora?, pneumothora? Perdarahan akut ;kstravasasi 5rauma periorgan, seperti perforasi usus besar, trauma hepar, limpa Perdarahan masiv yang memburukkan transfusi, operasi, atau embolisasi @ematuria mikroskopis 0umum1 Nyeri 0umum1 4. PA<*;+BA P;AACA5AN N;FA<*5< , ,. @al%hal yang perlu diperhatikan ,. Bntuk petugas % Pakai baju khusus 0lood jas6apron1

1. !. ". $. &. .. /. 2.

% Bila tidak perlu jangan berada dalam kamar operasi % Pakai dosimeter 0bila tersedia1 !. Bntuk penderita %Patasi ekspos dengan sinar rontgen seminimal mungkin %4unakan '%arm dengan memori ,,. ,ndikasi a. <bstruksi akut atau kronik pada upper urinary tra#t b. Peningkatan kreatinin yang tinggi dan urine tidak dapat keluar dari melalui ureter #. 4angguan pada pelvis renalis ,,,. Pera3atan Nefrostomi a. onitor tanda vital se#ara berkala untuk mengevaluasi terjadinya kehilangan darah yang terus berlangsung atau untuk menilai timbulnya komplikasi sepsis pada pasien beresiko b. Bntuk nefrostomi dengan indikasi pionefrosis, abses 0infeksi1, maka pemberian antibiotika sejak sebelum tindakan , diteruskan dengan pedoman: 1. (enis antibiotika berdasarkan hasil kultur dan antibiogram !. Bila belum ada kultur dan antibiogram : ,. -ombinasi ampisilin atau derivatnya dan aminoglikosida ,,. 'efalosforin generasi ,,, untuk kasus gagal ginjal Bila tidak ada infeksi, #ukup diberikan obat golongan nitrofurantoin atau asam nalidisat perioperatif #. <bservasi tanda%tanda infeksi d. Perhatikan selang neprostomi jangan sampai tersumbat e. *pool neprostomi dengan #airan 0ADua steril,NA'=, Aevanol, betadin 1 E1, #airan maksimal !) ##. *pool dilakukan se#ara pelan%pelan% Bila lan#ar urin akan menetes se#ara terus%menerus6konstan f. Perhatikan kateter 6 pipa drainage, jangan sampai buntu karena terlipat, dll. g. Perhatikan dan #atat se#ara terpisah produksi #airan dari nefrostomi. h. Bsahakan diuresis yang #ukup. i. Periksa kultur urin dari nefrostomi se#ara berkala. j. @ematuria, yang umumnya terjadi pada pasien ynag dilakukan nefrostomi, harus berkurang se#ara bertahap setelah !$jam k. Bila ada boleh spoelling dengan larutan asam asetat 1E seminggu !? l. -ateter diganti setiap lebih kurang ! minggu. Bila nefrostomi untuk jangka lama pertimbangkan memakai kateter silikon. m. Pelepasan kateter sesuai indikasi. n. Pelepasan drain bila dalam ! hari berturut%turut setelah pelepasan kateter produksinya 9 !) ##6!$ jam. o. Pelepasan benang jahitan keseluruhan 1) hari pas#a operasi.

<N,5<A,N4 +AN F<==<C BP P;N+;A,5A anagemen postprosedural dan tinjak lanjut yang bisa dilakukan: Bed rest selama $ jam elanjutkan diet yang disarankan untuk postprosedural Pemeriksaan tanda%tanda vital setiap ") menit selama $ jam pertama postrosedural dan kemudian dilakukan setiap shift 5erapi antibiotik jika diidentifikasi ataupun diduga terjadi infeksi Pembilasan kateter dengan & ml larutan Na'l isotonik bakteriostatik kemudian diaspirasi setiap .%1! jam Pantau output urine

@.

You might also like