Professional Documents
Culture Documents
DAFTAR ISI.......................................................................................................... i
...............................................................................................................................2
TUJUAN PERCOBAAN............................................................................................4
TEORI DASAR.......................................................................................................4
SKRINING HIPOKRATIK .........................................................................................4
MENCIT................................................................................................................7
ALAT dan BAHAN..................................................................................................9
PROSEDUR KERJA...............................................................................................10
HASIL PERCOBAAN.............................................................................................11
Tabel Pengamatan.............................................................................................11
PEMBAHASAN.....................................................................................................14
KESIMPULAN...................................................................................................... 16
KELOMPOK 3
Disusun Oleh:
Bayyinah
Dwiyanti Atmajasari
Irfan Taufik
Maria Ulfa
Putri Setyo Rini
Sinthi Ayesha
Pharmacy IV A
TUJUAN PERCOBAAN
1. Memahami dan terampil melakukan skrining farmakodinamik obat
menggunakan teknik Skrining Hipokratik
2. Memahami dan mampu menganalisa hasil-hasil skrining farmakologi
obat
TEORI DASAR
SKRINING HIPOKRATIK
-
Skrining hipokratik adalah salah satu cara untuk menapis aktivitas suatu
obat/bahan yang belum diketahui sebelumnya, baik yang berasal dari
alam ataupun senyawa sintetis/semisintetis. Cara ini didasarkan atas
bahwa, obat bila berinteraksi dengan material biologis dalam tubuh akan
mengahsilkan efek tertentu, tergantung pada dosis yang diberikan.
Prinsip ini diambil dari cara dokter (Hyppocrates) mendiagnosa suatu
penyakit melalui gejala-gejala yang ditunjukkanya. Skrining ini dapat
membedakan suatu bahan/obat yang berguna dan tidak berguna dengan
cepat dan biaya yang relative murah. Darinya akan dihasilkan profil
falmakodinamik obat/bahan.
Skrining hipokratik adalah salah satu cara untuk menapis aktivitas suatu
obat/bahan yang belum diketahui sebelumnya baik yang berasal dari
bahan alami maupun senyawa sintetis atau semisintetis. Cara ini
didasarkan atas bahwa obat bila berinteraksi dalam materi biologis
dalam tubuh akan menghasilkan efek tertentu tergantung pada dosis
yang diberikan.
Penapisan farmakologi pendahuluan dilakukan menurut metode MalonRobichoud mengenai penapisan hipokratik yang dimodifikasi. Prinsipnya
adalah melihat gejala-gejala yang timbul pada hewan percobaan setelah
diberi suatu obat Skrining ini dapat membedakan suatu obat/bahan yang
berguna dan yang tidak berguna dengan cepat dan biaya yang relatif
ini
menggunakan
metode
penapisan
hipokratik
yang
Parameter
Faktor
bobot
Kriteria aktivitas
PEN.SSSP/SIMPL/REL.OT
Bulu berdiri
0.5
SIMM/PARASIMM
Ekor berdiri
0.5
ANALG
1.5
SIMM
Ekor/telinga memerah
FASODILATASI
Ekor/telinga pucat
FASOKONSTRILSI
Fasikulasi
STIM.SSP/PARASIMM
Tremor
STIM.SSP
PEN.SSP/SILML, REL.OT
STIM.SSP
10
11
Respirasi meningkat
STIM SSP
12
Respirasi menurun
PEN.SSP/REL.OT
13
Gerak berputar
STIM.SP/ANALG
14
Ekor bergelombang
STIM..SSP
15
Agresif
STIM.SSP
16
STIM.SSP
17
PEN.SSP/REL.OT
18
PEN.SSP
19
PEN..SSP/REL.OT
20
PEN.SSP
21
Salviasi
PARASIMM
22
Lakrimasi meningkat
0.5
PARASIMM
23
Lakrimasi menurun
0.5
SIMM
24
1.5
PARASIMM
25
Paralisa kaki
26
Tremor
STIM.SP
27
Konvulsi
STIMM.SSP/SIMM/SIML/PARASI
MM
28
Urinasi
PARASIMM
29
Diare
PARASIMM
30
SRIM.SSP/SIMM
31
PEN.SSP/SIML/PARASIMM
32
PEN.SSP/REL.OT
33
Katalepsi
PEN.SSP
34
1.5
PEN.SSP/REL.OT
35
RTIM.SSP
36
PEN,SSP/REL.OT/ANALG
37
PEN.SSP/REL.OT/ANALG
38
Menggeliat
0.5
REL..OT
39
PEN.SSP
40
Pupil mengecil
1.5
PARASIMM/SIML/PEN.SSP
41
Pupil melebar
0.5
SIML/PARASIML/ANALG
42
Ekor naik
0.5
43
1.5
44
PEN.SSP/REL.OT
MENCIT
Hewan Percobaan di Laboratorium Farmakologi
Hewan percobaan yang akan kami bahas yaitu mencit karena pada
praktikum ini kami menggunakan mencit sebagai hewan coba.
Mencit
Scientific classification
Kingdo Animalia
m:
Phylum: Chordata
Class:
Mammali
a
Order:
Rodentia
Family: Muridae
Subfam Murinae
ily:
Genus: Mus
Species M.
:
musculus
Binomial name Mus musculus
Linnaeus, 1758
Memiliki panjang dari hidung sampai ekor 7.510 cm dan panjang ekor
510 cm; memilki beartthe 1025 g. memilki panjang kaki hanya 1519 mm
long; dapat melompat sampai 45 cm. mencit takut terhadap tikus, karena tikus
sering memakan mereka. dapat menerima gelombang ultrasonic sampai 100
kHz dan aktif pada malam hari, mencit bersifat penakut , fotofobik, cenderung
berkumpul sesamanya. memiliki suhu tubuh normal 47,4
C laju respirasi
Percobaa
pemberian
IV
IM
IP
SC
ORAL
Mencit
0,5
0,05
0,5
yaitu
keadaan
kandang,
suasana
kandang
baru
yang
asing,
Backer glass
Stopwatch
Hot plate
Termometer
Rotating roat
Pinset
Jaring kawat
Erlenmeyer
Jarum suntik
Bahan :
Aquadest
PROSEDUR KERJA
1. Timbang mencit
2. Membuat obat dengan ketentuan 500 mg/25 ml maka didapatkan
konsentrasi obat 20 ppm, dosis obat 150 mg/kg maka bisa didapat VAO
sebesar 0,225 ml
3. Kemudian obat tersebut
pemberian intraperitoneal
disuntikkan
pada
mencit
dengan
rute
Air
mata
berdarah
(Chromodaoriorea,
salvitasi,
lakrimasi
a.
c.
Hitung skor total dengan mengalikan skor dengan factor bobot untuk
misalnya
untuk
aktivitas
penekanan
system
saraf
pusat
(PSSP).
HASIL PERCOBAAN
Obat Sintetik
Tgl : 27 Mei 2010
Hewan : Mencit
BB : 30 gr
Dosis : 100 mg/kg
VAO : 0,225 ml
Konsentrasi obat : 20 ppm
VAO = Berat (kg) x Dosis (mg/KgBB)
Konsentrasi (mg/ml)
= 0,03 kg x 100 mg/KgBB
20 mg/ml
= 0,225 ml
Tabel Pengamatan
Parameter
Total
Golongan
Score
Obat
30
60
Kelopak
mata turun
Bulu berdiri
0
SIMM/
1 x 0,5 =
PARASIMM
0,5
Ekor berdiri
Bola mata
menonjol
Ekor
memerah
Telinga
memerah
Tremor
3x1=
3
STIM.SSP
Aktivitas
motorik
menurun
2x1=2
PEN.SSP/
SILML,
REL.OT
1x1=
1
STIM.SSP
STIM.SSP
Aktivitas
motorik
meningkat
Respirasi
meningkat
5x2=
10
Gerak
berputar
ekor
bergelomban
g
Agresif
1x1=
1
STIM.SSP
Rasa ingin
tahu
meningkat
1x1=
1
STIM.SSP
2x1=2
PEN.SSP/
REL.OT
Rasa ingin
tahu
menurun
Refleksi
kornea
hilang
3x1=3
Refleksi
telinga hilang
Refleksi balik
hilang
2x1=2
Salvitasi
1 x 2 = 2 PARASIMM
Lakrimasi
meningkat
Lakrimasi
menurun
Air mata
berdarah
Palisasi kaki
Konvulsi
Urinasi
Diare
9x2=
18
0
Tonus
tubuh
meningkat
PEN.SSP
PEN.SSP
1 x 2 = 2 PARASIMM
STIM.SSP
Reaksi jentik
ekor
menurun
Menggeliat
1 x 0,5 = REL..OT
0,5
3 x 2 = 6 PEN.SSP
Pandangan
tak lurus
Pupil
mengecil
Pupil
melebar
Ekor naik
Berat badan
meningkat
Berat badan
menurun
Kesimpulan
PEMBAHASAN
Sistem saraf biasanya dibagi menjadi susuna saraf pusat (otak dan
sumsum tulang belakang). Serta susunan saraf perifer, yang terbagi menjadi 2,
yaitu susunan syaraf motoris (yang bekerja sekehendak kita) serta susuna
saraf otonom yang bekerja menurut aturannya sendiri.
Farmakodinamik adalah ilmu cabang yang mempelajari efek biokimiawi
dan fisiologi obat serta mekanisme kerjanya. Menurut teori pendudukan
reseptor, intensitas efek obat berbanding lurus dengan fraksi reseptor yang
diduduki atau diikatnya, dan intensitas efek mencapai maksimal bila seluruh
reseptor diduduki oleh obat. Efek obat umumnya timbul karena interaksi obat
dengan reseptor. Pada sel suatu organisme reaksi ini menyebabkan perubahan
biokimiawi dan fisiologi yang merupakan respon khas obat tersebut : reseptor
obat merupakan komponen mikromolekul fungsional yang mencakup 2 konsep
penting. Pertama, obat dapat merubah kecepatan kegiatan faal tubuh. Kedua,
obat tidak menimbulkan suatu fungsi baru, tetapi hanya memodifikasi fungsi
yang sudah ada.
Adapun hubungan dosis dengan intensitas efek adalah
D + R DR E
(obat) (reseptor) (efek)
alat
keadaan
tidak
normal
yang
mengurangi
kewaspadaan
atau
KESIMPULAN
- Skrining hipokratik adalah salah satu cara untuk menapis aktivitas suatu
obat/bahan yang belum diketahui sebelumnya baik yang berasal dari bahan
alami maupun senyawa sintetis atau semisintetis.
- Berdasarkan parameter-parameter yang diamati pada percobaan, obat yang
disuntikan merupakan golongan Stimulan SSP. Hal ini dapat dilihat dari
parameter yang paling besar bila dikalikan dengan factor bobot yaitu tonus
tubuh meningkat dan respirasi meningkat. Efek lain yang mendukung yang
menunjukkan bahwa obat yang diberikan adalah golongan stimulant SSP
adalah rasa ingin tahu meningkat, agresif, tremor, dan aktivitas motorik
meningkat.
DAFTAR PUSTAKA