You are on page 1of 2

Perkembangan dari dental lamina

Dental lamina tumbuh kebawah dan kebelakang dari gigi molar kedua desidui keregio
posterior dari perkembangan rahang dimana itu berhasil memberikan erupsi untuk gigi molar
permanen. Oleh karena itu, gigi molar permanen tidak menunjukkan adanya hubungan bebas
langsung ke epitel oral. Mengikuti perkembangan gigi, dental lamina kemudian mengalami
degenerasi. Beberapa dari sisa-sisa lamina dapat berproliferasi dan menghasilkan sedikit
jaringan epitel, yang disebut kelenjar Serres.

Interaksi epitel dan mesenkim selama odontogenesis.


Proses dasar dari perkembangan gigi melibatkan aksi dan reaksi antara organ epitel enamel
dan jaringan mesenkim dental papila. Perkembangan gigi memang sering digunakan sebagai
model untuk pembelajaran interaksi epitel/mesenkim, yang mana interaksinya umumnya
sama dengan banyak sistem perkembangan lainnya seperti perkembangan folikel rambut dan
kelenjar air ludah. Sebelum menjelaskan interaksi ini, sebutan harusnya terbuat dari origin
mesenkimal.
Itu sepertinya mungkin untuk sel ektomesenkimal dari migrasi neural crest ke perkembangan
rahang dan kontribusinya kepada pembentukan dari dental papila dan pengenalan dari organ
enamel. Sel pembentuk dentin (odontoblast) dalam ‘amphibian’ dapat terlihat berasal dari sel
‘neural crest’. Peranan penting dari neural crest dalam perkembangan gigi amphibian telah
ditunjukkan oleh eksperimen yang melibatkan baik pemindahan neural crest ( pada kasus
dimana gigi tidak terbentuk di rahang) atau transplantasi mereka ke sisi yang berbeda.
( meliputi pembentukan gigi dalam sisi yang berbeda ini).
Pada embrio mamalia, melalui sel neural crest telah ditandai dengan perpindahan kearah
perkembangan rahang. ( dapat diketahui karena karakteristiknya yang tinggi akan RNA,
alkalin fosfat dan glikogen), sifat setelah itu belum terbentuk karena mereka dianggap
memainkan peranan penting pada perkembangan gigi.
Ketergantungan dari epitel dan mesenkim pada perkembangan gigi diilustrasikan dengan
fakta bahwa, seharusnya organ enamel terpisah dari dental papila (dengan mengelilingnya
lapisan ‘tooth germ” pada trypsin) pada tahap awal dalam perkembangan dan berkembang
terpisah), diferensiasi berikutnya terhenti. Jika komponen menyatu dalam jaringan
pertumbuhan selanjutnya mereka akan berkembang dan berdiferensiasi.
Tanda tanya muncul pentingnya setiap komponen pada tahap-tahap tertentu dari
perkembangan gigi.Untuk sekarang, karrena terbatasnya percobaan eksperimental, informasi
tentang ini sangat sedikit pada tahap perkembangan cap stage. Kontribusi dari organ enamel
dan dental papila dalam kontrol pembentukan mahkota telah diketahui dengan cara berikut.
Organ enamel dan dental papila dari ‘mouse tooth germ’ dipisahkan ole tripsinisasi sebelum
gigi muncul untuk mengambil bentuk morfologi khas mereka.
Dental papila gigi molar dikombinasi dengan organ enamel incisivus, sebuah perkembangan
bentukan gigi molar.
Sebaliknya, perlukah dental papila incisivus terkombinasi dengan organ enamel molar,
sebuah perkembangan pembentukan incisivus. Hasil ii digunakan sebagai indikasi bahwa
dental papila mengendalikan bentuk dari ‘tooth germ’( jika dental papila terisolasi ia hanya
dapat menghasilkan sel-sel bola).
Kepentingan relatif dari perkembangan jaringan dental dalam histogenesis telah diketahui
dengan penelitian , sama dengan yang dijelaskan diatas, didesain untuk mengetahui apakah
hanya odontogenic presumtive epitelium yang kompeten untuk membentuk organ enamel
atau epitel dari sisi non odontogenic dapat diinduksi untuk membentuk organ enamel yang
mana dikombinasika dengan dental papila. Ketika epitel dari ‘vestibular band’ atau dari
daerah diastema dari cavitas oral digabungkan dengan ‘mouse’ dental papila molar, organ
enamel yang terbentuk dalam biakan. Sebaliknya ketika organ enamel molar dibiakan dengan
diastema mesoderm , enamel organnya mengalami kemunduran. Kapasitas induktivitas dari
dental papila ditunjukkan lebih dramatis ketika epitelium dari permukaan plantar dari kaki
dikombinasikan dengan ‘mouse’ molar dental papila. Dalam transplantasi ini , organ enamel
berkembang dari epitel non odontogenik.
Dalam percobaan yang lainnya , hanya jaringan cervikal loop dari sebuah ‘tooth germ’ yang
berkembang di eksplantasikan. Kemudian diamati

You might also like