You are on page 1of 6

ISL 1 Teori Psikolinguistik SEJARAH PERKEMBANGAN PSIKOLINGUISTIK A.

PENDAHULUAN Psikolinguistik merupakan ilmu yang dikaji secara terpisah baik oleh pakar linguistik maupun pakar psikologi. Istilah psikolinguistik sendiri pertama kali digunakan oleh Thomas A. Sebeok dan Charles E. Osgood pada tahun 1954 pada sebuah buku yang berjudul Psycholinguistik : A Survey of Theory and Research Problems. Dasar-dasar ilmu psikologi menurut Osgoods dan Sebeok adalah : a. Psikolinguistik adalah suatu teori linguistik berdasarkan bahasa yang dianggap sistem elemen yang saling berhubungan erat. b. Psikolinguistik adalah satu teori pembelajaran yang berdasar pada bahasa yang dianggap sebagai sistem tabiat. c. Psikolinguistik adalah satu teori informasi yang menganggap bahasa sebagai alat untuk menyampaikan suatu benda.

Psikolinguistik adalah ilmu gabungan antara dua ilmu: psikologi (kejiwaan) dan linguistik (kebahasaan). Maka psikolinguistik adalah ilmu yang mempelajari proses-proses mental yang dilalui oleh manusia dalam rangka bahasa. Secara rinci psikolinguistik mempelajari empat topik utama: a) Komprehensi, yakni proses mental yang dilalui oleh manusia sehingga dapat menangkap apa yang dikatakan orang dan memahami apa yang dimaksud. b) Produksi, yakni proses-proses mental pada diri manusia yang membuatnya dapat berujar seperti yang ujarkan. c) Landasan biologis serta neurologis yang membuat manusia bisa berbahasa. d) Pemerolehan bahasa, yakni bagaimana cara seseorang memperoleh bahasa.

B. PEMBAHASAN Pada perkembangannya, ada beberapa pakar psikologi yang juga tertarik untuk mengkaji psikologi secara linguistis. Mereka adalah 1. Watson (1878-1958), menyamakan antara perilaku berbahasa dengan perilaku lainnya seperti makan, berjalan, dll. Perilaku bahasa menurut Watson adalah hubungan stimulus-respons yang menyamakan perilaku kata dengan benda. 2. John Dewey (1859-1952), menafsirkan bahasa anak-anak berdasarkan prinsip-prinsip psikologi. Beliau menyarankan agar penggolongan kata untuk anak-anak berdasarkan pada makna yang dipahami anak-anak. 3. Wundt (1932-1920), mengjelaskan bahasa alat untuk melahirkan pikiran. Hal ini terjadi karena terdapat perasaan-perasaan serta gerakgerak yang melahirkan bahasa secara tidak sadar. Menurut Wund, satu kalimat merupakan suatu kejadian akal yang terjadi secara serempak. Wundt terkenal dengan teori performansi bahasa (language 4 performance). Teori ini menjelaskan dua aspek, yakni fenomena luar (citra bunyi) dan fenomena dalam (rekaman pikiran). 4. Karl Buchler, menyatakan bahwa bahasa manusia memiliki tiga fungsi yang disebut Organon Modell der Saprch yaitu, Kungabe adalah tindakan komunikatif berwujud verbal. Appell adalah permintaan yang ditujukan kepada orang lain. Darstellung adalah penggambaran masalah pokok yang dikomunikasikan. 5. Weiss, mengakui adanya aspek mental dalam bahasa. Hanya saja, karena wujud bahasa tidak tampil secara fisik maka sukar dikaji dan diwujudkan kecuali bahasa berada pada konteks sosialnya. Masalah yang berhasil dipecahkn adalah: a. Bahasa merupakan satu kumpulan respons yang jumlahnya tidak terbatas terhadap suatu stimulus. b. Pada dasarnya, perilaku bahasa menyatukan anggota suatu masyarakat ke dalam organisasi gerak syaraf. c. Perilaku bahasa adalah sebuah alat untuk mengubah dan meragamkan kegiatan seseorang sebagai hasil warisan dan hasil perolehan. d. Bahasa dapat merupakan stimulus terhadap suatu respons. e. Respons bahasa sebagai suatu stimulus pengganti untuk benda dan keadaan yang sebenarnya memungkinkan kita untuk memunculkan kembali suatu hal yang pernah terjadi, dan menganalisis kejadian ini dalam bagian-bagian.

Perkembangan disiplin ilmu psikolinguistik telah merangsang Mehler dan Noizet (1974), menuliskan ada tiga generasi perkembangan psikolinguistik. 1. Psikolinguistik Generasi Pertama Ditandai oleh penulisan artikel Psycholinguistics : A Survey of Thery and Research Problems yang disunting oleh C. Osgoods dan Sebeok. Maka kedua tokoh ini dinobatkan sebagai tokoh psikolinguistik generasi pertama. Menurut Parera (1996) dalam Abdul Chaer generasi pertama memiliki tida kelemahan : a. Adanya sifat reaktif dari psikolinguistik tentang bahasa yang memandang bahwa bahasa bukanlah satu tindakan atau perbuatan manusiawi melainkan dipandang sebagai satu stimulus-respons. b. Psikolinguistik bersifat atomistik. Sifat ini nampak jelas ketika Osgoods mengungkapkan teori pemerolehan bahasa bahwa jumlah pemerolehan bahasa adalah kemampuan untuk membedakan kata atau bentuk yang berbeda, dan kemampuan untuk melakukan generalisasi. c. Bersifat individualis. Teorinya menekankah pada eprilaku berbahasa individu-individu yang terisolasi dari amsyarakat dan komunikasi nyata. 2. Psikolinguistik Generasi Kedua Psikologi generasi ini berpendapat bahwa dalam proses berbahasa bukanlah butir-butir bahasa yang diperoleh, melaikan kaidah dan sistem kaidahnya. Penggabungan antara Miller dan Chomsky merupakan penggabungan model linguistik tatabahasa yang relatif berbeda dengan proses psikologi. Tokoh fase ini lebih mengarah pada manifestasi ujaran sebagai bentuk linguistik. G.S. Miller dan Noam Chomsky menyatakan beberapa hal tentang psikolinguistik: a. Dalam komunikasi verbal, tidak semua ciri-ciri fisiknya jelas dan terang, dan tidak semua cirinya terang dalam ujaran. b. Makna sebuah tuturan tidak boleh dikacaukan dengan apa yang ditunjukkan. Makna adalah sesuatu yang sangat kompleks yang menyangkut antar hubungan simbol-simbol atau lambanglambang c. Struktur sintaksis sebuah kalimat terdiri atas satuan interaksi antara makna kata yang terdapat dalam kalimat tersebut. d. Jumlah kalimat dan jumlah makna yang dapat dinyatakan tidak terbatas jumlahnya. e. Ada komponen biologis yang besar untuk menentukan kemampuan berbahasa. Kemampuan berbahasa ini tidak tergantung pada intelegensi dan besarnya otak, melainkan bergantung pada manusia.

3. Psikolinguistik Gegerasi Ketiga Kekurangan analisis pada psikolinguistik generasi kedua kemudian diperbaharui oleh psikolinguistik generasi ketiga. G. Werstch dalam bukunya Two Problems for the New Psycholinguistics memberi karakteristik baru ilmu ini sebagai psikolinguistik baru. Beberapa ciri psiklonguistik generasi ketiga ini adalah : a. Orientasinya kepada psikologi, tetapi bukan psikologi perilaku. b. Keterlepasan mereka dari kerangka psikolinguistik kalimat, dan lebih mengarah pada psikolnguistik situasi dan konteks. c. Adanya pergeseran dari analisis proses ujaran yang abstrak ke satu analisis psikologis mengenai komunikasi dan pikiran. C. SIMPULAN Psikolinguistik merupakan ilmu yang dikaji secara terpisah baik oleh pakar linguistik maupun pakar psikologi. Istilah psikolinguistik sendiri pertama kali digunakan oleh Thomas A. Sebeok dan Charles E. Osgood pada tahun 1954 pada sebuah buku yang berjudul Psycholinguistik : A Survey of Theory and Research Problems. Pada perkembangannya, ada beberapa pakar psikologi yang juga tertarik untuk mengkaji psikologi secara linguistis. Pakar-pakar itu adalah John Dewey, Karl Buchler, Wundt, Watson, dan Weiss. Dalam Perkembangan disiplin ilmu psikolinguistik telah merangsang Mehler dan Noizet (1974), menuliskan ada tiga generasi perkembangan psikolinguistik. 1. Psikolinguistik Generasi Pertama ditandai penulisan artikel oleh C.Osgoods dan Sebeok. 2. Psikolinguistik Generasi Kedua yaitu penggabungan antara Miller dan Chomsky merupakan penggabungan model linguistik tatabahasa yang relatif berbeda dengan proses psikologi. 3. Psikolinguistik Gegerasi Ketiga yaitu oleh G. Werstch dalam bukunya Two Problems for the New Psycholinguistics. Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook http://burahkencana.blogspot.com/2012/03/sejarah-perkembanganpsikolinguistik.html

http://bahasamelayudnisenu.blogspot.com/2011/02/teori-psikolinguistik.html

TEORI PSIKOLINGUISTIK Apakah itu teori psikolingistik? Bagi sesetengah pelajar perkataan teori agak menakutkan. Namun begitu, teori hanyalah bermaksud pendapat yang dikemukakan untuk menerangkan sesuatu perkara. Oleh yang demikian kita dapat memahami bahawa teori psikolinguistik adalah sesuatu pendapat atau pandangan yang dikemukakan dalam bidang psikolinguistik. Justeru, teori psikolinguistik dianggap sebagai teori moden yang berdasarkan hasil kajian terbaharu mengenai hakikat kognitif manusia. Noam Chomsky Tokoh yang mempelopori teori psikolinguistik ialah Noam Avram Chomsky pada tahun 1957. Tokoh ini telah membawa revolusi dalam bidang linguistik, khususnya psikolinguistik. Tokoh unggul ini berpendapat bahawa otak manusia dipraprogramkan oleh mekanisme kognitif yang disebut sebagai Peranti Pemerolehan Bahasa atau Language Acquistion Device (LAD). Alat ini telah membolehkan individu untuk menjana ayat gramatis dengan cara sejagat atau bebas budaya. Chomsky telah memperkenalkan beberapa perkara melalui teori kod kognitifnya. Bagi anda yang tidak faham akan maksud kognitif, apa kata luangkan sedikit masa untuk merujuk kamus ataupun pencarian melalui web. Anda juga boleh berbincang dengan tutor untuk mendapat penjelasan lanjut semasa di kelas. Berbalik kepada teori kod kognitif Chomsky. Menurutnya, setiap manusia yang dilahirkan di dunia sudah ada kecekapan untuk berbahasa apabila sampai waktunya. Potensi berbahasa ini sebenarnya ialah sifat akal, iaitu yang bersifat semula jadi. Dengan yang demikian, akalnya membolehkan seseorang untuk menerbitkan perkataan atau ayat yang tak terkira. Chomsky juga berhujah bahawa peringkat permulaan belajar bukan sahaja terhad kepada operasi rangsangan dan tindak balas, malah proses kognitif turut terlibat dalam proses pembelajaran tersebut. Tanpa peranan kognitif perkembangan bahasa terbatas pada hal yang dialami sahaja. Seterusnya, beliau berpendapat bahawa bahasa bersifat kreatif. Penghasilan sesuatu bahasa itu tidak terbatas kepada objek dan peristiwa atau pengalaman yang dapat digarap oleh perilaku semata-mata. Ujar beliau, semua komponen bahasa berkembang secara kreatif, mengimbau atau melangkau batasan pengalaman naluri, iaitu rangsangan dan tindak balas. Oleh sebab daya kreativiti itu, maka setiap kalimat seseorang mendengar, bertutur, membaca dan menulis adalah sesuatu yang baharu. Chomsky berpendapat bahawa bahasa yang dipelajari melalui satu set rumus yang digunakan untuk menerbitkan kalimat baharu itu. Di sini beliau memperkenalkan dua istilah seperti berikut: i. Kompetens

ii. Prestasi Chomsky menjelaskan bahawa setiap penutur dan pendengar mempunyai kompetens dan prestasi. Kompetens dapat diertikan sebagai sistem rumus yang mampu menghasilkan kalimat yang tidak terbatas. Dengan kata lain, kompetens ialah pengetahuan penutur mengenai bahasanya. Ia merupakan unsur dalaman dan berada di dalam otak. Sementara prestasi pula dapat diertikan sebagai bunyi-bunyi yang dilafazkan. Bunyi-bunyi ini bermakna dan dapat difahami oleh pendengarnya. Berbaze dengan kompetens ia terletak di bahagian luar otak. Seterusnya, Chomsky menerangkan bahawa tatabahasa generatif dalam otak diperoleh oleh penutur daripada otaknya sendiri. Ini adalah kerana penutur telah pun mempunyai tatabahasa sejagat yang diperoleh secara semula jadi. Semasa seseorang kanak-kanak itu membesar, dia sudah tentu akan dipengaruhi oleh persekitaran. Setelah berumur lima tahun, kanak-kanak itu akan membentuk tatabahasa generatif dalam otaknya. Dengan menghubungkan tatabahasa sejagat dan pengalaman daripada persekitarannya, kanak-kanak itu akan dapat menghasilkan tatabahasa generatif pada taraf kompetens. Setelah kanak-kanak memperoleh kompetens, dia akan mempunyai prestasi. Kompetens seumpama ini seterusnya menghasilkan prestasi. Kemudian prestasi ini pula akan menghasilkan elemen seperti ayat-ayat yang didengar oleh pendengar, iaitu dari telinga ke dalam otak dan mengulangi pula proses yang sama apabila pendengar bertutur. Teori linguistik Chomsky menekankan bahagian dalam bahasa yang berupa proses mental yang dapat menghasilkan bahasa tanpa perangsang daripada luar. Teori ini memakai skema S-O-R (stimulus-organism-response) yang menganggap bahasa sebagai pengetahuan yang dihasilkan oleh sesuatu dalam otak dan saraf setelah menerima unsur-unsur dalam bentuk perangsang daripada pancaindera. Sehubungan itu, Chomksy telah memperkenalkan teori linguistik yang disebut Nahu Transformasi Generatif (TG). Teori ini menerangkan bahawa kanakkanak mempunyai LAD yang dibawa sejak lahir yang memungkinkan kanakkanak itu memperoleh bahasa ibundanya dengan mudah. Dengan adanya LAD, kanakkanak dapat memilih bentuk-bentuk yang diterima dalam bahasa itu, dan menolak bentuk-bentuk yang bukan struktur bahasa berkenaan.

You might also like