You are on page 1of 46

TUGAS ORTOPEDI

1. Ruang Lingkup Bedah Orthopedi : Congenital abnormality Infection Arthritis Tumor Metabolic disorder Sensory disturbance Injury and disarrangement

Sumber ( Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah Universitas Indonesia )

2. Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan/tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa. Fraktur disebut sebagai fraktur terbuka bila terdapat hubungan antara fragment tulang dengan dunia luar karena adanya perlukaan di kulit. Sumber (Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3 2000)

3. Tanda-tanda pasti open fraktur : Adanya fat bubble (butir lemak) Adanya angulasi tulang yang tidak normal akibat pergeseran fragmen tulang atau rotasi tulang yang tampak dari luar, Adanya luka pada jaringan kulit dan otot yang berpenetrasi kearah tulang sehingga tulang terekspose dengan dunia luar Perdarahan ( external gross blood loss ). Darah yang keluar umumnya akan mengalir tanpa berhenti, ini disebabkan karena darah yang mengalir merupakan darah dari susm-sum tulang yang patah yang masih belum semurna dan tidak mengandung factor koagulasi.

Sumber ( AAOS Journal dan ANCC 2010 )

4. Osteomyelitis adalah infeksi pada tulang dan medulla tulang baik karena infeksi piogenik atau non-piogenik. Sumber ( Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi Rasjad Chairuddin 2007 )

5. Macam-macam fraktur terbuka menurut derajat (R. Gustillo) : Derajat I : Luka < 1cm Kerusakan jarungan lunak sedikit, tak ada tanda luka remuk Fraktur sederhana, transversal, oblik, atau kominutif ringan

Derajat II : Laserasi > 1 cm Kerusakan jaringan lunak, tidak luas, flap/avulse Fraktur Kominutif sedang Kontaminasi sedang. Sumber (kapita selekta kedokteran, edisi 3, 2000) Derajat III A: Didapatkan adanya kerusakan jaringan lunak yang luas, namun tulang masih tertutupi oleh jaringan lunak dalam jumlah yang cukup. luka biasanya disebabkan oleh trauma dengan tekanan yang besar dan terdapat luka yang terkontaminasi, tipe fraktur segmental atau kominutif yang parah. Derajat III B: Kerusakan jaringan lunak yang luas, fragmen tulang benar-benar terekspose tanpa adanya pembungkus dari jaringan lunak sehingga dibutuhkan flap untuk menutup tulang, terdapat perosteal stripping

Derajat III C: Fraktur terbuka dengan melibatkan cedera vascular. Sumber (Oxford Orthopaedic Emergency Guideline 2012)

6. Fraktur Suprakondiler Humerus : Bentuk tulang suprakondiler humerus memiliki kekhasan yakni tulang humerus pada bagian ini menjadi pipih disebabkan adanya fossa olekranon di bagian posterior dan fossa koronoid di bagian anterior sehingga sangat mudah terjadi fraktur. Pembagian berdasarkan mekanisme terjadinya fraktur : a. Tipe ekstensi (Posterior): 99 % dari seluruh jenis fraktur suprakondiler humeri.Trauma terjadi ketika siku dalam posisi hiperekstensi, lengan bawah dalam posisi supinasi. Hal ini akan menyebabkan patah pada suprakondiler dimana fragmen distal akan mengalami dislokasi ke anterior dari fragmen proksimal humerus b. Tipe fleksi (Anteriror) : 1-2 % dari seluruh fraktur suprakondiler humeri. Trauma terjadi ketika posisi siku dalam fleksi (400), sedang lengan bawah dalam posisi pronasi. Hal ini menyebabkan fragmen distal humeri mangalami dislokasi ke posteriror dari fragmen proksimal humerus. Sumber ( Kumpulan Kuliah Bedah Universitas Indonesia) Tipe yang paling sering dijumpai adalah tipe ekstensi ,banyak ditemukan pada anak laki-laki. Penatalaksanaan : a) Tipe Ekstensi : kalau tidak ada pergeseran, tidak perlu reduksi cukup dengan memakai kain gendongan selama 2-3 minggu. fraktur yang disertai pergeseran harus direduksi secepat mungkin, di bawah anestesi umum. Ini dilakuakn dengan manuver secara metodik dan berhati-hati : (1) traksi selama 2-3 menit di sepanjang lengan itu dengan traksi-lawan di atas siku; (2) koreksi terhadap kemiringan, pergeseran atau pemuntiran ke samping (bandingkan dengan lengan sebelahnya); (3) siku difleksi perlahan-lahan sementara traksi dipertahankan; (4) tekanan jari di belakang fragmen distal untuk mengoreksi kemiringan posterior. Kemudian NADI DIRABA, kalau nadi tak ada, kendurkan fleksi siku hingga nadi teraba. Foto Sinar-X untuk memastikan tidak ada angulasi varus atau valgus dan tidak ada deformitas rotasional. Setelah reduksi, lengan dipertahankan dalam suatu collar dan manset, terus-menerus, selama 3 minggu. setelah itu diperbolehkan melakukan fleksi siku aktif tetapi lengan disangga dalam kain gendongan dan ekstensi dihindari selama 3 minggu lagi.

b) Tipe Fleksi : Ini adalah cedera yang jarang terjadi namun fraktur posterior kadangkadang menjadi fraktur anterior akibat terlalu banyak traksi dan manipulasi. Fraktur direduksi dengan menarik lengan bawah dengan siku pada posisi semi-fleksi, melakukan tekanan jempol pada bagian depan fragmen distal kemudian mengekstensikan siku sepenuhnya. Suatu slab posterior dipasang dan diperthankan selama 3 minggu. sesudah itu penderita dibiarkan untuk memperoleh kembali fleksinya secar berangsur-angsur. Sumber ( Buku Ajar Apley edisi 7 )

7. Dislokasi adalah keluarnya (bercerainya) kepala sendi dari mangkuknya. Dislokasi merupakan suatu kedaruratan dan memerlukan pertolongan segera. Sumber (Kapita Selekta Kedokteran 2000) Lokasi yang paling sering : Dislokasi anterior pada bahu, dislokasi posterior bahu, dislokasi Pinggang, dislokasi pada persendian lutut. Sumber ( Buku Ajar Apley edisi 7)

8. Osteoarthritis adalah gangguan sendi yang bersifat kronis disertai kerusakan tulang rawan sendi berupa disintegrasi dan perlunakan progresif, diikuti pertambahan pertumbuhan pada tepi tulang dan tulang rawan sendi yang disebut osteofit, diikuti dengan fibrosis pada kapsul sendi. Sumber ( Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi Rasjad Chairuddin) Pembagian menurut Kellgren dan Lawrence : Merupakan pembagian osteoarthritis pada daerah lutut yang didasarkan pada gambaran foto x-ray, dibagi menjadi Normal, Grade I, Grade II, Grade III, dan Grade IV, pembagian ini juga digunakan dalam pertimbangan untuk operasi Knee Replacement Grade I Grade II Grade III : Permukaan sendi yang menyempit dan tanda-tanda mulai adanya osteophytes : Osteophytes kecil disertai dan Permukaan sendi yang menyempit : Ostephytes dengan ukuran sedang, multiple, permukaan sendi yang menyempit, tampak beberapa area yang sklerotik, dan nampak sedikit deformitas pada ujung tulang.

Grade IV

: Osteophytes dengan ukuran besar, multiple, permukaan sendi yang menyempit parah, sklerosis dan deformitas pada ujung tulang tampak sangat jelas

Sumber ( Stemcelldocs Weblog, cited 30/01/13)

9. Bagian-bagian tulang panjang : Proksimal, Diafiseal, dan Distal. Sumber ( Buku Ajar Apley ed 7 ) 10. Syarat pembuatan foto sinar-X untuk keperluan pemeriksaan Ortopedi : a) Dua Pandangan : fraktur atau dislokasi mungkin tidak terlihat pada film sinar- X tunggal, dan sekurang-kurangnya harus dilakukan dua sudut pandang ( anteriorposterior dan lateral) b) Dua Sendi : Pada lengan bawah atau kaki, satu tulang dapat mengalami fraktur dan angulasi. Tetapi angulasi tidak mungkin terjadi kecuali kalau tulang yang lain juga patah, atau suatu sendi mengalami dislokasi. Sensi-sendi di atas dan di bawah fraktur keduanya harus disertakan pada foto sinar-X. c) Dua tungkai : Pada sinar-X tulang anak-anak, epifisis yang normal dapat mengacaukan diagnosis fraktur; foto pada tungkai yang tidak cedera akan bermanfaat.

d) Dua cedera : Kekuatan yang hebat sering menyebabkan cedera pada lebih dari satu tingkat. Karena itu, bila ada fraktur pada kalkaneus atau femur, perlu juga diambil foto sinar-X pada pelvis dan tulang belakang. e) Dua kesempatan : segera setelah cedera, suatu fraktur (misalnya pada skafoid karpal) mungkin sulit dilihat. Kalau ragu-ragu, sebagai akibat resorpsi tulang, pemeriksaan lebih jauh 10-14 hari kemudian dapat memudahkan diagnosis. Sumber (Buku Ajar Apley edisi 7) 11. Definisi : a) Fraktur Monteggia : Adalah fraktur pada 1/3 proksimal ulna disertai dengan dislokasi radius proksimal. Ditemukan lebih sering pada anak-anak daripada dewasa. Laki-laki lebih sering daripada perempuan b) Fraktur Galeazzi : Adalah fraktur radius pada 1/3 distal dan dislokasi sendi radio-ulnar distal. Fraktur Galeazzi lebih jarang ditemukan daripada fraktur Monteggia, lebih sering ditemukan pada orang dewasa. Sumber a dan b ( Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi Rasjad Chairuddin) c) Fraktur Smith : Merupakan fraktur pada radius dimana terjadi pergeseran fragmen distal kearah anterior, kadang fraktur ini juga disebut kebalikan dari fraktur colles (segmen distal bergeser ke arah posterior). Fraktur ini akibat jatuh dan bertumpu pada punggung tangan. Sumber ( Buku Ajar Apley edisi 7)

12. Apa definisi orthopedik dan traumatologi? Ortopedi: Pada tahun 1960 organisasi yang bernama American Boards of Orthopedic Surgery mendifinisikan orthopedi, ortopedi adalah cabang ilmu kesehatan spesialis yang termasuk didalamnya interfensi, pemeliharaan, dan pengembangan dari bentuk dan fungsi ekstrimitas, tulang belakang dan struktur yang terpisah oleh teknik medis, operasi dan metode fisik. Traumatologi: Traumatologi adalah cabang ilmu Kedokteran yang mempelajari tentang luka dan cedera serta hubungannya denganberbagai kekerasan (rudapaksa). Sumber: (Pengantar ilmu bedah ortopedi Prof. Chairuddin Rasjad,MD.,PH

13. Kasus-kasus apa saja yang termasuk emergensi dalam orthopedik? - Fraktur dengan cedera vaskuler - Sindroma kompartemen - Fraktur Terbuka - Dislokasi - Septic arthritis Sumber:(ml.scribd.com Essays & Theses)

14. Tanda pasti fraktur? - Deformitas - Krepitasi - False movement (tanda paling pasti) - Foto roentgen Sumber: (fkunmul.webly.com)

15. Definisi dari kompartemen syndrome? Syndrome kompartemen adalah sebuah penyulit yang terjadi karena perdarahan yang menimbulkan hematom didalam otot. Hematom ini akan menimbulkan tekanan melingkar disepanjang jalur arteri dalam bungkus fasia otot yang utuh. Ekstrimitas akan tampak tegang dan membengkak, disertai iskemia daerah distal. Sumber: (wim de jong ed. 2 hal 462)

16. Definisi Epifisiolisis? Epifisiolisis adalah fraktur pada anak-anak yang melibatkan lempeng pertumbuhan. Fraktur biasanya berjalan melintang melalui lapisan hipertrofik atau lapisan kapur pada lempeng pertumbuhan. Bila fraktur melintasi lapisan reproduksi maka dapat berakibat penulangan prematur pada bagian yang mengalami cedera dan menyebabkan gangguan pertumbuhan tulang. Sumber: (ml.scribd.com/doc/47241671/EPIFISIOLISIS)

17. Fase-fase pada bone healing? 1. Fase Hematoma Apabila terjadi fraktur pada tulang panjang, maka pembuluh darah kecil yang

melewati kanalikuli dalam system haversian mengalami robekan pada daerah fraktur dan akan membentuk hematoma diantara kedua sisi fraktur. Hematoma yang besar diliputi oleh periosteum. Periosteum akan terdorong dan mengalami robekan akibat tekanan hematoma yang teradi sehingga dapat terjadi ekstravasasi darah kedalam jaringan lunak. Osteosit dengan lakunanya yang terletak beberapa millimeter dari daerah fraktur akan kehilangan darah dan mati, yang akan menimbulkan suatu daerah cincin avaskuler tulang yang mati pada sisi-sisi fraktur segera setelah trauma. 2. Fase proliferasi seluler subperiostal dan endosteal Pada fase ini terjadi reaksi jaringan lunak sekitar fraktur sebagai suatu reaksi penyembuhan. Penyembuhan fraktur terjadi karena adanya sel-sel osteogenik yang berproliferasi dari kalus interna sebagai aktifitas seluler dalam kanalis medularis. Apabila terjadi robekan yang hebat pada periosteum, maka penyembuhan sel berasal dari diferensiasi sl-sel mesenkimal yang tidak berdiferensiasi kedalam jaringan lunak. Pada tahap awal dari pertumbuhan yang cepat pada jaringan osteogenik yang sidatnya lebih cepat dari tumor ganas. Jaringan seluler tidak terbentuk daro organisasi pembentukan hematoma suatu daerah frakur. Setelah beberapa minggu, kalus dari fraktur akan membentuk suatu massa yang meliputi jaringan osteogenik. Pada pemeriksaan radiologis kalus belum mengandung tulang sehingga merupakan suatu daerah radiolusen. 3. Fase pembentukan kalus Setelah pembentukan jaringan seluler yang bertumbuh dari setiap fragmen dasar yang berasal dari osteoblas dan kemudian pada kondroblas membentuk tulang rawan. Tempat osteoblas diduduki oleh matriks interseluler kolagen dan perlekatan polisakarida oleh garamgaram kalsium membentuk suatu tulang yang imatur. Bentuk tulang ini disebut sebagai woven bone. Pada pemeriksaan radiologis kalus atau woven bone sudah terlihat dan merupakan indikasi radiologic pertama terjadinya penyembuhan fraktur.

4. Fase konsolidasi Woven bone akan membentuk kalus primer dan secara perlahan-lahan diubah menjadi tulang yang lebih matang oleh aktivitas osteoblas yang menjadi struktus lamellar dan kelebihan kalus akan diresorbsi secara bertahap. 5. Fase remodeling

Bilamana union telah lengkap, maka tulang yang baru membentuk bagian yang menyerupai bulbus yang meliputi tulang tetapi tanpa kanalis medularis. Pada fase remodeling ini perlahan-lahan terjadi resorbsi secara osteoklastik dan tetap terjadi proses osteoblastik pada tulang dan kalus eksterna secara perlahan-lahan menghilang. Kalus intermediate berubah menjadi tulang yang kompak dan berisi system haverisan dan kalus bagian dalam akan mengalami peronggaan untuk membentuk ruanng sumsum. Sumber: (Pengantar ilmu bedah ortopedi Prof. Chairuddin Rasjad,MD.,PH.D)

Keterangan: fase penyembuhan tulang

18. Sebutkan komplikasi fraktur! 1. Komplikasi segera: syok, kulit(abrasi, laserasi, penetrasi), robek pembuluh darah. 2. Komplikasi dini: tetanus, gangrene, sindrom kompartemen, thrombosis vena, infeksi sendi. 3. Komplikasi lambat: ankilosis finbrosa, kaku sendi, kontraktur sendi, pseudoartrosis, osteoporosis, penulangan otot, rupture tendon, kelumpuhan syaraf. Sumber: (wim de jong ed.2 hal 854)

19. Definisi Osteoporosis? Osteoporosis adalah penyakit kronik dan progresif yang disebabkan oleh etiologi yang multifaktor, Osteoporosis merupakan penyakit tulang sistemik yang berkarakteristik rendahnya massa tulang dan kemerosotan dari mikroarsitektur dari jaringan tulang yang

menyebabkan meningkatnya kerapuhan tulang. Sumber: (www.emedicine.com)

20. Apa saja fungsi Tulang? Sebutkan! Tulang adalah jaringan yang terstruktur dengan baik dan memiliki lima fungsi utama, yaitu: 1. Membentuk rangka badam. 2. Sebagai pengumpil dan tempat melekat otot. 3. Sebagai bagian dari tubuh untuk melindungi dan mempertahankan alat-alat dalam, seperti otak, sumsung tulang, jatung dan paru-paru. 4. Sebagai tempat deposit kalsium, fosfor, magnesium dan garam. 5. Sebagai organ yang berfungsi sebagai jaringan hemopoetik untuk memproduksi sel-sel darah merah, sel-sel darah putih dan trombosit. Sumber: (Pengantar ilmu bedah ortopedi Prof. Chairuddin Rasjad,MD.,PH.D)

21. Syaraf-syaraf yang mempersarafi tangan apa saja, motorik dan sensorik! Nervus ekstrimitas atas dimulai dari Plexus brachialis, Plexus Brachialis dimulai dari lima akar ventral dari saraf spinal. Akar-akar itu kemudian bergabung membentuk 3 trunkus yaitu: trunkus superior (berasal dari C5 dan C6), trunkus inferior (C7) dan trunkus medialis (C8 dan T1). Setiap trunkus akan bercabang lagi membentuk dua divisi yaitu divisi anterior dan divisi posterior. Divisi yang ada akan kembali menyatu dan membentuk fasciculus. Tiap fasciculus diberi nama sesuai letaknya terhadap arteri axillaris.

Fasciculus posterior terbentuk dari tiga divisi posterior tiap trunkus. Fasciculus lateralis terbentuk dari divisi anterior trunkus superior dan medalis. Fasciculus medalis adalah kelanjutan dari trunkus inferior Cabang-cabang plexus brachialis

3 Cabang dari ramus 1. Nervus dorsalis scapulae

berasal dari ramus C5, mempersarafi otot rhomboideus major dan minor serta otot levator scapulae.

2. Nervus ke subclavius

berasal dari ramus C5 dan C6, mempersarafi otot subclavius.

3. Nervus thoracicus longus

berasal dari ramus C5, C6, dan C7, mempersarafi otot serratus anterior.

1 Cabang dari trunkus 1. Nervus suprascapularis

berasal dari trunkus superior, mempersarafi otot supraspinatus dan infraspinatus.

3 Cabang dari fasciculus lateralis 1. Nervus pectoralis lateralis

mempersarafi otot pectoralis major dan otot pectoralis minor.

2. Nervus musculocutaneus

berasal dari C5 dan C6, mempersarafi otot coracobrachialis, otot brachialis, dan otot biceps brachii. Selanjutnya cabang ini akan menjadi nervus cutaneus lateralis dari lengan atas.

3. Cabang lateral nervus medianus

memberikan cabang C5, C6, C7 untuk nervus medianus.

4 Cabang dari fasciculus posterior 1. Nervus subscapularis superior

mempersarafi otot subscapularis.

2. Nervus thoracodorsalis

mempersarafi otot latissimus dorsi.

3. Nervus axillaris

mempersarafi otot deltoideus, otot ters minor, sendi bahu, dan Sensoris kulit di atas bagian inferior deltoideus.

4. Nervus radialis

mempersarafi otot triceps brachii, otot anconeus, otot brachioradialis dan otot ekstensor lengan bawah.

Sensoris mempersarafi kulit bagian posterior lengan atas dan lengan bawah.

5. Nervus subscapularis inferior 5 Cabang dari fasciculus medialis 1. Nervus pectoralis medialis

berasal dari C8 dan T1, mempersarafi otot pectoralis mayor dan otot pectoralis minor.

2. Cabang medial nervus medianus

memberikan cabang C8 dan T1 untuk nervus medianus. Medianus mempersarafi segala otot flexor dilengan bawah kecuali flexor carpi ulnaris, juga mempersarafi otot-otot pronator dan Palmaris longus, pada jari nervus medianus mempersarafi otot jari 1 dan kedua.

3. Nervus cutaneus brachii medialis

mempersarafi kulit sisi medial lengan atas.

4. Nervus cutaneus antebrachii medialis

mempersarafi kulit sisi medial lengan bawah.

5. Nervus ulnaris

mempersarafi satu setengah otot fleksor lengan bawah dan otot-otot kecil tangan, dan kulit tangan di sebelah medial.

Ket: Sensorik, hijau medianus, biru ulnaris, merah radialis.

Ket: perjalanan nervus ekstrimitas atas. Sumber: (Sobotta ed.22, www.wikipedia.com, buku ajar bedah David C sabiston)

22. Definisi fraktur colles? Usia dan gender pasien? Tanda-tanda frakturnya? Fracktur Colles adalah salah satu fraktur yang terjadi pada distal radius dimana tandatandanya adalah terjadinya fraktur pada 1 inci di atas sendi pergelangan tangan, terdapat angulasi dorsal fragmen distal, pergeseran ke dorsal dari fragmen distal, fraktur prosesus stiloid ulna. Sering ditemukan pada wanita (postmenoupouse osteoforosis) daripada laki-laki dan pada umur diatas 50 tahun. Sumber: (Pengantar ilmu bedah ortopedi prof rasjad, apleys system of orthopedic and fracture ed. 9)

ket: gambar Fraktur Colles

23. Jelaskan definisi malunion, nonunion, dan deformitas? - Malunion: adalah keadaan dimana fraktur menyembuh pada saatnya tetapi terdapat deformitas yang berbentuk angulasi, varus/valgus, rotasi, kependekan atau union secara menyilang misalnya pada fraktur radius dan ulna. - Nonunion : disebut nonunion apabila fraktur tidak menyembuh antara 6-8 bulan dan tidak didapatkan konsolidasi sehingga terdapat pseudoartrosis(sendi palsu). Pseudoartrosis dapat terjadi tanpa infeksi tetapi dapat juga terjadi bersama-sama infeksi disebut infected pesudoarthrosis. - Deformitas: adalah kelainan bentuk dari bagian tubuh dibandingkan dengan bentuk pada normalnya. Sumber: (Pengantar ilmu bedah ortopedi Prof. Chairuddin Rasjad,MD.,PH.D)

Keterangan gambar: Malunion, nonunion dan deformitas

24. Sebutkan jenis sendi pada tubuh manusia? Dikenal 5 macam jenis sendi dengan karakteristik masing-masing, yaitu:

1. Sindesmosis Sindesmosis adalah sendi dimana dua tulang ditutupi hanya oleh jaringan fibrosa 2. Sinkondrosis Sinkondrosis adalah sendi dimana kedua tulang ditutupi oleh tulang rawan. Lempeng epifisis merupakan suatu sinkondrosis yang bersifat sementara yang menghubungkan antara epifis dan metafisis dan memberikan kemungkinan pertumbuhan memanjang pada tulang. 3. Sinostosis Bila sendi mengalami obliterasi dan terjadi penyambungan antara keduanya, maka keadaan ini disebut sinostosis. 4. Simfisis Simfisis adalah suatu jenis persendian dimana kedua permukaannya ditutupi oleh tulang rawan hialin dan dihubungkan oleh fibrokartilago serta jaringan fibrosa yang kuat. 5. Sendi synovial Sendi synovial adalah sendi dimana permukaannya ditutupi oleh tulang rawan hialin dan pinggirnya ditutupi oleh kapsul sendi berupa jaringan fibrosa dan di dalamnya mengandung cairan sinovia.

Macam-macamnya: 1.) Sendi mati ( sinartrosis ) Hubungan antara satu tulang dengan tulang lain yang tidak bisa digerakkan. Contoh : Tulang-tulang yang membentuk tengkorak. yag

2.) Sendi kaku ( Amfiartrosis ) Hubungan antar tulang yang mungkin ada sedikit gerakan. Contoh :

hubungan antara tulang rusuk dengan tulang dada. Hubungan antara tulang pergelangan tangan dan tulang pergelangan kaki.

3.) Sendi gerak ( Diartrosis ) Hubungan antar tulang yang dapat digerakkan dengan bebas.

Jenis-jenis sendi gerak : a.) Sendi engsel Hubungan antar tulang yang hanya bisa digerakkan pada satu arah. Contoh : Siku dan lutut

b.) Sendi putar Hubungan antar tulang yang bergerakannya memutar. Contoh : Atlas bone ( antara kepala dan leher )

c.) Sendi peluru Hubungan antar tulang yang dapat bergerak ke segala arah. Contoh : Gelang bahu

d.) Sendi pelana Hubungan antar tulang yang bergerak pada dua arah. Contoh : Ujung tulang antara ibu jari tangan dan tulang telapak tangan. Sumber: (Pengantar ilmu bedah ortopedi Prof. Chairuddin Rasjad,MD.,PH.

25. Proses penyembuhan tulang pada dewasa dan anak-anak. Pada dewasa: Lokalisasi Falang/metakarpal/metatarsal/kosta Distall radius Diafisis ulna dan radius Humerus Klavikula Panggul Femur Kondilus femur/tibia Tibia/fibula Vertebra Waktu penyembuhan 3-6 6 12 10-12 6 10-12 12-16 8-10 12-16 12 minggu minggu minggu minggu minggu minggu minggu minggu minggu minggu

Pada anak: Penyembuhan pada anak lebih cepat secara kasar kali penyembuhan pada dewasa Sumber: (Pengantar ilmu bedah ortopedi Prof. Chairuddin Rasjad,MD.,PH.D)

26. Sebutkan tipe deformitas: Deformitas pada tulang: 1. Ketidaksejajaran tulang (loss of aligment) Tulang panjang mengalami gangguan dalam kesejajaran oleh karena terjadi deformitas torsional atau deformitas angulasi. 2. Abnormalitas panjang tulang (abnormal length) Kelainan panjang pada tulang dapat berupa tulang memendek/menghilang sama sekali atau panjangnya melebihi normal. 3. Pertumbuhan abnormal tulang (bony growth) Abnormalitas pertumbuhan tulang dapat terjadi akibat adanya kelainan pada tulang

misalnya osteoma atau osteokondroma. Deformitas pada sendi: 1. Bergesernya sendi Permukaan sendi dapat bergeser terhadap permukaan lainnya dan bila hanya sebagian yang bergeser disebut subluksasi dan bila seluruhnya disebut dislokasi. 2. Mobilitas sendi yang berlebihan (excessive mobility of the joint) Kapsul dan ligament sendi merupakan jaringan fibrosa yang berfungsi mengamankan sendi dari gerakan yang abnormal. Apabila terdapat kelemahan kapsul/ligament oleh karena suatu sebab, maka akan terjadi kecenderungan hipermobilitas sendi. 3. Mobilitas sendi yang berkurang (restricted mobility of the joint) Pada keadaan ini terjadi gangguan gerakan sendi oleh karena salah satu sebab, sehingga kemampuan pergerakan sendi kurang dari normal.

27. Macam-macam garis patahan: -Tranversal, oblik, Spiral, Kupu-kupu, Komunituf, Segmental, Deperesi

28. Sejarah Ilmu Bedah Ortopedi di Indonesia

Prof. Dr. R. Soeharso (Alm) Sebelum ada pendidikan resmi spesialis Bedah Orthopaedi, untuk mendapatkan keahlian ilmu bedah ini, seorang staf dosen ahli bedah dari bagian dikirim untuk tugas belajar ke luar negeri, khusus dalam bedah orthopaedi. FKUI mengirim dr. Soebiakto W ke Boston USA, dr Nagar Rasjid ke London-UK, dr Soelarto Reksoprodjo ke Paris-Perancis. Dari RSPAD Dr. Soejoto dikirim ke Walter Reed USA dan banyak staf RSPAD dikirim ke Kobe Jepang (dr Syamsul Maarif, dr Misban, dr Budiarso Sarwono, dr PT Simatupang dan dr Hara Marpaung). Prof. Dr. R. Soeharso sebagai pendiri Pusat Rehabilitasi Surakarta, yang mendapat bantuan dari Ankatan Darat (Jenderal Gatot Soebroto) dan QHO beserta spesialis bedah orthopaedi dan fisioterapi dari berbagai Negara, beliau mengembangkan ilmu beah Orthopaedi dari segi rehabilitasi. Banyak cacat veteran korban perang merebut kemerdekaan Indonesia, yang memerlukan rehabilitasi fisik seperti pemberian kaki-tangan palsu (ortosis). Bersama Bapak Suroto, seorang teknisi, beliau mendirikan bengkel kaki-tangan palsu. Kemudian bengkel ini dikembangkan menjadi Pusat Rehabilitasi Solo yang dilengkapi dengan sarana pendidikan untuk paramedic rehabilitasi seperti sekolah perawat fisioterapi, perawat rehabilitasi (oleh Ibu Suroto), dan ortosis prosthesis (oleh Bapak Suroto). Selain Pusat Rehabilitasi, juga didirikan Rumah Sakit Lembaga Orhopaedi dan Prosthesis (LOP). Pada tanggal 1 Oktober 1968 dimulailah pendidikan Orthopaedic Training Program dengan gur atau konsultan yang dating dari Amerika Utara dan Australia secara bergantian setiap bulan. Konsultan pertama adalah Dr. Harry Fahrni dari Vancouver Canada bersama istrinya Jeanne Fahrni (seorang perawat kamar bedah) yang turut membantu beliau di kamar operasi. Pendidikan Orthopaedic Training Program berlangsung selama 2 tahun setelah ahli bedah. Di Bandung, (sebagai tempat kelahiran PABOI pada tanggal 25 September 1969), dalam pidatonya, Mentreri P & K yang dibacakan oleh Dirjen Dikti Prof. Doddy, Departemen P &

K menyatakan pengakuan Orthopaedi sebagai PPDS. Oleh karenanya pendidikan ini dapat menerima sebagian pesertanya yang terdiri dari dokter umum setelah melaksanakan WKS (wajib kerja sarjana di puskesmas) dan realisasinya baru mulai terlaksana pada bulan januari 1981Sumber (PABOI web)

29. ATLS, Airway Assessment : Airway assessment merupakan bagian dari lima pilar utama dalam initial assessment pada primary survey untuk penaganan trauma. Quick Assessment : mengusahakan untuk menilai dalam waktu cepat ( 10 detik) dengan cara yang sederhana mengajak pasien untuk berbicara dengan menanyakan identifikasi diri, Tanya nama pasien dan apa yang terjadi. Pada pasien dengan kemampuan berbicara yang baik kita langsung dapat mengetahui bahwa gangguan pada airway sangat minimal atau bahkan tidak ada. Assessment awal juga meliputi penilaian pada: Kemampuan pasien secara mandiri untuk membuka mulut semaksimal mungkin Kemampuan pasien untuk menjulurkan lidah semaksimal mungkin Kemampuan pasien untuk menggerakkan rahang ke depan Kemampuan pasien mengekstensikan kepala Langkah-langkah dalam pemulihan airway : bersihkan jalan nafas, head tilt, chinlift, jaw trust. Alat bantu airway: Oro pharyngeal airway, naso pharyngeal airway, endotracheal tube, laryngoscope, oksigenasi (canule, masker, ambu bag) Pemeriksaan Tambahan: Pasang pulse oxymetri dan foto sinar-X untuk leher dan thorax

30. Biological dressing adalah:

Dressing adalah material apapun yang digunakan untuk mengcover dan melindungi luka dapat berupa kulit dari manusia atau dari binatang, misalnya untuk luka bakar dapat terbuat

dari kulit babi atau bahan sintetis dengan karakteristik seperti kulit manusia. Biological dressing paling efektif dalam mengobati luka bakar yang memiliki kedalaman yang sama dan ketebalan yang partial pada daerah permukaan. Biological dressing harus diberikan sesegera mungkin setelah cedera. Sumber: http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/biologic+dressing

31. Jelaskan apa itu Trigger finger? Trigger finger : merupakan suatu kondisi dimana terjadi penebalan tendon otot atau selaput pembungkus tendon yang diakibatkan oleh adanya gesekan yang terus menerus oleh aktivitas tubuh yang konsisten dan berulang-ulang pada daerah yang sakit. Gesekan yang terjadi mengakibatkan adanya iritasi dan radang pada daerah tendon atau selaput pembungkus tendon, hal ini kemudian menyebabkan kekakuan otot pada jari-jari tangan.

Gambar 8: Trigger finger pada jari telunjuk

Sumber: www.mayoclinc.com

32. Jelaskan tanda-tanda sepsis!

Kriteria Sepsis : Demam (> 38.50C) atau hipotermia (< 350C) Heart rate > 90 kali per menit Respiratory rate > 20 kali per menit Adanya infeksi (hasil pemeriksaan lab dan kondisi klinis)

Kriteria Sepsis tingkat lanjut :

Penurunan produksi urin Perubahan kondisi mental secara tiba-tiba Penurunan jumlah platelet Kesusahan dalam bernapas Rasa nyeri pada daerah abdomen Sumber: www.mayoclinc.com

33. Sebut dan Jelaskan fase-fase penyembuhan luka! Fase Penyembuhan Luka:

Gambar 9: Grafik dari tiga fase penyembuhan luka Penyembuhan luka terdiri dari tiga fase yakni: Fase Inflamasi Fase Prolifesrasi Fase Maturasi

Fase inflamasi meruapakan respon normal tubuh terhadap luka. Vasokonstriksi pembuluh darah pada daerah perlukaan dan pembentukan klot untuk menghentikan perdarahanakan terjadi segera begitu terjadi perlukaan , kemudian diikuti oleh vasodilatasi yang memungkinkan antibody, sel darah putih, faktor-faktor pertumbuhan (growth factor) dan enzim serta nutrisi jaringan mencapai daerah yang luka untuk memperbaiki jaringan. Proses ini menyebabkan pembentukan eksudat pada jaringan yang luka . pada fase ini umumnya didapatkan tanda-tanda radang (Rubor, dolor, kalor, tumor, dan funsiolesa). Pada ase proloferasi, terbentuk jaringan baru pada luka, hal ini ditandai dengan adanya jaringan granulasi yang tamapak yang terdiri atas kolagen dan matrix extraseluler yang mana didalamnya terdapat jaringan pembuluh darah baru yang terbentuk, proses pembentukan pembuluh darah baru ini disebut neovaskularisasi. Angiogenesis. Pembentukan jaringan granulasi yang baik bergabtung pada suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan oleh pembuluh darah, ditandai dengan jaringan yang bergranuler dengan tekstur yang tidak rata, tidak mudah berdarah dan berwarna merah muda. Warna merupakan indikator sehat atau tidaknya jaringan granulasi yang terbentuk, apabila warna berubah menjadi gelap hali ini menandai adanya iskemi jaringan. Fase proliferasi diakhiri dengan proses epitelisasi jaringan diaman sel-sel epitel menutupi jaringan. Fase maturasi mrupakan fase akhir dari penyembuhan luka dimana terjadi setelah luka menutup. Fase maturasi meliputi remodeling kolagen dari tipe I ke tipe III. Fase ini juga ditandai dengan penurunan aktivitas seluler pada jaringan yang luka dan pengurangan jumlah pembentukan pembuluh darah baru (neovaskularisasi). Sumber: www.mayoclinc.com

34. Apa yang dimaksud dengan Degloving injuri? Degloving injury adalah suatu keadaan dimana jaringan kulit dan subkutis tersobek secara paksa dari dasarnya yang berupa fascia sebagai akibat trauma keras dan mendadak/shearing force.

35. Apa yang dimaksud dengan Trigger thumb! Trigger thumb adalah suatu penyakit yang terjadi pada jempol tangan dimana jempol terfiksasi dalam keadaan fleksi, trigger thumb dapat terjadi beberapa bulan setelah kelahiran dan dapat juga merupakan proses degenerative yang biasanya melanda pekerja-pekerja yang biasanya menggunakan jari untuk bekerja missal pada pencuci baju. Patofisiologi dari penyakit ini adalah terjadinya suatu proses peradangan terkhusus pada tendon flexor pollicis longus dimana proses ini dapat menyebabkan tendon menebal dan hal ini akan membuat tendon tersebut tersumbat pada selubungnya sehingga jari terfiksasi dalam posisi fleksi.

36. Apakah yang dimaksud dengan Buckle Fracture ? Buckle Fracture atau disebut juga fraktur torus adalah fraktur incomplete yang sering tejadi pada daerah radius dan ulna distal yang sering ditemukan pada anak-anak di daerah lengan bawah (82%). Hal ini disebabkan daerah metafise pada anak masih lemah, disamping itu tulang relatif ramping dan kurang pengawasan orang tua. . Mekanisme terjadinya trauma disebabkan karena tangan dalam keadaan out stretched dimana pergelangan tangan dalam keadaan hiperekstensi. Terjadi pada korteks di daerah metafisis 23 cm diatas lempeng lempeng epifisis. Klinisnya pembengkakan dan nyeri tekan disekitar pergelangan tangan. Gambarannya berupa kompresi vertikal yang menyebabkan fraktur komunitif atau memecah. Pengobatannya dengan pemasangan gips sirkuler di bawah siku selama 3 minggu. Sumber: (Pengantar ilmu bedah ortopedi Prof. Chairuddin Rasjad,MD.,PH)

37. 5 cardinal sign osteoartritis 1. Narrowing of joint space 2. Subchondral sclerosis 3. Marginal osteophytes 4. Subchondral cyst 5. Bone remodelling Sementara gejala yang sering

dialami oleh pasien terkait dengan osteoarthritis adalah sebagai berikut. Pain. Persendian dapat terasa nyeri, dengan sensasi seperti terbakar atau tajam. Pada beberapa orang, nyeri dapat hilang timbul. Nyeri progresif seiring dengan bertambahnya waktu. Stiffness. Kaku sendi ini dapat muncul terutama di saat pagi hari. Muscle weakness. Terdapat kelemahan otot-otot di sekitar daerah yang terkena Swelling bengkak dapat terjadi, dapat sewaktu-waktu atau berkelanjutan Deformed joints. Terdapat deformitas persendian Reduced range of motion and loss of use of the joint. Ruang gerak persendian yang terdampak jauh menurun dibandingkan orang normal. (Buku Ajar Orthopedi Apley edisi ke 7)

38. Apakah definisi dari Callus ? Merupakan fase lanjutan dari fase hematom dan proliferasi mulai terbentuk jaringan tulang yakni jaringan tulang kondrosit yang mulai tumbuh atau umumnya disebut sebagai jaringan tulang rawan. Sebenarnya tulang rawan ini masih dibagi lagi menjadi tulang lamellar dan wovenbone. Pertumbuhan jaringan berlanjut dan lingkaran tulang rawan tumbuh mencapai sisi lain sampai celah sudah terhubungkan. Fragmen patahan tulang digabungkan dengan

jaringan fibrous, tulang rawan, dan tulang serat matur. Bentuk kalus dan volume dibutuhkan untuk menghubungkan efek secara langsung berhubungan dengan jumlah kerusakan dan pergeseran tulang. Perlu waktu tiga sampai empat minggu agar fragmen tulang tergabung dalam tulang rawan atau jaringan fibrous. Secara klinis fragmen tulang tidak bisa lagi digerakkan. Regulasi dari pembentukan kalus selama masa perbaikan fraktur dimediasi oleh ekspresi dari faktor-faktor pertumbuhan. Salah satu faktor yang paling dominan dari sekian banyak faktor pertumbuhan adalah Transforming Growth Factor-Beta 1 (TGF-B1) yang menunjukkan keterlibatannya dalam pengaturan differensiasi dari osteoblast dan produksi matriks ekstra seluler. Faktor lain yaitu: Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) yang berperan penting pada proses angiogenesis selama penyembuhan fraktur. Pusat dari kalus lunak adalah kartilogenous yang kemudian bersama osteoblast akan berdiferensiasi membentuk suatu jaringan rantai osteosit, hal ini menandakan adanya sel tulang serta kemampuan mengantisipasi tekanan mekanis. Proses cepatnya pembentukan kalus lunak yang kemudian berlanjut sampai fase remodelling adalah masa kritis untuk keberhasilan penyembuhan fraktur.

Jenis-jenis Kalus Dikenal beberapa jenis kalus sesuai dengan letak kalus tersebut berada terbentuk kalus primer sebagai akibat adanya fraktur terjadi dalam waktu 2 minggu Bridging (soft) callus terjadi bila tepi-tepi tulang yang fraktur tidak bersambung. Medullary (hard) Callus akan

melengkapi bridging callus secara perlahan-lahan. Kalus eksternal berada paling luar daerah fraktur bawah periosteum periosteal callus terbentuk di antara periosteum dan tulang yang fraktur. Interfragmentary callus merupakan di

kalus yang terbentuk dan mengisi celah fraktur di antara tulang yang fraktur. Medullary callus terbentuk di dalam medulla tulang di sekitar daerah fraktur.

39. Radiological Callus Diantara dua jenis callus tersebut, pada pemeriksaan x-ray, soft callus biasanya tidak nampak. Lama kelamaan setelah garam kalsium pada soft callus dan tulang baru tumbuh terbentuk medullary/hard callus. Hard callus inilah yang dapat terlihat pada pemeriksaan radiologi.

40. Indikasi amputasi adalah 3D 1. Death Limb (dying), penyakit pembuluh darah perifer bertanggung jawab terhadap hampir 90% dari seluruh amputasi. Penyebab lainnya adalah trauma parah, infeksi, luka bakar, dan frost bite. 2. Dangerous, penyakit yang tergolong berbahaya adalah tumor ganas, sepsis yang potensial lethal dan crush injury. Pada crush injury pelepasan torniquet atau penekanan lain akan berakibat pada kegagalan ginjal (crush syndrome). 3. Damn nulsance, ada keadaan dimana mempertahankan anggota gerak dapat lebih buruk daripada tidak mempunyai anggota gerak sama sekali. Hal ini mungkin dapat disebabkan oleh nyeri, gas gangren. malformasi berat, sepsis berulang atau kehilangan fungsi yang berat. Kombinasi antara deformitaas dan kehilangan sensasi khususnya merupakan masalah yang berat dan pada alat gerak bawah cenderung untuk menyebabkan ulserasi karena tekanan.

41. Tipe-tipe Cedera Syaraf (Seddon, 1943) 1. Neuropraxis Neuropraxis terjadi bila ada gangguan konduksi impuls syaraf di serabut syaraf, dan penyembuhan terjadi tanpa degenerasi wallerian. Neuropraxis adalah tipe cedera syaraf yang paling ringan. Ncuropraxis dapat disebabkan oleh lesi biokimia yang diakibatkan oleh kontusio atau cedera berupa getaran di serabut syaraf. Terjadi

kehilangan fungsi syaraf sementara yang reversibel terjadi dalam berjam-jam atau berbulan-bulan ( pada umumnya 6-8 minggu ). Gangguan pada fungsi motorik biasanya lebih banyak dibandingkan dengan fungsi sensorik. Regenerasi spontan terjadi dalam waktu 1 - 4 bulan. 2. Axonotmesis. Axonotmesis melibatkan kehilangan kontinuitas dari akson dan pembungkus myelin, jaringan ikat syaraf tidak ikut terlibat (jaringan encapsulating, epineurium dan perineurium). Oleh karena kehilangan sambungan akson, degenerasi wallerian terjadi. Kehilangan kedua fungsi motorik dan sensorik lebih cenderung mengarah ke axonotmesis daripada neuropraxia, dan penyembuhan terjadi hanya melalui regenerasi dari akson, yaitu proses yang memerlukan waktu. Axonotmesis merupakan kerusakan yang lebih hebat daripada neuropraxia. Lesi proksimal dapat tumbuh ke arah distal secepat 2 sampai 3 mm sehari dan lesi distal selambat 1,5 mm sehari. Regenerasi memerlukan waktu beberapa minggu. Penyembuhan terjadi dalam 4-9 bulan. 3. Neurotmesis Neurotmesis adalah lesi yang lebih parah, tetapi masih dapat sembuh.

Neurotmesis terjadi pada kontusio yang parah, luka robek, dan laserasi. Tidak hanya axon, tetapi jaringan ikat encapsulating juga kehilangan kontinuitas. Saraf tepi mengalami disorganisasi berat hingga regenerasi tak dapat terjadi. Ini bisa karena sayatan, tusukan, traksi ataupun penyuntikan saraf yang diikuti pembentukan skar. Segmen yang terkena harus dieksisi sebagai bagian perbaikan secara bedah. Pada neurotmesis terdapat kehilangan seluruhnya fungsi motorik, sensorik, dan autonom. Untuk kasus neurotmesis lebih baik menggunakan klasifikasi yang baru, yang lebih lengkap, disebut dengan sistem Sunderland.

Gambar serabut saraf Juwerikz R. Nerve Injury Classification 2007 http://nervestudy.com/topics/nerveinjuryclass.htm

Klasifikasi cedera saraf. Animous. Injury 2009 Klasifikasi cedera syaraf'menurut sistem Sunderland adalah : 1. First-degree

Disebut juga neuropraxia, berupa kerusakan pada serabut myelin, hanya terjadi gangguan konduksi syaraf' tanpa terjadinya degenerasi Wallerian. Syaraf akan sembuh dalam hitungan hari setelah cedera, atau sampai dengan empat bulan. Penyembuhan akan sempurna tanpa ada masalah motorik dan sensorik. 2. Second-degree juga axonotmesis, terjadi diskontinuitas myelin dan aksonal, tidak

Disebut

melibatkan jaringan encapsulating, epineurium dan perineurium, juga akan sembuh sempurna. Bagaimanapun, penyembuhan akan terjadi lebih lambat dari pada cedera firstdegree.

3.

Third-degree

Cedera ini melibatkan kerusakan myelin, akson, dan endoneurium. Cedera juga akan sembuh dengan lambat, tetapi penyembuhannya hanya sebagian. Penyembuhan akan tergantung pada beberapa faktor, seperti semakin rusak syaraf, semakin lemah pula penyembuhan yang terjadi.

4.

Fourth-degree

Cedera ini melibatkan kerusakan myelin, akson, endoneurium, dan perineurium. Cedera derajat ini terjadi bila terdapat skar pada jaringan syaraf, yang menghalangi penyembuhan. 5. Fifth-degree

Cedera ini melibatkan pemisahan sempurna dari syaraf, seperti syaraf yang terpotong. Fourth-degree dan Fifth-degree memerlukan tindakan operasi untuk sembuh.

Tabel 1. Klasifikasi cedera syaraf Derajat syaraf I; Neuropraksia II; Axonotmesis III IV V; Neurotmesis cedera Myelin +/ya ya ya ya Akson tidak ya ya ya ya Endoneuriu m Tidak Tidak Ya Ya Ya Perineurium Epineurium tidak tidak tidak ya ya Tidak Tidak Tidak Tidak Ya

Tabel 2. Cedera syaraf, penyembuhan, dan tindakan bedah Derajat cedera syaraf Penyembuha n spontan Berlangsung penuh hari sampai dalam 4 bulan hitungan setelah Tidak perlu Waktu penyembuhan Tindakan bedah

First neupraxia

cedera

Second Axonotmesis Third

penuh

Regenerasi terjadi kira - kira 1 inci per bulan

Tidak perlu perlu atau

parsial

Regenerasi terjadi kira - kira 1 Tidak inci per bulan Setelah tindakan terjadi

ncurolisis bedah, Perbaikan kira-kira 1 cangkok, transfer bedah, Pcrbaikan syaraf, atau syaraf, atau

Fourth

Tidak ada

regenerasi

inci per bulan Fifth Neurotmesis Setelah Tidak ada tindakan

regenerasi terjadi kira - kira 1 cangkok, inci per bulan transfer

42. False Movement Examination Pergerakan dengan mengajak penderita untuk menggerakkan secara aktif dan pasif sendi proksimal dan distal dari daerah yang mengalami trauma. Pada pederita dengan fraktur, setiap gerakan akan menyebabkan nyeri hebat sehingga uji pergerakan tidak boleh dilakukan secara kasar, disamping itu juga dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan lunak seperti pembuluh darah dan saraf. Pada pergerakan akan nampak pergerakan abnormal yang seharusnya tidak ada pada pergerakan antar persendian.

43. Open fractures, IN OUT-OUT IN

44. Phantom Limb Pain Amputasi dari anggota gerak tubuh umumnya diikuti dengan adanya sensasi bahwa anggota tubuh yang hilang masih dapat dirasakan, dikenal sebagai phantom sensation. Sensasi ini termasuk posisi, bentuk atau gerakan, rasa hangat atau dingin, rasa seperti tersetrum ataukesemutan. Bila sensasi nyeri dirasakan pada anggota gerak tubuh yang telah diamputasi disebut sebagai phantom limb pain, hal ini dikemukakan oleh Mitchell pada tahun 1872. Ambrose Pare seorang ahli bedah militer dari Perancis, pertama kali yang mengemukakan mengenai fenomena post-amputasi. Dia menyebutkan bahwa orang yang diamputasi dapat

mengeluh rasa nyeri yangtidak enak pada anggota tubuh yang hilang setelah diamputasi, setelah itu baru Mitchell mempopulerkan istilah phantom limb pain. Rasa nyeri ini dapat berhubungan dengan posisi atau gerak tertentu, dapat disebabkanoleh faktor fisik seperti perubahan tekanan atau suhu pada anggota gerak yang telah diamputasidan faktor psikologi seperti stress emosional. Phantom limb pain seringkali disalahartikandengan rasa nyeri lainnya yang terjadi di sekitar anggota tubuh yang diamputasi seperti stump pain. Mitchell membedakan beberapa terminologi mengenai fenomena postamputasi.Diantaranya dikenal sebagai phantom limb pain dan stump pain. Phantom limb pain diartikan sebagai sensasi dimana anggota tubuh yang telah diamputasi, dirasakan pasien masih ada dan nyeri. Stump pain yaitu rasa nyeri yang terdapat pada lokasi amputasi.

45. Bagian dari physis plate:

a. Germinal/Resting zone: Lapisan teratas yang terdiri dari sel-sel germinal yang datar dan merupakan tempan penyimpanan bahan-bahan metabolik yang akan digunakan nantinya

b. Proliferating zone: Sel-sel di area ini secara aktif bereplikasi dan tumbuh menjadi lempeng. Sel-sel tersebut disebut seperi tumpukan lempeng. Pada area ini, sel-selnya menggunakan bahan metabolik yang sebelumnya disimpan untuk perjalanan mereka ke metafisis c. Hypertrophic zone: Sel-sel di area ini cenderung membengkak dan berubah menjadi lebih katabolik. Sel mempersiapkan matriks untuk mengalami kalsifikasi dan berubah menjadi tulang. Area ini menjadi letak terlemah secara mekanis. d. Calcied zone: Secara metabolik, matriks menyebar untuk deposisi garam kalsium, dan membentuk osteoid. Di daerah yang dekat metafisis, cabang-cabang pembuluh darah kecil menjalar ke lapisan basal dari lempeng fisis

44. Gambar bagian dari tulang panjang Susunan tulang : Substantia compacta, yaitu tulang yang padat dan tebal Substantia spongiosa, yaitu tulang yang berongga, longgar, dan lunak Ada pada bagian tengah tulang panjang (diaphysis)

Terdapat cavum medullare, bagian ujung tulang (epiphysis). Urat-urat darah dari luar tulang melewati periosteum (lapisan dataran luar tulang) masuk ke dalam tulang dan pada tulang, tampak lubang tempat masuk/keluar urat darah tersebut (foramen nutricium/lubang zat makanan.)

Periosteum pada tulang rawan disebut perichondrium. Di dalam tulang terdapat : Lympha (getah bening)

Medulla ossium (sumsum tulang) Urat syaraf, dsb. Pada cavum medullare, ada semacam selaput yang disebut endosteum.

46. De Quervain Syndrome De Quervains syndrome ditemukan oleh Fritz de Quervain (1868-1940) pada tahun 1895. Awalnya, Fritz de Quervain mendeskripsikan penyakit ini dengan apa yang kita kenal sebagai tenovaginitis yaitu proliferasi jaringan fibrosa retinakulum otot-otot ekstensor dan tendon sheath dari otot ekstensor polisis brevis dan otot abduktor polisis longus. Beberapa tahun kemudian, terjadi stenosis tenosynovitis dari kedua tendon tersebut (kompartemen dorsal pertama) hingga kemudian penyakit ini dikenal dengan nama de Quervains tenosynovitis. Fritz de Quervain memperkenalkan prosedur tiroidektomi sehingga dikenal pula penyakit pada tiroid dengan nama yang sama yaitu de Quervains Thyroiditis. De Quervains syndrome merupakan penyakit dengan nyeri pada daerah prosesus stiloideus akibat inflamasi kronik pembungkus tendon otot abduktor polisis longus dan ekstensor polisis brevis setinggi radius distal dan jepitan pada kedua tendon tersebut.De Quer vains syndrome atau tenosinovitis stenosans ini merupakan tendovaginitis kronik yang disertai penyempitan sarung tendon pada ujung distal radius. Sarung tendon menjadi radang dan menebal, tapi tendon normal. Sering juga ditemukan penebalan tendon. Lokasi de Quervains syndrome ini adalah pada kompartemen dorsal pertama pada pergelangan tangan. Kompartemen dorsal pertama pada pergelangan tangan termasuk di dalamnya adalah tendon otot abduktor polisis longus (APL) dan tendon otot ekstensor polisis brevis (EPB).

Epidemiologi Penyakit de Quervain klasik mempengaruhi mereka yang berada dalam usia 30-50 tahun. Insiden pada wanita mungkin sampai enam kali dari pada pria. Proses ini diperparah oleh aktivitas yang berulang-ulang seperti pelayan atau tukang kayu, bahkan ibu yang menggendong bayinya dan deviasi ulnar simultan pada pergelangan tangan. Penderita sering mencatat peristiwa traumatis. Trauma langsung pada selubung tendon mungkin mendahului gejala, atau patah tulang pergelangan tangan dapat menyebabkan tekanan meningkat ditendon. Kelainan ini juga dapat disebabkan oleh hormon yang berlebihan seperti kehamilan, diabetes melitus dan inflamasi arthritis.

Gambaran klinik Keadaan ini paling biasa pada wanita yang berumur 40-50 tahun, yang mengeluh nyeri pada sisi radius pergelangan tangan. Kadang - kadang tampak adanya pembengkakan pada ujung stiloid radial. Pasien dengan kondisi yang seperti ini biasanya datang dengan nyeri pada aspek dorsolateral dari pergelangan tangannya dengan nyeri yang berasal dari arah ibu jari dan / atau lengan bawah bagian lateral. Pasien dengan tendosyovitis ini menggambarkan rasa sakit dan bengkak pada radial dari pergelangan tangan yang diperparah oleh penggunaan pergelangan tangan dan ibujari. Onset

gejala dapat terjadi tiba-tiba atau bertahap. Rasa sakit sering timbul di bagian proksimal dan distal lengan bawah dan diperparah dengan mengangkat ibu jari menggenggam, dan diperingan dengan istirahat . Beberapa pasien dicatat parestesia sepanjang dorsal ibu jari dan jari telunjuk karena kedekatan radial cabang saraf sensorik dorsal.

Pemeriksaan fisik Tangan dikepal dengan ibu jari di dalam kepalan pada deviasi tangan ke arah ulna timbul nyeri berarti positif de Quervains Tennnosynovitis. Finkelstein tes yang mengacu tendon yang pertama kompartemen distal dan

menyebabkan nyeri yang tajam.

Ada satu manuver lagi yang dapat digunakan untuk memeriksa Tenosynovitis yaitu Brunelli test, caranya adalah dengan deviasi radius sambil lalu dengan sekuat tenaga mengabduksikan ibu jari. Apabila pasien merasa kesakitan, maka tes ini dikatakan positif. Brunelli Test

Terapi a. Non Surgical Obat anti-inflamasi (NSAIDs). Obat-obat ini dapat diambil melalui mulut atau disuntikkan ke dalam kompartemen tendon. Menghindari aktivitas yang menyebabkan nyeri dan pembengkakan

Kortikosteroid. kortikosteroid selubung membantu ke

Injeksi dalam dapat

tendon

mengurangi

pembengkakan dan nyeri. b. Surgical Methods Tindakan operasi mungkin diperlukan jika gejala yang parah atau tidak membaik. Tujuan pembedahan adalah untuk kompartemen untuk membuka (penutup) lebih

membuat

banyak ruang untuk tendon.

48. Tennis Elbow

Tennis elbow merupakan salah satu jenis overuse syndrome dan kondisi ini timbul sebagai akibat dari ekstensi pergelangan tangan yang berlebihan. Hal ini sering ditemukan pada orang-orang yang terbiasa melakukan repetisi supinasi dan pronasi lengan bawah ketika sendi siku sedang dalam keadaan ekstensi (seperti gerakan pemain tenis yang melakukan pukulan backhand). Dulu, tennis elbow dikenal juga dengan istilah epikondilitis lateral, karena ada dugaan bahwa inflamasi memainkan peranan penting dalam timbulnya gejala. Namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa penggunaan istilah tersebut

kurang tepat, karena secara umum, ketika dilakukan pemeriksaan mikroskopik tendon, tidak ditemukan adanya tanda-tanda inflamasi, namun yang ada justru degenerasi angiofibroblast dan kolagen-kolagen yang tersusun secara tidak beraturan. Gejala Nyeri disekitar sendi siku bagian luar yang akan bertambah jika melakukan gerakan mengenggam dan mengerakkan ke arah dorsal.Hal yang paling umum pada tennis elbow yaitu :

Nyeri di bagian luar sendi siku Nyeri saat mengangkat benda Nyeri yang menjalar ke bagian lengan bawah

Nyeri yang berkaitan dengan tennis elbow biasanya bertahap, akan tetapi juga bisa terjadi secara mendadak. Umur rata rata pasien tennis elbow diantara 35 tahun sampai 65 6ahun , antara laki laki dan wanita hampir sama. Tennis elbow terjadi pada lengan yang dominan sekitar 75 persen. Semua orang bisa terkena tennis elbow akan tetapi tennis elbow sering dijumpai pada Pekerja Manual seperti tukang kayu, tukang cat, tukang kebun. Pemeriksaan

X-rays pasien dengan tennis elbow sebagian besar normal. Tes yang lain seperti EMG biasanya diperlukan apabila terjadi ada hal yang lain selain kondisi tennis elbow itu sendiri.

Penyebab lain dari nyeri sendi siku yaitu diantaranya instabilitas sendi, arthritis siku, dan radial tunnel sindrome.

Penanganan Tenis Elbow

Obat pereda nyeri seperti ibuprofen atau aspirin untuk mengurangi rasa sakit. Dengan meredakan rasa nyeri, orang-orang dapat tetap melanjutkan aktifitas normal dalam segala cara. Rasa nyeri dapat menjadi sangat melemahkan yang menyebabkan hilangnya produktifitas dimana solusi untuk obat pereda rasa nyeri siku tenis sulit untuk dicari.

Diberikan es pada area yang nyeri selama tidak lebih dari 20 menit. Pastikan membungkus es didalam handuk, karena kalau terlalu dingin akan membuat kulit rusak. Es dapat meredakan nyeri siku tenis dikarenakan dapat menghambat

peradangan oleh konstriksi pembuluh darah ke daerah luka. Namun, hal itu hanya mengurangi nyeri untuk jangka waktu yang pendek.

Untuk olahragawan, jangan lupa untuk melakukan pemanasan sebelum mulai masuk ke permainan sesungguhnya.

49. Origo insersio Origo : tendon yang melekat pada tulang yang tidak berubah kedudukannya ketika otot berkontraksi. Insersio : tendon yang melekat pada tulang yang bergerak ketika otot berkontraksi.

50. INFEKSI NOSOKOMIAL Infeksi yang terjadi pada pasien rawat inap di Rumah Sakit yang tidak terdapat waktu masuk atau tidak dalam masa inkubasi. Arti kata Nosokomial berhubungan dengan tempat tidur pasien (bedside associated) secara praktis juga berarti yang berhubungan dengan tempat perawatan, seperti rumah Sakit, Rumah Bersalin, Rumah Panti Werda BATASAN 1. Apabila pada waktu dirawat di RS, tidak dijumpai tanda-tanda klinik infeksi tersebut. 2. Pada waktu penderita mulai dirawat tidak dalam masa inkubasi dari infeksi tersebut.

3. Tanda-tanda infeksi tersebut baru timbul sekurang-kurangnya 3 x 24 jam sejak mulai dirawat. 4. Infeksi tersebut bukan merupakan sisa (residual) dari infeksi sebelumnya. 5. Bila pada saat mulai dirawat di RS sudah ada tanda-tanda infeksi, tetapi terbukti bahwa infeksi didapat penderita pada waktu perawatan sebelumnya dan belum pernah dilaporkan sebagai indeksi nosokomial. Perkecualian : 1. Bila tanda-tanda infeksi sudah timbul pada masa kurang dari 3 x 24 jam sejak mulai perawatan, tergantung masa inkubasi dari masing-masing jenis infeksi. 2. Untuk penderita yang setelah keluar dari rumah sakit kemudian timbul tanda-tanda infeksi, baru dapat digolongkan sebagai infeksi nososkomial apabila infeksi tersebut dapat dibuktikan berasal dari rumah sakit. 3. Tidak termasuk infeksi nosokomial yaitu keracunan makanan yang tidak disebabkan oleh produk bakteri.

. JENIS AMPUTASI Berdasarkan teknik yang dipakai secara garis besar amputasi dibagi atas :
1. Closed amputation (Definitive Amputation)

Pada amputasi jenis ini, ujung stum ditutup dengan flap kulit. Amputasi jenis ini memerlukan pemasangan drain yang biasanya dibiarkan selama 48-72 jam setelah operasi. Ujung stump akan memiliki bentuk yang lebih baik dengan letak parut yang diatur tidak pada ujung stump sehingga memudahkan pemakaian prostesis kemudian. Amputasi seperti ini dilakukan pada keadaan yang tidak disertai infeksi berat dengan kerusakan jaringan lunak atau kontaminasi yang minimal. Dikenal : a. Definitive end-bearing amputation Amputasi ini dilakukan jika kemudian akan diberikan beban berat badan pada ujung stump. Pada keadaan ini parut amputasi tidak boleh terletak diujung stump dan tulang

harus padat tidak berongga. Untuk itu tulang harus dipotong melewati sendi atau mendekati sendi. Contohnya adalah amputasi melewati sendi lutut dan Symes amputation. b. Definitive non-end-bearing amputation Ini merupakan amputasi yang paling sering dilakukan. Seluruh amputasi anggota gerak atas dan kebanyakan amputasi anggota gerak bawah termasuk dalam jenis ini. Karena beban berat badan tidak akan ditumpukan pada ujung stump, maka parut luka dapat terletak terminal. Beberapa hal yg perlu diperhatikan : Penggunaan torniket sangat membantu (kecuali pada tungkai yang iskemik) Level Amputasi berhub dengan prostesis yang tersedia (dulu) Flap dari kulit > penting dibanding dengan level amputasi Otot dipotong kurang lebih 5 cm distal dari level tulang yg diamputasi. Syaraf >> ahli bedah cara terbaik adalah setelah dibebaskan dari jar.sekitar, syaraf ditarik ke distal & dipotong. Pembuluh darah dipisahkan dan diligasi dua kali. Tonjolan tulang yang tidak dapat tertutup jaringan lunak sekitar harus direseksi. Penggunaan drain

2. Open amputation Ujung stump tidak ditutup dengan flap kulit dan amputasi ini dilakukan sebagai tindakan sementara yang akan diikuti dengan penjahitan sekunder, re-amputasi, revisi, dan rekonstruksi plastik. Open amputation bertujuan untuk mencegah atau menghilangkan infeksi sehingga penutupan stump dapat dilakukan tanpa resiko terbukanya kembali jahitan. Indikasinya adalah bagi luka yang terinfeksi dan kerusakan jaringan lunak luas atau kontaminasi tinggi. Open amputation terbagi dua jenis, yaitu open amputation with inverted skin flaps dan circular open amputation. Pada jenis yang pertama penutupan luka dilakukan kemudian setelah 10-14 hari tanpa memerlukan pemendekan stump. Pada jenis kedua penyembuhan luka sering lama dan dipengaruhi oleh tarikan kulit terus menerus

diujung stump yang cenderung menarik seluruh jaringan ke ujung stump. Circular open amputation juga diikuti oleh pembentukan parut diujung stump yang akan menyulitkan pemasangan prosthesis. Untuk menghindari penyembuhan yang lama dan letak parut yang tidak baik, circuler open amputation sering diikuti dengan reamputation yang lebih proksimal. Site of election: Amputation level Transradial (forearm) Transhumeral Transfemoral Transtibial

optimum

shortest

longest biceps 5cm above wrist joint above

Junction proximal 2/3 3cm below and distal insertion Middle third Middle third 8cm

4cm below axillary 10 cm fold olecranon 8cm below ramus

pubic 15cm above medial joint line of knee

7cm below medial Level of which joint lineof knee mioplasty can be done

INDICATIONS An arm which is so severely injured that there is no chance of recovery of any part of the hand, fingers or thumb. A leg which is so severely injured that you cannot restore the continuity of its vessels or nerves, especially when there is gross contamination or severe muscle or skin loss. Loss of bone alone without nerve or vascular injury does not usually justify amputation. Gas gangrene. Established gangrene due to vascular injury. Continued infection with severe bone or nerve injury. Secondary haemorrhage if all other measures fail. Multiple in injuries in a gravely ill shocked patient. Amputation may be the simplest and fastest way of removing large amounts of damaged muscle, and so saving his life. Occasionally also for epitheliomas, bone tumours, or snake bites.

PRINSIP TEKNIK AMPUTASI Torniquet selalu digunakan kecuali jika terdapat insufisiensi arterial. Flap kulit dibuat sedemikian rupa sehingga panjang gabungan keseluruhan flap sama dengan 1,5 x lebar anggota gerak pada level amputasi. Sebagai suatu ketetapan, flap anterior dan posterior dengan panjang yang sama dipakai untuk amputasi pada anggota gerak atas dan amputasi transfemoral (above knee), uhntuk amputasi below knee falp posterior dibuat lebih panjang. Otot dipotong distal dari tempat pemotongan tulang, kelompok otot yang saling berhadapan kemudian dijahit diatas ujung tulang dan juga keperiosteum (myoplasty) sehingga memberikan kontrol otot yang lebih baik dan juga sirkulasi yang lebih baik. Saraf dipotong proksimal dari tempat pemotongan tulang. Harus benar-benar diperhatikan agar ujung saraf yang terpotong tidak mendapatkan tekanan karena tumpuan berat badan. Tulang dipotong pada tempat yang telah ditentukan. Pada amputasi transtibial bagian depan tibia biasanya dibuat serong dan dikikir agar terbentuk tepi yang halus dan membulat. Fibula dipotong 3 cm lebih pendek. Pembuluh darah utama diikat, dan setiap sumber perdarahan diikat dengan baik. Pada closed amputation kulit dijahit tanpa tegangan, drain dipasang dan kemudian stump dibalut erat. Jika terbentuk hematoma, ini harus segera dievakuasi. Pembalutan berulang dengan pembalut elastis dilakukan untuk membantu pengerutan stump dan menciptakan bentuk ujung yang konikal. Otot-otot harus tetap dilatih, sendi tetap dijaga agar bergerak dan pasien diajarkan untuk menggunakan prosthesisnya.

Picture provided by John

ARTERI RADIALIS Arteria brachialis di dalam fossa cubiti berada pada linea mediana, dan setinggi collum radii membentuk bifurcatio menjadi arteria radialis dan arteria ulnaris. Dari arah perjalanannya tampak seolah-olah arteria radialis merupakan kelanjutan dari arteria brachialis. Diameter arteria radialis adalah lebih kecil daripada arteria ulnaris.

Arteria radialis dibagi menjadi 3 bagian, sebagai berikut: Bagian pertama, terletak antara collum radii dan sisi medial processus styloideus radii Bagian kedua, mulai dari arteria radialis membelok ke posterior di sebelah distal processus styloideus radii sampai ketika arteri itu meninggalkan Anatomical Snuffbox. Bagian ketiga, mulai dari tempat di mana arteria radialis berjalan melalui kedua caput m.interosseus dorsalis I menuju ke vola manus. Bagian pertama arteria radialis berada pada regio brachium, ditutupi oleh m.brachioradialis di bagian proximal, berjalan pada facies ventralis tendo m.biceps brachii, m.supinator, insertio m.pronator teres, caput radialis m.flexor digitorum superficialis, m.flexor pollicis longus, m.pronator quadratus dan ujung distal os radius [ di sini dapat diraba pulsasinya ].

Pada sepanjang antebrachium m.brachioradialis berada di sebelah lateral arteria radialis. Di sepertiga bagian medial antebrachium nervus radialis berjalan di sebelah lateral arteria radialis. M.flexor carpi radialis berada di sebelah medial dari arteria radialis. perabaan denyut arteri radialis paling baik terletak pada distal radius sebelah lateral terhadap musculus flexor carpi radialis.

You might also like