Professional Documents
Culture Documents
Bambang Rusdiarso
ABSTRAK
Telah diteliti ekstraksi pelarut emas (III) dalam konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia dengan
8-Metilxantin. Tiga tahapan penelitian telah dilakukan yaitu sintesis ekstraktan 8-Metilxantin, uji
kemampuan dan selektifitas ekstraksi emas dan aplikasinya dalam ekstraksi emas dalam sampel
konsentrat tembaga. Hasil sintesis menunjukkan bahwa ekstraktan 8-Metilxantin berupa kristal
putih kekuning-kuningan dengan titik lebur 366 – 368 oC. Selektivitas ekstraksi emas (III)
terhadap ion logam tembaga dan ion logam besi, sangat tinggi. Ekstraktan 8-Metilxantin mampu
mengisolasi emas (III) dalam konsentrat tembaga dan struktur senyawa hasil ekstraksi diduga
merupakan senyawa komplek dua inti
ABSTRACT
15
Berkala MIPA, 17 (2), Mei 2007
menggunakan natrium sianida yang sangat Konsentrasi ekstraktan, pH, lama pengadukan dan
beracun (Parkes dan Phil, 1961). Pada metode adanya logam lain dalam sistem. Konsentrasi emas
amalgamasi, penggunaan merkuri dapat total dalam phase air ditentukan dengan metode
berdampak mencemari lingkungan. Oleh karena spektrometri serapan atom, dan konsentrasi emas
itu, perlu dilakukan usaha untuk menciptakan dalam phase organik dihitung berdasarkan
metode pemisahan emas alternatif yang lebih baik konsentrasi emas sebelum dan sesudah proses
(Steele et al, 2000). ekstraksi. Pengaruh pH larutan (keasaman) phase
Diantara beberapa metode isolasi logam- air dipelajari dengan cara memvariasikan
logam yang mempunyai nilai ekonomis, metode konsentrasi larutan NaOH yang digunakan dalam
ekstraksi pelarut adalah suatu metode yang telah sistem ekstraksi. Untuk mengetahui selektivitas
banyak aplikasinya didalam bidang industri saat ekstraksi, khususnya terhadap logam-logam yang
ini (Mojski, 1980, Jensen et al, 1980, Lewis et al, terkandung dalam sampel konsentrat tembaga,
1975, Mojski, 1979, Zipperian and Raghavan, misal : tembaga (II), dan besi (II) , kedalam
1998). Pemilihan metode ekstraksi pelarut untuk sampel larutan emas (III) ditambahkan logam
keperluan pemisahan logam, pada umumnya, pengganggu tersebut dengan konsentrasi dua kali
disebabkan oleh kelebihan-kelebihan yang konsentrasi emas (III). Untuk mengetahui
dimilikinya, diantaranya, mudah, desain kemampuan ekstraktan hasil sintesis (metilxantin),
eksperimennya sederhana, cepat prosesnya dan diaplikasikan pada ekstraksi emas (III) dalam
luas cakupannya. Teknik ekstraksi pelarut sudah sampel konsentrat tembaga yang diperoleh dari PT
digunakan secara besar-besaran untuk memperoleh Freeport Indonesia
kembali logam-logam trace yang mempunyai nilai
ekonomis (emas, perak) (Bailes et al, 1980, 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kordosky,1993) ; yang merugikan lingkungan
(logam radioaktif atau beracun) (Paping, 1983, Sintesis 8-Metilxantin.
Ayres, 1997) ; atau untuk memisahkan logam yang Hasil sintesis 8-metilxantin terdiri dari
mempunyai sifat mirip (misal : Zr-Hf, Ni-Co, Nb- empat tahapan sintesis, yaitu sintesis 5-nitroso-6-
Ta, Logam tanah jarang) (Ritshey dan Ashbrock, aminourasil ( tidak stabil sehingga tidak dapat
1984). ditentukan efisiensinya), reduksi gugus nitro,
Penerapan metode ekstraksi pelarut untuk asetilasi dan siklisasi. Dibandingkan dengan
pemisahan emas, memerlukan suatu ekstraktan metode Norman, yang menggunakan pereduksi
yang memiliki selektivitas pemisahan tinggi, natrium ditionit (Na2 S2 O4 ), efisiensi reduksi
karena emas merupakan unsur kelumit (trace) senyawa nitroso yang diperoleh dalam penelitian
diantara logam – logam lain yang merupakan ini (61 %) lebih rendah, yaitu berkisar antara 68%
unsur utama (Deschenes, 1998, Addison, 1980), - 81% (Norman, 1963). Menurut Forterfield
seperti komposisi yang terdapat dalam sampel (1984), diantara oksonium belerang, ditionit
konsentrat tembaga PT Freeport. merupakan pereduksi yang paling kuat. Kurang
baiknya efisiensi reduksi yang diperoleh (61%),
2. METODOLOGI kemungkinan besar disebabkan oleh kurang
kuatnya sifat pereduksi amonium sulfida yang
Sintesis metilxantin, H3 MeX, dilakukan digunakan dalam penelitian ini. Menurut Smith
berdasarkan cara-cara sintesis aminourasil Norman (1990), mekanisme reaksi reduksi yang melibatkan
(1963) dan metode Traube (Speer dan Raymond, transfer atom O oleh pereduksi oksoanion belerang
1953). Karakterisasi terhadap hasil sintesis melibatkan pasangan elektron bebas atom S.
dilakukan berdasarkan spektra IR (infra merah) Sehingga diperkirakan mekanisme reaksi reduksi
dan titik leburnya. transfer atom O dari gugus nitroso oleh pereduksi
Ekstraksi dikerjakan dalam suatu tabung amonium sulfida disajikan pada gambar 1.
gelas 100 ml, dalam termostat dengan temperatur Selain faktor kekuatan reduksi, efisiensi
larutan 25 + 1 o C, dilengkapi dengan elektroda reduksi juga dapat dipengaruhi oleh suhu reaksi
gelas dan pengaduk magnetik. dan perbandingan jumlah pereduksi dan air.
Pelaksanaan ekstraksi dilakukan selama 30 Asetilasi tahap ketiga, mengacu pada
menit. Setelah terjadi kesetimbangan, phase air penelitian Traube (Speer dan Ramond, 1953),
dan phase organik dipisahkan. Variabel yang memiliki efisiensi yang cukup tinggi (84,9%), dan
dipelajari pada pelaksanaan ekstraksi meliputi :
16
Bambang Rusdiarso, Studi Ekstraksi Pelarut
perkiraan mekanisme reaksi asetilasi disajikan ditentukan oleh kondisi reaksi yaitu suhu reaksi
pada gambar 2. dan lama pemanasan. Mekanisme reaksi siklisasi
Karena proses siklisasi tidak melibatkan diperkirakan mengikuti skema pada gambar 3.
pereaksi lain, maka efisiensi proses siklisasi hanya
Gambar 1. Mekanisme reaksi reduksi transfer atom O dari gugus nitroso oleh pereduksi amonium sulfida
17
Berkala MIPA, 17 (2), Mei 2007
8-metilxantin
Gambar 3. Mekanisme reaksi siklisasi
18
Bambang Rusdiarso, Studi Ekstraksi Pelarut
19
Berkala MIPA, 17 (2), Mei 2007
meningkat dengan peningkatan konsentrasi bentuk anion, diikuti dengan pembentkan ikatan
H3 MeX. Kondisi optimum ekstraksi dengan kelat melalui N(3) setelah melepas proton. Karena
pelarut diklorometan tercapai pada konsentrasi proses pembentukan kompleks terjadi dalam
ekstraktan 8 x 10-4 M, dimana perbandingan mol suasana cukup asam, maka dapat terjadi protonasi
ekstraktan H3 MeX dengan emas (III) 3 : 1. Hasil terhadap N(7).
ekstraksi sampel konsentrat tembaga PT Freeport Kompleks netral emas(III) hanya dapat
diperoleh sbb : Emas (0,0092%) , Tembaga (46, terbentuk bila dua ligan Cl- dalam kompleks
44%) dan Besi (39,28%). Efisiensi ekstraksi yang [AuCl4 ]- tergantikan oleh sebuah ligan kelat asam
mencapai 98,5% mengindikasikan bahwa proses berbasa satu. Ikatan kelat yang terbentuk oleh
ekstraksi emas (III) melalui pembentukan komplek senyawa-senyawa turunan purin (misal :
kelat netral. hipoxantin, xantin) dimana atom-atom N(3) dan
Pembentukan kompleks kelat netral pada N(9) tidak teralkilasi, biasanya melalui atom N(3)
proses ekstraksi emas(III) merupakan substitusi dan N(9) tersebut. Kompleks yang dihasilkan,
ligan. Mekanisme reaksi substitusi ligan pada biasanya merupakan kompleks inti ganda atau
kompleks segi empat planar adalah mekanisme kompleks dimer (Colacio dkk, 1996). Jadi atom
asosiatif (Katalis dan Gordon, 1987, Huheey dkk, N(3) dan N(9) pada H3 MeX juga tidak teralkilasi,
1993). sehingga ikatan kelat antara H3 MeX dengan emas
Persamaan reaksi proses ekstraksi emas (III) dapat terjadi melalui atom-atom tersebut.
(III) dengan H3 MeX disajikan persamaan (1) : Kompleks kelat netral emas (III)- H3 MeX diduga
[AuCl4 ]- + H3 MeX + H2 O ← →
merupakan kompleks dwi inti dengan struktur
[AuCl2 H2 MeX] + 2Cl- + H3 O+ gambar 4. Selain melalui N(3) dan N(9), ikatan
dimana kelat oleh H3 MeX juga dapat terjadi melalui N(7)
[ A u C2l H2 M e X ] [ -C2l ] [3H O
+
] dan O karbonil C(6) sehingga kompleks kelat yang
Kex = -
(1) terbentuk merupakan kompleks monointi, dengan
[AuCl 4 ] [HMeX]
3
20
Bambang Rusdiarso, Studi Ekstraksi Pelarut
21
Berkala MIPA, 17 (2), Mei 2007
22